B. Pengetahuan Ilmiah
Ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan yang benar, salah satunya adalah dengan
menggunakan ilmu. Sesuatu yang bersifat ilmu adalah ilmiah. Ilmu yang diperoleh dari hasil
penelitian atau studi disebut ilmu pengetahuan. Pengetahuan disebut ilmiah )ika memenuhi
syarat-syarat berikut:
- obyektif,
- luas dan dalam,
- relatif dan dapat diabstaksi,
- dilakukan dengan sistematis dan dapat dikonkretisasi,
- berkembang dan bersifat mobil, dan
- memiliki disiplin dan metodis instrumentalis.
Sesuatu yang ilmiah juga harus memiliki kebenaran. Kebenaran itu relatif sifatnya, jadi
harus dibedakan antara misalnya kebenaran menurut agama/kepercayaan dan kebenaran
menurut ilmu pengetahuan. Kebenaran ilmiah harus dapat dilihat dari sisi bahwa ia sesuai
dengan fakta dan aturan, obyektif, masuk akal, dan memiliki asumsi-asumsi. Karena
kebenaran ilmiah harus sesuai dengan aturan, ia harus memiliki metode. Metode Ilmiah, atau
sering kali hanya ditulis metode, dapat diartikan sebagai suatu cara atau jalan peng-
aturan atau pemeriksaan sesuatu. Ciri utama metode bersifat empiris, artinya keputusan-
keputusan diambil berdasarkan data empiris (berdasarkan pengalaman yang benar). Karena
metode itu pun harus benar, ada ilmu yang mempelajari tentang metode, yang untuk metode
riset disebut Metodologi Riset.
1. Berdasarkan pada fakta, maksudnya berdasarkan fakta yang nyata bukan kira-kira,
legenda-legenda, dan semacamnya. :
2. Bebas dari prasangka, maksudnya bebas dari sudut pandang ' yang subyektif tetapi benar-
benar berdasarkan alasan dan bukti yang lengkap dengan pembuktian yang obyektif.
3. Menggunakan analisis, maksudnya masalah harus dicari sebab-sebabnya serta
2
D. Langkah-langkah Riset
Riset ilmiah harus melalui langkah-langkah yang jelas. Meskipun para pakar mempunyai
pandangan yang berbeda-beda atas langkah-langkah penelitian, umumnya tidak ada
perbedaan yang berarti. Salah satunya adalah pendapat Nazir (1988), Malhotra (1993), dan
Aaker (1995) yang setelah penulis kombinasikan menghasilkan langkah-langkah seperti di
bawah ini.
3. Memformulasikan Hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan sementara tentang suatu fenomena tertentu yang akan
diselidiki. Ini membantu peneliti untuk menuntun jalan pikirannya dalam mencapai hasil
penelitiannya. Beberapa buku teks menyatakan bahwa tidak semua riset menggunakan
hipotesis (Art, 1994), khususnya riset yang memakai desain deskriptif.
4: Menentukan Model
Misalnya dalam ilmu ekonomi manajemen, model matematis dapat dipakai untuk menguji
hubungan antarfenomena, sebagai contoh dalam menentukan penjualan (Q) yang
mempunyai fungsi Q=f(X^, X^, ...Y,, Y^ ...) di mana Xp X^ ... merupakan varia-bel yang
dapat dikendalikan perusahaan dan Y,, Y^ ... merupakan variabel yang tidak dapat
dikendalikan perusahaan. Selanjutnya dengan model statistik yang ada akan diuji
hubungan-hubungan dari fenomena yang ada itu. Ada buku-buku teks yang menulis bahwa
tahap Menentukan Model ini diganti dengan tahap Menentukan Desain Penelitian di rnana
menentukan model merupakan bagian dari desain penelitian.
3
5. Mengumpulkan Data
Data sebagai bahan baku informasi harus diadakan dengan kaidah-kaidah yang sesuai. Jika
data yang ada didapat dengan cara yang salah, informasi yang dihasilkan pun menjadi
salah. Kaidah-kaidah atau prosedur pengumpulan data dibicarakan secara lengkap pada
bagian-bagian selanjutnya dalam buku ini.