PEKERJAAN
LATAR BELAKANG
Untuk memberikan suatu cara bagi warga negara kita guna untuk mengatasi
diskriminasi jenis kelamin dan ras agar semua orang memperoleh kesempatan
yang sama untuk mengembangkan, melaksanakan, mencapai dan memberikan
sumbangan. Tindakan afirmatif merupakan usaha untuk mengembangkan
suatu pendekatan sistematis untuk membuka pintu bidang pendidikan,
ketenagakerjaan, dan pengembangan peluang bisnis bagi individu-individu
yang mungkin dan kebetulan menjadi anggota kelompok-kelompok yang telah
lama mengalami diskriminatif.
Debat mengenai apa arti hak dan bagaimana mempertahankannya telah
berlangsung lama dan parah. Contohnya seperti kontroversi yang muncul
seputar penderitaan yang dialami kaum minoritas, pengobatan tidak adil
terhadap kaum perempuan dan akibat-akibat merugikan yang dialami kaum
pria kulit putih akibat preferensi terhadap kaum perempuan dan minoritas
perdebatan yang terus berlanjutan tentang ras dan jenis kelamin sebagian besar
perhatian pada bidang bisnis. Diskriminasi rasial dan seksual telah lama ada
dalam sejarah bisnis, dan dalam bidang inilah praktik-praktik diskriminasi
memiliki pengaruh yang besar dan bertahan lama.
Sifat-sifat Diskriminasi Pekerjaan
Meskipun saat ini semakin banyak kaum perempuan dan minoritas
memasuki lapangan kerja yang semula didominasi pria kulit putih,
namun mereka masih menghadapi masalah-masalah yang menurut
mereka merupakan bentuk-bentuk diskriminasi. Arti dasar dari
diskriminasi adalah membedakan satu objek dari objek lainnya, suatu
tindakan yang secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan.
Akan tetapi, dalam pengertian modern, istilah ini secara moral menjadi
tidak netral karena biasanya mengacu pada tindakan membedakan
seseorang
bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun berdasarkan pra
sangka atau sikap yang secara moral tercela.
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar:
Perbandingan
Perbandingan penghasilan
penghasilanmemberikan
memberikanindikator
indikator paling
palingsugestif
sugestif
atas
atasdiskriminasi.
diskriminasi.Perbandingan
Perbandinganpenghasilan
penghasilanjugajugamengungkapkan
mengungkapkan
adanya
adanyaberbagai
berbagaikesenjangan
kesenjanganyangyangberkaitan
berkaitandengan
dengangender.
gender.
Perbandingan
Perbandinganpenghasilan
penghasilanrata-rata
rata-ratapria
priadan
danperempuan
perempuan
menunjukkan
menunjukkanbahwa
bahwaperempuan
perempuanhanya
hanyamemperoleh
memperolehsebagian
sebagiandari
dari
yang
yangdiperoleh
diperolehpria.
pria.Salah
Salahsatu
satupenelitian
penelitianyang
yangdilakukan
dilakukanbelum
belum
lama
lamaini
inimenunjukan
menunjukanbahwabahwaperusahaan
perusahaanyangyangsebagian
sebagianbesar
besar
pegawainya
pegawainyapria
priamemberikan
memberikangaji gajirata
rata––rata
rata40%
40%lebih
lebihtinggi
tinggi
daripada
daripadaperusahaan
perusahaanyangyangsebagian
sebagianbesar
besarpegawainya
pegawainyaperempuan.
perempuan.
Namun,
Namun,sebagian
sebagianbesar
besarpeningkatan
peningkatandalam
dalamrasio
rasiopenghasilan
penghasilan
perempuan
perempuandandanpria
priabukan
bukandiakibatkan
diakibatkanoleh
olehberkurangnya
berkurangnya
diskriminasi,
diskriminasi,namun
namunoleholehpenurunan
penurunanpenghasilan
penghasilanpriapriakarena
karena
perampingan
perampinganperusahaan-perusahaan
perusahaan-perusahaansecara secaraumum
umumpekerjaannya
pekerjaannya
ditangani
ditanganikaum
kaumpria.
pria.
Perbandingan Kelompok Penghasilan
Terendah
Bukti diskriminasi rasial dan seksual yang diperoleh dari penilaian kuantitatif
yang kita lihat sejauh ini dapat dikembangkan secara kualitatif dengan
mempelajari distribusi pekerjaan dari kelompok minoritas, rasial dan seksual.
Pada semua kelompok pekerjaan besar, persentase pria kulit putih yang memiliki
pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi juga lebih besar, sementara kaum
minoritas dan perempuan sebagian besar memiliki pekerjaan dengan gaji kecil
dan kurang diminati seperti halnya pekerjaan– pekerjaan yang lebih diminati
dimiliki oleh orang-orang kulit putih sementara yang kurang diminati dimiliki
orang-orang kulit hitam.
Fakta bahwa perempuan dan kelompok minoritas memperoleh penghasilan lebih
kecil dibandingkan kulit putih tidak sepenuhnya dapat diperjelas dalam
kaitannya dengan tingkat pendidikan mereka yang lebih rendah. Perbedaan
antara pria kulit putih dengan perempuan atau kelompok minoritas juga tidak
dapat dijelaskan sepenuhnya menurut preferensi, kadang ada yang menyatakan
bahwa perempuan secara sukarela memilih pekerjaan -pekerjaan dengan gaji dan
pretise yang rendah. Kadang ada juga yang mengatakan, misalnya perempuan
percaya bahwa hanya pekerjaan – pekerjaan tertentu saja.
Lanjutan
Salah satu penelitian menemukan bahwa hanya separuh perbedaan
penghasilan tersebut yang dapat dikaitkan dengan pilihan-pilihan kaum
perempuan, sementara peneliti-peneliti lain juga menyatakan hal yang
kurang lebih sama. Akan tetapi, semua penelitian menunjukan bahwa
hanya sebagian perbedaan penghasilan yang dapat dikaitkan dengan
perbedaan tingkat pendidikan, pengalaman kerja, kontinuitas kerja,
pembatasan kerja, dan tingkat absensi. Sejumlah kecenderungan yang
muncul di awal tahun 1990-an memperbesar hambatan– hambatan yang
dialami kaum perempuan dan kelompok minoritas dipasar tenaga kerja.
a)Sebagian besar tenaga kerja baru yang memasuki pasar kerja, bukan
kelompok pria kulit putih, namun perempuan dan kelompok minoritas.
b)Saat tenaga kerja perempuan memperoleh kemajuan karier, mereka
menghadapi hambatan yang disebut dinding kaca saat mereka berusaha
meraih jabatan manajemen tinggi.
c)Perempuan yang sudah menikah dan ingin punya anak, berbeda
dengan pria yang sudah menikah dan ingin punya anak, saat ini
menghadapi hambatan - hambatan besar dalam perkembangan karier
mereka.
Diskriminasi
Melihat statistik penghasilan komparatif dan
status pekerjaan yang rendah dari kaum
perempuan dan minoritas di Amerika. semua
ketidakadilan itu salah. Ketidakadilan
bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar
Amerika. “kita menganggap keyakinan-
keyakinan ini sebagai hal yang nyata, bahwa
semua manusia diciptakan sama, bahwa kita
semua oleh Tuhan dianugrahkan hak yang
tidak dapat diambil oleh orang lain”. Argumen
yang menentang diskriminasi secara
umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
Pendekatan
Pendekatanlainlainterhadap
terhadapmoralitas
moralitas
diskriminasi yang juga melihat diskriminasi
diskriminasi yang juga melihat diskriminasi
sebagai
sebagaisalah
salahsatu
satubentuk
bentukketidakadilan,
ketidakadilan,
mendasarkan
mendasarkanpandangan
pandanganpadapada“prinsip
“prinsip
keadilan
keadilanformal”
formal”individu-individu
individu-individuyang
yangsetara
setara
dalam
dalamsegala
segalahal
halyang
yangberkaitan
berkaitanmisalnya
misalnya
pekerjaan harusnya diperlakukan secara
pekerjaan harusnya diperlakukan secara sama sama
sekalipun
sekalipunmereka
merekaberbeda
berbedadalam
dalamaspek-aspek
aspek-aspek
yang
yangtidak
tidakrelevan
relevanlainnya.
lainnya.
Plecehan Seksual
Kaum perempuan, seperti telah dicatat sebelumnya merupakan korban dari
salah satu bentuk diskriminasi yang terang-terangan dan koersif, mereka
menghadapi kemungkinan pelecehan seksual. Meskipun kaum pria, dalam
contoh-contoh tertentu, juga menjadi korban pelecehan seksual, namun
sejauh ini kaum perempuanlah yang paling sering menjadi korban. Pada
tahun 1978,Eual Empoyment Opportunity Commission mempublikasikan
serangkaian
“pedoman” untuk mendefinisikan pelecehan seksual dan menetapkan apa
yang menurut mereka sebagai tindakan yang melanggar hukumPedoman
tersebut menyatakan:
Kontak verbal atau fisik lain yang sifatnya seksual merupakan pelecehan
seksual bila:
1.Sikap tunduk terhadap tindakan tersebut secara eksplisit ataupun implisit
dikaitkan dengan situasi atau syarat-syarat kerja seseorang,
2.Sikap tunduk atau penolakan terhadap kegiatan tersebut digunakan
sebagai dasar untuk membuat keputusan yang berpengaruh pada individu
yang bersangkutan,
3.Tindakan tersebut bertujuan mengganggu pelaksanaan pekerjaan
seseorang atau menciptakan lingkungan kerja yang di warnai dengan
kekhawatiran, sikap permusuhan, atau penghinaan.
Tindakan Afirmatif
Semua kebijakan itu adalah negatif, semuanya bertujuan untuk mencegah diskriminasi lebih
jauh. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan tersebut mengakibatkan fakta bahwa, akibat
diskriminasi masa lalu, kaum perempuan dan minoritas saat ini tidak memiliki keahlian
yang sebanding dengan kaum pria kulit putih; karena diskriminasi masa lalu, kaum
perempuan dan minoritas saat ini tidak banyak terwakili dalam jabatan-jabatan yang lebih
prestisu dan diminati.
Untuk menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak perusahaan yang
melaksanakan program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk mencapai
distribusi yang lebih respresentatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada
kaum perempuan dan kelompok minoritas. Tujuan penyelidikan adalah untuk menentukan
apakah jumlah pegawai perempuan dan minoritas dalam klasifikasi kerja tertentu lebih kecil
dibandingkan yang diperkirakan dari tingkat ketersediaan tenaga kerja kelompok ini di
wilayah tempat mereka direkrut. Sejumlah besar keputusan pengadilan federal menyetujui
bahwa penggunaan program tindakan afirmatif untuk mengatasi masalah-masalah yang
ditimbulkan dari diskriminasi masa lalu dalam proses perekrutan pegawai adalah sah. Jadi,
meskipun program-program tindakan afirmatif yangmemberikan preferensi pada pegawai
perempuan dan minoritas tidak dinyatakan ilegal, namun pengaruhnya akan hilang begitu
saja pada saat perusahaan menghadapi masa sulit dan harus memecat pegawai, karena efek
sistem senioritas yang terakhir direkrut, yang pertama dipecat, akan berpengaruh paling
besar pada pegawai perempuan dan minoritas yang direkrut melalui program tersebut.
Program tindakan afirmatif secara umum dikritik dengan
alasan bahwa,dalam upaya memperbaiki kerugian akibat
diskriminasi masa lalu, program-program itu sendiri juga
menjadi diskriminatif, baik rasial maupun seksual.
Argumen yang digunakan untuk membenarkan program-
program tindakan afirmatif dalam menghadapi kecaman di
atas dapat kelompokkan kedalam dua bagian. Argumen
kedua menginterpretasikan perlakuan preferensial sebagai
suatu saran guna mencapai tujuan-tujuan sosial tertentu.
Sementara argumen yang pertama (kompensasi) cenderung
melihat ke belakang karena memfokuskan pada kesalahn
dari tindakan-tindakan masa lalu, argumen instrumentalis
(kedua) lebih melihat ke depan sejauh memfokuskan pada
hal-hal yang baik di masa mendatang (kesalahan yang
terjadi di masa lalu dianggap tidak relevan).
Tindakan Artimatif sebagai Kompensasi
Keadilan kompensatif, mengimplikasikan bahwa seseorang
wajib memberikan kompensasi terhadap orang-orang yang
dirugikan secara sengaja. Selanjutnya, program tindakan
afirmatif diinterpretasikan sebagai salah satu bentuk ganti
rugi yang diberikan kaum pria kulit putih kepada perempuan
dan kelompok minoritas karena telah merugikan mereka
dengan secara tidak adil mendiskriminasikan mereka di masa
lalu. Kelemahan argument yan mendukung tindakan afirmatif
yang didasarkan pada prinsipkompensasi adalah prinsip ini
mensyaratkan kompensasi hanya dari individu-individu yang
secara sengaja merugikan orang lain, dan memberikan
kompensasi hanya pada individu-individu yang dirugikan.
Namun
Namundemikian,
demikian,keadilan
keadilan
kompensatif tidak mewajibkan
kompensatif tidak mewajibkan
kompensasi
kompensasidari darisemua
semuaanggota
anggotasuatu
suatu
terdapat
terdapatkorban
korbantindakan
tindakanyang
yang
merugikan.
merugikan.kelompok
kelompokyangyang
didalamnya
didalamnyatermasuk
termasukpelaku-pelaku
pelaku-pelaku
tindakan yang merugikan. Prinsip
tindakan yang merugikan. Prinsip ini ini
juga
jugamewajibkan
mewajibkankompensasi
kompensasi
diberikan
diberikankepada
kepadasemua
semuaanggota
anggota
suatu
suatukelompok
kelompokyangyangdidalamnya
didalamnya
Tindakan Afirmatif sebagai Instrumen untuk mencapai tujuan Sosial
4.Kondisi
4.Kondisi
pekerjaan
3.Kenaikan pekerjaan
3.Kenaikan
pangkat.
pangkat.
5.5.PHK.
PHK.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH