620
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633
karyawan yang terlihat datang terlambat, memberikan beban yang ganda pada diri
tidak sesuai dengan jam masuk kerja yang sebagai seorang wanita. Wanita diminta
telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu shift berkomitmen terhadap pekerjaan mereka
pagi pukul 07.30 WITA dan shift sore pukul seperti laki-laki, sementara pada waktu yang
14.00 WITA. Banyak juga karyawan yang bersamaan mereka juga harus memberikan
tidak mengikuti kegiatan bersama, seperti prioritas peran pada keluarga sebagai ibu
senam zumba setiap hari minggu. Alasannya rumah tangga. Peran sebagai pekerja
karena harus mengurus keperluan yang sekaligus sebagai rumah tangga ini dapat
penting dirumah, ini menunjukkan membawa wanita dalam suatu kondisi
kurangnya karakteristik dedikasi karyawati dimana wanita tidak mampu
terhadap pekerjaannya. menyeimbangkan diri dan terjadi benturan
Ditambah hasil wawancara yang tanggung jawab sebagai pekerja dan
peneliti lakukan dengan subjek NT pada tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga.
tanggal 23 Mei 2019 yang bekerja sebagai Meenakshi, Subrahamanyam dan
kasir, yaitu rasa antusias dari karyawan Ravichandran (2013) mengungkapkan
terlihat sangat rendah terhadap pekerjaan bahwa keseimbangan kehidupan kerja
mereka yang menyebabkan subjek kurang diartikan sebagai jumlah waktu yang
fokus saat bekerja dan tidak memiliki dihabiskan untuk melakukan pekerjaan
tanggung jawab yang tinggi dengan dibandingkan dengan jumlah waktu yang
pekerjaannya, sehingga terlalu dihabiskan bersama keluarga dan
menyepelekan pekerjaannya, yang melakukan hal-hal yang disukai.
menyebabkan subjek pernah mendapatkan Keseimbangan kehidupan kerja merupakan
SP karena salah menghitung uang sampai hal yang penting untuk dicapai, karena
selisih satu juta dan juga bisa menyebabkan ketika individu berada dalam kondisi kurang
kerugian pada perusahaan, ini menunjukkan fit maka prestasi dalam bekerja akan
kurangnya karakteristik penghayatan menurun. Ketika individu tidak mencapai
karyawati terhadap pekerjaan. keseimbangan antara pekerjaan dan
Diperkuat dengan hasil wawancara keluarga maka individu akan merasakan
dengan Kepala Zona di perusahaan tersebut beban tanggung jawab serta kesulitan untuk
bahwa masalah yang sering terjadi ada pada mengaktualisasikan diri.
absensi karyawsan, karena kebanyakan Dari hasil wawancara yang peneliti
karyawan tidak masuk kerja tanpa lakukan dengan subjek ED pada tangal 13
keterangan. Karyawan juga terlihat sering April 2019 yang bekerja pada bagian kasir,
lupa waktu dalam bekerja, sehingga apabila mengatakan bahwa pada awal-awal bekerja
dilihat karyawan lebih menyatu dengan senang apabila harus lembur setiap hari
pekerjaannya. Ada pula karyawan yang karena mendapatkan insentif, tetapi apabila
pintar berargumen, tetapi tidak mampu dilakukan setiap hari, subjek mengaku tidak
mengaplikasikannya dilingkungan kerja. sanggup, karena sempat beberapa kali
Sifat karyawan yang seperti itu tidak subjek sakit dan ijin tidak masuk kerja karena
menunjang perusahaan untuk terus maju, badan merasa tidak fit dan kelelahan.
dan ada beberapa karyawan yang berhenti Mengingat juga setiap hari sabtu dan
kerja dikarenakan mereka merasa gajinya minggu mengalami kenaikan pelanggan dan
terlalu rendah dengan pekerjaan yang perusahaan menjadi sangat padat. Sering
sangat berat. lembur dan pulang larut malam,
Duxbury dan Higgins (2008) menyebabkan tidak bisa melakukan aktivitas
mengemukakan bahwa keterlibatan para lain, seperti bermain dengan anak,
karyawan wanita dalam dunia kerja membersihkan rumah, atau sekedar untuk
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 622
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633
membagi peran, yaitu waktu bersama secara positif akan merambat pada tingkat
keluarga, teman, kegiatan pribadi lainnya, keterikatan produktif karyawan. Mengacu
disamping tuntutan kerja menjadi seimbang. pada teori yang dikemukakan oleh Atheya
Apabila peran-peran tersebut tidak dan Auora (2014) yang menyatakan bahwa
terpenuhi dapat menimbulkan stres dan keseimbangan kehidupan kerja adalah suatu
membuat produktivitas karyawan menurun. masalah yang penting untuk diperhatikan
Teori manajemen stres yang bagi seluruh karyawan dan organisasi,
digunakan dalam penelitian ini adalah teori karena menghadapi dua atau lebih tuntutan
yang disampikan oleh Smith (2002), yang yang bersaing untuk dipenuhi sangatlah
mendefinisikan Manajemen stres sebagai melelahkan, selain dapat menimbulkan
suatu keterampilan yang memungkinkan stres, keadaan tersebut juga dapat
seseorang untuk mengantisipasi, membuat produktivitas karyawan menurun.
mencegah, mengelola dan memulihkan diri Di dukung oleh penelitian yang telah
dari stres yang dirasakan karena adanya dilakukan oleh Hastuti (2018) yang
ancaman dan ketidakmampuan dalam menunjukkan adanya pengaruh signifikan
coping yang dilakukan. Menurut Robbins antara work life balace terhadap keterikatan
dan Judge (2011) manajemen stres karyawan, dimana karyawan wanita
didefinisikan sebagai suatu program memiliki tuntutan jam kerja yang lebih
penggunaan sumber daya manusia untuk mudah disesuaikan (fleksibel). Karyawan
melakukan pengontrolan atau pengaturan yang memiliki jam kerja yang fleksibel
stres dimana bertujuan untuk mengenal mampu mengelola tanggung jawab dalam
penyebab stres dan mengetahui teknik- kehidupannya, memberikan manfaat untuk
teknik mengelola stres melalui pendekatan organisasi atau perusahaan seperti
individual dan organisasional. meningkatkan kinerja, konsentrasi loyalitas,
Berdasarkan uraian diatas dapat motivasi dan komitmen, serta memberikan
disimpulkan bahwa manajemen stres adalah manfaat psikologis, mengurangi kecemasan
suatu keterampilan yang bertujuan untuk dan stres kerja.
mengenal penyebab stres dan mengetahui Masalah-masalah yang behubungan
teknik-teknik mengelola stres dan berusaha dengan pekerjaan dapat memicu munculnya
memulihkan diri dari stres yang di terimanya. stres pada karyawan, baik yang disadari
Adapun kerangka berfikir dalam penelitian maupun tidak disadari. Hal ini dapat muncul
ini sebagai berikut: dalam kurun waktu yang pendek maupun
Seorang karyawan yang memiliki panjang, karena karyawan berkecipung
keterikatan yang tinggi akan berkomitmen ditempat kerjanya lebih dari delapan jam per
terhadap tujuannya, menggunakan segenap hari (Parkes & Langford, 2008). Masalah-
kemampuannya untuk menyelesaikan tugas, masalah tersebut bisa muncul karena
menjaga perilakunya saat bekerja, adanya ketidaksesuaian antara peran yang
memastikan bahwa karyawan tersebut telah satu dengan peran yang lainnya, dimana
menyelesaikan tugas dengan baik sesuai karyawan memiliki tekanan yang berbeda
dengan tujuannya dan bersedia mengambil antara peran dikeluarga dan peran di
langkah perbaikan atau evaluasi jika pekerjaan.
memang diperlukan (Marciano, 2010). Faktor lainnya yang juga mendukung
Salah satu faktor yang dapat keterikatan karyawan adalah manajemen
meningkatkan keterikatan karyawan adalah stres. Dimana menajemen stres kerja
keseimbangan kehidupan kerja. Apabila menjadi suatu cara yang dapat membantu
karyawan diberikan kesempatan untuk karyawan dalam mengelola dan
mengurus urusan pribadinya, hal tersebut meminimalisir terjadinya stres; mengenal
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 625
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633
penyebab stres dan mengetahui teknik- yang bertujuan mengukur seberapa besar
teknik mengelola stres melalui pendekatan pengaruh dari variabel independen
individual dan organisasi. Manajemen stres terhadap variabel dependen penelitian.
sendiri diartikan sebagai suatu keterampilan Menurut Azwar (2016), penelitian dengan
yang memungkinkan seseorang untuk pendekatan kuantitatif menekankan
mengantisipasi, mencegah, mengelola dan analisisnya pada data-data numerik (angka)
memulihkan diri dari stres yang dirasakan yang dioleh dengan metode statistika.
karena adanya ancaman dan Populasi yang diambil dalam penelitian ini
ketidakmampuan dalam koping yang adalah karyawati PT. X di kota Samarinda.
dilakukan (Smith, 2002). Teknik sampling pada penelitian ini
Hal ini diperkuat dengan penelitian menggunkan purposive sampling, dimana
terdahulu, yang dilakukan oleh Badri (2012), teknik pengambilan sampel semua anggota
yaitu menunjukkan bahwa sumber-sumber populasi digunakan sebagai sample, yaitu
stres (stresor) pada karyawan meliputi berjumlah 40 orang, dengan karakteristik
pekerjaan dan karir, rancangan pekerjaan sebagai berikut:
hubungan dengan atasan dan hubungan 1. Berjenis kelamin wanita
dengan rekan kerja. Efek-efek stres kerja 2. Memiliki masa kerja minimal 1 tahun
yang dirasakan karyawan seperti sakit 3. Sudah berkeluarga dan memiliki anak
kepala; perubahan sikap seperti menghidari Peneltian ini menggunakan skala likert
atasan atau menghindari pekerjaan; sebagai alat ukur penelitian yang terbagi
perubahan tingkah laku seperti kepuasan atas skala keterikatan karyawan, skala
rendah, sulit berkonsentrasi, berkurangnya keseimbangan kehidupan kerja dan skala
produktivitas dan efektifitas bekerja. ……… manajemen stres. Pada skala keterikatan
Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) karyawan 21 aitem dinyatakan valid dengan
untuk mengetahui pengaruh keseimbangan nilai alpha cronbach’s sebesar 0.835 > 0.600,
kehidupan kerja dan manajemen stress skala keseimbangan kehidupan kerja 22
terhadap keterikatan karyawan pada aitem dinyatakan valid dengan nilai alpha
karyawati PT. X di Kota Samarinda; (2) untuk cronbach’s sebesar 0.822 > 0.600 dan skala
mengetahui pengaruh keseimbangan manajemen stres 24 aitem dinyatakan valid
kehidupan kerja terhadap keterikatan dengan nilai alpha cronbach’s sebesar 0.865
karyawan pada karyawati PT. X di Kota > 0.600.
Samarinda dan (3) untuk mengetahui Metode analisis data yang digunakan
pengaruh manajemen stres terhadap adalah analisis regresi berganda.
keterikatan karyawan pada karyawati PT. X Keseluruhan teknik analisis data dalam
di Kota Samarinda. penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan bantuan program Statistical
METODE PENELITIAN Packages for Social Science (SPSS) versi 21.0
for windows.
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 626
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Hasil Uji Analisis Regresi Model Penuh
Variabel T Hitung T Tabel R2 P
Keterikatan Karyawan (Y)
Keseimbangan Kehidupan Kerja (X1) 17.757 3.29 0.526 0.000
Manajemen Stres (X2)
Berdasarkan tabel 2, diatas maka kerja dan manajemen stres pada karyawati,
dapat disimpulkan bahwa: maka semakin tinggi pula tingkat
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara keterikatan karyawan, begitu juga
keseimbangan kehidupan kerja dengan sebaliknya apabila keseimbangan kehidupan
keterikatan karyawan dengaan nilai beta kerja dan manajemen stres pada karyawati
= 0.394; t hitung = -3.219 > t tabel = 2.024 rendah maka keterikatan karyawan juga
dan p = 0.000 rendah. Berdasarkan penjelasan diatas,
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
manajemen stres dengan keterikatan diterima.
karyawan dengan beta = 0.572; t hitung - Hasil penelitian ini menunjukkan
4.682 > t tabel 2.024 dan p = 0.003 bahwa terdapat pengaruh positif antara
keseimbangan kehidupan kerja terdapat
PEMBAHASAN keterikatan karyawan, karena hasil regresi
secara penuh didapatkan nilai pada R2
Berdasarkan hasil uji hipotesis regresi
diperoleh hasil koefisien determinasi
model penuh menunjukkan bahwa
sebesar 0.526. Angka tersebut mengandung
keseimbangan kehidupan kerja dan
arti bahwa dalam penelitian ini,
menajemen stres terhadap keterikatan
keseimbangan kehidupan kerja dan
karyawan pada karyawati PT. X di Kota
manajemen stres (variabel bebas) dapat
Samarinda menunjukkan adanya pengaruh
memberikan sumbangan efektif sebesar
yang signifikan, dengan nilai diperoleh F =
52.6 persen terhadap keterikatan karyawan
17.757; R2 = 0.526 dan p = 0.000. Dengan
(variabel terikat), kemudian sisanya sebesar
demikian dapat dilihat bahwa terdapat
42.6 persen ditentukan oleh faktor-faktor
hubungan positif yang signifikan antara
lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian
keseimbangan kehidupan kerja dan
ini, misalnya lingkungan kerja;
manajemen stres terhadap keterikatan
kepemimpinan; hubungan tim dengan rekan
karyawan. Hal ini dapat diartikan bahwa
kerja; pelatihan & pengembangan;
semakin tinggi keseimbangan kehidupan
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 627
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633
dilakukan (Smith, 2002). Hasil analisis regresi segar kembali, karena biasanya subjek
secara bertahap di dapatkan bahwa gunakan untuk tidur-tiduran dirumah atau
terdapat pengaruh yang signifikan antara jalan-jalan.
manajemen stres terhadap keterikatan Hasil uji regresi parsial keseimbangan
karyawan yaitu dengan nilai beta = 0.572; t = keterlibatan (X2) dan koping stres (X6)
4.682 dan p = 0.003. Hal tersebut menjadi memiliki pengaruh positif dan signifikan
dasar diterimanya hipotesis dalam penelitian dengan kesungguhan (Y1). Hasil berikut
ini, yaitu ada pengaruh antara manajemen menunjukkan bahwa keseimbangan
stres terhadap keterikatan karyawan, keterlibatan dan koping stres memiliki
dimana menajemen stres kerja menjadi pengaruh yang signifikan terhadap aspek
suatu cara yang menurut peneliti dapat kesungguhan. Dalam hal ini berarti individu
membantu karyawati dalam mengelola dan yang berada pada suatu organisasi kerja dan
meminimalisir terjadinya stres. memiliki semangat yang tinggi terhadap
Melalui manajemen stres kerja, segala aktivitas kelompoknya yang
seorang individu atau karyawan dapat merefleksikan bahwa kelompok kerja
belajar menanggulangi stres secara adaptif mereka merupakan bagian terpenting dari
dan efektif. Dengan manajemen stres, kehidupan mereka. Dimana masing-masing
banyak cara yang dilakukan individu untuk dari mereka akan berusaha dengan
mengatasi atau meminimalisir terjadinya sungguh-sungguh di dalam pekerjaan
tingkat stres yang lebih tinggi (Sari, 2014). sehingga mampu memberikan hasil yang
Berdasarkan hasil responden penelitian maksimal dalam setiap pekerjaan yang
terdapat 40 persen responden yang diberikan, tidak mudah menyerah, semangat
memiliki manajemen stres pada kategori dan terus bertahan dalam menghadapi
tinggi. Sehingga sebagian besar karyawati kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Namun
memiliki manajemen stres yang baik. Hal apabila karyawan tidak mampu bersungguh-
tersebut didukung oleh hasil wawancara sungguh dan tidak mampu memberikan
oleh salah seorang subjek yaitu pada saat hasil yang maksimal dalam setiap
jenuh bekerja hal yang dilakukan adalah pekerjaanya, akan berdampak pada
dengan mengobrol dan bercanda dengan timbulnya beban dan ketidaksukaan dalam
temannya, bermain sosial media, sharring pekerjaan.
dengan teman-temannya yang lain yang Hasil uji regresi parsial didapatkan
dianggapnya memiliki kesamaan sifat bahwa keseimbangan waktu (X1) dan
dengan dirinya dan mencurahkan uneg- strategi terhidar dari stres (X5) memiliki
unegnya kedalam sebuah status curahan pengaruh positif dan signifikan dengan
hati di jejaring sosial media dan juga selalu aspek dedikasi (Y2). Hasil berikut
mengingat orang tua, karena subjek bekerja menunjukkan bahwa aspek keseimbangan
untuk kebutuhan orang tua. waktu dan aspek strategi terhindar dari stres
Upaya-upaya yang dilakukan subjek berpengaruh signifikan dengan aspek
tersebut cukup membuatnya tenang dan dedikasi. Dalam hal ini berarti adanya
kembali fokus pada pekerjaan, namun keyakinan pada masing-masing karyawati
menurutnya perasaan tegang itu bisa saja untuk menumbuhkan rasa bangga dengan
muncul kembali jika subjek dihadapkan pada pekerjaannya dan tetap tekun sampai akhir
kondisi yang sama. Langkah lain yang pada perusahaan tanpa merasa terancam
dilakukan subjek untuk mengatasi stres ialah dengan tantangan yang dihadapi, sehingga
dengan tidak masuk kerja. Subjek karyawati akan menganggap dirinya mampu
beranggapan bahwa dengan tidak masuk untuk mengatasi segala persolaan atau
kerja selama satu hari, membuat badannya tantangan pada pekerjaan. Namun ketika
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 630
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 631
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633
2. Bagi Perusahaan PT. X Kota Samarinda Atheya, R., & Arora, R. (2014). Stress and its
Bagi Perusahaan PT. X Kota Samarinda brunt on employee’s work life balance:
agar lebih memperhatikan tingkat A conceptual study. Journal of
keseriusan karyawati ketika sedang Humanities and Social Science, 19(3), 57-
bekerja. Dengan cara menghimbau 62.
karyawati untuk mengurangi pemakaian Azwar, S. (2016). Reliabilitas dan Validitas.
alat-alat elektronik yang tidak Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
berhubungan dengan pekerjaan. Agar Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
perusahaan dapat memperkecil tingkat (DISNAKER). (2013). Rencana tenaga
kerugian yang bisa ditimbulkan akibat kerja provinsi kalimantan timur 2014-
kelalaian karyawati. Pihak perusahaan 2018. Samarinda: Pusat Perencanaan
juga harus lebih tegas dalam memberikan Tenaga Kerja.
sanksi, agar karyawati memiliki efek jera Duxbury, L. W., & Higgins, C. A. (2008).
apabila tidak mengikuti aturan Work-family conflict: A comparison of
perusahaan. Selain itu juga bisa dual-career and traditional-career
mengadakan gathering untuk men. Journal of Organizational
mempererat hubungan karyawan dengan Behavior, 13(4), 389-411.
perusahaan, juga untuk mengurangi Federman, B. (2009). Employee engagement:
kejenuhan para karyawati agar A roadmap for creating profits, optizing
berdampak pada layanan yang semakin performance, and increasing loyality.
baik. San Francisco: Jossey-Bass A Wiley
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Imprint.
Bagi peneliti selanjutnya agar lebih Hastuti, A. (2018). Peran work life balance
menggali dan memperhatikan faktor- terhadap keterikatan karyawan wanita
faktor lain yang tidak disertakan dalam karir. Jurnal Ilmiah Citra Ilmu, 14 (27),
penelitian ini, misalnya pelatihan dan 27-40.
pengembangan karir dan disiplin kerja. Markos, S., & Sridevi, M.S. (2010). employee
Melakukan penelitian dengan jumlah engagement: The key to improving
sample yang banyak untuk performance. International Journal of
memungkinkan mendapatkan hasil Bussiness And Manajement, 5(12), 89-
perbedaan yang tinggi, juga dapat 96.
menggunakan sample yang lebih Meenakshi, P., Subrhmanyam, V., &
bervariasi, seperti wanita yang belum Ravichandran, K. (2013). The relation
menikah untuk dijadikan perbandingan. between work-life balance. Journal of
Business and Manajement, 14(3), 31-35.
DAFTAR PUSTAKA Nilakusumawati, D.P., Susilawati, M. (2012).
Studi faktor-faktor yang
Anitha, J. (2014). Determinants of employee
mempengaruhi wanita bekerja di kota
engagemement and their impact on
Denpasar. PIRAMIDA Jurnal
employee engagement. International
Kependudukan dan Pengembangan
Journal of Productivity and
Sumber Daya Manusia, 8(1), 26-31.
Performance Manajement, 63(3), 308-
Nurmayanti, S., Thoyib, A., Noermijati &
323.
Irawanto, D. (2014). Work life balance:
Ardana, I. K., Mujiati, N. W. & Utama, I. M.
A review of female teachers in
(2012). Manajemen sumber daya
Indonesia. International Journal of
manusia. Yoyakarta: Graha ilmu.
Psychological Studies, 6(3), 134-142.
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 632
(Riyan Pangeri)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 620-633
Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Manajemen Stres Terhadap Keterikatan Karyawan 633
(Riyan Pangeri)