Protein DnaA membentuk struktur kompleks yang terdiri atas 30 hingga 40 buah molekul,
yang masing-masing akan terikat pada molekul ATP. Daerah ori akan mengelilingi kompleks
DnaA-ATP tersebut. Proses ini memerlukan kondisi superkoiling negatif DNA (pilinan kedua
untai DNA berbalik arah sehingga terbuka). Superkoiling negatif akan menyebabkan
pembukaan tiga sekuens repetitif sepanjang 13 pb yang kaya dengan AT sehingga
memungkinkan terjadinya pengikatan protein DnaB, yang merupakan enzim helikase, yaitu
enzim yang akan menggunakan energi ATP hasil hidrolisis untuk bergerak di sepanjang
kedua untai DNA dan memisahkannya.
Seperti telah dijelaskan di atas, replikasi DNA terjadi baik pada untai pengarah maupun pada
untai tertinggal. Pada untai tertinggal suatu kompleks yang disebut primosom akan
menyintesis sejumlah RNA primer dengan interval 1.000 hingga 2.000 basa. Primosom
terdiri atas helikase DnaB dan DNA primase.
Primer baik pada untai pengarah maupun pada untai tertinggal akan
mengalami elongasi dengan bantuan holoenzim DNA polimerase III. Kompleks multisubunit
ini merupakan dimer, separuh akan bekerja pada untai pengarah dan separuh lainnya bekerja
pada untai tertinggal. Dengan demikian, sintesis pada kedua untai akan berjalan dengan
kecepatan yang sama.
Masing-masing bagian dimer pada kedua untai tersebut terdiri atas subunit a, yang
mempunyai fungsi polimerase sesungguhnya, dan subunit e, yang mempunyai fungsi
penyuntingan berupa eksonuklease 3’– 5’. Selain itu, terdapat subunit b yang menempelkan
polimerase pada DNA.
Begitu primer pada untai tertinggal dielongasi oleh DNA polimerase III, mereka akan segera
dibuang dan celah yang ditimbulkan oleh hilangnya primer tersebut diisi oleh DNA
polimerase I, yang mempunyai aktivitas polimerase 5’ – 3’, eksonuklease 5’ – 3’, dan
eksonuklease penyuntingan 3’ – 5’. Eksonuklease 5’ - 3’ membuang primer, sedangkan
polimerase akan mengisi celah yang ditimbulkan. Akhirnya, fragmen-fragmen Okazaki akan
dipersatukan oleh enzim DNA ligase. Secara in vivo, dimer holoenzim DNA polimerase III
dan primosom diyakini membentuk kompleks berukuran besar yang disebut dengan replisom.
Dengan adanya replisom sintesis DNA akan berlangsung dengan kecepatan 900 pb tiap detik.
Kedua garpu replikasi akan bertemu kira-kira pada posisi 180 °C dari ori. Di sekitar daerah
ini terdapat sejumlah terminator yang akan menghentikan gerakan garpu replikasi.
Terminator tersebut antara lain berupa produk gen tus, suatu inhibitor bagi helikase DnaB.
Ketika replikasi selesai, kedua lingkaran hasil replikasi masih menyatu. Pemisahan dilakukan
oleh enzim topoisomerase IV. Masing-masing lingkaran hasil replikasi kemudian
disegregasikan ke dalam kedua sel hasil pembelahan.
Prokariota merupakan organisme sel tunggal yang belum memiliki membran inti dan organel
bermembran. Anggota dari kelompok ini adalah bakteri dan ganggang hijau biru. Mereka
memiliki DNA inti yang tidak terbungkus membran nukleus dan juga terdapat DNA
sitoplasma dalam bentuk plasmid.
Setiap gen pada DNA prokariota selalu diawali dengan promoter dan di akhiri dengan
terminator. Jadi strukturnya adalah sebagai berikut: promoter-gen-terminator. Promotor dan
terminator juga merupakan basa nukleotda namun bukan bagian yang akan diterjemahkan
menjadi RNA.
Transkripsi bakteri dimulai ketika enzim RNA polimerase menempel pada bagian promoter,
hal ini menjadi penanda bahwa proses transkripsi akan segera dimulai. RNA polimerase akan
membuka rantai ganda DNA dan memungkinkan terciptanya RNA dari salah satu rantai
DNA yang digunakan sebagai cetakan. Tahap ini disebut dengan inisiasi.
Setelah itu RNA polimerase akan menggabungkan nukleotida bebas menjadi rantai RNA
yang sesuai dengan cetakan. RNA polimerase akan bergerak sepanjang gen yang akan
dicetak hingga proses pembentukan RNA selesai. Proses pembentukan RNA sepanjang
cetakan DNA ini disebut dengan tahap elongasi.
Setelah RNA terbentuk sempurna, RNA polimerase akan sampai pada bagian terminator yang
menandai berakhirnya proses transkripsi. RNA akan terlepas dan diikuti RNA polimerase
yang juga akan melepaskan diri dari DNA tersebut. Tahap ini disebut dengan terminasi.
Inisiasi (initiation)
Tahap pertama pada inisiasi dimulai dengan disosiasi/pemisahan ribosom 70S menjadi
subunit besar (50S) dan subunit kecil (30S) dengan menggunakan faktor IF-1, kemudia pada
tahapan inisiasi ini subunit ribosom 30S terbebas dari ikatan dengan subunit 50S melalui
interaksinya dengan protein IF-3, kemudian terjadinya penggabungan mRNA, subunit 30S,
dan formilmetionil-tRNAf (fMet-tRNAf) membentuk kompleks inisiasi 30S dengan
membutuhkan GTP (guanosin triphosphat) dan beberapa protein/faktor inisiasi (IF-1, IF-2, IF-
3) yang dilakukan oleh IF-2, IF-3. IF-3 tersebut akan mengikat pada subunit 30S (ribosom
kecil), setelah kompleks inisiasi 30S terbentuk selanjutnya subunit 50S (ribosom besar)
bergabung dan membentuk kompleks inisiasi 70S dengan menggunakan energi hasil
hidrolisis GTP yang terjadi pada waktu IF-1, IF-2 dan IF-3 terlepas dari kompleks, kompleks
inisiasi 70S inilah yang siap melakukan proses pemanjangan polipeptida.
Pemanjangan (elongation)
Proses pemanjangan polipeptida secara umum mempunyai mekanisme 3 tahapan: 1)
pengikatan aminoasil –tRNA pada sisi A yang ada di ribosom, 2) pemindahan rantai
polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang ada pada sisi P ke arah sisi A dengan membentuk
ikatan peptide, 4) translokasi ribosom sepanjang mRNA ke posisi kodon selanjutnya yang
ada di sisi A.