Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI

PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) KOMUNITAS


DI DUSUN KAMPUNG TANGNGA DESA AENG TOA KECAMATAN GALESONG
UTARA KABUPATEN TAKALAR

26 AGUSTUS – 02 SEPTEMBER 2020

KELOMPOK XII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK

2019-2020
LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI
PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) KOMUNITAS
DI DUSUN KAMPUNG TANGNGA DESA AENG TOA KECAMATAN GALESONG
UTARA KABUPATEN TAKALAR

26 AGUSTUS – 02 SEPTEMER 2020

KELOMPOK XII

RESKIANA SYAM NIM : 19193084


RAHMIN NIM : 19193002
NURKASMI NIM : 19193079
SUTRISNO NIM : 19193072

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK
2019-2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah pencurah kasih sayang tiada batas kepada yang dikehendaki-

Nya. Allah telah mencurahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan komunitas yang berjudul “ Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan

(Askep) Komunitas Di Dusun Kampung Tangga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong

Utara Kabupaten Takalar” dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai pemberi syafaat dan pembawa kabar gembira.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang bersangkutan dalam

menyelesaikan laporan ini. Dimana Makalah ini penulis menajukan laporan ini untuk

memenuhi tugas stase komunitas. Penulis telah berusaha sangat maksimal untuk memberikan

yang terbaik, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima kritik dan saran yang

membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam usaha menyelesaikan penulisan laporan ini tentu telah melibatkan banyak pihak

secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan konstitusi yang positif demi

terwujudnya sebuah karya yang baik. Semoga semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan laporan ini mendapatkan sebaik-baik pahala dari Allah SWT. Dengan segala

keterbatasan yang dimiliki, penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan tambahan

wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sehingga diharapkan

dapat dijadikan pedoman dan dapat dijadikan referensi.

Takalar, 29 Agustus 2020

Penulis

Kelompok XII
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang

salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di

bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi

peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri

dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan

derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan

yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal,

diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal

ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang

menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan

mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan. Dengan

berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain:

perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif

menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan

kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan

individu, keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan

menerapakan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya

menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri

sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi Profesi

NersStikes Gunung Sari Makassar Angkatan X melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan

Komunitas Di Dusun Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara

Kabupaten Takalar.

Dipilihnya daerah dusun kampung Tangnga sebagai tempat keperawatan komunitas

karena merupakan salah satu bentuk aplikatif mata ajaran Asuhan Keperawatan Komunitas

pada Program Profesi Ners Stikes Gunung Sari Makassar disamping itu pula untuk melihat

secara nyata pola perilaku kebiasaan hidup sehat pada msyarakat, dengan tujuan untuk

merubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu

menjadi tahu, dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk

penyuluhan-penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung  bagaimana cara mengatasi

penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat, penyakit infeksi

yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat sendiri.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah

diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan

Komunitas Di Dusun Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara

Kabupaten Takalar.
2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat Di Dusun

Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten

Takalar.

b. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat Di Dusun Kampung

Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat Di Dusun

Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten

Takalar.

d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada Di Dusun Kampung

Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Dusun

Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten

Takalar.

f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Dusun

Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten

Takalar.

2. Waktu

Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di Dusun Kampung Tangnga Desa

Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar dimulai pada tanggal 26

Agustus – 02 September 2020.

3. Tempat Praktik

Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan didusun Kampung Tangnga Desa Aeng

Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar


BAB II

LANDASAN TEORI

Keperawatan Komunitas

A. Pengertian Keperawatan Komunitas

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai

persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus

dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah

melembaga (Sumijatun et. al, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok

ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia,

kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat

pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan

dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan

kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses

keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia

secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang

bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka

memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui

langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi

keperawatan (Wahyudi, 2010).


Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok

dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh

karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan

membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup

mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang

optimal (Elisabeth, 2007).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai

subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan

dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama

diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status

kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

B. Paradigma Keperawatan Komunitas

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu

manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai

sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan

masyarakat.

a. Individu Sebagai Klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek

biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,

pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi,

sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,

keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

b. Keluarga Sebagai Klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara

terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara

keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan

dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan

mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan

keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu:

1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat.

2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

memperbaiki atau pun mengabaikan masalah kesehatan didalam

kelompoknya sendiri.

3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita

salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga

tersebut.

c. Masyarakat Sebagai Klien

Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat

istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat

mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas

didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan

efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas,

konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang

mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan

keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara,

sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah

diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor
yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit

asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu

dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai

bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu,

keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan

meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan

proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian

integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial

dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan

masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.

C. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

a. Upaya Promotif

Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

dengan jalan:

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat

2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur

5) Pendidikan seks

b. Upaya Preventif

Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu,

keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:


1) Imunisasi masal terhadap bayi dan balita

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun

kunjungan rumah

3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di

rumah

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui

c. Upaya Kuratif

Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang

menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:

1) Perawatn orang sakit di rumah (home nursing)

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari puskesmas dan

Rumah Sakit

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan nifas

4) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

d. Upaya Rehabilitatif

Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun

terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.

1) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,

patah tulang, kelainan bawaan

2) Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti

TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui fisioterafi

e. Upaya Resosialitatif

Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus kedalam

pergaulan masyarakat.
D. Falsafah Keperawatan Komunitas

Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman untuk

mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan

memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan manusiawi.

Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu:

a. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral dari

upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima oleh semua

orang.

b. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya

kuratif dan rehabilitatif.

c. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara

berkelanjutan.

d. Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayan¬an kesehatan,

menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan

dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.

e. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan

berkesinambungan.

f. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya. la

harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam pelayanan

kesehatan mereka sendiri.

E. Filosofi Keperawatan Komunitas

Menurut Helvie (1991) keperawatan komunitas memiliki filosofi sebagai berikut:

a. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang

b. Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan


c. Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membantu

meningkatkan kesehatannya

d. Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat bagi dirinya

e. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas yang

berbeda pada waktu yang berbeda

f. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada latar

belakang budaya, agama dan sosial klien

g. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang berbeda pada

waktu yang berbeda

h. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan rangsang

internal dan eksternal

i. Klien dimotivasi menuju pertumbuhan

j. Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan lingkungannya

k. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu yang

berbeda

l. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu klien

bergerak kea rah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan dengan menggunakan

kerangka teori dan pendekatan sistematik

m. Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang waktu akan

merubah kebutuhan kesehatan

F. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan

sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat

melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan

kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap kesehatan


seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat

yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.

a. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh

dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

secara mandiri.

b. Tujuan Khusus

1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat

2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah

keperawatan

3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan

asuhan keperawatan

4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan

pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat

5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan

asuhan keperawatan di rumah

6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang

memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas

7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju

keadaan sehat optimal

c. Fungsi

1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi

kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien

melalui asuhan keperawatan.


2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya dibidang kesehatan

3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,

komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat

4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan

pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses

penyembuhan (Mubarak, 2006).

G. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,

keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah

kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,

balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri

dari tiga tingkat yaitu:

a. Tingkat Individu

Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai

masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di

poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan

dan pemecahan masalah kesehatan individu.

b. Tingkat Keluarga

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai

masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh

mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan,

mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan

perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan


memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan

keluarga. Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difo¬kuskan pada

keluarga rawan yaitu: Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu

keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya

ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular

yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak

menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik) Keluarga

dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah

gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi

Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,

infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan

neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus

percobaan bunuh diri.

c. Tingkat Komunitas

Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien

1) Pembinaan kelompok khusus

2) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.

H. Strategi Keperawatan Komunitas

Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu digunakan

strategi sebagai berikut:

a. Locality Development: yang menekankan pada peran serta masyarakat dan

masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi

b. Social Planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan menggunakan

birokrasi
c. Social Action: adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau

program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang mendasar.

Sedangkan dalam melaksanakan program pelayanan keperawatan kesehatan

komunitas perlu juga diberi strategi:

d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola perawatan

kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana puskesmas melalui kegiatan

penataran.

e. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector, melalui kegiatan temu

karya dan forum pertemuan di kecamatan ataupun puskesmas.

f. Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan melalui

pendidikan kesehatan pada keluarga, memberikan bimbingan teknis dalam bidang

kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.

g. Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.

h. Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang dapat dipengaruhi

oleh 4 faktor:

1) lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling keluarga dimana ia

tumbuh dan berkembang. Factor ini mencakup lingkungan. Fisik, social

budaya, dan biologi.

2) Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam masyarakat,

maupun perilaku dari tiap anggota keluarga tersebut.

3) Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga baik sebagai

upaya professional maupun sebagai upaya pelayanan swadaya masyarakat dan

atau keluarga sendiri.

4) Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada keluarga
I. Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,

yaitu:

a. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang

besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan

antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

b. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan

serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).

c. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien

dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai

tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

d. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari

komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai

dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).

e. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan

beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada

(Mubarak, 2005).
J. Peran Perawat Komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat

diantaranya adalah:

a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang

ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan

dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir

dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku

seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan

psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang

baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan

dukungan emosional dan intelektual. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen

yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan

proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan

pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan

perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan

perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai

hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

c. Sebagai Panutan (Role Model)


Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam

bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang

bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

d. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.

Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan

sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari

hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik

untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien

(Mubarak, 2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab

membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai

pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan

untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi

hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit

akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan

pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

f. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama

dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-

lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan

kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan


orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting

untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan

di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.  Perencanaan ini dapat diberikan

kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring  terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah

kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status

kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan

pengumpulan data.

i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan

mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan

dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak

profesional (Mubarak, 2005).

j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah

atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada

sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang

mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk

berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,

mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan


mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses

perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider

And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada

masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.

K. Kondisi Kesehatan

Menurut WHO (1947), sehat  dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna

baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau

kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat

meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):

1) Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2) Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

3)  Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang

bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan

potensi masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat , difasilitasi

oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah.

Kebijakan Dan Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pedoman Pembangunan

Perdesaan Sehat (PeraturanMenteri PDT No 1tahun 2013) adalah Kebijakan Serta

Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Kesehatan

Nasional di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik melalui

pendekatan Pembangunan Berwawasan Kesehatan Berbasis Perdesaan. Dengan

L. Penyakit yang Sering Muncul di Komunitas


1) Alergi Kulit (radang kulit)

Penyebab dari alargi kulit adalah : kosmetik, detergen, sabun mandi, perhiasan

imitasi, kain yang kasar, pakaian pelembab dan makanan tertentu dan gejalanya

yaitu : kulit timbul bercak-bercak merah dan terasa gatal.

2) Amandel

Pembengkakan pada kelenjar limfe yang berada di dinding belakang tenggorokan,

gejalanya meliputi : sakit pada daerah tenggorokan pada waktu menelan makanan,

demam, menggigil, bengkak, dan timbul bengkak dan bercak merah pada kedua

belah sisi di belakang tenggorokan

3) Anemia

Gejala dari penyakit anaemia yaitu : kulit, bibir, lidah, kuku dan kelopak dalam

mata pucat, mudah lelah, lesu, pusing, mudah pingsan, sesak nafas terutama setelah

berolahraga dan denyut jantung cepat dan penyebabnya adalah kurang zat besi dan

vitamin B12, kehilangan darah sewaktu melahirkan dan faktor keturunan.

4) Asam Urat

Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang

dari arkritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium

urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat tingginya kadar asam urat

didalam darah (hiperurikemia)

Gejala : nyeri sendi secara mendadak, biasanya di malam hari kemerahan, bengkok

pada sendi yang terkena asam urat

Penyebab : kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan

penumpukan kristal asam urat didalam sendi 

5) Asma
Merupakan gangguan kesehatan yang muncul akibat terjadinya penyempitan

saluran nafas karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu yang

menyebabkan peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara. Gejala : mengi

(bunyi saat nafas), pilek/bersin-bersin, batuk disertai rasa gatal di tenggorokan,

sesak nafas, berkeringat dan denyut nadi meningkat. Penyebab: radang di

tenggorokan akibat debu, bahan makanan yang menimbulkan iritasi seperti pedas,

asam, manis, asin, dingin, bergetah dan panas, udara kotor, bulu dan kotoran dari

hewan peliharaan (kucing, anjing, unggas, dll.) 

6) Batuk

Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya benda asing

selain udara yang masuk. Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal. Adanya dahak di

saluran pernafasan. Penyebab : penyempitan saluran pernafasan, produksi dahak

yang berlebihan disaluran tenggorokan karena infeksi atau masuknya benda asing

seperti debu, asap atau cairan makanan secara tidak sengaja.

7) Diare

Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar lebih

dari 3 kali sehari. Gejala  :  frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari,

kotoran encer dan banyak air, sakit atau kejang perut disertai demam

Penyebab : alergi pada makanan, keracunan makanan atau minuman, infeksi pada

usus, rasa cemas atau stress berlebihan.

8) Maag/Asam Lambung Tinggi/ Perut Sering Kembung

Dispensia (maag) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau

dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit
atau rasa terbakar di perut. Gejala : rasa mual, melilit, keluar cairan asam, berat

badan menurun. Penyebab : merokok, minum alkohol, stress, sering menunda

makan pada saat jam makan, kurang makan sayur dan buah serta kurang minum air

putih.
BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Data Demografi

Pendataan ini dilakukan di Dusun Kampung Tangnga selama 7 hari dari tanggal 26

Agustus – 02 September 2020 yang dilakukan oleh mahasiswa program Profesi Ners

Stikes Guung Sari Makassar sebanyak 4 orang. Dusun kampung Tangga termasuk dalam

wilayah Desa Aeng Towa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar yang terdiri

dari 4 dusun, yaitu : dusun kampung Tangnga, dusun Aeng towa, dusun Pa’batangan,

dusun Sangge Bongga. Dusun Kampung Tangga terdiri dari 216 kk, dan pada saat

pendataan pendataan kelompok mendata 81 KK dengan jumlah  jiwa 278 yang terdiri

dari :

No Umur Frequency Percent


1 0-5 Tahun (Balita) 26 8,8%
2 5 – 11 Tahun (Anak – Anak) 29 9,8%
3 12 – 16 Tahun (Remaja Awal) 21 7,2%
4 17 – 25 Tahun (Remaja Akhir) 32 10,8%
5 26 -35 Tahun (Dewasa Awal) 60 20,3%
6 36 – 45 Tahun (Dewasa Akhir) 45 15,2%
7 46 -55 Tahun (Lansia Awal) 34 11,5%
8 56 – 65 Tahun (Lansia Akhir) 30 10,2%
7 > 65 Tahun (Manula) 19 6,4%
Jumlah 296 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2010
B. Persiapan Dan Pelaksanaan

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal, maka

melalui  Praktek Keperawatan Komunitas  Mahasiswa Program Profesi Ners Stikes

Gunung Sari Makassar di dusun Kampung Tangnga yang didalamnya dilakukan

pendekatan keperawatan komunitas keluarga sebagai dasar dalam pemberian pelayanan

kesehatan utama pada masyarakat.


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan Dusun kampung

Tangnga di desa Aeng Toa terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi survey wilayah

binaan, pengkajian awal (pengumpulan dan pengolahan data), dan penyukuhan yang

melibakan kepala dusun, kepala desa, dan beberapa masyarakat. Kegiatan keperawatan

komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan

meliputi persiapan kemasyarakatan dan persiapan tekhnis sedangkan tahap pelaksanaan

terdiri dari  pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi.

1. Persiapan

a. Persiapan Kemasyarakatan

Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan kepala

Desa Kampung Tangnga, serta identifikasi beberapa tokoh masyarakat di dusun

Kampung Tangnga yang dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2020. Setelah

mengidentifikasi tokoh masyarakat, pada tanggal 26 Agustus 2020 kelompok

mahasiswa melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya dengan

memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang tujuan dan melakukan pendataan

Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa  Program Profesi Ners Stikes

Gunung Sari Makassar di Dusun Kampung Tangnga Desa Aeng Toa, Kec.

Galesong utara Kab, Takalar.

b. Persiapan Teknis

Persiapan tehnis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi mengorganisir

anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan pembagian tugas,

mempersiapkan format pengkajian, serta mengidentifikasi Lingkungan dusun

Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kec. Galesong Utara Kab. Takalar.

2. Pelaksanaan

Tahap perlaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, & evaluasi.


a. Pengkajian

1) Pengumpulan data

Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :

a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-masing

rumah penduduk, wawancara langsung kepada pihak keluarga,

pemeriksaan fisik bagi anggota keluarga yang sedang sakit, serta observasi

kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan pengumpulan data ini

dilakukan tanggal 26 Agustus 2020 (siang - sore).

b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah

dilakukan, yaitu tanggal 28 Agustus 2020.

2) Hasil Tabulasi Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan ditabulasi

dalam bentuk tabel.

Adapun hasil tabulasi disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

I. Data Demografi

Tabel 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Umur Frequency Percent


1 0-5 Tahun (Balita) 26 8,8%
2 5 – 11 Tahun (Anak – Anak) 29 9,8%
3 12 – 16 Tahun (Remaja Awal) 21 7,2%
4 17 – 25 Tahun (Remaja Akhir) 32 10,8%
5 26 -35 Tahun (Dewasa Awal) 60 20,3%
6 36 – 45 Tahun (Dewasa Akhir) 45 15,2%
7 46 -55 Tahun (Lansia Awal) 34 11,5%
8 56 – 65 Tahun (Lansia Akhir) 30 10,2%
7 > 65 Tahun (Manula) 19 6,4%
Jumlah 296 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2010
Berdasarkan tabel 1 diatas bahwa kelompok usia terbanyak adalah kelompok usia

26 – 35 tahun (Dewasa awal) yaitu 60 orang (20.3%) dan kelompok usia paling

sedikit adalah kelompok usia > 65 tahun (Manula) yaitu 19 orang (6.4%).

Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jenis kelamin Frequency Percent


1 Laki-laki 137 46,3%
2 Perempuan 159 53,7%
Jumlah 296 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 2 di atas, penduduk terbanyak adalah perempuan yaitu 159

orang (53.7%) dari 81 kk yang di data. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di

wilayah Dusun Kampung Tangnga begitu padat dimana yang terbanyak

perempuan.

Tabel 3
Distribusi KK Berdasarkan Agama
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Agama Frequency Percent
1 Islam 296 100%
2 Kristen 0 0%
Jumlah 296 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 3diatas bahwa dari 81 kk penduduk di wilayah Dusun

Kampung Tangnga yang didata semua beragama islam yaitu 296 orang (100%).

Tabel 4
Distribusi KK Berdasarkan Pendidikan
Dusun Kampung Tangnga 2020
No
Sumber : DataTingkat pendidikan
Primer 29 Agustus 2020 Frequency Percent
1 Tidak sekolah 42 14,2%
2 TK 6 2,0%
3 SD 123 41,5%
4 SLTP 52 17,6%
5 SMA 59 20,0%
6 AK/PT 14 4,7%
Jumlah 296 100%

Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan dari 296 orang yang di data dari 81 KK tingkat
pendidikan terbanyak adalah SD yaitu sebanyak 123 orang (41.5%) , sedangkan
penduduk yang memiliki pendidikan TK menempati jumlah yang terkecil yaitu 6 orang
(2.0%).

Tabel 5
Distribusi KK Berdasarkan pekerjaan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Pekerjaan Frequency Percent


1 PNS 1 0,3%
2 Petani 13 4,4%
3 IRT 55 18,6%
4 Swasta 35 11,9%
5 Tidak bekerja 81 27,4%
6 Nelayan 30 10,1%
7 BHL (Buruh Harian Lepas) 24 8,1%
8 Pelajar 57 19,2%
Jumlah 296 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dari 296 orang dari 81 KK yang didata
sebagian besar penduduk di Dusun Kampung Tangnga adalah tidak bekerja. Hal ini
sangat mempengaruhi sumber pendapatan para penduduk.

Tabel 6
Distribusi KK Berdasarkan Keadaan Fisik
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Keadaan Sakit Frequency Percent
1 Sehat 291 98,3%
2 Sakit 5 1,7%
Jumlah 296 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa dari 296 orang dari 81 KK yang didata,
291 orang (98.3%) penduduk Dusun Kampung Tangnga sehat dan sebanyak 5 orang
(1.7%) sakit.

Tabel 7
Distribusi KK Berdasarkan Data Ekonomi
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Data Ekonomi Frequency Percent
1 Penghasilan <1.ooo.ooo 69 85,2%
2 Penghasilan <1.ooo.ooo – 3.000.000 11 13,6%
3 Penghasilan >3.000.000 1 1,2%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan bahwa dari 81 KK yang didata,sebanyak 69
orang (85.2%) rata –rata penghasilan penduduk di Dusun Kampung Tangnga yaitu
<1.ooo.ooo.

11. Lingkungan Fisik


A. Perumahaan
Tabel 8
Distribusi KK Berdasarkan Status kepemilikan
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Status kepemilikan Frequency Percent
1 Sewa 0 0,0%
2 Numpang 6 7,4%
3 Milik sendiri 75 92,6
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa dari 81 KK yang didata, sebagian
besar penduduk Dusun Kampung Tangnga memiliki rumah sendiri sebanyak 75
orang (92,6%) sedangkan yang lainnya numpang dan tinggal serumah dengan KK
yang lain sebanyak 6 orang (7.4%) dan yang menyewa 0 (0%).

Tabel 9
Distribusi KK Berdasarkan Tipe Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Tipe Rumah Frequency Percent
1 Permanen 36 44,4%
2 Semi permanen 34 42,0%
3 Tidak permanen 11 13,6%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan bahwa dari 81 KK yang didata sebagian
besar Kepala Keluarga di Dusun Kampung Tangga memiliki Rumah permanen
sebanyak 36 (44.4%) KK dan semi pemanen 34 (42.0%) KK dan tidak permanen
sebanyak 11 (13,6%) KK.
Tabel 10
Distribusi KK Berdasarkan Lantai
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Lantai Frequency Percent


1 Tanah 3 3,7%
2 Papan 7 8,6%
3 Tegel 55 68,0%
4 Semen 16 19,7%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 10 diatas menunjukkan bahwa dari 81 KK 55 (68.0%) yang
memiliki lantai tegel.

Tabel 11
Distribusi KK Berdasarkan Jendela Setiap Kamar
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jendela Setiap Frequency Percent


Kamar
1 Ya 68 84,0%
2 Tidak 13 16,0%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 11 diatas menunjukkan dari 81 KK yang didata bahwa rumah
yang memiliki jendela setiap kamar sebanyak 68 (84.0%) dan rumah yang tidak
memiliki jendela setiap kamar sebanyak 13 (16,0%). Hal ini menunjukkan bahwa
masih banyak rumah penduduk di Dusung Kampug Tangga yang belum memenuhi
syarat rumah sehat.

Tabel 12
Distribusi KK Berdasarkan Jendela Setiap Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Apakah di buka setiap hari Frequency Percent


1 Ya 72 89,0%
2 Tidak 9 11,1%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 12 diatas menunjukkan dari 81 KK yang didata rumah yang

memiliki jendela setiap rumah sebanyak 72 (89.0%) dan rumah yang tidak memiliki

jendela setiap rumah sebanyak 9 (11,1%). Hal ini menunjukkan bahwa banyak

rumah penduduk di Dusung Kampug Tangga yang memenuhi syarat rumah sehat.

Tabel 13
Distribusi KK Berdasarkan di Buka Setiap Hari
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Apakah di buka setiap hari Frequency Percent


1 Ya 55 67,9%
2 Tidak 26 32,1%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 13 diatas menunjukkan dari 81 KK yang didata bahwa rumah yang
memiliki jendela setiap hari di buka sebanyak 55 (67.9%) dan jendela rumah yang
tidak di buka setiap hari sebanyak 26 (32.1%).

Tabel 14
Distribusi KK Berdasarkan Pencahayaan Dalam Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Pencahayaan Dalam Rumah Frequency Percent
1 Terang 46 56,8%
2 Remang-remang 32 39,5%
3 Gelap 3 3,7%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 14 diatas menunjukkan dari 81 KK yang didata bahwa rumah yang
memiliki pencahayaan terang dalam rumah sebanyak 46 (56.8%), pencahayaan remang-
remang dalam rumah sebanyak 32 (39.5%) dan pencahayan gelap dalam rumah
sebanyak 3 (3.7%).

Tabel 15
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Tetangga
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Jarak Rumah Dengan Tetangga Frequency Percent
1 Bersatu 5 6,2%
2 Dekat 76 93,8%
3 Terpisah 0 0,0%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 15 diatas menunjukkan dari 81 KK yang didata bahwa jarak rumah
bersatu dengan tetangga sebanyak 5 (6.2%), jarak rumah dekat dengan tetangga
sebanyak 76 (93.8%) dan jarak rumah terpisah dengan tetangga sebanyak 0 (0%). Hal
ini menunjukkan bahwa rumah penduduk di Dusun Kampug Tangga cukup padat.

Tabel 16
Distribusi KK Berdasarkan Halaman Di Sekitar Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Halaman Di Sekitar Rumah Frequency Percent


1 Ada 53 65,4%
2 Tidak 28 34,6%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 16 diatas menunjukkan dari 81 KK yang didata bahwa ada halaman
di sekitar rumah sebanyak 53 (65.4%), tidak ada halaman di sekitar rumah sebanyak 28
(34,6%).

Tabel 17
Distribusi KK Berdasarkan Lokasi Halaman Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Lokasi Halaman Frequency Percent


1 Di Depan 42 79,3%
2 Di Samping 11 20,7%
3 Di Belakang 0 0,0%
Jumlah 53 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 17 diatas menunjukkan dari 81 KK yang di data dan memiliki

halaman rumah sebanyak 53 rumah, sebanyak 42 (79.3%) halaman rumah berada di

depan, sebanyak 11 (20,7%) halaman rumah berada di samping dan sebanyak 0 (0%)

halaman rumah berada di belakang.

Tabel 18
Distribusi KK Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Pemanfaatan Pekarangan Frequency Percent


1 Kebun 6 66,7%
2 Kolam 1 11,1%
3 Kandang 2 22,2%
Jumlah 9 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 18 diatas menunjukkan 53 72 KK yang di data dan memiliki halaman
rumah sebanyak 9 rumah, sebanyak 6 (66.7%) halaman rumah dimanfaatkan sebagai
kebun dan 2 (22.2%) dimanfaatkan sebagai kandang.

B. Sumber Air
Tabel 19
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air Minum
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Sumber Air Minum Frequency Percent
1 PAM 8 9,9%
2 Sumur 68 83,9%
3 Air Mineral 5 6,2%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 19 diatas menunjukkan dari 81 KK yang didata sebagian besar
sumber air minum penduduk Dusun Kampong Tangga berasal dari sumur sebanyak 68
(83.9%) PAM sebanyak 8 (9.9%) dan air mineral sebanyak 5 (6.2%).

Tabel 20
Distribusi KK Berdasarkan Cara Mengolah Air Minum
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Cara Mengolah Air Minum Frequency Percent
1 Dimasak 74 91,4%
2 Tidak Dimasak 0 0,0%
3 Air Mineral 7 8,6%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 20 diatas menunjukkan dari 82 KK yang didata sebagian besar cara
mengolah air minum penduduk di Dusun Kampong Tangga dengan cara di masak 74
(91.4%) cara tidak dimasak sebanyak 0 (0,0%) dan menggunakan air mineral sebanyak
7 (8,6%).

Tabel 21
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air Mandi/Mencuci
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Sumber Air Mandi/Mencuci Frequency Percent


1 PAM 8 9,9%
2 Sumur 73 90,1%
3 Sungai 0 0,0%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 21 diatas menunjukkan dari 82 KK yang didata sebagian besar
sumber air mandi / mencuci di Dusun Kampong Tangga berasal dari sumur Bor
sebanyak 73 (90.1%).

Tabel 22
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Sumber Air Dengan Septik Tank
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jarak Sumber Air Dengan Frequency Percent


Septik Tank
1 < 10 m 78 96,3%
2 >10 m 3 3,7%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 19 diatas menunjukkan dari 81 KK yang didata bahwa jarak sumber

air dengan septik tank penduduk di Dusun Kampong Tangga sebanyak 78 (96.3%) dari

jarak <10 m dan sebanyak 3 (3.7%) dari jarak >10 m.


Tabel 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Penampungan Air Sementara
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Tempat Penampungan Air Sementara Frequency Percent
1 Bak 6 7,4%
2 Gentong 6 7,4%
3 Ember 69 85,2%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 23 diatas menunjukkan dari 81 KK yang didata bahwa tempat
penampungan air sementara penduduk Dusun Kampung Tangnga sebagian besar di
ember yaitu sebanyak 69 (85.2%),di bak yaitu 6 (7.4%) dan gentong sebanyak 6 (7.4%).

Tabel 24
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Tempat Penampungan Air
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Kondisi Tempat Penampungan Air Frequency Percent
1 Terbuka 8 9,9%
2 Tertutup 73 90,1
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 24 di atas menunjukkan bahwa dari 81 KK yang didata sebanyak 73
(90.1%) penduduk Dusun Kampung Tangnga menutup tempat penampungan airnya dan
sebanyak 8 (9.9%) penduduk tidak menutup tempat penampungan airnya

Tabel 25
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Air Dalam Penampungan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Kondisi Air Dalam Penampungan Frequency Percent


1 Berwarna 1 1,2%
2 Berbau 1 1,2%
3 Berasa 0 0,0%
4 Tidak Berasa/berwarna 79 97,6%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 25 di atas menunjukkan bahwa dari 81 KK yang didata sebagian besar
kondisi air di dalam penampungan tidak berasa dan tidak berwarna yaitu sebanyak 79
(97.6%).

Tabel 26
Distribusi KK Berdasarkan Ada Jentik Dalam Penampungan Air
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Ada Jentik Dalam Penampungan Air Frequency Percent
1 Ya 4 4,9%
2 Tidak 77 95,1%
Total 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 26 diatas bahwa dari 81 KK yang didata, menunjukkan bahwa
penampungan air penduduk Dusun Kampung Tangnga yang tidak memiliki jentik
sebanyak 77 (95,1%) dan yang memiliki jentik dalam penampungan air sebanyak 4
(4,9%).

C. Pembuangan Sampah
Tabel 27
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Tempat Pembuangan Sampah Frequency Percent


1 Sungai 2 2,5%
2 Ditimbun 25 30,8%
3 Dibakar 54 66,7%
4 Sembarangan Tempat 0 0,0%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 27 diatas bahwa dari 81 KK yang didata sebagian besar tempat

pembuangan sampah penduduk di Dusun Kampung Tangnga yang membuang sampah

dengan cara di bakar sebanyak 54 (66,7%), di buang disungai sebanyak 2 (2,5%), dan

ditimbun sebanyak 25 (30,8%).

Tabel 28
Distribusi KK Berdasarkan Penampungan Sampah Sementara
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Penampungan Sampah Frequency Percent


Sementara
1 Ada 81 100%
2 Tidak Ada/berserakan 0 0,0%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 28 diatas bahwa dari 81 KK yang didata sebagian besar penduduk

Dusun Kampung Tangnga yang memiliki tempat penampung sampah sementara

sebanyak 81 (100%).

Tabel 29
Distribusi KK Berdasarkan Keadaan Penampungan Sampah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Keadaan Penampungan Frequency Percent


Sampah
1 Terbuka 78 96,3%
2 Tertutup 3 3,7%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 29 diatas bahwa dari 81 KK yang didata sebagian besar keadaan

penampung sampah di Dusun Kampung Tangnga dimana penampungan sampah terbuka

sebanyak 78 (96,3%) dan penampungan sampah tertutup sebanyak 3 (3,7%).

Tabel 30
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Tempat Sampah Dengan Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jarak Tempat Sampah Dengan Frequency Percent


Rumah
1 Dekat (< 5 m) 53 65,4%
2 Jauh (> 5 m) 28 34,6%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 30 diatas bahwa dari 81 KK yang didata sebagian besar jarak tempat

sampah dengan rumah penduduk di Dusun Kampung Tangnga, dimana jarak jauh (>5 m)
tempat sampah dengan rumah sebanyak 28 (34,6%) dan jarak dekat (<5m) sebanyak 53

(65,4%).

D. Pembuangan Limbah

Tabel 31
Distribusi KK Berdasarkan Tempat BAB/BAK
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Tempat BAB/BAK Frequency Percent


1 Jamban/WC 81 100,0%
2 Sungai 0 0,0%
3 Sembarangan 0 0,0%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 31 diatas bahwa 72 KK yang didata sebagian besar tempat BAB/BAK

penduduk di Dusun Tangnga yang memiliki tempat BAB/BAK dengan WC sebanyak 81

(100%) .

Tabel 32
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Jamban
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jenis Jamban Frequency Percent


1 Cemplung 0 0%
2 Plengsengan 0 0,0%
3 Leher Angsa 81 100%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 32 diatas bahwa 81 KK yang didata sebagian besar jenis jamban

penduduk Dusun Kampung Tangga yang memiliki jamban leher angsa sebanyak 81

(100%).

Tabel 33
Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Air Limbah
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Pembuangan Air Limbah Frequency Percent
1 Resapan 10 12,3%
2 Got 47 58,0%
3 Sembarangan 24 29,7%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 33 diatas bahwa dari 81 KK yang didata sebagian besar pembuangan

air limbah penduduk di Dusun Kampung Tangnga yang memiliki tempat pembuangan di

got sebanyak 47 (58,0%), tempat pembuangan resapan sebanyak 10 (12,3%) dan

pembuangan sembarang 24 (29,7%).

Tabel 34
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Saluran Pembuangan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Kondisi Saluran Pembuangan Frequency Percent


1 Lancar 73 90,1%
2 Tersumbat/tergenang 8 9,9%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 34 diatas bahwa dari 81 KK yang didata sebagian besar kondisi
saluran pembuangan lancar sebanyak 73 (90,1%) dan kondisi saluran sampah yang
tersumbat/tergenang sebanyak 8 (9,9%)
E. Kandang Ternak

Tabel 35
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Kandang Ternak
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Kepemilikan Kandang Ternak Frequency Percent
1 Ya 27 33,3%
2 Tidak 54 66,7%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 35 diatas bahwa dari 81 KK yang didata sebagian besar penduduk
memiliki kandang ternak di Dusun Kampung Tangnga sebanyak 27 (33,3%) dan yang
tidak memiliki kandang ternak sebanyak 54 (66,7%).

Tabel 36
Distribusi KK Berdasarkan Letak Kandang Ternak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Letak Kandang Ternak Frequency Percent


1 Dalam Rumah 0 0,0%
2 Luar Rumah 27 100%
Jumlah 27 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 36 diatas 81KK yang memiliki kandang ternak sebanyak 27 di Dusun
Kampung Tangnga, semua letak kandang ternak berada di luar rumah sebanyak 27
(100%). Hal ini menunjukkan perilaku hidup bersih sehat masyarakat cukup baik.

Tabel 37
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Kondisi Kandang Frequency Percent


Ternak
1 Terawat 27 100%
2 Tidak Terawat 0 0,0%
Jumlah 27 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 37 diatas bahwa dari 81 KK yang memiliki kandang ternak sebanyak
27 di Dusun Kampung Tangnga, kondisi kandang ternak terawat sebanyak 27 (100%).

III. KONDISI KESEHATAN UMUM


A. Pelayanan Kesehatan

Tabel 38
Distribusi KK Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Sarana Kesehatan Terdekat Frequency Percent


1 Rumah Sakit 1 1,2%
2 Puskesmas 78 96,3%
3 dr/perawat/bidan 0 0,0%
4 Balai Pengobatan/klinik 2 2,5%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 38 diatas bahwa dari 81 KK sarana kesehatan terdekat di Dusun
Kampung Tangnga di puskesmas sebanyak 78 (96,3%), di klinik sebanyak 2 (2,5%)
dan di rumah sakit sebanyak 1 (1,2%) . Hal ini menunjukkan bahwa cukup
memudahkan masyarakat untuk pelayanan kesehatan karena jarak yang terjangkau.

Tabel 39
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Bila Sakit
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Kebiasaan Keluarga Bila Sakit Frequency Percent


1 Rumah Sakit 1 1,2%
2 Puskesmas 78 96,3%
3 dr/perawat/bidan 0 0,0%
4 Klinik 2 2,5%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 39 diatas bahwa dari 81 KK kebiasaan penduduk di Dusun

Kampung Tangnga bila sakit mereka berobat ke puskesmas sebanyak 78 (96,3%),

berobat ke rumah sakit sebanyak 1 (1,2%) dan klinik sebanyak 2 (2,5%). Hal ini

menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat tentang pelayanan kesehatan baik.

Tabel 40
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Sebelum Kepelayanan
Kesehatan Dusun Kampung Tangnga 2020

No Kebiasaan Frequency Percent


1 Beli Obat 81 100%
2 Jamu 0 0,0%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 40 diatas bahwa dari 81 KK kebiasaan penduduk di Dusun

Kampung Tangnga sebelum ke pelayanan kesehatan mereka beli obat sendiri sebanyak

81 (100%).
Tabel 41
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Sumber Frequency Percent


1 ASTEK / ASKES 0 0,0%
2 BPJS Pemerintah 62 76,5%
3 Dana Sendiri 13 16,0%
4 BPJS Mandiri 6 7,5%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 41 diatas menunjukkan bahwa dari 81 KK yang di data sumber

pendanaan kesehatan terbanyak penduduk Dusun Kampung Tangga adalah BPJS

Pemerintah dengan frekuensi 62 (76,5%) KK . Hal ini menunjukkan bahwa bantuan dari

pemerintah betul - betul dimanfaatkan dan di pergunakan dengan baik oleh penduduk

yang berada di Dusun Kampung Tangnga.

Tabel 42
Distribusi KK Berdasarkan Sarana Transportasi Kepelayanan Kesehatan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Transportasi Frequency Percent


1 Jalan Kaki 60 74,1%
2 Becak 0 0,0%
3 Angkot 0 0,0%
4 Kendaraan Pribadi 21 25,9%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 81 KK yang didata, sebagian besar

penduduk kesarana pelayanan kesehatan menggunakan kendaraan pribadi sebanyak 21

(25,9%), dan yang jalan kaki sebanyak 60 (74,1%) KK.

Tabel 43
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Sarana Kesehatan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jarak Rumah Frequency Percent


1 < 1 KM 76 93,8%
2 1-2 KM 5 6,2%
3 2-5 KM 0 0,0%
4 >5 KM 0 0,0%
Jumlah 72 100%

Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020


Berdasarkan tabel 43 diatas menunjukkan bahwa dari 81 KK yang didata rata- rata jarak
rumah dengan pelayanan kesehatan di Dusun Kampung Tangnga < 1KM dengan
frekuensi 76 (93,8%).

B. Masalah Kesehatan Khusus


Tabel 44
Distribusi KK Berdasarkan Penyakit Yang Pernah Diderita 6 Bulan
Terakhir Dusun Kampung Tangnga 2020
No Penyakit Frequency Percent
1 DBD 1 0,3%
2 TBC 1 0,3%
3 Asma 0 0,0%
4 Batuk, Pilek 20 6,7%
5 Gastritis 0 0,0%
6 Diabetes Melitus 2 0,7%
7 Rematik 4 1,3%
8 Hipertensi 1 0,3%
9 Demam 9 3,0%
10 Sehat 258 87,3%
Jumlah 296 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 44 diatas menunjukkan bahwa dari 296 orang dengan jumlah 81 KK.
Sebagian besar warga status kesehatannya baik dengan frekuensi 258 orang (87,3%).
Dan penyakit yang pernah diderita penduduk di Dusun kampung Tangnga selama 6
bulan terakhir, dengan frekuensi tertinggi adalah batuk pilek yaitu 20 (6,7%) kemudian
demam dengan frekuensi 9 (3,0%), DBD dengan frekuensi 1 (0,3%), Diabetes Melitus 2
(0,7%), rematik 4 (1,3%), hipertensi 1(0,3%) Dan didapatkan salah satu warga yang
menderita penyakit TBC dan sekaran sudah sembuh.

IV. HAMIL DAN MENYUSUI


A. Pasangan Usia Subur

Tabel 45
Distribusi KK Berdasarkan Pasangan Usia Subur
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Pasangan Usia Subur Frequency Percent


1 Ya 2 2,5%
2 Tidak 79 97,5%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 45 diatas menunjukkan bahwa dari 81 KK yang
didata didapatkan pasangan usia subur sebanyak 2 (2.5%) di Dusun Kampung Tangnga.

Tabel 46
Distribusi KK Berdasarkan Aseptor KB
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Akeptor KB Frequency Percent
1 KB 0 0%
2 IUD 0 0%
3 Suntik 2 100%
4 Kondom 0 0%
5 Tubektomi 0 0%
Junlah 2 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 46 diatas menunjukkan bahwa dari 72 KK yang

didata, terdapat ada pasangan usia subur dan menggunakan aseptor KB suntik sebanyak

2 (100%) di Dusun Kampung Tangnga.

B. Ibu Hamil

Tabel 47
Distribusi KK Berdasarkan Ibu Hamil Dalam Keluarga Dusun Kampung
Tangnga 2020

No Ibu Hamil Frequency Percent


1 Ya 2 2,5%
2 Tidak 79 97,5%
3 Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 22 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 47 diatas menunjukkan bahwa dari 72 KK yang didata di Dusun

Kampung Tangnga didapatkan 2 (2.5%) ibu hamil.

Tabel 48
Distribusi KK Berdasarkan Umur Kehamilan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Umur Kehamilan Frequency Percent


1 Trimester 1 (0 -3 bulan) 1 50,0%
2 Trimester II (4 6 bulan) 0 0,0%
3 Trimester III (7-9 bulan) 1 50,0%
Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 48 diatas dari 2 orang yang hamil, didapatkan usia kehamilan ibu

trimester I (0 – 3 bulan) sebanyak 1 (50%) dan usia trimester III (7 -9 bulan) sebanyak 1

(50%).

Tabel 49
Distribusi KK Berdasarkan kehamilan Dusun Kampung Tangnga 2020

No Kehamilan Frequency Percent


1 1 1 50,0%
2 2 1 50,0%
3 3 0 0,0%
4 >3 0 0,0%
Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 49 diatas dari 2 orang yang hamil, didapatkan kehamilan ibu yang
pertama sebanyak 1 (50%) dan kehamilan ke 2 sebanyak 1 (50%).

Tabel 50
Distribusi KK Berdasarkan Usia Ibu Hamil
Kehamilan Dusun Kampung Tangnga 2020

No Umur Kehamilan Frequency Percent


1 < 20 Tahun 0 0,0%
2 20 – 35 Tahun 2 100%
3 > 35 Tahun 0 0,0%
4 Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 50 diatas dari 2 orang yang hamil, didapatkan usia ibu hamil 20-35
tahun sebanyak 2 (100%).

Tabel 51
Distribusi KK Berdasarkan Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Pemeriksaan Kehamilan Frequency Percent


1 Ya 2 100%
2 Tidak 0 0.0%
3 Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 51 diatas dari 2 orang yang hamil, didapatkan yang melakukan
pemeriksaan kehamilan sebanyak 2 (100%).

Tabel 52
Distribusi KK Berdasarkan Jumlah Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jumlah Pemeriksaan Frequency Percent


Kehamilan
1 2 Kali 1 50,0%
2 3 Kali 0 0,0%
3 4 Kali 1 50,0%
Tidak 0 0,0%
4 Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 52 diatas dari 2 orang yang hamil, didapatkan jumlah pemeriksaan

kehamilan 2 kali sebanyak 1 (50%) dan 4 kali pemeriksaaan sebanyak 1 (50%).

Tabel 53
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Tidak Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Alasan Frequency Percent


1 Tidak Ada Biaya 0 0%
2 Tidak Sempat 0 0%
3 Tidak Tahu 0 0%
4 Takut 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 52 diatas dari 2 orang yang hamil dan tidak ada yang tidak melakukan

pemeriksaan kehamilan.
Tabel 54
Distribusi KK Berdasarkan Suntik TT Dusun Kampung Tangnga 2020

No Suntik TT Frequency Percent


1 Ya 1 100%
2 Tidak 0 0,0%
3 Jumlah 1 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 54 diatas dari 2 orang yang hamil, melakukan suntik TT sebanyak 1
(100%) dan yang tidak melakukan suntik TT sebanyak 1 (100%).

Tabel 55
Distribusi KK Berdasarkan Kelengkapan Suntik TT
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Suntik TT Frequency Percent
1 1 kali TT 1 100%
2 2 kali TT 0 0,0%
3 Jumlah 1 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 55 diatas dari 2 orang hamil, yang telah mendapkan pemnberian suntik
TT sebanyak 1 pendudduk di Dusun Kampung Tangnga dengan suntuk TT 1 kali
sebanyak 1 (100%).

C. Ibu Menyusui
Tabel 56
Distribusi KK Berdasarkan Buteki Dusun Kampung Tangnga 2020

No Buteki Frequency Percent


1 Ya 4 66,7%
2 Tidak 2 33,3%
3 Jumlah 6 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 55 diatas bahwa dari 81 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga
didapatkan 4 (66.7%) ibu menyusui dan yang tidak menyusui sebayak 2 (33.3).

Tabel 57
Distribusi KK Berdasarkan Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Buteki Frequency Percent


1 Ya 4 66,7%
2 Tidak 2 33,3%
Jumlah 6 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 57 diatas menunjukkan bahwa 9 buteki dari 81 KK yang didata di

Dusun Kampung Tangnga didapatkan 7%) ibu menyusui yang menyusui anaknya.

Tabel 58
Distribusi KK Berdasarkan Lama Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Lama Frequency Percent


1 < 1 Bulan 0 0,0%
2 1 – 4 Bulan 1 25%
3 5 – 12 Bulan 1 25%
4 > 12 Bulan 2 50,0%
Jumlah 4 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 58 diatas menunjukkan bahwa 4 buteki dari KK yang didata di Dusun

Kampung Tangnga didapatkan lama ibu menyusui anaknya 1-4 bulan sebanyak 1 (25%),

lama ibu menyusui anaknya 5-12 bulan sebanyak 1 (25%) dan lama menyusui anaknysa

>12 bulan sebanyak 2 (50.0%).

Tabel 59
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Ibu Tidak Menyusui Anak Bila Ada Buteki
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Alasan Frequency Percent


1 Pekerjaan 0 0,0%
2 Tidak Tahu 0 0,0%
3 Penyakit 2 100%
Jumlah 2 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 59 diatas alasan ibu tidak menyusui anaknya

karena dari kedua buteki tidak bisa mengeluarkan ASI.

D. Balita

Tabel 60
Distribusi KK Berdasarkan Ada Keluarga Yang Memiliki Balita
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Memiliki Frequency Percent


1 Ya 21 25,9%
2 Tidak 60 74,1%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 60 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita dari 81

KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga didapatkan 60 (74.1%) yang tidak

memiliki balita dan yang memiliki balita sebanyak 21 (25.9%).

Tabel 61
Distribusi KK Berdasarkan Balita Yang Dibawah Keposyandu
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Posyandu Balita Frequency Percent


1 Ya 12 57,1%
2 Tidak 9 42,9%
Jumlah 21 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 61 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 21 dari

81 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga, balita yang di bawah ke posyandu

12 (57.1%) dan tidak dibawah ke posyandu sebanyak 9 (42.9%).


Tabel 62
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Balita Tidak Dibawah Keposyandu Setiap
Bulan Dusun Kampung Tangnga 2020

No Alasan Frequency Percent


1 Jauh 0 0
2 Tidak Ada Waktu 0 0
3 Pandemi Covid 19 9 100%
Jumlah 9 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 62 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 21 dari

81 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga, balita yang tidak di bawah ke posyandu

sebanyak 9 (100%).

Tabel 63
Distribusi KK Berdasarkan Imunisasi Balita
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Imunisasi Frequency Percent


1 Hepatitis 0 0
2 BCG 0 0
3 DPT 0 0
4 Polio 0 0
5 Campak 21 100%
Jumlah 21 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 63 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita

21(100%) dari 81 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga, keseluruhan telah

melakukan imunisasi lengkap.

Tabel 64
Distribusi KK Berdasarkan Alasan BalitaTidak Imunisasi Dusun Kampung
Tangnga 2020

No Alasan Frequency Percent


1 Tidak Ada Waktu 0 0%
2 Tidak Tahu 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 64 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 21 dari

81 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga, tidak ada balita yang tidak

mendapatkan imunisasi secara lengkap.

Tabel 65
Distribusi KK Berdasarkan KMS Balita Dusun Kampung Tangnga 2020

No KMS Balita Frequency Percent


1 Ya 0 0,0%
2 Tidak 21 100%
Jumlah 21 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 65 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 21 dari
81 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga,semua balita dari 21(100%) tidak
memiliki KMS
Tabel 66
Distribusi KK Berdasarkan Hasil Penimbangan Balita Di KMS Dusun
Kampung Tangnga 2020

No Hasil Frequency Percent


1 Didareh Garis Hijau 21 100%
2 Berada Diatas Garis Hijau Kuning 0 0%
3 Dibawah Garis Titik Titik 0 0%
4 Dibawah Garis Merah 0 0%
5 Jumlah 21 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 66 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 21 dari
81 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga, hasil penimbangan balita di KMS
keseluruhan dari 21 (100%) tidak memiliki KMS.

E. Anak Dan Remaja


Tabel 67
Distribusi KK Berdasarkan Anak Sekolah / Remaja Di Keluarga
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Anak Sekoah / Remaja Frequency Percent
1 Ya 34 50,0%
2 Tidak 34 50,0%
Jumlah 68 100%
Sumber : Data Primer 2 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 67 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki anak sekolah /
remaja dari 81 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga didapatkan sebanyak 34
(50.0%) yang neniliki anak sekolah / remaja dan yang tidak memiliki anak sekolah /
remaja sebanyak 34 (81.0%).
Tabel 68
Distribusi KK Berdasarkan Usia Anak Saat ini
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Usia Anak Frequency Percent


1 6 – 10 Tahun 34 50,0%
2 11 – 15 Tahun 19 27,9%
3 16 – 21 Tahun 15 22,1%
Jumlah 68 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 68 diatas menunjukkan bahwa usia anak saat ini dari 81 KK yang
didata di Dusun Kampung Tangnga didapatkan sebanyak 18 (40,0%) usia 6- 10 tahun,
sebanyak 16 (35,5%) usia 16 - 21 tahun dan sebanyak 11 (24,5%).

Tabel 69
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Tingkat Pendidikan Frequency Percent


1 SD 27 39,7%
SMP 20 29,4%
3 SMA 10 14,7%
4 PT 4 5,9%
5 Tidak Sekolah 7 10,3%
Jumlah 68 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 69 diatas menunjukkan bahwa dari 68 anak usia remaja /sekolah
bahwa tingkat pendidikan anak SD sebanyak 27 (39.7%) orang, tingkat pendidikan SMP
sebanyak 20 (29.4%) orang dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 10 (14.7%) orang dan
perguruan tinggi 4 (5.9%) dan yang tidak sekolah sebanyak 7 (10.3%). Hal ini
menunjukkan bahwa usia anak – anak lebih banyak di Didusun Kampung Tangnga .
Tabel 70
Distribusi KK Berdasarkan Penyakit Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Penyakit Anak Frequency Percent


1 Ada 3 4,4%
2 Tidak Ada 65 95,6%
Jumlah 68 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 70 diatas menunjukkan bahwa dari 68 anak di Dusun Kampung
Tangnga terdapat anak yang sakit sebanyak 3 (4.4%).

Tabel 71
Distribusi KK Berdasarkan Status Berobat Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Status Berobat Frequency Percent


1 Sudah 3 4,4%
2 Belum 65 95,6%
Jumlah 68 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 71 diatas, menunjukkan bahwa status berobat anak sakit di Dusun
Kampung Tangnga sebanyak 3 (4.4).

Tabel 72
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Berobat Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Tempat Berobat Anak Frequency Percent


1 Medis 68 100%
2 Non Medis 0 0.0%
Jumlah 68 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 73 diatas menunjukkan bahwa tempat berobat anak yang sakit adalah
sarana pelayana ksehatan (medis) dan tidak ada yang berobat non medis. Hal ini
dikareakan sarana pelayanan kesehatan yang berada di Dusun Kampung Tangnga
sangat mudah dijangkau.

Tabel 73
Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Waktu Luang Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Penggunaan Waktu Luang Frequency Percent


1 Musik / TV 15 22,0%
2 Olahraga 15 22,0%
3 Rekreasi 1 1,5%
4 Keagamaan 37 54,5%
5 Jumlah 68 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 73 diatas menunjukkan bahwa dari 68 anak yang ada di dusun
Kampung Tangnga, anak lebih banyak menggunakan waktu luang mereka untuk
keagamaan dan menonton TV sebanyak 15 (22.0%), anak yang meluangkan waktunya
olahraga sebanyak 15 (22.0%) anak yang meluangkan waktunya untuk rekreasi
sebanyak 1 (1.5%) dan anak yang meluangkan waktunya untuk keagamaan sebanyak
37 (54.5).

Tabel 74
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Kebiasaan Anak Frequency Percent
1 Merokok 0 0,0%
2 Alkohol 0 0,0%
3 Narkoba 0 0,0%
4 Bermain 29 42,6%
5. Lain-lain 39 57,4%
Jumlah 68 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 74 diatas menunjukkan bahwa dari 68 orang usia remaja / sekolah
yang berada Di Dusun Kampung Tangnga kebiasaan mereka yang bermain sebanyak 29
(142.6%) dan lain-lain sebanyak 39 (57.4). .

F. Usia Lanjut

Tabel 75
Distribusi KK Berdasarkan Adanya Usia lanjut Dirumah
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Usia Lanjut Frequency Percent


1 Ada 20 24,7%
2 Tidak Ada 61 75,3%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 75 diatas menunjukkan bahwa usia lanjut di rumah dari 81 KK yang
didata di Dusun Kampung Tangnga, didapatkan usia lanjut sebanyak 20 (24.7%) tidak
ada usia lanjut dan sebanyak 58 ( 80,5%).

Tabel 76
Distribusi KK Berdasarkan Keluhan Penyakit
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Penyakit Frequency Percent


1 Ada 5 25,0%
2 Tidak Ada 15 75,0%
Jumlah 20 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 76 diatas menunjukkan dari 81 KK yang memiliki usia lanjut di


rumah sebanyak 20 penduduk di Dusun Kampung Tangnga, didapatkan sebanyak 5
(25.4%) memiliki keluhan penyakit dan sebanyak 15 (75.0%) tidak memiliki keluhan
penyakit.

Tabel 77
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Penyakit
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Jenis Penyakit Frequency Percent


1. Asma 0 0,0%
2 TBC 0 0,0%
3 Hipertensi 1 20%
4 Kencing Manis 1 20%
5 Rheumatik / Arthritis 1 20%
6 Katarak 0 0,0%
7 Osteooporosis 0 0,0%
8 Penyakit Kulit 2 40,0%
9 Jantng 0 0,0%
10 Liver 0 0,0%
11 DM 0 0,0%
12 Gastritis 0 0,0%
13 Stroke 0 0,0%
Jumlah 5 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 77 diatas menunjukkan dari 20 usia lanjut yang memiliki keluhan
penyakit sebanyak 5 penduduk di Dusun Kampung Tangnga, didapatkan sebanyak 1
(20.0%) menderita penyakit hipertensi sebanyak 1 (20.0%), menderita kencing manis
sebanyak 1 (20.0%) menderita reumatik sebanyak 1 (20.0) dan yang menderita penyakit
kulit 2 (40,0%).

Tabel 78
Distribusi KK Berdasarkan Upaya Yang Telah Dilakukan
Dusun Kampung Tangnga 2020

No Upaya Yang Telah Frequency Percent


Dilakukan
1 Berobat Ke Sarana Kesehatan 5 100%
2 Berobat Ke Non Medis 0 0,0%
3 Diobati Sendiri 0 0,0%
Jumlah 5 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 78 diatas menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan ketika


penduduk usia lansia berobat ke sarana kesehatan 5 orang (100%) dari 5 orang lansia
yang memiliki keluhan penyakit di Dusun Kampung Tangnga.

Tabel 79
Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Waktu Senggang
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Kegiatan Frequency Percent
1 Berkebun / Pekerjaan Rumah 10 50,0%
2 Jalan – Jalan 2 10,0%
3 Senam 1 5,0%
4 Tidak Ada 7 35,0%
Jumlah 20 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 79 diatas menunjukkan bahwa penggunaan waktu senggang usia


lanjut dari 20 orang di Dusun Kampung Tangnga sebanyak 10 (50.0%) melakukan
aktifitas berkebun/pekerjaan rumah,sebanyak 2 (10.0) melakukan aktivitas jalan-
jalan,sebanyak 1 (5.0%) melakukan aktivitas senam dan sebanyak 7 (35.0%) tidak ada
melakukan aktivitas.

Tabel 80
Distribusi KK Berdasarkan Posyandu Lansia
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Posyandu Frequency Percent
1 Ada 0 0,0%
2 Tidak Ada 20 100%
Jumlah 20 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 80 diatas, hasil pendataan yang telah di lakukan tidak ada posyandu
sebanyak 20 (100%) orang di Dusun Kampung Tangnga.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pemberian  asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan

hubungan kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk

mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Konsep keperawatan komunitas yang profesional

mangacu pada ilmu dan kiat keperawatan yang di tujukan pada masyarakat terumatama

kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terhadap terserangnya penyakit atau akibat proses

penuaan. Peran serta aktif masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapana asuhan

keperawatan di masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan di Dusun Kampung

Tangnga sangat tergantung pada respon masyarakat, terutama dalam  memberikan informasi

yang valid dan  akurat. Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan

tahapan pada proses keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan

Evaluasi .

A. Pengkajian

Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :

1) Perumahan: Status kepemilikan rumah di Dusun Kampung Tangnga yaitu : milik

sendiri dan menumpang.

2) Tipe rumah di Dusun Kampung Tangnga yiatu : semi permanen , tidak permanen dan

tidak permanen. Masing-masing keadaan lantai masih papan, semen dan tegel.

3) Pendidikan : status pendidikan di Dusun Kampung Tangnga kebanyaka masih SD dan

SMP namun dalam hasil pngkajian ada juga yang SMA dan Perguruan Tinggi.

4) Ekonomi: tingkat ekonomi di Dusun Kampung Tangnga masih ada yang dibawah

UMR, penghasilan yang didapat perbulan kurang dari 1 juta, sehingga belum mampu
memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan kesehatan seperti kebutuhan nutrisi dan

fasilitas kesehatan

5) Pelayanan kesehatan yang tersedia di Dusun Kampung Tannga untuk melakukan

deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi

yaitu puskesmas.
Analisa Data

N
DATA PENYEBAB MASALAH KESEHATAN
O
1 Ds: Kurangnya pengetahuan Resiko timbulnya penyakit
masyarakat dalam memelihara menular (diare, DHF, ISPA)
- Penduduk desa mengatakan banyak sampah yang dikumpulkan
lingkungan yang memenuhi
dan dibakar di pekarangan rumah.
syarat kesehatan
- Penduduk desa mengatakan banyak jendela rumah warga ditutup
siang hari karena demi keamanan rumah.
1. DO :
- Tidak memiliki jendela setiap rumah sebanyak 9 (11,1%)
- Tidak memiliki jendela setiap kamar sebanyak 13 (16,0%)
- Jendela rumah yang tidak di buka setiap hari sebanyak 26
(32,1%)
- Pencahayaan remang-remang dalam rumah sebanyak 32
(39,5%) dan pencahayan gelap dalam rumah sebanyak 3 (3,7%)
- 2 (22,2%) halaman rumah dimanfaatkan sebagai kandang
ternak, kolam sebanyak 1 (11,1%) dan kebun sebanyak 6
(66,7%)
- pengelolaan air minum dengan cara dimasak sebanyak 74
(91,4%) dan air mieral sebanyak 7 (91,4%).
- penampungan air yang tidak ditutup sebanyak 8 (9,9%)
- Kondisi air dalam penammpungan air yang berwarna sebanyak
1 (1,2%) dan berbauh 1 (1,2%).
- Ada jentik dalam penampungan air sebanyak 4 (4,9%).
- Sampah dibakar sebanyak 54 (66,7%)
- Panampungan sampah terbuka sebanyak 78 (96,3%)
- Jarak pembuangan sampah dari rumah (<5m) sebanyak 53
(65,4%).
2 DS : Kurangnya pengetahuan Resiko terjadinya peningkatan
- Penduduk Dusun Kampung Tangnga mengatakan bahwa tidak ada masyarakat dalam memilihara angka kesakitan pada lansia
posyandu lansia kesehatan lansia.
- Lansia mengatakan tidak tahu bagaimana menjaga kesehatan dan
cara menangani penyakit seperti : hipertensi, rematik, dan TBC
DO  :
- Jumlah lansia 8 orang
- Lansia yang mengalami keluhan penyakit:
 Rheumatik / Arthritis 1 (20%)
 Hipertensi 1 (20%)
 Kencing Manis 1 (20%)
 Penyakit Kulit 2 (40,0%)
 Upaya lansia untuk mengobati penyakit : medis 5 (100%)
Tidak adanya posyandu lansia.

B. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


N Masalah Kesehatan A B C D E F G H I J K Total Prioritas
O
1. Resiko timbulnya penyakit menular (diare, DHF, ISPA) 4 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 29 1
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia 5 4 3 3 1 2 2 2 2 1 2 27 2
berhubungan dengan resiko penurunan derajat kesehatan lansia

KETERANGAN PEMBBOTAN
A = Resiko Terjadi G = Tempat
1 = Sangat Rendah
B = Risiko Parah H = Waktu
2 = Rendah
C = Potensi Untuk Pendidikan Kesehatan I = Dana
3 = Cukup
D = Minat Masyarakat J = Fasilitas Kesehatan
4 = Tinggi
E = Mungkin Diatasi K = Sumber Daya
5 = Sangat Tinggi
F = Sesuai Dengan Program Pemerintah
C. RENCANA KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
NO DX TUM & TUK STRA RENCANA EVALUASI SASARAN TEMPAT PJ
KEP TEGI KEGIATAN
Kriteria Standar

1 DX I Setelah dilakukan K.I.E a. Berikan penyuluhan Verbal a. Jenis sampah. Warga Pekarangan
tindakan tentang dampak b. Dampak Masyarakat rumah
keperawatan selama pembuangan sampah pembuangan Dusun masyarakat,
1 X pertemuan yang tidak sehat dan yangkurang sehat. Kampung
diharapkan pengolahan sampah c. Pengelolaan Tangnga
masyarakat mampu : yang benar. sampah yang benar.
a. Mengidentifikasi b. Diskusikan dengan
jenis sampah warga tentang
b. Memisahkan dampak yang
sampah kering ditimbulkan bila
dan basah sampah berserakan.
c. Membuang c. Diskusikan cara
sampah sesuai pengleloaan sampah
dengan jenis dan yang sehat.
tempat yang d. Melakukan kerja
sehat bakti massal
d. Memilihara bersama dengan
lingkungan yang seluruh warga.
sehat e. Berikan
reinforcement
terhadap
kemampuan warga
mengelola sampah
yang benar.
2 II Setelah di lakukan K.I.E a. Berikan penyuluhan Verbal a. Proses terjadinya Lansia
tindakan tentang terjadinya manua.
keperawatan proses manua dan b. TBC
sebanyak 1 kali TBC
kegiatan di harapkan
masyarakat mampu
memberikan
perawatan pada
lansia

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO MASALAH TGL KEGIATAN EVALUASI ANALISA


KEPERAWATAN
1 Resiko timbulnya a. Melakuakan penyuluhan tentang Evaluasi struktur:
penyakit menular dampak pembuangan sampah a. Kegiatan telah direncanakan
(diare, DHF, ISPA) yang tidak sehat dan pengolahan 3 hari sebelum kegiatan
berhubungan dengan sampah yang benar. dilaksanakan
kurangnya pengetahuan b. Mendiskusikan dengan warga b. Materi penyuluhan dan
masyarakat dalam tentang dampak yang ditimbulkan leaflet telah dipersiapkan 1
memelihara lingkungan bila sampah berserakan. hari sebelum pelaksanaan
yang memenuhi syarat c. Mendiskusikan cara pengleloaan c. Kegiatan kerja bakti
kesehatan sampah yang sehat. dikoordinir oleh pak desa.
d. Melakukan kerja bakti massal Evaluasi proses:
bersama dengan seluruh warga. a. Kegiatan berlangsung kurang
e. Melakukan reinforcement lancar
terhadap kemampuan warga b. Kegiatan dihadiri oleh 5
mengelola sampah yang benar. orang
c. Kegiatan kerja bakti
difokuskan pada tempat
pembuangan sampah.
Evaluasi hasil :
a. Masyarakat mengerti akan
pentingnya pengelolaan
sampah
b. Lingkungan tampak bersih
dan parit menjadi lancar
2 Resiko terjadinya a. Penyuluhan tentang proses Evaluasi struktur
peningkatan angka terjadinya manua dan TBC a. Materi penyuluhan dan
kesakitan pada lansia leaflet telah dipersiapkan 1
berhubungan dengan hari sebelum pelaksanaan.
resiko penurunan b. Tempat di persiapan
derajat kesehatan lansia sebelum acara dimulai.
c. Masyarakat dinformasikan
jauh hari sebelum acara
dimulai.
Evaluasi Proses
a. Acara berjalan tertip dan
lancar.
b. Acara dihadiri lansia
sebanyak 60 orang.
c. 25% lansia bertanya tentang
kondisi penyakitnya.
d. Tempat duduk terbatas
sehingga banyak lansia yang
berdiri.
Evaluasi hasil :
Lansia mengerti tentang proses
menua dan penyakit hipertensi
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Dusun Kampung Tangnga Desa

Aeng Towa Kec. Galesong Utara Kab. Takalar menunjukan bahwa terdapat beberapa

masalah yaitu dalam pengolahan sampahnya masih banyak yang dibakar dan masih

banyak masyarakat yang menutup jendela, tidak adanya posyandu lansia dan masih ada

masyarakat yang tidak memasak air minumnya

Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai

persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan

batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga, misalnya

didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak

balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain

sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat

pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul, 2009).

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta

aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan

masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam

melakukan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan

rehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan

dalam memelihara kesehatannya ( Mubarak,2009 ). Tahapan proses keperawatan

komunitas yaitu: pengkajian yang terdiri dari wawancara, observasi, kuisioner,

menentukan prioritas masalah dan pelaksanaan.


B. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam

meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga lingkungan

2. Bagi Pemerintah

Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk mencegah

terjadinya masalah kesehatan di masyarakat

3. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang

optimal bagi masyarakat Dusun Kampung Tangnga Kec. Galesong Utara Kab.

Takalar

4. Bagi Institusi Pendidikan

Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam penerapanya pada

proses pendidikan.
Lampiran
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai