Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PICO JURNAL KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Laura Siregar M.Kep

Nama : Benedicta Sarni Telaumbanua


NIM : 180204002
Kelas : 2.1

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2020
KEBUTUHAN SPIRITUAL PADA PASIEN KANKER

Analisis PICO
No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking
1 P Ya Populasi pada penelitian ini adalah pasien kanker
yang dirawat di ruang rawat inap salah satu rumah
sakit di Bandung dengan jumlah rata-rata per bulan
120 pasien. Sampel pada penelitian ini adalah pasien
kanker dewasa dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel insidental sampling.

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif


kuantitatif. Peneliti akan mengujidata yang
dikumpulkan pada satu kesempatan dengan subjek
yang sama (coss sectional). Peneliti memaparkan
variabel penelitian yang diteliti untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang fenomena.

2 I Ya Intervensi pada penelitian ini, adalah Spiritual Needs


Questionaire (SpNQ) yang dikembangkan oleh
Bussing, Balzat, dan Heusser, (2010). Instrumen ini
digunakan untuk mengukur kebutuhan spiritualitas
khususnya pada pasien dewasa yang mengalami sakit
kronis. Terdiri atas 19 item pertanyaan. Dalam
instrumen kebutuhan spiritualitas ini, ada empat
bagian yaitu, religious; inner peace; existential
(reflection/rerataing); dan actively giving/generativity.
Dalam hal skoring, pertama-tama instrumen ini akan
menilai kebutuhan spiritual responden (ya/tidak),
selanjutnyamenilai seberapa kuat/penting kebutuhan
spiritual tersebut bagi mereka dengan menggunakan
skala 1–3 (1- agak dibutuhkan; 2- dibutuhkan; 3-
sangat dibutuhkan).
3 C Tidak Dalam penelitian ini, tidak ada perbandingan
intervensi yang di lakukan.
4 O Ya Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek
religi, berdoa dengan orang lain dan seseorang berdoa
untuk responden memiliki persentase paling tinggi
(96,05%). Pada aspek kedamaian, tinggal di tempat
yang tenang dan damai serta menemukan kedamaian
batin memiliki persentase paling tinggi (89,47%).
Pada aspek eksistensi diri, menemukan makna dalam
sakit dan penderitaan memiliki persentase paling
tinggi (94,74%). Adapun pada kebutuhan untuk
memberi, beralih menjadi orang yang penuh cinta
kasih memiliki persentase paling tinggi (89,47%).
Kebutuhan tersebut masuk ke dalam kategori
dibutuhkan dengan nilai rerata sebagai berikut :
kebutuhan religi (2,28±0,47); kedamaian (2,19±0,47);
eksistensi diri (2,11±0,76); dan kebutuhan untuk
memberi (2,08±0,55). Penelitian ini menunjukkan
bahwa semua dimensi kebutuhan spiritual sangat
dibutuhkan oleh responden, dan kebutuhan religi
merupakan kebutuhan yang paling banyak dipilih dan
dirasakan paling dibutuhkan.

Daftar Pustaka
Aan N et al (2015). Kebutuhan Spiritual pada Pasien Kanker. Nurse and Health: Jurnal
Keperawatan. Vol 3 No. 3 : 57-66.
PENGARUH BEREAVEMENT LIFE REVIEW TERHADAP
KESEJAHTERAAN SPIRITUAL PADA KELUARGA PASIEN STROKE

Analisis PICO
No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking
1 P Ya Populasi yang pada penelitian ini adalah keluarga
pada pasien dengan stroke yang dirawat di RSD
Soebandi Jember. Populasi yang digunakan dalam
penelitian total 28 orang dengan 14 orang kelompok
intervensi dan 14 orang kelompok.Sampeldipilih
dengan cara consecutive sampling, yaitu jumlah
sampel yang dipilih dari urutan pasien yang
dirawat.Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, bulan
April sampai Juni 2014.

2 I Ya Intervensi dalam peningkatan spiritual keluarga


pasien stroke merupakan hal yang perlu
dikembangkan. Life review adalah sebuah bentuk
intervensi yang efektif dalam upaya peningkatan
kesejahteraan spiritual. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa lifereview efektif dalam
mendorong proses berduka pasien yang efektif.
Seperti dalam penelitian Ando etal. (2010)
menyebutkan bahwa lifereview jangka pendek efektif
dalam peningkatan kesejahteraan spiritual pasien
dengan penyakit terminal, dan menurunkan
distresspsikososial dan mengantarkan ke kematian
yang sejahtera.

3 C Tidak Dalam penelitian ini, tidak ada perbandingan


intervensi yang di lakukan.
4 O Ya Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan skor
rerata postest kesejahteraan spiritual pada kelompok
kontrol dengan kelompok intervensi (98,71 ± 3,65 dan
106,5 ± 1,83; p = 0,000). Terdapat perbedaan skor
rerata kesejahteraan spiritual pada pretest dengan
posttest pada kelompok intervensi (99,07 ± 2,95 dan
106,5 ± 1,83; p = 0,001). Proses
bereavementlifereview merupakan prosespeningkatan
spiritual melalui proses rekontekstualisasi,
memaafkan terhadap diri, dan refleksi yang
membentuk penguatan koping sehingga muncul
pemaknaan terhadap diri sendiri. Dapat disimpulkan
bereavementlifereview berpengaruh positif terhadap
peningkatan kesejahteraan spiritual keluarga pasien
stroke.

Daftar Pustaka
Muhamad Z et al (2017) Pengaruh Bereavement Life Review terhadap Kesejahteraam
Spiritual pada Keluarga Pasien Stroke. JKP. 5(2) :214-226
KESEJAHTERAAN SPIRITUAL KELUARGA PASIEN STROKE DAN
KAITANNYA DENGAN DEPRESI

Analisis PICO
No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking
1 P Ya Populasi yang ditargetkan pada penelitian ini adalah
keluarga pada pasien dengan stroke yang di rawat di
RSD Soebandi Jember. Rata-rata jumlah populasi
dalam dua bulan adalah 50 pasien. Sampel dipilih
dengan cara consecutive sampling, yaitu jumlah
sample yang dipilih dari urutan pasien yang dirawat.
Penentuan sample menggunakan kriteria inklusi:
keluarga pada pasien dengan diagnosa stroke oleh
dokter yang dirawat lebih dari dua hari, keluarga
adalah orang yang terdekat yaitu suami/istri pasien,
atau anak kandung pasien atau adik/kakak kandung
pasien, keluarga yang bisa membaca dan menulis,
sedangkan kriteria eksklusi: keluarga dengan penyakit
jiwa yang didiagnosa oleh dokter. Jumlah sampel
yang dipakai menggunakan rumus
SlovinSlovinadalah adalah sebanyak 44 keluarga
pasien stroke.

2 I Ya Intervensi penelitian ini adalah depresi keluarga


pasien stroke diukur menggunakan alat kuesioner
yang dimodifikasi dari kuesioner
centerforepidemiologycalstudiesdepressionscale
(CES-D) yang terdiri dari20 item pertanyaan meliputi
gejala-gejala gangguan depresi yang sesuai untuk
deteksi awal pada populasi pasien dengan penyakit
kronik.

3 C Tidak Dalam penelitian ini, tidak ada perbandingan


intervensi yang di lakukan.
4 O Ya Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat
kesejahteraan spiritual keluarga pasien stroke dalam
kategori tinggi 99,91 (2,24). Tingkat Depresi pasien
stroke dalam kategori tinggi 55,76 (2,46). Ada
hubungan antara tingkat kesejateraan spiritul dan
depresi pada keluarga pasien stroke (p=0,000) dengan
nilai keeratan 0,896. Semakin tinggi kesejahteraan
spiritual, semakin rendah depresi keluarga pasien
stroke. Saran dalam penelitian ini adalah perlu adanya
pengkajian secara komprehensif mengenai
kesejahteraan spiritual dan depresi pada keluarga
pasien stroke serta untuk penelitianselanjutnya perlu
adanya intervensi terhadap keluarga dalam upaya
penurunan depresi dan peningkatan kesejahteraan
spiritual.

Daftar Pustaka
Muhamad Z et al (2015) Kesejahteraan Spiritual Keluarga Pasien Stroke dan Kaitannya
dengan Depresi. JNKI : Journal Ners And Midwifery Indonesia. 3(30 : 129-133.

Anda mungkin juga menyukai