Anda di halaman 1dari 23

ETIKA DISKRIMINASI

PEKERJAAN
LATAR BELAKANG

Untuk memberikan suatu cara bagi warga negara kita guna untuk mengatasi
diskriminasi jenis kelamin dan ras agar semua orang memperoleh kesempatan
yang sama untuk mengembangkan, melaksanakan, mencapai dan memberikan
sumbangan. Tindakan afirmatif merupakan usaha untuk mengembangkan
suatu pendekatan sistematis untuk membuka pintu bidang pendidikan,
ketenagakerjaan, dan pengembangan peluang bisnis bagi individu-individu
yang mungkin dan kebetulan menjadi anggota kelompok-kelompok yang telah
lama mengalami diskriminatif.
Debat mengenai apa arti hak dan bagaimana mempertahankannya telah
berlangsung lama dan parah. Contohnya seperti kontroversi yang muncul
seputar penderitaan yang dialami kaum minoritas, pengobatan tidak adil
terhadap kaum perempuan dan akibat-akibat merugikan yang dialami kaum
pria kulit putih akibat preferensi terhadap kaum perempuan dan minoritas
perdebatan yang terus berlanjutan tentang ras dan jenis kelamin sebagian besar
perhatian pada bidang bisnis. Diskriminasi rasial dan seksual telah lama ada
dalam sejarah bisnis, dan dalam bidang inilah praktik-praktik diskriminasi
memiliki pengaruh yang besar dan bertahan lama.
Sifat-sifat Diskriminasi Pekerjaan
Meskipun saat ini semakin banyak kaum perempuan dan minoritas
memasuki lapangan kerja yang semula didominasi pria kulit putih,
namun mereka masih menghadapi masalah-masalah yang menurut
mereka merupakan bentuk-bentuk diskriminasi. Arti dasar dari
diskriminasi adalah membedakan satu objek dari objek lainnya, suatu
tindakan yang secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan.
Akan tetapi, dalam pengertian modern, istilah ini secara moral menjadi
tidak netral karena biasanya mengacu pada tindakan membedakan
seseorang
bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun berdasarkan pra
sangka atau sikap yang secara moral tercela.
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar:

1. Keputusan yang merugikan seorang pegawai atau lebih


2. Keputusan yang sepenuhnya
3. Keputusan yang memiliki pengaruh negatif
Bentuk-bentuk Diskriminasi
Bentuk diskriminasi dapat dibuat dengan membedakan tingkat dimana tingkat
diskriminasi dilakukan secara sengaja dan terpisah (atau tidak
terinstitusionalisasikan) dan tingkat dimana tindakan tersebut terjadi secara
tidak sengaja dan terinstitusionalisasikan.
 Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku terpisah

(tidak terinstitusionalisasikan) dari seseorang yang dengan sengaja dan


sadar melakukan diskriminasi karena adanya prasangkan pribadi.
 Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku rutin dari

sebuah kelompok yang terinstitusionalisasikan, yang dengan sengaja dan


sadar melakukan diskriminatif berdasarkan prasangka pribadi anggotanya. 
 Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari pelaku yang

terpisah (tidak terinstitusionalisasikan) dari seseorang yang tidak sengaja


dan tidak sadar melakukan diskriminasi terhadap orang lain karena dia
menerima dan melaksanakan praktik-praktik dari masyarakatnya
Tingkat Diskriminasi
Ada 3 perbandingan yang bisa membuktikan :
• Perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan
institusi pada kelompok yang terdiskriminasi dengan
keuntungan rata-rata yang diberikan oleh kelompok
lain. 
• Perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi
yang terdapat dalam tingkat pekerjaan paling rendah
dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang
sama.
• Perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut
yang memegang jabatan lebih menguntungkan dengan 
proporsi kelompok lain dalam jabatan yang sama.
Perbandingan Hasil Rata-rata

Perbandingan
Perbandingan penghasilan
penghasilanmemberikan
memberikanindikator
indikator paling
palingsugestif
sugestif
atas
atasdiskriminasi.
diskriminasi.Perbandingan
Perbandinganpenghasilan
penghasilanjugajugamengungkapkan
mengungkapkan
adanya
adanyaberbagai
berbagaikesenjangan
kesenjanganyangyangberkaitan
berkaitandengan
dengangender.
gender.
Perbandingan
Perbandinganpenghasilan
penghasilanrata-rata
rata-ratapria
priadan
danperempuan
perempuan
menunjukkan
menunjukkanbahwa
bahwaperempuan
perempuanhanya
hanyamemperoleh
memperolehsebagian
sebagiandari
dari
yang
yangdiperoleh
diperolehpria.
pria.Salah
Salahsatu
satupenelitian
penelitianyang
yangdilakukan
dilakukanbelum
belum
lama
lamaini
inimenunjukan
menunjukanbahwabahwaperusahaan
perusahaanyangyangsebagian
sebagianbesar
besar
pegawainya
pegawainyapria
priamemberikan
memberikangaji gajirata
rata––rata
rata40%
40%lebih
lebihtinggi
tinggi
daripada
daripadaperusahaan
perusahaanyangyangsebagian
sebagianbesar
besarpegawainya
pegawainyaperempuan.
perempuan.
Namun,
Namun,sebagian
sebagianbesar
besarpeningkatan
peningkatandalam
dalamrasio
rasiopenghasilan
penghasilan
perempuan
perempuandandanpria
priabukan
bukandiakibatkan
diakibatkanoleh
olehberkurangnya
berkurangnya
diskriminasi,
diskriminasi,namun
namunoleholehpenurunan
penurunanpenghasilan
penghasilanpriapriakarena
karena
perampingan
perampinganperusahaan-perusahaan
perusahaan-perusahaansecara secaraumum
umumpekerjaannya
pekerjaannya
ditangani
ditanganikaum
kaumpria.
pria.
Perbandingan Kelompok Penghasilan
Terendah

Kelompok penghasilan terendah di Amerika terdiri dari orang-


orang yang penghasilan per tahunnya dibawah tingkat kemiskinan.
Tingkat kemiskinan kelompok minoritas secara umum dua sampai
tiga kali lipat dibandingkan kelompok kulit putih. Ini tidaklah
mengejutkan karena kelompok minoritas memiliki penghasilan
rata-rata yang lebih rendah. Dalam kaitannya dengan tingkat
penghasilan yang lebih rendah untuk perempuan, juga tidaklah
mengejutkan bila keluarga-keluarga yang dikepalai oleh
perempuan lebih banyak yang termasuk dibawah tingkat
kemiskinan dibandingkan dengan yang dikepalai pria.
Perbandingan Pekerjaan yang diminati

Bukti diskriminasi rasial dan seksual yang diperoleh dari penilaian kuantitatif
yang kita lihat sejauh ini dapat dikembangkan secara kualitatif dengan
mempelajari distribusi pekerjaan dari kelompok minoritas, rasial dan seksual.
Pada semua kelompok pekerjaan besar, persentase pria kulit putih yang memiliki
pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi juga lebih besar, sementara kaum
minoritas dan perempuan sebagian besar memiliki pekerjaan dengan gaji kecil
dan kurang diminati seperti halnya pekerjaan– pekerjaan yang lebih diminati
dimiliki oleh orang-orang kulit putih sementara yang kurang diminati dimiliki
orang-orang kulit hitam.
Fakta bahwa perempuan dan kelompok minoritas memperoleh penghasilan lebih
kecil dibandingkan kulit putih tidak sepenuhnya dapat diperjelas dalam
kaitannya dengan tingkat pendidikan mereka yang lebih rendah. Perbedaan
antara pria kulit putih dengan perempuan atau kelompok minoritas juga tidak
dapat dijelaskan sepenuhnya menurut preferensi, kadang ada yang menyatakan
bahwa perempuan secara sukarela memilih pekerjaan -pekerjaan dengan gaji dan
pretise yang rendah. Kadang ada juga yang mengatakan, misalnya perempuan
percaya bahwa hanya pekerjaan – pekerjaan tertentu saja.
Lanjutan
Salah satu penelitian menemukan bahwa hanya separuh perbedaan
penghasilan tersebut yang dapat dikaitkan dengan pilihan-pilihan kaum
perempuan, sementara peneliti-peneliti lain juga menyatakan hal yang
kurang lebih sama. Akan tetapi, semua penelitian menunjukan bahwa
hanya sebagian perbedaan penghasilan yang dapat dikaitkan dengan
perbedaan tingkat pendidikan, pengalaman kerja, kontinuitas kerja,
pembatasan kerja, dan tingkat absensi. Sejumlah kecenderungan yang
muncul di awal tahun 1990-an memperbesar hambatan– hambatan yang
dialami kaum perempuan dan kelompok minoritas dipasar tenaga kerja.
a)Sebagian besar tenaga kerja baru yang memasuki pasar kerja, bukan
kelompok pria kulit putih, namun perempuan dan kelompok minoritas.
b)Saat tenaga kerja perempuan memperoleh kemajuan karier, mereka
menghadapi hambatan yang disebut dinding kaca saat mereka berusaha
meraih jabatan manajemen tinggi.
c)Perempuan yang sudah menikah dan ingin punya anak, berbeda
dengan pria yang sudah menikah dan ingin punya anak, saat ini
menghadapi hambatan - hambatan besar dalam perkembangan karier
mereka.
Diskriminasi
Melihat statistik penghasilan komparatif dan
status pekerjaan yang rendah dari kaum
perempuan dan minoritas di Amerika. semua
ketidakadilan itu salah. Ketidakadilan
bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar
Amerika. “kita menganggap keyakinan-
keyakinan ini sebagai hal yang nyata, bahwa
semua manusia diciptakan sama, bahwa kita
semua oleh Tuhan dianugrahkan hak yang
tidak dapat diambil oleh orang lain”. Argumen
yang menentang diskriminasi secara
umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok:

 Argumen utilitarian yang menyatakan bahwa diskriminasi mengarahkan pada


penggunaan sumber daya manusia secara tidak efisien. 
 Argumen hak yang menyatakan bahwa diskriminasi melanggar hak asasi manusia.
 Argumen keadilan yang menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan munculnya
perbedaan distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat.
Utilitas
Argumen utilitarian menentang diskriminasi rasial dan seksual
didasarkan pada gagasan bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika 
pekerjaan diberikan dengan berdasarkan kompetensi (atau kebaikan).
Pekerjaan-pekerjaan yang berbeda, menurut argumen ini memerlukan
keahlian dan sifat kepribadian yang berbeda jika kita ingin agar semuanya
seproduktif mungkin. Jadi, untuk memastikan agar pekerjaan bisa
dilaksanakan seproduktif mungkin, maka semuanya harus diberikan pada
individu-individu yang keahlian dan kepribadiannya merupakan yang paling
kompeten
bagi pekerjaan tersebut. Diskriminasi terhadap para pencari kerja berdasarkan
 ras, jenis kelamin, agama atau karateristik-karateristik lain yang tidak
berkaitan dengan pekerjaan adalah tidak efisien dan bertantangan dengan
prinsip-prinsip utilitarian.
Akan tetapi argumen utilitarian dihadapkan pada dua keberatan.
Pertama, jika argumen ini benar, maka pekerjaan haruslah diberikan dengan 
dasar kualifikasi yang berkaitan dengan pekerjaan, hanya jika hal tersebut
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kedua, argumen utilitarian juga harus menjawab tuntutan penentangnya
yang menyatakan bahwa masyarakat secara keseluruhan akan memperoleh
keuntungan dari keberadaan bentuk- bentuk diskriminasi seksual tertentu.
Hak

Argumen non-utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan


Argumen
seksual salahnon-utilitarian
satunya menyatakan yang bahwa
menentang diskriminasi
diskriminasi rasial hal
salah karena dan
seksualmelanggar
tersebut salah satunya
hakmenyatakan
moral dasarbahwa diskriminasi
manusia. salah
Teori Kant, karena hal
menyatakan
tersebut
bahwa melanggar
manusia hak diperlakukan
haruslah moral dasar manusia. Teori Kant,
sebagai tujuan menyatakan
dan tidak boleh
sebagai sarana. Prinsip ini berarti masing-masing individu memiliki boleh
bahwa manusia haruslah diperlakukan sebagai tujuan dan tidak hak
sebagai
moral sarana.
untuk Prinsip ini sebagai
diperlakukan berarti masing-masing
seorang yang individu
merdeka memiliki hak
dan sejajar
moral untuk
dengan semuadiperlakukan
orang lain, sebagai seorang
dan bahwa yang individu
semua merdeka dan sejajar
memiliki
dengan semua
kewajiban orang untuk
moral korelatif lain, dan bahwa semua
memperlakukan satu individu memiliki
sama lain sebagai
kewajiban
individu yangmoral korelatif
merdeka danuntuk memperlakukan
sederajat. satu sama melanggar
Tindakan diskriminasi lain sebagai
individu
prinsip ini yang
dalammerdeka
dua cara:dan sederajat. Tindakan diskriminasi melanggar
prinsip ini dalam dua cara:

1. Diskriminasi didasarkan pada keyakinan bahwa suatu kelompok tertentu


dianggap lebih rendah dibandingkan kelompok lain: bahwa orang-orang kulit
hitam, misalnya tidak kompeten dan tidak layak memperoleh penghargaan
dibandingkan orang kulit putih atau mungkin bahwa kaum perempuan dianggap
tidak kompeten dan tidak layak memperoleh penghargaan dibandingkan kaum
pria.
2. Diskriminasi menempatkan kelompok yang terdiskriminasi dalam posisi sosial
dan ekonomi yang rendah. Kaum perempuan dan minoritas memiliki peluang
kerja yang terbatas dan memperoleh gaji yang lebih kecil.
keadilan
keadilan

Melihat diskriminasi sebagai pelanggaran atas


prinsip-prinsip keadilan. Contohnya, John Rawls
menyatakan bahwa diantara prinsip-prinsip
keadilan yang menjelaskan “posisi awal”, yang
paling penting adalah prinsip kesamaan hak untuk
memperoleh kesempatan. “ketidakadilan sosial dan
ekonomi sudah seharusnya diatur sedemikian rupa
sehingga dapat disalurkan pada pekerjaan-pekerjaan
yang terbuka bagi semua orang dalam kondisi yang
menjunjung kesamaan untuk memperoleh
kesempatan.”
Lanjutan

Pendekatan
Pendekatanlainlainterhadap
terhadapmoralitas
moralitas
diskriminasi yang juga melihat diskriminasi
diskriminasi yang juga melihat diskriminasi
sebagai
sebagaisalah
salahsatu
satubentuk
bentukketidakadilan,
ketidakadilan,
mendasarkan
mendasarkanpandangan
pandanganpadapada“prinsip
“prinsip
keadilan
keadilanformal”
formal”individu-individu
individu-individuyang
yangsetara
setara
dalam
dalamsegala
segalahal
halyang
yangberkaitan
berkaitanmisalnya
misalnya
pekerjaan harusnya diperlakukan secara
pekerjaan harusnya diperlakukan secara sama sama
sekalipun
sekalipunmereka
merekaberbeda
berbedadalam
dalamaspek-aspek
aspek-aspek
yang
yangtidak
tidakrelevan
relevanlainnya.
lainnya.
Plecehan Seksual
Kaum perempuan, seperti telah dicatat sebelumnya merupakan korban dari
salah satu bentuk diskriminasi yang terang-terangan dan koersif, mereka
menghadapi kemungkinan pelecehan seksual. Meskipun kaum pria, dalam
contoh-contoh tertentu, juga menjadi korban pelecehan seksual, namun
sejauh ini kaum perempuanlah yang paling sering menjadi korban. Pada
tahun 1978,Eual Empoyment Opportunity Commission mempublikasikan
serangkaian
“pedoman” untuk mendefinisikan pelecehan seksual dan menetapkan apa
yang menurut mereka sebagai tindakan yang melanggar hukumPedoman
tersebut menyatakan:
Kontak verbal atau fisik lain yang sifatnya seksual merupakan pelecehan
seksual bila:
1.Sikap tunduk terhadap tindakan tersebut secara eksplisit ataupun implisit
dikaitkan dengan situasi atau syarat-syarat kerja seseorang,
2.Sikap tunduk atau penolakan terhadap kegiatan tersebut digunakan
sebagai dasar untuk membuat keputusan yang berpengaruh pada individu
yang bersangkutan,
3.Tindakan tersebut bertujuan mengganggu pelaksanaan pekerjaan
seseorang atau menciptakan lingkungan kerja yang di warnai dengan
kekhawatiran, sikap permusuhan, atau penghinaan.
Tindakan Afirmatif

Semua kebijakan itu adalah negatif, semuanya bertujuan untuk mencegah diskriminasi lebih
jauh. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan tersebut mengakibatkan fakta bahwa, akibat
diskriminasi masa lalu, kaum perempuan dan minoritas saat ini tidak memiliki keahlian
yang sebanding dengan kaum pria kulit putih; karena diskriminasi masa lalu, kaum
perempuan dan minoritas saat ini tidak banyak terwakili dalam jabatan-jabatan yang lebih
prestisu dan diminati.
Untuk menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak perusahaan yang
melaksanakan program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk mencapai
distribusi yang lebih respresentatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada
kaum perempuan dan kelompok minoritas. Tujuan penyelidikan adalah untuk menentukan
apakah jumlah pegawai perempuan dan minoritas dalam klasifikasi kerja tertentu lebih kecil
dibandingkan yang diperkirakan dari tingkat ketersediaan tenaga kerja kelompok ini di
wilayah tempat mereka direkrut. Sejumlah besar keputusan pengadilan federal menyetujui
bahwa penggunaan program tindakan afirmatif untuk mengatasi masalah-masalah yang
ditimbulkan dari diskriminasi masa lalu dalam proses perekrutan pegawai adalah sah. Jadi,
meskipun program-program tindakan afirmatif yangmemberikan preferensi pada pegawai
perempuan dan minoritas tidak dinyatakan ilegal, namun pengaruhnya akan hilang begitu
saja pada saat perusahaan menghadapi masa sulit dan harus memecat pegawai, karena efek
sistem senioritas yang terakhir direkrut, yang pertama dipecat, akan berpengaruh paling
besar pada pegawai perempuan dan minoritas yang direkrut melalui program tersebut.
Program tindakan afirmatif secara umum dikritik dengan
alasan bahwa,dalam upaya memperbaiki kerugian akibat
diskriminasi masa lalu, program-program itu sendiri juga
menjadi diskriminatif, baik rasial maupun seksual.
Argumen yang digunakan untuk membenarkan program-
program tindakan afirmatif dalam menghadapi kecaman di
atas dapat kelompokkan kedalam dua bagian. Argumen
kedua menginterpretasikan perlakuan preferensial sebagai
suatu saran guna mencapai tujuan-tujuan sosial tertentu.
Sementara argumen yang pertama (kompensasi) cenderung
melihat ke belakang karena memfokuskan pada kesalahn
dari tindakan-tindakan masa lalu, argumen instrumentalis
(kedua) lebih melihat ke depan sejauh memfokuskan pada
hal-hal yang baik di masa mendatang (kesalahan yang
terjadi di masa lalu dianggap tidak relevan).
Tindakan Artimatif sebagai Kompensasi

 
Keadilan kompensatif, mengimplikasikan bahwa seseorang
wajib memberikan kompensasi terhadap orang-orang yang
dirugikan secara sengaja. Selanjutnya, program tindakan
afirmatif diinterpretasikan sebagai salah satu bentuk ganti
rugi yang diberikan kaum pria kulit putih kepada perempuan
dan kelompok minoritas karena telah merugikan mereka
dengan secara tidak adil mendiskriminasikan mereka di masa
lalu. Kelemahan argument yan mendukung tindakan afirmatif
yang didasarkan pada prinsipkompensasi adalah prinsip ini
mensyaratkan kompensasi hanya dari individu-individu yang
secara sengaja merugikan orang lain, dan memberikan
kompensasi hanya pada individu-individu yang dirugikan.
Namun
Namundemikian,
demikian,keadilan
keadilan
kompensatif tidak mewajibkan
kompensatif tidak mewajibkan
kompensasi
kompensasidari darisemua
semuaanggota
anggotasuatu
suatu
terdapat
terdapatkorban
korbantindakan
tindakanyang
yang
merugikan.
merugikan.kelompok
kelompokyangyang
didalamnya
didalamnyatermasuk
termasukpelaku-pelaku
pelaku-pelaku
tindakan yang merugikan. Prinsip
tindakan yang merugikan. Prinsip ini ini
juga
jugamewajibkan
mewajibkankompensasi
kompensasi
diberikan
diberikankepada
kepadasemua
semuaanggota
anggota
suatu
suatukelompok
kelompokyangyangdidalamnya
didalamnya
Tindakan Afirmatif sebagai Instrumen untuk mencapai tujuan Sosial

Rangkaian argument kedua yang diajukan untuk mendukung program tindakan


afirmatif didasarkan pada gagasan bahwa program-program tersebut secara moral
merupakan instrument yang sah untuk mencapai tujuan-tujuan yang secara moral
juga sah. Contohnya, kumutilitarian mengklaim bahwa program tindakan
afirmatif dibenarkan karena mendukung atau mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Mereka menyatakan bahwa diskriminasi masa lalu
menciptakan korelasi yang tinggi antara ras dan kemikinan. Ras merupakan
indicator yang mura atas kebutuhan karenadiskriminasi masa lalu telah
menciptakan korelasi yang tinggi antara ras dankebutuhan. Kebutuhan, tentu saja
merupakan kriteria distribusi yang adil.
Hambatan utama yang dihadapi oleh pembenaran utilitarian atas program
tindakan afirmatif, pertama berkaitan dengan persoalan apakah biaya socialdari
program tindakan afirmatif (seperti perasaan frustasi yang dialami para pria kulit
putih) lebih besar dari pada keuntungan-keuntungan yang diperoleh. Para
pendukung tindakan afirmatif tentu saja menjawab bahwa keuntungan jau lebih
besar dar biayanya. Kedua, dan yang lebih penting, pera penentang utilitarian atas
program tindakan afirmatif memepertanyakan asumsi bahwaras merupakan
indicator kebutuhan yang tepat. Para kritikus mengtakan bahwa mungkin cukup
sulit dan mahal bila kita harus mengidentifikasi kebutuhan secara langsung,
namun biaya ini mungkin kecil bila dibandingkan dari hasil yang akan diperoleh
dari penggunaan cara yang lebihtepat untuk mengidentifikasi orang-orang miskin.
Praktik Diskriminasi

Dapat dipahami bahwa peraturan hukum secara


bertahap diubah dan disesuaikan dengan
pertimbangan moral tersebut, dan bahwa dalam
berbagai cara muncul pengakuan atas terjadinya
bentuk-bentuk diskriminasi terhadap tenaga
kerja. Diantara tindakan-tindakan yang dianggap
disrkriminatif adalahsebagai berikut:
1. Rekrutmen. 2. Screening (seleksi).

4.Kondisi
4.Kondisi
pekerjaan
3.Kenaikan  pekerjaan
3.Kenaikan 
pangkat.
pangkat.

5.5.PHK.
PHK.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai