Anda di halaman 1dari 14

Psikoborneo

Jurnal Imiah Psikologi p-ISSN: 2477-2666


Volume 8 No 4 | Desember 2020: 620-633 e-ISSN: 2477-2674
DOI: 10.30872/psikoborneo

Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres


Terhadap Keterikatan Karyawan Pada Karyawati
Riyan Pangeri
Department of Psychology, University Mulawarman, Indonesia

Article Info ABSTRACT


Article history: This study aims to determine the effect of work life balance and
Received September 05, 2020 stress management on employee engagement. This study uses a
Revised Oktober 15,2020 quantitative approach. The subjects of this study were 40 employees
Accepted November 15, 2020 selected using purposive sampling technique. The collected data were
analyzed with multiple linear regression tests with the help of the SPSS
Keywords: program 21.0 for windows. The results of this study indicate that: there is a
Employee engagement positive and significant influence of work life balance and stress
Work life balance management on employee engagement with a significance value of p=
Stress manajement 0,000, F count=17,757 > F table=3,290 and R2= 0.526; there is a positive and
significant effect of work-life balance on employee engagement with the
beta coefficient (β)= 0.394, t count value=3.219 > t table=2.024 and p= 0.000;
there is a positive and significant effect of stress management on employee
engagement with the beta coefficient(β)= 0.572, t count value=4.682 > t
table=2.024 and p= 0.003.

ABSTRAK Kata kunci


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keseimbangan kehidupan Keterikatan
kerja dan manajemen stres terhadap keterikatan karyawan pada karyawati. karyawan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah 40 Keseimbangan
karyawati yang dipilih menggunakan teknik sampel purposive sampling. Teknik kehidupan kerja
analisis data yang digunakan adalah uji regresi berganda dengan bantuan program Manajemen Stres
SPSS versi 21.0. Hasil penelitian ini menunjukkan:Ada pengaruh positif dan
signifikan keseimbangan kehidupan kerja dan manajemen stres terhadap
keterikatan karyawan dengan nilai signifikansi p=0.000,F hitung=17.757 > F
tabel=3.290 dan R2=0.526; Ada pengaruh positif dan signifikan keseimbangan
kehidupan kerja terhadap keterikatan karyawan dengan koefisien beta(β)= 0.394,
t hitung=3.219 > t tabel=2.024 dan p=0.000; Ada pengaruh positif dan signifikan
manajemen stres terhadap keterikatan karyawan dengan koefisien beta(β)= 0.572,
t hitung=4.682 > t tabel=2.024 dan p=0.003.

620
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

PENDAHULUAN dibarengi dengan perasaan “terikat”, agar


partisipasi tersebut berjalan maksimal dan
Peningkatan jumlah tenaga kerja
juga memberikan peluang besar bagi
wanita menjadi fenomena yang menarik di
kemajuan wanita tersebut di masa depan.
dunia, termasuk di Indonesia. Kehadiran
Keterikatan untuk karyawan sangat
wanita di dalam dunia kerja dapat dilihat
dibutuhkan untuk mewujudkan karyawan
sebagai sisi positif karena dapat
yang lebih produktif, menurunkan turnover,
meningkatkan jumlah angkatan kerja dan
lebih merasa aman, meningkatkan kepuasan
menurunkan tingkat pengangguran.
konsumen, meminimalkan keluhan
Menurut Data Dinas Tenaga Kerja dan
karyawan, mengurangi ketidakhadiran juga
Transmigrasi (Disnaker, 2019) dikota
keterlambatan karyawan dan cenderung
Samarinda, Tingkat Partisipasi Angkatan
bertahan diperusahaan lebih lama,
Kerja (TPAK) perempuan pada tahun 2014
sedangkan karyawan yang tidak memiliki
yakni sebesar 42.42% dan mengalami
keterikatan akan memberikan tingkat energi
peningkatan menjadi 43.96% pada tahun
yang rendah bahkan menimbulkan rasa
2018. Hal tersebut menunjukkan adanya
ketidaksukaan dalam dirinya pada pekerjaan
kenaikan jumlah pekerja wanita di Kota
dan organisasi ditempat ia bekerja.
Samarinda.
Keterikatan karyawan itu sendiri
Jumlah tenaga kerja wanita terus
diartikan sebagai sebuah pendekatan di
meningkat dipengaruhi oleh zaman yang
tempat kerja yang bisa menghasilkan kondisi
sudah semakin berkembang. Munculnya
yang tepat bagi seluruh anggota organisasi
wanita di luar rumah mengidentifikasikan
agar bisa memberikan yang terbaik setiap
bahwa wanita telah membangun identitas
harinya, berkomitemn terhadap tujuan dan
baru untuk dirinya, tidak hanya sebagai
nilai organisasi, serta termotivasi untuk
seorang istri yang mengurus rumah tangga,
berkontribusi dalam kesuksesan organisasi
namun juga dapat bekerja dan mempunyai
dengan kesadaran akan manfaatnya bagi diri
karir yang baik (Duxbury & Higgins, 2008).
sendiri, yang di karakteristikkan dengan tiga
PT. X adalah salah satu perusahaan
aspek, yaitu mengandung karakteristik
perdagangan dan perkulakan modern yang
kesungguhan, dedikasi, penghayatan
menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari.
(Schaufeli, Salanova dan Bakker, 2002).
Perusahaan yang berdiri sejak November
Berdasarkan hasil wawancara dan
1993, saat ini telah memiliki karyawati
observasi yang peneliti lakukan dengan
sebanyak 50 orang pada bagian Toko di Kota
subjek ED pada tanggal 13 April 2019 yang
Samarinda. PT. X dituntut untuk selalu
bekerja pada bagian kasir, peneliti
meningkatkan kualitas sumber daya
menemukan masalah-masalah yang sering
manusia untuk menghadapi persaingan
sekali timbul yaitu banyaknya karyawan
dengan perusahaan lain pada bidang serupa.
yang kurang memiliki semangat dalam
Sumber daya manusia memiliki peran yang
bekerja, ketika jam kerja berlangsung
besar dalam berjalannya sebuah organisasi,
ditemukan karyawan yang asik membuka
dimana sumber daya manusia merupakan
akun sosial media, serta ada pula karyawan
salah satu penentu keberhasilan perusahaan
yang bermain game dan asik mengobrol, ini
karena perannya sebagai aset berharga
menunjukkan kurangnya karakteristik
dalam merencanakan, melaksanakan serta
kesungguhan pada karyawati.
mengendalikan berbagai kegiatan
Subjek tidak menyukai adanya
operasional perusahaan (Ardana, Mujiati &
pekerjaan lembur, hanya melakukan
Utama, 2012). Meningkatnya partisipasi
pekerjaan apabila disuruh saja (kurang
wanita dalam dunia kerja kemudian juga
memunculkan inisiatif kerja). Ada beberapa
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 621
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

karyawan yang terlihat datang terlambat, memberikan beban yang ganda pada diri
tidak sesuai dengan jam masuk kerja yang sebagai seorang wanita. Wanita diminta
telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu shift berkomitmen terhadap pekerjaan mereka
pagi pukul 07.30 WITA dan shift sore pukul seperti laki-laki, sementara pada waktu yang
14.00 WITA. Banyak juga karyawan yang bersamaan mereka juga harus memberikan
tidak mengikuti kegiatan bersama, seperti prioritas peran pada keluarga sebagai ibu
senam zumba setiap hari minggu. Alasannya rumah tangga. Peran sebagai pekerja
karena harus mengurus keperluan yang sekaligus sebagai rumah tangga ini dapat
penting dirumah, ini menunjukkan membawa wanita dalam suatu kondisi
kurangnya karakteristik dedikasi karyawati dimana wanita tidak mampu
terhadap pekerjaannya. menyeimbangkan diri dan terjadi benturan
Ditambah hasil wawancara yang tanggung jawab sebagai pekerja dan
peneliti lakukan dengan subjek NT pada tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga.
tanggal 23 Mei 2019 yang bekerja sebagai Meenakshi, Subrahamanyam dan
kasir, yaitu rasa antusias dari karyawan Ravichandran (2013) mengungkapkan
terlihat sangat rendah terhadap pekerjaan bahwa keseimbangan kehidupan kerja
mereka yang menyebabkan subjek kurang diartikan sebagai jumlah waktu yang
fokus saat bekerja dan tidak memiliki dihabiskan untuk melakukan pekerjaan
tanggung jawab yang tinggi dengan dibandingkan dengan jumlah waktu yang
pekerjaannya, sehingga terlalu dihabiskan bersama keluarga dan
menyepelekan pekerjaannya, yang melakukan hal-hal yang disukai.
menyebabkan subjek pernah mendapatkan Keseimbangan kehidupan kerja merupakan
SP karena salah menghitung uang sampai hal yang penting untuk dicapai, karena
selisih satu juta dan juga bisa menyebabkan ketika individu berada dalam kondisi kurang
kerugian pada perusahaan, ini menunjukkan fit maka prestasi dalam bekerja akan
kurangnya karakteristik penghayatan menurun. Ketika individu tidak mencapai
karyawati terhadap pekerjaan. keseimbangan antara pekerjaan dan
Diperkuat dengan hasil wawancara keluarga maka individu akan merasakan
dengan Kepala Zona di perusahaan tersebut beban tanggung jawab serta kesulitan untuk
bahwa masalah yang sering terjadi ada pada mengaktualisasikan diri.
absensi karyawsan, karena kebanyakan Dari hasil wawancara yang peneliti
karyawan tidak masuk kerja tanpa lakukan dengan subjek ED pada tangal 13
keterangan. Karyawan juga terlihat sering April 2019 yang bekerja pada bagian kasir,
lupa waktu dalam bekerja, sehingga apabila mengatakan bahwa pada awal-awal bekerja
dilihat karyawan lebih menyatu dengan senang apabila harus lembur setiap hari
pekerjaannya. Ada pula karyawan yang karena mendapatkan insentif, tetapi apabila
pintar berargumen, tetapi tidak mampu dilakukan setiap hari, subjek mengaku tidak
mengaplikasikannya dilingkungan kerja. sanggup, karena sempat beberapa kali
Sifat karyawan yang seperti itu tidak subjek sakit dan ijin tidak masuk kerja karena
menunjang perusahaan untuk terus maju, badan merasa tidak fit dan kelelahan.
dan ada beberapa karyawan yang berhenti Mengingat juga setiap hari sabtu dan
kerja dikarenakan mereka merasa gajinya minggu mengalami kenaikan pelanggan dan
terlalu rendah dengan pekerjaan yang perusahaan menjadi sangat padat. Sering
sangat berat. lembur dan pulang larut malam,
Duxbury dan Higgins (2008) menyebabkan tidak bisa melakukan aktivitas
mengemukakan bahwa keterlibatan para lain, seperti bermain dengan anak,
karyawan wanita dalam dunia kerja membersihkan rumah, atau sekedar untuk
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 622
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

berolahraga. Kemudian setelah pulang kerja Manajemen stres merupakan suatu


subjek tidak melakukan aktivitas lain, kecuali keterampilan yang memungkinkan
istirahat. Hal tersebut juga berdampak pada seseorang untuk mengantisipasi,
kesehatan subjek, yaitu sulit tidur, sering mencegah, mengelola dan memulihkan diri
sakit kepala, mudah lelah, nafsu makan dari stres yang dirasakan karena adanya
berkurang, perasaan sensitif akibat tuntutan ancaman dan ketidakmampuan dalam
pekerjaan yang tinggi. koping stres yang dilakukan (Smith, 2002).
Subjek juga beranggapan bahwa Berdasarkan hasil wawancara yang telah
ditempat kerjanya memiliki kelonggaran peneliti lakukan dengan subjek, bahwa
waktu apabila terlambat datang ke kantor, manajemen stres yang dilakukan subjek ED
karena pihak perusahaan tidak pernah pada saat jenuh bekerja adalah dengan
memberikan sanksi yang berat, tetapi hanya banyak berdoa, mengobrol dan bercanda
mendapatkan teguran dari atasan saja dengan teman-temannya, bermain sosial
walaupun terkadang juga harus mengganti media, sharring dengan teman-temannya
dengan tambahan jam kerja. yang lain yang dianggapnya memiliki
Ditambah dengan hasil wawancara kesamaan sifat dengan dirinya dan
yang dilakukan peneliti dengan subjek NT mencurahkan uneg-unegnya ke dalam
pada tanggal 23 Mei 2019 yang bekerja pada sebuah status curahan hati di jejaring sosial
bagian kasir, menyatakan bahwa tidak suka media.
disuruh lembur hingga setiap hari, apalagi Upaya-upaya yang dilakukan subjek ED
ketika bulan puasa pembeli mengalami tersebut cukup membuatnya tenang dan
kenaikan dua kali lipat dari hari biasanya. kembali fokus pada pekerjaan, namun
Lembur setiap hari menyebabkan subjek menurutnya perasaan tegang itu akan
mudah lelah, tidak bisa konsentrasi, kurang muncul kembali jika subjek ED dihadapkan
tidur dan sering sakit kepala yang pada kondisi yang sama. Langkah lain yang
menyebabkan subjek pernah mendapatkan dilakukan subjek ED untuk mengatasi stres
SP karena salah menghitung uang sampai ialah dengan tidak masuk kerja. Subjek ED
selisih satu juta. Subjek juga sering merasa merasa dengan tidak masuk kerja selama
kurang bersemangat, karena sering lembur satu hari, membuat badannya segar
dan harus pulang larut malam. Ketika pulang kembali, karena biasanya subjek gunakan
kerja subjek memilih untuk langsung untuk tidur-tiduran dirumah atau jalan-jalan.
istirahat. Begitu pula ketika mendapatkan Robbins dan Judge (2011) menyatakan
libur satu hari, biasanya subjek gunakan manajemen stres merupakan suatu program
untuk istirahat di rumah. penggunaan sumber daya manusia untuk
Berbagai masalah sehubungan dengan melakukan pengontrolan atau pengaturan
pekerjaan dapat memicu munculnya stres stres dimana bertujuan untuk mengenal
pada karyawan, baik yang disadari maupun penyebab stres dan mengetahui teknik-
tidak disadari. Hal ini dapat muncul dalam teknik mengelola stres melalui pendekatan
kurun waktu yang pendek maupun panjang, individual dan organisasi. Pendekatan
karena karyawan berkecipung ditempat individu, yaitu dimana seseorang karyawan
kerjanya lebih dari delapan jam per hari. dapat berusaha sendiri untuk mengurangi
Masalah-masalah tersebut bisa muncul level stresnya. Pendekatan organisasi, yaitu
karena adanya ketidaksesuaian antara peran beberapa penyebab stres adalah tuntutan
yang satu dengan peran yang lainnya, dari tugas dan peran organisasi yang
dimana karyawan memiliki tekanan yang semuanya dikendalikan oleh manajamen.
berbeda antara peran dikeluarga dan peran Oleh karena itu strategi-strategi yang
di pekerjaan (Parkes & Langford, 2008). digunakan untuk mengurangi stres
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 623
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

karyawannya adalah melalui seleksi dan aspek, yaitu mengandung karakteristik


penempatan, penempatan tujuan, redesain kesungguhan, dedikasi dan penghayatan.
pekerjaan, pengambilan keputusan Berdasarkan definisi diatas dapat
partisipatif, komunikasi organisasional dan disimpulkan bahwa keterikatan karyawan
program kesejahteraan. adalah tingkat berkomitmen seorang
Penelitian terdahulu yang terkait karyawan terhadap tujuan dan nilai
dengan keterikatan karyawan sudah pernah organisasi, serta termotivasi untuk
dilakukan oleh beberapa peneliti, salah berkontribusi dalam kesuksesan organisasi
satunya dilakukan oleh Hastuti (2018). Hasil dengan memiliki manajemen diri dari dalam
penelitian menunjukkan bahwa adanya menjalankan suatu pekerjaan.
pengaruh signifikan antara work life balace Menurut Anitha (2014), faktor yang
terhadap keterikatan karyawan, dimana mempengaruhi keterikatan karyawan
karyawan wanita memiliki tuntutan jam adalah (1) lingkungan kerja, (2)
kerja yang lebih mudah disesuaikan kepemimpinan, (3) hubungan tim dengan
(fleksibel). Karyawan yang memiliki jam rekan kerja, (4) pelatihan dan
kerja yang fleksibel mampu mengelola pengembangan karir, (5) kompensasi, (6)
tanggung jawab dalam kehidupannya, kebijakan, prosedur, struktur dan Sistem
memberikan manfaat untuk organisasi atau Organisasi, (7) Kesejahteraan di Tempat
perusahaan seperti meningkatkan kinerja, kerja.
konsentrasi, loyalitas, motivasi dan Adapun faktor-faktor yang
komitmen, serta memberikan manfaat mempengaruhi keseimbangan kehidupan
psikologis, mengurangi kecemasan dan kerja dan manajemen stres adalah
stres kerja, ikut memberikan andil dalam lingkungan kerja, hubungan tim dengan
rangka mengupayakan work life balance rekan kerja, dan kesejahteraan ditempat
guna menumbuhkan keterikatan karyawan. kerja. Teori keseimbangan kehidupan kerja
Teori keterikatan karyawan yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
digunakan dalam penelitian ini adalah teori teori yang disampikan oleh Meenakshi,
yang disampikan oleh Federman (2009), Subrahamanyam dan Ravichandran (2013)
yang mendefinisikan keterikatan karyawan yang mengartikan keseimbangan kehidupan
sebagai suatu tingkat dimana seseorang kerja sebagai jumlah waktu yang dihabiskan
memiliki komitmen terhadap sebuah untuk melakukan pekerjaan dibandingkan
organisasi sehingga dapat menentukan dengan jumlah waktu yang dihabiskan
bagaimana seseorang berperilaku dan bersama keluarga dan melakukan hal-hal
seberapa lama dia akan bertahan dengan yang disukai, selanjutnya menurut Atheya
posisinya tersebut, sedangkan menurut dan Arora (2014) keseimbangan kehidupan
Schaufeli, Salanova dan Bakker (2002) kerja merupakan suatu masalah yang
keterikatan karyawan didefinisikan sebagai penting untuk diperhatikan bagi seluruh
sebuah pendekatan di tempat kerja yang karyawan dan organisasi, karena
bisa menghasilkan kondisi yang tepat bagi menghadapi dua atau lebih tuntutan yang
seluruh anggota organisasi agar bisa bersaing untuk dipenuhi sangatlah
memberikan yang terbaik setiap harinya, melelahkan, selain dapat menimbulkan
berkomitmen terhadap tujuan dan nilai stres, keadaan tersebut juga dapat
organisasi, serta termotivasi untuk membuat produktivitas karyawan menurun.
berkontribusi dalam kesuksesan organisasi Berdasarkan definisi diatas dapat
dengan kesadaran akan manfaatnya bagi diri disimpulkan bahwa keseimbangan
sendiri, yang di karateristikkan dengan tiga kehidupan kerja adalah upaya pemenuhan
harapan seseorang setiap hari terkait
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 624
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

membagi peran, yaitu waktu bersama secara positif akan merambat pada tingkat
keluarga, teman, kegiatan pribadi lainnya, keterikatan produktif karyawan. Mengacu
disamping tuntutan kerja menjadi seimbang. pada teori yang dikemukakan oleh Atheya
Apabila peran-peran tersebut tidak dan Auora (2014) yang menyatakan bahwa
terpenuhi dapat menimbulkan stres dan keseimbangan kehidupan kerja adalah suatu
membuat produktivitas karyawan menurun. masalah yang penting untuk diperhatikan
Teori manajemen stres yang bagi seluruh karyawan dan organisasi,
digunakan dalam penelitian ini adalah teori karena menghadapi dua atau lebih tuntutan
yang disampikan oleh Smith (2002), yang yang bersaing untuk dipenuhi sangatlah
mendefinisikan Manajemen stres sebagai melelahkan, selain dapat menimbulkan
suatu keterampilan yang memungkinkan stres, keadaan tersebut juga dapat
seseorang untuk mengantisipasi, membuat produktivitas karyawan menurun.
mencegah, mengelola dan memulihkan diri Di dukung oleh penelitian yang telah
dari stres yang dirasakan karena adanya dilakukan oleh Hastuti (2018) yang
ancaman dan ketidakmampuan dalam menunjukkan adanya pengaruh signifikan
coping yang dilakukan. Menurut Robbins antara work life balace terhadap keterikatan
dan Judge (2011) manajemen stres karyawan, dimana karyawan wanita
didefinisikan sebagai suatu program memiliki tuntutan jam kerja yang lebih
penggunaan sumber daya manusia untuk mudah disesuaikan (fleksibel). Karyawan
melakukan pengontrolan atau pengaturan yang memiliki jam kerja yang fleksibel
stres dimana bertujuan untuk mengenal mampu mengelola tanggung jawab dalam
penyebab stres dan mengetahui teknik- kehidupannya, memberikan manfaat untuk
teknik mengelola stres melalui pendekatan organisasi atau perusahaan seperti
individual dan organisasional. meningkatkan kinerja, konsentrasi loyalitas,
Berdasarkan uraian diatas dapat motivasi dan komitmen, serta memberikan
disimpulkan bahwa manajemen stres adalah manfaat psikologis, mengurangi kecemasan
suatu keterampilan yang bertujuan untuk dan stres kerja.
mengenal penyebab stres dan mengetahui Masalah-masalah yang behubungan
teknik-teknik mengelola stres dan berusaha dengan pekerjaan dapat memicu munculnya
memulihkan diri dari stres yang di terimanya. stres pada karyawan, baik yang disadari
Adapun kerangka berfikir dalam penelitian maupun tidak disadari. Hal ini dapat muncul
ini sebagai berikut: dalam kurun waktu yang pendek maupun
Seorang karyawan yang memiliki panjang, karena karyawan berkecipung
keterikatan yang tinggi akan berkomitmen ditempat kerjanya lebih dari delapan jam per
terhadap tujuannya, menggunakan segenap hari (Parkes & Langford, 2008). Masalah-
kemampuannya untuk menyelesaikan tugas, masalah tersebut bisa muncul karena
menjaga perilakunya saat bekerja, adanya ketidaksesuaian antara peran yang
memastikan bahwa karyawan tersebut telah satu dengan peran yang lainnya, dimana
menyelesaikan tugas dengan baik sesuai karyawan memiliki tekanan yang berbeda
dengan tujuannya dan bersedia mengambil antara peran dikeluarga dan peran di
langkah perbaikan atau evaluasi jika pekerjaan.
memang diperlukan (Marciano, 2010). Faktor lainnya yang juga mendukung
Salah satu faktor yang dapat keterikatan karyawan adalah manajemen
meningkatkan keterikatan karyawan adalah stres. Dimana menajemen stres kerja
keseimbangan kehidupan kerja. Apabila menjadi suatu cara yang dapat membantu
karyawan diberikan kesempatan untuk karyawan dalam mengelola dan
mengurus urusan pribadinya, hal tersebut meminimalisir terjadinya stres; mengenal
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 625
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

penyebab stres dan mengetahui teknik- yang bertujuan mengukur seberapa besar
teknik mengelola stres melalui pendekatan pengaruh dari variabel independen
individual dan organisasi. Manajemen stres terhadap variabel dependen penelitian.
sendiri diartikan sebagai suatu keterampilan Menurut Azwar (2016), penelitian dengan
yang memungkinkan seseorang untuk pendekatan kuantitatif menekankan
mengantisipasi, mencegah, mengelola dan analisisnya pada data-data numerik (angka)
memulihkan diri dari stres yang dirasakan yang dioleh dengan metode statistika.
karena adanya ancaman dan Populasi yang diambil dalam penelitian ini
ketidakmampuan dalam koping yang adalah karyawati PT. X di kota Samarinda.
dilakukan (Smith, 2002). Teknik sampling pada penelitian ini
Hal ini diperkuat dengan penelitian menggunkan purposive sampling, dimana
terdahulu, yang dilakukan oleh Badri (2012), teknik pengambilan sampel semua anggota
yaitu menunjukkan bahwa sumber-sumber populasi digunakan sebagai sample, yaitu
stres (stresor) pada karyawan meliputi berjumlah 40 orang, dengan karakteristik
pekerjaan dan karir, rancangan pekerjaan sebagai berikut:
hubungan dengan atasan dan hubungan 1. Berjenis kelamin wanita
dengan rekan kerja. Efek-efek stres kerja 2. Memiliki masa kerja minimal 1 tahun
yang dirasakan karyawan seperti sakit 3. Sudah berkeluarga dan memiliki anak
kepala; perubahan sikap seperti menghidari Peneltian ini menggunakan skala likert
atasan atau menghindari pekerjaan; sebagai alat ukur penelitian yang terbagi
perubahan tingkah laku seperti kepuasan atas skala keterikatan karyawan, skala
rendah, sulit berkonsentrasi, berkurangnya keseimbangan kehidupan kerja dan skala
produktivitas dan efektifitas bekerja. ……… manajemen stres. Pada skala keterikatan
Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) karyawan 21 aitem dinyatakan valid dengan
untuk mengetahui pengaruh keseimbangan nilai alpha cronbach’s sebesar 0.835 > 0.600,
kehidupan kerja dan manajemen stress skala keseimbangan kehidupan kerja 22
terhadap keterikatan karyawan pada aitem dinyatakan valid dengan nilai alpha
karyawati PT. X di Kota Samarinda; (2) untuk cronbach’s sebesar 0.822 > 0.600 dan skala
mengetahui pengaruh keseimbangan manajemen stres 24 aitem dinyatakan valid
kehidupan kerja terhadap keterikatan dengan nilai alpha cronbach’s sebesar 0.865
karyawan pada karyawati PT. X di Kota > 0.600.
Samarinda dan (3) untuk mengetahui Metode analisis data yang digunakan
pengaruh manajemen stres terhadap adalah analisis regresi berganda.
keterikatan karyawan pada karyawati PT. X Keseluruhan teknik analisis data dalam
di Kota Samarinda. penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan bantuan program Statistical
METODE PENELITIAN Packages for Social Science (SPSS) versi 21.0
for windows.
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 626
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Hasil Uji Analisis Regresi Model Penuh
Variabel T Hitung T Tabel R2 P
Keterikatan Karyawan (Y)
Keseimbangan Kehidupan Kerja (X1) 17.757 3.29 0.526 0.000
Manajemen Stres (X2)

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui kehidupan kerja dengan keterikatan


bahwa hasil uji regresi berganda model karyawan pada karyawati PT. X di Kota
penuh dengan F hitung = 17.757 > F tabel = Samarinda menunjukkan adanya pengaruh
3.29, Adjusted R square = 0.526 dan P = 0.000 yang signifikan.
< 0.050, yang berarti bahwa keseimbangan

Tabel 2. Hasil Uji Analisis Regresi Model Bertahap


Variabel Beta T Hitung T Tabel P
Keseimbangan Kehidupan Kerja (X1)
0.394 3.219 2.024 0.000
Keterikatan Karyawan (Y)
Manajemen Stres (X2)
0.572 4.682 2.024 0.003
Keterikatan Karyawan (Y)

Berdasarkan tabel 2, diatas maka kerja dan manajemen stres pada karyawati,
dapat disimpulkan bahwa: maka semakin tinggi pula tingkat
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara keterikatan karyawan, begitu juga
keseimbangan kehidupan kerja dengan sebaliknya apabila keseimbangan kehidupan
keterikatan karyawan dengaan nilai beta kerja dan manajemen stres pada karyawati
= 0.394; t hitung = -3.219 > t tabel = 2.024 rendah maka keterikatan karyawan juga
dan p = 0.000 rendah. Berdasarkan penjelasan diatas,
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
manajemen stres dengan keterikatan diterima.
karyawan dengan beta = 0.572; t hitung - Hasil penelitian ini menunjukkan
4.682 > t tabel 2.024 dan p = 0.003 bahwa terdapat pengaruh positif antara
keseimbangan kehidupan kerja terdapat
PEMBAHASAN keterikatan karyawan, karena hasil regresi
secara penuh didapatkan nilai pada R2
Berdasarkan hasil uji hipotesis regresi
diperoleh hasil koefisien determinasi
model penuh menunjukkan bahwa
sebesar 0.526. Angka tersebut mengandung
keseimbangan kehidupan kerja dan
arti bahwa dalam penelitian ini,
menajemen stres terhadap keterikatan
keseimbangan kehidupan kerja dan
karyawan pada karyawati PT. X di Kota
manajemen stres (variabel bebas) dapat
Samarinda menunjukkan adanya pengaruh
memberikan sumbangan efektif sebesar
yang signifikan, dengan nilai diperoleh F =
52.6 persen terhadap keterikatan karyawan
17.757; R2 = 0.526 dan p = 0.000. Dengan
(variabel terikat), kemudian sisanya sebesar
demikian dapat dilihat bahwa terdapat
42.6 persen ditentukan oleh faktor-faktor
hubungan positif yang signifikan antara
lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian
keseimbangan kehidupan kerja dan
ini, misalnya lingkungan kerja;
manajemen stres terhadap keterikatan
kepemimpinan; hubungan tim dengan rekan
karyawan. Hal ini dapat diartikan bahwa
kerja; pelatihan & pengembangan;
semakin tinggi keseimbangan kehidupan
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 627
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

kompensasi; kebijakan, prosedur, struktur & bagaimana seseorang berperilaku dan


sistem organisasi dan kesejahteraan seberapa lama dia akan bertahan dengan
ditempat kerja (Anita, 2014). posisinya (Federman, 2009). Dari hasil
Nilakusumawati & Susilawati (2012) analisis regresi secara bertahap di dapatkan
menggunakan istilah ibu bekerja yang bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
mengacu kepada dua peran, yaitu wanita antara keseimbangan kehidupan kerja
yang bekerja diluar rumah untuk terhadap keterikatan karyawan yaitu
memperoleh penghasilan sebagai imbalan dengan nilai beta = 0.394; t = -3219 dan p =
kerjanya dan wanita yang tidak memperoleh 0.000. Hal tersebut menjadi dasar
penghasilan karena bekerja di dalam rumah. diterimanya hipotesis dalam penelitian ini,
Ini artinya pekerja wanita memiliki dua peran yaitu terdapat pengaruh antara
yaitu peran sebagai karyawan dan sebagai keseimbangan kehidupan kerja dengan
ibu rumah tangga. keterikatan karyawan. Angka signifikan ini
Tingginya tuntutan dari pekerjaan dan mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi
keluarga tentu akan menguras energi dan keseimbangan kehidupan kerja, harusnya
mental yang akhirnya akan memunculkan semakin tinggi pula keterikatan karyawan.
ketidaknyamanan secara psikologis. Menurut penelitian Patricia (2017)
Scaufeli, Bakker & Rhenen (2009) yang berpendapat bahwa jika karyawan
mengemukakan bahwa seiring tingginya diberikan kesempatan untuk mengurus
tuntutan pekerjaan maka karyawan akan urusan pribadinya hal ini akan secara positif
mengarahkan berbagai upaya untuk merambat pada tingkat keterikatan
memenuhi tuntutan peran tersebut, agar produktif karyawan. Penelitian yang
tetap bisa menjaga kualitas kinerjanya. Hal dilakukan oleh Sheppard (2016) mencatat
tersebut didukung oleh hasil wawancara bahwa karyawan akan lebih merasa puas
dengan subjek penelitian, yang mengartikan dan terikat aktif jika mereka menerima
istilah ibu bekerja sebagai sebuah adanya dukungan sosial secara resmi dari
kewajiban, karena setiap wanita itu harus perusahaan. Hal tersebut terbukti dari
bisa mandiri dan bisa menjadi kebanggaan karyawan yang terlihat sering lupa waktu
anak, dan agar ilmu yang di dapat pada saat dalam bekerja, sehingga apabila dilihat
sekolah tidak sia-sia. Walaupun memang karyawan lebih menyatu dengan
sulit membagi waktu. pekerjaannya, pertanyaan tersebut di
Meningkatnya partisipasi wanita dapatkan dari hasil wawancara yang peneliti
dalam dunia kerja juga harus dibarengi lakukan dengan Kepala Zona.
dengan perasaan “terikat”, agar partisipasi Tetapi tidak dipungkiri bahwa masih
tersebut berjalan maksimal dan juga ditemukan fenomena dilapangan yang
memberikan peluang besar bagi kemajuan menunjukkan keterikatan karyawan masih
wanita tersebut di masa depan. Seseorang rendah, dimana peneliti menemukan
yang terikat akan secara emosional masalah-masalah yang sering sekali timbul
mendedikasikan diri kepada organisasi dan yaitu banyaknya karyawati yang kurang
secara penuh berpartisipasi di dalam memiliki semangat dalam bekerja, ketika
pekerjaannya dengan antusias yang besar jam kerja berlangsung ditemukan karyawati
untuk kesuksesan dirinya dan atasan mereka yang asik membuka akun sosial media,
(Markos & Sridevi, 2010). bermain game dan asik mengobrol, ini
Keterikatan karyawan itu sendiri menunjukkan kurangnya karakteristik
diartikan sebagai suatu tingkat dimana kesungguhan pada karyawati.
seseorang memiliki komitemen terhadap Subjek tidak menyukai adanya
satu organisasi sehingga dapat menentukan pekerjaan lembur, hanya melakukan
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 628
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

pekerjaan apabila disuruh saja (kurang melelahkan, selain dapat menimbulkan


memunculkan inisiatif kerja). Ada beberapa stres, keadaan tersebut juga dapat
karyawati yang terlihat datang terlambat, membuat produktivitas karyawan menurun.
tidak sesuai dengan jam masuk kerja yang Berdasarkan hasil penelitian,
telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu shift keseimbangan kehidupan kerja memberikan
pagi pukul 07.30 WITA dan shift sore pukul sumbangan efektif terhadap keterikatan
14.00 WITA. Banyak juga karyawati yang karyawan pada karyawati sebesar 52.5
tidak mengikuti kegiatan bersama, seperti persen dan berada pada kategorikan tinggi,
senam zumba setiap hari minggu., ini yang berarti sebagian besar karyawati
menunjukkan kurangnya karakteristik memiliki keseimbangan kehidupan kerja
dedikasi karyawati terhadap pekerjaannya. yang baik. Hal tersebut didukung oleh hasil
Rasa antusias dari karyawan terlihat wawancara dengan subjek penelitian, yang
sangat rendah terhadap pekerjaan mereka menjelaskan bahwa subjek senang apabila
yang menyebabkan subjek kurang fokus disuruh lembur karena mandapakan insentif
saat bekerja dan tidak memiliki tanggung dan subjek juga beranggapan bahwa
jawab yang tinggi dengan pekerjaannya, ditempat kerjanya memiliki kelonggaran
sehingga terlalu menyepelekan waktu apabila terlambat datang ke kantor,
pekerjaannya, yang menyebabkan subjek karena pihak perusahaan tidak pernah
pernah mendapatkan SP karena salah memberikan sanksi yang berat, tetapi hanya
menghitung uang sampai selisih satu juta mendapatkan teguran dari atasan saja
dan juga bisa menyebabkan kerugian pada walaupun terkadang juga harus mengganti
perusahaan, ini menunjukkan kurangnya dengan tambahan jam kerja.
karakteristik penghayatan karyawati Masalah-masalah yang behubungan
terhadap pekerjaan. dengan pekerjaan dapat memicu munculnya
Keterlibatan para karyawan wanita stres pada karyawan, baik yang disadari
dalam dunia kerja juga memberikan beban maupun tidak disadari. Hal ini dapat muncul
yang ganda, dimana wanita diminta dalam kurun waktu yang pendek maupun
berkomitmen terhadap pekerjaan mereka panjang, karena karyawan berkecipung
seperti laki-laki, sementara pada waktu yang ditempat kerjanya lebih dari delapan jam per
bersamaan mereka juga harus memberikan hari (Parkes & Langford, 2008). Masalah-
prioritas peran pada keluarga sebagai ibu masalah tersebut muncul karena adanya
rumah tangga. Peran sebagai pekerja ketidaksesuaian antara peran yang satu
sekaligus sebagai ibu rumah tangga ini dapat dengan peran yang lainnya, dimana
membawa wanita dalam suatu kondisi karyawan memiliki tekanan yang berbeda
dimana wanita tidak mampu antara peran dikeluarga dan peran di
menyeimbangkan diri dan terjadinya pekerjaan. Tekanan yang timbul dan
benturan antara tanggung jawab sebagai berkepanjangan terus-menerus berpotensi
pekerja dan tanggung jawab sebagai ibu menimbulkan stres pada karyawan, baik
rumah tangga (Duxbury & Higgins, 2008). yang disadari maupun yang tidak disadari
Mengacu pada teori yang (Parkes & Longford, 2008).
dikemukakan oleh Atheya dan Arora (2014) Manajemen stres sendiri diartikan
yang menyatakan bahwa keseimbangan sebagai suatu keterampilan yang
kehidupan kerja adalah suatu masalah yang memungkinkan seseorang untuk
penting untuk diperhatikan bagi seluruh mengantisipasi, mencegah, mengelola dan
karyawan dan organisasi, karena memulihkan diri dari stres yang dirasakan
menghadapi dua atau lebih tuntutan yang karena adanya ancaman dan
bersaing untuk dipenuhi sangatlah ketidakmampuan dalam koping yang
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 629
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

dilakukan (Smith, 2002). Hasil analisis regresi segar kembali, karena biasanya subjek
secara bertahap di dapatkan bahwa gunakan untuk tidur-tiduran dirumah atau
terdapat pengaruh yang signifikan antara jalan-jalan.
manajemen stres terhadap keterikatan Hasil uji regresi parsial keseimbangan
karyawan yaitu dengan nilai beta = 0.572; t = keterlibatan (X2) dan koping stres (X6)
4.682 dan p = 0.003. Hal tersebut menjadi memiliki pengaruh positif dan signifikan
dasar diterimanya hipotesis dalam penelitian dengan kesungguhan (Y1). Hasil berikut
ini, yaitu ada pengaruh antara manajemen menunjukkan bahwa keseimbangan
stres terhadap keterikatan karyawan, keterlibatan dan koping stres memiliki
dimana menajemen stres kerja menjadi pengaruh yang signifikan terhadap aspek
suatu cara yang menurut peneliti dapat kesungguhan. Dalam hal ini berarti individu
membantu karyawati dalam mengelola dan yang berada pada suatu organisasi kerja dan
meminimalisir terjadinya stres. memiliki semangat yang tinggi terhadap
Melalui manajemen stres kerja, segala aktivitas kelompoknya yang
seorang individu atau karyawan dapat merefleksikan bahwa kelompok kerja
belajar menanggulangi stres secara adaptif mereka merupakan bagian terpenting dari
dan efektif. Dengan manajemen stres, kehidupan mereka. Dimana masing-masing
banyak cara yang dilakukan individu untuk dari mereka akan berusaha dengan
mengatasi atau meminimalisir terjadinya sungguh-sungguh di dalam pekerjaan
tingkat stres yang lebih tinggi (Sari, 2014). sehingga mampu memberikan hasil yang
Berdasarkan hasil responden penelitian maksimal dalam setiap pekerjaan yang
terdapat 40 persen responden yang diberikan, tidak mudah menyerah, semangat
memiliki manajemen stres pada kategori dan terus bertahan dalam menghadapi
tinggi. Sehingga sebagian besar karyawati kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Namun
memiliki manajemen stres yang baik. Hal apabila karyawan tidak mampu bersungguh-
tersebut didukung oleh hasil wawancara sungguh dan tidak mampu memberikan
oleh salah seorang subjek yaitu pada saat hasil yang maksimal dalam setiap
jenuh bekerja hal yang dilakukan adalah pekerjaanya, akan berdampak pada
dengan mengobrol dan bercanda dengan timbulnya beban dan ketidaksukaan dalam
temannya, bermain sosial media, sharring pekerjaan.
dengan teman-temannya yang lain yang Hasil uji regresi parsial didapatkan
dianggapnya memiliki kesamaan sifat bahwa keseimbangan waktu (X1) dan
dengan dirinya dan mencurahkan uneg- strategi terhidar dari stres (X5) memiliki
unegnya kedalam sebuah status curahan pengaruh positif dan signifikan dengan
hati di jejaring sosial media dan juga selalu aspek dedikasi (Y2). Hasil berikut
mengingat orang tua, karena subjek bekerja menunjukkan bahwa aspek keseimbangan
untuk kebutuhan orang tua. waktu dan aspek strategi terhindar dari stres
Upaya-upaya yang dilakukan subjek berpengaruh signifikan dengan aspek
tersebut cukup membuatnya tenang dan dedikasi. Dalam hal ini berarti adanya
kembali fokus pada pekerjaan, namun keyakinan pada masing-masing karyawati
menurutnya perasaan tegang itu bisa saja untuk menumbuhkan rasa bangga dengan
muncul kembali jika subjek dihadapkan pada pekerjaannya dan tetap tekun sampai akhir
kondisi yang sama. Langkah lain yang pada perusahaan tanpa merasa terancam
dilakukan subjek untuk mengatasi stres ialah dengan tantangan yang dihadapi, sehingga
dengan tidak masuk kerja. Subjek karyawati akan menganggap dirinya mampu
beranggapan bahwa dengan tidak masuk untuk mengatasi segala persolaan atau
kerja selama satu hari, membuat badannya tantangan pada pekerjaan. Namun ketika
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 630
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

karyawan tersebut menghadapi sebuah Pemaparan diatas cukup


kesulitan dan tidak berusaha melakukan membuktikan bahwa hasil penelitian ini
perbaikan, akan mengacu pada tindakan yang menyatakan bahwa keseimbangan
yang menyimpang yang akan menghasilkan kehidupan kerja dan manajemen stres
penilaian negatif dari organisasi atau memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kelompok tersebut. keterikatan karyawan pada karyawati PT. X
Dengan demikian hasil penelitian ini di Kota Samarinda. Peneliti ini tidak luput
mendukung penelitian terdahulu yang dari adanya keterbatasan penelitian.
dilakukan oleh Andriani (2017) bahwa Adapun keterbatasan dalam penelitian ini
variabel keseimbangan waktu (X1) diantaranya yaitu pertama tidak
memberikan pengaruh secara parsial dilakukannya try out pada skala penelitian
terhadap keterikatan karyawan (Y) sebesar ini, karena keterbatasan jumlah subjek.
0.000 dan menunjukkan adanya hubungan Kedua, penelitian dilakukan secara online
positif. Hal ini berarti terdapat hubungan yang membuat peneliti tidak bisa
yang searah sehingga apabila variabel (X1) mengkondisikan subjek untuk tetap fokus
meningkat maka keterikatan karyawan juga mengisi sesuai dengan keadaan subjek.
meningkat sebesar 0.000.
Hasil uji regresi parsial didapatkan SIMPULAN
bahwa keseimbangan waktu (X1) dan 1. Terdapat pengaruh yang signifikan
keseimbangan keterlibatan (X2) memiliki antara keseimbangan kehidupan kerja
pengaruh positif dan signifikan dengan
dan manajemen stres terhadap
penghayatan (Y3). Hasil tersebut keterikatan karyawan pada karyawati PT.
menunjukkan bahwa aspek keseimbangan X di Kota Samarinda.
waktu dan aspek keseimbangan 2. Terdapat pengaruh yang signifikan
keterlibatan berpengaruh signifikan dengan antara keseimbangan kehidupan kerja
aspek penghayatan. Dalam hal ini berarti dengan keterikatan karyawan pada
adanya keadaan yang mengharuskan karyawati PT. X di Kota Samarinda.
karyawati untuk memberikan perhatian 3. Terdapat pengaruh yang signifikan
penuh terhadap pekerjaannya. Tidak hanya antara manajemen stres dengan
itu, karyawati juga harus menumbuhkan
keterikatan karyawan pada karyawati PT.
cinta terhadap pekerjaannya, sehingga akan X di Kota Samarinda.
sulit untuk melepaskan diri dengan
pekerjaannya. Begitu pula sebaliknya, SARAN
apabila karyawati merasa terbebani dengan
pekerjaannya akan menimbulkan rasa 1. Bagi Karyawati
ketidaknyamanan dan sulit berkonsentrasi. Bagi karyawati agar selalu bekerja
Dengan demikian hasil penelitian ini dengan penuh ketelitian dan ketekunan,
mendukung penelitian terdahulu yang dengan cara tidak menggunakan alat-alat
dilakukan oleh Andriani (2017) bahwa elektronik pada saat jam bekerja
variabel keseimbangan waktu (X2) berlangsung. Karyawati juga harus berani
memberikan pengaruh secara parsial mengungkapkan pendapat agar
terhadap keterikatan karyawan (Y) sebesar terciptanya komunikasi yang baik dengan
0.000 dan menunjukkan adanya hubungan atasan. Ketika memiliki masalah ataupun
positif. Hal ini berarti terdapat hubungan kesalahpahaman ditempat kerja,
yang searah sehingga apabila variabel (X2) sebaiknya diselesaikan dengan segera
meningkat maka keterikatan karyawan juga dan tidaks membawa permasalahan
meningkat sebesar 0.000. tersebut dilingkungan keluarga.

Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 631
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

2. Bagi Perusahaan PT. X Kota Samarinda Atheya, R., & Arora, R. (2014). Stress and its
Bagi Perusahaan PT. X Kota Samarinda brunt on employee’s work life balance:
agar lebih memperhatikan tingkat A conceptual study. Journal of
keseriusan karyawati ketika sedang Humanities and Social Science, 19(3), 57-
bekerja. Dengan cara menghimbau 62.
karyawati untuk mengurangi pemakaian Azwar, S. (2016). Reliabilitas dan Validitas.
alat-alat elektronik yang tidak Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
berhubungan dengan pekerjaan. Agar Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
perusahaan dapat memperkecil tingkat (DISNAKER). (2013). Rencana tenaga
kerugian yang bisa ditimbulkan akibat kerja provinsi kalimantan timur 2014-
kelalaian karyawati. Pihak perusahaan 2018. Samarinda: Pusat Perencanaan
juga harus lebih tegas dalam memberikan Tenaga Kerja.
sanksi, agar karyawati memiliki efek jera Duxbury, L. W., & Higgins, C. A. (2008).
apabila tidak mengikuti aturan Work-family conflict: A comparison of
perusahaan. Selain itu juga bisa dual-career and traditional-career
mengadakan gathering untuk men. Journal of Organizational
mempererat hubungan karyawan dengan Behavior, 13(4), 389-411.
perusahaan, juga untuk mengurangi Federman, B. (2009). Employee engagement:
kejenuhan para karyawati agar A roadmap for creating profits, optizing
berdampak pada layanan yang semakin performance, and increasing loyality.
baik. San Francisco: Jossey-Bass A Wiley
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Imprint.
Bagi peneliti selanjutnya agar lebih Hastuti, A. (2018). Peran work life balance
menggali dan memperhatikan faktor- terhadap keterikatan karyawan wanita
faktor lain yang tidak disertakan dalam karir. Jurnal Ilmiah Citra Ilmu, 14 (27),
penelitian ini, misalnya pelatihan dan 27-40.
pengembangan karir dan disiplin kerja. Markos, S., & Sridevi, M.S. (2010). employee
Melakukan penelitian dengan jumlah engagement: The key to improving
sample yang banyak untuk performance. International Journal of
memungkinkan mendapatkan hasil Bussiness And Manajement, 5(12), 89-
perbedaan yang tinggi, juga dapat 96.
menggunakan sample yang lebih Meenakshi, P., Subrhmanyam, V., &
bervariasi, seperti wanita yang belum Ravichandran, K. (2013). The relation
menikah untuk dijadikan perbandingan. between work-life balance. Journal of
Business and Manajement, 14(3), 31-35.
DAFTAR PUSTAKA Nilakusumawati, D.P., Susilawati, M. (2012).
Studi faktor-faktor yang
Anitha, J. (2014). Determinants of employee
mempengaruhi wanita bekerja di kota
engagemement and their impact on
Denpasar. PIRAMIDA Jurnal
employee engagement. International
Kependudukan dan Pengembangan
Journal of Productivity and
Sumber Daya Manusia, 8(1), 26-31.
Performance Manajement, 63(3), 308-
Nurmayanti, S., Thoyib, A., Noermijati &
323.
Irawanto, D. (2014). Work life balance:
Ardana, I. K., Mujiati, N. W. & Utama, I. M.
A review of female teachers in
(2012). Manajemen sumber daya
Indonesia. International Journal of
manusia. Yoyakarta: Graha ilmu.
Psychological Studies, 6(3), 134-142.

Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 632
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633

Parkes, L. P & Langford, P. H (2008). Work pendekatan individual, organisasional


life balance or work life llignment? a dan dukungan sosial. Jurnal
test of the importance of work life Manajemen, 9(1), 68-75.
balance for employee engagament Schaufeli, W. B. Salanova, M., Gonzalez, V &
and intention to stay in organizations. Bakker, A. (2002). The measurements
Journal of Management and of engagement and burnout: A two
Organization, 14(3), 267-285. sample confirmatory factor analytic
Patricia, B. (2015). Bi-directional work to life approach. Journal of Happiness
conflict: an investigation of work life Studies, 3(1), 71-92.
balance for nurses in acute public Sheppard, G. (2016). Work life balance
hospital settings in ireland. Thesis in program to improve employee
NUI Galway. perfromance. Walden University
Robbins, S. P. & Judge, T. A. (2011). Scholar Works: Doctoral Thesis.
Organizational behavior (14 th ed). New Smith, J. C., (2002). Stres management: A
Jersey: Pearson. comprehensive handbook of techniques
Sari, A, P. (2014). Strategi manajemen stres and strategies. New York. Springer
kerja pada karyawan melalui Publishing Company, Inc.

Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 633
(Riyan Pangeri)

Anda mungkin juga menyukai