TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
2. KLASIFIKASI
disertai edema
c. Severe jika BB/TB < 70% atau dengan edema atau TB/U < 85%.
3. EPIDEMIOLOGI
mengalami gizi buruk dan data Susenas tahun 2005 memperlihatkan prevalensi
balita gizi buruk sebesar 8.8%. Pada tahun 2005 telah terjadi peningkatan
1
sediaan
ASUPANmakanan diPerawatan
MAKANAN rumah anak dan ibu hamil
GIZI KURANG Pelayanan
PENYAKIT Penyebab
kesehatan
INFEKSI tak langsung
Akar masalah
Krisis ekonomi
Kemiskinan, kurang langsung
pendidikan, kurang keterampilan Penyebab langsung
Pokok masalah
jumlah kasus gizi buruk di beberapa propinsi dan yang tertinggi terjadi di dua
5 tahun, karena pada periode ini kebutuhan energi meningkat dan kemungkinan
4. ETIOLOGI
5. PATOGENESIS
a. Patogenesis Marasmus
Pada keadaan ini yang mencolok ialah pertumbuhan yang kurang atau
terhenti disertai atrofi otot dan menghilangnya lemak di bawah kulit. Pada
hidup, jaringan tubuh memerlukan energi yang dapat dipenuhi oleh makan yang
diberikan, jika hal ini tidak terpenuhi maka harus didapat dari tubuh sendiri
memenuhi kebutuhan energi, akan tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa dan
sehingga pada marasmus berat kadang-kadang masih ditemukan asam amino yang
b. Patogenesis kwashiorkor
menyebabkan edema dan perlemakan hati. Kelainan ini merupakan gejala yang
yang sangat berlebihan, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah
berbagai asam amino esensial yang dibutuhkan untuk sintesis. Oleh karena dalam
diet terdapat cukup karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan
sebagian asam amino dalam serum menurun sehingga pembentukan albumin oleh
hepar turun dan timbul edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan
3
pembentukan lipoprotein-beta sehingga transpor lemak dari hati ke depot lemak
0100090000031602000002009601000000009601000026060f002203574d464301000
0000000010057cb0000000001000000000300000000000000030000010000006c0000
000000000000000000350000006f0000000000000000000000f9420000165f00002045
4d4600000100000300001000000002000000000000000000000000000000c0120000a
a1a0000cb00000021010000000000000000000000000000c0190300c7680400160000
000c000000180000000a0000001000000000000000000000000900000010000000d20
f000075160000520000007001000001000000a4ffffff00000000000000000000000090
0100000000000004400022430061006c0069006200720069000000000000000000000
000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
00000000000000001100b0b311001000000014b7110094b411005251603214b711000
cb41100100000007cb51100f8b611002451603214b711000cb411002000000049642f3
10cb4110014b7110020000000ffffffff2c4ad200d0642f310d000500ffff0180ffff01800f
020180ffffffff000001000008000000080000d4fb880301000000000000005802000025
000000632e90010008020f0502020204030204ef0200a07b2000400000000000000000
9f00000000000000430061006c006900620072000000000041007200690061006c002
00052006f0075006e0040b411009c38273106000000010000007cb411007cb41100e87
8253106000000a4b411002c4ad2006476000800000000250000000c00000001000000
250000000c00000001000000250000000c00000001000000120000000c00000001000
000180000000c0000000000000254000000540000000000000000000000350000006f
0000000100000055558740637b87400000000057000000010000004c0000000400000
00000000000000000d20f000076160000500000002000000036000000460000002800
00001c0000004744494302000000ffffffffffffffffd30f000076160000000000004600000
014000000080000004744494303000000250000000c0000000e000080250000000c00
00000e0000800e0000001400000000000000100000001400000004000000030108000
50000000b0200000000050000000c020d032502040000002e0118001c000000fb02f4ff
0000000000009001000000000440002243616c6962726900000000000000000000000
000000000000000000000000000040000002d010000040000002d010000040000002d
0100000400000002010100050000000902000000020d000000320a0c0000000100040
00000000024020d03202b07001c000000fb020200010000000000bc02000000000102
022253797374656d00000000000000000000000000000000000000000000000000000
40000002d010100040000002d010100030000000000
6. MANIFESTASI KLINIK
Gejala marasmus :
d. Konstipasi
e. Diare
f. Jaringan lemak di bawah kulit akan hilang sehingga turgor turun dan kulit
tampak keriput
5
k. Atrofi otot
Gejala kwashiorkor :
a. Pertumbuhan terganggu
c. Edema
d. Anoreksia
f. Kulit penderita kering dan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih dalam
dan lebar
g. Pembesaran hati
h. Anemia ringan
atas.
7. DIAGNOSIS
pada awal karena kurang makan tapi sering hilang pada stadium akhir,
glukosa darah turun, asam amino essensial plasma turun, kaliun dan
menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut umur), BB/TB (berat
badan menurut tinggi badan), LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi
badan)
8. PENATALAKSANAAN
penjelasan berikut.
Tindakan yang dapat dilakukan pada anak gizi buruk disesuaikan dengan hasil
Kondisi I
Jika ditemukan : Renjatan (syok), letargis, muntah dan atau diare atau dehidrasi.
1. Pasang O2 1-2L/menit
2. Pasang infus Ringer Laktat dan Dextrosa/Glukosa 10% dengan perbandingan 1:1
(RLG 5%)
3. Berikan glukosa 10% intravena (IV) bolus, dosis 5ml/kgBB bersamaan dengan
7
Kondisi II
2. Lanjutkan dengan glukosa atau larutan gula pasir 10% melalui NGT sebanyak
50ml
3. 2 jam pertama
pemberian
Kondisi III
2. 2 Jam pertama
pemberian
Kondisi IV
50ml
3. 2 Jam pertama
- berikan F 75 setiap 30 menit, ¼ dari dosis untuk 2 jam sesuai dengan berat
badan (NGT)
Kondisi V
Jika tidak ditemukan : renjatan (syok), letargis, muntah dan atau diare atau
Pada tata laksana rawat inap penderita KEP berat/Gizi buruk di Rumah Sakit
terdapat 5 (lima) aspek penting, yang perlu diperhatikan:
A. Prinsip dasar pengobatan rutin KEP berat/Gizi buruk (10 langkah utama)
C. Kegagalan pengobatan
9
A. Prinsip dasar pengobatan rutin 10 langkah utama
1. Penanganan hipoglikemi
2. Penanganan hipotermi
3. Penanganan dehidrasi
5. Pengobatan infeksi
6. Pemberian makanan
Hipoglikemia
2. Mencegah dan
mengatasi
hipotermia
3. Mencegah dan
mengatasi
dehidrasi
4. Memperbaiki
gangguan
keseimbangan
elektrolit
5. Mengobati infeksi
rendah)
KEP berat / Gizi buruk. Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah.
Jika anak sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan
saring/cair setiap 2-3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat
sebagai tanda adanya infeksi. Periksa kadar gula darah bila ada hipotermia ( suhu
ketiak <36°C/suhu dubur <36°C). Pemberian makanan yang sering penting untuk
11
1. 50 ml “bolus” (pemberian sekaligus) glukosa 10% atau larutan sukrosa 10%
(1 sdt gula dalam 5 sdm air) secara oral atau pipa naso-gastrik.
2. Selanjutnya berikan larutan tsb. setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali
4. Secepatnya berikan makan setiap 2 jam, siang dan malam (lihat langkah 6)
Pemantauan :
- Bila kadar glukosa darah rendah, ulangi pemeriksaan gula darah dengan darah dari
- Bila gula darah turun lagi sampai <50 mg/dl, ulangi pemberian 50 ml (bolus)
larutan glukosa 10% atau sukrosa, dan teruskan pemberian setiap 30 menit sampai
stabil.
- Ulangi pemeriksaan gula darah bila suhu aksila <36°C dan/atau kesadaran
menurun.
Bila tidak dapat memeriksa kadar glukosa darah, anggaplah setiap anak KEP
seperti tersebut di atas. Untuk pencegahan, mulai segera pemberian makan setiap 2
jam (langkah 6), sesudah dehidrasi yang ada dikoreksi, dan selalu memberikan
Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah dibawah 360 C. Pada
keadaan ini anak harus dihangatkan. Cara yang dapat dilakukan adalah ibu atau
orang dewasa lain mendekap anak di dadanya lalu ditutupi selimut (Metode
Cara lain adalah dengan membungkus anak dengan selimut tebal, dan
meletakkan lampu didekatnya. Lampu tersebut tidak boleh terlalu dekat apalagi
sampai menyentuh anak. Selama masa penghangatan ini dilakukan pengukuran suhu
anak pada dubur (bukan ketiak) setiap setengah jam sekali. Jika suhu sudah normal
dan stabil, anak tetap dibungkus dengan selimut atau pakaian rangkap agar anak
tidak jatuh kembali pada keadaan hipothermia. Tidak dibenarkan penghangatan anak
Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak penderita KEP berat / Gizi
buruk dengan dehidrasi adalah : ada riwayat diare sebelumnya, anak sangat
kehausan, mata cekung, nadi lemah, tangan dan kaki teraba dingin,anak tidak buang
- Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam
sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan
30 menit dengan sendok. Cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP disebut
ReSoMal.
- Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat / Gizi buruk dapat
13
menggunakan oralit yang diencerkan 2 kali. Jika anak tidak dapat minum,
Air 2 liter
Setiap 1 liter cairan ReSoMal ini mengandung 45 mEq Natrium, 40 mEq Kalium
(*) : Bubuk WHO ORS untuk 1 liter mengandung 3,5 g NaCL, 2,9 g trisodium
(**) : Larutan elektrolit mineral terdiri atas : KCL 224 gr, Tripotassium citrat
81gr MgCL2.6H2O 76 gr Zn asetat 2H2O 8,2 gr CuSO4.5 H2O 1,4gr dan air
sebagai alternatif atau pengganti ReSoMal dapat dibuat larutan sebagai berikut:
Air 2 liter
Bubuk WHO-ORS untuk 1 liter (*) 1 pak
Gula pasir 50 gr
Bubuk KCL 4 gr
Atau bila sudah ada WHO-ORS yang siap pakai (sudah dilarutkan), dapat dibuat
Oleh karena larutan pengganti tidak mengandung Mg, Zn, dan Cu, maka
berikan makanan yang merupakan sumber mineral tersebut. Dapat pula diberikan
maksimum 2 ml.
Berikan makanan tanpa diberi garam/rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairan
KCL dan 50 gr gula atau bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan yang
15
bentuk makanan lumat/lunak.
Pada KEP berat / Gizi buruk, tanda yang umumnya menunjukkan adanya
infeksi seperti demam seringkali tidak tampak, oleh karena itu pada semua KEP
berat/Gizi buruk secara rutin diberikan antibiotik spektrum luas dengan dosis
sebagai berikut :
Vaksinasi Campak bila anak belum diimunisasi dan umur sudah mencapai 9 bulan
Catatan :
Berikan metronidasol 7,5 mg/Kgbb setiap 8 jam selama 7 hari. Bila diare
Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena
dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi
17
75/modifikasi/Modisco ½ yang dianjurkan dan jadwal pemberian makanan harus
disusun sedemikian rupa agar dapat mencapai prinsip tersebut diatas dengan
- Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg bb/hari)
anak
Keterangan :
- Pada anak dengan selera makan baik dan tidak edema, maka tahapan
pemberian formula bisa lebih cepat dalam waktu 2-3 hari (setiap 2 jam)
- Pada fase ini jangan beri makanan lebih dari 100 Kkal/Kg bb/hari
setiap jam dan pada hari ke 5 s/d 7 diturunkan lagi menjadi setiap 4
jam
- Banyaknya muntah
- selama fase ini diare secara perlahan berkurang pada penderita dengan
badan naik
Pada fase ini meliputi 2 fase yaitu fase transisi dan fase rehabilitasi :
untuk menghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak
- Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100
ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9
19
energi dan protein yang sama.
frekuensi nafas > 5 kali/menit dan denyut nadi > 25 kali /menit dalam
- Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula
evaluasi menyeluruh.
rehabilitasi
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan larutan elektrolit, diencerkan dengan
air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi
21
1000 ml. Larutan ini bisa langsung diminum, atau dihangatkan selama 4 menit jika
23
*) M : Modisco
besi (Fe). Tunggu sampai anak mau makan dan berat badannya mulai naik
(biasanya pada minggu ke 2). Pemberian besi pada masa stabilisasi dapat
- Bila berat badan mulai naik berikan zat besi dalam bentuk
tablet besi folat atau sirup besi dengan dosis sebagai berikut :
- Bila anak diduga menderita kecacingan berikan Pirantel Pamoat dengan dosis
200.000 IU 100.000 IU
6 bln sampai 12 bln - 1 kapsul
12 bln sampai 5 Thn 1 kapsul -
Tabel 8. Dosis pemberian vitamin A
- Kasih sayang
25
- Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh
dsb)
Bila berat badan anak sudah berada di garis warna kuning anak dapat
dirawat di rumah dan dipantau oleh tenaga kesehatan puskesmas atau bidan di desa.
Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan dirumah
setelah pasien dipulangkan dan ikuti pemberian makanan sesuai ketentuan, dan
aktifitas bermain.
Puskesmas
lampiran 5) dan berat badan anak selalu ditimbang setiap bulan secara
teratur di posyandu/puskesmas.
yang padat
Bila ada kelainan di mata, berikan vitamin A oral pada hari ke 1, 2 dan
14 atau sebelum keluar rumah sakit bila terjadi memburuknya keadaan klinis
Bila ada ulkus dimata diberikan : tetes mata khloramfenikol atau salep mata
tetrasiklin, setiap 2-3 jam selama 7-10 hari, teteskan tetes mata atropin, 1 tetes 3 kali
sehari selama 3-5 hari, tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faali
2. Dermatosis
mengelupas), lesi ulcerasi eksudatif, menyerupai luka bakar, sering disertai infeksi
Tatalaksana :
3. Parasit/cacing
Beri Mebendasol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari, atau preparat
antihelmintik lain.
27
4. Diare melanjut
Diobati bila hanya diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan umum.
5. Tuberkulosis
anergi)dan Ro-foto toraks. Bila positip atau sangat mungkin TB, diobati sesuai
C. Kegagalan Pengobatan
Kegagalan pengobatan tercermin pada angka kematian dan kenaikan berat badan:
yang terlambat atau tidak terdeteksi, atau proses rehidrasi kurang tepat.
- dalam 72 jam: cek apakah volume formula terlalu banyak atau pemilihan
- masalah psikologik.
Rehabilitasi dianggap lengkap dan anak siap dipulangkan bila gejala klinis sudah
Anak KEP berat yang pulang sebelum rehabilitasi tuntas, dirumah harus diberi
gram/kgBB/hari):
- beri anak makanan yang sesuai (energi dan protein) dengan porsi paling sedikit 5
kali sehari
- teruskan ASI.
E. Tindakan kegawatan
1. Syok (renjatan)
29
Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai KEP berat dan sulit
Syok karena dehidrasi akan membaik dengan cepat pada pemberian cairan
terjadinya overhidrasi.
b. Bila ada perbaikan klinis (kesadaran, frekuensi nadi dan pernapasan) dan
c. Bila tidak ada perbaikan klinis anak menderita syok septik. Dalam hal
2. Anemia berat
ii.Hb 4-6 g/dl disertai distress pernapasan atau tanda gagal jantung
Transfusi darah :
c. Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cells untuk
Bila pada anak dengan distres napas setelah transfusi Hb tetap < 4
31
DAFTAR PUSTAKA
diakses dari
www.pediatrik.com tanggal
4 februari 2010
2010.
10. Markum AH. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta: Balai Penerbit
BAB II
LAPORAN KASUS
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
33
c. Alamat : Jl Bunda Raya RT04/RW03 UKU, Padang
d. KB : Tidak ada
e. Kondisi Rumah :
- Lantai rumah dari semen, ventilasi udara dan sirkulasi udara kurang baik,
pencahayaan kurang, kamar pasien dan kakak pasien terlihat agak sempit
dan sumpek..
- WC dalam rumah
- Listrik ada
- Sumber air : air sumur gali, sumber air minum air gallon
- Ada sepatu-sepatu lama yang tidak digunakan serta papan papan kayu
yang dilonggokkan di sudut pintu belakang rumah.
- Sampah dibakar
- Rumah dihuni oleh orang tua pasien serta 7 orang anak termasuk diri
pasien.
- Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain sangat dekat
Demam ada sejak 2 hari yang lalu, tidak tinggi, hilang timbul, tidak
berkeringat dan tidak menggigil
35
Sesak nafas tidak ada
Minum mau.
BAK ada satu jam yang lalu warna dan jumlah biasa.
Anak sangat malas makan, dari posyandu tiap bulan berat badannya
selalu di bawah garis merah, di posyandu hanya diberi makanan kacang
hijau atau roti untuk balita gizi kurang tapi beratnya tetap tidak naik.
Riwayat keluar cacing dari anus tidak ada, dan belum pernah di beri obat
cacing.
Riwayat Kehamilan:
Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit berat, ibu tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan, tidak pernah mendapat penyinaran selama hamil,
tidak ada kebiasaan merokok dan minum alkohol kontrol ke Puskesmas tidak
teratur. Suntikan imunisasi TT 2X, hamil cukup bulan.
Riwayat Kelahiran:
Lahir spontan ditolong oleh dokter, cukup bulan, saat lahir langsung menangis
kuat, berat badan lahir 4000 gram, panjang badan 50 cm, langsung menangis.
Riwavat Imunisasi:
37
Hepatitis B : 2x, usia 1,2bulan
Campak : 9 bulan
Perkembangan fisik
Tengkurap : 5 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 12 bulan
Pada usia sekarang bicara pasien mengerti apa yang diinginkan tapi tidak bisa
untuk mengucapkannya.
Perkembangan Mental
Isap jempol tidak ada, gigit kuku tidak ada, mengompol ada,
Kesan : Perkembangan fisik terutama bahasa dan bicara agak terlambat dan
mental normal.
6. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Nafas : 24/menit
TD :-
Suhu : 37,5 0C
BB : 8 Kg
PB : 77 cm
Dada
Paru
Perkusi : sonor
39
Jantung
Abdomen
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
9. Diagnosis Kerja
11. Manajemen
a. Preventif :
41
b. Promotif :
c. Kuratif :
• Banyak minum
Medikamentosa :
• Parasetamol tab 80 mg
d. Rehabilitatif :
Jika terdapat tanda-tanda bahaya umum seperti anak malas minum, anak
tampak lesu dan tidak bergairah, memuntahkan semua makanan segera
dibawa ke puskesmas atau ke Rumah sakit. Kunjungan ulang dilakukan 2
hari lagi
Dokter : Suyastri
R/ Paracetamol tab 80 mg
Mf pulv dtd No X
∫ 3 dd pulv I
__________________________________________£
43
R/ Zinc tab 20 mg No V
∫ 1 dd tab 1
__________________________________________£
R/ oralit sachet No VI
__________________________________________£
Pro : Farhan