Anda di halaman 1dari 18

Pelaksanaan

perioperative
care pada
anak

Kelompok 12
Perioperative Care
Keperawatan perioperatif istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan
dengan pembedahan pasien. Perioperative adalah suatu istilah
gabungan yang mencakup tiga fase pembedahan, yaitu preoperative
phase, intraoperative phase dan post operatif phase.
Pengertian
Dalam 3 fase tersebut, dimulai pada waktu tertentu dan berakhir pada
waktu tertentu pula dengan urutan peristiwa yang membentuk
pengalaman bedah dan masing-masing mencakup rentang perilaku
dan aktivitas keperawatan yang luas yang dilakukan oleh perawat
dengan menggunakan proses keperawatan dan standar praktik
keperawatan.
Pre-operative
Merupakan tindakan awal perawat dalam rangka
mempersiapkan pasien untuk dilakukan
pembedahan yang bertujuan untuk menjamin
keselamatan pasien

Tahapan
Intra-operative
Tahap ini dimulai saat pasien dipindahkan ke
Perioperative
meja ruangan operasi dan diakhiri dengan
pemindahan pasien ke Post Anesthesia Care Unit
(PACU)

Post-operative
Pada tahap ini merupakan lanjutan dari dari
tahap preoperatif dan intraoperatif yang dimulai
ketika pasien diterima di ruang pemulihan
(recovery room) dan berakhir sampai evaluasi
tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah
Klasifikasi perawatan perioperative

Menurut urgensi

Emergency / Urgent Diperlukan


kedaruratan

Elektif Pilihan
Lanjutan....

Menurut Faktor Resiko

Menimbulkan trauma fisik


yang luas, resiko kematian
Mayor sangat serius, contohnya
abdominal histerekstomi
atau pengangkatan Rahim.

Menimbulkan trauma fisik


yang minimal dengan
Minor resiko kerusakan yang
minim, contohnya
sirkumsisi
Konsep dasar

Preoperative adalah fase atau tahap dimana dimulai ketika


keputusan untuk menjalani operasi atau pembedahan dan
berakhir ketika pasien dipindahkan ke ruang operasi
(Smeltzer and Bare, 2002). Setiap pasien baik itu dimulai
dari bayi, anak-anak, dewasa hingga lansia yang akan
melakukan operasi atau pembedahan akan dilakukan

Pre-operative pengkajian preoperative untuk menilai kesehatan pasien


dan menurunkan kecemasan pasien maupun keluarga serta
mengurangi kemungkinan munculnya komplikasi
postoperative.

Persiapan fisik, persiapan penunjang maupun persiapan


mental perlu dipersiapkan untuk melakukan pembedahan
karena suatu kesuksesan suatu tindakan pembedahan klien
berawal dari kesuksesan persiapan atau pada tahap
preoperative
Lanjutan...
Dalam tahap ini perlu
dilakukan pengkajian yang
bertujuan untuk
meminimalkan kemungkinan
komplikasi postoperative. Riwayat
Sebagian besar pengkajian Keperawatan
dimulai sebelum memasuki
ruang bedah, tempat
penyediaan layanan kesehatan Riwayat
Kesehatan
Faktor Usia

Riwayat
Pengobatan
pre-operative
Masalah pada fase
Masalah yang paling sering ditemukan pada fase pre operatif adalah kecemasan. Rasa
cemas tersebut dapat timbul dari lingkungan fisik yang asing, masa hospitalisasi, berpisah
dengan orang tua, prosedur tindakan invasif maupun traumatik.

Kecemasan pada anak-anak sebelum menjalani proses operasi ditandai dengan anak akan
mengalami gelisah, gemetar, peningkatan denyut jantung, susah tidur, tidak menatap
orang yang sedang diajak berbicara, telapak tangan berkeringat, nafas pendek, kadang-
kadang gelisah disertai menangis, berhenti berbicara atau bermain, anak akan mulai
menangis dan anak-anak sering kali melarikan diri ketika melihat tenaga medis.

Akibat dari rasa cemas tersebut akan ada kemungkinan operasi tidak bisa dilaksanakan
karena pada anak akan mengalami kecemasan sebelum operasi muncul gejala seperti
peningkatan tekanan darah serta irama jantung yang tidak normal, sehingga jika tetap
dilakukan operasi dapat mengakibatkan penyulit dalam menghentikan perdarahan bahkan
setelah operasi sangat mengganggu proses penyembuhan.
Dalam intervensi keperawatan preoperative ini
Diagnosa menyediakan klien dan keluarga akan
pemahaman tentang operasi atau pembedahan
Keperawatan dan menekankan klien secara fisik dan
psikologis untuk intervensi bedah.
1. Informed Consent
Klien dengan masalah kesehatan yang sudah 2. Promosi Kesehatan
ada sebelumnya cenderung memiliki
berbagai diagnosis beresiko, misalnya klien
yang sudah menderita bronchitis, memiliki
suara yang nafas yang tidak normal dan
batuk tidak efektif akan beresiko untuk Intervensi
mengalami tidak efektifnya bersihan jalan Keperawatan
nafas
Intra-operative
Fase intraoperative dimulai ketika pasien masuk kamar bedah dan berakhir saat pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan atau ruang perawatan intensif (Hipkabi, 2014). Pengkajian
yang dilakukan perawat kamar bedah pada fase intraoperative lebih kompleks dan harus
dilakukan secara cepat dan ringkas agar segera dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai.

Konsep
Pasien selama proses pembedahan adalah menjadi tanggung jawab tim bedah, yang minimal
terdiri dari dokter (operator), tim anastesi, perawat scrub, dan perawat sirkulasi (Litwack,
2009).

Dasar Perawat Scrub (Scrub nurse) merupakan perawat kamar bedah yang memiliki tanggung
jawab terhadap manajemen area operasi dan area steril pada setiap jenis pembedahan
(Muttaqin, 2009)
Perawat Sirkulasi (circulation nurse) merupakan perawat berlisensi yang bertanggung
jawab untuk mengelola asuhan keperawatan pasien di dalam kamar operasi dan
mengkoordinasikan kebutuhan tim bedah dengan tim perawatan lain yang diperlukan
untuk menyelesaikan tindakan operasi (Litwack, 2009)
Kesusahan dalam intubasi: faktor yang mempengaruhi terjadinya kesusahan
perawat dalam melakukan intubasi yaitu adanya obesitas, micrognathia,
pembedahan leher, kelainan pada gigi, fasies sempit, langit-langit tinggi dan
melengkung, leher pendek atau tebal, adanya trauma pada wajah atau leher.
Induksi dan ekstubasi laringospasme: Induksi dan ekstubasi adalah periode
intraoperatif yang terjadi selama laringospasme. Keadaan ini merupakan

Masalah
kegawatdaruratan pernafasan yang harus cepat ditangani.
IV access: Penyediaan IV access perlu disediakan oleh perawat, karena perawat
harus mampu melihat atau meraba vena yang kecil dan sulit untuk ditemukan.
Keperawatan Positioning, perawatan kulit dan persiapan bedah: Semua pasien bedah
beresiko mengalami kerusakan kulit, namun bayi baru lahir premature,

Intra-operative neonatus, anak-anak dengan gangguan gizi dan anak dengan penyakit kronis
memiliki lebih besar kerusakan kulit. Perawatan kulit bagi setiap pasien
membutuhkan perencanaan yang matang, terutama untuk bayi baru lahir
premature yang menggunakan teknik lembut dan hati-hati ntuk mencegah
kerusakan kulit.
Termoregulasi: Bayi premature, neonatus, dan bayi yang memiliki masalah
dalam pengaturan suhu tubuh dan pencegahan hipotermia adalah signifikan
kekhawatiran pada pasien bedah pediatrik. Pasien-pasien ini beresiko untuk
kehilangan panas karena ukuran kepala mereka lebih besar daripada tubuh
mereka, kulit tipis, kekurangan lemak subkutan
Sepanjang prosedur operasi, pastikan
Dokumentasi catatan kegiatan perawatan klien dan
Keperawatan prosedur yang dilakukan oleh personal
kamar operasi telah akurat.
Dokumentasi perawatan intraoperative
memberikan data yang berguna untuk
Sepanjang prosedur operasi, pastikan periode postoperative klien
catatan kegiatan perawatan klien dan
prosedur yang dilakukan oleh personal
kamar operasi telah akurat.
Dokumentasi perawatan intraoperative
memberikan data yang berguna untuk Evaluasi
periode postoperative klien
Post-operative

Konsep Dasar

Fase post operatif merupakan fase dimana lanjutan dari fase pre dan intra operatif,
perawat bertugas mengkaji efek anestesi, memantau tanda-tanda vital, evektifitas
jalan nafas, dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul pasca pembedahan
(Santoso et al, 2016). Secara garis besar pembedahan dibedakan menjadi dua, yaitu
pembedahan mayor dan pembedahan minor (Mansjoer, 2000). Pembedahan mayor
tindakan bedah besar yang menggunakan anestesi umum/ general anestesi, yang
merupakan salah satu bentuk dari pembedahan yang sering dilakukan
(Sjamsuhidayat, 2005), sedangkan pembedahan minor dipakai untuk tindakan
operasi ringan yang biasanya dikerjakan dengan anestesi lokal, seperti mengankat
tumor jinak, kista pada kulit, sirkumsisi, esktraksi kuku, penanganan luka.
Perbedaan Airway: Perawat harus mampu mempertahankan jalan nafas anak,
anak lebih beresiko untuk obstruksi jalan nafas dan hipoksemia dibandingkan
dengan pasien dewasa. Pada saat tidur anak sering mengalami gangguan
pernafasan pasca operasi.

Masalah Muncul delirium: Delirium muncul bersamaan dengan nyeri dan analgesik yang
digunakan untuk mengobati delirium tersebut. Faktor-faktor yang

pada fase menyebabkan meningkatnya termasuk diusia muda (2-6 tahun) yaitu
kecemasan praoperasi dan jenis anastesi
Perubahan pola tidur: Menurut studi bahwa 47% dari anak-anak mengalami

post- perubahan pola tidur pasca operasi setelah diberikan anastesi dan 14% dari
anak-anak mengalami penurunan presentase waktu yang dihabiskan untuk

operative tidur setelah operasi. Penyebab utama mengalami kesulitan tidur pada anak
yaitu rasa nyeri pasca operasi. Kepribadian orang tua terutama kecemasan dan
usia anak dapat memprediksi efiensi tidur pada anak-anak setelah operasi.
Perubahan Perilaku: Perubahan perilaku pada anak-anak setelah operasi dapat
berkembang perilaku negatif pasca operasi. Perilaku negative pada anak yang
terjadi yaitu gangguan pola tidur, gangguan makan, kecemasan.
Nyeri Pasca Pembedahan: . Anak pasca operasi seringkali dihadapkan pada
permasalahan adanya proses peradangan akut dan nyeri yang mengakibatkan
keterbatasan gerak. Akibat dari nyeri pasca operasi pasien menjadi immobil
yang merupakan kontradiksi yang dapat mempengaruhi kondisi seseorang
yang berakibat memberikan rasa ketakutan pada pasien untuk dapat bergerak
atau mobilisasi yang dapat menurunkan kualitas hidup, bahkan nyeri
merupakan sumber frustasi (Potter dan Perry, 2005).
Resiko Jatuh

Nyeri akut berhubungan

Diagnosa
dengan pencidera
biologis (tindakan
pembedahan), tindakan
anastesi
Gangguan
Keperawatan pola tidur
berhubungan
dengan kurang
kontrol tidur.
Resiko
Infeksi
Resiko Jatuh
Antisipasi gerakan, jalur dan selang yang tidak berhubungan
selama melakukan pemindahan dan menamankan dan
mendukung mereka pada posisi yan tepat
Bantu induksi apabila dibutuhkan dengan bersiap-siap untuk
memberikan tekanan

Intervensi Pasang pengaman tempat tidur

Keperawatan
Gangguan Pola Tidur
Berikan teknik relaksasi
Dorong posisi nyaman dan bantu dalam mengubah posisi
Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa barang milik
pasien contoh bantal
Buat rutinitas tidur baru yang dimasukan dalam pola lama dan
kebiasaan baru
Nyeri Akut
Catat umur, dan berat pasien masalah medis atau psikologis yang
muncul kembali, sensitivitas indionsinkratik analesic dan muncul
proses intraoperasi

Intervensi
Observasi efek analgesik
Lakukan reposisi sesuai petunjuk misalnya semi fowler
Berikan teknik relaksasi dan distraksi

Keperawatan
Resiko Infeksi
Control infeksi, steralisasi dan prosedur/kebijakan aseptic
Periksa kulit untuk memeriksa adanya infeksi yang terjadi
Sediakan pembalut steril
Identifikasi gangguan pada teknik aseptic dan atasi dengan segera
pada waktu terjadi
Thank You

Anda mungkin juga menyukai