Anda di halaman 1dari 3

1

SEKILAS TENTANG RISET ILMIAH


A. Pengertian Riset
Riset, menurut kamus Webster, mempunyai arti memeriksa atau mencari kembali. Menurut
Ndraha (1988), riset diartikan lebih luas sebagai suatu pemeriksaan atau pengujian yang teliti
dan kritis dalam mencari fakta atau prinsip-prinsip penyelidikan yang tekun guna memastikan
suatu hal. Dari pendapat para pakar yang lain, dapat disimpulkan pula bahwa riset adalah
suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode ilmiah sehingga harus me-miliki
tiga unsur penting berikut ini: sasaran, usaha untuk mencapai-nya, dan metode ilmiah yang
digunakannya.

B. Pengetahuan Ilmiah
Ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan yang benar, salah satunya adalah dengan
menggunakan ilmu. Sesuatu yang bersifat ilmu adalah ilmiah. Ilmu yang diperoleh dari hasil
penelitian atau studi disebut ilmu pengetahuan. Pengetahuan disebut ilmiah )ika memenuhi
syarat-syarat berikut:
- obyektif,
- luas dan dalam,
- relatif dan dapat diabstaksi,
- dilakukan dengan sistematis dan dapat dikonkretisasi,
- berkembang dan bersifat mobil, dan
- memiliki disiplin dan metodis instrumentalis.

Sesuatu yang ilmiah juga harus memiliki kebenaran. Kebenaran itu relatif sifatnya, jadi
harus dibedakan antara misalnya kebenaran menurut agama/kepercayaan dan kebenaran
menurut ilmu pengetahuan. Kebenaran ilmiah harus dapat dilihat dari sisi bahwa ia sesuai
dengan fakta dan aturan, obyektif, masuk akal, dan memiliki asumsi-asumsi. Karena
kebenaran ilmiah harus sesuai dengan aturan, ia harus memiliki metode. Metode Ilmiah, atau
sering kali hanya ditulis metode, dapat diartikan sebagai suatu cara atau jalan peng-
aturan atau pemeriksaan sesuatu. Ciri utama metode bersifat empiris, artinya keputusan-
keputusan diambil berdasarkan data empiris (berdasarkan pengalaman yang benar). Karena
metode itu pun harus benar, ada ilmu yang mempelajari tentang metode, yang untuk metode
riset disebut Metodologi Riset.

C. Kriteria Riset Ilmiah


Menurut Nazir (1988), agar suatu metode yang dipakai dalam penelitian itu ilmiah, metode itu
harus mempunyai kriteria sebagat berikut :

1. Berdasarkan pada fakta, maksudnya berdasarkan fakta yang nyata bukan kira-kira,
legenda-legenda, dan semacamnya. :
2. Bebas dari prasangka, maksudnya bebas dari sudut pandang ' yang subyektif tetapi benar-
benar berdasarkan alasan dan bukti yang lengkap dengan pembuktian yang obyektif.
3. Menggunakan analisis, maksudnya masalah harus dicari sebab-sebabnya serta
2

pemecahannya dengan menggunakan analisis yang logis.


4. Menggunakan hipotesis, sebenarnya hipotesis ini hanya untuk mem-bantu peneliti dalam
menuntun jalan pikirannya untuk mencapai hasil penelitiannya.
5. Menggunakan ukuran yang obyektif, maksudnya selama melakukan proses penelitian
tahapan-tahapan hasil yang dicapai dapat diukur dengan alat ukur yang obyektif.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi, maksudnya semua data yang digunakan harus
dikuantifikasikan. Jauhi ukuran-ukuran seperti sejauh mata memandang, menurut hati
nurani, dan sebagainya.

D. Langkah-langkah Riset
Riset ilmiah harus melalui langkah-langkah yang jelas. Meskipun para pakar mempunyai
pandangan yang berbeda-beda atas langkah-langkah penelitian, umumnya tidak ada
perbedaan yang berarti. Salah satunya adalah pendapat Nazir (1988), Malhotra (1993), dan
Aaker (1995) yang setelah penulis kombinasikan menghasilkan langkah-langkah seperti di
bawah ini.

1. Mendefinisikan. dan Merumuskan Masalah


Hal-hal yang dapat dipermasalahkan dalam penelitian adalah masalah atau peluang, di mana
pendefinisiannya harus jelas baik keluasannya maupun kedalamannya.

2. Melakukan Studi Kepustakaan


Mencari acuan pada teori-teori yang berlaku, yang dapat dicari pada buku-buku teks
ataupun dari hasil penelitian orang lain baik yang sudah dipublikasikan maupun belum,
dapat merupa-kan suatu faktor keilmiahan penelitian yang akan dilakukan. Oleh karenanya
acuan teori ini menjadi keharusan.

3. Memformulasikan Hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan sementara tentang suatu fenomena tertentu yang akan
diselidiki. Ini membantu peneliti untuk menuntun jalan pikirannya dalam mencapai hasil
penelitiannya. Beberapa buku teks menyatakan bahwa tidak semua riset menggunakan
hipotesis (Art, 1994), khususnya riset yang memakai desain deskriptif.

4: Menentukan Model
Misalnya dalam ilmu ekonomi manajemen, model matematis dapat dipakai untuk menguji
hubungan antarfenomena, sebagai contoh dalam menentukan penjualan (Q) yang
mempunyai fungsi Q=f(X^, X^, ...Y,, Y^ ...) di mana Xp X^ ... merupakan varia-bel yang
dapat dikendalikan perusahaan dan Y,, Y^ ... merupakan variabel yang tidak dapat
dikendalikan perusahaan. Selanjutnya dengan model statistik yang ada akan diuji
hubungan-hubungan dari fenomena yang ada itu. Ada buku-buku teks yang menulis bahwa
tahap Menentukan Model ini diganti dengan tahap Menentukan Desain Penelitian di rnana
menentukan model merupakan bagian dari desain penelitian.
3

5. Mengumpulkan Data
Data sebagai bahan baku informasi harus diadakan dengan kaidah-kaidah yang sesuai. Jika
data yang ada didapat dengan cara yang salah, informasi yang dihasilkan pun menjadi
salah. Kaidah-kaidah atau prosedur pengumpulan data dibicarakan secara lengkap pada
bagian-bagian selanjutnya dalam buku ini.

6. Mengolah dan Menyajikan Informasi


Setelah data dikumpulkan lalu diolah sehingga dapat menyajikal informasi yang lebih
mudah untuk diinterpretasikan dan dianalisi lebih lanjut, seperti misalnya dalam bentuk
tabel-tabel, grafik grafik, dan nilai-nilai statistik. Alat bantu komputer sanga membantu
dalam proses pengolahan dan analisis data, misalny dengan paket program maupun
dengan membuat program sen diri memakai high-level language programming yang
sesuai.

7. Menganalisis dan Menginterpretasi Selanjutnya informasi hasil olahan di atas dianalisis


lebih lanju dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai dengan tujua riset agar dapat
menghasilkan kajian yang cukup tajam, men dalam, dan luas. Hasil kajian ini dilengkapi
dengan tafsirannyi Alat-alat analisis kuantitatif maupun kualitatif dapat dipilll juga alat-alat
analisis yang sesuai dengan bidangnya maupu alat-alat analisis statistika yang dapat
dipakai banyak disipli ilmu. Kesemuanya dapat dipakai sesuai dengan tujuan penelitia
yang ada.
8. Membuat Generalisasi dan Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan interpretasi,
peneliti lantas membuat generalisasi dari penemuannya berdasarkan batasan-batasan
penelitian yang ada serta membuat kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
Saran disajikan oleh karena penelitian yang dibuat memiliki keterbatasan-keterbatasan
ataupun asumsi-asumsi. Jika riset terapan, diperlukan saran-sa-ran yang harus
dipertimbangkan oleh pelaksana hasil riset agar dapat diterapkan dengan baik. Jika riset
merupakan riset dasar, artinya riset yang bertujuan untuk kepentingan teori, sarannya,
karena keterbatasan penelitian, para peneliti berikutnya disarankan untuk menindaklanjuti
hasil riset ini dengan menggunakan asumsi-asumsi sehingga, pada akhirnya nanti akan
dapat dihasilkan suatu ................ yang berlaku umum.
9. Membuat Laporan
Seluruh hasil kerja di atas pada akhirnya harus dibuat dalam se-buah laporan tertulis yang
meski tidak ada standar baku teknik penulisannya dapat dianggap sama. Di perguruan
tinggi, untuk program sarjana S1 laporan riset ini umumnya disebut skripsi, untuk program
pascasarjana S2 disebut tesis, dan program doktoral S3 disebut disertasi.
Selanjutnya, kita bersama-sama akan mengkaji untuk memutuskan apakah hasil kajian ini
perlu diubah, dilanjutkan, atau ditolak menjadi sebuah karya ilmiah yang benar.

Anda mungkin juga menyukai