648
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 648-656
Kemudian penelitian serupa dilakukan psikologi. Selain sebagai alat ukur, skala
oleh Damayanthi (2015), dengan judul psikologi memiliki karakteristik khusus yang
“hubungan antara stres kerja dan motivasi membedakannya dari berbagai bentuk
kerja dengan kinerja karyawan”. Pada instrument pengumpulan data yang lain
penelitian tersebut variabel stres kerja dan seperti angket, daftar isian, inventori, dan
motivasi kerja menjadi variabel bebas lain-lainnya (Azwar, 2013).
sedangkan penelitian ini motivasi kerja
merupakan variabel terikat. Selanjutnya Teknik Analisis Data
penelitian lain dari Sinaga dan Sinambela Penelitian ini menggunakan metode
(2013), yang mencari adanya pengaruh try out terpakai, try out terpakai atau uji-
antara stres kerja terhadap motivasi kerja coba terpakai sebagaimana dijelaskan Hadi
dan kinerja sedangkan penelitian ini mencari (2000) bahwa dalam try out atau uji-coba
adanya hubungan antar kedua variabel. terpakai hasil uji-cobanya langsung
Berdasarkan dari rangkaian digunakan untuk menguji hipotesis
permasalahan yang diuraikan diatas, penulis penelitian dan tentu saja hanya data dari
tertarik untuk melakukan penelitian dengan butir-butir yang sahih saja yang dianalisis.
judul “Hubungan stres kerja dengan Penelitian ini menggunakan tiga macam
motivasi kerja karyawan Divisi Repair Back PT skala yang meliputi skala stress kerja dan
Sumalindo Lestari Jaya (SLJ) Samarinda. skala motivasi kerja. Kedua skala ini
menggunakan penilaian modifikasi skala
METODE PENELITIAN Likert dengan empat alternatif jawaban
dengan maksud untuk menghindari jumlah
Penelitian yang digunakan dalam
respon yang bersifat netral, yaitu: STS
penelitian ini adalah metode kuantitatif,
(Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), S
yaitu metode yang menjaring data yang
(Sesuai), SS (Sangat Sesuai). Penilaian
dilukiskan dalam bentuk angka
penelitian ini bergerak dari satu sampai
menggunakan instrumen kuantitatif dengan
empat. Untuk aitem favorable nilai empat
desain penelitian kuantitatif (Wirawan,
diartikan sangat sesuai (SS), nilai tiga
2015).
diartikan sesuai (S), nilai dua diartikan tidak
sesuai (TS), dan nilai satu diartikan sangat
Populasi dan Sampel
tidak sesuai (STS). Untuk nilai unfavorable
Pengambilan subjek menggunakan
nilai empat diartikan sangat tidak sesuai
teknik sampling. Subjek yang terlibat dalam
(STS), nilai tiga diartikan tidak sesuai (TS),
penelitian Ini adalah karyawan PT.
nilai dua diartikan sesuai (S), dan nilai satu
Sumalindo Lestari Jaya (SLJ) Samarinda
diartikan sangat sesuai (SS). Keseluruhan
pada devisi rapair back yang berjumlah 80
teknik analisis data dalam penelitian ini
sampel.
menggunakan analisis statistik dengan
program komputer SPSS (Statistical Package
Metode Pengumpulan Data
for Social Sciences) versi 24.00. for windows.
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala
HASIL PENELITIAN
Hasil Uji Asumsi: Uji Normalitas
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Variabel Koimogrov-Smirnof Z P Keterangan
Stress Kerja 0.170 0.000 Tidak Normal
Motivasi Kerja 0.094 0.049 Tidak Normal
Berdasarkan tabel 2, didapatkan hasil stress kerja dengan motivasi kerja yang
bahwa hasil analisis uji asumsi linearitas mempunyai nilai deviant from linierity yaitu
antara variabel Stress Kerja dengan Motivasi F= 1.521 dan P = 0.107 > 0.05 yang berarti
Kerja menunjukan nilai F hitung < F tabel hubungannya dinyatakan linear.
yang artinya terdapat hubungan antara
Sumalindo Lestari Jaya (SLJ) Samarinda proses selanjutnya, kata beliau. Dengan kata
pada bagian Repair Back, yang berarti lain tidak ada waktu untuk bersantai
semakin tinggi stres kerja yang dimiliki walaupun ada karyawan yang merasa letih.
karyawan maka semakin rendah motivasi Selain itu jam istirahat yang diberikan begitu
kerja yang dimiliki karyawan dan begitu juga singkat, tidak ada dukungan fasilitas untuk
sebaliknya, semakin rendah stres kerja yang menjalankan pekerjan serta jam kerja tidak
dimiliki karyawan maka motivasi kerjanya bisa di ganggu oleh siapa pun yang menemui
juga semakin rendah. Sehingga dengan jika tidak penting sama sekali. Itu semua bisa
demikian hipotesis data penelitian H1 menjadi pemicu stres bagi karyawan.
diterima, yang artinya ada hubungan antara Stres kerja muncul saat karyawan tidak
stres kerja dengan motivasi kerja. dapat memenuhi apa yang menjadi
Hal tersebut sesuai dengan hasil tuntunan-tuntunan pekerjaan. Mengingat
penelitian yang dilakukan Nataliana dan setiap pekerjaan memiliki kondisi stress
Wijono (2018), yang menyatakan bahwa ada yang berbeda beda. Dalam jangka pendek
hubungan negatif yang signifikan antara stres dibiarkan begitu saja tanpa
stres kerja dengan motivasi kerja pada penanganan serius membuat karyawan
karyawan. Selain itu, penelitian serupa oleh tertekan, tidak termotivasi, dan frustasi,
Lal dan Singh (2015) yang mengungkapkan sehingga pada gilirannya membuat
bahwa stres kerja berpengaruh negatif karyawan tidak bekerja optimal dan kinerja
terhadap motivasi kerja karyawan. Menurut menurun. Stres merupakah salah satu
Martini dan Fadli (dalam Novianti, 2016) permasalahan yang dapat dihadapi oleh
tingkat stres yang terjadi pada karyawan siapa saja, yakni ketika ketidakmampuan
dalam suatu perusahaan dapat seseorang untuk menyelesaikan suatu
menyebabkan kurangnya motivasi pekerjaan yang telah menjadi kewajibannya
karyawan dalam bekerja. dengan baik. Tekanan yang muncul akibat
Stres merupakan suatu keadaan beban pekerjaan yang tidak dapat
dimana seseorang mengalami ketegangan diselesaikan karyawan secara optimal, jelas
karena adanya kondisi-kondisi yang menjadi gejala timbulnya stres kerja dan
mempengaruhi dirinya. Hal tersebut dapat kondisi seperti ini dikhawatirkan membawa
diperoleh dari dalam maupun dari luar diri pengaruh terhadap motivasi kerja yang
seseorang. Tingkat ketegangan atas kondisi- dihasilkan (Patimah, 2012).
kondisi yang dimaksud tergantung kepada Stres akibat pekerjaan terdiri dari tiga
daya terima dan respons karyawan (Sinaga aspek yaitu stres kerja fisiologis, psikologis
& Sinambela, 2013). Stres yang melampaui dan perilaku (Robbins, 2006). Secara
daya terima karyawan akan mengakibatkan fisiologis stres kerja dapat terlihat dari fisik
menurunnya motivasi kerja karyawan. seperti sakit kepala dan lain-lain. Hal
Berdasarkan hasil wawancara peneliti tersebut dapat mempengaruhi keadaan
dengan seorang karyawan repair back PT seseorang untuk mendapatkan motivasi
SLJ Global Tbk berinisial TY pada tanggal 30 karena motivasi tidak saja berlaku pada
April 2020, di kantor perusahaan. Beliau kebutuhan-kebutuhan materi,
mengatakan bahwa bekerja di bagian repair penghargaan, dan aktualisasi diri tetapi juga
back dapat membuat tertekan hingga pada tingkat kebutuhan fisologi dan
menyebabkan dirinya dan karyawan lain keamanan (Rizkiyani, 2012). Kebutuhan yang
merasa stres. Hal tersebut di karenakan bersifat fisiologis dapat menjadi salah satu
berbagai hal seperti waktu penyelesaian penentu seseorang mendapatkan motivasi
pekerjaan ditargetkan dan harus selesai dalam bekerja.
pada hari itu juga karena harus dilakukan ke
Hubungan Stress Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan 653
(Lonika Pebrianti)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 648-656
Motivasi kerja juga berlaku pada mereka tidak mempunyai semangat dalam
kebutuhan psikologis seseorang. Seorang bekerja, mudah menyerah, tidak memiliki
karyawan yang membutuhkan motivasi minat terhadap tantangan, dan kesulitan
kerja memerlukan kondisi psikologis yang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal
baik. Keadaan seseorang yang mengalami tersebut dapat terlihat dari fenomena
stres kerja secara psikologis dapat karyawan PT SLJ Global Tbk. Berdasarkan
menyebabkan ketidakpuasan terhadap hasil wawancara dengan seorang pengawas
pekerjaan tersebut. Ketika seseorang puas berinisial LK pada tanggal 2 Mei 2020. Beliau
dengan pekerjaannya, maka kepuasan mengatakan bahwa terdapat beberapa
tersebut dapat menjadi salah satu motivasi karyawannya yang tidak mempunyai
seseorang ketika bekerja. Stres juga muncul semangat ketika bekerja, terlihat wajahnya
dalam keadaan psikologis lain, misalnya yang lesu, gerak-gerik tubuhnya seperti
ketegangan, kecemasan, mudah marah, malas untuk bergerak seperti orang yang
kebosanan, dan suka menunda-nunda tidak menyukai pekerjaannya. Selain itu,
pekerjaan (Robbins, 2006). kata beliau beberapa karyawannya juga
Selain itu, stres kerja juga berdampak mudah menyerah dan tidak mencoba
negatif pada kesehatan yaitu menyebabkan kembali ketika pekerjaannya di rasa sulit
gangguan pada perilaku seperti tingkat untuk diselesaikan sehingga meminta
absensi tinggi, berperilaku yang bantuan karyawan lain.
menyimpang di tempat kerja, bermalas- Menurun dan meningkatnya motivasi
malasan dan lain-lain yang membuat kerja karyawan akan tergantung pada stres
motivasi kerja karyawan dapat menurut. kerja yang dimiliki karyawan (Nataliana dan
Pengelolaan stres penting untuk dilakukan. Wijono, 2018). Dalam mencapai tujuan
Agar efektif, anggota organisasi harus perusahaan, guna menghindari suatu
mengenali kapan kenaikan dan kapan harus hambatan, seorang karyawan yang
mengurangi stres (Muhdar, 2012). Dengan mengalami stres kerja harus diberi motivasi
mengelola stres secara benar, maka agar dapat bertanggung jawab terhadap
motivasi kerja yang dimiliki karyawan tidak tugas dan berkerja mencapai tujuan yang
menurun. telah ditetapkan. Dengan demikian,
Anoraga (2009) menyatakan bahwa perusahaan perlu berusaha semaksimal
motivasi yang tinggi akan berdampak positif mungkin untuk meningkatkan kinerja
pada karyawan, yang ditunjukkan melalui karyawan dengan cara memberikan
kemauan bekerja yang lebih baik dan dapat motivasi kerja pada setiap karyawannya
menerima hal-hal baru. Sementara itu, (Wardhani dan Heru, 2015).
sebagian besar karyawan menunjukan sikap Pada penelitian ini masih jauh dari kata
toleran dan etis dalam bekerja dan sempurna karena terdapat keterbatasan
mementingkan kebutuhan bersama dan kekurangan antara lain pengambilan
daripada kepentingan pribadi, serta sampel penelitian yang seharusnya tidak
menciptakan suatu iklim sosial yang lebih hanya pada satu divisi melainkan beberapa
dinamis. Sedangkan Mensah (2015) divisi, pemilihan variabel yang
menemukan bahwa kurangnya motivasi mempengaruhi hanya stres kerja,
pada karyawan akan berdampak pada sedangkan masih faktor lain yang
kinerja, keengganan untuk mencapai target, mempengaruhi motivasi kerja dan
dan kurang memiliki rasa bersaing. keterbatasan waktu, dana dan tenaga yang
Menurut Munandar (2001) yang dimiliki peneliti sehingga masih banyak
mengemukakan bahwa apabila karyawan kekurangan dalam penelitian ini.
memiliki motivasi kerja yang rendah maka
Hubungan Stress Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan 654
(Lonika Pebrianti)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 648-656