SKRIPSI
Disusun oleh:
2023
BAB I
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Produktivitas
2.1.3 Kompetensi
2.1.4 Kompensasi
Menurut Martoyo dalam Masram (2015, hlm 137) faktor-faktor yang membuat
perusahaan memberikan kompensasi adalah sebagai berikut:
1. Faktor Internal
a. Dana Organisasi
Terhimpunnya dana tentunya sebagai akibat prestasi-prestasi kerja yang telah
ditujukan oleh karyawan. Maka Makin besarnya prestasi kerja maka makin
besar pula keuntungan organisasi/perusahaan. Besarnya keuntungan perusahaan
akan memperbesar himpunan dana untuk kompensasi, maka pelaksanaan
kompensasi akan makin baik. Begitu pula sebaliknya.
b. Serikat Pekerja
Para pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja juga dapat mempengaruhi
pelaksanaan atau penetapan kompensasi dalam suatu perusahaan. Serikat
pekerja dapat menjadi simbol kekuatan pekerja di dalam menuntut perbaikan
nasib. Keberadaan serikat pekerja perlu mendapatkan perhatian atau perlu
diperhitungkan oleh pihak manajemen.
2. Faktor Pribadi Karyawan
a. Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja dipengaruhi oleh prestasi kerja. Prestasi kerja merupakan
faktor yang diperhitungkan dalam penetapan kompensasi. Pengaruh ini
memungkinkan karyawan pada posisi dan jabatan yang sama mendapatkan
kompensasi yang 138 Manajemen Sumber Daya Manusia berbeda. Pemberian
kompensasi ini dimaksud untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
b. Posisi dan Jabatan
Posisi dan jabatan berbeda berimplikasi pada perbedaan besarnya kompensasi.
Posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi menunjukkan keberadaan dan
tanggung jawabnya dalam hierarki organisasi. Semakin tinggi posisi dan
jabatan seseorang dalam organisasi, semakin besar tanggung jawabnya, maka
semakin tinggi pula kompensasi yang diterimanya.
c. Pendidikan dan Pengalaman
Selain posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman kerja juga merupakan
faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi. Pegawai yang lebih
berpengalaman dan berpendidikan lebih tinggi akan mendapat kompensasi
yang lebih besar dari pegawai yang kurang pengalaman dan atau lebih rendah
tingkat pendidikannya. Pertimbangan faktor ini merupakan wujud penghargaan
organisasi pada keprofesionalan seseorang. Pertimbangan ini juga dapat
memacu karyawan untuk meningkatkan pengetahuannya.
d. Jenis dan Sifat Pekerjaan
Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja di lapangan berbeda dengan
pekerjaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga kompensasi untuk
pekerjaan klerikal akan berbeda dengan pekerjaan administratif. Begitu pula
halnya dengan pekerjaan manajemen berbeda dengan pekerjaan teknis.
3. Faktor Eksternal
a. Penawaran dan Permintaan kerja
Mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana penawaran
(supply) tenaga kerja lebih dari permintaan (demand) akan menyebabkan
rendahnya kompensasi yang diberikan. Sebaiknya bila kondisi pasar kerja
menunjukkan besarnya jumlah permintaan tenaga kerja sementara penawaran
hanya sedikit, maka kompensasi yang diberikan akan besar. Besarnya nilai
kompensasi yang ditawarkan suatu organisasi merupakan daya tarik calon
pegawai untuk memasuki organisasi tersebut. Namun dalam keadaan dimana
jumlah tenaga kerja lebih besar dari lapangan kerja yang tersedia, besarnya
kompensasi sedikit banyak menjadi terabaikan.
b. Biaya hidup Besarnya kompensasi
terutama upah/gaji harus disesuaikan dengan besarnya biaya hidup (cost of
living). Yang dimaksud biaya hidup disini adalah 140 Manajemen Sumber
Daya Manusia biaya hidup minimal. Paling tidak kompensasi yang diberikan
harus sama dengan atau diatas biaya hidup minimal. Jika kompensasi yang
diberikan lebih rendah dari biaya hidup minimal, maka yang terjadi adalah
proses pemiskinan bangsa.
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah berupaya melindungi rakyatnya dari
kesewenang-wenangan dan keadilan. Dalam kaitannya dengan kompensasi,
pemerintah menentukan upah minimum, jam kerja/ hari, untuk pria dan wanita,
pada batas umur tertentu. Dengan peraturan tersebut pemerintah menjamin
berlangsungnya proses pemakmuran bangsa hingga dapat mencegah praktek-
praktek organisasi yang dapat memiskinkan bangsa.
d. Kondisi Perekonomian Nasional
Kompensasi yang diterima oleh pegawai di negara-negara maju jauh lebih
besar dari yang diterima negara-negara berkembang dan atau negara miskin.
Besarnya rata-rata kompensasi yang diberikan oleh organisasi-organisasi dalam
suatu negara mencerminkan kondisi perekonomian negara tersebut dan
penghargaan negara terhadap sumber daya manusianya.
2.4 Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian yang menjadi subjek utama dalam konteks penelitian ini adalah
Tirta Bangunan. Tirta Bangunan terletak secara fisik di Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 39
No. 6, Cilangkap, Cibinong, Depok, Jawa Barat. Pemilihan Tirta Bangunan sebagai
lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan yang cermat. Pertama-tama, lokasi
ini dianggap sangat relevan dengan fokus penelitian yang membahas dampak
kerjasama tim, kompetensi kerja, dan insentif terhadap produktivitas karyawan.
Sebagai entitas di sektor konstruksi dan pengembangan properti, Tirta Bangunan
secara inheren melibatkan kolaborasi tim yang erat dalam melaksanakan proyek-
proyeknya. Oleh karena itu, peran serta serta dinamika kerja tim dalam konteks ini
dapat menjadi representasi yang signifikan dalam menganalisis pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap produktivitas.
Keputusan untuk menetapkan Tirta Bangunan sebagai lokasi penelitian juga
terkait dengan aspek aksesibilitas yang memudahkan proses pengumpulan data. Lokasi
yang terletak di sepanjang Jl. Raya Jakarta Bogor memberikan kemudahan akses bagi
peneliti dari wilayah Jakarta, Bogor, dan sekitarnya. Hal ini memiliki konsekuensi
positif dalam mengorganisir pengumpulan data melalui observasi langsung serta
wawancara, mengingat aksesibilitas yang memadai merupakan faktor penunjang
kualitas data. Keputusan ini juga mengambil pertimbangan mengenai potensi sumber
data internal yang dapat mendukung penelitian. Kemungkinan adanya data mengenai
produktivitas karyawan, sistem insentif yang diterapkan, dan informasi terkait
kompetensi kerja yang dijaga oleh Tirta Bangunan mampu memberikan perspektif
mendalam dalam menganalisis dan menafsirkan temuan penelitian.
Kesimpulan dari pemilihan Tirta Bangunan sebagai lokasi penelitian adalah Tirta
Bangunan memiliki keunikan dan keterkaitan yang kuat dengan topik yang dibahas,
serta mampu memfasilitasi kegiatan pengumpulan data dengan sebaik-baiknya.
Setelah data-data yang diperlukan sudah tergali dan terkumpul, maka langkah
selanjutnya kami mengolah data tersebut menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1. Editing (Pemeriksaan Data)
Editing adalah meneliti data-data yang telah diperoleh, terutama dari kelengkapan
jawaban, keterbacaan tulisan, kejelasan makna,kesesuaian dan relevansinya dengan
data yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses editing terhadap
hasil data wawancara, dan kuesioner yang sudah dibagikan terkait dokumen yang
ada pada Toko Tirta Bangunan.
2. Classifying (Klasifikasi)
Classifying adalah proses pengelompokan semua data baik yang berasal dari hasil
wawancara dengan subyek penelitian, pengamatan dan pencatatan dari kuesioner
yang kami bagikan kepada karyawan Toko Tirta Bangunan. Seluruh data yang
didapat tersebut dibaca dan ditelaah secara mendalam, kemudian digolongkan
sesuai kebutuhan. Hal ini dilakukan agar data yang telah diperoleh menjadi mudah
dibaca dan dipahami, serta memberikan informasi yang objektif yang diperlukan
oleh peneliti. Kemudian data-data tersebut dipilih dalam bagian-bagian yang
memiliki persamaan berdasarkan data yang diperoleh pada saat wawancara dan
kuesioner yang telah diisi karyawan Toko Tirta Bangunan.
3. Verifying (Verifikasi)
Verifying adalah proses memeriksa data dan informasi yang telah didapat dari
lapangan agar validitas data dapat diakui dan digunakan dalam penelitian.
4. Concluding (Kesimpulan)
Selanjutnya adalah kesimpulan, yaitu adalah langkah terakhir dalam proses
pengolahan data. Kesimpulan inilah yang nantinya akan menjadi sebuah data
terkait dengan objek penelitian peneliti. Hal ini disebut dengan istilah concluding,
yaitu kesimpulan atas proses pengolahan data yang terdiri dari tiga proses
sebelumnya: editing, classifying, dan verifying.
Validitas adalah penilaian terhadap semua baik alat yang dirancang untuk
menentukan suatu penelitian variabel (Sekaran & Bougie, 2016). Uji validitas adalah
cara yang digunakan untuk mengetahui seberapa akurat penelitian mengukur apa yang
seharusnya diukur. Pengukuran validitas berhubungan dengan pengujian dari seberapa
biak nilai sebuah instrumen dalam mengukur suatu penelitian untuk diekambangkan.
Nilai uji validitas yang tinggi akan menyebabkan pertanyaan dalam penelitian semakin
baik, hal tersebut terjadi saat validitas diuji dengan melakukan pengujian hubungan
antar variabel yaitu Discriminant Validity dan Average Variance Extracted (AVE),
dengan nilai AVE yang diharapkan > 0.5 (Wijaya, 2019). Variasi variabel laten yang
mungkin dijelaskan oleh perbedaan model pengukuran dianalisis dengan menggunakan
ukuran ini, yang mengukur perbedaan tersebut.
Menurut Hardani et al. (2020, hlm 254) penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang dimaksud untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai
instrumen kunci. Penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis pendekatan induktif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
menitikberatkan pada pengukuran dan analisis hubungan sebab-akibat antara
bermacam macam variabel, bukan prosesnya, penyelidikan dipandang berada dalam
kerangka bebas nilai.
Menurut Ferdinand (2014) analisis deskriptif adalah suatu bagian dari analisis
data yang dimana untuk menilai karakteristik data itu sendiri agar dapat dengan mudah
dimengerti dan dipahami. Dalam analisis deskriptif ini dasar perhitungan statistik yang
dimana tujuan dari analisis ini untuk mengetahui nilai mean (rata-rata), standard
deviation (standar deviasi), minimum (nilai terendah) dan maximum atau nilai tertinggi.
Sedangkan, menurut Sumanto (2014) dalam (Sriekaningsih. A. & Daengs. A., 2020,
hlm 58) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang, dimana peneliti
berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian untuk
kemudian digambarkan sebagaimana adanya.
Menurut Diana (2021, hlm 94) uji hipotesis adalah cabang ilmu Statistika
Inferensial yang dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara
statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut.
Pernyataan atau asumsi sementara yang dibuat untuk diuji kebenarannya tersebut
dinamakan dengan Hipotesis (Hypothesis) atau Hipotesa. Uji hipotesis sendiri
bertujuan untuk menetapkan sebuah dasar sehingga dapat mengumpulkan bahan
berupa kumpulan bukti dalam menetapkan keputusan apakah menolak ataupun
menerima dari kebenaran, pernyataan maupun asumsi yang telah dibuat sebelumnya.
Uji hipotesis ini dilakukan dengan Uji Parsial (Uji T) dan Uji Simultan (Uji F).
Dasar dari pengambilan keputusan tersebut adalah jika nilai signifikansi < 0,05 dapat
dinyatakan terdapat pengaruh secara parsial. Penentuan penerimaan hipotesis dengan
uji t dapat dilakukan berdasarkan tabel t. Nilai t hitung hasil regresi dibandingkan
dengan nilai t pada tabel.
- Jika t hitung > t tabel maka berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial,
- dan sebaliknya jika t hitung < t tabelmaka tidak terdapat pengaruh yang signifikan
secara parsial.
No Pernyataan Jawaban
STS TS R S SS
Meningkatkan Hasil
Kontribusi Positif
3 Karyawan dituntut meningkatkan
kontribusi positifnya terhadap perusahaan
Bertanggung Jawab
Komunikasi
Koordinasi
Kenyamanan (Comforting)
13 Kenyamanan anggota tim diperlukan
dalam kerjasama tim
Keahlian
Pengetahuan
Keterampilan
Konsep Diri
Gaji/Upah
Tunjangan
Penghargaan