Disusun Oleh:
SEMARANG
2020
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Koordinasi................................................................................................. 3
B. Macam-macam Bagian Sistem Koordinasi.........................................................................3
a. Sistem Saraf dan Gangguan pada Sistem Saraf............................................................ 3
b. Sistem Indera dan Penyakit pada Sistem Indera.......................................................15
c. Sistem Hormon dan Gangguan pada Sistem Endokrin............................................25
C. Pengertian Sistem Reproduksi............................................................................................. 29
D. Macam-macam Bagian dalam Sistem Reproduksi.......................................................29
a. Alat Reproduksi pada Manusia......................................................................................... 29
b. Alat Reproduksi pada Hewan............................................................................................ 33
c. Penyakit pada Sistem Reproduksi...................................................................................42
E. Pengertian Sistem Imunitas.................................................................................................. 44
F. Macam-macam Bagian dalam Sistem Imunitas.............................................................45
a. Peranan Sistem Imun Bagi Tubuh................................................................................... 45
b. Macam-macam Sistem Imun.............................................................................................. 45
c. Gangguan pada Sistem Imun............................................................................................. 48
G. Hubungan Antara Anatomi Manusia atau Hewan dengan Proses Fisiologi.......49
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................................................................................... 50
B. Saran ........................................................................................................................................................... 51
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................................................... 52
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Biologi adalah ilmu pengetahuan alam yang berguna untuk mengetahui banyak
hal tentang makhluk hidup dan zat-zat yang terkandung di bumi dan alam semesta
ini. Tuhan telah menciptakan makhluk hidup dengan berbagai hal di dalamya untuk
menunjang kinerja tubuh dalam menjalankan aktivitas di dalam tubuh makhluk
hidup terdiri dari berbagai sistem sistem yang berkerja sangat kompleks dan
terstruktur dengan jelas cara kerjanya. Sistem-sistem tersebut meliputi sistem
koordinasi, sistem reproduksi dan sistem imun. Dalam sistem sistem tersebut
mempunyai penjabaran, mekanisme dan fungsinya masing- masing. Dari hal
tersebut biologi akan menjelaskan dengan terperinci dan jelas tentang sistem-sistem
pada tubuh kita khususnya. Maka dari itu makalah inipun di buat supaya pembaca
lebih mudah memahami tentang sistem sistem yang berada dalam tubuh kita. Sebab,
setiap manusia harus memahami tentang bagian-bagian tubuhnya supaya kita tau
apapila ada apa- apa dengan tubuh kita. Dari hal tersebut terbentuklah rumusan
masalah sebagai berikut :
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari sistem koordinasi?
2. Bagaimana macam-macam dari bagian sistem koordinasi?
3. Apa pengertian dari sistem reproduksi?
4. Bagaimana macam-macam dari bagian dalam sistem reproduksi?
5. Apa pengertian dari sistem imunitas?
6. Bagaimana macam-macam dari bagian dalam sistem imunitas?
7. Bagaimana hubungan antara anatomi manusia atau hewan dengan proses
biologi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian dari sistem
koordinasi.
2. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam dari bagian sistem
koordinasi.
3. Untuk mengetahui pengertian dari sistem reproduksi.
1
4. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam bagian dalam sistem
reproduksi.
5. Untuk mengetahui pengertian dari sistem imunitas.
6. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam bagian dalam sistem
imunitas.
7. Untuk mengetahui hubungan antara anatomi manusia atau hewan dengan
proses fisiologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Neuron adalah unit terkecil dan fungsional yang membentuk sistem
saraf. Neuron memiliki panjang 39 inchi dan berfungsi untuk
menghantarkan rangsangan dari reseptor ke pusat saraf serta
menghantarkan rangsangan dari pusat saraf ke otot dan kelenjar.
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron
merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron
memiliki kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak
bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah rusak.
Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu impuls
(rangsangan). Adapun struktur neuron adalah sebagai berikut.
4
Gambar 1.1
a. Neuron unipolar adalah neuron yang memiliki satu juluran sitoplasma pada
badan selnya.
b. Neuron bipolar adalah neuron yang memiliki dua juluran sitoplasma pada
badan selnya. Contohnya neuron pada alat indera seperti telinga, mata, dan
hidung.
c. Neuron multipolar adalah neuron yang memiliki satu akson dan banyak
dendrit pada badan selnya.
5
Gambar 1.2
2. Neuroglia
3. Sinapsis
6
f. Asam gama aminobutirat disekresikan oleh neuron di otak. Jika
kadar asam ini berkurang, kamu akan merasa tidak nyaman,
galau, takut, dan gelisah.
Gambar 1.3
Impuls adalah rangsangan yang berupa aliran listrik dan merambat pada
serabut saraf. Penghantaran impuls terjadi secara konduksi yang melibatkan
pompa ion Na+ dan K+. Mekanisme penghantaran impuls terjadi melalui tiga
tahap, yaitu sebagai berikut.
2. Tahap depolarisasi
Pada tahap ini, neuron sedang dilalui oleh impuls. Keadaan neuron pada
tahap ini adalah sebagai berikut.
a. Saluran ion Na+ terbuka. Akibatnya ion Na+ masuk ke dalam sel.
7
3. Tahap repolarisasi
Tahap repolarisasi terjadi ketika neuron sudah dilalui impuls. Hal ini
mengakibatkan saluran Na+ tertutup dan tidak aktif. Sementara itu, saluran
K+ terbuka sehingga ion K+ akan keluar.
Gambar 1.4
8
lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan dari
rangka.
1) Otak
b. Diesenfalon
9
Diesenfalon terletak di antara serebrum dan otak tengah atau
tersembunyi di balik hemisfer serebral. Diensefalon ini terdiri dari
talamus, hipotalamus, dan epitalamus.
c. Sistem limbik
e. Pons varolii
f. Otak kecil
g. Medula oblongata
10
Gambar 1.5
Gambar 1.6
11
a. Menghantarkan impuls sensorik reseptor ke otak.
Sistem saraf tepi terdiri dari pasangan saraf kranial (otak) dan
spinal (sumsum tulang belakang). Sistem saraf tepi terdiri dari sistem
saraf sadar (somatik) dan tak sadar (otonom).
Gambar 1.7
Sistem saraf tak sadar dibedakan menjadi dua, yaitu sistem saraf
simpatis dan parasimpatis.
12
Sistem saraf parasimpatis bersumber dari area kranial dan
sakrum. Sistem saraf ini bekerja dalam keadaan tenang. Artinya,
sistem kerjanya berkebalikan dengan sistem saraf simpatis.
Inilah tabel kerja sistem saraf simpatis dan parasipatis pada tubuh
manusia.
Tabel 1.1
1. Gerak sadar
2. Gerak refleks
Gerak refleks terjadi secara spontan, misalnya saja saat kamu sedang
fokus mengamati sesuatu, lalu seseorang memukulmu dari belakang.
Pada gerak refleks, impuls berjalan cukup cepat dengan jalur yang
pendek. Urutan proses terjadinya gerak refleks adalah sebagai berikut.
13
Perbedaan antara keduanya, terletak di saraf pusat yang mengatur.
Untuk gerak sadar berpusat di otak. Sementara gerak refleks di
sumsum tulang belakang.
Sistem saraf pada hewan terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel
saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi,
aktivitas motorik volunteer dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan
homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan
14
paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron)yang
saling terhubung.
2. Sistem indera
1) Sistem Indera pada Manusia
Di bagian awal pokok bahasan ini sudah disinggung bahwa indra berperan
sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan. Ada lima macam indra yang berfungsi sebagai penerima rangsangan
yaitu:
15
4. Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor).
4. Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja baik. Bila salah satu dari bagian
tersebut rusak atau terganggu, maka hubungan dengan dunia luar akan
terganggu juga.
1. Mata
Mata berfungsi untuk menerima rangsang berupa cahaya, karena di
dalamnya terdapat reseptor penerima cahaya yang disebut fotoreseptor.
Mata terletak di dalam rongga mata yang dilindungi oleh tulang-tulang
tengkorak.
Selain itu mata juga dilindungi oleh:
16
yang bening, untuk menerima cahaya masuk ke dalam mata.
Kornea ini selalu basah oleh air mata yang dihasilkan oleh kelenjar
air mata.
b. Lapisan koroid atau selaput hitam Merupakan lapisan di bawah
sklera dan lapisan tengah bola mata. Bagian ini banyak
mengandung melanin dan pembuluh darah. Berfungsi untuk
menghentikan refleksi cahaya yang menyimpang di dalam mata. Di
bagian depan mata, koroid membentuk iris. Iris ini mengandung
pigmen hitam, biru, hijau atau coklat, sehingga dapat sebagai
penentu warna mata. Di bagian tengah iris terdapat pupil yang
merupakan celah (bukaan), untuk mengatur intensitas cahaya yang
masuk mata. Di belakang iris terdapat lensa mata berbentuk
cembung di kedua sisi yang diikat oleh ligamen suspensori.
Mencembung atau memipihnya lensa menyebabkan mata
berakomodasi.
c. Retina atau selaput pelangi Retina adalah lapisan mata paling
dalam. Pada lapisan ini terdapat bagian yang paling peka terhadap
cahaya yaitu bintik kuning (fovea). Selain itu pada retina juga
terdapat bintik buta, yaitu tempat keluarnya saraf mata. Pada
retina tersusun kurang lebih 125 juta sel- sel batang (sel basilus)
yang mampu menerima rangsang cahaya tidak berwarna dan
untuk melihat pada keadaan cahaya redup. Selain sel batang, pada
retina juga terdapat kurang lebih 7 juta sel kerucut (sel konus)
yang berfungsi menerima rangsang cahaya kuat dan berwarna. Sel
kerucut lebih banyak terdapat pada bagian bintik kuning (fovea
centralis). Jadi bila ingin melihat suatu benda dengan jelas, maka
bayangan harus jatuh di bagian ini. Di retina juga dijumpai daerah
yang sama sekali tidak mengandung sel batang ataupun sel
kerucut. Bagian ini disebut bintik buta. Bila cahaya jatuh di daerah
ini, kita tidak bisa melihat apa-apa. Suatu benda dapat dilihat oleh
mata, bila benda tersebut memantulkan cahaya. Cahaya yang
dipantulkan oleh benda masuk ke mata melalui kornea dan
diteruskan ke lensa melalui pupil. Oleh lensa, cahaya tersebut
dibiaskan dan difokuskan di retina sehingga membentuk bayangan
kecil dan terbalik pada retina. Tetapi oleh otak bayangan tersebut
17
diartikan seperti gambar yang kita lihat. Bayangan benda yang
jatuh pada bintik buta tidak akan terlihat.
Gambar 1.8
2. Telinga
Telinga merupakan tempat beradanya indra pendengaran dan
keseimbangan. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam.
a. Telinga luar Telinga luar terdiri atas:
1) Daun telinga, berfungsi untuk menampung atau mengumpulkan
gelombang bunyi.
2) Liang telinga (saluran auditori), berfungsi untuk menyalurkan
gelombang bunyi ke selaput gendang telinga. Liang telinga
panjangnya kurang lebih 2,5 sentimeter. Di sepanjang dinding liang
telinga terdapat rambut halus, kelenjar minyak dan kelenjar
keringat, yang berfungsi menghalangi debu dan air yang masuk.
3) Selaput gendang telinga (membran tymphani), yang membatasi
telinga luar dan telinga tengah. Berfungsi untuk menangkap getaran.
18
(inkus) yang menghubungkan martil dan sanggurdi. Tulang
paling dalam adalah tulang sanggurdi (stapes), yang melekat
dengan saluran rumah siput pada tingkap jorong.
19
4) Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang.
Pendengaran (osikel).
5) Getaran diteruskan ke tingkat jorong dan menggetarkan
cairan limfe di dalam kokhlea.
6) Getaran cairan limfe di dalam kokhlea menggerakkan sel
reseptor organ korti, yang menghasilkan impuls untuk
dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak untuk
diartikan.
7) Getaran cairan limfe juga menggerakkan tingkap bulat
bergerak keluar masuk untuk mengatur tekanan udara di
dalam agar seimbang dengan tekanan di luar.
Bunyi yang didengar manusia adalan bila bunyi tersebut
mempunyai frekuensi 20 – 20000 getaran/ detik (Hz).
Selain sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai
indra keseimbangan. Fungsi keseimbangan ini terdapat
pada telinga dalam yang dilaksanakan oleh tiga saluran
setengah lingkaran utrikulus dan sakulus.
Dengan adanya tiga organ tersebut maka telinga bagian
dalam dapat mendeteksi:
1) Posisi tubuh yang berhubungan dengan gravitasi
(keseimbangan statis) yang dilakukan oleh utrikulus
dan sakulus.
2) Gerakan tubuh (keseimbangan dinamis) yang
dilakukan oleh tiga saluran setengah lingkaran. Pada
ujung setiap saluran setengah lingkaran terdapat
struktur yang disebut ampulla. Di dalamnya terdapat
reseptor menyerupai rambut yang berhubungan
dengan serabut saraf otak. Sel-sel yang menyerupai
rambut tersebut menghadap ke bagian yang
berbentuk jeli. Dengan adanya gerakan tubuh
(kepala), maka cairan yang ada di dalam saluran
setengah lingkaran bergerak dan merangsang sel
reseptor seperti rambut tersebut. Oleh sel reseptor
gerakan tersebut diubah menjadi impuls dan
diteruskan ke otak dan otak memerintah otot
menjaga keseimbangan tubuh. Sedangkan di
20
utrikulus dan sakulus terdapat batu kecil yang
disebut otolith. Batu tersebut merangsang dengan
cara menekan sel reseptor serta bereaksi terhadap
gravitasi. Otak akan dapat menentukan posisi kepala
dari gerakannya.
Gambar 1.9
3. Hidung
Hidung manusia merupakan organ tempat beradanya reseptor
pembau (khemoreseptor). Maka dengan organ ini kita dapat mengetahui
berbagai macam bau. Bahkan hanya dengan mambau saja kita dapat
mengetahui nama benda tanpa harus melihatnya. Sel-sel reseptor yang
berfungsi untuk menerima rangsangan zat kimia berupa uap terletak di
rongga hidung bagian atas. Daerah ini memiliki ukuran sekitar 250 mm2.
Sel-sel reseptor ini mempunyai rambut-rambut halus (silia) di ujungnya
dan diliputi selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Dari sel-sel
reseptor ini rangsang dibawa oleh serabut saraf menuju pusat pembau di
otak.
Kita dapat membau suatu zat karena zat yang berupa uap tersebut
masuk ke rongga hidung sewaktu kita menarik napas. Zat tersebut akan
dilarutkan pada selaput lendir dan merangsang sel-sel reseptor,
kemudian dibawa oleh saraf Apembau ke otak sehingga kita dapat
mengetahui bau tersebut.
21
Gambar 2.0
4. Lidah
Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap
(khemoreseptor). Zat yang dapat dikecap adalah zat- zat kimia berupa
larutan. Pada saat kita mengecap makanan, rasa yang timbul sebenarnya
adalah perpaduan antara rasa dan bau. Oleh karena itu indra pengecap
erat kaitannya dengan indra pembau. Lidah terbentuk oleh jaringan otot
yang ditutupi oleh selaput lendir yang selalu basah dan berwarna merah
jambu. Di dalam mulut, permukaan lidah terasa halus dan licin. Coba
kalian perhatikan lidah kalian di cermin, maka akan tampak tonjolan-
tonjolan kecil di permukaan lidah. Tonjolan kecil itu disebut papila. Ada
tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah yaitu:
a. Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di
pangkal lidah, berjajar membentuk huruf V.
b. Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar
di permukaan ujung dan sisi lidah.
c. Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan
papila terbanyak. Papila ini lebih banyak berfungsi sebagai perasa
sentuhan daripada pengecap. Pada papila-papila inilah terdapat
kuncup pengecap yang merupakan kumpulan ujung-ujung saraf
pengecap dan oleh serabut-serabut saraf dihubungkan dengan otak.
Suatu zat dapat dirasakan oleh lidah bila zat tersebut berupa larutan.
Larutan tersebut kemudian memenuhi parit-parit di sekitar papila-
papila. Karena pada papila tersebut terdapat kuncup-kuncup
pengecap, maka zat yang mengisi parit tersebut merangsang kuncup
pengecap. Rangsangan ini diteruskan oleh serabut saraf menuju ke
otak untuk diartikan.
22
Kuncup-kuncup pengecap dapat membedakan empat rasa pokok yaitu
asam, pahit, manis dan asin. Namun terkadang kita juga dapat
merasakan lebih dari empat rasa tersebut. Hal ini terjadi karena
melibatkan faktor-faktor lain yaitu:
a. Kombinasi keempat rasa utama tersebut menghasilkan rasa
baru.
b. Peranan reseptor-reseptor pencium, suhu dan sentuhan.
Keempat rasa tersebut di atas, dirasakan oleh kuncup-kuncup
pengecap yang berbeda dan kuncup- kuncup tersebut berkumpul
pada bagian tertentu di permukaan lidah. Namun tiap orang
mempunyai variasi keluasan daerah penyebaran rasa tersebut.
Gambar 2.1
5. Kulit
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai indra perasa
dan peraba. Reseptor-reseptor yang terdapat pada kulit adalah:
a. Korpus meissner, yang terletak di dekat permukaan kulit. Berfungsi
untuk menerima rangsang sentuhan/ rabaan. Reseptor ini tersebar
tidak merata di permukaan kulit. Ujung jari memiliki paling banyak
reseptor peraba.
b. Korpus pacini, yang berfungsi menerima rangsang tekanan. Letaknya
di bawah lapisan dermis.
c. Korpus ruffini, berfungsi untuk menerima rangsang panas. Letaknya
di lapisan dermis.
d. Korpus krause, befungsi untuk menerima rangsang dingin. Letaknya
di lapisan dermis.
e. Ujung saraf tanpa selaput, yang peka terhadap rasa sakit/ nyeri.
Letaknya di lapisan epidermis. Saraf ini sangat penting untuk
23
keselamatan tubuh. Jika terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan,
saraf ini cepat bereaksi, antara lain dengan adanya gerak refleks.
Gambar 2.2
24
garis tengah mata pendek. Kelainan ini dapat ditolong dengan
menggunakan lensa positif.
3. Presbiopi
Yaitu kelainan pada mata karena tidak elastisnya lensa mata untuk
berakomodasi. Penderita kelainan ini biasanya menggunakan lensa
ganda yaitu lensa positif dan lensa negatif
8. Rabun Senja
Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A. Akibatnya penderita
kesulitan melihat benda saat terjadi perubahan dari terang ke gelap atau
saat senja.
9. Katarak
Yaitu mengeruhnya lensa mata, yang dapat disebabkan oleh kekurangan
vitamin B atau juga faktor usia.
3.Sistem hormon
Sistem endokrin atau sistem hormon, sesuai namanya, adalah jaringan kelenjar
yang memproduksi hormon di dalam tubuh. Hormon sendiri, merupakan senyawa
kimia tubuh penyampai pesan. Artinya, hormon dan sistem endokrin berperan
dalam komunikasi antarsel, karena hormon membawa informasi dan instruksi.
Ada banyak kelenjar yang menjadi bagian dari sistem endokrin. Beberapa di
antaranya mungkin sudah Anda kenal. Misalnya, testis (testes) pada pria dan
ovarium pada wanita, menghasilkan hormon-hormon reproduksi. Namun,
sebenarnya, ada beragam kelenjar penghasil hormon, di dalam tubuh manusia.
25
Secara singkat, berikut ini beberapa kelenjar di sistem endokrin atau sistem
hormon, yang penting untuk diketahui.
1. Kelenjar pituitari
2. Hipotalamus
3. Kelenjar pineal
Kelenjar pineal terletak di bagian tengah otak. Kelenjar sistem endokrin ini
menghasilkan hormon melatonin, yang membantu Anda tertidur lelap.
4. Kelenjar tiroid
5. Kelenjar paratiroid
26
Kelenjar paratiroid adalah kumpulan empat kelenjar kecil, yang
menghasilkan hormon paratiroid. Hormon paratiroid berfungsi mengendalikan
kadar kalsium di aliran darah.
Kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian, yaitu korteks adrenal di bagian
luar, dan medulla adrenal di bagian dalam. Nama kelenjar ini mungkin
mengingatkan Anda pada kata ‘adrenalin’. Memang, salah satu hormon yang
dilepaskan oleh kelenjar adrenal adalah hormon adrenalin (dikenal juga
dengan homon epinephrin). Hormon ini membuat detak jantung dan tekanan
darah Anda meningkat, saat dilanda stres.
8. Pankreas
27
tepi. Berbeda dengan vertebrata, sejumlah hewan invertebrata tidak mempunyai
organ khusus untuk sekresi hormon sehingga sekresinya dilaksanakan oleh sel
neurosekretori, yang merupakaan sumber hormon pada invertebrata.
b. Akromegali
c. Penyakit Addison
d. Sindrom Cushing
28
e. Penyakit Graves
f. Hashimoto’s Thyroiditis
g. Hipertiroidisme
h. Hipotiroidisme
i. Prolaktinoma
29
Gambar 2.3
Alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat
kelamin bagian dalam. Alat kelamin bagian luar terdiri dari penis dan skrotum.
Sedangkan alat kelamin bagian dalam terdiri dari testis, epididimis, vas deferens,
prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral.
Testis
Testis disebut juga dengan buah zakar. Testis merupakan organ kecil
dengan diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan
suhu lebih rendah dari suhu badan (36,7 oC) agar dapat berfungsi secara
optimal.
Oleh karena itu, testis terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong yang
disebut skrotum. Ukuran dan posisi testis sebelah kanan dan kiri berbeda.
Testis berfungsi sebagai tempat pembentukan sperma (spermatogenesis).
Skrotum
Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi
sebagai tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-
lipat.Skrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding
perut. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya.
Skrotum berperan untuk menjaga suhu testis agar sesuai untuk
memproduksi sperma. Pada skrotum terdapat dua buah testis.
Vas deferens
Vas deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas
deferens membentang dari epididimis ke uretra. Vas deferens berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis.
Saluran ini bermuara dari epididimis.Saluran vas deferens menghubungkan
testis dengan kantong sperma. Kantong sperma ini berfungsi untuk
menampung sperma yang dihasilkan oleh testis.
Epididimis
30
Epididimis adalah saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens.
Alat ini mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan
seperti topi. Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sperma.
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis merupakan kelenjar yang menghasilkan zat yang
berisi basa (alkali), fruktosa (gula monosakarida), hormon prostaglandin,
dan protein pembekuan.Alat ini berfungsi sebagai penampung spermatozoa
dari testis.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih. Kelenjar prostat
sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari gangguan luar.
Uretra
Uretra merupakan saluran sperma dan urine. Uretra berfungsi
membawa sperma dan urine ke luar tubuh.
Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada
bagian kepala terdapat kulit yang menutupinya, disebut preputium. Kulit ini
diambil secara operatif saat melakukan sunat. Penis tidak mengandung
tulang dan tidak terbentuk dari otot.
Ukuran dan bentuk penis bervariasi, tetapi jika penis ereksi ukurannya
hampir sama. Kemampuan ereksi sangat berperan dalam fungsi reproduksi.
Pada bagian dalam penis terdapat saluran yang berfungsi mengeluarkan
urine.
Saluran ini untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi penis sebagai
alat sanggama, saluran pengeluaran sperma, dan urine.
Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper menghasilkan lendir dan cairan bersifat basa.
Fungsinya adalah untuk melindungi sperma dengan cara menetralkan urine
yang memiliki pH asam yang tersisa dalam uretra. Cairan tersebut juga
melapisi uretra untuk mengurangi kerusakan pada sperma selama ejakulasi.
Struktur dari sperma yang dihasilkan oleh laki-laki dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
31
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Alat reproduksi wanita terdiri atas beberapa organ tubuh yang memiliki
fungsi-fungsi tertentu.Sederhananya, organ reproduksi wanita membantu agar
tubuh dapat melakukan fungsi berikut :
Menghasilkan sel telur
Melindungi dan memelihara sel telur yang telah dibuahi sperma, hingga
berkembang seutuhnya
Melahirkan bayi
Cara kerja sistem reproduksi wanita tidak dapat berjalan tanpa adanya kelenjar
seks atau gonad.Baik pria maupun wanita sama-sama memiliki gonad sebagai
salah satu alat reproduksi.Pada wanita, gonad berupa ovarium yang
menghasilkan sel telur (ovum).
Fungsi dari alat reproduksi wanita bagian luar adalah sebagai jalur sperma serta
melindungi alat reproduksi wanita bagian dalam dari infeksi.
Berikut adalah bagian-bagian dari alat reproduksi wanita yang terletak diluar:
Vulva
Vulva adalah tampak luar anatomi vagina yang terdiri dari labia majora,
labia minora, bukan saluran kemih untuk buang air kecil, dan
klitoris.Fungsinya untuk melindungi vagina.
32
Payudara dan kelenjar susu
Payudara terdiri atas kelenjar susu, saluran susu, dan kelenjar adiposa.
Alat reproduksi wanita bagian dalam yaitu:
Vagina
Pada vulva, terdapat bukan vagina. Vagina itu sendiri sebenarnya
terletak dalam tubuh di belakang kandung kemih, lebih rendah dari
rahim.Salah satu fungsi vagina adalah menjadi jalan keluar darah saat
menstruasi, dan jalur lahir bayi saat persalinan.
Ovarium
Ovarium sebagai alat reproduksi wanita bertanggung jawab untuk
memproduksi hormon seks wanita seperti estrogen, progresteron dan,
ovum yang biasa disebut sel telur.
Tuba Falopi
Tuba falopi bertugas untuk mengangkut ovumyang dilepaskan dan
membawanya ke dalam infundibulum (bagian ujung tuba falopi) untuk
dipimdahkan kerahim.
Rahim (Uterus)
Rahim (uterus) adalah organ reprodusi wanita tempat embrio
ditanamkan dan kemudian tumbuh.Bagian ini menyelimuti dan mendukung
janin yang sedang berkembang.
Leher Rahim (Serviks)
Serviks terdiri dari dua bagian, yaitu ektosrviks dan endoserviks. Serviks
memproduksi lendir yang akan memiliki tekstur berubah-ubah selama
siklus menstruasi.Perubahan tekstur lendir serviks bertujuan untuk
mencegah atau membantu terjadinya kehamilan.
Sel telur yang dihasilkan di indung telur disebut juga sebagai ovum.
Ovum termasuk ke dalam alecithal (tanpa kuning telur) dan mengandung
butiran kortikal dan trombosit kuning. Struktur ovum terdiri dari membran
vitelin, zona pelusida, dan korona radiata.
Membran vitelin adalah selaput tipis transparan yang membungkus sel
telur. Sementara itu, zona pelusida adalah membran transparan tebal yang
terletak di atas membran vitelin. Korona radiata adalah membran tebal
terluar yang dibentuk oleh sel-sel folikel. Kista berisi cairan tempat ovum
berkembang dikenal sebagai folikel Graffian.
33
Perkembangbiakan pada hewan juga terjadi baik secara aseksual maupun
seksual. Hewan tingkat rendah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Sedangkan hewan tingkat tinggi hanya bereproduksi secara seksual saja.
Gambar 2.6
34
3. Pertunasan atau budding, yaitu pembentukan tunas kecil yang serupa
dengan induk. Tunas ini kemudian memisahkan diri dan menjadi individu
baru. Contohnya pada Hydra, ubur-ubur pada saat berbentuk polip, dan
hewan dari golongan Porifera. Selain bereproduksi dengan tunas, Porifera
juga dapat melakukan reproduksi secara seksual.
Gambar 2.7
4. Fragmentasi, individu baru terbentuk dari bagian tubuh induk yang terbagi-
bagi/terputus baik sengaja atau tidak. Setiap bagian tumbuh dan
berkembang membentuk bagian yang belum ada sehingga menjadi individu
baru yang utuh. Contoh hewan yang melakukan reproduksi secara
fragmentasi adalah cacing tanah, bintang laut, dan Planaria. Fragmentasi
bukan merupakan cara reproduksi yang utama, karena dalam kondisi
normal Planaria bereproduksi secara seksual.
Gambar 2.8
35
5. Partenogenesis, individu baru terbentuk dari telur yang tidak dibuahi.
Hewan yang mengalami partenogenesis adalah serangga, misalnya lebah
madu.
Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air,
misalnya katak dan ikan. Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat
banyak, sehingga dapat memperbesar peluang terjadinya pembuahan.
Pembuahan eksternal dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe acak dan
tipe sarang. Pada tipe acak, proses pelepasan sel telur dan sperma di lakukan di
sembarang tempat. Sedangkan pada tipe sarang, ada tempat tertentu untuk
melepaskan sperma dan sel telur, sehingga peluang terjadinya pembuahan
lebih besar. Pada fertilisasi internal, pembuahan yang terjadi dalam tubuh
induk betina. Jadi sperma dari induk jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh
betina melalui kopulasi.
36
2. Ovipar (hewan bertelur), yaitu hewan yang embrionya berkembang di
dalam telur. Telur hewan ini dikeluarkan dari dalam tubuh dan
dilindungi oleh cangkang. Embrio memperoleh makanan dari cadangan
makanan yang terdapat di dalam telur. Beberapa hewan ovipar
mengerami telurnya hingga menetas, misalnya ayam dan merpati.
Namun banyak pula induk yang menimbun telur dengan pasir atau
bahkan membiarkan begitu saja.
3. Ovovivipar (hewan betelur dan beranak), yaitu hewan yang embrionya
berkembang di dalam telur, tetapi telur tetap berada di dalam tubuh
induk betina. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh
induk dan anaknya keluar. Contohnya adalah kadal dan ikan hiu. Anak
itik menetas dari telur, itik termasuk hewan ovipar.
Gambar 2.9
Gambar a. alat kelamin jantan pada ikan, b. alat kelamin betina pada
ikan.
37
kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan betina
mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu,
maka akan diikuti oleh ikan jantan dengan mengeluarkan sperma.
Gambar 3.0
38
Umumnya reptilia bersifat ovipar, walaupun ada sebagian yang
ovovivipar. Pada reptilia jantan, alat kelaminnya terdiri dari sepasang
testis, epididimis dan vas deferens. Memiliki alat kelamin khusus yang
disebut hemipenis dan dikeluarkan melalui kloaka saat kawin.
Sedangkan reptilia betina memiliki alat kelamin terdiri dari sepasang
ovarium dan oviduk. Telur bermuara di oviduk. Pada reptil ovovivipar
telur akan menetas dalam oviduk.
Gambar 3.1
Gambar 3.2
39
Gambar a. alat kelamin jantan pada burung, b. alat kelamin betina
pada burung
a. Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar
masuknya udara. Di sebelah dalam cangkang terdapat dua buah
membran yang pada salah satu ujungnya tidak saling melekat,
sehingga terbentuk rongga udara.
Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan
putih telur diserap melalui pembuluh darah yang terbentuk
mengelilingi kuning telur. Bagian-bagian yang berperan dalam
mendukung pertumbuhan embrio adalah sebagai berikut.
Gambar 3.3
40
c. Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur
dengan alantois.
Gambar 3.4
41
sudah tiba masa lahirnya, embrio lepas dari uterus dan dikeluarkan
melalui vagina.
Beberapa penyakit pada sistem reproduksi yang paling umum terjadi, seperti:
1. Endometriosis
Penyakit ini terjadi ketika ada jaringan yang tumbuh di dinding uterus.
Orang yang menderita endometriosis akan merasa nyeri terutama saat
sedang menstruasi bahkan berpengaruh terhadap kesuburannya.
Dibandingkan dengan perempuan subur, mereka yang menghadapi kesulitan
memiliki keturunan 8 kali lebih rentan mengalami endometriosis.
2. Kanker serviks
3.PCOS
4.Fibroid rahim
Kedua jenis infeksi menular seksual di atas kerap terjadi dan mengganggu
kesehatan reproduksi seseorang. Jika dibiarkan, penyakit
seperti gonorrheadan chlamydia bisa saja menyebabkan radang panggul.
Dalam jangka panjang, masalah infeksi menular seksual juga bisa memicu
infertilitas.
6.HIV/AIDS
Sebagian besar kasus HIV pada perempuan diperoleh dari kontak langsung
saat berhubungan seksual dengan pasangan. Tak hanya itu, berbagi jarum
dengan orang yang terinfeksi juga merupakan media penularan HIV.
42
Menghindari kedua pemicu itu juga merupakan cara mencegah penularan
HIV/AIDS.
7.Disfungsi seksual
Tak hanya pria dengan disfungsi ereksi, perempuan pun bisa mengalami
disfungsi kehidupan seksual. Mulai dari seks terasa nyeri, tidak menarik,
hingga banyak lagi kondisi yang dapat berpengaruh terhadap kesuburan.
8. Epididimitis
9.Orchitis
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria
yang cukup sering terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang
salah satu testis maupun keduanya sekaligus.
10.Gangguan prostat
11. Hipogonadisme
Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa
penyakit yang bisa menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi
ereksi, kelainan bentuk penis, misalnya hipospadia atau penis bengkok
(penyakit Peyronie), dan kanker penis.
43
Imunitas merupakan jawaban reaksi tubuh terhadap bahan asing secara
molekuler maupun seluler. Immunitas berasal dari kata latin yaitu immunitas.
Secara umum sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan
dari pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit.
Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing
lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya
untuk melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk
virus dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan
terhadap pertumbuhan sel tumor. Respon imun merupakan respon tubuh berupa
suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen yang bertujuan
mengeliminasi antigen tersebut. Respon imun melibatkan berbagai macam sel dan
protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling
berinteraksi secara kompleks.
44
dari kerusakan, namun tidak dapat mengenali benda asing yang masuk
ke dalam tubuh. Sistem imun ini telah ada dalam tubuh sejak
dilahirkan.
(1). Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Tubuh, yaitu:
a. Pertahanan Fisik
Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar
tubuh, yaitu kulit dan membran mukosa, yang berfungsi
menghalangi jalan masuknya patogen ke dalam tubuh.
b. Pertahanan Mekanis
Pertahanan secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung
dan silia pada trakea. Rambut hidung berfungsi menyaring udara
yang dihirup dari berbagai partikel berbahaya dan mikrobia.
Sedangkan silia berfungsi menyapu partikel berbahaya yang
terperangkap dalam lendir untuk kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh.
c. Pertahanan Kimiawi
Pertahanan secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang
dihasilkan oleh kulit dan membran mukosa. Sekret tersebut
mengandung zat-zat kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan mikrobia. Contoh dari sekret tersebut adalah
minyak dan keringat. Minyak dan keringat memberikan suasana
asam (pH 3-5) sehingga dapat mencegah pertumbuhan
mikroorganisme di kulit.
d. Pertahanan Biologis
45
Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap kerusakan
jaringan, misalnya akibat tergores atau benturan keras. Proses
inflamasi merupakan kumpulan dari empat gejala sekaligus,
yakni dolor (nyeri), rubor (kemerahan), calor (panas),
dan tumor (bengkak).
(3). Fagositosis
46
(d) Penelanan (ingestion), membran sel fagosit menyelubungi
seluruh permukaan patogen dan menelannya ke dalam
sitoplasma yang terletak dalam fagosom.
(4). Protein Antimikrobia
a. Alergi
b. Autoimunitas
47
Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat
antibodi yang diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena
tidak mampu membedakan sel tubuh sendiri dengan sel asing.
Autoimunitas dapat disebabkan oleh gagalnya proses pematangan sel T di
kelenjar timus. Autoimunitas menyebabkan beberapa kelainan, yaitu :
1) Diabetes mellitus
2) Myasthenia gravis
3) Addison’s disease
4) Lupus
6) AIDS
48
G. Hubungan antara anatomi manusia/hewan dengan porses fisiologi
Dengan kata sederhana, anatomi sebenarnya adalah studi tentang struktur fisik
tubuh manusia, di sisi lain fisiologi berkaitan dengan penjelasan fungsi organ-organ
tertentu bersama dengan sistem di dalam manusia. Dalam aspek yang lebih besar,
anatomi menjelaskan struktur sedangkan fisiologi menggambarkan fungsi tubuh
manusia.
Anatomi fisiologi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan
tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja secara normal. Istilah-istilah dalam
anatomi, meliputi sikap anatomi, bidang dalam posisi anatomi, istilah letak, arah
gerakan, dan garis dalam sikap anatomi. Tubuh manusia terdiri atas sejumlah
daging dan tulang, dan tersusun oleh beberapa sistem, yaitu sistem pencernaan,
sistem pernapasan, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, sistem indra, dan
sistem reproduksi. Beberapa sistem organ yang ada di dalam tubuh akan
membentuk tubuh kita yang sempurna. Tubuh manusia memiliki kemampuan yang
sangat mengesankan, misalnya pancaindra. Setiap organ pengindraan merupakan
keajaiban manusia untuk mengetahui dunia luar melalui alat-alat pengindraan
tersebut. Pancaindra pada manusia meliputi indra penglihat, pencium, peraba,
pendengar, dan pengecap. Selain pancaindra, dalam tubuh kita dilengkapi beberapa
sistem di antaranya sistem pencernaan makanan. Pencernaan makanan mulai
terjadi di mulut, dan diakhiri ketika kita buang air besar. Makanan diubah menjadi
sari makanan di usus halus, kemudian diserap melalui peredaran darah dan
diedarkan ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya yang berupa ampas masuk ke usus
besar dan dibuang melalui dubur. Menurut para ahli nutrisi setiap rasa memiliki
pengaruh pada beberapa organ-organ tubuh kita.
49
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa, sistem koordinasi
adalah sistem yang mengtatur cara kerja semua sistem organagar dapat bekerja
sesuai perintah sistem koordinasi yang bekerja untuk menerima rangsangan,
mengelolanya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan.
Macam-macam bagian sistem koordinasi diantaranya yaitu sistem saraf, sistem
hormon dan sistem indera.
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan
unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan
mersepon rangsangan yang cukup kuat.
Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu Menerima berbagai
sensasi dari dalam dan luar tubuh .
Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem
saraf tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat
meliputi bagian otak dan juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan
sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem saraf somatik dan juga bagian
sistem saraf otonom.
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat
dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Macam-macam
bagian dalam sistem reproduksi, alat reproduksi pria meliputi testis, skrotum,
vas deferens, epididimis, vasikula seminalis, kelenjar prostat, uretra, dan
penis.Alat reproduksi wanita meliputi vagina, ovarium, tuba falopi, rahim
(uterus), leher rahim (serviks).
Imunitas merupakan jawaban reaksi tubuh terhadap bahan asing secara
molekuler maupun seluler. Secara umum sistem kekebalan tubuh atau sistem
imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan
oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah terkena
penyakit.Macam-macam sistem imun berdasarkan cara mempertahankan diri
dari penyakit yaitu sistem pertahanan tubuh non spesifik atau inate immunity.
50
Sistem imun sangat berperan penting dalam tubuh manusia untuk mencegah
patogen yang dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia.
Secara umum, imunitas merupakan respon molekul dan selular yang
mekanismenya terbagi dua yaitu kekebalan non spesifik (inate immunity) yang
didapatkan sejak lahir dan kekebalan spesifik (adaptive immunity) yang
diperoleh melalui proses adaptasi terlebih dahulu terhadap patogen yang masuk
kedalam tubuh.
Sistem imun sebagai sistem pertahanan pada tubuh, ternyata dapat
mengakibatkan gangguan pada orang-orang tertentu. Contoh dari gangguan
imun tersebut adalah alergi, dan autoimunitas.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan lebih dapat memahami dan menambah wawasan tentang
sistem koordinasi, sistem reproduksi dan sistem imunitas (kekebalan
tubuh).
51
Daftar Rujukan
Dewi Ganawati. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan Kontekstual.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Hurlock. E.1996.Psikologi Perkembangan.Jakarta:Erlangga
Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
52