Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL JOURNAL REVIEW

EKONOMI PASAR TENAGA


KERJA

OLEH:
MIKA YOHANA PAKPAHAN
(7193240030)

Dosen Pengampu : NASRULLAH HIDAYAT

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal
penting sebelum kita meriview jurnal, seperti menemukanjurnal yang sesuai dengan topik yang
diangkat, membaca keseluruhan isi jurnal dan mencoba menuliskannya kembali dengan
Bahasa sendiri. Langkah penting dalam meriview jurnal yaitu mengungkapkan beberapa
landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya tujuan apa yang
ingin dicapai, mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik pengumpulan
data dan analisis yang digunakan. Mengambil hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan
memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat serta menyimpulkan isi jurnal.
B. Tujuan Penulisan CJR
Adapun Tujuan Critical Jurnal Review adalah sebagai berikut :
1. Mengulas isi sebuah Jurnal
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam Jurnal
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan oleh setiap bagian
dari aspek Jurnal.
C. Manfaat CJR
Sebagai mahasiswa Pendidikan jurnal ini perlu dikritik sebab dapat meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam membuat laporan penelitian yang baik dan benar agar terhindar
dari kesalahan dalam penulisan skripsi maupun karya ilmiah lainnya dan menjadikan bahan
evaluasi untuk penulisan jurnal yang lainnya.
1. IDENTITAS JURNAL
JUDUL Kesenjangan Upah Antargender di Kesenjangan Upah Pekerja di
Indonesia: Bukti Empiris di Sektor Pasar Kerja Provinsi Lampung
Manufaktur Tahun 2016
PENGARANG Martesa Husna Laili , & Arie Ida Budiarty, Rachmawati
Damayanti Ramadhan
TAHUN 2019 2016
ISSN e-ISSN 2406-9280 -
JURNAL Jurnal Ekonomi dan Pembangunan -
Indonesia
HALAMAN 1-21 1-9
REVIEWER Mika Yohana Pakpahan Mika Yohana Pakpahan

2. Ringkasan jurnal
Jurnal 1 Jurnal 2
Abstrak Secara teori, di pasar kerja yang tidak Tujuan penelitian menganalisis
ada diskriminasi, seharusnya upah kesenjangan upah pekerja menurut
dibayar sesuai dengan produktivitas. jenis kelamin di pasar tenaga kerja
Berbeda dengan penelitian lain yang Provinsi Lampung. Data penelitian
menggunakan data level pekerja, bersumber dari data Survei
penelitian ini akan mengidentifikasi Angkatan Kerja Nasional
diskriminasi upah antargender (Sakernas) untuk Provinsi lampung
dengan menggunakan data di level Tahun 2016. Sampel dalam
perusahaan. Dengan menggunakan penelitian berjumlah 699
data Industri Besar dan Sedang tahun responden. Metode analisis yang
1996 dan 2006, rasio upah gender dan digunakan Ordinary Least Square
rasio produktivitas gender diestimasi (OLS). Hasil estimasi menunjukkan
secara simultan menggunakan bahwa diindikasikan adanya
metode non-linear seemingly diskriminasi pembayaran upah
unrelated regression (NLSUR) pekerja di pasar kerja formal
dengan estimator least square. Provinsi Lampung menurut jenis
Penelitian ini menemukan bukti ada kelamin. Kesenjangan upah untuk
diskriminasi upah terhadap pekerja perempuan secara rata-rata
perempuan di sektor manufaktur. menerima 26,03% 93,1% dari upah
Setelah mendisagregasi perusahaan yang diterima oleh pekerja laki-
berdasarkan status ekspor, laki. Hal ini mengindikasikan
diskriminasi upah terhadap adanya diskriminasi dalam
perempuan ditemukan di perusahaan pembayaran upah antara pekerja
non-eksportir, sedangkan di laki-laki dan perempuan di pasar
perusahaan eksportir tidak ditemukan kerja Provinsi Lampung.
diskriminasi upah Diskriminasi ini menyebabkan
pekerja perempuan menerima porsi
pendapatan yang relatif lebih kecil.
Jika pekerja perempuan menerima
upah yang setara dengan pekerja
laki-laki tentu akan lebih membantu
dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Hasil estimasi juga
menunjukkan semakin tinggi
pendidikan para pekerja perempuan
kesenjangan upah menurun.
Artinya, untuk menurunkan
diskriminasi pembayaran upah
pekerja perempuan terhadap
pekerja laki-laki di pasar kerja
formal Provinsi Lampung dapat
dilakukan dengan meningkatkan
tingkat pendidikan para pekerja
perempuan
Latar Hasil estimasi menunjukkan bahwa Permasalahan diskriminasi pada
belakang kesenjangan dan diskriminasi upah tenaga kerja yang dapat
gender masih ada di Indonesia. Upah memengaruhi kesenjangan upah
dan produktivitas perempuan lebih merupakan persoalan yang sering
rendah dari laki-laki. Namun upah ditemukan di pasar kerja negara-
yang diterima oleh perempuan masih negara maju maupun berkembang.
lebih rendah dari produktivitasnya Penyebab kesenjangan upah sangat
yang menunjukkan bukti adanya komplek, saling terkait dan
diskriminasi upah terhadap cenderung bervariasi dari waktu ke
perempuan. Diskriminasi upah waktu, untuk kesederhanaan
terhadap perempuan semakin analisis biasanya dikelompokkan
menguat di sepanjang tahun 1996– menjadi dua faktor utama, yaitu
2006 disebabkan karena produktivitas faktor yang dapat dijelaskan atau
perempuan yang semakin meningkat terukur seperti perbedaan human
namun tidak diimbangi dengan capital, karateristik pasar, dan
peningkatan upah perempuan relatif karateristik pekerja atau sering
terhadap upah laki-laki. Penelitian ini disebut dengan endowment factors,
juga menunjukkan adanya dan karateristik yang tak dapat
diskriminasi upah terhadap dijelaskan (unexplained) seperti
perempuan di kelompok perusahaan jenis kelamin yang juga disebut
non-eksportir, sedangkan di diskriminasi (Blinder, 1973).
perusahaan eksportir tidak ditemukan Pirmana (2006) dalam
bukti diskriminasi upah. penelitiannya tentang perbedaaan
upah antara laki-laki dan
perempuan di Indonesia
menunjukkan dengan jelas adanya
ketidaksetaraan gender yang
signifikan dalam upah di Indonesia.
Teori Teori modal manusia dari Polachek Borjas (2013) menyatakan
(2004) menghubungkan antara diskriminasi di pasar tenaga kerja
ekspektasi bekerja di pasar tenaga adalah kesenjangan upah dan
kerja dengan biaya untuk kesempatan kerja (employment
mendapatkan pendidikan dan opportunities) untuk pekerjaan
pelatihan yang marketable. Semakin yang sama, dengan factor penyebab
besar ekspektasi seseorang untuk ras, gender, suku bangsa, tingkat
bekerja di pasar tenaga kerja, semakin pendidikan dan lain lain.
besar investasi yang dikeluarkan Diskriminasi pasar tenaga kerja ada
untuk mendapatkan pendidikan. jika pekerja yang memiliki
Teori compensating wage karakteristik produktif identik
differentials dari Filer (1985) diperlakukan berbeda karena
menyatakan bahwa setiap pekerjaan kelompok demografis mana mereka
memiliki tingkat kenyamanan yang berasal. Becker (1957) dalam The
berbeda dan setiap pekerja memiliki Economics of Discrimination
preferensi tentang kenyamanan kerja menyatakan diskriminasi dapat
yang berbeda. Upah yang dibayarkan terjadi karena adanya konsep dasar
seharusnya tidak hanya sebagai return perbedaan selera. Asumsinya
dari modal manusia tetapi juga harus terdapat dua tipe pekerja yaitu
mengompensasi aspek pekerja berkulit putih (White
ketidaknyamanan dari pekerjaan. Ada Workers) dengan upah WW dan
biaya yang harus dikeluarkan untuk pekerja berkulit hitam (Black
menciptakan kondisi kerja yang lebih Workers) dengan tingkat upah WB
nyaman. Tingkat upah akan lebih tinggi pada
Teori economics of discrimination jabatan-jabatan yang mana
dari Becker (1971), bahwa golongan minoritas dikucilkan
diskriminasi membutuhkan biaya (Afrida, 2003).
yang tinggi. Perusahaan yang Diskriminasi upah terjadi jika dua
diskriminatif menjadi kurang efisien. kelompok pekerja (misal wanita
Dalam model ini diasumsikan dan pria) bekerja dalam jabatan
employer tidak menyukai kelompok yang sama namun menerima upah
pekerja perempuan yang berbeda (Afrida BR, 2003).

Metode Metode empiris dari penelitian ini Penelitian ini menggunakan data
mengikuti Dong dan Zhang (2009) Sakernas Provinsi Lampung Tahun
yang juga diadopsi oleh Chen et al. 2016 dengan jumlah sampel
(2013) dan Dammert et al. (2013) sebanyak 699 observasi. Jenis data
yakni perusahaan merekrut pekerja yang digunakan dalam penelitian
laki-laki dan perempuan dan ini adalah tingkat upah, jenis
menawarkan tingkat upah untuk kelamin, umur, lama pendidikan,
masing-masing pekerja. Model ini pengalaman, dan lapangan usaha.
mengasumsikan pasar persaingan Variabel umur dibentuk menjadi 5
sempurna. Dianggap ada diskriminasi (lima) kategori dengan 4 (empat)
upah jika upah yang diberikan kepada variabel indikator Age1, Age2,
pekerja tidak sesuai dengan Age3 dan Age4. Variabel
produktivitas yang dimiliki pekerja pendidikan dibentuk dalam 3 (tiga)
tersebut. Diskriminasi upah kategori dengan 2 (dua) variabel
diidentifikasi melalui joint estimation indikator Educ1 dan Educ
persamaan upah dan fungsi produksi 2.Variabel pengalaman dengan
dengan satu indikator yang mana
bernilai samadengan 1 jika
mempunyai pengalaman kerja, dan
nilai 0 untuk yang tidak mempunyai
pengalaman kerja.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan yang lebih tinggi
ada diskriminasi upah terhadap mampu menjadikan pekerja
pekerja perempuan di sektor perempuan lebih kompetitif di
manufaktur di Indonesia, dalam artian pasar kerja dan dengan modal
perempuan menerima upah yang intelektual yang lebih baik akan
lebih rendah dari produktivitasnya. mampu menurunkan besaran
Adanya diskriminasi upah terhadap kesenjangan upah dengan pekerja
perempuan dibuktikan dengan laki-laki. Pekerja perempuan yang
menggunakan data tahun 1996 dan berpendidikan S1/DIV menurut
2006, dan tetap robust ketika Sakernas 2016 hanya sebanyak
menggunakan data pooled crosss 6,72% yang memilih bekerja pada
section tahun 1996 dan 2006. Hasil sektor formal dan persentase ini
penelitian ini sejalan dengan hasil lebih besar dari persentase jumlah
penelitian empiris sebelumnya di pekerja laki-laki yang hanya 5,43%.
Indonesia yang menggunakan data di Sektor formal di Indonesiamemang
level pekerja. Hasil penelitian memiliki standar tingkat upah yang
tersebut juga menemukan bukti lebih tinggi dibandingkan sektor
adanya diskriminasi upah terhadap informal. Akan tepat jika di masa
perempuan. Diskriminasi upah yang akan datang dibuat sebuah
terhadap perempuan semakin kebijakan penurunan kesenjangan
meningkat pada rentang tahun 1996 upah antara pekerja laki-laki dan
dan 2006. Pada 1996, diskriminasi perempuan dalam bentuk
upah terhadap perempuan sebesar peningkatan modal intelektual
13% dengan rasio upah perempuan untuk pekerja perempuan.
terhadap laki-laki sebesar 0,59 Peningkatan modal intelektual
dengan rasio produktivitas sebesar perempuan ini dapat dalam bentuk
0,73. Sementara pada 2006, beasiswa/subsidi di bidang
diskriminasi upah terhadap pendidikan, rencana peningkatan
perempuan sebesar 48%, dengan pelatihan yang dilakukan oleh
rasio upah perempuan terhadap laki- swasta atau pemerintah, transfer
laki sebesar 0,55 dengan rasio kesehatan untuk menjaga kualitas
produktivitas sebesar 1,03. kesehatan perempuan, kesempatan
Peningkatan diskriminasi upah tidak setara dalam mengisi lowongan
hanya terjadi di keseluruhan sampel pekerjaan dan pembayaran tingkat
perusahaan manufaktur tetapi juga di upah. Hal ini akan sangat
kelompok perusahaan non-eksportir. menguntungkan perekonomian di
Meningkatnya diskriminasi upah masa depan dengan adanya
terhadap perempuan disebabkan oleh peningkatan daya beli kaum
meningkatnya produktivitas perempuan dan akan membawa
perempuan, namun tidak diimbangi pada pertumbuhan ekonomi yang
dengan peningkatan upahnya. lebih tinggi.

3. PERBANDINGAN ISI JURNAL


PARAMETER JURNAL 1 JURNAL 2
TUJUAN Mengidentifikasi diskriminasi upah Menganalisis kesenjangan upah
antargender di Indonesia. Fokus pekerja menurut jenis kelamin di
penelitian ini adalah pada pasar tenaga kerja Provinsi
penggunaan data di level employer Lampung. Data penelitian
sehingga dapat dilakukan bersumber dari data Survei
perbandingan antara rasio Angkatan Kerja Nasional
produktivitas pekerja perempuan (Sakernas) untuk Provinsi lampung
terhadap produktivitas pekerja laki- Tahun 2016.
laki dengan rasio upahnya. Jurnal 2 menggunakan sampel dan
data lebih spesifik regional
sementara jurnal 1 menggunakan
data seluruh Indonesia (scope lebih
besar)
METODE metode non-linear seemingly Metode analisis yang digunakan
unrelated regression (NLSUR) Ordinary Least Square (OLS)
dengan estimator least square

4. KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN SARAN
Secara umum kedua jurnal membahas Di dalam jurnal ini terdapat kelebihan dan
tentang kesenjangan yang terjadi di kekurangan, setiap hal tersebut di analisis
Indonesia, baik kesenjangan upah ataupun guna menambah wawasan dalam membaca
gender. Secara umum kesenjangan terjadi jurnal. saran reviewer dalam jurnal ini agar
akibat adanya parameter-parameter khusus lebih memperhatikan paragraph dalam jurnal
yang ditetapkan suatu perusahaan sehingga penelitian ini agar menjadikan jurnal ini
menimbulkan diskriminasi. Jurnal 1 secara lebih mudah di pahami oleh pembaca.
umum membahas tentang kondisi
kesenjangan upah antar gender di Indonesia
dari sector manufaktur, sementara jurnal 2
lebih berfokus kepada kesenjangan upah
pekerja di pasar kerja pada provinsi lampung.

Anda mungkin juga menyukai