Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI

PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) KOMUNITAS


DUSUN AENG TOWA DESA AENG TOWA KECAMATAN GALESONG
UTARA KABUPATEN TAKALAR

12 – 18 AGUSTUS 2020

KELOMPOK III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK

2019/2020

Stikes Gunung Sari Makassar


LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI
PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) KOMUNITAS
DI DUSUN AENG TOWA DESA AENG TOWA KECAMATAN GALESONG
UTARA KABUPATEN TAKALAR

12 – 18 AGUSTUS 2020

KELOMPOK III

Riskawati Nim : 19193088


Ahmad Nim : 19193018
Rina Astutui Nim : 19193051
Ahmad Nim : 19193086

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK
2019/2020

Stikes Gunung Sari Makassar


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah pencurah kasih sayang tiada batas kepada yang

dikehendaki-Nya. Allah telah mencurahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan komunitas yang berjudul “ Pelayanan Dan

Asuhan Keperawatan (Askep) Komunitas Di Dusun Aeng Towa Kecamatan

Galesong Utara Kabupaten Takalar” dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW sebagai pemberi syafaat dan pembawa kabar gembira.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang bersangkutan

dalam menyelesaikan laporan ini. Dimana Makalah ini penulis menajukan laporan ini

untuk memenuhi tugas stase komunitas. Penulis telah berusaha sangat maksimal untuk

memberikan yang terbaik, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima kritik

dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam usaha menyelesaikan penulisan laporan ini tentu telah melibatkan banyak

pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan konstitusi yang

positif demi terwujudnya sebuah karya yang baik. Semoga semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan laporan ini mendapatkan sebaik-baik pahala dari Allah SWT.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis berharap semoga laporan ini dapat

memberikan tambahan wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada

khususnya sehingga diharapkan dapat dijadikan pedoman dan dapat dijadikan referensi.

Takalar, 14 Agustus 2020

Penulis

Kelompok III

Stikes Gunung Sari Makassar


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala

bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang

dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,

maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan

dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat

pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,

sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut

dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota

masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya

UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban

untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,

keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan

mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.

Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran,

antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi

kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan

Stikes Gunung Sari Makassar


menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya

meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan kelompok di tatanan

pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakan konsep kesehatan dan

keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat

profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan

kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi Profesi NersStikes

Gunung Sari Makassar Angkatan X melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan

Komunitas Di Dusun Aeng Towa Desa Aeng Towa Kecamatan Galesong Utara

Kabupaten Takalar Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

Dipilihnya daerah dusun kampung Tangnga sebagai tempat keperawatan

komunitas karena merupakan salah satu bentuk aplikatif mata ajaran Asuhan

Keperawatan Komunitas pada Program Profesi Ners Stikes Gunung Sari Makassar

disamping itu pula untuk melihat secara nyata pola perilaku kebiasaan hidup sehat pada

msyarakat, dengan tujuan untuk merubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan

tentang pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi tahu, dan juga memberikan

pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan-penyuluhan atau

mempraktikkan secara langsung  bagaimana cara mengatasi penyakit yang berhubungan

dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat, penyakit infeksi yang dapat

membahayakan kesehatan masyarakat sendiri.

Stikes Gunung Sari Makassar


B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah

diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan

Keperawatan Komunitas Di Dusun Aeng Towa Desa Aeng Towa Kecamatan

Galesong Utara Kabupaten Takalar.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat Di Dusun

Aeng Towa Desa Aeng Towa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

b. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat Di Dusun Aeng

Towa Desa Aeng Towa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat Di

Dusun Aeng Towa Desa Aeng Towa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten

Takalar.

d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada Di Dusun Aeng Towa

Desa Aeng Towa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Dusun

Aeng Towa Desa Aeng Towa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Dusun

Aeng Towa Desa Aeng Towa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

2. Waktu

Stikes Gunung Sari Makassar


Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di Dusun Aeng Towa Desa Aeng

Towa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar dimulai pada tanggal 12 –

18 Agustus 2020.

3. Tempat Praktik

Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan di Dusun Aeng Towa Desa Aeng

Towa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

Stikes Gunung Sari Makassar


BAB II

LANDASAN TEORI

Keperawatan Komunitas

A. Pengertian Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan

praktikan kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta

memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas

adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia

lanjut,penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang

termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok

khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah

kesehatan atau perawatan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015). Keperawatan

Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada

masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya

pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan

yang dibutuhKan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan

Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan

kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh,

daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,

balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017). Proses

keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat

alamiah, sistematis,dinamis, kontiniu dan berkesinambungan dalam rangka

Stikes Gunung Sari Makassar


memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat

melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010). Menurut American Nurses Association

(ANA, 1973), Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah suatu \sintesa dari

praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini

bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada

kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/

kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan

tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan

perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat

untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri

dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas

sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,

mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan

pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri

menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

B. Paradigma Keperawatan Komunitas

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok,

yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins,

1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi

individu, keluarga dan masyarakat.

Stikes Gunung Sari Makassar


a. Individu Sebagai Klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek

biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai

klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup

kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan

fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju

kemandirian pasien/klien.

b. Keluarga Sebagai Klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat

secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri

atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya

mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan

fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan

aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan

salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu:

1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga

yang menyangkut kehidupan masyarakat.

2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

memperbaiki atau pun mengabaikan masalah kesehatan didalam

kelompoknya sendiri.

3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang

diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh

anggota keluarga tersebut.

Stikes Gunung Sari Makassar


c. Masyarakat Sebagai Klien

Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh

adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas

yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan

komunitas didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan

fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah

kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada

empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan

fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang

berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan

perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit

kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada

pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma.

Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan

yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang

sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada

individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai

masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative

dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat

kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan

professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk

Stikes Gunung Sari Makassar


pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang

ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun

sakit mencakup siklus hidup manusia.

C.Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi : upaya upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif) dan mengemblikan

serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan

asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya

preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan

resosialitatif.

D.Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka

dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik

keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan

komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh

lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas

dan membrikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan

kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada

paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia,

Stikes Gunung Sari Makassar


kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai

berikut:

a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur

dan

manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan

kemanusiaan

untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia

yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.

c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat

diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.

d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitatif.

e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung

secara berkesinambungan.

f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai providerdan klien sebagai

consumerpelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang

saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan

pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.

g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan

secara berkesinambungan dan terus-menerus.

h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya,

iaharus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam

pelayanan kesehatan mereka sendiri..

Stikes Gunung Sari Makassar


C. Filosofi Keperawatan Komunitas

Menurut Helvie (1991) keperawatan komunitas memiliki filosofi sebagai

berikut:

a. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang

b. Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan

c. Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membantu

meningkatkan kesehatannya

d. Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat bagi

dirinya

e. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas yang

berbeda pada waktu yang berbeda

f. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada latar

belakang budaya, agama dan sosial klien

g. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang berbeda

pada waktu yang berbeda

h. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan rangsang

internal dan eksternal

i. Klien dimotivasi menuju pertumbuhan

j. Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan lingkungannya

k. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu yang

berbeda

F. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

1.Tujuan Umum

Stikes Gunung Sari Makassar


Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai

derajat kesehaan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai

dengan kapasitas yang mereka miliki. Tujuan proses keperawatan dalam

komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat

melalui upaya-upaya sebagai berikut :

a.Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.

b.Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general

community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan

masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

2.Tujuan Khusus

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,

danmasyarakat mempunyai kemampuan untuk :

a.Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami

b.Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

c.Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan atau

keperawatan

d.Menanggulangi masalah kesehatan atau keperawatan yang mereka hadapi

e.Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang

akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara

mandiri (self care).

f.Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan atau

keperawatan.

Stikes Gunung Sari Makassar


g.Mendorong dan menigkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan

kesehatan atau keperawatan

h.Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri.

i.Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.

3.Fungsi Keperawatan Komunitas

a.Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi

kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien

melalui asuhan keperawatan.

b.Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya dibidang kesehatan.

c.Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,

komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.

d.Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan

pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses

penyembuhan (Mubarak, 2006).

E.Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,

keluarga,kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai

masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari:

a. Individu

individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari

aspek biologi,

Stikes Gunung Sari Makassar


psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,

pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan

biologi, so!ial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan

mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju

kemandirian pasien&klien.

 b.Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat selara

terus menerus

dan terjadi interaksi satu sama lain baik selara perorangan maupun secara

bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara

keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup

kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada hirarki Kebutuhan dasar

Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan

mencintai, harga diri dan aktualisasi diri(Riyadi,2007)

c.Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis

kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat

rawan terhadap

masalah kesehatan. yang termasuk kelompok khusus adalah:

1).Kelompok khusus dengan kebtuhan khusus sebagai akibat

perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:

 Ibu hamil

 Bayi baru lahir 

Stikes Gunung Sari Makassar


 Balita

 Anak usia sekolah

 lansia

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan

dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

 penderita penyakit menular, seperti TBC lepra,AIDS penyakit

kelamin lainnya.

 Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit

diabetes mellitus, jantung koroner,cacat fisik, gangguan

mental dan lain sebagainya.

3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, yaitu:

 wanita tunasusila

 Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

 Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain

4) lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

 panti werdha

 panti asuhan

 pusat-pusat rehabilitasi

 penitipan balita

d. masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama

cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan

menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas

yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok

Stikes Gunung Sari Makassar


individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama

untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat

akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan

sosial,kebudayaan,perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan

dalam praktek keperawatan. sebagai sasaran praktek keperawatan klien

dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat(Riyadi,

2007).

1) individu sebagai klien

individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh

dari aspek  biologi, psikologi, sosial dan spiritual. peran perawat pada

individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya

mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena

adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,

kurang kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi, 2007).

2) Keluarga sebagai klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat

secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya

sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam

fungsinya mempengaruhi dalam lingkup kebutuhan dasar manusia

dapat dilihat pada hirarki Kebutuhan dasar Maslow yaitu kebutuhan

fisiologis, rasa aman dan nyaman,dicintai dan mencintai, harga diri

dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

Stikes Gunung Sari Makassar


3) Masyarakat sebagai klien

Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat

istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu

indentitas bersam (Riyadi, 2007).

F. Strategi Keperawatan Komunitas

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan

dalamkeperawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

a. Pendidikan kesehatan (Health Promotion) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan

pendidikan yang dilakukan dengan Cara menyebarkan pesan, menanamkan

keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga

mau dan bisa melakukan suatu anjuranyang ada hubungannya dengan kesehatan

(Elisabeth, 2007).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang

berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,dimana

individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup

sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan didalam

bidang kesehatan (Mubarak, 2005).

b. Proses kelompok (Group Process)

Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat

sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya,yaitu:

individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam

melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan statuskesehatan

masyarakat dapat menggunaan alternatif model pengorganisasian

Stikes Gunung Sari Makassar


masyarakat,yaitu: perencanaan sosial, asi sosial atau pengembanganmasyarakat

(Elisabeth, 2007).

c. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)

Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau

lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau

memberikan manfaat partisipasi klien & masyarakat

dikonseptualisasikan.sebagai peningkatan ini setiap ti" diri terhadap segala

kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan

kesejahteraan (Elisabeth, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat

digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada.

Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam

mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan

untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth,

2007).

d. Pemberdayaan ( Empowerment )

pemberdayaan dapat dimaknai se!ara sederhana sebagai proses pemberian

kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi trans"ormati" kepada

masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru,

dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru

(Elisabeth,2007).perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau

pemberdayaan kepada masyarakat agar mun!ul partisipasi aktif masyarakat.

Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk

Stikes Gunung Sari Makassar


meningkatkan kapasitas kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth,

2007).

G. Prinsip Keperawatan Komunitas

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa

prinsip, yaitu:

a. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang

besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada

keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

b. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat

berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral

(Riyadi, 2007).

c. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,

klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik

mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

d. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas

dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau

tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,

2005).

e. Otonomi

Stikes Gunung Sari Makassar


Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan

beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang

ada (Mubarak, 2005).

H. Peran Perawat Komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat

diantaranya adalah:

a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan

yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan

keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir

dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan

perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang

optimal. Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan

mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun

hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan

seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam

fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi

pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat

Stikes Gunung Sari Makassar


tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat

menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil

yang telah didapat (Mubarak, 2005).

c. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik

dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan

dicontoh oleh masyarakat.

d. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat

komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya

melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien

adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya

peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien

terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005). Tugas perawat

sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan

keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi

pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk

mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan

melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan

dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan

(Mubarak, 2005).

e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Stikes Gunung Sari Makassar


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai

kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan

beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

f. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara

bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli

radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses

penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses

pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.

Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang

akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani

perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.  Perencanaan ini

dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi

kesehatan.

h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring  terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-

masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap

status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi

dan pengumpulan data.

i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Stikes Gunung Sari Makassar


Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan

dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien.

Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima

pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).

j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and

Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif

merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya

atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan

adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan

kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali

kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan

peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,

membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien

melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care

Provider And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada

masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.

I. Kondisi Kesehatan

Menurut WHO (1947), sehat  dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang

sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari

penyakit atau kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik

Stikes Gunung Sari Makassar


berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan

Mandle. 1994):

1) Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2) Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

3)  Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan

yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan

mengoptimalkan potensi masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja

masyarakat , difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan

wilayah.

Kebijakan Dan Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pedoman Pembangunan

Perdesaan Sehat (PeraturanMenteri PDT No 1tahun 2013) adalah Kebijakan

Serta Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan

Kesehatan Nasional di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik

melalui pendekatan Pembangunan Berwawasan Kesehatan Berbasis Perdesaan.

Dengan

J. Penyakit yang Sering Muncul di Komunitas

1) Alergi Kulit (radang kulit)

Penyebab dari alargi kulit adalah : kosmetik, detergen, sabun mandi,

perhiasan imitasi, kain yang kasar, pakaian pelembab dan makanan

tertentu dan gejalanya yaitu : kulit timbul bercak-bercak merah dan

terasa gatal.

2) Amandel

Stikes Gunung Sari Makassar


Pembengkakan pada kelenjar limfe yang berada di dinding belakang

tenggorokan, gejalanya meliputi : sakit pada daerah tenggorokan pada

waktu menelan makanan, demam, menggigil, bengkak, dan timbul

bengkak dan bercak merah pada kedua belah sisi di belakang

tenggorokan

3) Anemia

Gejala dari penyakit anaemia yaitu : kulit, bibir, lidah, kuku dan kelopak

dalam mata pucat, mudah lelah, lesu, pusing, mudah pingsan, sesak nafas

terutama setelah berolahraga dan denyut jantung cepat dan penyebabnya

adalah kurang zat besi dan vitamin B12, kehilangan darah sewaktu

melahirkan dan faktor keturunan.

4) Asam Urat

Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan

berulang dari arkritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan

kristal monosodium urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat

tingginya kadar asam urat didalam darah (hiperurikemia)

Gejala : nyeri sendi secara mendadak, biasanya di malam hari

kemerahan, bengkok pada sendi yang terkena asam urat

Penyebab : kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan

penumpukan kristal asam urat didalam sendi 

5) Asma

Merupakan gangguan kesehatan yang muncul akibat terjadinya

penyempitan saluran nafas karena hiperaktifitas terhadap rangsangan

Stikes Gunung Sari Makassar


tertentu yang menyebabkan peradangan. Penyempitan ini bersifat

sementara.

Gejala : mengi (bunyi saat nafas), pilek/bersin-bersin, batuk disertai rasa

gatal di tenggorokan, sesak nafas, berkeringat dan denyut nadi

meningkat.

Penyebab: radang di tenggorokan akibat debu, bahan makanan yang

menimbulkan iritasi seperti pedas, asam, manis, asin, dingin, bergetah

dan panas, udara kotor, bulu dan kotoran dari hewan peliharaan (kucing,

anjing, unggas, dll.) 

6) Batuk

Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya benda

asing selain udara yang masuk. Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal.

Adanya dahak di saluran pernafasan.

Penyebab : penyempitan saluran pernafasan, produksi dahak yang

berlebihan disaluran tenggorokan karena infeksi atau masuknya benda

asing seperti debu, asap atau cairan makanan secara tidak sengaja.

7) Diare

Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air

besar lebih dari 3 kali sehari. Gejala  :  frekuensi buang air besar lebih

dari 3 kali sehari, kotoran encer dan banyak air, sakit atau kejang perut

disertai demam

Penyebab : alergi pada makanan, keracunan makanan atau minuman,

infeksi pada usus, rasa cemas atau stress berlebihan.

8) Maag/Asam Lambung Tinggi/ Perut Sering Kembung

Stikes Gunung Sari Makassar


Dispensia (maag) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian

atas atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh

atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut.

Gejala : rasa mual, melilit, keluar cairan asam, berat badan menurun.

Penyebab : merokok, minum alkohol, stress, sering menunda makan

pada saat jam makan, kurang makan sayur dan buah serta kurang minum

air putih.

Stikes Gunung Sari Makassar


BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Data Demografi

Pendataan ini dilakukan di Dusun Aeng Towa selama 7 hari dari tanggal 12 –

18 Agustus 2020 yang dilakukan oleh mahasiswa program Profesi Ners Stikes

Guung Sari Makassar sebanyak 4 orang. Dusun Aeng Towa termasuk dalam

wilayah Desa Aeng Towa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar yang

terdiri dari 4 dusun, yaitu : dusun kampung Tangga, dusun Aeng towa, dusun

Pa’batangan, dusun Sagge Bongga.

Dusun Aeng Towa terdiri dari 228 kk, dan jumlah jiwa secara keseluruhan di
dusun Aeng Towa adalah sekitar 1059 jiwa dan pada saat pendataan kelompok
mendata 76 KK dengan jumlah  jiwa 225 yang terdiri dari 25 anak usia bayi-balita,  30
orang usia 5-11 tahun, 32 orang usia 12-16 tahun, 30 orang usia 17-25 tahun, 30 orang
usia 26-35 tahun,40 orang usia 36-45 tahun,23 orang usia 46-55,12 orang usia 56-65
tahun,dan 4 orang usia >manula. Hal ini terjadi karena pada saat pendataan ada keluarga
yang tidak berada ditempat.
No Umur Frequency Percent
1 0-5 Tahun (Balita) 25 11%
2 5 – 11 Tahun (Anak – Anak) 30 13,5%
3 12 – 16 Tahun (Remaja Awal) 32 14,2%
4 17 – 25 Tahun (Remaja Akhir) 30 13,2%
5 26 -35 Tahun (Dewasa Awal) 30 13,2%
6 36 – 45 Tahun (Dewasa Akhir) 40 17,7%
7 46 -55 Tahun (Lansia Awal) 23 10,2%
8 56 – 65 Tahun (Lansia Akhir) 12 5,3%
7 > 65 Tahun (Manula) 4 1,7%
Jumlah 225 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2010
B. Persiapan Dan Pelaksanaan

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal, maka

melalui  Praktek Keperawatan Komunitas  Mahasiswa Program Profesi Ners Stikes

Gunung Sari Makassar di dusun Aeng Towa yang didalamnya dilakukan pendekatan

Stikes Gunung Sari Makassar


keperawatan komunitas yang didalamnya dilakukan pendekatan keperawatan

keluarga sebagai dasar dalam pemberian pelayanan kesehatan utama pada

masyarakat.

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan Dusun Aeng Towa

Desa Aeng Towa terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi survey wilayah

binaan, pengkajian awal (pengumpulan dan pengolahan data), dan penyukuhan yang

melibakan kepala dusun, kepala desa, dan beberapa masyarakat. Kegiatan

keperawatan komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan

pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan kemasyarakatan dan persiapan tekhnis

sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari  pengkajian, perencanaan, implementasi,

evaluasi.

1. Persiapan

a. Persiapan Kemasyarakatan

Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan

kepala Desa Aeng Towa, serta identifikasi beberapa tokoh masyarakat di

dusun Aeng Towa yang dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2020. Setelah

mengidentifikasi tokoh masyarakat, pada tanggal 13 Agustus 2020 kelompok

mahasiswa melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya

dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang tujuan dan melakukan

pendataan Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa  Program Profesi

Ners Stikes Gunung Sari Makassar di Dusun Aeng Towa Desa Aeng Towa,

Kec. Galesong utara Kab, Takalar.

b. Persiapan Teknis

Stikes Gunung Sari Makassar


Persiapan tehnis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi

mengorganisir anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan

pembagian tugas, mempersiapkan format pengkajian, serta

mengidentifikasi  wilayah Lingkungan dusun Aeng Towa Desa Aeng Towa

Kec. Galesong Utara Kab. Takalar.

2. Pelaksanaan

Tahap perlaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, &

evaluasi.

a. Pengkajian

1) Pengumpulan data

Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :

a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-

masing rumah penduduk, wawancara langsung kepada pihak

keluarga, pemeriksaan fisik bagi anggota keluarga yang sedang sakit,

serta observasi kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan

pengumpulan data ini dilakukan tanggal, 13 - 14 Agustus 2020 (pagi

- sore).

b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah

dilakukan, yaitu tanggal 15 Agustus 2020.

2) Hasil Tabulasi Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan ditabulasi

dalam bentuk tabel.

Stikes Gunung Sari Makassar


Adapun hasil tabulasi disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut  :

I. Data Demografi

Tabel 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Dusun Aeng Towa 2020
No Umur Frequency Percent
1 0-5 Tahun (Balita) 25 11%
2 5 – 11 Tahun (Anak – Anak) 30 13,5%
3 12 – 16 Tahun (Remaja Awal) 32 14,2%
4 17 – 25 Tahun (Remaja Akhir) 30 13,2%
5 26 -35 Tahun (Dewasa Awal) 30 13,2%
6 36 – 45 Tahun (Dewasa Akhir) 40 17,7%
7 46 -55 Tahun (Lansia Awal) 23 10,2%
8 56 – 65 Tahun (Lansia Akhir) 12 5,3%
7 > 65 Tahun (Manula) 4 1,7%
Jumlah 225 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 1 diatas bahwa kelompok usia terbanyak adalah kelompok
usia 36-45 tahun (Dewasa akhir) yaitu 40 orang (17,7%) dan kelompok usia
paling sedikit adalah kelompok usia > 65 tahun (Manula) dari 76 kk yang di
data. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Dusun Aeng Towa
adalah usia produktif.

Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Dusu Aeng Towa 2020

No Jenis kelamin Frequency Percent


1 Laki-laki 119 52,8%
2 Perempuan 106 47,2%
Jumlah 225 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


Berdasarkan tabel 2 di atas, penduduk terbanyak adalah laki-laki yaitu 119
orang (52,8%) dari 76 kk yang di data. Hal ini menunjukkan bahwa
penduduk di wilayah Dusun Kampung Tangnga begitu padat dimana yang
terbanyak perempuan.

Tabel 3
Distribusi KK Berdasarkan Agama
Dusun Aeng Towa 2020
No Agama Frequency
1 Islam 225 100%
2 Kristen 0 0%
Jumlah 225 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 3 diatas bahwa dari 76 kk penduduk di wilayah Dusun


Aeng Towa yang didata semua beragama islam yaitu 225 orang (100%).

Tabel 4
Distribusi KK Berdasarkan Pendidikan
Dusun Aeng Towa 2020

No Tingkat pendidikan Frequency Percent


1 Tidak sekolah 46 20,4%
2 TK 0 0%
3 SD 91 40,4%
4 SLTP 50 22,2%
5 SMA 32 14,2%
6 SARJANA 6 2,8%
Jumlah 225 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan dari 225 orang yang di data dari 76 KK
tingkat pendidikan terbanyak adalah SD yaitu sebanyak 91 orang (40,4%) , sedangkan
penduduk yang memiliki pendidikan tinggi  menempati jumlah yang terkecil yaitu 6
orang (2,8%). Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan penduduk dalam menerima
informasi yang akan mempegaruhi perubahan perilaku yang berkaitan dengan
kesehatan.

Tabel 5
Distribusi KK Berdasarkan pekerjaan
Dusun Aeng Towa 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


No Pekerjaan Frequency Percent
1 PNS 0 0%
2 Petani 1 0,4%
3 IRT 56 24,8%
4 Swasta 24 10,8%
5 Tidak bekerja 41 18,2%
6 Nelayan 34 15,2%
7 BHL (Buruh Harian Lepas) 14 6,2%
8 Pelajar 55 24,4%
Jumlah 225 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dari 225 orang dari 76 KK yang
didata sebagian besar penduduk di Dusun Aeng Towa adalah pelajar dan tidak ada
yang bekerja sebagai PNS. Hal ini sangat mempengaruhi sumber pendapatan para
penduduk aeng towa.

Tabel 6
Distribusi KK Berdasarkan Keadaan Fisik
Dusun Aeng Towa 2020

No Keadaan Sakit Frequency Percent


1 Sehat 200 88,8%
2 Sakit 25 11,2 %
Jumlah 225 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa dari 225 orang dari 76 KK yang
didata, 200 orang (88,8%) penduduk Dusun Kampung Tangnga sehat dan
sebanyak 22 orang (11,2%) yang sakit.

Tabel 7
Distribusi KK Berdasarkan Data Ekonomi
Dusun Aeng Towa 2020

No Data Ekonomi Frequency Percent


1 Penghasilan <1.ooo.ooo 40 52,6%
2 Penghasilan <1.ooo.ooo – 3.000.000 30 39,5%
3 Penghasilan >3.000.000 6 7,9%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan bahwa dari warga 225 dan 76 KK yang
didata,sebanyak 40 orang (52,6%) rata –rata penghasilan penduduk di Dusun
aeng towa yaitu <1.ooo.ooo

11. Lingkungan Fisik


A. Perumahaan
Tabel 8
Distribusi KK Berdasarkan Status kepemilikan
Dusun Aeng Towa 2020

No Status kepemilikan Frequency Percent


1 Sewa 0 0%
2 Numpang 10 13,2%
3 Milik sendiri 66 86,8%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa dari warga 225 dan 76 kk yang
didata, sebagian besar penduduk Dusun aeng towa memiliki rumah sendiri
sebanyak 66 orang (86,8%) sedangkan yang lainnya numpang dan tinggal
serumah dengan KK yang lain sebanyak 10 (13,2%) dan tidak ada yang
mengontrak 0 (0%).

Tabel 9
Distribusi KK Berdasarkan Tipe Rumah
Dusun Aeng Towa 2020

No Tipe Rumah Frequency Percent


1 Permanen 40 52,6%
2 Semi permanen 20 26,4%
3 Tidak permanen 16 21%
Jumlah 76 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan bahwa dari warga 225 dan dan 76 KK
yang diadata sebagian besar Kepala Keluarga di Dusun aeng towa memiliki
Rumah permanen sebanyak 40 (52,6%) KK dan semi pemanen 20 (26,4) KK
dan tidak permanen sebanyak 6 (21%)

Tabel 10

Stikes Gunung Sari Makassar


Distribusi KK Berdasarkan Lantai
Dusun Aeng Towa 2020

No Lantai Frequency Percent


1 Tanah 0 0%
2 Papan 16 21%
3 Tegel 50 65,8%
4 Semen 10 13,2%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan bahwa warga dari 225 dan 76 KK yang
diadata sebagian besar memiliki lantai tegel 50 ( 65,8%) ,papan 16 (21%) dan semen 10
(13,2%) di Dusun aeng towa.
Tabel 11
Distribusi KK Berdasarkan Jendela Setiap Kamar
Dusun Aeng Towa 2020

No Jendela Setiap Kamar Frequency Percent


1 Ya 60 84,6%
2 Tidak 11 15,4%
Jumlah 71 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 11 diatas menunjukkan dari 225 warga dan 71 KK yang didata bahwa
rumah yang memiliki jendela setiap kamar sebanyak 60 (84,6%) dan rumah yang tidak
memiliki jendela setiap kamar sebanyak 11 (15,4%). Hal ini menunjukkan bahwa masih
banyak rumah penduduk di Dusung aeng towa yang belum memenuhi syarat rumah
sehat.

Tabel 12
Distribusi KK Berdasarkan Jendela Setiap Rumah
Dusun Aeng Towa 2020

No Apakah di buka setiap hari Frequency Percent


1 Ya 59 83%
2 Tidak 12 17%
Jumlah 71 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 12 diatas menunjukkan dari 225 dan 71 KK yang didata bahwa
rumah yang memiliki jendela setiap rumah sebanyak 59 (83%) dan rumah yang tidak

Stikes Gunung Sari Makassar


memiliki jendela setiap rumah sebanyak 12 (17%). Hal ini menunjukkan bahwa banyak
rumah penduduk di Dusung aeng towa yang memenuhi syarat rumah sehat.

Tabel 13
Distribusi KK Berdasarkan di Buka Setiap Hari
Dusun Aeng Towa 2020

No Apakah di buka setiap hari Frequency Percent


1 Ya 67 94,4%
2 Tidak 4 5,6%
Jumlah 71 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 13 diatas menunjukkan dari 225 warga dan 76 KK yang didata
bahwa rumah yang memiliki jendela setiap hari di buka sebanyak 67 (94,4%) dan
jendela rumah yang tidak di buka setiap hari sebanyak 4 (5,6%). Hal ini menunjukkan
bahwa perilaku hidup sehat penduduk di Dusung aeng towa masih kurang baik.

Tabel 14
Distribusi KK Berdasarkan Pencahayaan Dalam Rumah
Dusun Aeng Towa 2020

No Pencahayaan Dalam Rumah Frequency Percent


1 Terang 30 42,3%
2 Remang-remang 30 42,3%
3 Gelap 11 15,4%
Jumlah 71 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 14 diatas menunjukkan dari warga 225 dan 71 rumah dari 63 KK
yang didata bahwa rumah yang memiliki pencahayaan terang dalam rumah sebanyak 30
(42,3%), pencahayaan remang-remang dalam rumah sebanyak 30 (42,3%) dan
pencahayan gelap dalam rumah sebanyak 11 (15,4%). Hal ini menunjukkan bahwa
perilaku hidup sehat penduduk di Dusung aeng towa masih cukup kurang.

Tabel 15
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Tetangga
Dusun Aeng Towa 2020

No Jarak Rumah Dengan Tetangga Frequency Percent


1 Bersatu 11 15,5%
2 Dekat 40 56,3%

Stikes Gunung Sari Makassar


3 Terpisah 20 28,2%
Jumlah 71 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 15 diatas menunjukkan dari warga 225 dan 71 rumah dari 76 KK
yang didata bahwa jarak rumah bersatu dengan tetangga sebanyak 11 (15,5%), jarak
rumah dekat dengan tetangga sebanyak 40 (56,3%) dan jarak rumah terpisah dengan
tetangga sebanyak 20 (28,2%). Hal ini menunjukkan bahwa rumah penduduk di Dusun
aeng towa cukup padat.

Tabel 16
Distribusi KK Berdasarkan Halaman Di Sekitar Rumah
Dusun Aeng Towa 2020

No Halaman Di Sekitar Rumah Frequency Percent


1 Ada 54 76%
2 Tidak 17 24%
Jumlah 71 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 16 diatas menunjukkan dari 225 warga dan 71 rumah dari 76 KK
yang didata bahwa ada halaman di sekitar rumah sebanyak 54 (76%), tidak ada halaman
di sekitar rumah sebanyak 17 (24%).

Tabel 17
Distribusi KK Berdasarkan Lokasi Halaman Rumah
Dusun Aeng Towa 2020

No Lokasi Halaman Frequency Percent


1 Di Depan 28 53,8%
2 Di Samping 10 19,2%
3 Di Belakang 14 27%
Jumlah 52 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 17 diatas menunjukkan dari 225 warga dan 52 rumah dari 76 KK
yang di data dan memiliki halaman rumah sebanyak 52 rumah, sebanyak 28
(53,8)halaman rumah berada di depan ,sebanyak 10 (19,5%) halaman rumah berada di
samping dan sebanyak 14 (27%) halaman rumah berada di belakang

Tabel 18
Distribusi KK Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan
Dusun Aeng Towa 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


No Pemanfaatan Pekarangan Frequency Percent
1 Kebun 7 77,8%
2 Kolam 0 0%
3 Kandang 2 22,2%
Jumlah 9 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 18 diatas menunjukkan dari 225 warga dan 9 rumah dari 76 KK yang
di data dan memiliki pekarangan kebun sebanyak 7 (77,8) dan kandang ternak sebanyak
2 (22,2%)
B. Sumber Air
Tabel 19
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air Minum
Dusun Aeng Towa 2020
No Sumber Air Minum Frequency Percent
1 PAM 33 43,4%
2 Sumur 25 32,9%
3 Air Mineral 18 23,7%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 19 diatas menunjukkan dari 225 dan 76 rumah dari 76 KK yang
didata sebagian besar sumber air minum penduduk Dusun Aeng Towa berasal dari
PAM sebanyak 33(43,4%), sumur Bor sebanyak 25 (32,9%) dan sumber air minum
mineral sebanyak 18 (23,7%).

Tabel 20
Distribusi KK Berdasarkan Cara Mengolah Air Minum
Dusun Aeng Towa 2020

No Cara Mengolah Air Minum Frequency Percent


1 Dimasak 60 79%
2 Tidak Dimasak 16 21%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 20 diatas menunjukkan dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK
yang didata sebagian besar cara mengolah air minum penduduk di Dusun Aeng Towa
dengan cara di masak 60 (79%) dan cara tidak dimasak sebanyak 16 (21%).

Tabel 21

Stikes Gunung Sari Makassar


Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air Mandi/Mencuci
Dusun Aeng Towa 2020

No Sumber Air Mandi/Mencuci Frequency Percent


1 PAM 22 29%
2 Sumur 54 71%
3 Sungai 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 21 diatas menunjukkan dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK
yang didata sebagian besar sumber air mandi / mencuci di Dusun Aeng Towa berasal
dari PAM sebanyak 22(29%), sumur Bor sebanyak 54 (71%).

Tabel 22
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Sumber Air Dengan Septik Tank
Dusun Aeng Towa 2020

No Jarak Sumber Air Dengan Frequency Percent


Septik Tank
1 < 10 m 43 56,6%
2 >10 m 33 44%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 22 diatas menunjukkan dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK
yang didata bahwa jarak sumber air dengan septik tank penduduk di Dusun Aeng Towa
sebanyak 43 (56,6%) dari jarak <10 m dan sebanyak 33 (44%) dari jarak >10 m.

Tabel 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Penampungan Air Sementara
Dusun Aeng Towa 2020

No Tempat Penampungan Air Sementara Frequency Percent


1 Bak 17 22,4%
2 Gentong 3 34%
3 Ember 56 73,6%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 23 diatas menunjukkan dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK
yang didata bahwa tempat penampungan air sementara penduduk Dusun Aeng Towa

Stikes Gunung Sari Makassar


sebagian besar di Bak yaitu sebanyak 17 (22,4%), selebihnya di Gentong yaitu 3 (34%)
dan Ember sebanyak 56 (73,6%).

Tabel 24
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Tempat Penampungan Air
Dusun Aeng Towa 2020

No Kondisi Tempat Penampungan Air Frequency Percent


1 Terbuka 30 40%
2 Tertutup 46 60%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 24 di atas menunjukkan bahwa dari 225 warga dan 76 dari 76 KK
yang didata sebanyak 46 (60%) penduduk Dusun Aeng Towa menutup tempat
penampungan airnya dan sebanyak 30 (40%) penduduk tidak menutup tempat
penampungan airnya

Tabel 25
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Air Dalam Penampungan
Dusun Aeng Towa 2020

No Kondisi Air Dalam Penampungan Frequency Percent


1 Berwarna 16 21%
2 Berbau 0 0%
3 Berasa 0 0%
4 Tidak Berasa/berwarna 60 79%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 25 di atas menunjukkan bahwa dari 225 warga dan 76 rumah dari 76
KK yang didata sebagian besar kondisi air di dalam penampungan tidak
berasa/berwarna yaitu sebanyak 60(79) dan berwarna yaitu sebnyak 16(21%).

Tabel 26
Distribusi KK Berdasarkan Ada Jentik Dalam Penampungan Air
Dusun Aeng Towa 2020
No Ada Jentik Dalam Penampungan Air Frequency Percent

Stikes Gunung Sari Makassar


1 Ya 10 13%
2 Tidak 66 87%
Total 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 26 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK yang
didata, menunjukkan bahwa penampungan air penduduk Dusun Aeng Towa yang tidak
memiliki jentik sebanyak 66 (87%) dan yang memiliki jentik dalam penampungan air
sebanyak 10 (13%).

C. Pembuangan Sampah
Tabel 27
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah
Dusun Aeng Towa 2020

No Tempat Pembuangan Sampah Frequency Percent


1 Sungai 20 26,3%
2 Ditimbun 0 0%
3 Dibakar 51 67,1%
4 Sembarangan Tempat 5 6,6%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 27 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK yang
didata sebagian besar tempat pembuangan sampah penduduk di Dusun Aeng Towa yang
membuang sampah dengan cara di sungai sebanyak 20 (26,3%),dibakar sebanyak
51(67,1%) dan di sembarangan tempat 5(6,6%).

Tabel 28
Distribusi KK Berdasarkan Penampungan Sampah Sementara
Dusun Aeng Towa 2020

No Penampungan Sampah Frequency Percent


Sementara
1 Ada 71 93,4%
2 Tidak Ada/berserakan 5 6,6%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 28 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK yang
didata sebagian besar penduduk Dusun Aeng Towa yang memiliki tempat penampung

Stikes Gunung Sari Makassar


sampah sementara sebanyak 71 (93,4%) dan yang tidak memiliki penampung sampah
sementara/berserakan sebanyak 5 (6,6%).

Tabel 29
Distribusi KK Berdasarkan Keadaan Penampungan Sampah
Dusun Aeng Towa 2020

No Keadaan Penampungan Frequency Percent


Sampah
1 Terbuka 50 65,8%
2 Tertutup 26 34,2%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 29 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK yang
didata sebagian besar keadaan penampung sampah di Dusun Aeng Towa dimana
penampungan sampah terbuka sebanyak 50 (65%) dan penampungan sampah tertutup
sebanyak 26 (34,2%).

Tabel 30
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Tempat Sampah Dengan Rumah
Dusun Aeng Towa 2020

No Jarak Tempat Sampah Dengan Frequency Percent


Rumah
1 Dekat (< 5 m) 60 79%
2 Jauh (> 5 m) 16 21%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 30 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK yang
didata sebagian besar jarak tempat sampah dengan rumah penduduk di Dusun Aeng
Towa, dimana jarak jauh (>5 m) tempat sampah dengan rumah sebanyak 16 (21%) dan
jarak dekat (<5m) sebanyak 60 (79%).

D. Pembuangan Limbah

Tabel 31
Distribusi KK Berdasarkan Tempat BAB/BAK

Stikes Gunung Sari Makassar


Dusun Aeng Towa 2020

No Tempat BAB/BAK Frequency Percent


1 Jamban/WC 70 92,1%
2 Sungai 6 7,9%
3 Sembarangan 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 31 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK yang
didata sebagian besar tempat BAB/BAK penduduk di Dusun Aeng Towa yang memiliki
tempat BAB/BAK dengan WC sebanyak 70 (92,1%), dan sungai sebanyak 6(7,9%).

Tabel 32
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Jamban
Dusun Aeng Towa 2020

No Jenis Jamban Frequency Percent


1 Cemplung 6 7,9%
2 Plengsengan 15 19,7%
3 Leher Angsa 55 72,4%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 32 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK yang
didata sebagian besar jenis jamban penduduk Dusun Aeng Towa yang memiliki jamban
cemplung sebanyak 6(7,9%),jamban leher angsa 55 (72,4%) dan jamban plengsengan
15(19.7%).
Tabel 33
Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Air Limbah
Dusun Aeng Towa 2020

No Pembuangan Air Limbah Frequency Percent


1 Resapan 4 5,3%
2 Got 70 92,1%
3 Sembarangan 2 2,6%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 33 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK yang
didata sebagian besar pembuangan air limbah penduduk di Dusun Aeng Towa yang

Stikes Gunung Sari Makassar


memiliki tempat pembuangan di resapan sebanyak 4 (5,3%), tempat pembuangan got
sebanyak 70(92,1%) dan pembuangan sembarang 2 (2,6%).

Tabel 34
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Saluran Pembuangan
Dusun Aeng Towa 2020

No Kondisi Saluran Pembuangan Frequency Percent


1 Lancar 70 92,1%
2 Tersumbat/tergenang 6 7,9%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 34 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK yang
didata sebagian besar pembuangan air limbah penduduk di Dusun Aeng Towa yang
memiliki saluran pembuangan lancar sebanyak 70 (92,1%), sedangkan saluran
pembuangan tersumbat/tergenang sebanyak 6(7,9%).

E. Kandang Ternak

Tabel 35
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Kandang Ternak
Dusun Aeng Towa 2020
No Kepemilikan Kandang Ternak Frequency Percent
1 Ya 10 13,2%
2 Tidak 66 86,8%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 35 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 rumah dari 76 KK yang
didata sebagian besar penduduk memiliki kandang ternak di Dusun Aeng Towa
sebanyak 10 (13,2%) dan yang tidak memiliki kandang ternak sebanyak 66 (86,8%).

Tabel 36
Distribusi KK Berdasarkan Letak Kandang Ternak
Dusun Aeng Towa 2020

No Letak Kandang Ternak Frequency Percent


1 Dalam Rumah 0 0%
2 Luar Rumah 10 100%
Jumlah 10 100%

Stikes Gunung Sari Makassar


Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 36 diatas bahwa 225 warga dan 10 rumah dari 76 KK yang memiliki
kandang ternak sebanyak 10 di Dusun Aeng Towa, semua letak kandang ternak berada
di luar rumah sebanyak 10 (100%). Hal ini menunjukkan perilaku hidup bersih sehat
masyarakat cukup baik.

Tabel 37
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak
Dusun Aeng Towa 2020

No Kondisi Kandang Ternak Frequency Percent


1 Terawat 10 100%
2 Tidak Terawat 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 37 diatas bahwa 225 warga dan 10 rumah dari 76 KK yang memiliki
kandang ternak sebanyak 10 di Dusun Aeng Towa, kondisi kandang ternak yang
terawat sebanyak 10 (100%).

III. KONDISI KESEHATAN UMUM


A. Pelayanan Kesehatan

Tabel 38
Distribusi KK Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat
Dusun Aeng Towa 2020

No Sarana Kesehatan Terdekat Frequency Percent


1 Rumah Sakit 0 0%
2 Puskesmas 76 100%
3 dr/perawat/bidan 0 0%
4 Balai Pengobatan 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 38 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 orang dari 76 KK
sarana kesehatan terdekat di Dusun Aeng Towa adalah puskesmas sebanyak 76
(100%). Hal ini menunjukkan bahwa cukup memudahkan masyarakat untuk
pela6myyanan kesehatan karena jarak yang terjangkau

Stikes Gunung Sari Makassar


Tabel 39
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Bila Sakit
Dusun Aeng Towa 2020

No Kebiasaan Keluarga Bila Frequency Percent


Sakit
1 Rumah Sakit 0 0%
2 Puskesmas 69 90,8%
3 dr/perawat/bidan 0 0%
4 Klinik 7 9,2%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 39 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 orang dari 76 KK kebiasaan
penduduk di Dusun Aeng Towa bila sakit mereka berobat ke puskesmas sebanyak 69
(90,8%) dan berobat ke klinik sebanyak 7 (9,2%). Hal ini menunjukkan bahwa
pemahaman masyarakat tentang pelayanan kesehatan baik.

Tabel 40
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Sebelum Kepelayanan
Kesehatan Dusun Aeng Towa 2020

No Kebiasaan Frequency Percent


1 Beli Obat 76 100%
2 Jamu 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 40 diatas bahwa dari 225 warga dan 76 orang dari 76 KK kebiasaan
penduduk di Dusun Aeng Towa sebelum ke pelayanan kesehatan mereka beli obat
sendiri sebanyak 76 (100%) .

Tabel 41
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
Dusun Aeng Towa 2020

No Sumber Frequency Percent


1 ASTEK / ASKES 5 6,6%
2 BPJS Pemerintah 49 64,4%
3 Dana Sehat 0 0%
4 BPJS Mandiri 22 29%
Jumlah 76 100%

Stikes Gunung Sari Makassar


Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 41 diatas menunjukkan bahwa dari 225 warga dan 76 orang dari 76
KK yang di data sumber pendanaan kesehatan terbanyak penduduk Dusun Aeng Towa
adalah BPJS Pemerintah dengan frekuensi 49 (64.4%) ASTEK/ASKES dengan
frekuensi 5(6,6%), dan BPJS Mandiri dengan frekuensi 22(29 %) . Hal ini menunjukkan
bahwa bantuan dari pemerintah betul - betul dimanfaatkan dan di pergunakan dengan
baik oleh penduduk yang berada di Dusun Aeng Towa
Tabel 42
Distribusi KK Berdasarkan Sarana Transportasi Kepelayanan
Kesehatan Dusun Aeng Towa 2020

No Transportasi Frequency Percent


1 Jalan Kaki 9 11,8%
2 Becak 0 0%
3 Angkot 18 23,7%
4 Kendaraan Pribadi 49 64,5%
Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 42 diatas menunjukkan bahwa dari 225 warga dan 76 orang dari 76
KK yang didata, sebagian besar penduduk kesarana pelayanan kesehatan dengan
berjalan kaki dengan frekuensi 9 (11,8%),yang menggunakan angkot sebanyak
18(23,7%) dan yang memakai kendaraan pribadi sebanyak 49 (64,5%) KK. Hal ini
menunjukkan bahwa sarana pelayanan kesehatan di Dusun Aeng Towa sangat mudah
dijangkau sangat mudah dijangkau

Tabel 43
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Sarana Kesehatan
Dusun Aeng Towa 2020

No Jarak Rumah Frequency Percent


1 < 1 KM 68 89,5%
2 1-2 KM 8 10,5%
3 2 -5 KM 0 0%
4 >5 KM 0 0%
Jumlah 76 100%

Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020


Berdasarkan tabel 43 diatas menunjukkan bahwa dari 225 warga dan 76 Orang dari
76KK yang didata rata- rata jarak rumah dengan pelayanan kesehatan di Dusun Aeng

Stikes Gunung Sari Makassar


Towa < 1KM dengan frekuensi 68 (89,5%) sedangkan 1-2 KM dengan frekuensi
8(10,5%).

B. Masalah Kesehatan Khusus


Tabel 44
Distribusi KK Berdasarkan Penyakit Yang Sering Diderita
Dusun Aeng Towa 2020
No Penyakit Frequency Percent
1 DBD 0 0%
2 TBC 0 0%
3 Asma 0 0%
4 Batuk, Pilek 5 2,2%
5 Gastritis 6 2.7%
6 Diabetes Melitus 1 0,4%
7 Rematik 5 2,2%
8 Hipertensi 25 11,1%
9 Demam 20 8,9%
10 Sehat 163 72,5%
Jumlah 225 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 44 diatas menunjukkan bahwa dari 225 warga dan 225 orang dengan
jumlah 76 KK . Sebagian besar warga status kesehatannya baik dengan frekuensi 163
orang (72,5%). Dan penyakit yang pernah diderita penduduk di Dusun Aeng towa
selama 6 bulan terakhir, dengan frekuensi tertinggi adalah hipertensi yaitu 25 (11,1%)
kemudia demam dengan frekuensi 20 ( 8,9%) gastritis dengan frekuensi 6
(2,7%),batuk,pilek dengan frekuensi 5 (2,2%), rematik dengan frekuensi 5 (2,2%) . Dan
didapatkan salah satu warga manula yang menderita penyakit Diabetes melitus dengan
frekuensi 1 (0,4%).

IV. HAMIL DAN MENYUSUI


A. Pasangan Usia Subur

Tabel 45
Distribusi KK Berdasarkan Pasangan Usia Subur
Dusun Aeng Towa 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


No Pasangan Usia Subur Frequency Percent
1 Ya 30 60%
2 Tidak 20 40%
Jumlah 50 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan hasil pendataan tabel 45 diatas menunjukkan bahwa dari 225
warga dan 30 orang dari 76 KK yang didata didaptkan pasangan usia subur
sebanyak 30 (60%) dan tidak sebanyak 20 (40%) di dusun aeng towa

Tabel 46
Distribusi KK Berdasarkan Akseptor KB
Dusun Aeng Towa 2020
No Akseptor KB Frequency Percent
1 KB 0 0%
2 IUD 0 0%
3 Suntik 30 100%
4 Kondom 0 0%
5 Tubektomi 0 0%
Jumlah 30 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan hasil pendataan tabel 46 diatas menunjukkan bahwa dari 225
warga dan 30 orang dari 76 KK yang didata akseptor KB sebanyak 30
(100%) di Dusun aeng towa.

B. Ibu Hamil

Tabel 47
Distribusi KK Berdasarkan Ibu Hamil Dalam Keluarga Dusun Aeng
Towa 2020

No Ibu Hamil Frequency Percent


1 Ya 1 1,4%
2 Tidak 75 98,6%
3 Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 47 diatas menunjukkan bahwa dari 225 warga dar 76 KK yang didata
di Dusun Kampung Tangnga didapatkan 1 (1,4%) ibu hamil.

Tabel 48
Distribusi KK Berdasarkan Umur Kehamilan

Stikes Gunung Sari Makassar


Dusun Aeng Towa 2020

No Umur Kehamilan Frequency Percent


1 Trimester 1 (0 -3 bulan) 0 0%
2 Trimester II (4 6 bulan) 0 0%
3 Trimester III (7-9 bulan) 1 100%
Jumlah 1 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 48 diatas dari 1 orang yang hamil, didapatkan usia kehamilan ibu usia
trimester III (7 -9 bulan).

Tabel 49
Distribusi KK Berdasarkan kehamilan Dusun Aeng Towa 2020

No Umur Kehamilan Frequency Percent


1 1 0 0%
2 2 1 100%
3 3 0 0%
4 >3 0 0%
Jumlah 1 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 49 diatas dari 1 orang yang hamil, didapatkan kehamilan ibu yang ke
2 sebanyak 1 (100%).

Tabel 50
Distribusi KK Berdasarkan Usia Ibu Hamil
Kehamilan Dusun Aeng Towa 2020

No Umur Kehamilan Frequency Percent


1 < 20 Tahun 0 0%
2 20 – 35 Tahun 1 100%
3 > 35 Tahun 0 0%
4 Jumlah 1 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 50 diatas dari 1 orang yang hamil, didapatkan usia ibu hamil 20-35
tahun sebanyak 1 (100%).

Tabel 51
Distribusi KK Berdasarkan Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Aeng Towa 2020

No Pemeriksaan Kehamilan Frequency Percent

Stikes Gunung Sari Makassar


1 Ya 1 1,4%
2 Tidak 75 98,6%
3 Jumlah 76 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 51 diatas dari 1 orang yang hamil, didapatkan yng melakukan
pemeriksaan kehamilan sebanyak 1 (100%).

Tabel 52
Distribusi KK Berdasarkan Jumlah Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Aeng Towa 2020

No Jumlah Pemeriksaan Frequency Percent


Kehamilan
1 2 Kali 0 0%
2 3 Kali 0 0%
3 4 Kali 1 100%
4 Jumlah 1 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 52 diatas dari 1 orang yang hamil, didapatkan jumlah pemeriksaan
kehamilan 4 kali sebanyak 1 (100%).

Tabel 53
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Tidak Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Aeng Towa 2020

No Alasan Frequency Percent


1 Tidak Ada Biaya 0 0%
2 Tidak Sempat 0 0%
3 Tidak Tahu 0 0%
4 Takut 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 53 diatas tidak ada yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan.

Tabel 54
Distribusi KK Berdasarkan Suntik TT Dusun Aeng Towa 2020

No Suntik TT Frequency Percent


1 Ya 1 1,4%
2 Tidak 75 98,6%
3 Jumlah 76 100%

Stikes Gunung Sari Makassar


Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 54 diatas dari 1 orang yang hamil, melakukan suntik TT sebanyak 1
(100%).

Tabel 55
Distribusi KK Berdasarkan Kelengkapan Suntik TT
Dusun Aeng Towa 2020
No Suntik TT Frequency Percent
1 Lengkap (2 kali) 0 0%
2 Tidak Lengkap (1 kali) 1 100%
3 Jumlah 1 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 55 diatas dari 1 orang hamil, yang telah mendapkan pemnberian
suntik TT sebanyak 1 pendudduk di Dusun aeng towa dengan suntuk TT 1 kali
sebanyak 1 (100%).

C. Ibu Menyusui
Tabel 56
Distribusi KK Berdasarkan Buteki Dusun Aeng Towa 2020

No Buteki Frequency Percent


1 Ya 16 34,8%
2 Tidak 30 65,2%
3 Jumlah 46 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 56 diatas menunjukkan bahwa 16 buteki dari 76 KK yang didata di
Dusun aeng towa didapatkan 16 (34,8%) ibu mnyusui.

Tabel 57
Distribusi KK Berdasarkan Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki
Dusun Aeng Towa 2020

No Buteki Frequency Percent


1 Ya 16 34,8%
2 Tidak 30 65,2%
Jumlah 46 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


Berdasarkan tabel 57 diatas menunjukkan bahwa 16 buteki dari 76 KK yang didata di
Dusun aeng towa didapatkan 16 (34,8%) ibu menyusui yang menyusui anaknya.

Tabel 58
Distribusi KK Berdasarkan Lama Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki
Dusun Aeng Towa 2020

No Lama Frequency Percent


1 < 1 Bulan 1 2,2%
2 1 – 4 Bulan 8 17,4%
3 5 – 12 Bulan 22 47,8%
4 > 12 Bulan 15 32,6%
Jumlah 46 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 58 diatas menunjukkan bahwa 6 buteki dari 76 KK yang didata di
Dusun aeng towa didapatkan lama ibu menyusui anaknya < 1 bulan sebanyak 1 (2,2%)
dan lama ibu menyusui anaknya 1-4 bulan sebanyak 8 (17,4%),5-12 tahun 22
(47,8%),>12 bulan 15 (32,6%).

Tabel 59
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Ibu Tidak Menyusui Anak Bila Ada
Buteki Dusun Aeng Towa 2020
No Alasan Frequency Percent
1 Pekerjaan 0 0%
2 Tidak Tahu 0 0%
3 Penyakit 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 59 diatas tidak ada alasan ibu tidak menyusui
anaknya karane semua buteki menyusui anaknya.

D. Balita
Tabel 60
Distribusi KK Berdasarkan Ada Keluarga Yang Memiliki Balita
Dusun Aeng Towa 2020

No Usia Balita Frequency Percent


1 Ya 16 34,8%
2 Tidak 30 65,2%
Jumlah 46 100%

Stikes Gunung Sari Makassar


Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 60 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita dari 76
KK yang didata di Dusun aeng towa didapatkan 16 (34,8%) yang memiliki balita dan
yang tidak memiliki balita sebanyak 30 (65,2%).

Tabel 61
Distribusi KK Berdasarkan Balita Yang Dibawah Keposyandu
Dusun Aeng Towa 2020

No Posyandu Balita Frequency Percent


1 Ya 16 34,8%
2 Tidak 30 65,2%
Jumlah 46 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 61 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki balita 16
(34,8%) dari 76 KK yang didata di Dusunaeng towa, balita yang tidak di bawah ke
posyandu sebanyak 30 (65,2%).

Tabel 62
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Balita Tidak Dibawah Keposyandu
Dusun Aeng Towa 2020

No Alasan Frequency Percent


1 Jauh 0 0%
2 Tidak Ada Waktu 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 62 diatas menunjukkan bahwa tidak ada ada balita yang tidak di
bawah ke posyandu.

Tabel 63
Distribusi KK Berdasarkan Imunisasi Balita
Dusun Aeng Towa 2020

No Imunisasi Frequency Percent


1 Hepatitis 1 2,2%
2 BCG 7 15,2%
3 DPT 2 4,3%
4 Polio 10 21,8%

Stikes Gunung Sari Makassar


5 Campak 26 56,5%
Jumlah 46 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 63 diatas menunjukkan bahwa imunisasi balita. hepatitis 1
(2,2%),BCG 7 (15,2%),DPT 2 (4,3%),Polio 10 (21,8%),Campak 26 (56,5%) .

Tabel 64
Distribusi KK Berdasarkan Alasan BalitaTidak Imunisasi Dusun Aeng
Towa 2020
No Alasan Frequency Percent
1 Tidak Ada Waktu 0 0%
2 Tidak Tahu 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 64 diatas menunjukkan bahwa di dusun aeng Towa,tidak ada balita
yang tidak di bawah ke posyandu.

Tabel 65
Distribusi KK Berdasarkan KMS Balita Dusun Aeng Towa 2020

No KMS Balita Frequency Percent


1 Ya 11 64,7%
2 Tidak 6 35,3%
Jumlah 17 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 65 diatas menunjukkan bahwa dari 76 KK yang didata di Dusuna
aeng towa, balita yang memiliki KMS sebanyak 11 (64,7%) dan tidak memiliki KMS
sebanyak 6 (35,3%).

Tabel 66
Distribusi KK Berdasarkan Hasil Penimbangan Balita Di KMS Dusun
Aeng Towa 2020

No Hasil Frequency Percent


1 Didareh Garis Hijau 11 84,6%
2 Berada Diatas Garis Hijau Kuning 2 15,4%
3 Dibawah Garis Titik Titik 0 0%

Stikes Gunung Sari Makassar


4 Dibawah Garis Merah 0 0%
5 Jumlah 13 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 66 diatas menunjukkan bahwai dari 76 KK yang di data di Dusun
aeng towa, hasil penimbangan balita di KMS sebanyak 11(84,6%).

E. Anak Dan Remaja


Tabel 67
Distribusi KK Berdasarkan Anak Sekolah / Remaja Di Keluarga
Dusun Aeng Towa 2020

No Anak Sekoah / Remaja Frequency Percent


1 Ya 37 65%
2 Tidak 20 35%
Jumlah 57 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 67 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki anak sekolah /
remaja dari 63 KK yang didata di Dusun aeng towa didapatkan 37 (65%) yang neniliki
anak sekolah / remaja dan yang tidak memiliki anak sekolah / remaja sebanyak 20
(35%).

Tabel 68
Distribusi KK Berdasarkan Usia Anak Saat ini
Dusun Aeng Towa 2020

No Usia Anak Frequency Percent


1 6 – 10 Tahun 13 25,5%
2 11 – 15 Tahun 20 39,2%
3 16 – 21 Tahun 18 35,3%
Jumlah 51 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 68 diatas menunjukkan bahwa usia anak saat ini dari 76 KK yang
didata di Dusun aeng towa didapatkan sebanyak 13 (25,5%) usia 6- 10 tahun, sebanyak
20 (39,2%) usia 16 - 21 tahun dan sebanyak 18 (35,3%).

Tabel 69
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anak
Dusun Aeng Towa 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


No Tingkat Pendidikan Frequency Percent
1 SD 91 50,8%
2 SMP 50 27,9%
3 SMA 32 17,9%
4 PT 6 3,4%
Jumlah 179 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 68 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan anak


terbanyak adalah SD dengan frekuensi 91 (50,8%) orang dan SMP sebanyak 50
(27,9%) orang dan SMA sebanyak 32 (17,9%), dan perguruan tinggi sebanyak 6
(3,4%)). Hal ini menunjukkan bahwa usia anak – anak lebih banyak di Di dusun
aeng towa

Tabel 70
Distribusi KK Berdasarkan Penyakit Anak
Dusun Aeng Towa 2020

No Penyakit Anak Frequency Percent


1 Ada 0 0%
2 Tidak Ada 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 70 diatas menunjukkan bahwa dari 72 anak di Dusun aeng towa tidak
ada anak yang memilik penyakit pada saat pendataan.

Tabel 71
Distribusi KK Berdasarkan Status Berobat Anak
Dusun Aeng Towa 2020

No Status Berobat Frequency Percent


1 Sudah 0 0%
2 Belum 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 71 diatas, menunjukkan bahwa tidak ada anak yang berobat karena
tidak memiliki penyakit pada saat pendataan.

Tabel 72
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Berobat Anak
Dusun Aeng Towa 2020

Stikes Gunung Sari Makassar


No Tempat Berobat Anak Frequency Percent
1 Medis 0 0%
2 Non Medis 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 72 diatas menunjukkan bahwa tempat berobat anak yang sakit adalah
tidak ada karena tidaka anak yang memiliki riwayat penyakit pada saat pendataan di
Dusun aeng towa .

Tabel 73
Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Waktu Luang Anak
Dusun Aeng Towa 2020

No Penggunaan Waktu Luang Frequency Percent


1 Musik / TV 15 40,5%
2 Olahraga 2 5,4%
3 Rekreasi 0 0%
4 Keagamaan 20 54,1%
5 Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 73 diatas menunjukkan bahwa dari 76 KK ,anak yang ada di dusun
aeng towa, anak lebih banyak menggunakan waktu luang mereka untuk keagamaan 20
(54,1%) music dan menonton TV dengan frekuensi 15 (40,5%),Dan olahraga 2 (5,4%).

Tabel 74
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Anak
Dusun Aeng Towa 2020
No Kebiasaan Anak Frequency Percent
1 Merokok 10 25%
2 Alkohol 0 0%
3 Narkoba 0 0%
4 Bermain 30 75%
Jumlah 40 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 74 diatas menunjukkan bahwa dari 76 KK usia remaja / sekolah
yang berada Di Dusun Aeng towa kebiasaan mereka lebih banyak yang bermain dengan
frekuensi 30 (75%),dan merokok sebanyak 10 (25%). Hal ini dikarenakan di Dusun
aeng towa lebih banyak usia anak – anak .

Stikes Gunung Sari Makassar


F. Usia Lanjut

Tabel 75
Distribusi KK Berdasarkan Adanya Usia lanjut Dirumah
Dusun Aeng Towa 2020

No Usia Lanjut Frequency Percent


1 Ada 49 64,5%
2 Tidak Ada 27 35,5%
Jumlah 76 100%

Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 75 diatas menunjukkan bahwa usia lanjut di rumah dari 76 KK yang
didata di Dusun aeng towa, didapatkan sebanyak 49 (64,5%) tidak ada usia lanjut dan
sebanyak 27 (35,5%) terdapat usia lanjut.

Tabel 76
Distribusi KK Berdasarkan Keluhan Penyakit
Dusun Aeng Towa 2020

No Penyakit Anak Frequency Percent


1 Ada 6 50%
2 Tidak Ada 6 50%
Jumlah 12 0%

Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 76 diatas menunjukkan dari 76 KK yang memiliki usia lanjut di


rumah sebanyak 12 penduduk di Dusun Kampung Tangnga, didapatkan sebanyak 6
(50%) memiliki keluhan penyakit dan sebanyak 6 (50%) tidak memiliki keluhan
penyakit.

Tabel 77
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Penyakit
Dusun Aeng Towa 2020

No Jenis Penyakit Frequency Percent


1. Asma 0 0%
2 TBC 0 0%

Stikes Gunung Sari Makassar


3 Hipertensi 6 50%
4 Kencing Manis 0 0%
5 Rheumatik / Arthritis 2 16,6%
6 Katarak 0 0%
7 Osteooporosis 0 0%
8 Penyakit Kulit 0 0%
9 Jantung 0 0%
10 Liver 0 0%
11 DM 1 8,4%
12 Gastritis 2 16,6%
13 Stroke 1 8,4%
Jumlah 12 100%

Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 77 diatas menunjukkan dari 12 usia lanjut yang memiliki keluhan
penyakit sebanyak 12 penduduk di Dusun aeng towa. didapatkan sebanyak 6 (50%)
menderita penyakit reumatik / Arthritis, sebanyak 2 (16,6%) mendetita penyakit DM 1
(8,4%),Gastritis 2 (16,6%) dan stroke sebanyak 1 (8,4%).

Tabel 78
Distribusi KK Berdasarkan Upaya Yang Telah Dilakukan
Dusu Aeng Towa 2020

No Upaya Yang Telah Frequency Percent


Dilakukan
1 Berobat Ke Sarana Kesehatan 6 50%
2 Berobat Ke Non Medis 6 50%
3 Diobati Sendiri 0 0%
Jumlah 12 100%

Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 78 diatas menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan ketika


penduduk usia lansia berobat ke non medis sebanyak 6 (50%) dan berobat ke sarana
kesehatan 6 (50%) .

Tabel 79
Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Waktu Senggang
Dusun Aeng Towa 2020
No Kegiatan Frequency Percent
1 Berkebun / Pekerjaan Rumah 3 25%
2 Jalan – Jalan 3 25%

Stikes Gunung Sari Makassar


3 Senam 0 0%
4 Tidak Ada 6 50%
Jumlah 12 100%

Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 79 diatas menunjukkan bahwa penggunaan waktu senggang usia


lanjut di Dusun aeng towa sebanyak 12 orang .Berkebun 3 (25%),jalan-jalan 3
(25%),dan tidak melakukan aktifitas sebanyak 6 (50%) .

Tabel 80
Distribusi KK Berdasarkan Posyandu Lansia
Dusun Aeng Towa 2020
No Posyandu Frequency Percent
1 Ada 5 100%
2 Tidak Ada 0 0%
Jumlah 5 100%

Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan hasil pendataan yang telah di lakukan dan menurut keterangan penduduk di
Dusun aeng towa terdapat posyandu lansia di wilayah mereka.sebanyak 5 (100%)

BAB IV

Stikes Gunung Sari Makassar


PEMBAHASAN

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan

hubungan kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk

mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1995).

Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat

keperawatan yang di tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang

berisiko tinggi terhadap terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.Peran serta

aktif masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapana asuhan keperawatan di

masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan sangat tergantung pada respon

masyarakat, terutama dalam memberikan informasi yang valid dan akurat.

Pemberian  asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan

hubungan kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk

mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat

keperawatan yang di tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang

berisiko tinggi terhadap terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.

Peran serta aktif masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapana asuhan

keperawatan di masyarakat itu sendiri. 

Pengkajian yang dilakukan di Dusun aeng towa sangat tergantung pada respon

masyarakat, terutama dalam  memberikan informasi yang valid dan  akurat. Tahapan

proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada proses

keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi .

A. Pengkajian

Stikes Gunung Sari Makassar


Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :

1) Perumahan: Status kepemilikan rumah di Dusun aeng towa yaitu : milik sendiri

dan menumpang.

2) Tipe rumah di Dusun aeng towa yaitu : semi permanen , tidak permanen dan

tidak permanen. Masing-masing keadaan lantai masih papan, semen dan tegel.

3) Pendidikan : status pendidikan di Dusun aeng towa kebanyaka masih SD dan

SMP namun dalam hasil pngkajian ada juga yang SMA dan Perguruan Tinggi.

4) Ekonomi: tingkat ekonomi di Dusun aeng towa masih ada yang dibawah UMR,

penghasilan yang didapat perbulan kurang dari 1 juta, sehingga belum mampu

memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan kesehatan seperti kebutuhan nutrisi

dan fasilitas kesehatan

5) Pelayanan kesehatan yang tersedia di Dusun aeng towa untuk melakukan deteksi

dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi

yaitu puskesmas.

Analisa Data

N
DATA PENYEBAB
O
1 Ds: Kurangnya pengetahu

Stikes Gunung Sari Makassar


- Penduduk dusun aeng towa mengatakan sampah yang masyarakat dalam memelih
dikumpulkan dibakar di pekarangan rumah. lingkungan yang memenu
- Penduduk dususn aeng towa mengatakan banyak jendela rumah syarat kesehatan
warga ditutup siang hari karena demi keamanan rumah dan
keluarga
- Penduduk aeng towa mengatakan banyak tempat penampungan
air yang di tutup untuk menghindari adanya jentik pada air.
1. DO :
- Tidak memiliki jendela setiap rumah sebanyak 12 (17%).
- Tidak memiliki jendela setiap kamar sebanyak 11 (15,4%).
- Jendela rumah yang tidak di buka setiap hari sebanyak 4 (5,6%).
- Pencahayaan Terang sebanyak 30(42,3%), remang-remang
dalam rumah sebanyak 30 (42,3%) dan pencahayan gelap
dalam rumah sebanyak 11 (15,4%).
- Halaman rumah dimanfaatkan sebagai kandang ternak sebanyak
2 (22,2%),dan kebun sebanyak 7 (77,8%).
- pengelolaan air minum dengan cara tidak dimasak sebanyak 16
(21%) ,dan yang di masak sebayak 60 (79%).
- penampungan air yang tidak ditutup sebanyak 30 (40%),dan
yang tertutup sebanyak 46 (60%)
- Kondisi air dalam penampungan air yang berwarna sebanyak 16
(21%).
- Ada jentik dalam penampungan air sebanyak 10 (13%).
- Sampah dibakar sebanyak 51 (67,1%).
- Panampungan sampah terbuka sebanyak 50 (65,8%)
- Jarak pembuangan sampah dari rumah (<5m) sebanyak 60
(79%).
2 DS : Kurangnya pengetahu
- Sebagian Penduduk Dusun Aeng Towa mengatakan bahwa tidak masyarakat dalam memilih
ada posyandu lansia. kesehatan lansia.
- Penduduk Lansia Dusun Aeng Towa mengatakan tidak tahu
bagaimana menjaga kesehatan dan cara menangani penyakit

Stikes Gunung Sari Makassar


seperti : hipertensi, rematik, dan gastritis/maag.
DO  :
- Jumlah lansia 12 orang
- Lansia yang mengalami keluhan penyakit:
 Gastritis (16,6%)
 Rheumatik / Arthritis (16,6%)
 Hipertensi (50%)
 Upaya lansia untuk mengobati penyakit : non medis (50%),
medis (50%)

B. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


N Masalah Kesehatan A B C D E F G H
O
1. Resiko timbulnya penyakit menular (diare, DHF, ISPA) 4 3 3 3 3 2 3 2
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia 5 4 3 3 1 2 2 2
berhubungan dengan resiko penurunan derajat kesehatan lansia

KETERANGAN PEMBBOTAN
A = Resiko TerjadiG = Tempat
1 = Sangat Rendah
B = Risiko Parah H = Waktu
2 = Rendah
C = Potensi Untuk IPendidikan
= Dana Kesehatan
3 = Cukup
D = Minat Masyarakat
J = Fasilitas Kesehatan
4 = Tinggi
E = Mungkin Diatasi
K = Sumber Daya
5 = Sangat Tinggi
F = Sesuai Dengan Program Pemerintah

C. RENCANA KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO DX TUM & TUK STRA RENCANA EVALUASI


KEP TEGI KEGIATAN
Kriteria Standar

Stikes Gunung Sari Makassar


1 DX I Setelah dilakukan K.I.E a. Berikan penyuluhan Verbal a. Jenis sampah.
tindakan tentang dampak b. Dampak
keperawatan selama pembuangan sampah pembuangan
1 X pertemuan yang tidak sehat dan yangkurang sehat.
diharapkan pengolahan sampah c. Pengelolaan
masyarakat mampu : yang benar. sampah yang bena
a. Mengidentifikasi b. Diskusikan dengan
jenis sampah warga tentang
b. Memisahkan dampak yang
sampah kering ditimbulkan bila
dan basah sampah berserakan.
c. Membuang c. Diskusikan cara
sampah sesuai pengleloaan sampah
dengan jenis dan yang sehat.
tempat yang d. Melakukan kerja
sehat bakti massal
d. Memilihara bersama dengan
lingkungan yang seluruh warga.
sehat e. Berikan
reinforcement
terhadap
kemampuan warga
mengelola sampah
yang benar.
2 II Setelah di lakukan K.I.E a. Berikan penyuluhan Verbal a. Proses terjadinya
tindakan tentang terjadinya manua.
keperawatan proses manua dan b. TBC
sebanyak 1 kali TBC
kegiatan di harapkan
masyarakat mampu
memberikan
perawatan pada
lansia

Stikes Gunung Sari Makassar


D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO MASALAH TGL KEGIATAN EVALUASI


KEPERAWATAN
1 Resiko timbulnya a. Melakuakan penyuluhan tentang Evaluasi struktur:
penyakit menular dampak pembuangan sampah a. Kegiatan telah direncan
(diare, DHF, ISPA) yang tidak sehat dan pengolahan 3 hari sebelum keg
berhubungan dengan sampah yang benar. dilaksanakan
kurangnya pengetahuan b. Mendiskusikan dengan warga b. Materi penyuluhan
masyarakat dalam tentang dampak yang ditimbulkan leaflet telah dipersiapk
memelihara lingkungan bila sampah berserakan. hari sebelum pelaksanaa
yang memenuhi syarat c. Mendiskusikan cara pengleloaan c. Kegiatan kerja
kesehatan sampah yang sehat. dikoordinir oleh pak des
d. Melakukan kerja bakti massal Evaluasi proses:
bersama dengan seluruh warga. a. Kegiatan berlangsung k
e. Melakukan reinforcement lancar
terhadap kemampuan warga b. Kegiatan dihadiri ole
mengelola sampah yang benar. orang
c. Kegiatan kerja
difokuskan pada te
pembuangan sampah.
Evaluasi hasil :
a. Masyarakat mengerti
pentingnya pengel
sampah
b. Lingkungan tampak b
dan parit menjadi lanca
2 Resiko terjadinya a. Penyuluhan tentang proses Evaluasi struktur
peningkatan angka terjadinya manua dan TBC a. Materi penyuluhan
kesakitan pada lansia leaflet telah dipersiapk
berhubungan dengan hari sebelum pelaksana

Stikes Gunung Sari Makassar


resiko penurunan b. Tempat di pers
derajat kesehatan lansia sebelum acara dimulai.
c. Masyarakat dinforma
jauh hari sebelum
dimulai.
Evaluasi Proses
a. Acara berjalan tertip
lancar.
b. Acara dihadiri
sebanyak 60 orang.
c. 25% lansia bertanya te
kondisi penyakitnya.
d. Tempat duduk ter
sehingga banyak lansia
berdiri.
Evaluasi hasil :
Lansia mengerti tentang p
menua dan penyakit hiperte

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Dusun Aeng Towa Desa Aeng

Toa Kec. Galesong Utara Kab. Takalar menunjukan bahwa terdapat beberapa

Stikes Gunung Sari Makassar


masalah yaitu dalam pengolahan sampahnya masih banyak yang dibakar dan masih

banyak masyarakat yang menutup jendela, tidak adanya posyandu lansia dan masih

ada masyarakat yang tidak memasak air minumnya

Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai

persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus

dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah

melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu

menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam

suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok

masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja,

masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul, 2009).

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran

serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta

masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan

tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat mampu mengenal

mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya ( Mubarak,2009 ). Tahapan

proses keperawatan komunitas yaitu: pengkajian yang terdiri dari wawancara,

observasi, kuisioner, menentukan prioritas masalah dan pelaksanaan.

B. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi Masyarakat

Stikes Gunung Sari Makassar


Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam

meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga lingkungan

2. Bagi Pemerintah

Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk mencegah

terjadinya masalah kesehatan di masyarakat

3. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai

derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat Dusun Aeng Towa Kec.

Galesong Utara Kab. Takalar

4. Bagi Institusi Pendidikan

Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam penerapanya

pada proses pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Alfitri. 2011. Comunity Development. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Alimul H., Aziz. 2009.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta:Salemba Medika.Anderson, Elizabeth T. 2007.

 Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori Dan Praktek. Jakarta:EGC.

Stikes Gunung Sari Makassar


Edelman dan Mandle. 1994. WHO.Mubarak, W, I & Chayatin, N. 2009. Ilmu

Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.Jakarta: Salemba Medika.

DOKUMENTASI

Stikes Gunung Sari Makassar


z

Stikes Gunung Sari Makassar


Stikes Gunung Sari Makassar
Stikes Gunung Sari Makassar
Stikes Gunung Sari Makassar
Stikes Gunung Sari Makassar

Anda mungkin juga menyukai