KELOMPOK XII
TAHUN AKADEMIK
2019-2020
LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI
PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) KOMUNITAS
DI DUSUN KAMPUNG TANGNGA DESA AENG TOA KECAMATAN GALESONG
UTARA KABUPATEN TAKALAR
KELOMPOK XII
Segala puji bagi Allah pencurah kasih sayang tiada batas kepada yang dikehendaki-
Nya. Allah telah mencurahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
(Askep) Komunitas Di Dusun Kampung Tangga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong
Utara Kabupaten Takalar” dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang bersangkutan dalam
menyelesaikan laporan ini. Dimana Makalah ini penulis menajukan laporan ini untuk
memenuhi tugas stase komunitas. Penulis telah berusaha sangat maksimal untuk memberikan
yang terbaik, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima kritik dan saran yang
Dalam usaha menyelesaikan penulisan laporan ini tentu telah melibatkan banyak pihak
secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan konstitusi yang positif demi
terwujudnya sebuah karya yang baik. Semoga semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini mendapatkan sebaik-baik pahala dari Allah SWT. Dengan segala
keterbatasan yang dimiliki, penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan tambahan
wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sehingga diharapkan
Penulis
Kelompok XII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di
bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi
peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri
derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan
yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal,
diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal
ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang
menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain:
perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif
kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan
menerapakan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya
menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri
sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi Profesi
Komunitas Di Dusun Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara
Kabupaten Takalar.
karena merupakan salah satu bentuk aplikatif mata ajaran Asuhan Keperawatan Komunitas
pada Program Profesi Ners Stikes Gunung Sari Makassar disamping itu pula untuk melihat
secara nyata pola perilaku kebiasaan hidup sehat pada msyarakat, dengan tujuan untuk
merubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu
menjadi tahu, dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat, penyakit infeksi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan
Komunitas Di Dusun Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara
Kabupaten Takalar.
2. Tujuan Khusus
Takalar.
Takalar.
Takalar.
Takalar.
2. Waktu
Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar dimulai pada tanggal 26
3. Tempat Praktik
LANDASAN TEORI
Keperawatan Komunitas
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun et. al, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok
ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia,
kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh
membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup
mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang
manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai
sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan
masyarakat.
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
kelompoknya sendiri.
tersebut.
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat
istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat
konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara,
sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah
diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor
yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit
asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu
dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan
a. Upaya Promotif
dengan jalan:
2) Peningkatan gizi
5) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
kunjungan rumah
rumah
c. Upaya Kuratif
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari puskesmas dan
Rumah Sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan nifas
d. Upaya Rehabilitatif
1) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
e. Upaya Resosialitatif
pergaulan masyarakat.
D. Falsafah Keperawatan Komunitas
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman untuk
upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima oleh semua
orang.
b. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
berkelanjutan.
berkesinambungan.
harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam pelayanan
a. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang
meningkatkan kesehatannya
e. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas yang
f. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada latar
g. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang berbeda pada
h. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan rangsang
k. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu yang
berbeda
bergerak kea rah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan dengan menggunakan
m. Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang waktu akan
a. Tujuan Umum
secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
keperawatan
asuhan keperawatan
7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
c. Fungsi
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat
keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah
kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri
a. Tingkat Individu
masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di
poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan
b. Tingkat Keluarga
masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh
keluarga rawan yaitu: Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu
keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya
ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular
yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak
menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik) Keluarga
dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah
gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi
Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,
neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus
c. Tingkat Komunitas
dan evaluasi
b. Social Planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan menggunakan
birokrasi
c. Social Action: adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau
penataran.
e. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector, melalui kegiatan temu
h. Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang dapat dipengaruhi
oleh 4 faktor:
2) Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam masyarakat,
4) Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada keluarga
I. Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas
yaitu:
a. Kemanfaatan
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
c. Secara langsung
d. Keadilan
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
e. Otonomi
(Mubarak, 2005).
J. Peran Perawat Komunitas
diantaranya adalah:
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari
untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan
hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
f. Sebagai kolaborator
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan
di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan
pengumpulan data.
dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada
And Researcher)
K. Kondisi Kesehatan
Menurut WHO (1947), sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat
bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan
Penyebab dari alargi kulit adalah : kosmetik, detergen, sabun mandi, perhiasan
imitasi, kain yang kasar, pakaian pelembab dan makanan tertentu dan gejalanya
2) Amandel
gejalanya meliputi : sakit pada daerah tenggorokan pada waktu menelan makanan,
demam, menggigil, bengkak, dan timbul bengkak dan bercak merah pada kedua
3) Anemia
Gejala dari penyakit anaemia yaitu : kulit, bibir, lidah, kuku dan kelopak dalam
mata pucat, mudah lelah, lesu, pusing, mudah pingsan, sesak nafas terutama setelah
berolahraga dan denyut jantung cepat dan penyebabnya adalah kurang zat besi dan
4) Asam Urat
Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang
dari arkritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium
urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat tingginya kadar asam urat
Gejala : nyeri sendi secara mendadak, biasanya di malam hari kemerahan, bengkok
5) Asma
Merupakan gangguan kesehatan yang muncul akibat terjadinya penyempitan
tenggorokan akibat debu, bahan makanan yang menimbulkan iritasi seperti pedas,
asam, manis, asin, dingin, bergetah dan panas, udara kotor, bulu dan kotoran dari
6) Batuk
Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya benda asing
selain udara yang masuk. Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal. Adanya dahak di
yang berlebihan disaluran tenggorokan karena infeksi atau masuknya benda asing
7) Diare
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar lebih
dari 3 kali sehari. Gejala : frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari,
kotoran encer dan banyak air, sakit atau kejang perut disertai demam
Penyebab : alergi pada makanan, keracunan makanan atau minuman, infeksi pada
Dispensia (maag) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau
dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit
atau rasa terbakar di perut. Gejala : rasa mual, melilit, keluar cairan asam, berat
makan pada saat jam makan, kurang makan sayur dan buah serta kurang minum air
putih.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Data Demografi
Pendataan ini dilakukan di Dusun Kampung Tangnga selama 7 hari dari tanggal 26
Agustus – 02 September 2020 yang dilakukan oleh mahasiswa program Profesi Ners
Stikes Guung Sari Makassar sebanyak 4 orang. Dusun kampung Tangga termasuk dalam
wilayah Desa Aeng Towa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar yang terdiri
dari 4 dusun, yaitu : dusun kampung Tangnga, dusun Aeng towa, dusun Pa’batangan,
dusun Sangge Bongga. Dusun Kampung Tangga terdiri dari 216 kk, dan pada saat
dari :
Tangnga di desa Aeng Toa terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi survey wilayah
binaan, pengkajian awal (pengumpulan dan pengolahan data), dan penyukuhan yang
melibakan kepala dusun, kepala desa, dan beberapa masyarakat. Kegiatan keperawatan
komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan
1. Persiapan
a. Persiapan Kemasyarakatan
Gunung Sari Makassar di Dusun Kampung Tangnga Desa Aeng Toa, Kec.
b. Persiapan Teknis
Kampung Tangnga Desa Aeng Toa Kec. Galesong Utara Kab. Takalar.
2. Pelaksanaan
1) Pengumpulan data
pemeriksaan fisik bagi anggota keluarga yang sedang sakit, serta observasi
I. Data Demografi
Tabel 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Dusun Kampung Tangnga 2020
26 – 35 tahun (Dewasa awal) yaitu 60 orang (20.3%) dan kelompok usia paling
sedikit adalah kelompok usia > 65 tahun (Manula) yaitu 19 orang (6.4%).
Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Dusun Kampung Tangnga 2020
orang (53.7%) dari 81 kk yang di data. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di
perempuan.
Tabel 3
Distribusi KK Berdasarkan Agama
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Agama Frequency Percent
1 Islam 296 100%
2 Kristen 0 0%
Jumlah 296 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 3diatas bahwa dari 81 kk penduduk di wilayah Dusun
Kampung Tangnga yang didata semua beragama islam yaitu 296 orang (100%).
Tabel 4
Distribusi KK Berdasarkan Pendidikan
Dusun Kampung Tangnga 2020
No
Sumber : DataTingkat pendidikan
Primer 29 Agustus 2020 Frequency Percent
1 Tidak sekolah 42 14,2%
2 TK 6 2,0%
3 SD 123 41,5%
4 SLTP 52 17,6%
5 SMA 59 20,0%
6 AK/PT 14 4,7%
Jumlah 296 100%
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan dari 296 orang yang di data dari 81 KK tingkat
pendidikan terbanyak adalah SD yaitu sebanyak 123 orang (41.5%) , sedangkan
penduduk yang memiliki pendidikan TK menempati jumlah yang terkecil yaitu 6 orang
(2.0%).
Tabel 5
Distribusi KK Berdasarkan pekerjaan
Dusun Kampung Tangnga 2020
Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dari 296 orang dari 81 KK yang didata
sebagian besar penduduk di Dusun Kampung Tangnga adalah tidak bekerja. Hal ini
sangat mempengaruhi sumber pendapatan para penduduk.
Tabel 6
Distribusi KK Berdasarkan Keadaan Fisik
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Keadaan Sakit Frequency Percent
1 Sehat 291 98,3%
2 Sakit 5 1,7%
Jumlah 296 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa dari 296 orang dari 81 KK yang didata,
291 orang (98.3%) penduduk Dusun Kampung Tangnga sehat dan sebanyak 5 orang
(1.7%) sakit.
Tabel 7
Distribusi KK Berdasarkan Data Ekonomi
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Data Ekonomi Frequency Percent
1 Penghasilan <1.ooo.ooo 69 85,2%
2 Penghasilan <1.ooo.ooo – 3.000.000 11 13,6%
3 Penghasilan >3.000.000 1 1,2%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan bahwa dari 81 KK yang didata,sebanyak 69
orang (85.2%) rata –rata penghasilan penduduk di Dusun Kampung Tangnga yaitu
<1.ooo.ooo.
Tabel 9
Distribusi KK Berdasarkan Tipe Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Tipe Rumah Frequency Percent
1 Permanen 36 44,4%
2 Semi permanen 34 42,0%
3 Tidak permanen 11 13,6%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan bahwa dari 81 KK yang didata sebagian
besar Kepala Keluarga di Dusun Kampung Tangga memiliki Rumah permanen
sebanyak 36 (44.4%) KK dan semi pemanen 34 (42.0%) KK dan tidak permanen
sebanyak 11 (13,6%) KK.
Tabel 10
Distribusi KK Berdasarkan Lantai
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 11
Distribusi KK Berdasarkan Jendela Setiap Kamar
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 12
Distribusi KK Berdasarkan Jendela Setiap Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020
memiliki jendela setiap rumah sebanyak 72 (89.0%) dan rumah yang tidak memiliki
jendela setiap rumah sebanyak 9 (11,1%). Hal ini menunjukkan bahwa banyak
rumah penduduk di Dusung Kampug Tangga yang memenuhi syarat rumah sehat.
Tabel 13
Distribusi KK Berdasarkan di Buka Setiap Hari
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 14
Distribusi KK Berdasarkan Pencahayaan Dalam Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Pencahayaan Dalam Rumah Frequency Percent
1 Terang 46 56,8%
2 Remang-remang 32 39,5%
3 Gelap 3 3,7%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 14 diatas menunjukkan dari 81 KK yang didata bahwa rumah yang
memiliki pencahayaan terang dalam rumah sebanyak 46 (56.8%), pencahayaan remang-
remang dalam rumah sebanyak 32 (39.5%) dan pencahayan gelap dalam rumah
sebanyak 3 (3.7%).
Tabel 15
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Tetangga
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Jarak Rumah Dengan Tetangga Frequency Percent
1 Bersatu 5 6,2%
2 Dekat 76 93,8%
3 Terpisah 0 0,0%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 15 diatas menunjukkan dari 81 KK yang didata bahwa jarak rumah
bersatu dengan tetangga sebanyak 5 (6.2%), jarak rumah dekat dengan tetangga
sebanyak 76 (93.8%) dan jarak rumah terpisah dengan tetangga sebanyak 0 (0%). Hal
ini menunjukkan bahwa rumah penduduk di Dusun Kampug Tangga cukup padat.
Tabel 16
Distribusi KK Berdasarkan Halaman Di Sekitar Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 17
Distribusi KK Berdasarkan Lokasi Halaman Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020
depan, sebanyak 11 (20,7%) halaman rumah berada di samping dan sebanyak 0 (0%)
Tabel 18
Distribusi KK Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan
Dusun Kampung Tangnga 2020
B. Sumber Air
Tabel 19
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air Minum
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Sumber Air Minum Frequency Percent
1 PAM 8 9,9%
2 Sumur 68 83,9%
3 Air Mineral 5 6,2%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 19 diatas menunjukkan dari 81 KK yang didata sebagian besar
sumber air minum penduduk Dusun Kampong Tangga berasal dari sumur sebanyak 68
(83.9%) PAM sebanyak 8 (9.9%) dan air mineral sebanyak 5 (6.2%).
Tabel 20
Distribusi KK Berdasarkan Cara Mengolah Air Minum
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Cara Mengolah Air Minum Frequency Percent
1 Dimasak 74 91,4%
2 Tidak Dimasak 0 0,0%
3 Air Mineral 7 8,6%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 20 diatas menunjukkan dari 82 KK yang didata sebagian besar cara
mengolah air minum penduduk di Dusun Kampong Tangga dengan cara di masak 74
(91.4%) cara tidak dimasak sebanyak 0 (0,0%) dan menggunakan air mineral sebanyak
7 (8,6%).
Tabel 21
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air Mandi/Mencuci
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 22
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Sumber Air Dengan Septik Tank
Dusun Kampung Tangnga 2020
air dengan septik tank penduduk di Dusun Kampong Tangga sebanyak 78 (96.3%) dari
Tabel 24
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Tempat Penampungan Air
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Kondisi Tempat Penampungan Air Frequency Percent
1 Terbuka 8 9,9%
2 Tertutup 73 90,1
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 24 di atas menunjukkan bahwa dari 81 KK yang didata sebanyak 73
(90.1%) penduduk Dusun Kampung Tangnga menutup tempat penampungan airnya dan
sebanyak 8 (9.9%) penduduk tidak menutup tempat penampungan airnya
Tabel 25
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Air Dalam Penampungan
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 26
Distribusi KK Berdasarkan Ada Jentik Dalam Penampungan Air
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Ada Jentik Dalam Penampungan Air Frequency Percent
1 Ya 4 4,9%
2 Tidak 77 95,1%
Total 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 26 diatas bahwa dari 81 KK yang didata, menunjukkan bahwa
penampungan air penduduk Dusun Kampung Tangnga yang tidak memiliki jentik
sebanyak 77 (95,1%) dan yang memiliki jentik dalam penampungan air sebanyak 4
(4,9%).
C. Pembuangan Sampah
Tabel 27
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah
Dusun Kampung Tangnga 2020
dengan cara di bakar sebanyak 54 (66,7%), di buang disungai sebanyak 2 (2,5%), dan
Tabel 28
Distribusi KK Berdasarkan Penampungan Sampah Sementara
Dusun Kampung Tangnga 2020
sebanyak 81 (100%).
Tabel 29
Distribusi KK Berdasarkan Keadaan Penampungan Sampah
Dusun Kampung Tangnga 2020
Berdasarkan tabel 29 diatas bahwa dari 81 KK yang didata sebagian besar keadaan
Tabel 30
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Tempat Sampah Dengan Rumah
Dusun Kampung Tangnga 2020
Berdasarkan tabel 30 diatas bahwa dari 81 KK yang didata sebagian besar jarak tempat
sampah dengan rumah penduduk di Dusun Kampung Tangnga, dimana jarak jauh (>5 m)
tempat sampah dengan rumah sebanyak 28 (34,6%) dan jarak dekat (<5m) sebanyak 53
(65,4%).
D. Pembuangan Limbah
Tabel 31
Distribusi KK Berdasarkan Tempat BAB/BAK
Dusun Kampung Tangnga 2020
(100%) .
Tabel 32
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Jamban
Dusun Kampung Tangnga 2020
penduduk Dusun Kampung Tangga yang memiliki jamban leher angsa sebanyak 81
(100%).
Tabel 33
Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Air Limbah
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Pembuangan Air Limbah Frequency Percent
1 Resapan 10 12,3%
2 Got 47 58,0%
3 Sembarangan 24 29,7%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 33 diatas bahwa dari 81 KK yang didata sebagian besar pembuangan
air limbah penduduk di Dusun Kampung Tangnga yang memiliki tempat pembuangan di
Tabel 34
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Saluran Pembuangan
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 35
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Kandang Ternak
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Kepemilikan Kandang Ternak Frequency Percent
1 Ya 27 33,3%
2 Tidak 54 66,7%
Jumlah 81 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 35 diatas bahwa dari 81 KK yang didata sebagian besar penduduk
memiliki kandang ternak di Dusun Kampung Tangnga sebanyak 27 (33,3%) dan yang
tidak memiliki kandang ternak sebanyak 54 (66,7%).
Tabel 36
Distribusi KK Berdasarkan Letak Kandang Ternak
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 37
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 38
Distribusi KK Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 39
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Bila Sakit
Dusun Kampung Tangnga 2020
berobat ke rumah sakit sebanyak 1 (1,2%) dan klinik sebanyak 2 (2,5%). Hal ini
Tabel 40
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Sebelum Kepelayanan
Kesehatan Dusun Kampung Tangnga 2020
Kampung Tangnga sebelum ke pelayanan kesehatan mereka beli obat sendiri sebanyak
81 (100%).
Tabel 41
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
Dusun Kampung Tangnga 2020
Pemerintah dengan frekuensi 62 (76,5%) KK . Hal ini menunjukkan bahwa bantuan dari
pemerintah betul - betul dimanfaatkan dan di pergunakan dengan baik oleh penduduk
Tabel 42
Distribusi KK Berdasarkan Sarana Transportasi Kepelayanan Kesehatan
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 43
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Sarana Kesehatan
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 45
Distribusi KK Berdasarkan Pasangan Usia Subur
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 46
Distribusi KK Berdasarkan Aseptor KB
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Akeptor KB Frequency Percent
1 KB 0 0%
2 IUD 0 0%
3 Suntik 2 100%
4 Kondom 0 0%
5 Tubektomi 0 0%
Junlah 2 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 46 diatas menunjukkan bahwa dari 72 KK yang
didata, terdapat ada pasangan usia subur dan menggunakan aseptor KB suntik sebanyak
B. Ibu Hamil
Tabel 47
Distribusi KK Berdasarkan Ibu Hamil Dalam Keluarga Dusun Kampung
Tangnga 2020
Tabel 48
Distribusi KK Berdasarkan Umur Kehamilan
Dusun Kampung Tangnga 2020
Berdasarkan tabel 48 diatas dari 2 orang yang hamil, didapatkan usia kehamilan ibu
trimester I (0 – 3 bulan) sebanyak 1 (50%) dan usia trimester III (7 -9 bulan) sebanyak 1
(50%).
Tabel 49
Distribusi KK Berdasarkan kehamilan Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 50
Distribusi KK Berdasarkan Usia Ibu Hamil
Kehamilan Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 51
Distribusi KK Berdasarkan Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 52
Distribusi KK Berdasarkan Jumlah Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 53
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Tidak Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Kampung Tangnga 2020
pemeriksaan kehamilan.
Tabel 54
Distribusi KK Berdasarkan Suntik TT Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 55
Distribusi KK Berdasarkan Kelengkapan Suntik TT
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Suntik TT Frequency Percent
1 1 kali TT 1 100%
2 2 kali TT 0 0,0%
3 Jumlah 1 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 55 diatas dari 2 orang hamil, yang telah mendapkan pemnberian suntik
TT sebanyak 1 pendudduk di Dusun Kampung Tangnga dengan suntuk TT 1 kali
sebanyak 1 (100%).
C. Ibu Menyusui
Tabel 56
Distribusi KK Berdasarkan Buteki Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 57
Distribusi KK Berdasarkan Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki
Dusun Kampung Tangnga 2020
Dusun Kampung Tangnga didapatkan 7%) ibu menyusui yang menyusui anaknya.
Tabel 58
Distribusi KK Berdasarkan Lama Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki
Dusun Kampung Tangnga 2020
Berdasarkan tabel 58 diatas menunjukkan bahwa 4 buteki dari KK yang didata di Dusun
Kampung Tangnga didapatkan lama ibu menyusui anaknya 1-4 bulan sebanyak 1 (25%),
lama ibu menyusui anaknya 5-12 bulan sebanyak 1 (25%) dan lama menyusui anaknysa
Tabel 59
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Ibu Tidak Menyusui Anak Bila Ada Buteki
Dusun Kampung Tangnga 2020
D. Balita
Tabel 60
Distribusi KK Berdasarkan Ada Keluarga Yang Memiliki Balita
Dusun Kampung Tangnga 2020
Berdasarkan tabel 60 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita dari 81
Tabel 61
Distribusi KK Berdasarkan Balita Yang Dibawah Keposyandu
Dusun Kampung Tangnga 2020
Berdasarkan tabel 61 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 21 dari
Berdasarkan tabel 62 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 21 dari
81 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga, balita yang tidak di bawah ke posyandu
sebanyak 9 (100%).
Tabel 63
Distribusi KK Berdasarkan Imunisasi Balita
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 64
Distribusi KK Berdasarkan Alasan BalitaTidak Imunisasi Dusun Kampung
Tangnga 2020
81 KK yang didata di Dusun Kampung Tangnga, tidak ada balita yang tidak
Tabel 65
Distribusi KK Berdasarkan KMS Balita Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 69
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020
Berdasarkan tabel 69 diatas menunjukkan bahwa dari 68 anak usia remaja /sekolah
bahwa tingkat pendidikan anak SD sebanyak 27 (39.7%) orang, tingkat pendidikan SMP
sebanyak 20 (29.4%) orang dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 10 (14.7%) orang dan
perguruan tinggi 4 (5.9%) dan yang tidak sekolah sebanyak 7 (10.3%). Hal ini
menunjukkan bahwa usia anak – anak lebih banyak di Didusun Kampung Tangnga .
Tabel 70
Distribusi KK Berdasarkan Penyakit Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 71
Distribusi KK Berdasarkan Status Berobat Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 72
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Berobat Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 73
Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Waktu Luang Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 74
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Anak
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Kebiasaan Anak Frequency Percent
1 Merokok 0 0,0%
2 Alkohol 0 0,0%
3 Narkoba 0 0,0%
4 Bermain 29 42,6%
5. Lain-lain 39 57,4%
Jumlah 68 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 74 diatas menunjukkan bahwa dari 68 orang usia remaja / sekolah
yang berada Di Dusun Kampung Tangnga kebiasaan mereka yang bermain sebanyak 29
(142.6%) dan lain-lain sebanyak 39 (57.4). .
F. Usia Lanjut
Tabel 75
Distribusi KK Berdasarkan Adanya Usia lanjut Dirumah
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 76
Distribusi KK Berdasarkan Keluhan Penyakit
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 77
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Penyakit
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 78
Distribusi KK Berdasarkan Upaya Yang Telah Dilakukan
Dusun Kampung Tangnga 2020
Tabel 79
Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Waktu Senggang
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Kegiatan Frequency Percent
1 Berkebun / Pekerjaan Rumah 10 50,0%
2 Jalan – Jalan 2 10,0%
3 Senam 1 5,0%
4 Tidak Ada 7 35,0%
Jumlah 20 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Tabel 80
Distribusi KK Berdasarkan Posyandu Lansia
Dusun Kampung Tangnga 2020
No Posyandu Frequency Percent
1 Ada 0 0,0%
2 Tidak Ada 20 100%
Jumlah 20 100%
Sumber : Data Primer 29 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 80 diatas, hasil pendataan yang telah di lakukan tidak ada posyandu
sebanyak 20 (100%) orang di Dusun Kampung Tangnga.
BAB IV
PEMBAHASAN
hubungan kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Konsep keperawatan komunitas yang profesional
mangacu pada ilmu dan kiat keperawatan yang di tujukan pada masyarakat terumatama
kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terhadap terserangnya penyakit atau akibat proses
penuaan. Peran serta aktif masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapana asuhan
yang valid dan akurat. Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan
tahapan pada proses keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan
Evaluasi .
A. Pengkajian
2) Tipe rumah di Dusun Kampung Tangnga yiatu : semi permanen , tidak permanen dan
tidak permanen. Masing-masing keadaan lantai masih papan, semen dan tegel.
SMP namun dalam hasil pngkajian ada juga yang SMA dan Perguruan Tinggi.
4) Ekonomi: tingkat ekonomi di Dusun Kampung Tangnga masih ada yang dibawah
UMR, penghasilan yang didapat perbulan kurang dari 1 juta, sehingga belum mampu
memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan kesehatan seperti kebutuhan nutrisi dan
fasilitas kesehatan
deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi
yaitu puskesmas.
Analisa Data
N
DATA PENYEBAB MASALAH KESEHATAN
O
1 Ds: Kurangnya pengetahuan Resiko timbulnya penyakit
masyarakat dalam memelihara menular (diare, DHF, ISPA)
- Penduduk desa mengatakan banyak sampah yang dikumpulkan
lingkungan yang memenuhi
dan dibakar di pekarangan rumah.
syarat kesehatan
- Penduduk desa mengatakan banyak jendela rumah warga ditutup
siang hari karena demi keamanan rumah.
1. DO :
- Tidak memiliki jendela setiap rumah sebanyak 9 (11,1%)
- Tidak memiliki jendela setiap kamar sebanyak 13 (16,0%)
- Jendela rumah yang tidak di buka setiap hari sebanyak 26
(32,1%)
- Pencahayaan remang-remang dalam rumah sebanyak 32
(39,5%) dan pencahayan gelap dalam rumah sebanyak 3 (3,7%)
- 2 (22,2%) halaman rumah dimanfaatkan sebagai kandang
ternak, kolam sebanyak 1 (11,1%) dan kebun sebanyak 6
(66,7%)
- pengelolaan air minum dengan cara dimasak sebanyak 74
(91,4%) dan air mieral sebanyak 7 (91,4%).
- penampungan air yang tidak ditutup sebanyak 8 (9,9%)
- Kondisi air dalam penammpungan air yang berwarna sebanyak
1 (1,2%) dan berbauh 1 (1,2%).
- Ada jentik dalam penampungan air sebanyak 4 (4,9%).
- Sampah dibakar sebanyak 54 (66,7%)
- Panampungan sampah terbuka sebanyak 78 (96,3%)
- Jarak pembuangan sampah dari rumah (<5m) sebanyak 53
(65,4%).
2 DS : Kurangnya pengetahuan Resiko terjadinya peningkatan
- Penduduk Dusun Kampung Tangnga mengatakan bahwa tidak ada masyarakat dalam memilihara angka kesakitan pada lansia
posyandu lansia kesehatan lansia.
- Lansia mengatakan tidak tahu bagaimana menjaga kesehatan dan
cara menangani penyakit seperti : hipertensi, rematik, dan TBC
DO :
- Jumlah lansia 8 orang
- Lansia yang mengalami keluhan penyakit:
Rheumatik / Arthritis 1 (20%)
Hipertensi 1 (20%)
Kencing Manis 1 (20%)
Penyakit Kulit 2 (40,0%)
Upaya lansia untuk mengobati penyakit : medis 5 (100%)
Tidak adanya posyandu lansia.
KETERANGAN PEMBBOTAN
A = Resiko Terjadi G = Tempat
1 = Sangat Rendah
B = Risiko Parah H = Waktu
2 = Rendah
C = Potensi Untuk Pendidikan Kesehatan I = Dana
3 = Cukup
D = Minat Masyarakat J = Fasilitas Kesehatan
4 = Tinggi
E = Mungkin Diatasi K = Sumber Daya
5 = Sangat Tinggi
F = Sesuai Dengan Program Pemerintah
C. RENCANA KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
NO DX TUM & TUK STRA RENCANA EVALUASI SASARAN TEMPAT PJ
KEP TEGI KEGIATAN
Kriteria Standar
1 DX I Setelah dilakukan K.I.E a. Berikan penyuluhan Verbal a. Jenis sampah. Warga Pekarangan
tindakan tentang dampak b. Dampak Masyarakat rumah
keperawatan selama pembuangan sampah pembuangan Dusun masyarakat,
1 X pertemuan yang tidak sehat dan yangkurang sehat. Kampung
diharapkan pengolahan sampah c. Pengelolaan Tangnga
masyarakat mampu : yang benar. sampah yang benar.
a. Mengidentifikasi b. Diskusikan dengan
jenis sampah warga tentang
b. Memisahkan dampak yang
sampah kering ditimbulkan bila
dan basah sampah berserakan.
c. Membuang c. Diskusikan cara
sampah sesuai pengleloaan sampah
dengan jenis dan yang sehat.
tempat yang d. Melakukan kerja
sehat bakti massal
d. Memilihara bersama dengan
lingkungan yang seluruh warga.
sehat e. Berikan
reinforcement
terhadap
kemampuan warga
mengelola sampah
yang benar.
2 II Setelah di lakukan K.I.E a. Berikan penyuluhan Verbal a. Proses terjadinya Lansia
tindakan tentang terjadinya manua.
keperawatan proses manua dan b. TBC
sebanyak 1 kali TBC
kegiatan di harapkan
masyarakat mampu
memberikan
perawatan pada
lansia
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aeng Towa Kec. Galesong Utara Kab. Takalar menunjukan bahwa terdapat beberapa
masalah yaitu dalam pengolahan sampahnya masih banyak yang dibakar dan masih
banyak masyarakat yang menutup jendela, tidak adanya posyandu lansia dan masih ada
persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan
batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga, misalnya
didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak
balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
melakukan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Masyarakat
2. Bagi Pemerintah
Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk mencegah
3. Bagi Mahasiswa
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat Dusun Kampung Tangnga Kec. Galesong Utara Kab.
Takalar
Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam penerapanya pada
proses pendidikan.
Lampiran
DOKUMENTASI