Anda di halaman 1dari 9

Psikoborneo

Jurnal Imiah Psikologi p-ISSN: 2477-2666


Volume 8 No 4 | Desember 2020: 648-656 e-ISSN: 2477-2674
DOI: 10.30872/psikoborneo

Hubungan Stress Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan


Lonika Pebrianti
Department of Psychology, University Mulawarman Samarinda, Indonesia

Article Info ABSTRACT


Article history: This study aims to determine the corelation between job stress and work
Received September 15, 2020 motivation on employees of PT. Sumalindo Lestari Jaya (SLJ) Samarinda.
Revised Oktober 15,2020 The research uses a quantitative approach. The sample of this study 80
Accepted November 15, 2020 employees selected using saturated sampling technique. The data
colection methods used is the scale of work motivation and work stress.
Keywords: The collacted data was anayized in Kendall’s Tau-b analysis test and the
Job Stress statistical package for social sciences SPSS 23 for windows. The result of
Employees Motivation this study there is negative corelation between work motivation and
work stress through kendall’s Tau-b 0.110 correlation test with a result
of R, by -0.110 and a significant value 0f 0.36 (p< 0.50). This means that
more work stress on employees will result in less work motivation on
conversely the less work stress on employees will result in more work
motivation.

ABSTRAK Kata kunci


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stress kerja dan motivasi kerja Stress kerja
pada karyawan PT. Sumalindo Lestari Jaya (SLJ) Samarinda. Penelitian ini menggunakan Motivasi kerja
metode pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah 80 karyawan yang dipilih
dengan menggunakan tekhnik sampel jenuh. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah skala motivasi kerja dan stress kerja. Teknik analisa data
menggunakan uji analisis Kendall’s Tau-b dengan bantuan program Statistical package
for Social Sciences SPSS 23 for windows. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada
hubungan negatif antara motivasi kerja dan stress kerja melalui uji korelasi Kendall’s
Tau-b dengan hasil R sebesar -0.110 dan nilai signifikan 0.036 (p < 0.50). Hal ini berarti
semakin tinggi stress kerja yang dimiliki karyawan maka semakin rendah motivasi kerja
yang dimiliki karyawan dan begitu juga sebaliknya. Semakin rendah stress kerja yang
dimiliki karyawan maka motivasi kerjanya juga semakin tinggi.

648
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 648-656

PENDAHULUAN berjalan dengan baik. PT SLJ Global Tbk


memiliki banyak divisi atau bagian dalam
Persaingan antar perusahaan saat ini
menjalankan berbagai proses pengolahan
semakin berat dalam mencapai tujuan.
kayu. Peneliti mengambil sampel dari bagian
Perusahaan harus memiliki cara dalam
repair back. Repair back adalah bagian
menangani serta memperbaiki sistem di
pekerjaan dari proses pembuatan plywood.
dalam organisasi sehingga dapat mengikuti
Pekerjaanya adalah memperbaiki veneer
perkembangan atau memenuhi sebagian
(lembaran kayu tipis) yang terdapat cacat
keinginan karyawan. Adanya persaingan dan
seperti mata kayu busuk, press mark, kerak
perubahan pada organisasi sependapat
plat, dll. Setiap perusahaan dalam
dengan pernyataan Cummings dan Worley
meningkatkan motivasi kinerja karyawannya
(2008) bahwa saat ini jumlah organisasi yang
ditempuh dengan cara yang tidak mudah,
sedang mengalami perubahan semakin
dibutuhkan ketepatan konsep, ketajaman
meningkat, agar dapat bertahan dan maju
analisis aspek kemanusiaan yang ada serta
setiap organisasi harus bekerja secara
adanya kerjasama yang berkesinambungan
efisien dan responsif terhadap permintaan
antara perusahaan dengan karyawan
pasar sehingga mampu menjaga kinerja.
(Handoko, 2012). Seseorang yang sangat
Pramana (2011) menjelaskan bahwa
termotivasi akan melaksanakan upaya
keberhasilan suatu perusahaan dalam
substansial, guna menunjang tujuan
mencapai tujuan yang ditetapkan
produksi kesatuan kerjanya dan organisasi di
sebelumnya sangat tergantung pada
mana dia bekerja. Seseorang yang tidak
kemampuan sumber daya manusianya.
termotivasi, hanya memberikan upaya
Setiap perusahaan perlu memikirkan
minimum dalam hal bekerja. Bila
bagaimana cara untuk mengembangkan
sekelompok karyawan dan atasannya
sumber daya manusia agar dapat
mempunyai kinerja yang baik, maka akan
mendorong kemajuan bagi perusahaan.
berdampak pada kinerja perusahaan yang
Daniel (2001) menyatakan bahwa karyawan
baik pula.
yang mempunyai motivasi tinggi dan
Salah satu dampak dari individu yang
kepuasan akan memperlihatkan tanda
memiliki motivasi rendah yaitu merasa
karyawan bekerja keras untuk mencapai
bahwa pekerjaan itu tidak menarik dan
tugas. Organisasi dapat dikatakan baik
membosankan (Widodo, 2015). Suparyadi
apabila mampu memberikan ciri atau
(2015) menjelaskan ciri-ciri lain dari
kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh
karyawan yang tidak termotivasi, antara lain
organisasi lainnya (Adriansyah, Sintara,
kinerjanya yang rendah karena tidak puas,
Pramujie & Salsabila, 2020).
motivasi rendah, komitmen organisasi
Dengan motivasi kerja yang tinggi,
rendah, dan selalu menunggu perintah
karyawan akan lebih giat dalam
atasan atau suka mangkir. Seseorang yang
melaksanakan pekerjaannya. Sebaliknya
mempunyai motivasi kerja rendah akan
dengan motivasi kerja yang rendah
bermalas-malasan dan tidak bersemangat
karyawan tidak mempunyai semangat
dalam bekerja.
bekerja, mudah menyerah dan kesulitan
Adapun dari hasil observasi dan
dalam melaksanakan pekerjaannya. Seperti
wawancara yang dilakukan pada tanggal 19
halnya pada perusahaan besar yang telah
Maret 2020, peneliti menemukan fenomena
lama berdiri yaitu PT. SLJ Global Tbk. PT. SLJ
beberapa karyawan yang terlihat bosan
Global Tbk, dimana perusahaan tersebut
dengan pekerjaannya dan memilih bermain
harus mempertahankan motivasi kerja para
handphone, bercanda dan mengobrol pada
karyawannya agar produksivitas tetap
saat jam kerja. Setelah di lakukan
Hubungan Stress Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan 649
(Lonika Pebrianti)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 648-656

wawancara dengan beberapa karyawan fasilitas untuk mendukung penyelesaian


berinisial HG dan JL, didapatkan bahwa hal pekerjaan, seperti tempat duduk untuk
tersebut terjadi karena para karyawan beristirahat sejenak, pendingin ruangan dan
merasa bosan dengan pekerjaannya. Hal ini lain-lain.
berbeda dengan yang diungkapkan Anoraga Berdasarkan hasil wawancara dengan
(2009) bahwa seseorang dengan motivasi salah satu karyawan PT. Sumalindo Lestari
tinggi akan terlihat ketika merasakan Jaya pada hari kamis 7 November 2019 yang
kesengangan dalam bekerja. berinisial LP mengatakan terkadang ia dan
Perusahaan harus memperhatikan teman-temannya yang bekerja merasakan
faktor apa saja yang dapat mempengaruhi stress dalam bekerja. Banyak karyawan
tinggi rendahnya motivasi kerja karyawan. mengeluh karena pada saat bekerja
Salah satu faktor penting yang karyawan dituntut untuk terus berdiri dan
mempengaruhi motivasi kerja adalah stress boleh duduk hanya pada saat istirahat saja
kerja. Badeni (2013) mengatakan bahwa dan lingkungan kerja dengan suara mesin
stres adalah ketegangan atau tekanan yang bising dan nyaring. Itu yang membuat
emosional yang dialami seseorang yang karyawan merasa lelah sekali pada saat
sedang menghadapi tuntutan yang sangat pulang kerja. LP juga merasakan stress jika
besar atau kesempatan melakukan sebuah pekerjaan banyak. Apalagi pada saat terkena
kegiatan penting, yang dalam shift malam. Istirahat yang sangat kurang
pemenuhannya terdapat hambatan- dan lelah membuat karyawan mudah marah,
hambatan dan ketidakpastian yang dapat gelisah, cemas, mudah tersinggung, karena
mempengaruhi emosi, pikiran dan kondisi kurangnya istirahat karyawan.
fisik seseorang. Hasil wawancara lain dengan seorang
Beberapa temuan yang telah dilakukan koordinator lapangan pada tanggal 8
oleh peneliti sebelumnya diantaranya oleh November 2019 berinisial PI di kantor PT.
Pertiwiningsih dan Puspasari (2014) yang Sumalindo Lestari Jaya. Beliau mengatakan
menjelaskan bahwa stress kerja bahwa ketika karyawan sudah terlalu lama
berpengaruh signifikan terhadap motivasi bekerja maka tingkat konsentrasi para
karyawan. Kemudian penelitian lain oleh karyawan dapat menurun, terlihat seperti
Novianti (2016) yang mengungkapkan orang yang kebingungan dan tidak fokus
bahawa stres kerja berpengaruh positif dan sehingga seringkali mereka perlu diarahkan.
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Selain itu, mereka juga bermalasan-malasan
Selain itu, penelitian tebaru yang dilakukan dari pekerjaannya yang belum terselesaikan
Cendhikia, Hamidah dan Arik (2016) dan memerlukan waktu yang lebih lama.
mengungkapkan bahwa semakin tinggi Masalah stres kerja di dalam organisasi
stres kerja maka motivasi kerja karyawan menjadi gejala yang penting diamati sejak
akan menurun, dan juga sebaliknya. mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di
Stres muncul saat karyawan tidak dalam pekerjaan. Sebagai hasil dari stres
mampu memenuhi tuntutan-tuntutan kerja yang dialami karyawan dapat
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mengancam dan mengganggu kinerja
pekerjaan, kekurangan waktu untuk karyawan, adalah seperti: mudah marah,
menyelesaikan tugas, tidak ada dukungan emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau
fasilitas untuk menjalankan pekerjaan, bekerjasama, perasaan tidak mampu terlibat
tugas-tugas yang saling bertentangan. (Noviansyah & Zunaidah, 2011). Stres dapat
Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal menjadi salah satu hal yang mempengaruhi
7-9 November 2019 karyawan repair back di motivasi kerja karyawan (Levelina, 2015).
PT SLJ Global Tbk kurang mendapat fasilitas-
Hubungan Stress Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan 650
(Lonika Pebrianti)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 648-656

Kemudian penelitian serupa dilakukan psikologi. Selain sebagai alat ukur, skala
oleh Damayanthi (2015), dengan judul psikologi memiliki karakteristik khusus yang
“hubungan antara stres kerja dan motivasi membedakannya dari berbagai bentuk
kerja dengan kinerja karyawan”. Pada instrument pengumpulan data yang lain
penelitian tersebut variabel stres kerja dan seperti angket, daftar isian, inventori, dan
motivasi kerja menjadi variabel bebas lain-lainnya (Azwar, 2013).
sedangkan penelitian ini motivasi kerja
merupakan variabel terikat. Selanjutnya Teknik Analisis Data
penelitian lain dari Sinaga dan Sinambela Penelitian ini menggunakan metode
(2013), yang mencari adanya pengaruh try out terpakai, try out terpakai atau uji-
antara stres kerja terhadap motivasi kerja coba terpakai sebagaimana dijelaskan Hadi
dan kinerja sedangkan penelitian ini mencari (2000) bahwa dalam try out atau uji-coba
adanya hubungan antar kedua variabel. terpakai hasil uji-cobanya langsung
Berdasarkan dari rangkaian digunakan untuk menguji hipotesis
permasalahan yang diuraikan diatas, penulis penelitian dan tentu saja hanya data dari
tertarik untuk melakukan penelitian dengan butir-butir yang sahih saja yang dianalisis.
judul “Hubungan stres kerja dengan Penelitian ini menggunakan tiga macam
motivasi kerja karyawan Divisi Repair Back PT skala yang meliputi skala stress kerja dan
Sumalindo Lestari Jaya (SLJ) Samarinda. skala motivasi kerja. Kedua skala ini
menggunakan penilaian modifikasi skala
METODE PENELITIAN Likert dengan empat alternatif jawaban
dengan maksud untuk menghindari jumlah
Penelitian yang digunakan dalam
respon yang bersifat netral, yaitu: STS
penelitian ini adalah metode kuantitatif,
(Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), S
yaitu metode yang menjaring data yang
(Sesuai), SS (Sangat Sesuai). Penilaian
dilukiskan dalam bentuk angka
penelitian ini bergerak dari satu sampai
menggunakan instrumen kuantitatif dengan
empat. Untuk aitem favorable nilai empat
desain penelitian kuantitatif (Wirawan,
diartikan sangat sesuai (SS), nilai tiga
2015).
diartikan sesuai (S), nilai dua diartikan tidak
sesuai (TS), dan nilai satu diartikan sangat
Populasi dan Sampel
tidak sesuai (STS). Untuk nilai unfavorable
Pengambilan subjek menggunakan
nilai empat diartikan sangat tidak sesuai
teknik sampling. Subjek yang terlibat dalam
(STS), nilai tiga diartikan tidak sesuai (TS),
penelitian Ini adalah karyawan PT.
nilai dua diartikan sesuai (S), dan nilai satu
Sumalindo Lestari Jaya (SLJ) Samarinda
diartikan sangat sesuai (SS). Keseluruhan
pada devisi rapair back yang berjumlah 80
teknik analisis data dalam penelitian ini
sampel.
menggunakan analisis statistik dengan
program komputer SPSS (Statistical Package
Metode Pengumpulan Data
for Social Sciences) versi 24.00. for windows.
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Hubungan Stress Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan 651


(Lonika Pebrianti)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 648-656

HASIL PENELITIAN
Hasil Uji Asumsi: Uji Normalitas
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Variabel Koimogrov-Smirnof Z P Keterangan
Stress Kerja 0.170 0.000 Tidak Normal
Motivasi Kerja 0.094 0.049 Tidak Normal

Berdasarkan tabel 1, didapatkan hasil data variabel motivasi kerja menghasilkan


sebaran data variabel stress kerja nilai Z= 0.094 dan p= 0.094. Hasil uji
menghasilkan nilai Z= 0.170 dan p= 0.000. normalitas berdasarkan kaidah menunjukan
Hasil uji normalitas berdasarkan kaidah bahwa sebaran butir-butir motivasi kerja
menunjukan bahwa sebaran butir-butir adalah tidak normal.
stress kerja adalah tidak normal. Sebaran

Hasil Uji Asumsi: Uji Linearitas


Tabel 2. Hasil Uji Linearitas
Variabel F Hitung F Tabel p Keterangan
Stress Kerja – Motivasi
1.521 1.69 0.107 Linear
Kerja

Berdasarkan tabel 2, didapatkan hasil stress kerja dengan motivasi kerja yang
bahwa hasil analisis uji asumsi linearitas mempunyai nilai deviant from linierity yaitu
antara variabel Stress Kerja dengan Motivasi F= 1.521 dan P = 0.107 > 0.05 yang berarti
Kerja menunjukan nilai F hitung < F tabel hubungannya dinyatakan linear.
yang artinya terdapat hubungan antara

Hasil Uji Hipotesis


Uji Korelasi Kendall’s Tau-b
Tabel 3. Tabel Korelasi Kendall’s tau_b
Variabel R P
Stres Kerja – Motivasi Kerja -0.110 0.036

Berdasarkan tabel 16, maka dapat mengunakan penelitian kuantitatif dimana


diketahui bahwa nilai korelasi kendall’s tau_b data akan didapatkan melalui penyebaran
didapatkan r = -0.110, dan P = 0.036 (P < 0.50) angket yang diberikan kepada responden
yang menunjukkan bahwa bahwa terdapat karyawan bagian repair back yang dijadikan
korelasi yang sangat rendah antara stres sample dengan jumlah sebanyak 80
kerja dengan motivasi kerja. karyawan dan semua angket itu diterima
kembali.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji hipotesis
menggunakan uji korelasi Kendall’s tau_b
Penelitian ini bertujuan untuk melihat
antara stres kerja dengan motivasi kerja di
hubungan antara stres kerja dengan
dapatkan nilai r = -0.110, dan P = 0.036 (P <
motivasi kerja pada karyawan di PT.
0.50). Hal tersebut menunjukkan terdapat
Sumalindo Lestari Jaya (SLJ) Samarinda
hubungan negatif antara stres kerja dengan
pada bagian Repair Back. Teknik penelitian
motivasi kerja pada karyawan di PT.
Hubungan Stress Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan 652
(Lonika Pebrianti)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 648-656

Sumalindo Lestari Jaya (SLJ) Samarinda proses selanjutnya, kata beliau. Dengan kata
pada bagian Repair Back, yang berarti lain tidak ada waktu untuk bersantai
semakin tinggi stres kerja yang dimiliki walaupun ada karyawan yang merasa letih.
karyawan maka semakin rendah motivasi Selain itu jam istirahat yang diberikan begitu
kerja yang dimiliki karyawan dan begitu juga singkat, tidak ada dukungan fasilitas untuk
sebaliknya, semakin rendah stres kerja yang menjalankan pekerjan serta jam kerja tidak
dimiliki karyawan maka motivasi kerjanya bisa di ganggu oleh siapa pun yang menemui
juga semakin rendah. Sehingga dengan jika tidak penting sama sekali. Itu semua bisa
demikian hipotesis data penelitian H1 menjadi pemicu stres bagi karyawan.
diterima, yang artinya ada hubungan antara Stres kerja muncul saat karyawan tidak
stres kerja dengan motivasi kerja. dapat memenuhi apa yang menjadi
Hal tersebut sesuai dengan hasil tuntunan-tuntunan pekerjaan. Mengingat
penelitian yang dilakukan Nataliana dan setiap pekerjaan memiliki kondisi stress
Wijono (2018), yang menyatakan bahwa ada yang berbeda beda. Dalam jangka pendek
hubungan negatif yang signifikan antara stres dibiarkan begitu saja tanpa
stres kerja dengan motivasi kerja pada penanganan serius membuat karyawan
karyawan. Selain itu, penelitian serupa oleh tertekan, tidak termotivasi, dan frustasi,
Lal dan Singh (2015) yang mengungkapkan sehingga pada gilirannya membuat
bahwa stres kerja berpengaruh negatif karyawan tidak bekerja optimal dan kinerja
terhadap motivasi kerja karyawan. Menurut menurun. Stres merupakah salah satu
Martini dan Fadli (dalam Novianti, 2016) permasalahan yang dapat dihadapi oleh
tingkat stres yang terjadi pada karyawan siapa saja, yakni ketika ketidakmampuan
dalam suatu perusahaan dapat seseorang untuk menyelesaikan suatu
menyebabkan kurangnya motivasi pekerjaan yang telah menjadi kewajibannya
karyawan dalam bekerja. dengan baik. Tekanan yang muncul akibat
Stres merupakan suatu keadaan beban pekerjaan yang tidak dapat
dimana seseorang mengalami ketegangan diselesaikan karyawan secara optimal, jelas
karena adanya kondisi-kondisi yang menjadi gejala timbulnya stres kerja dan
mempengaruhi dirinya. Hal tersebut dapat kondisi seperti ini dikhawatirkan membawa
diperoleh dari dalam maupun dari luar diri pengaruh terhadap motivasi kerja yang
seseorang. Tingkat ketegangan atas kondisi- dihasilkan (Patimah, 2012).
kondisi yang dimaksud tergantung kepada Stres akibat pekerjaan terdiri dari tiga
daya terima dan respons karyawan (Sinaga aspek yaitu stres kerja fisiologis, psikologis
& Sinambela, 2013). Stres yang melampaui dan perilaku (Robbins, 2006). Secara
daya terima karyawan akan mengakibatkan fisiologis stres kerja dapat terlihat dari fisik
menurunnya motivasi kerja karyawan. seperti sakit kepala dan lain-lain. Hal
Berdasarkan hasil wawancara peneliti tersebut dapat mempengaruhi keadaan
dengan seorang karyawan repair back PT seseorang untuk mendapatkan motivasi
SLJ Global Tbk berinisial TY pada tanggal 30 karena motivasi tidak saja berlaku pada
April 2020, di kantor perusahaan. Beliau kebutuhan-kebutuhan materi,
mengatakan bahwa bekerja di bagian repair penghargaan, dan aktualisasi diri tetapi juga
back dapat membuat tertekan hingga pada tingkat kebutuhan fisologi dan
menyebabkan dirinya dan karyawan lain keamanan (Rizkiyani, 2012). Kebutuhan yang
merasa stres. Hal tersebut di karenakan bersifat fisiologis dapat menjadi salah satu
berbagai hal seperti waktu penyelesaian penentu seseorang mendapatkan motivasi
pekerjaan ditargetkan dan harus selesai dalam bekerja.
pada hari itu juga karena harus dilakukan ke
Hubungan Stress Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan 653
(Lonika Pebrianti)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 648-656

Motivasi kerja juga berlaku pada mereka tidak mempunyai semangat dalam
kebutuhan psikologis seseorang. Seorang bekerja, mudah menyerah, tidak memiliki
karyawan yang membutuhkan motivasi minat terhadap tantangan, dan kesulitan
kerja memerlukan kondisi psikologis yang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal
baik. Keadaan seseorang yang mengalami tersebut dapat terlihat dari fenomena
stres kerja secara psikologis dapat karyawan PT SLJ Global Tbk. Berdasarkan
menyebabkan ketidakpuasan terhadap hasil wawancara dengan seorang pengawas
pekerjaan tersebut. Ketika seseorang puas berinisial LK pada tanggal 2 Mei 2020. Beliau
dengan pekerjaannya, maka kepuasan mengatakan bahwa terdapat beberapa
tersebut dapat menjadi salah satu motivasi karyawannya yang tidak mempunyai
seseorang ketika bekerja. Stres juga muncul semangat ketika bekerja, terlihat wajahnya
dalam keadaan psikologis lain, misalnya yang lesu, gerak-gerik tubuhnya seperti
ketegangan, kecemasan, mudah marah, malas untuk bergerak seperti orang yang
kebosanan, dan suka menunda-nunda tidak menyukai pekerjaannya. Selain itu,
pekerjaan (Robbins, 2006). kata beliau beberapa karyawannya juga
Selain itu, stres kerja juga berdampak mudah menyerah dan tidak mencoba
negatif pada kesehatan yaitu menyebabkan kembali ketika pekerjaannya di rasa sulit
gangguan pada perilaku seperti tingkat untuk diselesaikan sehingga meminta
absensi tinggi, berperilaku yang bantuan karyawan lain.
menyimpang di tempat kerja, bermalas- Menurun dan meningkatnya motivasi
malasan dan lain-lain yang membuat kerja karyawan akan tergantung pada stres
motivasi kerja karyawan dapat menurut. kerja yang dimiliki karyawan (Nataliana dan
Pengelolaan stres penting untuk dilakukan. Wijono, 2018). Dalam mencapai tujuan
Agar efektif, anggota organisasi harus perusahaan, guna menghindari suatu
mengenali kapan kenaikan dan kapan harus hambatan, seorang karyawan yang
mengurangi stres (Muhdar, 2012). Dengan mengalami stres kerja harus diberi motivasi
mengelola stres secara benar, maka agar dapat bertanggung jawab terhadap
motivasi kerja yang dimiliki karyawan tidak tugas dan berkerja mencapai tujuan yang
menurun. telah ditetapkan. Dengan demikian,
Anoraga (2009) menyatakan bahwa perusahaan perlu berusaha semaksimal
motivasi yang tinggi akan berdampak positif mungkin untuk meningkatkan kinerja
pada karyawan, yang ditunjukkan melalui karyawan dengan cara memberikan
kemauan bekerja yang lebih baik dan dapat motivasi kerja pada setiap karyawannya
menerima hal-hal baru. Sementara itu, (Wardhani dan Heru, 2015).
sebagian besar karyawan menunjukan sikap Pada penelitian ini masih jauh dari kata
toleran dan etis dalam bekerja dan sempurna karena terdapat keterbatasan
mementingkan kebutuhan bersama dan kekurangan antara lain pengambilan
daripada kepentingan pribadi, serta sampel penelitian yang seharusnya tidak
menciptakan suatu iklim sosial yang lebih hanya pada satu divisi melainkan beberapa
dinamis. Sedangkan Mensah (2015) divisi, pemilihan variabel yang
menemukan bahwa kurangnya motivasi mempengaruhi hanya stres kerja,
pada karyawan akan berdampak pada sedangkan masih faktor lain yang
kinerja, keengganan untuk mencapai target, mempengaruhi motivasi kerja dan
dan kurang memiliki rasa bersaing. keterbatasan waktu, dana dan tenaga yang
Menurut Munandar (2001) yang dimiliki peneliti sehingga masih banyak
mengemukakan bahwa apabila karyawan kekurangan dalam penelitian ini.
memiliki motivasi kerja yang rendah maka
Hubungan Stress Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan 654
(Lonika Pebrianti)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 648-656

SIMPULAN 2. Bagi karyawan PT Sumalindo Lestari Jaya


(SLJ) Samarinda
Berdasarkan penelitian yang telah
Bagi karyawan PT Sumalindo Lestari Jaya
dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
(SLJ) Samarinda, diharapkan untuk
berikut: terdapat hubungan negatif antara
mengambil langkah ketika menyadari
stres kerja dengan motivasi kerja pada
sedang mengalami stres terhadap
karyawan bagian repair back di PT SLJ Global
pekerjaan dengan cara seperti mencari
Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
teman untuk bercerita atau mengikuti
tinggi stres kerja yang dimiliki karyawan
sesi konseling secara rutin. Selain itu,
maka semakin rendah motivasi kerja yang
ketika merasa jenuh terhadap pekerjaan
dimiliki karyawan dan begitu juga
para karyawan diharapkan dapat
sebaliknya, semakin rendah stres kerja yang
mengingat kembali apa yang menjadi
dimiliki karyawan maka motivasi kerjanya
motivasi ketika pertama kali bekerja.
juga semakin rendah.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan
SARAN
untuk dapat mengambil sampel dari
Berdasarkan penelitian yang telah karyawan perusahaan swasta besar
dilakukan dan hasil yang diperoleh, maka lainnya karena temuan ini hanya
dapat dikemukakan saran-saran sebagai didasarkan pada sampel dari salah satu
berikut perusahaan swasta saja, sehingga
1. Bagi PT Sumalindo Lestari Jaya (SLJ) diharapkan data dari perusahaan swasta
Samarinda lainnya dapat menghasilkan gambaran
Bagi PT Sumalindo Lestari Jaya (SLJ) yang lebih jelas mengenai stres kerja
Samarinda, diharapkan dapat terhadap motivasi karyawan. Selain itu,
memberikan kesempatan bagi setiap pengembangan terhadap penelitian ini
karyawan untuk dapat mengelola stres juga dapat dilakukan dengan memperluas
yang mereka alami, sehingga pada variabel penelitian yang dianggap relevan
akhirnya dapat membuat mereka menjadi seperti variabel tipe kepribadian, konflik,
tidak tertekan untuk mencapai motivasi gaya kepemimpinan, dan lain-lain dalam
kerja yang tinggi. Sebaiknya perusahaan mengeksplorasi dampaknya terhadap
lebih memperhatikan lagi gejala-gejala motivasi kerja pada karyawan.
stres yang dihadapi karyawan, kemudian
dapat memberikan solusi atau jalan DAFTAR PUSTAKA
keluar seperti mengadakan konseling,
Adriansyah, M.A., Sintara, I.D., Pramujie,
refreshing, evaluasi kerja karyawan dan
G.V.C., & Salsabila, A. (2020).
lain sebagainya yang mampu mengurangi
Meningkatkan komtimen organisasi
stres kerja yang dialami karyawan. Selain
melalui pelatihan manajemen diri.
itu, perusahaan dapat lebih
Jurnal Plakat, 2 (1), 81-89.
memperhatikan lagi kondisi-kondisi di
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian:
sekitar tempat karyawan bekerja seperti
suatu pendekatan praktik. (edisi revisi).
renovasi tempat kerja, pendingin ruangan
Jakarta: Rineka Cipta.
(AC/kipas angina), tempat
Anoraga. (2009). Psikologi dalam
duduk/istirahat, serta memberikan
perusahaan. Jakarta: Rineka Cipta.
fasilitas terhadap karyawan seperti
Azwar, S. (2016). Penyusunan skala psikologi.
memberikan jaminan keselamatan kerja
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
para karyawan.

Hubungan Stress Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan 655


(Lonika Pebrianti)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 648-656

Badeni. (2013). Kepemimpinan dan perilaku Minanga Ogan Baturaja. Jurnal


organisasi. Bandung: Alfabeta. Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 9 (18),
Cummings, T., & Worley, C. (2008). 43-58.
Organization development & change. Nataliana, B., & Wijono, S. (2018). Stres kerja
USA: South Western Engage Learning dengan motivasi kerja pada karyawan
Daniel, Mc. (2001). Pemasaran. jilid I. Jakarta: staf di PT SPAA Tangerang. Jurnal
Salemba Empat. Penelitian dan Pengembangan
Handoko, T. Hani. (2012). Manajemen Pendidikan, 1 (1), 96-108.
personalia dan sumber daya manusia. Pramana, Tony. (2011). Manajemen Risiko
Yogyakarta. BPFE Bisnis. Jakarta: Sinar Ilmu.
Lal, R. S. & A. P. Singh. (2015). Does job stress Robbins, P. S. (2006). Perilaku organisasi.
play any role in work motivation of edisi sepuluh. Jakarta: Erlangga.
university clerical employees. Sinaga, T. & Sinambela, M. (2013). Pengaruh
International Research Journal of Social stres kerja terhadap motivasi dan
Sciences, 4(11), 7-11. kinerja auditor pada kantor akuntan
Muhdar, H.M. (2012). Stres kerja dan kinerja publik di kota Medan. Jurnal Akuntansi,
dalam perspektif teori dan bukti 17(1), 75-83.
empiric. Jurnal Ekonomika-Bisnis, 3 (2), Widodo, S.E. (2015). Manajemen
111-120. Pengembangan sumber daya manusia.
Munandar, A. S. (2001). Psikologi industri dan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
organisasi. Jakarta: Penerbit Wirawan. (2015). Manajemen sumber daya
Universitas Indonesia. manusia: teori, psikologi, hukum
Novianti, R. A. (2016). Pengaruh stres kerja ketenagakerjaan, aplikasi dan
terhadap motivasi kerja dan penelitian: aplikasi dalam organisasi
dampaknya terhadap kinerja karyawan bisnis, pemerintahan dan pendidikan.
di bagian finding officer dan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
accounting officer PT Bank Rakyat Wardhani, W. K., Heru S. (2015). Pengaruh
Indonesia (Persero) tbk, Cabang motivasi kerja karyawan terhadap
Bangkalan, Madura. Jurnal Ilmu komitmen organisasional dengan
Manajemen, 4 (4), 1-9. kepuasan kerja sebagai variabel
Noviansyah & Zunaidah. (2011). Pengaruh intervening. Jurnal Administrasi Bisnis,
stress dan motivasi kerja terhadap 2 (1), 1-10.
kinerja karyawan PT. Perkebunan

Hubungan Stress Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan 656


(Lonika Pebrianti)

Anda mungkin juga menyukai