Anda di halaman 1dari 9

RESUME

GANGGUAN ORIENTASI REALITA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas keperawatan jiwa


Dosen Pengampu:
Agus Mi’raj Darajat.,S.Pd.,S.Kep.,Ners.M.,Kep

Disusun oleh :

KARINA PUTRI JUANINGSIH

AKX18013

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN UMUM

BHAKTI KENCANA UNIVERSITY BANDUNG

Jl. Sindangsari, Cipadung Kulon, Kec. Ujung Berung, Kota Bandung, Jawa Barat

2020
PEMBAHASAN

A. Pengertian GOR
Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespons
pada realitas. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal, tidak
dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu memberi respons secara
akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan.
Gangguan orientasi realita dibagi menjadi beberapa macam, dan dalam makalah ini kami
akan membahas 2 macam saja, yakni gangguan orientasi realita Waham dan Halusinasi.
Waham adalah suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan
dengan kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsur-unsur yang tak berdasarkan
logika, namun individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun ada bukti tentang
ketidakbenaran atas keyakinan itu. Akan tetapi keyakinan dalam bidang agama dan
budaya tidak dianggap sebagai waham.
B. faktor penyebab GOR
1. Waham
Waham merupakan salah satu contoh dari gangguan orientasi realita. Yang
disebabkan oleh perubahan pada fungsi otak terutama fungsi kognitif dan isi pikir
yang meliputi fungsi presepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi social Namun,
ada factor predisposisi yang mendukung seseorang menderita gangguan orientasi
realita waham, yakni :
a. Faktor Biologis
a) Gangguan perkembangan otak, frontal dan temporal
b) Lesi pada korteks frontal, temporal dan limbic
c) Gangguan tumbuh kembang
d) Kembar monozigot, lebih beresiko dari kembar dua telur
b. Faktor Genetik
Gangguan orientasi realita yang ditemukan pada klien dengan skizoprenia
c. Faktor Psikologis
a) Ibu pengasuh yang cemas/over protektif, dingin, tidak sensitive
b) Hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian yang berlebihan
c) Konflik perkawinan
d) Komunikasi “double bind”
d. Sosial budaya
a) Kemiskinan
b) Ketidakharmonisan sosial
c) Stress yang menumpuk

Selain predisposisi, factor presipitasi yang mencetus seorang klien


mengalami gangguan orientasi waham, di antaranya :
a. Stressor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas
keluarga, perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari
kelompok.
b. Faktor biokimia
Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat
halusinogen diduga berkaitan dengan orientasi realita
c. Faktor psikologi
ntensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya
kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi realita.
2. Halusinasi
Halusinasi merupakan contoh lain dari gangguan orientasi realita yang kami
bahas. Halusinasi berbeda dengan ilusi, dimana klien mengalami persepsi yang salah
terhadap stimulus. Salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus
eksternal yang terjadi, stimulus internal dipersepsikan sebagai sesuatu yang nyata
bagi pasien.
Menurut Stuart (2007), factor penyebab terjadinya halusinasi juga dibedakan
menjadi factor predisposisi dan presipitasi.
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah
sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Diperoleh
baik dari klien maupun keluarganya, factor predisposisi yang dapat membuat
seseorang terkena gangguan orientasi realita halusinasi antara lain :
a. Faktor perkembangan
Faktor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan Interpersonal
terganggu maka individu akan mengalami stres dan kecemasan.
b. Faktor sosiokultural
Berbagai factor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa
disingkirkan oleh kesepian terhadap lingkungan tempat klien dibesarkan.
c. Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Dengan adanya stres
yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dhasilkan suatu
zay yang dapat bersifat halusinogenik neuorokimia seperti buffofenon dan
dimitytranferase (DMP)
d. Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran
ganda yang bertentangan dan sering diterima oleh anak akan mengakibatkan
stres, kecemasan yang tinggi dan berakhir dengan gangguan orientasi realitas.
e. Faktor genetic
Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui, tetapi hasil studi
menunjukkan bahwa factor keluarga menunjukkan hubungan yang
sangat berpengaruh pada penyakit ini.

C. Macam-macam gangguan orientasi realita


a. Waham
Menurut Mayer Gross, waham dibagi 2 macam :
1) Waham Primer
Timbul secara tidak logis sama sekali serta tanpa disertai penyebab apapun dari
luar. Misal seseorang merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor
cicak berjalan dan berhenti dua kali.
2) Waham Sekunder
Biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara bagi
penderita untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lainnya. Menurut
beberapa referensi yang kami baca ada beberapa jenis waham yakni :
3) Waham Kejar
Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang
mengganggunya atau mengatakan bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai atau
kejelekannya sedang dibicarakan
4) Waham Somatik
Keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak mungkin benar,
umpamanya bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada seekor kuda
didalam perutnya.
5) Waham Kebesaran
Klien meyakini bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian atau
kekayaan yang luar biasa, umpamanya ia adalah Ratu Kecantikan, dapat
membaca pikiran orang lain, ataupun mempunyai puluhan rumah atau mobil.
6) Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
7) Waham Dosa
Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yang tidak
dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu kejadian yang
tidak baik, misalnya kecelakaan keluarga, karena pikirannya yang tidak baik.
8) Waham Pengaruh
Yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi atau dipengaruhi
oleh orang lain atau suatu kekuatan yang aneh
9) Waham Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusah merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang-
ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
10) Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal yang
dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
11) Delusion of reference
Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan
dirinya
 Waham Keja
b. Halusinasi
1) Halusinasi Pendengaran
Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian dari halusinasi pendengaran:
Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang
berkisar dari suara sederhana sampai suara berbicara mengenai klien
sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut( kliat, 2006 ).
Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara manusia, hewan,
mesin, barang, kejadian alamiah dan musik dalam keaadan sadar tanpa adanya
rangsangan apapun (maramis, 2005 )
Halusinasi pendengaran adalah persepsi sensorik yang keliru melibatkan
panca indra pendengaran (isaac,2002).
2) Halusinasi Penglihatan
stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambar geometric,
gambar karton, dan/atau panorama yang luasdan kompleks. Penglihatan dapat
berupa sesuatu yang menyenangkan atau yang menakutkan seperti monster.
(Stuart and Sundeen, Alih bahasaAchir Yani S. Hamid, 1998 : 306 )
3) Halusinasi Penciuman
Halusinasi yang seolah-olah mencium bau busuk, amis atau bau yang
menjijikan (darah,urine,atau feces).
4) Halusinasi Pengecap
Halusinasi yang seolah-olah merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikan.
5) Halusinasi Raba/Taktil
Halusinasi yang seolah-olah mengalami sakit atau tidak enak tanpa stimulus
yang terlihat, merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati, atau
orang lain
D. Akibat GOR
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang
ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan
kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang
ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Sedangkan
pada pasien dengan gangguan orientasi halusinasi dapat berakibat adalah kehilangan
kontrol dirinya. Dimana pasien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh
halusinasinya. Dalam situasi ini pasien dapat melakukan bunuh diri (suicide),
membunuh orang lain (homicide), bahkan merusak lingkungan. Untuk memperkecil
dampak yang ditimbulkan, dibutuhkan penanganan halusinasi yang tepat (Hawari 2009,
dikutip dari Chaery 2009
E. Rentang respon pada klien dengan GOR
Gangguan isi pikir merupakan ketidakmampuan individu memproses stimulus
eksternal dan internal secara akurat. Gangguannya adalah dapat berupa waham, dan juga
dapat berupa halusinasi. Berikut kami akan memaparkan rentang respon pada klien
dengan gangguan orientasi baik itu waham atau halusinasi.
F. Epidemiologi
Pasien-pasien (cenderung berusia 40 thn) mungkin tidak dapat dikenali sampai
waham mereka dikenali oleh keluarga dan teman temannya. Ia cenderung mengalami
isolasi baik karena keinginan mereka sendirian atau akibat ketidakramahan mereka
(misalnya pasangan mengabaikan mereka). Apabila terdapat disfungsi pekerjaan dan
sosial,biasanya hal ini merupakan respon langsung terhadap waham mereka. Isi waham
bergantung pula pada latar belakang sosio – kultural dan taraf pendidikan seseorang.
misalnya seorang pasien suku dayak mempunyai waham kebesaran,tidaklah mungkin
pasien itu mengatakan ia adalah sisingamangaraja. Oleh karena dalam kultur kaya kita
tidak dikenal seseorang yang bernama sisingamangaraja tersebut. Lain halnya kalau
pasien tadi telah tinggal lama di daerah tapanuli atau pasien ini pernah membaca tentang
sisingamangaraja. Contoh lainnya yaitu pasien yang tidak pernah sekolah yang
mempunyai waham kebesaran,tidaklah mungkin ia mengatakan kalau sinar X itu dialah
yang menemukan.
SOAL

1. Seorang laki-laki usia 25 tahun dirawat di RS jiwa dengan halusinasi pendengaran.


Ketika berkomunikasi mengatakan “ini loh pak saya sedang mendengar suara yang
menyuruh saya membunuh orang” bagaiman respon perawat yang tepat untuk kasus
tersebut?
a. “Saya percaya apa yang bapak dengar, namun saya tidak mendengarnya”
b. “Saya paham yang bapak alami, tapi sulit bagi saya untuk percaya”
c. “Baiklah pak, coba perhatikan saya”
d. “Kapan suara-suara itu muncul”
2. Seorang laki-laki berusia 32 tahun dibawa oleh keluarganya ke RS jiwa dikarenakan suka
keluyuran, sejak tiga hari yang lalu susah untuk tidur malam, terlihat klien tertawa dan
bicara sendiri ketika ditanya klien mengatakan ada suara-suara dari nenek moyangnya
yang menyuruhnya untuk jalan-jalan. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada
kasus tersebut?
a. Halusinasi
b. Isolasi Sosial
c. Harga diri rendah
d. Resiko bunuh diri
e. Resiko perilaku kekerasan
3. Seorang laki-laki berusia 34 tahun dirawat di RS jiwa, saat dikaji mengatakan “saya ini
tidak berguna dan dibuang olegh keluarganya, saya sangat malu dan rasanya lebih baik
saya dulu tidak usah lahir kedunia”. Hal tersebut dialaminya sejak 1 tahun yang lalu saat
ditinggal pergi oleh istrinya menikah lagi dengan orang lain.Hasil observasi: klien kurang
mempertahankan kontak mata. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
a. Halusinasi
b. Isolasi Sosial
c. Resiko suicide
d. Harga diri rendah
e. Resiko menarik diri
4. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa keluarganya ke UGD RSJ dengan alasan
mengamuk, membanting barang-barang, gelisah tidak bisa tidur. Hasil observasi
kelihatan wajahnya tegang, muka merah ketika menceritakan masalahnya yaitu ditinggal
istrinya menikah lagi dan penampilan tampak kotor dan kucel. Apakah masalah
keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. Isolasi social
b. Harga diri rendah
c. Resiko perilaku kekerasan
d. Gangguan orientasi realita
e. Gangguan sensori persepsi: Halusinasi
5. Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun dirawat di RS jiwa, dari hasil pengkajian pasien
selalu mengeluh pada anggota badannya terdapat sakit yang parah yaitu pada kaki dan
tangan kiri terdapat borok yang tak sembuh-sembuh dan pasien merasa terganggu.
Sedangkan hasil pemeriksaan tidak ditemukan apa-apa dan pasien dinyatakan sehat.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. Waham paranoid
b. Waham nihilistic
c. Waham somatic
d. Waham siar pikir
e. Waham kebesaran

Anda mungkin juga menyukai