Anda di halaman 1dari 107

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN (ASKEP) KOMUNITAS DI DUSUN PA’BATANGAN DESA AENG


TOA KECAMATAN GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR
KELOMPOK X1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK

2019-2020

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN (ASKEP) KOMUNITAS DI DUSUN PA’BATANGAN DESA AENG
TOA KECAMATAN GALESONG UTARA KABUPATEN
KELOMPOK X1

1. A. Wahyuni (19193008
2. Tri darmawati ilyas (19193089)
3. Tasyrif zulamhhar (19193003)
4. Syarifuddin (19193013)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK

2019-2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat, ridho, dan karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
selalu menjadi teladan bagi umatnya.

Laporan kegiatan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban tertulis atas terlaksananya kegiatan praktik komunitas. Durasi
kegiatan kurang lebih 1 minggu. Praktik kerja lapangan merupakan tahapan yang harus dilalui mahasiswa keperawatan sebelum
menjadi seorang perawat.

Kegiata ini dilaksanakan di Desa Aeng Toa, Dusun Pa’batangan, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Kegiatan ini
diharapkan mampu membuat mahasiswa terjun langsung ke masyarakat dan memperoleh pengalaman sehingga jangka panjangnya
mampu terjun dalam dunia kesehatan dengan professional.

Kelancaran kegiatan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu. Semoga semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
laporan ini mendapatkan sebaik-baik pahala dari Allah SWT. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis berharap semoga
laporan ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sehingga diharapkan
dapat dijadikan pedoman dan dapat dijadikan referensi.

Takalar, 26 Agustus 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuannya mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud

Undang-Undang Dasar 1945.

Arah kebijakan pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran menuju paradigma sehat. Paradigma sehat

merupakan upaya kesehatan yang lebih mengutamakan tindakan promotif, preventif dan tidak mengesampingkan upaya kuratif

dan rehabilitatif. Paradigma sehat adalah suatu kebijakan pembangunan kesehatan dalam ranngka mencapai visi Indonesia

sehat 2011, dimana diproyeksikan tentang keadaan masyarakat mayoritas hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta berada pada derajat

kesehatan yang optimal.

Keperawatan adalah salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan di Indonesia, memiliki konstribusi yang nyata

dalam pembangunan kesehatan terutama dalam mendukung kebijakan pemerintah melalui paradigma sehat menuju visi

Indonesia sehat 2011. Perawatan kesehatan masyarakat/komunitas merupakan perpaduan antara praktek keperawatan dan

praktek kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menunjang dan memulihkan kesehatan populasi. Kegiatan praktek ini
dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas pada sekelompok umur dan diagnosa tertentu serta dilaksankan secara

berkelanjutan.

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, berbagai upaya kesehatan telah diselengarakan. Salah satu

bentuk upaya kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan Rumah sakit sebagai tempat rujukan.

Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan dukungan masyarakat secara aktif dan dinamis

dalam berbagai upaya kesehatan mayarakat dan mendorong kearah kemaandirian dalam memecahkan kesehatan dengan penuh

tanggung jawab.

Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang kesehatan tersebut maka Program Profesi Ners

Stikes gunung sari Makassar sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan memiliki tanggung jawab dalam rangka

mempersiapkan tenaga kesehatan/keperawatan yang berkualitas dimasa depan melalui praktik keperawatan komunitas.

Praktik keperawatan komunitas juga merupakan suatu bentuk pengembangan dari praktik klinik keperawatan bagi

mahaiswa yang diarahkan pada pengalaman nyata penerapan Primary Health Care.

Dipilihnya daerah dusun pa’batangan sebagai tempat keperawatan komunitas karena merupakan salah satu bentuk

aplikatif mata ajaran Asuhan Keperawatan Komunitas pada Program Profesi Ners stikes gunung sari Makassar disamping itu

pula untuk melihat secara nyata pola perilaku kebiasaan hidup sehat pada msyarakat, dengan tujuan untuk merubah perilaku

dan meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi tahu, dan juga memberikan pengetahuan

kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan-penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung bagaimana cara mengatasi
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat, penyakit infeksi yang dapat membahayakan

kesehatan masyarakat sendiri.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dalam program Profesi Ners Departemen Komunitas di harapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperwatan

komunitas dan keluarga sesuai konsep dan teori keperawatan komunitas.

2. Tujuan Khusus

Dalam program Profesi Ners Departemen komunitas di harapkan mahasiswa mampu :

a. Mengidentifikasi data yang diperlukan

b. Mengumpulkan data dengan menggunkan metode/ strategi yang sesuai

c. Menganalisa data yang diperlukan

d. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan

e. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan berdasarkan kriteria tertentu

f. Melaksanakn rencana keperawatan

g. Melakukan evaluasi keperawatan.


3. Manfaat Praktik

a. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan keperawatan, khususnya keperawatan komunitas

b. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan masalah kesehatan serta pemecahan masalah kesehatan.

c. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan keperawatan, instistusi pelayanan kesehatan serta

masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan.

d. Dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya kesehatan secara individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

C. Waktu pelaksanaan Praktik

Pelaksanaan praktik tanggal 26 agustus sampai 2 september2020

D. Tempat pelaksanaan Praktik

Praktik Perawatan komunitas di tempatkan di Dusun Pa’batangan, Desa Aeng Toa selatan Kec. Galesong utara Kab. Takalar.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep keperawatan komunitas

1. Pengertian

Asuhan keperawatan komunitas adalah lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan

ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat

secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,

rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih bersar yang ditujukan kepada individu, keluarga yang

mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. ( WHO, 1999).

Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu sintesa dari praktek kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk

meningkatakan dan memelihara kesehatan penduduk. (American Nursing Assosiasion).

Keperawatan kesehatan komunitas adalah suatu upaya pelaksanan keperawatan yang merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan

masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat. (Depkes RI,

1986).
2. Tujuan dan sasaran

Adapun tujuan dan sasaran keperawatan komunitas adalah untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan masyarakat

melalui:

a. Pelayanan keperawatan langsung (direction care) terhadap individu, keluarga, kelompok dalam konteks

komunitas.

b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan

masyarakat yang mempengaruhi individu keluarga dan masyarakat.

c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai drajat kesehatan yang optimal agar

dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Menurur effendi (1998) kemampuan yang dimiliki adalah kemampuan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapai.

2. Menetapkan masalah kesehatan dan prioritas masalah.

3. Merumuskan sebagai alternative pemecahan masalah kesehatan atau keperawatan.

4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.

5. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan secara mandiri.

6. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri


7. Menanamkan prilaku hidup sehat melalui upaya pendidikan.

8. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bagi ibu dan balita serta diterimanya

norma keluarga kecil bahagia sejahtera.

9. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap maslah kesehatan. Tujuan akhir

dalam melakuakan perawatan komunitas adalah memandirikan masyarakat dalam memelihara kesehatan

untuk hidup sehat, sedangkan sasaran keperawatan adalah individu, keluarga dan kelompok beresiko tinggi.

Keluarga dan penduduk di daerah terisolasi dan daerah yang terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan

bumil serta masyarakat baik sehat maupun sakit.

Menurut Anderson (1988) keperawatan komunitas terdiri dari 3 tingkatan, yaitu:

a. Tingkat individu

Asuhan keperawatan terhadap individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu misalnya TBC,

bumil, menyusui, dan lain-lain yang dijumpai dipoli klinik, puskesmas dengan dan proses prkatis pada

masalah kesehatan dan pencegahan masalah kesehatan individu.

b. Tingkat keluarga

Keluarga dengan anggota keluarga yang bermasalah dirawat sebagai dari keluarga dengan melihat

sejauh mana telah terpenuhi tugas kesehatan keluarga.

c. Tingkat komunitas
Berorientasi pada individu keluarga sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuahan itu diberikan

keluarga sebagai satu kesatuan dalam komunitas beresiko atau masyarakata wilayah binaan dengan

pemandangan komunitas sebagai klien.

d. Model keperawatan komunitas

Model keperawatan komunitas disusun berdasarkan teori yang bekaitan dengan kesehatan masyarakat,

salah satu teori keperawatan yang menjadi acuan dalam mengembangkan model keperwatan adalah teori

dari betty neuman (1972) yang menekankan pendekatan secara menyeluruh untuk masalah kesehatan.

Modal itu pada dasarnya menjelaskan tentang pengaruh lingkungan, masalah kesehatan yang timbul

akibat besarnya stressor dan reaksi masyarakat pencegahan prima, sekunder dan tersier. Adapun konsep

teori keperawatan yang dijelaskan oleh betty neuman adalah sebagai berikut.

B. Hasil Penelitian

1. Persiapan

a. Persiapan kemasyarakatan

Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan kepala dusung pa’ batangan, serta

identifikasi beberapa tokoh msyarakat di dusun pa’batangan yang dilaksanakan pada tanggal 26 agustus 2020.

Setelah mengedentifikasi tokoh masyarakat , 26 agustus 2020 kelompok mahasiswa melakukan pendekatan dan

membina saling percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang tujuan dan melakukan pendataan
praktek keperawatan komunitas mahasiswa program profesi ners stikes gunung sari Makassar di dusun pa’batangan

desa aeng toa, kec. Galesong utara kab. Takalar. Tanggal 26 agustus 2020, pihak mahasiswa mengadakan

pertemuan dengan kepala desa, dan pembimbing CI lahan dan CI institusi untuk membahas kegiatan yang akan

dilaksanakan.

b. Persiapan teknis

Persiapan teknis yang di lakukan kelompok mahasiswa meliputi mengorganisir anggota kelompok melakukan

pendataan dan pembagian tugas, mempersiapkan format pengkajian, serta mengidentifikasi lingkungan dusun

pa’batangan desa aeng toa kec. Galesong utara kab. Takalar.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasai, & evaluasi.

a. Pengkajian

1) Pengumpulan data

Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :

a. Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-masing rumah penduduk, wawancara

langsung kepada pihak keluarga, pemeriksaan fisik bagi anggota keluarga yang sedang sakit, seta observasi

kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan tanggal, 26-28 agustus

2020 (pagi – sore).


b. Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, yaitu tanggal 29 agustus 2020.

2) Hasil tabulasi data

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan ditabulasi dalam .

Adapun hasil tabulasi di sajikan dalam bentuk table sebagai berikut :

1. Data Demografi

Tabel 1

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan Umur

Dusun pa’batangan 2020

No Umur Frequency Percent


1 0-5 Tahun (Balita) 12 7,8%
2 5-11 Tahun (Anak-Anak) 18 11,7%
3 12-16 Tahun(Remaja Awal) 12 7,8%
4 17-25 Tahun(Remaja Akhir) 29 18,9%
5 26-35 Tahun( Dewasa Awal) 27 17,6%
6 36-45 Tahun(Dewasa Akhir) 22 14,3%
7 46-55 Tahun (Lansia Awal) 24 15,6%
8 56-65 Tahun (Lansia Akhir) 4 2,6%
9 >65 Tahun (Manula) 5 3,2%
Jumlah 153 100%
Sumber data Primer 26 Agustus2020

Berdasrkan tabel 1 di atas bahwa kelompok usia terbanyak adalah kelompok usia 17-25

Tahun(Remaja Akhir) yaitu 29 orang (18,9%) dan kelompok usia paling sedikit 56-65 Tahun (Lansia
Akhir) yaitu 4 orang (2,6%). Hal ini menunjukkan bahwa mayorita Dusun pa’batangan adalah usia

produktif.

Tabel 2

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Dusun pa’batangan 2020

No Jenis Kelamin Frequency Percent


1 Laki-laki 77 50,4%
2 Perempuan 76 49,6%
Jumlah 153 100%
Sumber data Primer 26 Agustus2020

Berdasarkan tabel 2 di atas penduduk terbanyak adalah laki-laki yaitu 77 orang (50,4%) dari

37 kk yang di data. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di wilayah Dusun Kampung

Pa’batangan.terbanyak yaitu laki-laki.

Tabel 3

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan Agama

Dusun pa’batangan 2020


No Jenis Kelamin Frequency Percent
1 Islam 153 100%
2 Kristen 0 0
Jumlah 153 100%
Sumber data Primer 26 Agustus2020

Berdasarkan tabel 3 diatas bahwa dari 153 kk penduduk diwilayah Dusun Kampung Pa’batangan

yang di data semua beragama islam yaitu 153 orang (100%).

Tabel 4

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan pendidikan

Dusun pa’batangan 2020

No Pendidikan Frequency Frequency

1 Tidak sekolah 27 17,6%


2 TK 0 0

3 SD 73 47,7%

4 SMP 27 17,8%

5 SMA 26 16,9%
6 S1 0 0

Jumlah 153 100%

Sumber data Primer 26 Agustus2020

Berdasarkan tabel 4 di atas, menunjukkan dari 153 0rang yang di data dari 37 kk tingkat pendidikan

terbanyak adalah SD yaitu sebanyak 73 orang (47,7%), sedangkan penduduk yang memiliki

pendidikan yg menepati jumlah yang terkecil yaitu 26 orang (16,9%). Ha ini dapat mempengaruhi

kemampuan penduduk dalam menerima informasi yang akan mempengaruhi perubahan perilaku

yang berkaitan dengan kesehatan

Tabel 5

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan

Dusun pa’batangang 2020


No Pekerjaan Frequency Frequency
1 Wiraswasta 30 19,6%
2 Nelayan 20 13,3%
3 B.H.R 35 22,8%
4 IRT 40 26,1%
5 Pelajar 25 16,3%
6 Petani 0 0
7 Tidak bekerja 3 1,9%

Jumlah 153 100%


Sumber data Primer 26 Agustus2020

Berdasarkan tabel 5 diatas,menunjukkan bahwa dari 153 0rang dari 37 KK yang di data

sebagian besar penduduk di dusun kampung pa’batangang adalah IRT dan tidak ada yang

bekerja sebaga petani. Hal ini sebagai mempengaruhi sumber pendapatan para penduduk.

2. Data Ekonomi

Tabel 6

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan ekonomi

Dusun pa’batangang 2020

No Penghasilan Prequency percent


1 Penghasilan < 1.000.00 20 54,1%
2 Penghasilan 1.000.000- 17 45,9%

3.000.000
3 Penghasilan 3.000.000 0 0
Jumlah 37 100%
Sumber data Primer 26 Agustus2020

Berdasarkan tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari37 KK yang di data sebanyak 20 orang

(54,1%) rata-rata penghasilan penduduk di dusun pa’batangang yaitu Penghasilan ( < 1.000.00).

Tabel 6.1

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan lingkungan fisik Dusun pa’batangang 2020

No tabungan Frequency percent


1 Ya 5 13,5%
2 Tidak 32 36,5%
jumlah 37 100%
Sumber data Primer 26 Agustus2020

Berdasarkan tabel 6.1 di atas menunjukkan bahwa 37 KK yang di atas di dusun kampung pa’batangang

sebanyak 5 orang (13,5%) yang memiliki tabungan


3. Lingkungan fisik.

Tabel 7

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan lingkungan fisik Dusun pa’batangang 2020

No Status kepemilikan frequency Percent


1 Sewa 0 0
2 Numpang 6 16,2%
3 Milik sendiri 31 83,8%
Jumlah 37 100%
Sumber data Primer 26 Agustus2020

Berdasrkan tabel 7 di atas menunjukkan bahwa dari 37 KK di dusun kampung

pa’batangang Memiliki rumah sendiri sebanyak 31orang (100%) dan yang numpang

sebanyak 6 orang (16,2%).

Tabel 7.1
Distribusi KK berdasarkan Tipe Rumah dusun pa’batangang 2020

No Tipe rumah Frequency Percent


1 Permanan 25 67,5%
2 Semi permanen 5 13,5%
3 Tidak permanen 7 18,9%
Jumlah 37 100%
Sumber data Primer 26 Agustus2020

Berdarkan tabel 7.1 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data

sebagian besar kepala keluarga di dusun kampung pa’batangang memiliki rumah

permanen sebanyak 25 orang (67,5%) dan semi permanen sebanyak 5 orang 13,5%.

Tabel 7.2

Distribusi KK berdasarkan lantai dusun pa’batangang 2020


No Lantai Frequency Percent

1 Tanah - -

2 Papan 15 40,5%

3 Tegel 15 40,5%

4 Semen 7 18,9%

Jumlah 153 100%

Sumber data Primer 26 Agustus 2020

Berdarkan tabel 7.2 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data sebagian

besar kepala keluarga di dusun kampung pa’batangang memiliki lantai papan sebanyak 15

KK(40,5%), lantai tegel 15 KK(40,5%), sebanyak dan Memiliki lantai semen sebanyak 7 KK

(18,9%).

Tabel 7.3
Distribusi KK berdasarkan jendela kamar

dusun pa’batangang 2020

No Jendela kamar Frequency Percent

1 Ya 33 89,1%

2 Tidak 4 10,9%

Jumlah 37 100%

Sumber data Primer 26 Agustus 2020

Berdarkan tabel 7.3 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data bahwa

yang memiliki jendela setiap kamar sebanyak 33 (89,1%) dan rumah yang tidak memiliki jendela

setiap rumah sebanyak 4 (10,9%).


Tabel 7.4

Distribus KK berdasarkan jendela rumah

dusun pa’batangang 2020

No Jendela rumah Frequency Percent

1 Ya 37 100%

2 Tidak 0 0

Jumlah 37 100%

Sumber data Primer 26 Agustus 2020

Berdarkan tabel 7.4 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data bahwa yang

memiliki jendela setiap rumah sebanyak 37 (100%).


Tabel 7.5

Distribusi KK berdasarkan jendela yang di buka setiap hari dusun pa’batangang 2020

No Jendela di buka Frequency Percent

1 Ya 37 100%

2 Tidak 0 0

Jumlah 37 100%

Sumber data Primer 26 Agustus 2020

Berdarkan tabel 7.5 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data bahwa yang

memiliki jendela yang di buka setiap rumah sebanyak 37 (100%).


Tabel 7.6

Distribusi KK berdasarkan pencayaan dalam rumah dusun kampung pa’batangang 2020

No Pencayaan Frequency Percent


1 Terang 32 86,4%
2 Remang-remang 5 13,6%
3 Gelap 0 0
Jumlah 37 100%

Sumber data Primer 26 Agustus 2020

Berdarkan tabel 7.6 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data bahwa

yang memiliki rumah pencahayaan terang sebanyak 32 KK (86,4%). Dan pencahayaan remang-

remang 5 KK (13,6%).
Tabel 7.7

Distribusi KK berdasarkan Jarak rumah dengan tetangga dusun kampung pa’batangang 2020

No Jarak rumah frequency Present


1 Bersatu 0 0
2 Dekat 35 94,5%
3 Terpisah 2 5.5
Jumlah 37 100%
Sumber data Primer 26 Agustus 2020

Berdarkan tabel 7.7 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data

bahwa yang memiliki rumah dekat sebanyak 35 KK (94,5%). Dan rumah terpisah

sebanyak 2 KK (5,5%).

Tabel 7.8

Distribusi KK berdasarkan lingkungan fisik dusun kampung pa’batangang 2020


No Halaman rumah frequency Present
1 Ada 30 81,1%
2 Tidak 7 18,9%
Jumlah 37 100%
Sumber data Primer 26 Agustus 2020

Berdarkan tabel 7.8 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK bahwa ada halaman di sekitar

rumah sebanyak 30 KK( 81,1%) Tidak ada di halaman sekitar rumah sebanyak 7 KK (18,9)

Tabel 7.9

Distribusi KK berdasarkan lingkungan fisik dusun kampung pa’batangang 2020

No Lokasi Frequency Percent


1 Di depan 15 40,5%
2 Di samping 7 18,9%
3 Di belakang 15 40,6%
Jumlah 37 100%
Sumber data Primer 26 Agustus 2020

Berdarkan tabel 7.9 di atas, menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK bahwa ada

halaman rumah di depan sebanyak 15 KK (40,5%) memiliki halamn rumah di samping

sebanyak 7 KK (18,9%). Dan di belakang rumah sebanyak 15 KK (40,6%).

Tabel 7.10

Distribusi KK berdasarkan Pemanfaatan pekarangan dusun kampung pa’batangang 2020

No Pemanfaatan Frequency Present

pekarangan
1 Kebun 4 10,9%
2 Kolam 0 0%
3 Kandang 15 40,5%
4 Jemuran 18 48,6%
Jumlah 37 100%
Sumber data primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 7.10 diatas menunjukan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data.

halaman rumah,di manfaatkan sebagai jemuran sebanyak 18 KK (48,6%). halaman rumah

yg memiliki kandang sebanyak 15 orang (40,5%). Dan halaman yg memiliki kolam

sebanyak 4 orang (10,9%).

4. Sumber Air

Tabel 8

Distribusi KK berdasarkan sumber air minum di dusun kampung pa’batangang 2020

No Masak & minum Frequency Percent


1 PAM 31 83,7%
2 Sumur 6 16,3%
Jumlah 37 100%
Sumber data primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang di data.

Sebagian besar air minum penduduk dusun kampung pa’ batangang berasl dari PAM

sebanyak 31 (83,7%). Dan sumber sumur bor sebanyak 6 (16,3%).

Tabel 8.1

Distribusi KK berdasarkan cara mengola air minum di dusun kampung pa’batangang 2020

No Masak & minum frequency Percent


1 Di masak 35 94,5%
2 Tidak di masak 0 0
3 Air mineral 7 5,5%
Jumlah 37 100%
Sumber data primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 8.1 diatas menunjukan bahwa dari 37 rumah 153 KK yang di data. Sebagian

besar cara mengolah air minum di penduduk di dusun kampung pa’ batangang dengan cara

masak sebanyak 35 (94,5%). Dan air mineral sebanyak 7 (5,5%).

Tabel 8.2

Distribusi KK berdasarkan cara mengola air minum di dusun kampung pa’batangang 2020

No Mandi /Mencuci Frequency Percent


1 PAM 31 83,7%
2 Sumur 6 16,3%
3 Sungai 0 0
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 37 100%
Sumber : data primer 26 Agustus 2020

Berdasrkan tabel 8.2 di atas menunjukkan dari 37 rumah yang di data sebagian besar sumber

air mandi/ Mencuci di dusun pa’batangang berasal dari PAM sebanyak 31 (83,7%).
Tabel 8.3

Distribusi KK berdasarkan jarak sumber air dengan septik tank penduduk di dusun kampong

pa’batangang 2020

No Jarak Sumber Air Frekuency percent

Dengan Septik Tank


1 < 10 m 3 8,1%
2 > 10 m 34 91,1%
Jumlah 37 100%
Sumber data primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 8,3 di atas menunjukkan dari 37 KK yang di data bahwa jarak sumber air

dengan septik tank penduduk di Dusun Pa batangan sebanyak 3 ( 8,1% ) dari jarak <10 m

dan sebanyak 34 ( 91,1 ) dari jarak >10 m.


Tabel 8.4

Distribusi KK berdasarkan Tempat Penampungan Air penduduk di dusun kampong pa’batangang

2020

No Tempat Penampungan Air Frequency Percent

1 Bak 7 18,9%
2 Gentong 0 0%
3 Ember 30 81,1%
4 Lain – lain 0 0%
Jumlah 37 100%

Sumber data primer 26 Agustus 2020


Berdasarkan tabel 8.4 di atas menunjukan dari 37 KK yang di data bahwa tempat

penampungan air penduduk Dusun Pa Batangan sebagian besar di ember yaitu sebanyak

30 (81,1%), dan selebihnya di bak yaitu sebanyak 7 (18,9%).

Tabel 8.5

Distribusi KK berdasarkan Tempat Penampungan Air penduduk di dusun kampong pa’batangang

2020

No Kondisi tempat Frequency persent

pembuangan
1 Tertutup 7 18,9%
2 Terbuka 30 81,1%
Jumlah 37 100%
Sumber : data primer 26 Agustus 2020

Berdasrkan tabel 8.5 di atas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang di data sebanyak 7

(18,9%). Penduduk dusun kampung ba’batangang menutup tempat penampungan airnya dan

sebanyak 30 (81,9%) penduduk tidak menutup tempat penampungan airnya.


Tabel 8.6

Distribusi KK berdasarkan kondisi Air dalam penampungan di dusun kampong pa’batangang 2020

No Kondisi air Frequency Percent


1 Berwarna 0 0
2 Berbau 0 0
3 Berasa 0 0
4 Tdk berasa/berwarna 37 100%
Jumblah 37 100%
Sumber : data primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 8.6 di atas menunjukkan bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang didata sebagian

besar kondisi air di dalam penampungan tidak berasa dan tidak berwarna yaitu sebanyak 37

(100%).
Tabel 8.7

Distribusi KK berdasarkan ada jentik dalam penumpangan air di dusun kampong pa’batangang 2020

No Jentik Frequency Percent


1 Ya 4 10,8%
2 Tidak 33 89,2%
Jumblah 37 100%
Sumber : data primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 8.7 diatas bahwa dari 37 rumah dari 37 KK yang didata, menunjukkan bahwa

penampungan air penduduk dunsun kampung pa’patangang yang tidak memiliki jentik sebanyak

33 (89,2%) dan yang memiliki jentik dalam penampungan dalam penamungan air sebanyak 4

(10,8%).
5. Pembuangan sampah

Tabel 9

Distribusi KK berdasarkan pembuagan sampah

dusun kampong pa’batangang 2020

No Pembuangan sampah Frequency Percent


1 Sungai 12 32,4%
2 Di timbun 0 0
3 Di bakar 20 54,1%
4 Sembarang tempat 5 13,5%
5 Lain- lain 0 0
Jumlah 37 100%
Sumber : data primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 9 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar tempat pembuangan sampah

penduduk di Dusun Pa’batangan yang membuang sampah dengan cara di bakar sebanyak 20 (54,1%).

Tabel 9.1

Distribusi KK Berdasarkan Penampungan Sampah Sementara


Dusun Pa’batangan 2020

No Penampungan Sampah Frequency Percent

Sementara
1 Ada 37 100%
2 Tidak Ada/berserakan 0 0
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 28 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar penduduk Dusun

Pa’batangan yang memiliki tempat penampung sampah sementara sebanyak 37 (100%).

Tabel 9.2

Distribusi KK Berdasarkan Keadaan Penampungan Sampah

Dusun Pa’batangan 2020


No Keadaan Penampungan Frequency Percent

Sampah
1 Terbuka 7 18,9%
2 Tertutup 30 81,1%
Jumlah 27 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 9.2 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar keadaan penampung sampah

di Dusun Pa’batangan dimana penampungan sampah terbuka sebanyak 7(18,9%)dan penampungan

sampah tertutup sebanyak 30 (81,1%).

Tabel 9.3

Distribusi KK Berdasarkan Jarak Tempat Sampah Dengan Rumah

Dusun Pa’batangan 2020

No Jarak Tempat Sampah Dengan Frequency Percent


Rumah
1 Dekat (< 5 m) 32 86,5%
2 Jauh (> 5 m) 5 13,5%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 30 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar jarak tempat sampah

dengan rumah penduduk di Dusun Pa’batangan, dimana jarak jauh (>5 m) tempat sampah dengan

rumah sebanyak 5 (13,5%) dan jarak dekat (<5m) sebanyak 32 (86,5%).

6. Pembuangan Limbah

Tabel 10

Distribusi KK Berdasarkan Tempat BAB/BAK

Dusun Pa’batangan 2020

No Tempat BAB/BAK Frequency Percent


1 Jamban/WC 31 83,7%
2 Sungai 4 10,8%
3 Sembarangan 2 5,5%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 10 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar tempat BAB/BAK

penduduk di Dusun Pa’batangan yang memiliki tempat BAB/BAK dengan WC sebanyak

31(83,7%).

Tabel 10.1

Distribusi KK Berdasarkan Jenis Jamban

Dusun Pa’batangan 2020

No Jenis Jamban Frequency Percent


1 Cemplung 0 0%
2 Plengsengan 0 0%
3 Leher Angsa 37 37%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 10.1 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar jenis jamban

penduduk Dusun Pa’batangan yang memiliki jamban leher angsa 37 (100%).

Tabel 10.2

Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Air Limbah

Dusun Pa’batangan 2020

No Pembuangan Air Limbah Frequency Percent


1 Resapan 2 5,4%
2 Got 30 81,0%
3 Sembarangan 5 13,6%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 10.2 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar pembuangan air

limbah penduduk di Dusun Pa’batangan yang memiliki tempat pembuangan di got sebanyak 30

(81,0%) tempat pembuangan resapan sebanyak 2 (5,4%) dan pembuangan sembarang 5 (13,6%).

Tabel 10.3

Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Saluran Pembuangan

Dusun Pa’batangan 2020

No Kondisi Saluran Frequency Percent

Pembuangan
1 Lancar 33 89,2%
2 Tersumbat/tergenang 4 10,8%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 34 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar kondisi saluran

pembuangan air limbah penduduk di Dusun Pa’batangan lancer sebanyak 33(89,2%).


7. Kandang Ternak

Tabel 11

Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Kandang Ternak

Dusun Pa’batangan 2020

No Kepemilikan Kandang Ternak Frequency Percent


1 Ya 20 54,1%
2 Tidak 17 49,9%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 11 diatas bahwa dari 37 KK yang didata sebagian besar penduduk memiliki

kandang ternak di Dusun Pa’batangan sebanyak 20(54%) dan yang tidak memiliki kandang

ternak sebanyak 17 (6%).


Tabel 11.1

Distribusi KK Berdasarkan Letak Kandang Ternak

Dusun Pa’batangan 2020

No Letak Kandang Ternak Frequency Percent


1 Dalam Rumah 0 0%
2 Luar Rumah 37 100%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 11.1 diatas bahwa dari 37 KK yang didata memiliki kandang ternak sebanyak 37 di

Dusun Pa’batangan, semua letak kandang ternak berada di luar rumah sebanyak 37 (100%).
Tabel 11.2

Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak

Dusun Pa’batangan 2020

No Kondisi Kandang Ternak Frequency Percent


1 Terawat 37 100%
2 Tidak Terawat 0 0%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 11.2 diatas bahwa dari 37 KK yang didata memiliki kandang ternak sebanyak 37 di

Dusun Pa’batangan, semua kondisi kandang ternak terawat sebanyak 37 (100%)


3. KONDISI KESEHATAN UMUM

A. Pelayanan Kesehatan

Tabel 12

Distribusi KK Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat

Dusun Pa’batangan 2020

No Sarana Kesehatan Frequency Percent

Terdekat
1 Rumah Sakit 0 0
2 Puskesmas 37 100%
3 dr/perawat/bidan 0 0%
4 Balai Pengobatan 0 0%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 12 diatas bahwa dari 37 KK sarana kesehatan terdekat di Dusun Pa’batangan

adalah puskesmas sebanyak 37(100%)Hal ini menunjukkan bahwa cukup memudahkan

masyarakat untuk pelayanan kesehatan karena jarak yang terjangkau.

Tabel 12.1

Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Bila Sakit


Dusun Pa’batangan 2020

No Kebiasaan Keluarga Bila Frequency Percent

Sakit
1 Rumah Sakit 0 0%
2 Puskesmas 35 94,6%
3 dr/perawat/bidan 0 0%
4 Klinik 2 5,4%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 12.1 diatas bahwa dari 37 KK yang didata kebiasaan penduduk di Dusun Pa’batangan

bila sakit mereka berobat ke puskesmas sebanyak 35 (94,6%) dan berobat ke rumah sakit dan klinik

masing-masing sebanyak 2 (2,7%).

Tabel 12.2

Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Sebelum Kepelayanan Kesehatan Dusun Pa’batangan 2020

No Kebiasaan Frequency Percent


1 Beli Obat 34 91,8%
2 Jamu 3 8,2%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 12.1 diatas bahwa dari 37 KK kebiasaan penduduk di Dusun Pa’batangan sebelum ke

pelayanan kesehatan mereka beli obat sendiri sebanyak 34 (91,8%).

Tabel 12.3

Distribusi KK Berdasarkan Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga

Dusun Pa’batangan 2020

No Sumber Frequency Percent


1 ASTEK / ASKES 0 0%
2 BPJS Pemerintah 31 83,8%
3 Dana Sehat 0 0%
4 BPJS Mandiri 6 16,2%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 12.3 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang di data sumber pendanaan

kesehatan terbanyak penduduk Dusun Pa’batangan adalah BPJS Pemerintah dengan frekuensi 31

(83,8%). Hal ini menunjukkan bahwa bantuan dari pemerintah betul - betul dimanfaatkan dan di

pergunakan dengan baik oleh penduduk yang berada di Dusun Pa’batangan.

Tabel 12.4

Distribusi KK Berdasarkan Sarana Transportasi Kepelayanan Kesehatan Dusun Pa’batangan 2020

No Transportasi Frequency Percent


1 Jalan Kaki 25 67,5%
2 Becak 0 0%
3 Angkot 0 0%
4 Kendaraan Pribadi 12 32,2%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 12.4 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata, sebagian besar penduduk

kesarana pelayanan kesehatan dengan berjalan kaki dengan frekuensi 25 (67,5%), dan yang memakai
kendaraan pribadi 12 (32,2%). Hal ini menunjukkan bahwa sarana pelayanan kesehatan di Dusun

Pa’batangan sangat mudah dijangkau.

Tabel 12.5

Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Sarana Kesehatan

Dusun Pa’batangan 2020

No Jarak Rumah Frequency Percent

1 < 1 KM 11 29,7%

2 1-2 KM 10 27,1%

3 2-5 KM 16 43,2%

4 >5 KM 0 0%
Jumlah 37 100%

Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020


Berdasarkan tabel 12.5 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata rata- rata jarak rumah

dengan pelayanan kesehatan di Dusun Pa’batangan < 1KM dengan frekuensi 2-5 km dengan

frekuensi 16 (43,2%).

B. Masalah Kesehatan Khusus

Tabel 13

Distribusi KK Berdasarkan Penyakit Yang Pernah Diderita 6 Bulan Terakhir Dusun Pa’batangan 2020

No Penyakit Frequensi Percent


1 DBD 0 0%
2 Batuk pilek 6 3,9%
3 Asma 0 0%
4 TBC 0 0%
5 Typoid 0 0%
6 Asam urat 5 3,3%
7 Rematik 8 5,3%
8 Hipertensi 3 1,9%
9 Sehat 131 85,6%
153 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 13 diatas menunjukkan bahwa dari 153 0rang dengan jumlah KK 37, sebagian besar

status kesehatannya baik dengan frequensi 131 (85,6%). Dan penyakit yang pernah di derita penduduk

dudun kampun pa’batangang selama 6 bulan terakhir, dengan frequency tertinggi adalah rematik 8 (5,3%).

Kemudian batuk/pilek dan asam urat dan frekuensi 6 (3,9%.). kemudian hipertensi 3 (1,9%).

C. HAMIL DAN MENYUSUI

A. Pasangan Usia Subur

Tabel 14

Distribusi KK Berdasarkan Pasangan Usia Subur

Dusun Pa’batangan 2020

No Pasangan Usia Frequency Percent

Subur
1 Ya 73 47,7%
2 Tidak 80 52,3%
Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 14 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata

didaptkan pasangan yang tidak usia subur di Dusun Pa’batangan sebanyak 80 (52,3).
Tabel 14.1

Distribusi KK Berdasarkan Aseptor KB

Dusun Pa’batangan 2020

No Aseptor KB Frequency Percent


1 KB 0 0%
2 IUD 0 0%
3 Suntik 24 100%
4 Kondom 0 0%
5 Tubektomi 0 0%
Junlah 24 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 14.1 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata, pasangan

usia subur banyak menggunakan aseptor KB suntik di Dusun Pa’batangan sebanyak 24 orang (100%).

B. Ibu hamil

Tabel 15

Distribusi KK Berdasarkan Ibu Hamil Dalam Keluarga Dusun Pa’batangan 2020


No Ibu Hamil Frequency Percent
1 Ya 2 100%
2 Tidak 0 2%
3 Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 14.1 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata di Dusun Pa’batangan

didapatkan ada ibu hamil sebanyak 2 (100%).

Tabel 15.1

Distribusi KK Berdasarkan Umur Kehamilan

Dusun Pa’batangan 2020

No Umur Kehamilan Frequency Percent


1 Trimester 1 (0 -3 bulan) 1 50%
2 Trimester II (4 6 bulan) 1 50%
3 Trimester III (7-9 bulan) 0 0%
Jumlah 2 50%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

berdasarkan tabel 14.2 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata di Dusun Pa’batangan

didapatkan Trimester 1 (0 -3 bulan) sebanyak 1 (50%). Kemudian Trimester II (4 6 bulan) 1 (50%).

Tabel 15.2

Distribusi KK Berdasarkan kehamilan Dusun Pa’batangan 2020

No Kehamilan Frequency Percent


1 1 1 50%
2 2 0 0%
3 3 1 50%
4 >3 0 0%
Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 62 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 15.3 diatas dari 2 orang yang di dapatkan kehamilan ibu yang ke 1sebanyak

1(50%).

Tabel 15.3

Distribusi KK Berdasarkan Usia Ibu Hamil

Kehamilan Dusun Pa’batangan 2020

No Umur Kehamilan Frequency Percent


1 < 20 Tahun 0 0%
2 20 – 35 Tahun 2 100%
3 > 35 Tahun 0 0%
4 Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 20200
Berdasarkan tabel 15.4 diatas dari1 0rang yang hamil, di dapatkan usia ibu hamil 20-35 tahunsebanyak

(100%) di Dusun Pa’batangan.

Tabel 15.4

Distribusi KK Berdasarkan Pemeriksaan Kehamilan

Dusun Pa’batangan 2020

No Pemeriksaan Kehamilan Frequency Percent


1 Ya 0 0%
2 Tidak 2 100%
3 Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 5.5 diatas menujukkan tidak melakukan pemeriksaan 2 (100%) di Dusun Pa’batangan.
Tabel 15.5

Distribusi KK Berdasarkan Jumlah Pemeriksaan Kehamilan

Dusun Pa’batangan 2020

No Jumlah Pemeriksaan Frequency Percent

Kehamilan
1 2 Kali 0 0%
2 3 Kali 0 0%
3 4 Kali 0 0%
4 Tidak 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 5.1 diatas menujukkan tidak ada data ibu hamil di Dusun Pa’batangan.
Tabel 5.6

Distribusi KK Berdasarkan Alasan Tidak Melakukan

Pemeriksaan KehamilanDusun Pa’batangan 2020

No Alasan Frequency Percent


1 Tidak Ada Biaya 0 0%
2 Tidak Sempat 2 100%
3 Tidak Tahu 0 0%
4 Takut 0 0%
Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 5.7 diatas menujukkan tidak ada data ibu hamil di Dusun Pa’batangan
Tabel 15.7

Distribusi KK Berdasarkan Suntik TT Dusun Pa’batangan 2020

No Suntik TT Frequency Percent


1 Ya 0 0%
2 Tidak 0 0%
3 Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 54 diatas menujukkan tidak ada data ibu hamil di Dusun Pa’batangan.

C. Ibu menyusui

Tabel 16

Distribusi KK Berdasarkan Buteki Dusun Pa’batangan 2020

No Buteki Frequency Percent


1 Ya 17 45,9%
2 Tidak 20 54,1%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020

Berdasrkan tabel 16 di atas, menunjukkan bahwa masih ada buteki di gusung kampung pa’batangang

sebanyak 17 (45,9)
Tabel 16.1

Distribusi KK Berdasarkan Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki

Dusun Pa’batangan 2020

No Buteki Frequency Percent


1 Ya 17 45,9%
2 Tidak 20 54,1%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 57 diatas menunjukkan bahwa 7 buteki yang didata di Dusun

Pa’batangan didapatkan 7 (100%) ibu menyusui yang menyusui anaknya.

Tabel 16.2

Distribusi KK Berdasarkan Lama Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki Dusun Pa’batangan 2020

No Lama Frequency Percent


1 < 1 Bulan 0 0%
2 1 – 4 Bulan 0 0%
3 5 – 12 Bulan 7 100%
4 > 12 Bulan 0 0%
Jumlah 7 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 58 diatas menunjukkan bahwa 7 buteki yang didata di Dusun Pa’batangan

didapatkan lama ibu menyusui anaknya 5-12 bulan sebanyak 7 buteki (100%).

Tabel 16.3

Distribusi KK Berdasarkan Alasan Ibu Tidak Menyusui Anak Bila Ada Buteki Dusun Pa’batangan

2020

No Alasan Frequency Percent


1 Pekerjaan 0 0%
2 Tidak Tahu 0 0%
3 Penyakit 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 16.3 diatas tidak ada alasan ibu tidak menyusui anaknya

karena semua buteki menyusui anaknya.

D. Balita

Tabel 17

Distribusi KK Berdasarkan Ada Keluarga Yang Memiliki Balita

Dusun Pa’batangan 2020

No Memiliki Frequency Percent


1 Ya 14 37,8%
2 Tidak 23 62,2%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 17 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita dari 37 KK yang

didata di Dusun Pa’batangan didapatkan 14 KK (37,8%) yang memiliki balita dan yang tidak

memiliki balita sebanyak 23 (62,2%).

Tabel 17.1

Distribusi KK Berdasarkan Balita Yang Dibawah Keposyandu

Dusun Pa’batangan 2020

No Posyandu Balita Frequency Percent


1 Ya 5 58,8%
2 Tidak 32 41,1%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 17.1 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 14 dari 37 KK

yang didata di Dusun Pa’batangan, balita yang tidak di bawah ke posyandu 32(41,1%).
Tabel 17.2

Distribusi KK Berdasarkan Alasan Balita Tidak Dibawah Keposyandu Setiap Bulan Dusun

Pa’batangan 2020

No Alasan Frequency Percent


1 Jauh 0 0%
2 Tidak Ada Waktu 2 100%
Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 17.2 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita dari 37 KK

yang didata di Dusun Pa’batangan, balita yang tidak di bawah ke posyandu 2 (100%) alasan

pandemic covid 19.


Tabel 17.3

Distribusi KK Berdasarkan Imunisasi Balita Dusun Pa’batangan 2020

No Imunisasi Frequency Percent

1 Hepatitis 6 37.5%

2 BCG 4 18.8%

3 DPT 2 12.5%

4 Polio 2 12.5%
5 Campak 2 12.5%
Jumlah 16 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Tabel 17.4

Distribusi KK Berdasarkan Alasan BalitaTidak Imunisasi Dusun Pa’batangan 2P020

No Alasan Frequency ercent


1 Tidak Ada Waktu 3 100%
2 Tidak Tahu 0 0%
Jumlah 3 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Tabel 17.5

Distribusi KK Berdasarkan KMS Balita Dusun Pa’batangan 2020

No KMS Balita Frequency Percent


1 Ya 13 100%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 13 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 65 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 14 dari 37 KK

yang didata di Dusun Pa’batangan, balita yang memiliki KMS sebanyak 13 (100%).

Tabel 17.66

Distribusi KK Berdasarkan Hasil Penimbangan Balita Di KMS

Dusun Pa’batangan 2020

No Hasil Frequency Percent


1 Didareh Garis Hijau 7 53,8%
2 Berada Diatas Garis Hijau 4 30,7%

Kuning
3 Dibawah Garis Titik Titik 2 15,5%
4 Dibawah Garis Merah 0 0%
5 Jumlah 13 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 17.6 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 13 dari 37 KK

yang didata diusun Pa’batangan, hasil penimbangan balita di KMS sebanyak 7 (53,8%). Di daerah

garis hijau.
E. Anak Dan Remaja

Tabel 18

Distribusi KK Berdasarkan Anak Sekolah / Remaja Di Keluarga

Dusun Pa’batangan 2020

No Anak Sekoah / Frequency Percent

Remaja
1 Ya 24 64,8%
2 Tidak 13 35,2%
Jumlah 37 100%

Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 26 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki anak sekolah / remaja dari 37

KK yang didata di Dusun Pa’batangan didapatkan 24 (64,8%) yang memiiliki anak sekolah / remaja dan

yang tidak memiliki anak sekolah / remaja sebanyak 13(35,2%).

Tabel 18.1

Distribusi KK Berdasarkan Usia Anak Saat ini

Dusun kampung Pa’batangan 2020


No Usia Anak Frequency Percent
1 6 – 10 Tahun 18 34,6%
2 11 – 15 Tahun 12 23,1%
3 16 – 21 Tahun 22 42,3%
Jumlah 52 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 68 diatas menunjukkan bahwa usia anak saat ini dari 37 KK yang didata di Dusun

Pa’batangan didapatkan sebanyak 18 (34,6%) usia 6- 10 tahun, sebanyak 12(23,1%) usia 11 - 15 tahun

dan sebanyak 22 (42,3%) usia 16-21 tahun.

Tabel 18.2

Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anak

Dusun Pa’batangan 2020

No Tingkat Pendidikan Frequency Percent


1 SD 23 44,3%
2 SMP 15 28,8%
3 SMA 14 26,9%
4 PT 0 0%
Jumlah 52 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 18.2 diatas menunjukkan bahwa dari 52 anak usia remaja /sekolah bahwa

tingkat pendidikan anak terbanyak adalah SD dengan frekuensi 23 (44,3%) .

Tabel 18.3

Distribusi KK Berdasarkan Penyakit Anak

Dusun Pa’batangan 2020

No Penyakit Anak Frequency Percent


1 Ada 0 3,6%
2 Tidak Ada 52 100%
Jumlah 52 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 18.3 diatas menunjukkan bahwa dari 52 anak di Dusun Pa’batangan terdapat

Yang tidak sakit 52 (100%).


Tabel 18.4

Distribusi KK Berdasarkan Status Berobat Anak

Dusun Pa’batangan 2020

No Status Berobat Frequency Percent


1 Sudah 0 100%
2 Belum 0 100%
Jumlah 0 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 18.4 diatas, menunjukkan bahwa tidak ada yang sakit di dusun kampung

pa’batangang.
Tabel 18.5

Distribusi KK Berdasarkan Tempat Berobat Anak

Dusun Pa’batangan 2020

No Tempat Berobat Frequency Percent

Anak
1 Medis 0 100%
2 Non Medis 0 100%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 18.5 diatas menunjukkan bahwa tempat berobat anak yang sakit adalah sarana

pelayana ksehatan (medis) dan tidak ada yang berobat di medis maupun non medis. Hal ini

dikareakan sarana pelayanan kesehatan yang berada di Dusun Pa’batangan sangat mudah

dijangkau.
Tabel 18.6

Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Waktu Luang Anak

Dusun Pa’batangan 2020

No Penggunaan Waktu Frequency Percent

Luang
1 Musik / TV 12 23,1%
2 Olahraga 10 19,3,7%
3 Rekreasi 0 0%
4 Keagamaan 30 57,6%
5 Jumlah 52 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 18.6 diatas menunjukkan bahwa dari 52 anak yang ada di Dusun Pa’batangan, anak

lebih banyak menggunakan waktu luang mereka untuk sholat dan mengaji sebanyak 30 (57,6%).
Tabel 18.7

Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Anak

Dusun Pa’batangan 2020

No Kebiasaan Anak Frequency Percent


1 Merokok 0 0%
2 Alkohol 0 0%
3 Narkoba 0 0%
4 Bermain 12 100%
Jumlah 12 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 18.7 diatas menunjukkan bahwa dari 12 orang usia remaja / sekolah yang berada

Di Dusun Pa’batangan kebiasaan mereka lebih banyak yang bermain dengan frekuensi 12 (100%)

F. Usia lanjut

Tabel 75

Distribusi KK Berdasarkan Adanya Usia lanjut Dirumah


Dusun Pa’batangan 2020

No Usia Lanjut Frequency Percent


1 Ada 9 24,3%
2 Tidak Ada 28 75,4%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 26 diatas menunjukkan bahwa usia lanjut di rumah dari 37 KK yang didata di Dusun

Pa’batangan, didapatkan sebanyak 9 lansia (24,3%).

Tabel 19.1

Distribusi KK Berdasarkan Keluhan Penyakit

Dusun Pa’batangan 2020


No Penyakit Frequency Percent
1 Ada 7 77,7%
2 Tidak Ada 2 22,3%
Jumlah 9 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 19.1 diatas menunjukkan dari 37 KK yang memiliki usia lanjut di rumah

sebanyak 8 penduduk di Dusun Pa’batangan, didapatkan sebanyak 7 lansia (77,7%) memiliki

keluhan penyakit dan sebanyak 2 (22,3%) tidak memiliki keluhan penyakit.

Berdasarkan tabel 19.3 diatas menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan ketika penduduk usia lansia berobat ke non

medis sebanyak 0 lansia (40%) dan berobat ke sarana kesehatan sebanyak 7 lansia (100%).

Tabel 19.2

Distribusi KK Berdasarkan Jenis Penyakit

Dusun Pa’batangan 2020


No Jenis Penyakit Frequency Percent

1. Asma 0 0%

2 TBC 0 0%

3 Hipertensi 2 28,6%

4 Kencing Manis 0 0%

5 Rheumatik / Arthritis 3 42,8%

6 Katarak 0 0%

7 Asam urat 2 8.6,%

8 Penyakit Kulit 0 0%

9 Jantng 0 0%

10 Liver 0 0%

11 DM 0 0%
12 Gastritis 0 0%
13 Stroke 0 0%

Jumlah 7 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 19.2 diatas menunjukkan dari 5 usia lanjut yang memiliki keluhan penyakit sebanyak 3 lansia di

Dusun Pa’batangan, didapatkan sebanyak 3(42,8%) lansia reumatik / Arthritis, sebanyak 2 lansia (28,6%) menderita

penyakit asam urat, sebanyak 2 (28,6%) hipertensi.


Tabel 19.3

Distribusi KK Berdasarkan Upaya Yang Telah Dilakukan

Dusun Pa’batangan 2020

No Upaya Yang Telah Frequency Percent

Dilakukan
1 Berobat Ke Sarana 7 100%

Kesehatan
2 Berobat Ke Non Medis 0 0%
3 Diobati Sendiri 0 0%
Jumlah 7 100%

Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020


Tabel 19.4

Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Waktu Senggang

Dusun Pa’batangan 2020

No Kegiatan Frequency Percent


1 Berkebun / Pekerjaan Rumah 0 0%
2 Jalan – Jalan 2 22,2%
3 Senam 0 0%
4 Tidak Ada 7 77,8%
Jumlah 9 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 19.4 diatas menunjukkan bahwa penggunaan waktu senggang usia lanjut dari 9

penduduk di Dusun Pa’batangan sebanyak 2 (22,2%) yang melakukan kegiatan jalan-jalan, dan sebanyak

7 lansia (77,8%) tidak melakukan aktifitas.


Tabel 80

Distribusi KK Berdasarkan Posyandu Lansia

Dusun Pa’batangan 2020

No Posyandu Frequency Percent


1 Ada 0 0%
2 Tidak Ada 0 0%
Jumlah 0 100%
Sumber : Data Primer 26 Agustus 2020

Berdasarkan hasil pendataan yang telah di lakukan dan menurut keterangan penduduk di Dusun Pa’batangan

tidak terdapat posyandu lansia di wilayah mereka..


BAB IV

PEMBAHASAN

Pemberian  asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama antara perawat dengan klien /

keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu

pada ilmu dan kiat keperawatan yang di tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terhadap

terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan. Peran serta aktif masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapana asuhan

keperawatan di masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan di Dusun Kampung Pa’batangan sangat tergantung pada respon

masyarakat, terutama dalam  memberikan informasi yang valid dan  akurat. Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya

sama dengan tahapan pada proses keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi .

A. Pengkajian

Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :

1) Perumahan: Status kepemilikan rumah di Dusun Pa’batangan yaitu : milik sendiri dan menumpang.

2) Tipe rumah di Dusun Pa’batangan yiatu : semi permanen , tidak permanen dan tidak permanen. Masing-masing keadaan lantai

masih papan, semen dan tegel.


3) Pendidikan : status pendidikan di Dusun Pa’batangan kebanyakan masih SD dan SMP namun dalam hasil pngkajian ada juga

yang SMA dan Perguruan Tinggi.

4) Ekonomi: tingkat ekonomi di Dusun Pa’batangan masih ada yang dibawah UMR, penghasilan yang didapat perbulan kurang

dari 1 juta, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan kesehatan seperti kebutuhan nutrisi dan

fasilitas kesehatan

5) Pelayanan kesehatan yang tersedia di Dusun Pa’batangan untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau

memantau apabila gangguan sudah terjadi yaitu puskesmas.

DATA PENYEBAB MASALAH KESEHATAN


1 Ds: Kurangnya pengetahuan Resiko timbulnya penyakit

- Penduduk desa mengatakan banyak sampah yang masyarakat dalam memelihara menular (diare, DHF, ISPA)

dikumpulkan dan dibakar di pekarangan rumah. lingkungan yang memenuhi

- Penduduk desa mengatakan banyak jendela rumah syarat kesehatan

warga ditutup siang hari karena demi keamanan


rumah.

1. DO :

- Memiliki jendela setiap kamar sebanyak 37 (100%).

- Pencahayaan remang-remang dalam rumah

sebanyak 5 (13,5%) dan pencahayan terang 32

(86,4%).

- 37 (100%) di luar rumah dimanfaatkan sebagai

kandang ternak.

- pengelolaan air minum dengan cara dimasak

sebanyak 35 (54,5%).

- penampungan air yang terbuka sebanyak 30

(81,1%)

- Sampah dibakar sebanyak 20 (54,0%).

- Panampungan sampah terbuka sebanyak 30 (81,1%)

Jarak pembuangan sampah dari rumah (<5m) sebanyak

32 (86,5%).
2 DS : Kurangnya pengetahuan Resiko terjadinya peningkatan
- Penduduk Dusun Pa’batangan mengatakan bahwa masyarakat dalam memilihara angka kesakitan pada lansia

tidak ada posyandu lansia kesehatan lansia.

- Lansia mengatakan tidak tahu bagaimana menjaga

kesehatan dan cara menangani penyakit seperti :

hipertensi dan rematik,

DO  :

- Jumlah lansia 9 orang

- Lansia yang mengalami keluhan penyakit:

 Rheumatik / Arthritis (42,8%)

 Asam urat (8,6%)

 Hipertensi (8,6%)

 Tidak adanya posyandu lansia.

B. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


NO Masalah Kesehatan A B C D E F G H I J K Total Prioritas
1. Resiko timbulnya penyakit menular (diare, DHF, ISPA) 4 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 29 1

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam

memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan


2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia 5 4 3 3 1 2 2 2 2 1 2 27 2

berhubungan dengan resiko penurunan derajat kesehatan lansia


KETERANGAN PEMBBOTAN
A = Resiko Terjadi
G = Tempat
1 = Sangat Rendah B = Risiko Parah
H = Waktu

2 = Rendah C = Potensi Untuk Pendidikan Kesehatan


I = Dana
D = Minat Masyarakat
J = Fasilitas Kesehatan
3 = Cukup
E = Mungkin Diatasi
K = Sumber Daya
4 = Tinggi F = Sesuai Dengan Program Pemerintah

5 = Sangat Tinggi

C. RENCANA KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


NO DX TUM & TUK STRA RENCANA EVALUASI SASARAN TEMPAT PJ

KEP TEGI KEGIATAN Kriteria Standar

1 DX I Setelah dilakukan K.I.E a. Berikan penyuluhan Verbal a. Jenis sampah. Warga Pekarangan

tindakan tentang dampak b. Dampak Masyarakat rumah

keperawatan selama pembuangan sampah pembuangan Dusun masyarakat,

1 X pertemuan yang tidak sehat dan yangkurang sehat. Pa’batangan

diharapkan pengolahan sampah c. Pengelolaan

masyarakat mampu : yang benar. sampah yang benar.

a. Mengidentifikasi b. Diskusikan dengan

jenis sampah warga tentang

b. Memisahkan dampak yang

sampah kering ditimbulkan bila

dan basah sampah berserakan.

c. Membuang c. Diskusikan cara

sampah sesuai pengleloaan sampah


dengan jenis dan yang sehat.

tempat yang d. Melakukan kerja

sehat bakti massal

d. Memilihara bersama dengan

lingkungan yang seluruh warga.

sehat e. Berikan

reinforcement

terhadap

kemampuan warga

mengelola sampah

yang benar.
2 II Setelah di lakukan K.I.E a. Berikan penyuluhan Verbal a. Proses terjadinya Lansia

tindakan tentang terjadinya manua.

keperawatan proses manua dan b. TBC

sebanyak 1 kali TBC

kegiatan di harapkan

masyarakat mampu
memberikan

perawatan pada

lansia

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO MASALAH TGL KEGIATAN EVALUASI ANALISA

KEPERAWATAN
1 Resiko timbulnya a. Melakuakan penyuluhan tentang Evaluasi struktur:

penyakit menular dampak pembuangan sampah a. Kegiatan telah direncanakan


(diare, DHF, ISPA) yang tidak sehat dan pengolahan 3 hari sebelum kegiatan

berhubungan dengan sampah yang benar. dilaksanakan

kurangnya pengetahuan b. Mendiskusikan dengan warga b. Materi penyuluhan dan

masyarakat dalam tentang dampak yang ditimbulkan leaflet telah dipersiapkan 1

memelihara lingkungan bila sampah berserakan. hari sebelum pelaksanaan

yang memenuhi syarat c. Mendiskusikan cara pengleloaan c. Kegiatan kerja bakti

kesehatan sampah yang sehat. dikoordinir oleh pak desa.

d. Melakukan kerja bakti massal Evaluasi proses:

bersama dengan seluruh warga. a. Kegiatan berlangsung kurang

e. Melakukan reinforcement lancar

terhadap kemampuan warga b. Kegiatan dihadiri oleh 5

mengelola sampah yang benar. orang

c. Kegiatan kerja bakti

difokuskan pada tempat

pembuangan sampah.

Evaluasi hasil :

a. Masyarakat mengerti akan


pentingnya pengelolaan

sampah

b. Lingkungan tampak bersih

dan parit menjadi lancar


2 Resiko terjadinya a. Penyuluhan tentang proses Evaluasi struktur

peningkatan angka terjadinya manua dan TBC a. Materi penyuluhan dan

kesakitan pada lansia leaflet telah dipersiapkan 1

berhubungan dengan hari sebelum pelaksanaan.

resiko penurunan b. Tempat di persiapan

derajat kesehatan lansia sebelum acara dimulai.

c. Masyarakat dinformasikan

jauh hari sebelum acara

dimulai.

Evaluasi Proses

a. Acara berjalan tertip dan

lancar.

b. Acara dihadiri lansia


sebanyak 60 orang.

c. 25% lansia bertanya tentang

kondisi penyakitnya.

d. Tempat duduk terbatas

sehingga banyak lansia yang

berdiri.

Evaluasi hasil :

Lansia mengerti tentang proses

menua dan penyakit hipertensi

DATA PENYEBAB MASALAH KESEHATAN


1 Ds: Kurangnya pengetahuan Resiko timbulnya penyakit

- Penduduk desa mengatakan banyak sampah yang masyarakat dalam memelihara menular (diare, DHF, ISPA)
dikumpulkan dan dibakar di pekarangan rumah. lingkungan yang memenuhi

- Penduduk desa mengatakan banyak jendela rumah syarat kesehatan

warga ditutup siang hari karena demi keamanan

rumah.

2. DO :

- Memiliki jendela setiap kamar sebanyak 37 (100%).

- Pencahayaan remang-remang dalam rumah

sebanyak 5 (13,5%) dan pencahayan terang 32

(86,4%).

- 37 (100%) di luar rumah dimanfaatkan sebagai

kandang ternak.

- pengelolaan air minum dengan cara dimasak

sebanyak 35 (54,5%).

- penampungan air yang terbuka sebanyak 30

(81,1%)

- Sampah dibakar sebanyak 20 (54,0%).

- Panampungan sampah terbuka sebanyak 30 (81,1%)


Jarak pembuangan sampah dari rumah (<5m) sebanyak

32 (86,5%).
2 DS : Kurangnya pengetahuan Resiko terjadinya peningkatan

- Penduduk Dusun Pa’batangan mengatakan bahwa masyarakat dalam memilihara angka kesakitan pada lansia

tidak ada posyandu lansia kesehatan lansia.

- Lansia mengatakan tidak tahu bagaimana menjaga

kesehatan dan cara menangani penyakit seperti :

hipertensi dan rematik,

DO  :

- Jumlah lansia 9 orang

- Lansia yang mengalami keluhan penyakit:

 Rheumatik / Arthritis (42,8%)

 Asam urat (8,6%)

 Hipertensi (8,6%)

 Tidak adanya posyandu lansia.


E. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

NO Masalah Kesehatan A B C D E F G H I J K Total Prioritas


1. Resiko timbulnya penyakit menular (diare, DHF, ISPA) 4 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 29 1

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam

memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan


2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia 5 4 3 3 1 2 2 2 2 1 2 27 2

berhubungan dengan resiko penurunan derajat kesehatan lansia


KETERANGAN PEMBBOTAN
A = Resiko Terjadi
G = Tempat
1 = Sangat Rendah B = Risiko Parah
H = Waktu

2 = Rendah C = Potensi Untuk Pendidikan Kesehatan


I = Dana
D = Minat Masyarakat
J = Fasilitas Kesehatan
3 = Cukup
E = Mungkin Diatasi
K = Sumber Daya
4 = Tinggi F = Sesuai Dengan Program Pemerintah

5 = Sangat Tinggi

F. RENCANA KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


NO DX TUM & TUK STRA RENCANA EVALUASI SASARAN TEMPAT PJ

KEP TEGI KEGIATAN Kriteria Standar

1 DX I Setelah dilakukan K.I.E f. Berikan penyuluhan Verbal d. Jenis sampah. Warga Pekarangan

tindakan tentang dampak e. Dampak Masyarakat rumah

keperawatan selama pembuangan sampah pembuangan Dusun masyarakat,

1 X pertemuan yang tidak sehat dan yangkurang sehat. Pa’batangan

diharapkan pengolahan sampah f. Pengelolaan

masyarakat mampu : yang benar. sampah yang benar.

e. Mengidentifikasi g. Diskusikan dengan

jenis sampah warga tentang

f. Memisahkan dampak yang

sampah kering ditimbulkan bila

dan basah sampah berserakan.

g. Membuang h. Diskusikan cara

sampah sesuai pengleloaan sampah

dengan jenis dan yang sehat.


tempat yang i. Melakukan kerja

sehat bakti massal

h. Memilihara bersama dengan

lingkungan yang seluruh warga.

sehat j. Berikan

reinforcement

terhadap

kemampuan warga

mengelola sampah

yang benar.
2 II Setelah di lakukan K.I.E b. Berikan penyuluhan Verbal c. Proses terjadinya Lansia

tindakan tentang terjadinya manua.

keperawatan proses manua dan d. TBC

sebanyak 1 kali TBC

kegiatan di harapkan

masyarakat mampu

memberikan
perawatan pada

lansia
c. e.

G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO MASALAH TGL KEGIATAN EVALUASI ANALISA

KEPERAWATAN
1 Resiko timbulnya f. Melakuakan penyuluhan tentang Evaluasi struktur:
penyakit menular dampak pembuangan sampah d. Kegiatan telah direncanakan

(diare, DHF, ISPA) yang tidak sehat dan pengolahan 3 hari sebelum kegiatan

berhubungan dengan sampah yang benar. dilaksanakan

kurangnya pengetahuan g. Mendiskusikan dengan warga e. Materi penyuluhan dan

masyarakat dalam tentang dampak yang ditimbulkan leaflet telah dipersiapkan 1

memelihara lingkungan bila sampah berserakan. hari sebelum pelaksanaan

yang memenuhi syarat h. Mendiskusikan cara pengleloaan f. Kegiatan kerja bakti

kesehatan sampah yang sehat. dikoordinir oleh pak desa.

i. Melakukan kerja bakti massal Evaluasi proses:

bersama dengan seluruh warga. d. Kegiatan berlangsung kurang

j. Melakukan reinforcement lancar

terhadap kemampuan warga e. Kegiatan dihadiri oleh 5

mengelola sampah yang benar. orang

f. Kegiatan kerja bakti

difokuskan pada tempat

pembuangan sampah.

Evaluasi hasil :
c. Masyarakat mengerti akan

pentingnya pengelolaan

sampah

d. Lingkungan tampak bersih

dan parit menjadi lancar


2 Resiko terjadinya b. Penyuluhan tentang proses Evaluasi struktur

peningkatan angka terjadinya manua dan TBC d. Materi penyuluhan dan

kesakitan pada lansia leaflet telah dipersiapkan 1

berhubungan dengan hari sebelum pelaksanaan.

resiko penurunan e. Tempat di persiapan

derajat kesehatan lansia sebelum acara dimulai.

f. Masyarakat dinformasikan

jauh hari sebelum acara

dimulai.

Evaluasi Proses

e. Acara berjalan tertip dan

lancar.
f. Acara dihadiri lansia

sebanyak 60 orang.

g. 25% lansia bertanya tentang

kondisi penyakitnya.

h. Tempat duduk terbatas

sehingga banyak lansia yang

berdiri.

Evaluasi hasil :

Lansia mengerti tentang proses

menua dan penyakit hipertensi


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Dusun Pa’batangan Desa Aeng Toa Kec. Galesong Utara Kab. Takalar

menunjukan bahwa terdapat beberapa masalah yaitu dalam pengolahan sampahnya masih banyak yang dibakar dan masih banyak

masyarakat yang menutup jendela, tidak adanya posyandu lansia dan masih ada masyarakat yang tidak memasak air minumnya

Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang

merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga, misalnya

didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok

masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,

masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul, 2009).

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan

masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan

masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan preventif

dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat mampu mengenal mengambil

keputusan dalam memelihara kesehatannya ( Mubarak,2009 ). Tahapan proses keperawatan komunitas yaitu: pengkajian yang

terdiri dari wawancara, observasi, kuisioner, menentukan prioritas masalah dan pelaksanaan.
B. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga

diharapkan berpartisipasi dalam meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga lingkungan


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai