Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KESETARAAN GENDER

1. Studi Kasus

Sesuai dengan studi kasus tadi, saya akan membahas melalui pandangan gender. Pada
saat manusia masih berfikir dengan sangat sederhana, mereka belajar dari apa yang mereka
lihat dalam hidup, secara tidak langsung pembagian kerja penting halnya, yang kemusian
muncul pembagian kerja menurut jenis kelamin ( sex ). Dari sini maka timbulah gender,
yakni ada pekerjaan publik ( terbuka / diluar ) yang diperankan oleh seseorang yang berjenis
kelamin laki – laki. Dan ada juga pekerjaan domestik ( dalam /keluarga), yang diperankan
oleh seseorang yang berjenis kelamin perempuan.

Dari pembagian peran berdasarkan jenis kelamin tersebut, secara berlarut – larut
tersosialisasikan oleh lingkungan hidup, maka itu kehidupan seorang perempuan cenderung
berklompok, ( mengelola makanan, dan pekerjaan yang bersifat domestik yakni hanya di
dalam lingkup keluarga ), dan laki – laki lebih bebas dalam peranya, yakni mensosialisasikan
hidupnya secara publik.

Hingga ahirnya muncul tatanan dimasyarakat yang dinamakan dengan norma


( kebiasaan umum yang menjadi patokan di masyarakat dan batasan wilayah tertentu ), pada
dasarnya seharusnya analisis gender tidak hanya melihat perbedaan peran dan dan kegiatan
laki – laki dan perempuan, tetapi juga harus melihat relasi diantara keduanya, sehingga
muncul pembagian gender antara suami dan istri yang disepakati bersama serta didasari oleh
sikap yang saling memahami dan saling mengerti.

Terus bagaiman hubunganya antara keputusan keluarga dengan pertumbuhan


ekonomi ?

Akhir akhir inin sudah sering muncul isu tentang kesetaraan gender yakni dimana
peran seseorang perempuan msih dinilai tidak sesuai dengan kehendaknya ( masih merasa
dibatasi ), sedangkan menurut norma yang berlaku peran pemimpin atau penentu kebijakan
adalah seorang laki – laki, jikalau diantara keduanya ( suami istri ) saling berebut kekuasaan
atau peran tanpa didasari dengan kompromi, maka hal ini juga akan berdampak pada
perekonomian suatu negara, dimana letak permasalahnya, misal :

Dalam suatu lingkup rumah tangga ada seorang istri yang dimana sebagai ibu rumah
tangga, sedangkan seorang suami yang perananya sebagai penentu kebijakan, trus misal
masalah yang mereka perdebatkan tentang anak, mebahas tentang program pemerintah KB
( keluarga berencana ) diantara keduanya ada yang setuju dan ada yang tidak setuju, maka
dari sinilah letak sebab dari pertumbuhan ekonomi.

Lah terus gimana hubunganya antara pertumbuhan ekonomi dengan keluarga


berencana ( KB ) . ketika memiliki seorang anak yang lebih banyak dari umunya di
masyarakat. Kebanyakan seorang orangtua lebih cenderung dengan pendidikan anaknya yang
rendah alhasil dimana pengetahuan seorang anak sangat sedikit berkembang karena
pengetahuanya hanya terbatas, tentu sangat berbeda dengan anak – anak yang dengan jenjang
pendidikanya lebih tinggi,

Dari dampak tersebut bisa akibatnya banyak pengangguran dimana – mana, karena
kita sudah memahami dengan konsep ekonomi pada zaman sekarang dengan berbaziz mea
yakni suatu individu hareus mampu bersaing dalam kancah internasional, sedangkan untuk
menghadapi kenyataan tersebut harus dilandasi dengan individu yang memiliki kualitas
tinggi. Begitu juga sebaliknya individu yang kurang memiliki kualitas akan secara otomatis
tersingkirkan, alhasil muncul berbagai jenis penganggura, hingga berpengaruh menurunya
tingkat ekonomi masyarakat di indonesia.

2. studi kasus kedua

Terjadi kesenjangan peran terhadap kaum perempuan, terutama dibidang pekerjaan.

Dinilai pemerintah kurang memperdulikan hak – hak perempuan mengenai dengan peran dan
kewajiaban sebagai seorang rumah tangga maupun yang masih lajang, menurut klompok
kami pemerintah sudah memberi suatu kebijakan yang terbaik yakni dengan beberapa
kebijakan yang tercantum pada ;

1. UU No, 13 Pasal 81 Ayat 1 Tahun 2003 Tentang Cuti Haid

Dalam undang – undang tersebut dijelaskan jika perempuan yang dalam masa haid
merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, bahaswanya tidak wajib wbekerja
pada hari pertama dan kedua pada saat haid.

Tidak hanya itu, pengusaha juga ajiwb membayar upah apabila pekerja / buruh
perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat
melakukan pekerjaanya.
2. Undang – Undang Ketanagakerjaan No. 13 Tahun 2003 No 76

Undang undang tersebut menyatalkan pekerja / buruh perempuan yang berumur


kurang kurang dari 18 tahun dilarang bekerja antara pukul 23.00 sampai pukul 07.00, selain
itu pengusaha ajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja /buruh perempuan yang
berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai 15.00.

Dari kebijakan pemerintah tersebut saya kira sudah cukup jelas bahwasanya pemerintah
menjamin tentang hak – hak dari kaum wanita dalam bidang pekerjaan. Namun dalam
pelaksanaan masih kurang terealisasikan atau masih belum maksimal, bahkan masih jauh
dari kata maksimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sistem kontroling dalam
pemerintahan dan hukuman mengikat, sehingga isi dari undang – undang tersebut masih
kurang maksimal dalam merealisasikanya.

Anda mungkin juga menyukai