Anda di halaman 1dari 64

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan penyusunan laporan komunitas yang

berjudul “ Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan (Askep) Komunitas Di Dusun

Pa’Batangang Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong Utara Kabupaten

Takalar”.Laporan ini merupakan laporan Praktik Keperawatan Komunitas yang

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Profesi Ners

Depertemen Komunitas. Dalam penyelesaian laporan ini, penyusun menyadari

bahwa dalam proses awal pembuatan laporan hingga akhir terselesaikannya

laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat maupun rezki dari mulai

proses pengkajian masalah hingga penyusunan laporan.

2. Para Dosen keperawatan Komunitas yang telah mengarahkan pemikirannya

dan juga membimbing kami dalam proses praktik lapangan di masyarakat.

3. Pak Desa dan Pak Dusun yang telah memberikan kesempatan kepada kami

untuk mengkaji masalah yang ada di dusun Pa’batangan Desa Aeng Towa Kec

Galesong Utara Kab Takalar.

4. Kepada orang tua penyusun yang telah yang telah memberikan dukungan moril

maupun materil kepada kami selama proses pembelajaran di masyarakat.


6. Teman – teman keperawatan angkatan X yang sama – sama saling memberi

dukungan selama proses belajar di Dusun Pa’batangan Desa Aeng Towa Kec

Galesong Utara Kab Takalar. Penyusun menyadari bahwa ada kekurangan

yang terdapat dalam laporan ini.walaupun demikian penyusun berharap

semoga laporan ini bermanfaat bagi dunia kesehatan khususnya dalam bidang

keperawatan.

Takalar 14, Agustus 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk

hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan.

Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki derajat

kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara global diantaranya

adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah yang

menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan

pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan

utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan

bagi semua pada tahun 2020 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam

rangka mencapai derajad kesehatan yang optimal.

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu

mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.Berbagai upaya kesehatan

telah diselenggarakan.Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui

Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya.Hal ini merupakan Sistem

Pelayanan Kesehatan yang dikembangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional

dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan

dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan

Kesehatan Dasar Puskesmas khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan


Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular, Kesehatan,

Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan sebagainya.

Di Dusun Pa’Batangan Desa Aeng Towa Kec Galesong Utara Kab Takala,

terdiri dari 111 KK, dan yang berhasil terkaji adalah 37 KK. Lebih rinci

hasilnya adalah sebagai berikut jumlah penduduk 203 jiwa ( laki-laki 99 jiwa

dan perempuan 104 jiwa ), kondisi lingkungan di Dusun Pa’Batangan Desa

Aeng Towa merupakan daerah pemukiman padat, perkampungan dengan

kondisi jalan yang rata, saluran pembuangan yang cukup lancar, pembuangan

sampah yang cukup, namun dapat memungkinkan terjadinya penyakit yang

berbasis pada lingkungan seperti ISPA, diare, TBC dan lain-lain.

Perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan,

melaksanakan fungsi-fungsi yang sangat relevan dengan kebutuhan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat..Dalam kesehatan masyarakat keluarga

sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan, kerena keluarga

merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Apabila ada salah satu anggota

keluarga mempunyai masalah keperawatan atau kesehatan akan

mempengaruhi anggota keluarga yang lain, demikian pula terhadap kelompok

dan masyarakat disekitarnya.

Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya perawatan

kesehatan masyarakat yang lebih menekankan kepada upaya peningkatan

kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan

keperawatan, dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan dan


perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun

dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit. Perawatan kesehatan masyarakat

ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, serta

memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar

keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan kesehatan yang dihadapinya

dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan tugas praktik belajar lapangan pada mata kuliah Community

Nursing Program III, yaitu Mengorganisir masyarakat baik dalam bentuk

wadah maupun kegiatan dan membuat rancangan pembangunan masyarakat

di bidang kesehatan (POA)” yang akan kami realisasikan dalam bentuk

kegiatan – kegiatan yang kami laksanakan di seperti yang akan kami

paparkan dalam laporan ini. Adapun penjelasan program praktik lapangan

Community Nursing Program III merupakan penerapan konsep, prinsip dan

proses keperawatan komunitas yang diarahkan agar mahasiswa dapat

mengaplikasikan teori keperawatan komunitas dan manajemen keperawatan 3

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan praktik belajar lapangan ini mahasiswa

mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas dengan pendekatan

proses keperawatan komunitas.


2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan Program praktik lapangan Community

Nursing Program III mahasiswa dapat :

a. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas dengan menerapkan

model konseptual keperawatan relevan meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

b. Menerapkan pendidikan kesehatan dan strategi organisasi komunitas

dalam melaksanakan implementasi keperawatan (khususnya dalam

Penyuluhan tentang penyakit berbasis lingkungan seperti, ISPA dan

penyakit kronis seperti hipertensi dan asam urat)

c. Melaksanakan keperawatan komunitas berdasarkan faktor risiko

personal, sosial dan lingkungan.

C. Metode penulisan

1. Lokasi KKN

Lokasi praktik belajar lapangan ini bertempat di Dusun Pa’Batangan

Desa Aeng Towa, Kec.Galesong Utara Kab. Takalar

2. Waktu KKN

Waktu praktik belajar lapangan Community Nursing Program III ini

dilakukan mulai pada tanggal 12Agustus 2020 - 18Agustus 2020.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan praktik belajar

lapangan ini berupa kuisioner, wawancara, dan observasi.

4. Data yang digunakan


Data yang kami dapatkan berdasarkan metode teknik pengumpulan data

yangkami lakukan berupa data sekunder (data yang kami dapat dari

pengurus RT dan kader setempat) dan data primer (data yang kami dapat

melalui hasil wawancara kepada warga setempat).


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pelayanan Kesehatan Utama

Pelayanan Kesehatan Utama adalah pelayanan kesehatan pokok yang

berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang

dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam

masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya tentu dengan biaya yang

dapat dijangkau oleh masyarakat untuk memelihara setiap tingkat

perkembangan mereka dalam semangat hidup mandiri dan menentukan nasib

pribadi (Anderson Community as Chem. Philadelphia, 2014)

Fungsi dari PKU adalah pemeliharaan kesehatan, pemecahan diagnosa

penyakit dan pengobatan, pelayanan tindak lanjut dan pemberian sertifikat.

Adapun tanggung jawab perawat dalam PKU adalah :

1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan

implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.

2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri pada

masyarakat.

4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan

dan kepada masyarakat.

5. Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat.


Sasaran PKU adalah individu, keluarga/kelompok dan masyarakat

dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Jadi keluarga atau

kelompok masyarakat ditingkatkan untuk menciptakan derajat kesehatan yang

optimal.

Strategi PKU adalah memotivasi masyarakat agar dapat merawat dan

mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Agar delapan unsur utama

PKU yaitu peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah

kesehatan, peningkatan gizi masyarakat. kesehatan ibu dan anak termasuk KB,

penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang baik,

imunisasi tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal,

tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan penggunaan obat

tradisional dalam masyarakat.

Prinsip dalam pelaksanaan PKU berorientasi pada distribusi pelayanan

kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi tepat

guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang ada di dalam masyarakat itu

sendiri), berfokus pada pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan

dalam PKU meliputi : penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang

pokok, cara penanggulangan dan pencegahan serta pengobatannya, imunisasi,

kesehatan ibu dan anak, KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular,

pengadaan obat esensial, sanitasi dn pengadaan air bersih.

Hubungan konsep PKU dan komunitas adalah untuk melaksanakan

kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan menjadi

tingkat rumah tangga (individu dan keluarga), tingkat masyrakat (pimpinan


atau tokoh), tingkat rujukan pertama (rumah sakit tipe A dan B), serta

menyelenggarkan kerja sama lintas sektoral dan lintas program yang

melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan dalam

hal kesehatan perorangan. Komunitas sebagai subjek sekaligus objek dalam

PKU diharapkan mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga

kesehatannya. Sebagai akhir tujuan PKU diharapkan masyarakat mampu

secara mandiri menjaga dan melayani status kesehatan komunitas dimana dia

tinggal.

B. Konsep Keperawatan Komunitas

Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model atau teori

keperawatan dan teori yang terkait dengan kesehatan masyarakat,

diantaranya ; menurut Chang (1982) perawatan komunitas adalah menyeluruh,

mampu berfungsi sebagai tim dalam memberikan pelayanan kesehatan

masyarakat, mampu berkomunikasi dan memotivasi masyarakat untuk

memecahkan masalah kesehatan pada masyarakat tersebut.

Sedangkan Depkes RI (1986) mendefinisikan perawatan komunitas

adalah Satu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikut

sertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh derajat

kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga, dan masyarakat

Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan

utama yang ditujukan pada masyarakat, prakteknya memerlukan acuan atau


landasan teoritis untuk menyelesaikan peyimpangan dalam kebutuhan dasar

komunitas.

Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri dari

individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan terget

pelayanan kesehatan.Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi

yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk

melakukan tiga tingkatan pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan

tersier.

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau

diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya.Pencegahan primer

ini mencakup kegiatan mengidentifikasikan faktor resiko terjadinya

penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatn promosi kesehatan dan pendidikan

dalam komunitas.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada

umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat

terjadinya perubahan derajat kesehatn masyrakat dan ditemukannya

masalah kesehatan.Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini,

intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan

atau keseriusan penyakit.


3. Pencegahan Tersier

Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan

kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi

sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses

penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi

yang optimal dari ketidakmampuannya.

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah

sistem terbuka yang mempunyai lima variabel yang saling mempengaruhi

satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu biologis, psikologis,

sosio kultural, perkembangan dan spiritual.

Sumber energi infra struktur dikelilingi oleh tiga lapisan sistem

pertahanan stressor yaitu garis resisten, garis pertahanan normal, garis

pertahanan fleksibel.Ketiga lapisan pertahanan tersebut bertujuan untuk

melindungi infra struktur atau sumber energi dari stressor yang dapat

mempengaruhi komunitas.

Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua orang

yang membentuk masyarakat (Anderson, 2014).Secara lebih rinci sasaran

ini terdiri dari tiga tingkat yaitu individu, keluarga dan komunitas.

1. Tingkat Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu

tersebut mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan

(ketidakmampuan dalam merawat dirinya sendiri) karena sesuatu hal


dan sebab, maka akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik

secara fisik, mental dan sosial.

Dalam praktek keperawatan komunitas, perawat memberikan asuhan

keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan

tertentu (misal : TBC, ibu hamil, dan lain-lain) dengan sasaran dan

pusat perhatian pada masalah dan pemecahan masalah kesehatan

individu.

2. Tingkat Keluarga

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang

bermasalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga

berikut:

a. Mengenal masalah kesehatan

b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah tersebut

c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga

d. Menciptakan lingkungan yang sehat

e. Memanfaatkan sumber daya dalam keluarga untuk meningkatkan

kesehatan keluarga.

3. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga

dilihat dari sebagai satu kesatuan dalam komunitas.Asuhan ini

diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakt wilayah


binaan.Pada tingkat komunitas asuhan keperawatan komunitas

diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien.

C. Asuhan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah Metode asuhan keperawatan yang

bersifat ilmiah, sistimatis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam

ranga memecahkan masalah kesehatan dariu klien, keluarga, kelompok atau

masyarakat.( Wahit, 2005)

Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan

masyarakat dan pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan

menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang menyuluruh dan

umum. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas.Strategi

yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan

kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan

pemerintah.

Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat

menanggulangi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan secara

berkesinambungan atau yang berkelanjutan dan menggunakan metode proses

keperawatan komunitas yang dilakukan melalui lima tahap, sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc. Forlane (1985) yaitu

terdiri dari inti komunitas yang meliputi demografi, populasi, nilai-nilai

keyakinan, riwayat individu termasuk kesehatan, faktor-faktor lingkungan

adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transfortasi, politik


dan pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial komunitas ekonomi dan

rekreasi.

Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan data

statistik, angket, wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan

aparat pemerintah.

2. Analisa data dan diagnosa keperawatan

Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisa untuk

mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat yang

muncul dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya dirumuskan masalah dan

diagnosa keperawatan menurut Mueke (1987), yang terdiri dari :

a. Masalah sehat - sakit

b. Karakteristik populasi

c. Karakteristik lingkungan

3. Perencanaan

Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek, yaitu

primer, sekunder dan tersier, melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama

(partnership). Untuk meningkatkan kerjasama dan proses kelompok serta

mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah

kesehatan, yang dihadapi yang akhirnya untuk menumbuhkan kemandirian

masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang

untuk membuat perubahan. Menurut Rhotman (1986), ada tiga model

pendekatan pengorganisasian komunitas yaitu pendekatan perencanaan

sosial (social planning), pendekatan social action, namun yang dominan


adalah dengan pendekatan locality development yang berarti

mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana

yang dimiliki, serta mampu mengurangi hambatan yang ada.

Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development) dirancang

untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat

dengan partisipasi aktif masyarakat dan penuh percaya diri dalam

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan memotivasi mereka

untuk partisipasi aktif dalam memecahkan masalah kesehatannya sendiri.

4. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas berfokus pada tiga

tingkat pencegahan (Anderson dan Mc. Forlane, 1985).

a. Pencegahan primer

Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum terjadi

sakit.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan dan

perlindungan khusus terhadap penyakit.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk

menghambat proses penyakit atau kelainan, sehingga memperpendek

walau sakit dan tingkat keparahan.

c. Pencegahan tersier

Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki lagi

(ireversibel). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan menghambat proses

penyakit juga mengembalikan individu ke fungsi yang optimal,


intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk pencapaian tujuan

dengan cara :

1) Aktifitas atau kegiatan program kerja

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap program

kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi masukan (input), pelaksanaan

(process), hasil (output). Sedangkan fokus evaluasi pelaksanaan asuhan

keperawatan komunitas adalah :

a. Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan

b. Perkembangan atau kemajuan proses apakah sesuai dengan

perencanaan, bagaimana dengan peran staf atau pelaksanaan tindakan,

fasilitas dan jumlah peserta.

c. Efisiensi biaya : pencarian sumber dana dan penggunaannya

d. Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau

masyarakat puas.

e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan

intervensi

Untuk mengimplementasikan konsep keperawatan komunitas yang

telah dipelajari, maka mahasiswa melakukan praktik keperawatan di

Lingkungan Borong Kelurahan Borong Kecamatan Manggala.

Laporan kegiatan praktik mahasiswa akan dilaporkan secara rinci pada

bab berikut.
BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Data Demografi

Pendataan ini dilakukan di Dusun Kampung Pa’Batangang selama 7 hari dari

tanggal 12 – 18 Agustus 2020 yang dilakukan oleh mahasiswa program

Profesi Ners Stikes Guung Sari Makassar sebanyak 3 orang. Dusun kampung

Pa’Batangang termasuk dalam wilayah Desa Aeng Toa Kecamatan Galesong

Utara Kabupaten Takalar yang terdiri dari 4 dusun, yaitu : dusun kampung

Tangnga, dusun Aeng toa, dusun Pa’batangan, dusun Sagge Bongga. Dusun

Kampung Pa’Batangang terdiri dari 111KK, dan pada saat pendataan

kelompok mendata 37KK dengan jumlah  jiwa140yang terdiri dari :

No Usia Frequency Percent


1 0-5 Tahun (Balita) 11 7,9 %
2 5-11 thn (Anak-anak) 22 15,7 %
3 12 -16 Tahun (Remaja Awal) 12 8,6 %
4 17- 25 Tahun (Remaja Akhir) 20 14,2 %
26 - 35 Tahun (Dewasa Awal) 26 18,6 %
5 36 – 45 Tahun (Dewasa Akhir) 14 10,0 %
6 46 – 55 Tahun (Lansia Awal) 25 17,9 %
7 56 – 65 Tahun (Lansia Akhir) 7 5.0 %
8 > 65 Tahun (Manula) 3 2,1 %
Jumlah 140 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2010

B. Persiapan Dan Pelaksanaan

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal,

maka melalui  Praktek Keperawatan Komunitas  Mahasiswa Program Profesi

Ners Stikes Gunung Sari Makassar di dusun Kampung Pa,Batangang yang

didalamnya dilakukan pendekatan keperawatan komunitas yang didalamnya


dilakukan pendekatan keperawatan keluarga sebagai dasar dalam pemberian

pelayanan kesehatan utama pada masyarakat.

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan Dusun

kampung Pa’Batangangdi Desa Aeng Toa terdiri dari beberapa tahap kegiatan

meliputi survey wilayah binaan, pengkajian awal (pengumpulan dan

pengolahan data), dan pengukuhan yang melibakan Kepala Desa, Kepala

Dusun, dan beberapa masyarakat. Kegiatan keperawatan komunitas yang akan

dilaporkan adalah tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan meliputi

persiapan kemasyarakatan dan persiapan tekhnis sedangkan tahap pelaksanaan

terdiri dari  pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi.

1. Persiapan

a. Persiapan Kemasyarakatan

Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan

dengan kepala Dusun Kampung Pa’Batangang, serta identifikasi

beberapa tokoh masyarakat di dusun Kampung Pa’Batangang yang

dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2020. Setelah mengidentifikasi

tokoh masyarakat, pada tanggal 13 Agustus 2020 kelompok

mahasiswa melakukan pendekatan dan membina hubungan saling

percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang tujuan

dan melakukan pendataan Praktek Keperawatan Komunitas

Mahasiswa  Program Profesi Ners Stikes Gunung Sari Makassar di

Dusun Kampung Pa’Batangang Desa Aeng Toa, Kec. Galesong utara

Kab, Takalar.Tanggal 17 Agustus 2020, pihak mahasiswa mengadakan


pertemuan dengan kepala desa, dan pembimbing CI Lahan dan CI

Institusi untuk membahas kegiatan yang akan dilaksanakan.

b. Persiapan Teknis

Persiapan tehnis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi

mengorganisir anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan

pembagian tugas, mempersiapkan format pengkajian, serta

mengidentifikasi Lingkungan dusun Kampung Pa’Batangang Desa

Aeng Toa Kec. Galesong Utara Kab.Takalar.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, &

evaluasi.

a. Pengkajian

1) Pengumpulan data

Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :

a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi

masing-masing rumah penduduk, wawancara langsung kepada

pihak keluarga, pemeriksaan fisik bagi anggota keluarga yang

sedang sakit, serta observasi kondisi rumah dan lingkungan

sekitarnya. Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan

tanggal, 13 Agustus 2020 (pagi - sore).

b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang

telah dilakukan, yaitu tanggal 14 Agustus 2020.

2) Hasil Tabulasi Data


Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan ditabulasi

dalam bentuk tabel.

Adapun hasil tabulasi disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

A. Data Demograi

Tabel 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Dusun Kampung Pabbatangan 2020

No Usia Frequency Percent


1 0-5 Tahun (Balita) 11 7,9 %
2 5-11 thn (Anak-anak) 22 15,7 %
3 12 -16 Tahun (Remaja Awal) 12 8,6 %
4 17- 25 Tahun (Remaja Akhir) 20 14,2%
26 - 35 Tahun (Dewasa Awal) 26 18,6 %
5 36 – 45 Tahun (Dewasa Akhir) 14 10,0 %
6 46 – 55 Tahun (Lansia Awal) 25 17,9 %
7 56 – 65 Tahun (Lansia Akhir) 7 5.0 %
8 >65 Tahun (Manula) 3 2,1%
Jumlah 140 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 1 diatas bahwa kelompok usia terbanyak adalah


kelompok usia 26 – 35 tahun (Dewasa Awal) yaitu 26 orang (18,6%) dan
kelompok usia paling sedikit adalah kelompok usia > 65 tahun (Manula).
Hal ini menunjukan bahhwa mayoritas penduduk Dusun Kampung
Pa’Batangang adalah usia produktif

Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Jenis Kelamin Frequency Percent


1 Laki-Laki 74 52,9 %
2 Perempuan 66 47,1 %
Jumlah 140 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 2 diatas, penduduk terbanyak adalah laki-laki yaitu 74
oarang (52,9%) dari 37 KK yang di data. Hal ini menunjukan bahwa
penduduk di wilayah Dusun Kampung Pa’Batangang begitu padat dimana
yang begitu padat laki-laki

Tabel 3
Distribusi KK Berdasarkan Agama
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020
No Agama Frequency Percent
1 Islam 140 100 %
2 Kristen 0 0
Jumlah 140 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 3 diatas bahwa dari 37 KK penduduk di wilayah


DusunKampung Pa’Batangang yang di data semua beragama Islam yaitu
140 orang (100%)

Tabel 4
Distribusi KK Berdasarkan Pendidikan
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Pendidikan Frequency Percent


1 Tidak Sekolah 10 7,1 %
2 TK 4 2,9 %
3 SD 74 52.9 %
4 SMP 28 20,0 %
5 SMA 20 14,2 %
6 S1 4 2,9 %
Jumlah 140 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 4 diatas, menunjukan dari 140 orang yang di data dari
37 KK tingkat pendidikan terbanyak adalah SD yaitu sebanyak 74 orang
(52,9%), sedangkan penduduk yang memiliki pendidikan tinggi
menempati jumlah yang terkecil yaitu 4 orang (2,9%). Hal ini dapat
mempengaruhi kemampuan penduduk dalam menerima informasi yang
akan memengaruhi perubahan perikalu yang berkaitan dengan kesehatan
Tabel 5
Distribusi KK Berdasarkan Pekerjaan
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Pekerjaan Frequency Percent


1 Wiraswasta 16 11,4 %
2 Nelayan 28 20,0 %
3 B.H,L 3 2,1 %
4 IRT 39 27,9 %
5 Pelajar 37 26,4 %
6 Petani 0 0
7 Tidak Bekerja 17 12,2 %
Jumlah 140 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 5 diatas, menunjukan bahwa dari 140 orang dari 37 KK


yang di data sebagian besar penduduk di Dusun Kampung Pa’Batangang
adalah IRT dan tidak ada yang bekerja sebagai petani. Hal ini sangat
mempengaruhi jsumber pendapatan para penduduk

B. Data Ekonomi

Tabel 6
Distribusi KK Berdasarkan Data Ekonomi
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Penghasilan Frequency Percent


1 Penghasilan < 1.000.000 12 32,4 %
2 Penghasilan 1.000.000 – 24 64,9 %
3.000.000
3 Penghasilan 3.000.000 1 2,7 %
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 6 diatas, menunjukan bahwa dari 37 KK yang di data


sebanyak 24 orang (64,9%) rata-rata penghasilan penduduk di Dusun
Kampung Pa’Batangang yaitu 1.000.000 – 3.000.000
Tabel 6.1
Distribusi KK Berdasarkan Data Ekonomi
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Tabungan Frequency Percent


1 Ya 7 18,9 %
2 Tidak 30 81,1 %
Jumlah 37 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 6.1 diatas menunjukan bahwa dari 37 KK yang di data


di Dusun Kampung Pa’Batangang sebanyak 7 Orang (18,9%) yang
memiliki tabungan

C. Lingkungan Fisik
Tabel 7
Distribusi KK Berdasarkan Lingkungan Fisik
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Status Kepemilikan Frequency Percent


1 Sewa 0 0%
2 Numpang 7 18,9 %
3 Milik sendiri 30 81,1 %
Jumlah 37 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukan bahwa dari 37 KK yang di data,


sebagian besar penduduk Dusun Kampung Pa’Batangang memiliki rumah
sendiri sebanyak 30 orang (81,,1%) dan yang numpang dan tinggal
serumah dengan kakak yang lain sebanyak 7 orang (18,9%) dan tidak ada
yang mengontrak 0 (0%)

Tabel 7.1
Distribusi KK Berdasarkan Tipe Rumah
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Tipe rumah Frequency Percent


1 Permanen 13 43,3 %
2 Semi permanen 15 50 %
3 Tidak permanen 2 6,7 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 7.1 diatas, menunjukan bahwa dari 30 rumah dari 37
KK yang di data sebagian besar kepala keluarga di Dusun Kampung
Pa’Batangang memiliki rumah semi permanen sebanyak 15 KK (50 %)
dan permanen 13 KK (43,3 %)

Tabel 7.2
Distribusi KK Berdasarkan Lantai
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Lantai Frequency Percent


1 Tanah 0 0%
2 Papan 20 66,7 %
3 Tegel 7 23,3 %
4 Semen 3 10 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 7.2 diatas menunjukan bahwa dari 30 rumah dari 37 KK


yang di data sebagian besar di Dusun Kampung Pa’Batangang memiliki
lanti papan sebanyak 20 KK (66,7%), lantai tegel sebanyak 7 KK (23,3%),
dan yang memiliki lantai semen sebanyak 3 KK (8,1%)

Tabel 7.3
Distribusi KK Berdasarkan Jendela Kamar
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Jendela Kamar Frequency Percent


1 Ya 27 90%
2 Tidak 3 10 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 7.3 diatas, menunjukan dari 30 rumah dari 37 KK yang


di data bahwa rumah yang memiliki jendela setiap kamar sebanyak 27
(90%) dan rumah yang tidak memiliki jendela setiap kamar sebanyak 3
(10%)

Tabel 7.4
Distribusi KK Berdasarkan Jendela Rumah
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Jendela Rumah Frequency Percent


1 Ya 30 100%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 7.4 diatas, menunjukan dari 30 rumah dari 37 KK yang


di data bahwa rumah yang memiliki jendela setiap ruamh sebanyak 30
(100 %)

Tabel 7.5
Distribusi KK Berdasarkan Jendela Yang Dibuka Setiap Hari
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Jendela Dibuka Frequency Percent


1 Ya 28 93,3 %
2 Tidak 2 6,7 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 7.5 diatas, menunjukan bahwa dari 30 rumah dari 37


KK yang di data bahwa rumah yang setiap hari di buka jendelanya
sebanyak 28 KK (93,3%), dan jendela rumah yang tidak di buka setiap
hari sebanyak 2 KK (6,7%).

Tabel 7.6
Distribusi KK Berdasarkan Pencahayaan Dalam Rumah
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Pencahayaan Frequency Percent


1 Terang 27 90 %
2 Remang-remang 3 10 %
3 Gelap 0 0%
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 7.6 diatas, menunjukan bahwa dari 30 rumah dari 37


KK yang di data rumah yang memiliki pencahayaan terang sebanyak 27
KK (90%), pencahayaan remang-remang sebanyak 3 KK (10%)
Tabel 7.7
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Tetangga
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Jarak Rumah Frequency Percent


1 Bersatu 1 3,3 %
2 Dekat 28 93,4 %
3 Terpisah 1 3,3 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 7.7 diatas, menunjukan dari 30 rumah dari 37 KK yang


di data bahwa jarak rumah dekat dengan tetangga sebanyak 28 KK
(93,,4%) dan jarak rumah terpisah adalah 1 KK (3,3%), dan jarak rumah
yang bersatu adalah 1 KK (3,3%)

Tabel 7.8
Distribusi KK Berdasarkan Lingkungan Fisik
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020
No Halaman Rumah Frequency Percent
1 Ada 27 90 %
2 Tidak 3 10 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 7.8 diatas, menunjukan dari 30 rumah dari 37 KK


bahwa ada halaman di sekitar rumah sebanyak 27 KK (90%), tidak ada
halaman di sekitar rumah sebanyak 3 KK (10%)

Tabel 7.9
Distribusi KK Berdasarkan Lingkungan Fisik
Dusun KampungPa’Batangang2020

No Lokasi Frequency Percent


1 Didepan 14 46,7 %
2 Disamping 6 20 %
3 Dibelakang 10 33,3 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 7.9 diatas, menunjukan dari 30 rumah dari 37 KK yang


di data yang memiliki halaman rumah di depan sebanyak 14 KK (46,7%),
memiliki halaman rumah di belakang sebanyak 10 KK (33,3%), memiliki
halaman rumah di samping sebanyak 6 KK (20%)

Tabel 7.10
Distribusi KK Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Pemanfaatan Frequency Percent


Pekarangan
1 Kebun 2 6,7 %
2 Kolam 0 0%
3 Kandang 13 43,3 %
4 Jemuran 15 50 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 7.10 diatas menunjukkan dari 30 rumah dari 37 KK


yang di data dan memiliki halaman rumah sebanyak 30 rumah, sebanyak
15 (50%) halaman rumah dimanfaatkan sebagai jemuran, sebanyak 13
(43,3%) halaman rumah dimanfaatkan sebagai kandang, 2 (6,7%) halaman
rumah dimanfakan sebagai kebun

D. Sumber Air

Tabel 8
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air Minum
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Masak & Minum Frequency Percent


1 PAM 29 96,7 %
2 Sumur 1 3,3 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan dari 30rumah dari 37 KK yang


didata sebagian besar sumber air minum penduduk Dusun Kampong
Pa’Batangang berasal dari PAM sebanyak 29 (96,7%) dan sumber air
Sumur Bor sebanyak 1 (3,3%).
Tabel 8.1
Distribusi KK Berdasarkan Cara Mengolah Air Minum
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Masak & Minum Frequency Percent


1 Dimasak 26 86,7 %
2 Tidak dimasak 0 0%
3 Air mineral 4 13,3 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 8.1 diatas menunjukkan dari 30 rumah dari 37 KK yang


didata sebagian besar cara mengolah air minum penduduk di Dusun
Kampong Pa’Batangang dengan cara di masak 26 (86,7%) dan Air mineral
sebanyak 4 (13,3%).

Tabel 8.2
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Air Mandi/Mencuci
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Mandi/Mencuci Frequency Percent


1 PAM 29 96,7 %
2 Sumur 1 3,3 %
3 Sungai 0 0%
4 Lain-lain 0 0%
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 8.2 diatas menunjukkan dari 30 rumah dari 37 KK yang


didata sebagian besar sumber air mandi / mencuci di Dusun Kampong
Pa’Batangang berasal dari PAM sebanyak 29 (96,7%).

Tabel 8.3
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Sumber Air Dengan Septik Tank
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Jarak Sumber Air Frequency Percent


Dengan Septik Tank
1 < 10 m 1 3,3 %
2 > 10 m 29 96,7 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 8.3 diatas menunjukkan dari 30 rumah dari 37 KK yang


didata bahwa jarak sumber air dengan septik tank penduduk di Dusun
Kampong Pa’Batagang sebanyak 1 (3,3%) dari jarak <10 m dan sebanyak
29 (96,7%) dari jarak >10 m.

Tabel 8.4
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Penampungan Air Sementara
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Tempat Frequency Percent


Penampungan Air
1 Bak 2 6,7 %
2 Gentong 0 0%
3 Ember 28 93,3 %
4 Lain-lain 0 0%
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 8.4 diatas menunjukkan dari 30 rumah dari 37 KK yang


didata bahwa tempat penampungan air sementara penduduk Dusun
Kampung Tangnga sebagian besar di ember yaitu sebanyak 28 (93.3%),
selebihnya di bak yaitu 2 (6.7%)
Tabel 8.5
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Tempat Penampungan Air
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Kondisi Tempat Frequency Percent


Penampungan
1 Tertutup 28 93,3 %
2 Terbuka 2 6,7 %
Jumlah 37 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 8.5 di atas menunjukkan bahwa dari 30 dari 37 KK


yang didata sebanyak 28 (93,3%) penduduk Dusun Kampung Tangnga
menutup tempat penampungan airnya dan sebanyak 2 (6,7%) penduduk
tidak menutup tempat penampungan airnya
Tabel 8.6
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Air Dalam Penampungan
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Kondisi Air Frequency Percent


1 Berwarna 0 0%
2 Berbau 0 0%
3 Berasa 0 0%
4 Tdk berasa/berwarna 30 100 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 8.6 di atas menunjukkan bahwa dari 30 rumah dari 37


KK yang didata sebagian besar kondisi air di dalam penampungan tidak
berasa dan tidak berwarna yaitu sebnyak 30 (100%).
Tabel 8.7
Distribusi KK Berdasarkan Ada Jentik Dalam Penampungan Air
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Jentik Frequency Percent


1 Ya 2 6,7 %
2 Tidak 28 93,3 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 8.7 diatas bahwa dari 30 rumah dari 37 KK yang didata,
menunjukkan bahwa penampungan air penduduk Dusun Kampung Pa’Batangang
yang tidak memiliki jentik sebanyak 28 (93,3%). dan yang memiliki jentik dalam
penampungan air sebanyak 2 (6,7%).

E. Pembuangan Sampah
Tabel 9
Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Sampah
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Pembuangan Frequency Percent


Sampah
1 Sungai 16 53,3 %
2 Ditimbun 0 0%
3 Dibakar 11 36,7 %
4 Sembarang tempat 3 10 %
5 Lain-lain 0 0%
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 9 diatas bahwa dari 30 rumah dari 37 KK yang didata


sebagian besar tempat pembuangan sampah penduduk di Dusun Kampung
Pa’Batangang yang membuang sampah dengan cara di bakar sebanyak 11
(36,7%). yang membuang sampah dengan cara buang di sungai sebanyak
16 (53,3%), yang membuang sampah sembarangan tempat 3 (10%)

Tabel 9.1
Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Sampah Sementara
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Penampunngan Frequency Percent


Sampah Sementara
1 Ada 30 100 %
2 Tdk ada/berserakan 0 0%
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 9.1 diatas bahwa dari 30 rumah dari 37 KK yang didata
sebagian besar penduduk Dusun Kampung Pa’Batangang yang memiliki
tempat penampung sampah sementara sebanyak 30 (100%)
Tabel 9.2
Distribusi KK Berdasarkan Keadaan Penampungan Sampah
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Keadaanya Frequency Percent


1 Tertutup 22 73,3 %
2 Terbuka 8 26,7 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 9.2 diatas bahwa dari 30 rumah dari 37 KK yang didata
sebagian besar keadaan penampung sampah di Dusun Kampung
Pa’Batangang dimana penampungan sampah terbuka sebanyak 8 (26,7%)
dan penampungan sampah tertutup sebanyak 22 (73,3%).
Tabel 9.3
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Tempat Sampah Dengan Rumah
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Jarak Frequency Percent


1 Dekat (< 5 m ) 22 73,3 %
2 Jauh (> 5 m) 8 26,7 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 9.3diatas bahwa dari 30 rumah dari 37 KK yang didata


sebagian besar jarak tempat sampah dengan rumah penduduk di Dusun
Kampung Pa’Batangang, dimana jarak jauh (>5 m) tempat sampah dengan
rumah sebanyak 8 (26,7%) dan jarak dekat (<5m) sebanyak 22 (73,3%).
F. Pembuangan Limbah
Tabel 10
Distribusi KK Berdasarkan Tempat BAB/BAK
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No BAB & BAK Frequency Percent


1 Jamban/WC 18 60 %
2 Sungai 6 20 %
3 Sembarang 6 20 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 10 diatas bahwa dari 30 rumah dari 37 KK yang didata


sebagian besar tempat BAB/BAK penduduk di Dusun Kampung
Pa’Batangang yang memiliki tempat BAB/BAK dengan Jamban/WC
sebanyak 18 (60%), yang BAB/BAK di sungai sebanyak 6 (20%), yang
BAB/BAK sembarang 6 (20%). Hal ini menunjukan baha masih ada
penduduk di Dusun Pa’Batangang yang belum memiliki Jamban
Tabel 10.1
Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Limbah
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Jenis Jamban Frequency Percent


1 Cemplung 0 0%
2 Plengsengan 0 0%
3 Leher angsa 18 100 %
Jumlah 18 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 10.1 diatas bahwa dari 30 rumah dari 37 KK yang


didata sebagian besar jenis jamban penduduk Dusun Kampung
Pa’Batangang yang memiliki jamban leher angsa 18 (100).
Tabel 10.2
Distribusi KK Berdasarkan Pembuangan Air Limbah
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Pebuangan Air Frequency Percent


Limbah
1 Resapan 4 13,3 %
2 Got 21 70 %
3 Sembarangan 5 16,7 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 10.2 diatas bahwa dari 30 rumah dari 37 KK yang


didata sebagian besar pembuangan air limbah penduduk di Dusun
Kampung Pa’Batangang yang memiliki tempat pembuangan di got
sebanyak 21 (70%), tempat pembuangan resapan sebanyak 4 (13,3%) dan
pembuangan sembarang 5 (16,7%).

Tabel 10.3
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Saluran Pembuangan
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Kondisi Saluran Frequency Percent


Pembuangan
1 Lancar 26 86,7 %
2 Tersumbat /Tergenang 4 13,3 %
Jumlah 30 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 10.3 diatas bahwa dari 30 rumah dari 37 KK yang


didata sebagian besar pembuangan air limbah penduduk di Dusun
Kampung Pa’Batangang yang kondisisaluran pembuangan yang lancar
sebanyak 26 (86,7%), dan kondisi saluran pembuangan yang
tersumbat/tergenang sebanyak 4 (13,3%)
G. Kandang Ternak
Tabel 11
Distribusi KK Berdasarkan Kandang Ternak
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Kandang Ternak Frequency Percent


1 Ya 20 66,7 %
2 Tidak 10 33,3 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 11 diatas bahwa dari 30 rumah dari 37 KK yang didata


sebagian besar penduduk memiliki kandang ternak di Dusun Kampung
Pa’Batangang sebanyak 20 (66,7%) dan yang tidak memiliki kandang ternak
sebanyak 10 (33,3%).
Tabel 11.1
Distribusi KK Berdasarkan Letak Kandang Ternak
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Letak Kandang Frequency Percent


1 Dalam rumah 0 0%
2 Luar rumah 30 100 %
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 11 diatas bahwa 30 rumah dari 37 KK yang memiliki


kandang ternak sebanyak 30 di Dusun Kampung Pa’Batangang, semua
letak kandang ternak berada di luar rumah sebanyak 30 (100%). Hal ini
menunjukkan perilaku hidup bersih sehat masyarakat cukup baik.
Tabel 11.2
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Kandang Ternak
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Kondisi Frequency Percent


1 Terawat 30 100 %
2 Tidak terawatt 0 0%
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 10.2 diatas bahwa 30 rumah dari 37 KK yang memiliki


kandang ternak sebanyak 30 di Dusun Kampung Pa,Batangang, kondisi
kandang yang ternak terawat sebanyak 30 (100%).
H. Pelayanan Kesehatan
Tabel 12
Distribusi KK Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Sarana KesehataTerdekat Frequency Percent


1 Rumah Sakit 0 0%
2 Puskesmas 37 100 %
3 dr/Perawat/Bidan 0 0%
4 Balai pengobatan 0 0%
5 Lain-lain 0 0%
Jumlah 37 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 12 diatas bahwa dari 37 KK sarana kesehatan terdekat


di Dusun Kampung Tangnga adalah puskesmas sebanyak 37 (100%). Hal
ini menunjukkan bahwa cukup memudahkan masyarakat untuk pelayanan
kesehatan karena jarak yang terjangkau.
Tabel 12.1
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Bila Sakit
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Kebiasaan Keluarga Frequency Percent


Bila Sakit
1 Rumah Sakit 0 0%
2 Puskesmas 35 94,6 %
3 dr/perawat/bidan 0 0%
4 Klinik 2 5,4 %
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 12.2 diatas, bahwa dari 37 KK kebiasaan pendudukdi


Dusun Kampung Pa’Batangang bila sakit mereka berobat ke puskesmas
sebanyak 35 (94,6%) dan berobat ke klinik sebanyak 2 (5,4%). Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat tentang pelayanan kesehatan
baik.
Tabel 12.2
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Keluarga Sebelum Kepelayanan
Kesehatan Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Kebiasaan Frequency Percent


1 Beli Obat 37 100,0 %
2 Jamu 0 0%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 12.2diatas bahwa dari 37 KK kebiasaan penduduk di


Dusun Kampung Pa’Batangangsebelum ke pelayanan kesehatan mereka
beli obat sendiri sebanyak 37 (100%)
Tabel 12.3
Distribusi KK Berdasarkan Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Sumber Frequency Percent


1 ASTEK / ASKES 0 0%
2 BPJS Pemerintah 27 72,9%
3 Dana Sehat 0 0%
4 BPJS Mandiri 10 27%
Jumlah 37 100%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 12.3 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang di


data sumber pendanaan kesehatan terbanyak penduduk Dusun Kampung
Pa’Batangang adalah BPJS Pemerintah dengan frekuensi 27 (72,9%)
KK.ang memiliki BPJS Mandiri sebanyak 10 (27%).Hal ini menunjukkan
bahwa bantuan dari pemerintah betul - betul dimanfaatkan dan di
pergunakan dengan baik oleh penduduk yang berada di Dusun Kampung
Tangnga.

Tabel 12.4
Distribusi KK Berdasarkan Sarana Transportasi Kepelayanan
KesehatanDusun Kampung Pa’Batangang2020

No Transportasi Frequency Percent


1 Jalan Kaki 20 54,1 %
2 Becak 0 0%
3 Angkot 0 0%
4 Kendaraan Pribadi 17 45,9 %
Jumlah 37 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 12.4 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang


didata, sebagian besar penduduk kesarana pelayanan kesehatan dengan
berjalan kaki dengan frekuensi 20 (54,1%), dan yang memakai kendaraan
pribadi hanya 17 (45,9%) KK. Hal ini menunjukkan bahwa sarana
pelayanan kesehatan di Dusun Kampung Tangnga sangat mudah dijangkau
sangat mudah dijangkau

Tabel 12.5
Distribusi KK Berdasarkan Jarak Rumah Dengan Sarana Kesehatan
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Jarak Rumah Frequency Percent


1 < 1 KM 7 18,9 %
2 1-2 KM 10 27,0 %
3 2-5 KM 20 54,1 %
4 >5 KM 0 0%
Jumlah 37 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 12.5diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata


rata- rata jarak rumah dengan pelayanan kesehatan di Dusun Kampung
Pa’Batangang2 - 5 dengan frekuensi 20 (54,1%).

I. Masalah Kesehatan Khusus


Tabel 13
Distribusi KK Berdasarkan Penyakit Yang Sering Diderita
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Jarak Rumah Frequency Percent


1 Typoid 2 1,4 %
2 Batuk, Pilek 4 2,9 %
3 Asma 2 1,4 %
4 Hipertensi 2 1,4 %
5 Gastritis 0 0%
6 Asam Urat 4 2,9 %
7 Rematik 6 4,3 %
8 Sehat 120 85,7 %
Jumlah 140 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 13 diatas menunjukkan bahwa dari 140 orang dengan


jumlah KK 37. Sebagian besar warga status kesehatannya baik dengan
frekuensi 120 orang (85,7%). Dan penyakit yang pernah diderita penduduk di
Dusun kampung Pa’Batangang selama 6 bulan terakhir, dengan frekuensi
tertinggi adalah rematik yaitu 6 (4,3%) kemudia Batuk/pilek dan Asam urat
dengan frekuensi 42(,9%), kemudian Typoid, Asma dan Hipertensi dengan
frekuensi 2 (1,4%)

J. Pasangan Usia Subur


Tabel 14
Distribusi KK Berdasarkan Pasangan Usia Subur
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Pasangan Usia Frequency Percent


Subur
1 Ya 0 0%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 0 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 14 diatas menunjukkan bahwa dari


37KK yang didata tidak didaptkan pasangan usia subur di Dusun Kampung
Pa’Batangang.

Tabel 14.1
Distribusi KK BerdasarkanAkseptor KB
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Akseptor KB Frequency Percent


1 KB 0 0%
2 IUD 0 0%
3 Suntik 22 100 %
4 Kondom 0 0%
5 Tubektomi 0 0%
Jumlah 22 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 14.1 diatas menunjukkan bahwa


dari 37 KK yang didata, ada menggunakan aseptor KB di Dusun Kampung
Pa’Batangang sebanyak 22 (100%).

K. Ibu Hamil
Tabel 15
Distribusi KK Berdasarkan Ibu Hamil Dalam Keluarga Dusun Kampung
Pa’Batangang 2020

No Ibu Hamil Frequency Percent


1 Ya 1 100 %
2 Tidak 0 0%
Jumlah 1 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 15 diatas menunjukkan bahwa dari 37 KK yang didata
di Dusun Kampung Pa’Batangangdidapatkan 1 (100%) ibu hamil.

Tabel 15.1
Distribusi KK Berdasarkan Umur Kehamilan
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Umur Kehamilan Frequency Percent


1 Trimester 1 (0 -3 bulan) 0 0%
2 Trimester II (4 - 6 bulan) 1 100 %
3 Trimester III (7-9 bulan) 0 0%
Jumlah 1 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 15.1 diatas didapatkan usia kehamilan ibu trimester II (4
– 6 bulan).

Tabel 15.2
Distribusi KK Berdasarkan kehamilan Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Kehamilan Ke Berapa Frequency Percent


1 1 0 0%
2 2 0 0%
3 3 1 100 %
4 >3 0 0%
Jumlah 1 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 15.2 diatas, 1 orang yang hamil didapatkan kehamilan
ibu yang ke >3 sebanyak 1 (100%).

Tabel 15.3
Distribusi KK Berdasarkan Usia Ibu Hamil
Kehamilan Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Umur Kehamilan Frequency Percent


1 < 20 Tahun 0 0%
2 20 – 35 Tahun 1 100%
3 > 35 Tahun 0 0%
Jumlah 1 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 15.3 diatas dari 1 orang yang hamil, didapatkan usia ibu
hamil 20 - 35 tahun sebanyak 1 (100%).

Tabel 15.4
Distribusi KK Berdasarkan Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Pemeriksaan Kehamilan Frequency Percent


1 Ya 0 0%
2 Tidak 1 1%
Jumlah 1 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 15.4 diatas dari 1 orang yang hamil, didapatkan tidak
melakukan pemeriksaaan sebanyak 1 (100%).

Tabel 15.5
Distribusi KK Berdasarkan Jumlah Pemeriksaan Kehamilan
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

O Jumlah Pemeriksaan Frequency Percent


Kehamilan
1 2 Kali 0 0%
2 3 Kali 0 0%
3 4 Kali 0 0%
Jumlah 0 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 15.5 diatas dari 1 orang yang hamil, didapatkan tidak
melakukan pemeriksaaan sebanyak 1 (100%).

Tabel 15.6
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Tidak Melakukan Pemeriksaan
KehamilanDusun Kampung Pa’Batangang 2020
No Alasan Frequency Percent
1 Tidak Ada Biaya 0 0%
2 Tidak Sempat 1 100 %
3 Tidak Tahu 0 0%
4 Takut 0 0%
Jumlah 1 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 15.6 diatas dari 1 orang yang hamil, alasan tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan karena tidak sempat sebanyak 1
(100%).

Tabel 15.7
Distribusi KK Berdasarkan Suntik TT Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Suntik TT Frequency Percent


1 Ya 0 0%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 0 0%
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 15.7 diatas dari 1 orang yang hamil, tidak melakukan
suntik TT sebanyak 1 (100%).

L. Ibu Menyusui
Tabel 16
Distribusi KK Berdasarkan Buteki Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Buteki Frequency Percent


1 Ya 13 35,1 %
2 Tidak 24 64,9 %
Jumlah 37 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 16 diatas, menunjukan bahwa masih ada Buketi di


Dusun Kampung Pa’Batangang sebanyak 13 orang (35,1%)

Tabel 16.1
Distribusi KK Berdasarkan Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Buteki Frequency Percent


1 Ya 13 35,1 %
2 Tidak 24 64,9 %
Jumlah 37 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 16.1 diatas menunjukkan bahwa 13 buteki dari 37 KK


yang didata di Dusun Kampung Pa’Batangangdidapatkan 13 (35,1%) ibu
menyusui.
Tabel 16.2
Distribusi KK Berdasarkan Lama Ibu Menyusui Anak Bila Ada Buteki
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Lama Frequency Percent


1 < 1 Bulan 0 0%
2 1 – 4 Bulan 0 0%
3 5 – 12 Bulan 1 50 %
4 > 12 Bulan 1 50 %
Jumlah 2 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 16.2 diatas menunjukkan bahwa 2 buteki dari 37 KK
yang didata di Dusun Kampung Pa’Batangangdidapatkanlama ibu
menyusui anaknya 5 - 12 bulan sebanyak 1 (50%) dan lama ibu menyusui
anaknya >12 bulan sebanyak 1 (50%).
Tabel 16.3
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Ibu Tidak Menyusui Anak Bila Ada
Buteki Dusun Kampung Pa’Batangang 2020
No Alasan Frequency Percent
1 Pekerjaan 0 0%
2 Tidak Tahu 0 100 %
3 Penyakit 0 0%
Jumlah 1 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan hasil pendataan dan tabel 16 diatas tidak ada alasan ibu tidak
menyusui anaknya karana semua buteki menyusui anaknya.

M. Balita
Tabel 17
Distribusi KK Berdasarkan Ada Keluarga Yang Memiliki Balita
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Usia Balita Frequency Percent


1 Ya 13 35,1 %
2 Tidak 24 64,9 %
Jumlah 37 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 17 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki


balita dari 37 KK yang didata di Dusun Kampung Pa’Batangang
didapatkan 24 (64,9%) yang tidak memiliki balita dan yang memiliki
balita sebanyak 13 (35,1%).
Tabel 17.1
Distribusi KK Berdasarkan Balita Yang Dibawah Keposyandu
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Posyandu Balita Frequency Percent


1 Ya 12 32,4 %
2 Tidak 25 67,6 %
Jumlah 37 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 17.1 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang


memiliki balita dari 37 KK yang didata di Dusun Kampung Pa’Batangang,
balita yang di bawah ke posyandu 12 (32,4%).
Tabel 17.2
Distribusi KK Berdasarkan Alasan Balita Tidak Dibawah Keposyandu
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Alasan Frequency Percent


1 Jauh 0 0%
2 Tidak Ada Waktu 1 100 %
Jumlah 1 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 17.2 diatas,menunjukkan bahwa keluarga yang


memiliki balita dari 37 KK yang didata di Dusun Kampung Pa,Batangang,
balita yang tidak di bawah ke posyandu 1 (100%) alasan pandemic covid
19.
Tabel 17.3
Distribusi KK Berdasarkan Imunisasi Balita
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Imunisasi Frequency Percent


1 Hb0 13 34,2 %
2 BCG 11 28,9 %
3 DPT 8 21,1
4 Polio 4 10,5 %
5 Campak 2 5,3 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 17.3 diatas, menunjukan bahwa keluarga yang memiliki


balita 13 dari 37 KK yang didata du Dusun Pa.Batangang, imunisasi balita HB0
sebanyak 13 (34,2), imunisasi BCG sebanyak 11 (28,9%), imunisasi DPT
sebanyak 8 (21,1%), imunisasi polio sebanyak 4 (10,4%), imunisasi campak
sebanyak 2 (5,3%)

Tabel 17.4
Distribusi KK Berdasarkan Alasan BalitaTidak Imunisasi Dusun Kampung
Pa’Batangang 2020

No Alasan Frequency Percent


1 Tidak Ada Waktu 2 1%
2 Tidak Tahu 0 0%
Jumlah 2 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 17.4 diatas, menunjukan bahwadari 37 KK yang di data


di Dusun Pa’Batangang, balita yyang tidak di baah ke posyandu 2 (100%).Dengan
alas an pandemic covid

Tabel 17.5
Distribusi KK Berdasarkan KMS Balita Dusun Kampung Pa’Batangang
2020

No KMS Balita Frequency Percent


1 Ya 13 100 %
2 Tidak 0 0%
Jumlah 13 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 17.5 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang


memiliki balita 13 dari 37 KK yang didata di Dusun Kampung
Pa’Batangang, balita yang memiliki KMS sebanyak 13 (100%).
Tabel 17.6
Distribusi KK Berdasarkan Hasil Penimbangan Balita Di KMS Dusun
Kampung Pa’Batangang 2020

No Hasil Frequency Percent


1 Didaereh Garis Hijau 8 61,6 %
2 Berada Diatas Garis Hijau 3 23,1 %
Kuning
3 Dibawah Garis Titik Titik 2 15,3 %
4 Dibawah Garis Merah 0 0%
Jumlah 13 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 17.6 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki


balita dari 37 KK yang didata di Dusun Kampung Pa,Batangang, hasil
penimbangan balita di KMS sebanyak 8 (61,6%) di daerah garis hijau.

N. Anak & Remaja


Tabel 18
Distribusi KK Berdasarkan Anak Sekolah / Remaja Di Keluarga
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Anak Sekoah / Remaja Frequency Percent


1 Ya 22 59,4 %
2 Tidak 15 40,6 %
Jumlah 37 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 18 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki


anak sekolah / remaja dari 37 KK yang didata di Dusun Kampung
Pa’Batangangdidapatkan 22 (59,4%) yang memiliki anak sekolah / remaja
dan yang tidak memiliki anak sekolah / remaja sebanyak 15 (40,6%).
Tabel 18.1
Distribusi KK Berdasarkan Usia Anak Saat ini
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Usia Anak Frequency Percent


1 6 – 10 Tahun 22 40,8 %
2 11 – 15 Tahun 12 22,2 %
3 16 – 21 Tahun 20 37,0 %
Jumlah 54 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 18.1 diatas menunjukkan bahwa usia anak saat ini dari
37 KK yang didata di Dusun Kampung Pa’Batangangdidapatkan sebanyak
22 (40,8%) usia 6- 10 tahun, sebanyak 12 (22,2%) usia 16 - 21 tahun dan
sebanyak 20 (37,0%).

Tabel 18.2
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Anak
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Tingkat Pendidikan Frequency Percent


1 SD 25 46,3 %
2 SMP 16 29,7 %
3 SMA 13 24,0 %
4 PT 0 0%
Jumlah 54 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 18.2 diatas menunjukkan bahwa dari 52 anak usia


remaja/sekolah bahwa tingkat pendidikan anak terbanyak adalah SD
dengan frekuensi 25 (46,3%) orang dan SMP sebanyak 16 (29,7%), SMA
sebanyak 13 (24.0%) orang dan perguruan tinggi hanya 1 orang (1.4%).
Hal ini menunjukkan bahwa usia anak – anak lebih banyak di Didusun
Kampung Pa’Batangang .

Tabel 18.3
Distribusi KK Berdasarkan Penyakit Anak
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Penyakit Anak Frequency Percent


1 Ada 2 3,8 %
2 Tidak Ada 52 96,2 %
Jumlah 54 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 18.3 diatas menunjukkan bahwa dari 54 anak di Dusun


Kampung Pa’Batangang terdapat 2 orang anak yang sakit, dimana sakit
yang diderita adalah Demam, orang tua mereka sudah membawanya
berobat ke sarana pelayanan kesehatan dan ada perubahan.

Tabel 18.4
Distribusi KK Berdasarkan Status Berobat Anak
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Status Berobat Frequency Percent


1 Sudah 2 100 %
2 Belum 0 05
Jumlah 2 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 17.4 diatas, menunjukkan bahwa dari 2 orang anak yang
sakit di Dusun Kampung Pa’Batangang (menderita Demam) mereka sudah
dibawah berobat ke pelayanan kesehatan oleh orang tua mereka, dan ada
perubahan

Tabel 17.5
Distribusi KK Berdasarkan Tempat Berobat Anak
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020
No Tempat Berobat Anak Frequency Percent
1 Medis 2 100 %
2 Non Medis 0 0%
Jumlah 2 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 17,5 diatas, menunjukan bahwa sebanyak 2 (100%)


tempat berobat anak yang sakit adalah sarana pelaayanan kesehatan
(medis) dan tidak ada yang berobat non medis. Hal ini di karenakan sarana
pelayanan kesehatan yang berada di Dusun Pa’Batangang sangat mudah
dijangkau

Tabel 18.5
Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Waktu Luang Anak
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Penggunaan Waktu Frequency Percent


Luang
1 Musik / TV 15 27,8 %
2 Olahraga 14 25,9 %
3 Rekreasi 0 0%
4 Keagamaan 25 46,3 %
Jumlah 54 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 18.5 diatas menunjukkan bahwa dari 54 anak yang ada
di adausun Kampung Pa’Batangang, anak lebih banyak menggunakan
waktu luang mereka untuk keagamaan/sholat dengan frekuensi 25
(46,3%).

Tabel 18.6
Distribusi KK Berdasarkan Kebiasaan Anak
Dusun Kampung Pa’Batangang2020
No Kebiasaan Anak Frequency Percent
1 Merokok 3 25 %
2 Alkohol 0 0%
3 Narkoba 0 0%
4 Bermain 9 75 %
Jumlah 12 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 18.6 diatas menunjukkan bahwa dari 12 orang usia


remaja / sekolah yang berada Di Dusun Kampung Pa,Batngang kebiasaan
mereka lebih banyak yang bermain dengan frekuensi 9 (75%). Hal ini
dikarenakan di Dusun Kampung Pa,Batanganglebih banyak usia anak –
anak .

O. Usia Lanjut

Tabel 19
Distribusi KK Berdasarkan Adanya Usia lanjut Dirumah
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Usia Lanjut Frequency Percent


1 Ada 10 27,1 %
2 Tidak Ada 27 72,9 %
Jumlah 37 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 19 diatas menunjukkan bahwa usia lanjut di rumah dari
37 KK yang didata di Dusun Kampung Pa’Batangang, didapatkan
sebanyak 27 (72,9%) tidak ada usia lanjut dan sebanyak 10 (27,1%)
terdapat usia lanjut.

Tabel 19.1
Distribusi KK Berdasarkan Keluhan Penyakit
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Keluhan Penyakit Lansia Frequency Percent


1 Ada 6 60 %
2 Tidak Ada 4 40 %
Jumlah 10 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 19.1 diatas menunjukkan dari 37 KK yang memiliki


usia lanjut di rumah sebanyak 10 penduduk di Dusun Kampung
Pa’Batangang, didapatkan sebanyak 6 (60%) memiliki keluhan penyakit
dan sebanyak 4 (40%) tidak memiliki keluhan penyakit.
Tabel 19.2
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Penyakit
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020

No Jenis Penyakit Frequency Percent


1. Asma 0 0%
2 TBC 0 0%
3 Hipertensi 1 16,7 %
4 Kencing Manis 0 0%
5 Rheumatik / Arthritis 3 50 %
6 Katarak 0 0%
7 Asam Urat 2 33,3 %
8 Penyakit Kulit 0 0%
9 Jantung 0 0%
10 Liver 0 0%
11 DM 0 0%
12 Gastritis 0 0%
13 Stroke 0 0%
Jumlah 6 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020
Berdasarkan tabel 19.2 diatas menunjukkan dari 10 usia lanjut yang
memiliki keluhan penyakit sebanyak 6 penduduk di Dusun Kampung
Pa’Batangang, didapatkan sebanyak 4 (66,7%) menderita penyakit
reumatik / Arthritis, sebanyak 2 (33,3%) mendetita penyakit Asam urat

Tabel 19.3
Distribusi KK Berdasarkan Upaya Yang Telah Dilakukan
Dusun Kampung Pa’Batangang2020

No Upaya Yang Telah Frequency Percent


Dilakukan
1 Berobat Ke Sarana 6 100 %
Kesehatan
2 Berobat Ke Non Medis 0 0%
3 Diobati Sendiri 0 0%
Jumlah 6 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 19.3 diatas menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan


untuk berobat ke sarana kesehatan 6 (100%) dari 6 lansia yang memiliki keluhan
penyakit di Dusun Kampung Pa’Batangang.

Tabel 19.4
Distribusi KK Berdasarkan Penggunaan Waktu Senggang
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020
No Kegiatan Frequency Percent
1 Berkebun / Pekerjaan 0 0%
Rumah
2 Jalan – Jalan 4 40 %
3 Senam 0 0%
4 Tidak Ada Kegiatan 6 60 %
Jumlah 10 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan tabel 19.4 diatas menunjukkan bahwa penggunaan waktu


senggang usia lanjut dari 10 penduduk di Dusun Kampung Pa’Batangang
sebanyak 6 (60%) tidak melakukan aktifitas dan sebanyak 4 (40%)
melakukan aktivitas jalan-jalan.

Tabel 19.5
Distribusi KK Berdasarkan Posyandu Lansia
Dusun Kampung Pa’Batangang 2020
No Posyandu Frequency Percent
1 Ada 0 0%
2 Tidak Ada 0 0%
Jumlah 10 100 %
Sumber : Data Primer 14 Agustus 2020

Berdasarkan hasil pendataan yang telah di lakukan dan menurut


keterangan penduduk di Dusun Kampung Pa’Batangang tidak terdapat
posyandu lansia di wilayah mereka.

BAB IV

PEMBAHASAN

Pemberian  asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan


hubungan kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat
untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.Konsep keperawatan komunitas
yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat keperawatan yang di tujukan pada
masyarakat terutama kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terhadap
terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.Peran serta aktif masyarakat
sangat mempengaruhi proses penerapana asuhan keperawatan di masyarakat itu
sendiri. Pengkajian yang dilakukan di Dusun Kampung Pa’Batangangsangat
tergantung pada respon masyarakat, terutama dalam  memberikan informasi yang
valid dan  akurat.Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama
dengan tahapan pada proses keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan,
Pelaksanaan dan Evaluasi .

A. Pengkajian

Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :


1) Perumahan: Status kepemilikan rumah di Dusun Kampung

Pa’Batangangyaitu : milik sendiri dan menumpang.

2) Tipe rumah di Dusun Kampung Pa’Batangangyiatu :Permanen , semi

permanen dan tidak permanen. Masing-masing keadaan lantai masih

papan, semen dan tegel.

3) Pendidikan: Status pendidikan di Dusun Kampung Pa’Batangang

kebanyakan masih SD dan SMP namun dalam hasil pngkajian ada juga

yang SMA dan Perguruan Tinggi.

4) Ekonomi: Tingkat ekonomidi Dusun Kampung Pa’Batangang masih ada

yang dibawah UMR, penghasilan yang didapat perbulan kurang dari 1

juta, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan

kesehatan seperti kebutuhan nutrisi dan fasilitas kesehatan

5) Pelayanan kesehatan yang tersedia di Dusun Kampung Pa’Batangang

untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau

apabila gangguan sudah terjadi yaitu puskesmas.


Analisa Data

N
DATA PENYEBAB MASALAH KESEHATAN
O
1 Ds: Kurangnya pengetahuan Resiko timbulnya penyakit
masyarakat dalam memelihara menular (diare, DHF, ISPA)
- Penduduk desa mengatakan banyak sampah yang dikumpulkan di
lingkungan yang memenuhi
buang ke sungai dan ada juga dibakar di pekarangan rumah.
syarat kesehatan
- Penduduk desa mengatakan banyak jendela rumah warga ditutup
siang hari karena demi keamanan rumah.
1. DO :
- Tidak memiliki jendela setiap rumah sebanyak 0 (0%).
- Tidak memiliki jendela setiap kamar sebanyak 3 (10%).
- Jendela rumah yang tidak di buka setiap hari sebanyak 2 (6,7%).
- Pencahayaan remang-remang dalam rumah sebanyak 3 (10%)
dan pencahayan gelap dalam rumah sebanyak 0 (0%).
- 13 (43,3%) halaman rumah dimanfaatkan sebagai kandang
ternak.
- pengelolaan air minum dengan cara tidak dimasak sebanyak 0
(0%).
- penampungan air yang tidak ditutup sebanyak 29 (57%)
- Kondisi air dalam penammpungan air yang berwarna sebanyak
0 (0%).
- Ada jentik dalam penampungan air sebanyak 2 (6,7%).
- Sampah dibakar sebanyak 11 (36,7%) dan dibuang ke sungai
sebanyak 16 (53,3%)
- Panampungan sampah terbuka sebanyak 8 (73,3%)
- Jarak pembuangan sampah dari rumah (<5m) sebanyak 8
(26,7%).
2 DS : Kurangnya pengetahuan Resiko terjadinya peningkatan
- Penduduk Dusun Kampung Pa’Batangang mengatakan bahwa masyarakat dalam memilihara angka kesakitan pada lansia
tidak ada posyandu lansia kesehatan lansia.
- Lansia mengatakan tidak tahu bagaimana menjaga kesehatan dan
cara menangani penyakit seperti : Rematik dan Asam Urat
DO  :
- Jumlah lansia 10orang
- Lansia yang mengalami keluhan penyakit:
 Rheumatik / Arthritis (50 %)
 Asam urat (33,3%)
 Hipertensi (16,6%)
 Upaya lansia untuk mengobati penyakit : non medis 0%,
medis 100%
Tidak adanya posyandu lansia.
B. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
N Masalah Kesehatan A B C D E F G H I J K Total Prioritas
O
1. Resiko timbulnya penyakit menular (diare, DHF, ISPA) 4 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 29 1
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia 5 4 3 3 1 2 2 2 2 1 2 27 2
berhubungan dengan resikopenurunanderajatkesehatanlansia

KETERANGAN PENGOBOTAN
A = Resiko Terjadi G = Tempat
1 = Sangat Rendah
B = Risiko Parah H = Waktu
2 = Rendah
C = Potensi Untuk Pendidikan Kesehatan I = Dana
3 = Cukup
D = Minat Masyarakat J = Fasilitas Kesehatan
4 = Tinggi
E = Mungkin Diatasi K = Sumber Daya
5 = Sangat Tinggi
F = Sesuai Dengan Program Pemerintah
C. RENCANA KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO DX TUM & TUK STRA RENCANA EVALUASI SASARAN TEMPAT PJ


KEP TEGI KEGIATAN
Kriteria Standar

1 DX I Setelah dilakukan K.I.E a. Berikan penyuluhan Verbal a. Jenis sampah. Warga Pekarangan
tindakan tentang dampak b. Dampak Masyarakat rumah
keperawatan selama pembuangan sampah pembuangan Dusun masyarakat,
1 X pertemuan yang tidak sehat dan yangkurang sehat. Kampung
diharapkan pengolahan sampah c. Pengelolaan Tangnga
masyarakat mampu : yang benar. sampah yang benar.
a. Mengidentifikasi b. Diskusikan dengan
jenis sampah warga tentang
b. Memisahkan dampak yang
sampah kering ditimbulkan bila
dan basah sampah berserakan.
c. Membuang c. Diskusikan cara
sampah sesuai pengleloaan sampah
dengan jenis dan yang sehat.
tempat yang d. Melakukan kerja
sehat bakti massal
d. Memilihara bersama dengan
lingkungan yang seluruh warga.
sehat e. Berikan
reinforcement
terhadap
kemampuan warga
mengelola sampah
yang benar.
2 II Setelah di lakukan K.I.E a. Berikan penyuluhan Verbal a. Proses terjadinya Lansia
tindakan tentang terjadinya manua.
keperawatan proses manua dan b. TBC
sebanyak 1 kali TBC
kegiatan di harapkan
masyarakat mampu
memberikan
perawatan pada
lansia
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO MASALAH KEPERAWATAN TGL KEGIATAN EVALUASI ANALISA
1 Resiko timbulnya penyakit menular a. Melakuakan penyuluhan Evaluasi struktur:
(diare, DHF, ISPA) berhubungan tentang dampak pembuangan a. Kegiatan telah
dengan kurangnya pengetahuan sampah yang tidak sehat dan direncanakan 3 hari
masyarakat dalam memelihara pengolahan sampah yang sebelum kegiatan
lingkungan yang memenuhi syarat benar. dilaksanakan
kesehatan b. Mendiskusikan dengan warga b. Materi penyuluhan dan
tentang dampak yang leaflet telah dipersiapkan
ditimbulkan bila sampah 1 hari sebelum
berserakan. pelaksanaan
c. Mendiskusikan cara c. Kegiatan kerja bakti
pengleloaan sampah yang dikoordinir oleh pak
sehat. desa.
d. Melakukan kerja bakti massal Evaluasi proses:
bersama dengan seluruh a. Kegiatan berlangsung
warga. kurang lancar
e. Melakukan reinforcement b. Kegiatan dihadiri oleh 5
terhadap kemampuan warga orang
mengelola sampah yang c. Kegiatan kerja bakti
benar. difokuskan pada tempat
pembuangan sampah.
Evaluasi hasil :
a. Masyarakat mengerti
akan pentingnya
pengelolaan sampah
b. Lingkungan tampak
bersih dan parit menjadi
lancar
2 Resiko terjadinya peningkatan angka a. Penyuluhan tentang proses Evaluasi struktur
kesakitan pada lansia berhubungan terjadinya manua dan TBC a. Materi penyuluhan dan
dengan leaflet telah dipersiapkan
resikopenurunanderajatkesehatanlansia 1 hari sebelum
pelaksanaan.
b. Tempat di persiapan
sebelum acara dimulai.
c. Masyarakat
dinformasikan jauh hari
sebelum acara dimulai.
Evaluasi Proses
a. Acara berjalan tertip dan
lancar.
b. Acara dihadiri lansia
sebanyak 60 orang.
c. 25% lansia bertanya
tentang kondisi
penyakitnya.
d. Tempat duduk terbatas
sehingga banyak lansia
yang berdiri.
Evaluasi hasil :
Lansia mengerti tentang
proses menua dan penyakit
hipertensi

Anda mungkin juga menyukai