Latar Belakang
Hal-hal ikhwan yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam suatu bidang
ilmu yang dikenal dengan istilah enzimologi. Enzimologi tidak dipelajari tersendiri
sebagai satu jurusan khusus dalam dunia pendidikan, tetapi sejumlah program studi
memberikan kuliah ini. enzimatologi ini terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu
pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
Pengetahuan mengenai enzim sudah dimulai atau dirintis sejak tahun 1837
oleh Berzelius. Berzelius pada tahun tersebut mengusulkan nama “katalis” untuk zat-
zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Namun,
proses kimia yang terjadi dengan bantuan enzim ini sebenarnya telah dikenal jauh
sebelum Berzelius mengemukakan istilah katalis untuk pertama kali. Contohnya saja
pada proses pembuatan anggur dengan cara fermentasi atau peragian, dan pada proses
pembuatan cuka. Buchner pada tahun 1897 dapat membuktikan gagasan Bernard
(1875) yang menyatakan bahwa khamir dapat memecah gula menjadi alkohol dan
CO2 karena mengandung katalisator biologis dalam senyawanya. Buchner
membuktikannya melalui sebuah percobaan yaitu pada saat menggerus sel khamir
dengan pasir dan ditambahkan sejumlah besar gula, terlihat dari campuran tersebut
dibebaskan CO2 dan sedikit alkohol. Pembuktian ini membuka jalan bagi
perkembangan biokimia modern. Akhirnya dapat diketahui bahwa pembentukan
alkohol dari gula oleh khamir, merupakan hasil urutan beberapa reaksi kimia, yang
masing-masing dikatalisir oleh biokatalisator yang spesifik atau dikenal dengan
enzim (Fifendy, 2017).
Suatu reaksi kimia, khususnya antara senyawa organik, yang dilakukan dalam
laboratorium memerlukan suatu kondisi yang ditentukan oleh beberapa faktor seperti
suhu, pH, tekanan, waktu dan lain-lain. Apabila salah satu kondisi tidak sesuai
dengan apa yang seharusnya dibutuhkan maka reaksi tidak dapat berlangsung dengan
baik. Tubuh merupakan laboratorium yang sangat rumit sebab di dalamnya terjadi
reaksi kimia yang beranekaragam. Salah satu penyebab reaksi kimia dalam tubuh
berlangsung dengan baik di dalam tubuh adalah karena adanya katalis yang disebut
enzim. Enzim akan membuat reaksi kimia dalam tubuh berlangsung dengan baik
apabila didukung dengan adanya kondisi yang sesuai. Oleh karena itu, praktikum ini
dilakukan guna mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju
reaksi enzim sehingga dapat bekerja dengan baik.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi laju reaksi enzim.
TINJAUAN PUSTAKA
Prosedur Kerja
a. Uji Pengaruh pH Terhadap Kecepatan Reaksi Penggumpalan Susu
Dipanaskan 100 mL susu segar hingga suhu 60°C
↓
Ditambahkan enzim rennet 0,4%
↓
Dipanaskan hingga 100°C
↓
Diaduk larutan secara kontinyu hingga terbetuk gumpalan
(endapan sempurna)
↓
Dipisahkan endapandengan menggunakan kertassaring
↓
Ditimbang
b. Uji Pengaruh Konsentrasi Substrat Terhadap Kecepatan Reaksi Penggumpalan
Susu pada Berbagai VolumeSubstrat
Dipanaskan susu segar hingga suhu 60°C
↓
Ditambahkan enzim rennet 0,4%
↓
Dipanaskan hingga 100°C
↓
Diaduk larutan secara kontinyu hingga terbetuk gumpalan
(endapan sempurna)
↓
Dipisahkan endapan dengan menggunakan kertass aring
↓
Ditimbang
Baehaki, A., 2008, Purifikasi dan Karakterisasi Protease Dari Bakteri Patogen
Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 19 (1) : 80-
87.
Boyer, P. D., 1971. The Enzymes, 3rd ed. Academic Press. New York.
Lestari, W., Agustien, Anthoni, dan Y. Rilda, 2013. Pengaruh Konsentrasi Inokulum
dan Induser Terhadap Produksi Protease Alkali Bacillus sp. Isolat MI.23
Termofilik. Jurnal Biological. 2(1) : 273-277.
Muchtadi, D., S. R. Palupi, dan M. Astawan, 1992. Enzim dalam Industri Pangan,
PAU. Pangan dan Gizi IPB. Bogor.
Naiola, E. dan N. Widhyastuti, 2012. Isolasi, Seleksi, dan Optimasi Produk Protease
dari Beberapa Isolat Bakteri. Berita Biologis. 6 (3) : 9-16.