Anda di halaman 1dari 6

KETIMPANGAN GENDER PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP TENAGA KERJA

WANITA UNTUK MEMPERPANJANG KONTRAK KERJA DI PT IKEDA CIKARANG,


KABUPATEN BEKASI

(Rafi Fauzil Akbar / 21040254033 / PPKn 2021 A)

Pada kondisi seperti sekarang ini lapangan pekerjan sudah mulai sedikit sehingga banyak
orang yang membangun usaha atau industri kecil kecilan akan tetapi tidak semuanya dapat
berhasil. Jadi banyak wanita juga membantu perekonomian keluarganya biasanya menjadi buruh
usaha rumah tangga dan lain sebagainya. Adanya kekurangan lapangan pekerjaan, permasalahan
pengangguran hingga kelebihan tenaga kerja disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk
sehingga memberikan konsekuensi bagi keluarga yang ingin mencukupi kebutuhan
kehidupannya. Akan tetapi yang sudah bekerja juga banyak apalagi kaum wanita yang ingin
menjadi hidup mandiri atau membantu perekonomian keluarga, biasanya tenaga kerja wanita
berada dipekerjaan yang tidak berat seperti karyawan toko, membantu industri lokal hingga
berjualan di pasar, akan tetapi saat ini wanita juga dapat bekerja di pabrik perusahaan terkenal
walaupun pekerjaan tersebut sedikit lebih berat akan tetapi para wanita tetap ingin menjadi
bagian perusahaan itu karena gaji yang lebih terjamin. Yang berarti kesetaraan gender tetap ada
di dunia pekerjaan akan tetapi hanya tentang kesamaan kerja beda pada saat kenaikan pangkat
ataupun hal yang lain seperti memperpanjang kontrak, banyak sekali atasan yang nakal dan
memanfaatkan bawahan wanitanya untuk dilecehkan karena hal tersebut sebagai syarat untuk
memperpanjang kontrak kerja di perusahaan seperti yang terjadi akhir-akhir ini terdapat korban
yang melapor karena menjadi korban pelecehan seksual oleh atasan ketika ingin memperpanjang
kontrak kerja di salah satu perusahaan di Cikarang, Kabupaten Bekasi yakni PT IKEDA.

Para wanita mengikuti angkatan kerja karena dipengaruhi banyak faktor yakni masalah
ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) semua
wanita dari kalangan semua umur memang berbeda dari masa ke masa ataupun daerah. Masalah
ekonomi adalah penyebab utama terjadi peningkatan terhadap TPAK. karena kenaikan TPAK
wanita ini memang karena banyaknya kemiskinan terutama yang ada di desa karena sangat parah
untuk memperoleh penghasilan. Karena adanya kejadian seperti itu sehingga wanita mempunyai
keinginan untuk bekerja supaya bisa membantu perekonomian keluarga. Masalah kemiskinan di
desa membuat para wanita memutuskan untuk pergi mecari pekerjaan di luar sektor pertanian.
Hal tersebut menyebabkan pola status pekerjaan wanita semakin banyak mengubahdi sektor
karyawan dan juga buruh. TPAK wanita mengalami peningkatan yang tinggi dibanding yang
berada di kota. Rendahnya keinginan wanita masuk ppada angkatan kerja di kota bukan hanya
karena terbatasnya lapangan pekerjaan di kota akan tetapi ada hal lain seperti wanita diharuskan
meninggalkan rumah sehingga mengganggu kegiatan rumah tangga sehingga menjadi konflik
tersendiri karena tugasb menjadi istri dan ibu rumah tangga harus diganggu oleh pekerjaan diluar
rumah walaupun kegiatan tersebut untuk membantu perekonmian keluarga.

Substansi yang akan dibahas dalam essay ini ialah tentang upaya mengaktualisasikan
kesetaraan gender terhadap tenaga kerja wanita yang mana terjadinya ketidakadilan gender tidak
hanya di keluarga atau pendidikan saja tetapi ada juga di dalam dunia pekerjaan. Banyak terjadi
deskriminasi terhadap tenaga kerja wanita, mulai dari tidak bisa naik jabatan lebi tinggi sampai
mengalami kekerasan seksual. Banyak dari masyarakat hinga atasan perusahaan yang
menganggap kesetaraan gender adalah hal yang sepele. Padahal, hal tersebut sudah tidak dapat
dianggap sebagai hal yang sepele karena sampai saat ini kasus ketimpagan gender terus saja
terjadi dan semakin banyak hingga menyebabkan trauma berat bagi korban yang mengalami.
Oleh karena itu, harus ditanggulangi agar tidak banyak lagi yang menjadi korban ketimpangan
gender.

Metode yang digunakan dalam membuat essay ini adalah literature review yang
bertemakan ketimpangan gender dalam dunia kerja. Maksud dari literature review sendiri
merupakan pencarian literature nasional yang erasal dari jurnal atauun website yang daapat
diakses melalui Google scholar ataupun sinta yang kemudian akan dikasji dan dapat ditarik
kesimpulan. Tulisan yang dibuat pada kali ini adalah salah satu bentuk upaya dalam
mengidentifikasi ketimpangan gender dalam dunia kerja yang dilakukan pada PT. Ikeda terhadap
tenaga kerja wanitanya.
Pendidikan wanita juga berpengaruh guna meningkatkan tawaran dan juga permintaan
terhadap kebutuhan tenaga kerja. Menurut Boserup (1970) bahwa pendidikan dapat membantu
dan memperbaiki kemampuan, keahlian hingga status seorang wanita. Oleh karena itu, dapat
menghasilkan sebuah kemampuan agar dapat bersaing dan dapat meningkatkan kepercayaan
terhadap jasanya agar menjadi tenaga kerja, sehingga dapat mendorong supaya dapat masuk
angkatan kerja. Sebagai wanita Indonesia, banyak yang merangkap selain ibu rumah tangga yang
ideal, para wanita tersebut juga menjadi pekerja aktif untuk membantu pereknomian
keluarganya, apalagi jika merasakan krisis sosial yang mereka alami sangat lama. Oleh karena
itu, sektor informal lah untuk menjadi jawab kebingungan bagi kaum kartini seperti masalah di
atas (Soesilo, 1997). Akan tetapi wanita berpendidikan juga belum tentu mendapatkan kesetaraan
gender dari atasan apabila bekerja di perusahaan karena pada dunia kerja di perusahaan banyak
sekali wanita entah itu berpendidikn atau tidak memperoleh kekerasan seksual dari atasan agar
mendapatkan tempat yang layak ataupun sekedar memperpanjang kontrak kerja. Seperti halnya
pada salah satu perusahaan yang viral di Cikarang, Kabupaten Bekasi yang mana atasan dari
perusahaan tersebut memiliki syarat yang berbeda antara pekerja laki-laki dengan pekerja
perempuan. Untuk tenaga kerja wanita memiliki persyaratan khusus untuk memperpanjang
kontrak yakni dengan memuaskan nafsu dari para atasan, hal ini sudah menjadi tradisi bertahun-
tahun akan tetapi baru terungkap pada tahun 2023 ketika ada tenaga kerja wanita yang
melaporkan kejadian tersebut.

Untuk melaporkan kejadian tersebut para tenaga kerja wanita dapat menggunakan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang yang mana Tindak Pidana Kekerasan Seksual
yang mana UU tersebut berisi tentang pencegahan segala bentuk tindakan pidana dari kekerasan
seksual yang meliputi perlindungan, penanganan hingga pemulihan hak dari korban lalu ada
surat edaran dari Menteri tenaga kerja dan transmigrasi nomor SE.03/MEN/IV/2011 Tahun 2011
tentang Pedoman Pencegahan Pelecehan Seksual di Tempat Kerja. Adapun juga menurut KUHP
yang dapat menjerat Pasal 294 ayat (2) angka 1 KUHP yang berisi pejabat yang melakukan
perbuatan cabul dengan orang yang karena jabatan adalah bawahannya, atau dengan orang yang
penjagaannya dipercayakan atau diserahkan kepadanya. Sehingga bagi tenaga kerja wanita bisa
melindungi diri dari perbuatan tidak benar yang dilakukan oleh atasannya. Pelecehan seksual
dibagi menjadi dua yakni pelecehan seksual non fisik dan sebaliknya yakni pelecehan seksual
fisik, pelecehan seksual non fisik merupakan tindakan seksual secara tidak langsung ditujukan
untuk tubuh hingga keinginan seksual dengan tujuan merendahkan seseorang yakni dari
seksualitas dan juga kesusilaannya yang mana perbuatan tersebut seperti pernyataan, aktivitas
hingga gerak tubuh yang langsung mengarah pada seksualitas dengan tujuan untuk merendahkan
hingga mempermalukan. Sedangkan untuk pelecehan seksual fisik yakni ditujukan untuk
keinginan seksual terhadap tubuh untuk menjatuhkan harkat dann juga martabat seseorang,
contohnya seperti paling kecil siulan lalu ada ucapan bernuansa seksual hingga paling berat ada
mempertunjukkan materi pornografi hingga keinginan seksual.dari kasus tenaga kerja wanita di
perusahaan yang ada di Cikarang, Kabupaten bekasi berarti kejadian tersebut merupakan
pelecehan seksual fisik.

Pelecehan seksual diakui bisa menimpa siapa saja: kelas ekonomi, ras, tipe kelamin apa
pun. Kala pelecehan seksual lebih dilihat selaku isu kekuasaan daripada isu penyerangan,
diberlakukanlah pedekatan hukum kerugian, yang lebih memandang dan menekankan pada sikap
intim yang tidak pantas. Asumsi dari kalangan feminis: Pelecehan intim bisa terjalin dikarenakan
kedekatan kekuasaan yang tidak imbang, dimana wanita mempunyai kedudukan yang inferior.
Kedekatan kekuasaan yang tidak imbang antara pria serta perempuan tidak cuma nampak dari
wujud raga saja, tetapi secara universal, ketimpangan ini juga bisa dilihat dari siapa yang
memegang kekuasaan di ranah politik, sosial, ekonomi, serta pemerintahan, dimana kalangan
laki- laki lebih mempunyai andil besar daripada kaum wanita. Sebab hukum anti diskriminasi
lebih sensitif terhadap dinamika kasus kekuasaan ini, maka hukum anti diskriminasi dirasa tepat
buat menuntaskan permasalahan pelecehan seksual di banding dengan fort law. Hukum kerugian
memandang pelecehan seksual selaku kebiadapan orang yang diperuntukan kepada kalangan
wanita serta hal tersebut sudah melanggar norma serta nilai sosial, sebaliknya hukum anti
diskriminasi berpikiran kalau pelecehan intim lebih selaku paksaan ekonomi, ataupun juga
paksaan intelektual( Tong R., 1984). Pelecehan seksual merupakan penyalahgunaan kekuasaan
dan ekspresi dari seksualitas pria. Dimana pelecehan bisa terjadi sebab berasal dari kedekatan
posisi yang menempatkan lelaki lebih besar dari pada wanita, serta dalam perihal ini sang pelaku
pelecehan memegang kendali atas posisi superiornya.

Pada salah satu perusahaan di Cikarang, Kabupaten Bekasi yang mempunyai nama PT
IKEDA viral pada bulan mei 2023 karena melakukan pelecehan seksual fisik terhadap tenaga
kerja wanita untuk dapat memberikan perpanjangan kontrak, akan tetapi tenaga kerja wanita
terebut tidak mau akhirnya melaporkan kelkuan tidak baik dari atasannya tersebut kepada
kepolisian. Hal ini merupakan ketimpangan gender dalam dunia kerja dan masuk pada
deskriminasi seksual yang mana deskriminasi seksual ini meliputi pelecehan verbal, pelecehan
fisik hingga pelecehan yang tidak setara karena jenis kelamin. Padahal dalam dunia kerja harus
memiliki kesetaraan gender atau tidak membedakan status pekerjan atau jabatan antara laki-laki
dengan perempuan akan tetapi di PT IKEDA ini sangat parah ketika membahas ketimpangan
gender karena perlakuan untuk dapat mendapatkan perpanjangan kontrak di perusahaan ini
berbeda antara laki-laki dengan wanita. Laki-laki jika ingin memperpanjang kontrak maka dilihat
dari bagaimana dia bekerja apakah baik ataukah merugikan perusahaan akan tetapi untuk wanita
memiliki persyaratan yang khusus yakni dengan memuaskan nafsu dari atasan. Hal tersebut
termasuk ke dalam pelecehan seksual fisik karena sudah membahas tentang keinginan seksual
pada lawan jenis. Selain ketimpangan gender hal tersebut juga menjadi kejahatan gender yang
mana terdapat berbagai UU yang dapat dialporkan kepada pihak berwajib, mungkin ketimpangan
gender tentang masalah kedudukan jabatan atau penempatan menjadi masalah pribadi di dalam
perusahaan saja akan tetapi jika sudah menyaangkut pada pelecehan seksual itu sudah menjadi
masalah yang dapat dilaporkan sehingga mendapatkan hukuman penjara hingga denda jutaan
rupiah.
Kekerasan seksual yang mengatasnamakan syarat perpanjangan kontrak kerja terhadap
tenaga kerja wanita di perusahaan PT. IKEDA bahkan beberapa perusahaan lainnya duiu
Cikarang, Kabupaten Bekasi bahkan di beberapa daerah lainnya ini sudah menjadi rahasia umum
sepperti yang salah satu aktivis perempuan yang mana terdapat organisasi yakni Organisasi
Perempuan Mahardhika mengatakan bahwa kasus kekerasan seksual yang dialami banyak tenaga
kerja wanita sudah sangat sering terjadi. Dan organisasi tersebut sudah mendaptkan banyak
laporan kasus serupa. Tenaga kerja wanita sering dimanipulasi untuk dapat menuruti hasrat
seksual yang ada pada atasannya. Dari yang awalnya hanya dari non fisik hingga sentuhanfisik
sampai parahnya lagi mengajak berhubungan intim, hal ini dilakukan para oknum yang
mempunyai jabatan lebih tinggi khususnya bos atau HRD dengan mudah dapat melancarkan aksi
tidak benarnya tersebut terhadap tenaga kerja wanita yang berada di bawah tekanan. Biasanya
para tenaga kerja wanita ini diimingi untuk dapat menjadi karyawan tetap jika dapat memuaskan
nafsu dari para atasannya. Atasan tersebut merupakan orang yang memiliki jabatan tinggi dalam
struktur yang ada di perusahaan. Baik itu manajemen, bisa juga supervisor hingga bos dari
perusahaan tersebut. Banyak sekali hal yang dialami tenaga kerja wanita tersebut seperti diaka
menginap, mengajak kencan, hingga paling parah mengajak hubungan seksual di hotel bahkan
bisa di tempat kerja.
Dengan adanya kasus seperti yang dialami tenaga kerja wanita PT. IKEDA ini
seharusnya penting sekali untuk meperhatikan keselamatan para tenaga kerja wanita dari
ancaman kehilangan sebuah pekerjaan dari perusahaan. Terkuaknya kasusi di PT. IKEDA yang
ada di Cikarang, Kabupaten Bekasi ini menjadi tamparan agar pemerinta dan juga dari pihak
kepolisian untuk menangani kasus ini dengan serius agar para atasan yang ada di perusahaan lain
juga takut jika menginginkan hal yang tidak baik dari tenaga kerja wanitanya. Kasus semacam
ini sebenarnya sudah ada sejak lama akan tetapi para tenaga kerja wanita enggan melaporkan
karena takut kehilangan pekerjaannya. Oleh karena itu Kementrian Ketenagakerjaan harus dapat
menjamin perlindungan para tenaga kerja wanita yang berani bersuara tentang kelakuan tidak
senonoh yang dilakukan oleh para atasannya. Ketua serikat buruh dari Gerakan Solidaritas
Perjuangan Buruh (GSPB) mengatakan bahwa mereka sebenarnya banyak mendapatkan laporan
tentang kekerasan seksual yang dialami oleh tenaga kerja wanita yang dilakukan oleh para atasan
beberapa perusahaan akan tetapi GSPB kesulitan memproses untuk diserhkan kepada pihak yang
berwajib karena beberapa korban tidak berani untuk mengatakan pernyataan yang sebenarnya
Karenna korban beranggapan bahwa kekerasan seksual yang sudah dialami tenaga kerja wanita
ini merupakan sebuah aib yng mana malu jika diketahui orang banyak.

Langkah Hukum Bila Berlangsung Pelecehan Seksual di Tempat Kerja apabila terjalin
pelecehan seksual di tempat kerja, korban bisa memberi tahu ke polisi bersumber pada KUHP
serta UU TPKS. Ada pula menimpa prosedur memberi tahu tindak pidana ke polisi, bisa disimak
dalam postingan Ingin Memberi tahu Tindak Pidana ke Polisi? Begini Prosedurnya. Hendak
namun, apabila korban khawatir memberi tahu sendiri ke polisi, bisa pula dilaporkan oleh
ataupun orang yang mengenali, memandang serta/ ataupun melihat peristiwa tersebut maupun
oleh tenaga kedokteran. Tidak hanya itu, tidak cuma ke polisi, tetapi pelecehan intim bisa pula
dilaporkan ke UPTD PPA, lembaga penyedia layanan berbasis warga buat diberikan
pendampingan serta pelayanan terpadu yang diperlukan korban. Butuh Kamu tahu kalau korban
kekerasan seksual pada dasarnya memiliki hak atas penindakan, pelindungan serta pemulihan
semacam penguatan psikologis, kerahasiaan bukti diri, rehabilitasi kedokteran, mental serta
sosial. Tidak hanya itu, kala memberi tahu permasalahan ke polisi serta sepanjang proses
peradilan pidana, korban pula berhak atas pendampingan hukum oleh Lembaga Proteksi Saksi
serta Korban( LPSK), tenaga kesehatan, psikolog, pekerja sosial, psikiater, advokat, paralegal
serta lain- lain. Butuh Kamu tahu kalau korban kekerasan intim berhak buat memperoleh restitusi
ialah pembayaran ubah kerugian yang dibebankan kepada pelakon ataupun pihak ketiga
bersumber pada penetapan ataupun vonis majelis hukum yang berkekuatan hukum senantiasa,
atas kerugian materiel/ immateriel yang dialami korban ataupun pakar warisnya. Dalam
permasalahan ini, sebab ancaman pidananya lebih dari 4 tahun, hingga hakim harus menetapkan
besarnya restitusi.

Manajeman PT Ikeda berharap isu staycation yang mengenai perusahaanya bisa lekas
dituntaskan. Sehingga tidak memunculkan akibat kepada pekerja ataupun pencari kerja.
Manajeman PT Ikeda Ruddy Budhi Gunawan berkata, terpaut viralnya seseorang manager
outsourcing yang diprediksi berikan ketentuan staycation selaku ketentuan perpanjangan kontrak,
grupnya sudah melaksanakan langkah, baik terhadap korban ataupun perusahaan tempat bekerja
korban. Semenjak berita tersebut viral pelaku pelecehan seksual mendapatkan sanksi dan juga
penonaktifkan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Manajemen PT Ieda juga mendukung proses
hukum yang sedang berjalan dan mempercayai kepada pihak kepolisian, pihak dari perusahaan
akhirnya melakukan evaluasi dan juga mencari cara untuk dapat menyelesaikan masalahh
pelecehan seksual serta pencegahan untuk waktu yang akan datang agar tidak ada kasus yang
sama untuk diulangi. Manajemen PT.Ikeda kasus pelecehan seksual sebagai syarat perpanjangan
kontrak ini tidak merygikan tenaga kerja yang lain karena kasus tersebut dapat memberi dampak
cemas untuk kelangsungan pekerjaan mereka, hal ini juga memberikan rasa cemas kepada
manajemen PT. Ikeda karena berdampak pemberian imej negative bagi perusahaan mereka dan
berharap agar kaus seperti ini tidak diulangi atau menimpa tenaga kerja wanita yang lain.

Kesimpulannya kita harus dapat menanggapi ketika kita melihat atau menjadi korban dari
ketimpangan gender apalagi kekerasan seksual. Banyak upaya yanag harus dilakukan agar dapat
terjadi keadilan gender dan membuat jera para pelaku kekerasan seksual di dunia kerja,
menghasilkan area kerja yang leluasa dari pelecehan seksual merupakan perihal berarti buat
menghindari pelecehan seksual serta kekerasan seksual terjalin di tempat kerja. Pekerja ataupun
serikat pekerja/ buruh butuh mendesak perusahaan buat melaksanakan sebagian kebijakan
terpaut dengan penangkalan pelecehan seksual di tempat kerja. Ada pula penangkalan yang
butuh dicoba pemberi kerja ialah: Membuat, mengesahkan, serta menginformasikan kepada
seluruh pekerja menimpa kebijakan tentang pelecehan intim dalam area kerja tercantum dari
masa rekrutmen sampai orientasi lalu Mengambil aksi revisi yang efisien serta normal apabila
terjalin pelecehan seksual. Tidak hanya kedua perihal tersebut, upaya gimana menjauhi
pelecehan seksual pada dunia kerja, hingga butuh terdapat aksi berbentuk komunikasi,
bimbingan, pelatihan dan mendesak perusahaan buat membangun komitmen penerapan
penangkalan pelecehan seksual di tempat kerja, tercantum pemberian saksi serta aksi disiplin
untuk pelakon lewat kebijakan perusahaan, perjanjian kerja/ peraturan perusahaan/ perjanjian
kerja bersama. Ketika upaya pencegahan ketimpangan gender ini sudah dilaksanakan dengan
baik maka kemungkinan besar dalam dunia pekerjaan tidak ada namanya ketimpangan gender
hingga kekerasan seksual, maka tenaga kerja wanita tidak mengalami kecemasan dan
mendapatkan kesetaran dalam bekerja yang mana bisa meningkatkan kualitas kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Boserup, E. 1970. Women's role in economic development. New York: St. Martin's Press.
Hakim, Lukmanul. "Perkembangan Tenaga Kerja Wanita Di Sektor Informal: Hasil Analisa Dan
Proxy Data Sensus Penduduk." Among Makarti 4.1 (2012).

https://mediaindonesia.com/humaniora/578916/kekerasan-seksual-bermodus-perpanjang-
kontrak-terhadap-karyawati-di-cikarang-sudah-jadi-rahasia-umum

Neoh, Gracela, and Roswita Oktavianti. "Komunikasi Organisasi Komnas Perempuan Dalam
Menyikapi Penyelesaian Kasus Pelecehan Seksual." Koneksi 5.1 (2021): 139-150.

Purwanti, Ani, and Marzellina Hardiyanti. "Strategi Penyelesaian Tindak Kekerasan Seksual
Terhadap Perempuan dan Anak Melalui RUU Kekerasan Seksual." Masalah-Masalah
Hukum 47.2 (2018): 138-148.

Rais, Natasya Fila, Gracia Putri Manurung, and Agnes Kusuma Wardani. "Analisis keberlakuan
RKUHP dan RUU-PKS dalam mengatur tindak kekerasan seksual." Lex Scientia Law
Review 3.1 (2019): 55-68.

Soesilo, T Danny. 1986. Karakteristik Tenaga Kerja Wanita di Sektor Jasa: Analisa Data sensus
Penduduk Tahun 1971 - 1980. Yogyakarta: Fak. Geografi UGM

Thulayati, Ribda. Perlindungan korban pelecehan seksual di Dunia kerja dalam perpsktip
pembaharuan hukum pidana. Diss. Ilmu Hukum, 2022.

Tong, R. (1984). Womem, Sex and the Law. New Jersey: Rowman & Allanheld.

Anda mungkin juga menyukai