TAHUN AKADEMIK
2019-2020
1. A. Wahyuni (19193008
2. Tri darmawati ilyas (19193089)
3. Tasyrif zulamhhar (19193003)
4. Syarifuddin (19193013)
TAHUN AKADEMIK
2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat, ridho, dan karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
selalu menjadi teladan bagi umatnya.
Laporan kegiatan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban tertulis atas terlaksananya kegiatan praktik komunitas. Durasi
kegiatan kurang lebih 1 minggu. Praktik kerja lapangan merupakan tahapan yang harus dilalui mahasiswa keperawatan sebelum
menjadi seorang perawat.
Kegiata ini dilaksanakan di Desa Aeng Toa, Dusun Pa’batangan, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Kegiatan ini
diharapkan mampu membuat mahasiswa terjun langsung ke masyarakat dan memperoleh pengalaman sehingga jangka panjangnya
mampu terjun dalam dunia kesehatan dengan professional.
Kelancaran kegiatan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu. Semoga semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
laporan ini mendapatkan sebaik-baik pahala dari Allah SWT. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis berharap semoga
laporan ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sehingga diharapkan
dapat dijadikan pedoman dan dapat dijadikan referensi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuannya mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud
Arah kebijakan pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran menuju paradigma sehat. Paradigma sehat
merupakan upaya kesehatan yang lebih mengutamakan tindakan promotif, preventif dan tidak mengesampingkan upaya kuratif
dan rehabilitatif. Paradigma sehat adalah suatu kebijakan pembangunan kesehatan dalam ranngka mencapai visi Indonesia
sehat 2011, dimana diproyeksikan tentang keadaan masyarakat mayoritas hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta berada pada derajat
Keperawatan adalah salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan di Indonesia, memiliki konstribusi yang nyata
dalam pembangunan kesehatan terutama dalam mendukung kebijakan pemerintah melalui paradigma sehat menuju visi
Indonesia sehat 2011. Perawatan kesehatan masyarakat/komunitas merupakan perpaduan antara praktek keperawatan dan
praktek kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menunjang dan memulihkan kesehatan populasi. Kegiatan praktek ini
dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas pada sekelompok umur dan diagnosa tertentu serta dilaksankan secara
berkelanjutan.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, berbagai upaya kesehatan telah diselengarakan. Salah satu
bentuk upaya kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan Rumah sakit sebagai tempat rujukan.
Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan dukungan masyarakat secara aktif dan dinamis
dalam berbagai upaya kesehatan mayarakat dan mendorong kearah kemaandirian dalam memecahkan kesehatan dengan penuh
tanggung jawab.
Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang kesehatan tersebut maka Program Profesi Ners
Stikes gunung sari Makassar sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan memiliki tanggung jawab dalam rangka
mempersiapkan tenaga kesehatan/keperawatan yang berkualitas dimasa depan melalui praktik keperawatan komunitas.
Praktik keperawatan komunitas juga merupakan suatu bentuk pengembangan dari praktik klinik keperawatan bagi
mahaiswa yang diarahkan pada pengalaman nyata penerapan Primary Health Care.
Dipilihnya daerah dusun pa’batangan sebagai tempat keperawatan komunitas karena merupakan salah satu bentuk
aplikatif mata ajaran Asuhan Keperawatan Komunitas pada Program Profesi Ners stikes gunung sari Makassar disamping itu
pula untuk melihat secara nyata pola perilaku kebiasaan hidup sehat pada msyarakat, dengan tujuan untuk merubah perilaku
dan meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi tahu, dan juga memberikan pengetahuan
kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan-penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung bagaimana cara mengatasi
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat, penyakit infeksi yang dapat membahayakan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dalam program Profesi Ners Departemen Komunitas di harapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperwatan
2. Tujuan Khusus
e. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan berdasarkan kriteria tertentu
b. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan masalah kesehatan serta pemecahan masalah kesehatan.
c. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan keperawatan, instistusi pelayanan kesehatan serta
d. Dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya kesehatan secara individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Praktik Perawatan komunitas di tempatkan di Dusun Pa’batangan, Desa Aeng Toa selatan Kec. Galesong utara Kab. Takalar.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
Asuhan keperawatan komunitas adalah lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan
ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih bersar yang ditujukan kepada individu, keluarga yang
mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. ( WHO, 1999).
Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu sintesa dari praktek kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
Keperawatan kesehatan komunitas adalah suatu upaya pelaksanan keperawatan yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan
masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat. (Depkes RI,
1986).
2. Tujuan dan sasaran
Adapun tujuan dan sasaran keperawatan komunitas adalah untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui:
a. Pelayanan keperawatan langsung (direction care) terhadap individu, keluarga, kelompok dalam konteks
komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai drajat kesehatan yang optimal agar
Menurur effendi (1998) kemampuan yang dimiliki adalah kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
8. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bagi ibu dan balita serta diterimanya
9. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap maslah kesehatan. Tujuan akhir
dalam melakuakan perawatan komunitas adalah memandirikan masyarakat dalam memelihara kesehatan
untuk hidup sehat, sedangkan sasaran keperawatan adalah individu, keluarga dan kelompok beresiko tinggi.
Keluarga dan penduduk di daerah terisolasi dan daerah yang terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan
a. Tingkat individu
Asuhan keperawatan terhadap individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu misalnya TBC,
bumil, menyusui, dan lain-lain yang dijumpai dipoli klinik, puskesmas dengan dan proses prkatis pada
b. Tingkat keluarga
Keluarga dengan anggota keluarga yang bermasalah dirawat sebagai dari keluarga dengan melihat
c. Tingkat komunitas
Berorientasi pada individu keluarga sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuahan itu diberikan
keluarga sebagai satu kesatuan dalam komunitas beresiko atau masyarakata wilayah binaan dengan
Model keperawatan komunitas disusun berdasarkan teori yang bekaitan dengan kesehatan masyarakat,
salah satu teori keperawatan yang menjadi acuan dalam mengembangkan model keperwatan adalah teori
dari betty neuman (1972) yang menekankan pendekatan secara menyeluruh untuk masalah kesehatan.
Modal itu pada dasarnya menjelaskan tentang pengaruh lingkungan, masalah kesehatan yang timbul
akibat besarnya stressor dan reaksi masyarakat pencegahan prima, sekunder dan tersier. Adapun konsep
teori keperawatan yang dijelaskan oleh betty neuman adalah sebagai berikut.
B. Hasil Penelitian
1. Persiapan
a. Persiapan kemasyarakatan
Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan kepala dusung pa’ batangan, serta
identifikasi beberapa tokoh msyarakat di dusun pa’batangan yang dilaksanakan pada tanggal 26 agustus 2020.
Setelah mengedentifikasi tokoh masyarakat , 26 agustus 2020 kelompok mahasiswa melakukan pendekatan dan
membina saling percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang tujuan dan melakukan pendataan
praktek keperawatan komunitas mahasiswa program profesi ners stikes gunung sari Makassar di dusun pa’batangan
desa aeng toa, kec. Galesong utara kab. Takalar. Tanggal 26 agustus 2020, pihak mahasiswa mengadakan
pertemuan dengan kepala desa, dan pembimbing CI lahan dan CI institusi untuk membahas kegiatan yang akan
dilaksanakan.
b. Persiapan teknis
Persiapan teknis yang di lakukan kelompok mahasiswa meliputi mengorganisir anggota kelompok melakukan
pendataan dan pembagian tugas, mempersiapkan format pengkajian, serta mengidentifikasi lingkungan dusun
2. Pelaksanaan
a. Pengkajian
1) Pengumpulan data
a. Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-masing rumah penduduk, wawancara
langsung kepada pihak keluarga, pemeriksaan fisik bagi anggota keluarga yang sedang sakit, seta observasi
kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan tanggal, 26-28 agustus
Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan ditabulasi dalam .
1. Data Demografi
Tabel 1
Berdasrkan tabel 1 di atas bahwa kelompok usia terbanyak adalah kelompok usia 17-25
Tahun(Remaja Akhir) yaitu 29 orang (18,9%) dan kelompok usia paling sedikit 56-65 Tahun (Lansia
Akhir) yaitu 4 orang (2,6%). Hal ini menunjukkan bahwa mayorita Dusun pa’batangan adalah usia
produktif.
Tabel 2
Berdasarkan tabel 2 di atas penduduk terbanyak adalah laki-laki yaitu 77 orang (50,4%) dari
37 kk yang di data. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di wilayah Dusun Kampung
Tabel 3
Berdasarkan tabel 3 diatas bahwa dari 153 kk penduduk diwilayah Dusun Kampung Pa’batangan
Tabel 4
3 SD 73 47,7%
4 SMP 27 17,8%
5 SMA 26 16,9%
6 S1 0 0
Berdasarkan tabel 4 di atas, menunjukkan dari 153 0rang yang di data dari 37 kk tingkat pendidikan
terbanyak adalah SD yaitu sebanyak 73 orang (47,7%), sedangkan penduduk yang memiliki
pendidikan yg menepati jumlah yang terkecil yaitu 26 orang (16,9%). Ha ini dapat mempengaruhi
kemampuan penduduk dalam menerima informasi yang akan mempengaruhi perubahan perilaku
Tabel 5
Berdasarkan tabel 5 diatas,menunjukkan bahwa dari 153 0rang dari 37 KK yang di data
sebagian besar penduduk di dusun kampung pa’batangang adalah IRT dan tidak ada yang
bekerja sebaga petani. Hal ini sebagai mempengaruhi sumber pendapatan para penduduk.
2. Data Ekonomi
Tabel 6
3.000.000
3 Penghasilan 3.000.000 0 0
Jumlah 37 100%
Sumber data Primer 26 Agustus2020
Berdasarkan tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari37 KK yang di data sebanyak 20 orang
(54,1%) rata-rata penghasilan penduduk di dusun pa’batangang yaitu Penghasilan ( < 1.000.00).
Tabel 6.1
Berdasarkan tabel 6.1 di atas menunjukkan bahwa 37 KK yang di atas di dusun kampung pa’batangang
Tabel 7
pa’batangang Memiliki rumah sendiri sebanyak 31orang (100%) dan yang numpang
Tabel 7.1
Distribusi KK berdasarkan Tipe Rumah dusun pa’batangang 2020
Berdarkan tabel 7.1 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data
permanen sebanyak 25 orang (67,5%) dan semi permanen sebanyak 5 orang 13,5%.
Tabel 7.2
1 Tanah - -
2 Papan 15 40,5%
3 Tegel 15 40,5%
4 Semen 7 18,9%
Berdarkan tabel 7.2 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data sebagian
besar kepala keluarga di dusun kampung pa’batangang memiliki lantai papan sebanyak 15
KK(40,5%), lantai tegel 15 KK(40,5%), sebanyak dan Memiliki lantai semen sebanyak 7 KK
(18,9%).
Tabel 7.3
Distribusi KK berdasarkan jendela kamar
1 Ya 33 89,1%
2 Tidak 4 10,9%
Jumlah 37 100%
Berdarkan tabel 7.3 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data bahwa
yang memiliki jendela setiap kamar sebanyak 33 (89,1%) dan rumah yang tidak memiliki jendela
1 Ya 37 100%
2 Tidak 0 0
Jumlah 37 100%
Berdarkan tabel 7.4 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data bahwa yang
Distribusi KK berdasarkan jendela yang di buka setiap hari dusun pa’batangang 2020
1 Ya 37 100%
2 Tidak 0 0
Jumlah 37 100%
Berdarkan tabel 7.5 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data bahwa yang
Berdarkan tabel 7.6 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data bahwa
yang memiliki rumah pencahayaan terang sebanyak 32 KK (86,4%). Dan pencahayaan remang-
remang 5 KK (13,6%).
Tabel 7.7
Distribusi KK berdasarkan Jarak rumah dengan tetangga dusun kampung pa’batangang 2020
Berdarkan tabel 7.7 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data
bahwa yang memiliki rumah dekat sebanyak 35 KK (94,5%). Dan rumah terpisah
sebanyak 2 KK (5,5%).
Tabel 7.8
Berdarkan tabel 7.8 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK bahwa ada halaman di sekitar
rumah sebanyak 30 KK( 81,1%) Tidak ada di halaman sekitar rumah sebanyak 7 KK (18,9)
Tabel 7.9
Berdarkan tabel 7.9 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK bahwa ada
Tabel 7.10
pekarangan
1 Kebun 4 10,9%
2 Kolam 0 0%
3 Kandang 15 40,5%
4 Jemuran 18 48,6%
Jumlah 37 100%
Sumber data primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 7.10 diatas menunjukan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data.
4. Sumber Air
Tabel 8
Sebagian besar air minum penduduk dusun kampung pa’ batangang berasl dari PAM
Tabel 8.1
Distribusi KK berdasarkan cara mengola air minum di dusun kampung pa’batangang 2020
besar cara mengolah air minum di penduduk di dusun kampung pa’ batangang dengan cara
Tabel 8.2
Distribusi KK berdasarkan cara mengola air minum di dusun kampung pa’batangang 2020
Berdasrkan tabel 8.2 di atas menunjukkan dari 37 rumah yang di data sebagian besar sumber
air mandi/ Mencuci di dusun pa’batangang berasal dari PAM sebanyak 31 (83,7%).
Tabel 8.3
Distribusi KK berdasarkan jarak sumber air dengan septik tank penduduk di dusun kampong
pa’batangang 2020
Berdasarkan tabel 8,3 di atas menunjukkan dari 37 KK yang di data bahwa jarak sumber air
dengan septik tank penduduk di Dusun Pa batangan sebanyak 3 ( 8,1% ) dari jarak <10 m
2020
1 Bak 7 18,9%
2 Gentong 0 0%
3 Ember 30 81,1%
4 Lain – lain 0 0%
Jumlah 37 100%
penampungan air penduduk Dusun Pa Batangan sebagian besar di ember yaitu sebanyak
Tabel 8.5
2020
pembuangan
1 Tertutup 7 18,9%
2 Terbuka 30 81,1%
Jumlah 37 100%
Sumber : data primer 26 Agustus 2020
Berdasrkan tabel 8.5 di atas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang di data sebanyak 7
(18,9%). Penduduk dusun kampung ba’batangang menutup tempat penampungan airnya dan
Distribusi KK berdasarkan kondisi Air dalam penampungan di dusun kampong pa’batangang 2020
Berdasarkan tabel 8.6 di atas menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang didata sebagian
besar kondisi air di dalam penampungan tidak berasa dan tidak berwarna yaitu sebanyak 37
(100%).
Tabel 8.7
Distribusi KK berdasarkan ada jentik dalam penumpangan air di dusun kampong pa’batangang 2020
Berdasarkan tabel 8.7 diatas bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang didata, menunjukkan bahwa
penampungan air penduduk dunsun kampung pa’patangang yang tidak memiliki jentik sebanyak
33 (89,2%) dan yang memiliki jentik dalam penampungan dalam penamungan air sebanyak 4
(10,8%).
5. Pembuangan sampah
Tabel 9
Berdasarkan tabel 9 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar tempat pembuangan sampah
penduduk di Dusun Pa’batangan yang membuang sampah dengan cara di bakar sebanyak 20 (54,1%).
Tabel 9.1
Sementara
1 Ada 37 100%
2 Tidak Ada/berserakan 0 0
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 28 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar penduduk Dusun
Tabel 9.2
Sampah
1 Terbuka 7 18,9%
2 Tertutup 30 81,1%
Jumlah 27 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 9.2 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar keadaan penampung sampah
Tabel 9.3
Berdasarkan tabel 30 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar jarak tempat sampah
dengan rumah penduduk di Dusun Pa’batangan, dimana jarak jauh (>5 m) tempat sampah dengan
6. Pembuangan Limbah
Tabel 10
Berdasarkan tabel 10 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar tempat BAB/BAK
31(83,7%).
Tabel 10.1
Tabel 10.2
limbah penduduk di Dusun Pa’batangan yang memiliki tempat pembuangan di got sebanyak 30
(81,0%) tempat pembuangan resapan sebanyak 2 (5,4%) dan pembuangan sembarang 5 (13,6%).
Tabel 10.3
Pembuangan
1 Lancar 33 89,2%
2 Tersumbat/tergenang 4 10,8%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 34 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar kondisi saluran
Tabel 11
Berdasarkan tabel 11 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar penduduk memiliki
kandang ternak di Dusun Pa’batangan sebanyak 20(54%) dan yang tidak memiliki kandang
Berdasarkan tabel 11.1 diatas bahwa dari 37 KK yang didata memiliki kandang ternak sebanyak 37 di
Dusun Pa’batangan, semua letak kandang ternak berada di luar rumah sebanyak 37 (100%).
Tabel 11.2
Berdasarkan tabel 11.2 diatas bahwa dari 37 KK yang didata memiliki kandang ternak sebanyak 37 di
A. Pelayanan Kesehatan
Tabel 12
Terdekat
1 Rumah Sakit 0 0
2 Puskesmas 37 100%
3 dr/perawat/bidan 0 0%
4 Balai Pengobatan 0 0%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 12 diatas bahwa dari 37 KK sarana kesehatan terdekat di Dusun Pa’batangan
Tabel 12.1
Sakit
1 Rumah Sakit 0 0%
2 Puskesmas 35 94,6%
3 dr/perawat/bidan 0 0%
4 Klinik 2 5,4%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 12.1 diatas bahwa dari 37 KK yang didata kebiasaan penduduk di Dusun Pa’batangan
bila sakit mereka berobat ke puskesmas sebanyak 35 (94,6%) dan berobat ke rumah sakit dan klinik
Tabel 12.2
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Sebelum Kepelayanan Kesehatan Dusun Pa’batangan 2020
Berdasarkan tabel 12.1 diatas bahwa dari 37 KK kebiasaan penduduk di Dusun Pa’batangan sebelum ke
Tabel 12.3
Berdasarkan tabel 12.3 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang di data sumber pendanaan
kesehatan terbanyak penduduk Dusun Pa’batangan adalah BPJS Pemerintah dengan frekuensi 31
(83,8%). Hal ini menunjukkan bahwa bantuan dari pemerintah betul - betul dimanfaatkan dan di
Tabel 12.4
Berdasarkan tabel 12.4 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata, sebagian besar penduduk
kesarana pelayanan kesehatan dengan berjalan kaki dengan frekuensi 25 (67,5%), dan yang memakai
kendaraan pribadi 12 (32,2%). Hal ini menunjukkan bahwa sarana pelayanan kesehatan di Dusun
Tabel 12.5
1 < 1 KM 11 29,7%
2 1-2 KM 10 27,1%
3 2-5 KM 16 43,2%
4 >5 KM 0 0%
Jumlah 37 100%
dengan pelayanan kesehatan di Dusun Pa’batangan < 1KM dengan frekuensi 2-5 km dengan
frekuensi 16 (43,2%).
Tabel 13
Distribusi KK Berdasarkan Penyakit Yang Pernah Diderita 6 Bulan Terakhir Dusun Pa’batangan 2020
status kesehatannya baik dengan frequensi 131 (85,6%). Dan penyakit yang pernah di derita penduduk
dudun kampun pa’batangang selama 6 bulan terakhir, dengan frequency tertinggi adalah rematik 8 (5,3%).
Kemudian batuk/pilek dan asam urat dan frekuensi 6 (3,9%.). kemudian hipertensi 3 (1,9%).
Tabel 14
Subur
1 Ya 73 47,7%
2 Tidak 80 52,3%
Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 14 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata
didaptkan pasangan yang tidak usia subur di Dusun Pa’batangan sebanyak 80 (52,3).
Tabel 14.1
Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 14.1 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata, pasangan
usia subur banyak menggunakan aseptor KB suntik di Dusun Pa’batangan sebanyak 24 orang (100%).
B. Ibu hamil
Tabel 15
Berdasarkan tabel 14.1 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata di Dusun Pa’batangan
Tabel 15.1
berdasarkan tabel 14.2 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata di Dusun Pa’batangan
Tabel 15.2
1(50%).
Tabel 15.3
Tabel 15.4
Berdasarkan tabel 5.5 diatas menujukkan tidak melakukan pemeriksaan 2 (100%) di Dusun Pa’batangan.
Tabel 15.5
Kehamilan
1 2 Kali 0 0%
2 3 Kali 0 0%
3 4 Kali 0 0%
4 Tidak 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 5.1 diatas menujukkan tidak ada data ibu hamil di Dusun Pa’batangan.
Tabel 5.6
Berdasarkan tabel 5.7 diatas menujukkan tidak ada data ibu hamil di Dusun Pa’batangan
Tabel 15.7
Berdasarkan tabel 54 diatas menujukkan tidak ada data ibu hamil di Dusun Pa’batangan.
C. Ibu menyusui
Tabel 16
Berdasrkan tabel 16 di atas, menunjukkan bahwa masih ada buteki di gusung kampung pa’batangang
sebanyak 17 (45,9)
Tabel 16.1
Tabel 16.2
Distribusi KK Berdasarkan Lama Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki Dusun Pa’batangan 2020
Berdasarkan tabel 58 diatas menunjukkan bahwa 7 buteki yang didata di Dusun Pa’batangan
didapatkan lama ibu menyusui anaknya 5-12 bulan sebanyak 7 buteki (100%).
Tabel 16.3
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Ibu Tidak Menyusui Anak Bila Ada Buteki Dusun Pa’batangan
2020
D. Balita
Tabel 17
didata di Dusun Pa’batangan didapatkan 14 KK (37,8%) yang memiliki balita dan yang tidak
Tabel 17.1
Berdasarkan tabel 17.1 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 14 dari 37 KK
yang didata di Dusun Pa’batangan, balita yang tidak di bawah ke posyandu 32(41,1%).
Tabel 17.2
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Balita Tidak Dibawah Keposyandu Setiap Bulan Dusun
Pa’batangan 2020
Berdasarkan tabel 17.2 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita dari 37 KK
yang didata di Dusun Pa’batangan, balita yang tidak di bawah ke posyandu 2 (100%) alasan
1 Hepatitis 6 37.5%
2 BCG 4 18.8%
3 DPT 2 12.5%
4 Polio 2 12.5%
5 Campak 2 12.5%
Jumlah 16 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Tabel 17.4
Tabel 17.5
yang didata di Dusun Pa’batangan, balita yang memiliki KMS sebanyak 13 (100%).
Tabel 17.66
Kuning
3 Dibawah Garis Titik Titik 2 15,5%
4 Dibawah Garis Merah 0 0%
5 Jumlah 13 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 17.6 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 13 dari 37 KK
yang didata diusun Pa’batangan, hasil penimbangan balita di KMS sebanyak 7 (53,8%). Di daerah
garis hijau.
E. Anak Dan Remaja
Tabel 18
Remaja
1 Ya 24 64,8%
2 Tidak 13 35,2%
Jumlah 37 100%
Berdasarkan tabel 26 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki anak sekolah / remaja dari 37
KK yang didata di Dusun Pa’batangan didapatkan 24 (64,8%) yang memiiliki anak sekolah / remaja dan
Tabel 18.1
Berdasarkan tabel 68 diatas menunjukkan bahwa usia anak saat ini dari 37 KK yang didata di Dusun
Pa’batangan didapatkan sebanyak 18 (34,6%) usia 6- 10 tahun, sebanyak 12(23,1%) usia 11 - 15 tahun
Tabel 18.2
Berdasarkan tabel 18.2 diatas menunjukkan bahwa dari 52 anak usia remaja /sekolah bahwa
Tabel 18.3
Berdasarkan tabel 18.3 diatas menunjukkan bahwa dari 52 anak di Dusun Pa’batangan terdapat
Berdasarkan tabel 18.4 diatas, menunjukkan bahwa tidak ada yang sakit di dusun kampung
pa’batangang.
Tabel 18.5
Anak
1 Medis 0 100%
2 Non Medis 0 100%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 18.5 diatas menunjukkan bahwa tempat berobat anak yang sakit adalah sarana
pelayana ksehatan (medis) dan tidak ada yang berobat di medis maupun non medis. Hal ini
dikareakan sarana pelayanan kesehatan yang berada di Dusun Pa’batangan sangat mudah
dijangkau.
Tabel 18.6
Luang
1 Musik / TV 12 23,1%
2 Olahraga 10 19,3,7%
3 Rekreasi 0 0%
4 Keagamaan 30 57,6%
5 Jumlah 52 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 18.6 diatas menunjukkan bahwa dari 52 anak yang ada di Dusun Pa’batangan, anak
lebih banyak menggunakan waktu luang mereka untuk sholat dan mengaji sebanyak 30 (57,6%).
Tabel 18.7
Berdasarkan tabel 18.7 diatas menunjukkan bahwa dari 12 orang usia remaja / sekolah yang berada
Di Dusun Pa’batangan kebiasaan mereka lebih banyak yang bermain dengan frekuensi 12 (100%)
F. Usia lanjut
Tabel 75
Berdasarkan tabel 26 diatas menunjukkan bahwa usia lanjut di rumah dari 37 KK yang didata di Dusun
Tabel 19.1
Berdasarkan tabel 19.1 diatas menunjukkan dari 37 KK yang memiliki usia lanjut di rumah
Berdasarkan tabel 19.3 diatas menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan ketika penduduk usia lansia berobat ke non
medis sebanyak 0 lansia (40%) dan berobat ke sarana kesehatan sebanyak 7 lansia (100%).
Tabel 19.2
1. Asma 0 0%
2 TBC 0 0%
3 Hipertensi 2 28,6%
4 Kencing Manis 0 0%
6 Katarak 0 0%
8 Penyakit Kulit 0 0%
9 Jantng 0 0%
10 Liver 0 0%
11 DM 0 0%
12 Gastritis 0 0%
13 Stroke 0 0%
Jumlah 7 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 19.2 diatas menunjukkan dari 5 usia lanjut yang memiliki keluhan penyakit sebanyak 3 lansia di
Dusun Pa’batangan, didapatkan sebanyak 3(42,8%) lansia reumatik / Arthritis, sebanyak 2 lansia (28,6%) menderita
Dilakukan
1 Berobat Ke Sarana 7 100%
Kesehatan
2 Berobat Ke Non Medis 0 0%
3 Diobati Sendiri 0 0%
Jumlah 7 100%
Berdasarkan tabel 19.4 diatas menunjukkan bahwa penggunaan waktu senggang usia lanjut dari 9
penduduk di Dusun Pa’batangan sebanyak 2 (22,2%) yang melakukan kegiatan jalan-jalan, dan sebanyak
Berdasarkan hasil pendataan yang telah di lakukan dan menurut keterangan penduduk di Dusun Pa’batangan
PEMBAHASAN
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama antara perawat dengan klien /
keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu
pada ilmu dan kiat keperawatan yang di tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terhadap
terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan. Peran serta aktif masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapana asuhan
keperawatan di masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan di Dusun Kampung Pa’batangan sangat tergantung pada respon
masyarakat, terutama dalam memberikan informasi yang valid dan akurat. Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya
sama dengan tahapan pada proses keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi .
A. Pengkajian
1) Perumahan: Status kepemilikan rumah di Dusun Pa’batangan yaitu : milik sendiri dan menumpang.
2) Tipe rumah di Dusun Pa’batangan yiatu : semi permanen , tidak permanen dan tidak permanen. Masing-masing keadaan lantai
4) Ekonomi: tingkat ekonomi di Dusun Pa’batangan masih ada yang dibawah UMR, penghasilan yang didapat perbulan kurang
dari 1 juta, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan kesehatan seperti kebutuhan nutrisi dan
fasilitas kesehatan
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia di Dusun Pa’batangan untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau
- Penduduk desa mengatakan banyak sampah yang masyarakat dalam memelihara menular (diare, DHF, ISPA)
1. DO :
(86,4%).
kandang ternak.
sebanyak 35 (54,5%).
(81,1%)
32 (86,5%).
2 DS : Kurangnya pengetahuan Resiko terjadinya peningkatan
- Penduduk Dusun Pa’batangan mengatakan bahwa masyarakat dalam memilihara angka kesakitan pada lansia
DO :
Hipertensi (8,6%)
5 = Sangat Tinggi
1 DX I Setelah dilakukan K.I.E a. Berikan penyuluhan Verbal a. Jenis sampah. Warga Pekarangan
sehat e. Berikan
reinforcement
terhadap
kemampuan warga
mengelola sampah
yang benar.
2 II Setelah di lakukan K.I.E a. Berikan penyuluhan Verbal a. Proses terjadinya Lansia
kegiatan di harapkan
masyarakat mampu
memberikan
perawatan pada
lansia
KEPERAWATAN
1 Resiko timbulnya a. Melakuakan penyuluhan tentang Evaluasi struktur:
pembuangan sampah.
Evaluasi hasil :
sampah
c. Masyarakat dinformasikan
dimulai.
Evaluasi Proses
lancar.
kondisi penyakitnya.
berdiri.
Evaluasi hasil :
- Penduduk desa mengatakan banyak sampah yang masyarakat dalam memelihara menular (diare, DHF, ISPA)
dikumpulkan dan dibakar di pekarangan rumah. lingkungan yang memenuhi
rumah.
2. DO :
(86,4%).
kandang ternak.
sebanyak 35 (54,5%).
(81,1%)
32 (86,5%).
2 DS : Kurangnya pengetahuan Resiko terjadinya peningkatan
- Penduduk Dusun Pa’batangan mengatakan bahwa masyarakat dalam memilihara angka kesakitan pada lansia
DO :
Hipertensi (8,6%)
5 = Sangat Tinggi
1 DX I Setelah dilakukan K.I.E f. Berikan penyuluhan Verbal d. Jenis sampah. Warga Pekarangan
sehat j. Berikan
reinforcement
terhadap
kemampuan warga
mengelola sampah
yang benar.
2 II Setelah di lakukan K.I.E b. Berikan penyuluhan Verbal c. Proses terjadinya Lansia
kegiatan di harapkan
masyarakat mampu
memberikan
perawatan pada
lansia
c. e.
KEPERAWATAN
1 Resiko timbulnya f. Melakuakan penyuluhan tentang Evaluasi struktur:
penyakit menular dampak pembuangan sampah d. Kegiatan telah direncanakan
(diare, DHF, ISPA) yang tidak sehat dan pengolahan 3 hari sebelum kegiatan
pembuangan sampah.
Evaluasi hasil :
c. Masyarakat mengerti akan
pentingnya pengelolaan
sampah
f. Masyarakat dinformasikan
dimulai.
Evaluasi Proses
lancar.
f. Acara dihadiri lansia
sebanyak 60 orang.
kondisi penyakitnya.
berdiri.
Evaluasi hasil :
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Dusun Pa’batangan Desa Aeng Toa Kec. Galesong Utara Kab. Takalar
menunjukan bahwa terdapat beberapa masalah yaitu dalam pengolahan sampahnya masih banyak yang dibakar dan masih banyak
masyarakat yang menutup jendela, tidak adanya posyandu lansia dan masih ada masyarakat yang tidak memasak air minumnya
Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang
merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga, misalnya
didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok
masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul, 2009).
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan preventif
dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat mampu mengenal mengambil
keputusan dalam memelihara kesehatannya ( Mubarak,2009 ). Tahapan proses keperawatan komunitas yaitu: pengkajian yang
terdiri dari wawancara, observasi, kuisioner, menentukan prioritas masalah dan pelaksanaan.
B. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga