Anda di halaman 1dari 7

p-ISSN: 2301-7562 Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah 02 (1) (2017) 41-47

e-ISSN: 2579-7964 DOI: 10.24042/tadris.v2i1.1737


Juni 2017

Pengembangan Film Animasi dalam Pembelajaran Fisika pada Materi


Kesetimbangan Benda Tegar di SMA

Firma Rean Kasih


Program Studi Pendidikan Fisika, STKIP Yayasan Dharma Bakti; email: firmareankasih@gmail.com

Diterima: 1 Mei 2017. Disetujui: 22 Mei 2017. Dipublikasikan: Juni 2017

Abstract
This study aims to produce a physics film animation on the topic of equilibrium of rigid body which is valid,
practical and effective. The type of research used is research and development and the object are a film
animation and the students of class XI IA1 SMAN 1 Lubuk Alung. The research procedures include: identifying
potentials and problems, gathering information, developing designs, validating designs, revising designs, and
piloting product. The data collection instrument consists of: expert's validation sheet, observation sheet, teacher
and student questionnaire, and objective test sheet. Data analysis technique used are data interpretations in
graphs, descriptive analysis and correlation comparison test. The results present that the design of the animated
film is feasible with validity value 4.37. The using of animation film is very practical with the percentage of
practicality 90.17%. Therefore, the film is effective, shown by a significant increase in learning outcomes in the
cognitive domain.

Abstrak
Penelitian bertujuan menghasilkan film animasi fisika pada materi kesetimbangan benda tegar yang valid, praktis
dan efektif. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian dan pengembangan dengan objek penelitian
adalah film animasi dan siswa kelas XI IA1 SMAN 1 Lubuk Alung. Prosedur penelitiannya meliputi: mengenal
potensi dan masalah, mengumpulkan informasi, mengembangkan desain, memvalidasi desain, merevisi desain,
dan uji coba produk. Instrumen pengumpul data terdiri dari: lembar validasi tenaga ahli, lembar observasi
keterlaksanaan, angket respon guru dan siswa, dan tes hasil belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan
adalah interpretasi data dalam grafik, analisis deskriptif, dan uji perbandingan berkorelasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa desain film animasi layak dengan nilai kevalidan 4,37. Penggunaan film animasi sangat
praktis dengan persentase kepraktisan 90,17%. Terakhir, penggunaan film animasi efektif ditandai dengan
peningkatan hasil belajar yang berarti pada ranah kognitif.

Kata kunci: film animasi, kesetimbangan benda tegar, fisika, validitas, efektivitas

© 2017 URPI, FTK UIN Raden Intan Lampung

PENDAHULUAN dalam pemecahan masalah dalam kehidupan


Fisika adalah salah satu mata pelajaran sehari-hari.
wajib di SMA untuk program studi ilmu Kesetimbangan benda tegar
alam. Salah satu konsep dalam standar isi merupakan salah satu materi fisika yang
mata pelajaran fisika adalah kesetimbangan cukup kompleks karena merupakan
benda tegar. Materi kesetimbangan benda gabungan dan aplikasi dari beberapa materi
tegar diajarkan di SMA kelas XI semester 2 yang harus dikuasai sebelumnya. Beberapa
dengan indikator yang harus dikuasai siswa materi prasyarat yang harus dikuasai siswa
antara lain: mampu menjelaskan tentang antara lain vektor, Hukum Newton dan
syarat-syarat suatu benda bisa berada dalam dinamika rotasi. Oleh karena itu, dalam
keadaan setimbang, mendeskripsikan titik penyelesaian soal-soal siswa tidak cukup
berat dan hubungannya dengan pusat massa, hanya dengan menghapalkan rumus saja tapi
membedakan jenis-jenis kesetimbangan harus mampu menganalisa letak, besar, dan
(stabil, labil, dan netral) serta aplikasinya arah gaya maupun torsi. Hal seringkali
Pengembangan Film Animasi Dalam Pembelajaran Fisika Pada Materi…….. Firma Rean Kasih

menyebabkan siswa yang belum memahami belajar matematika menggunakan media


konsep kebingungan dalam menyesaikan komik. Selain itu, media pembelajaran
soal, karena tiap soal yang berbeda, berbeda komik juga bisa dikembangkan dalam
pula penyelesaiannya. platform sosial media seperti Instagram
Materi kesetimbangan benda tegar (Irwandani & Juariyah, 2016).
menuntut penalaran yang tinggi mengenai Media komik diyakini cocok untuk
gerakan rotasi serta gambaran yang jelas beberapa mata pelajaran akan tetapi tidak
mengenai titik berat. Materi ini untuk pelajaran yang membutuhkan
membutuhkan pemahaman konsep yang gambaran jelas dan konkrit mengenai gerak
kuat disamping kemampuan matematis yang dan proses pada fisika. Untuk itu komik
tinggi pula. Hal ini menimbulkan kesan tersebut dapat dijadikan film kartun. Film
negatif bagi siswa yang kesulitan dalam kartun atau film animasi mampu
memahami materi tersebut. Penjabaran menjelaskan sesuatu yang rumit atau
materi di kelas yang terkesan jauh dari komplek dibandingan dengan hanya
kehidupan keseharian semakin menambah menggunakan gambar atau kata-kata saja.
sikap negatif siswa terhadap fisika. Pembelajaran berbantuan film animasi
Beberapa cara untuk mengubah terbukti bisa meningkatkan motivasi siswa
persepsi negatif tentang fisika antara lain: (Mukhlishoh & Khisbiyah, 2015) dan
menghubungkan fisika dengan kegiatan meningkatkan kemampuan menyimak dan
yang menyenangkan, belajar bukan dengan berbicara (Istova & Hartati, 2016).
penghafalan rumus, melainkan memahami Film merupakan bagian dari media
penurunan rumus, dan memanfaatkan komunikasi massa yang memiliki pengaruh
berbagai alat peraga dan multimedia agar yang besar dalam masyarakat. Hal ini
pelaksanaan proses pembelajaran fisika dikarenakan film mempunyai kemampuan
efektif, efisien, dan menarik. Oleh karena untuk menarik perhatian orang serta
itu, pemilihan media pembelajaran fisika kemampuan mengantarkan pesan secara
yang tepat sangatlah penting. unik (Mc Quail, 1997). Selain berfungsi
Media belajar yang baik adalah media sebagai hiburan,film juga dijadikan sebagai
yang menyenangkan dan mudah dicerna. sarana untuk menyampaikan suatu informasi
Komik sangat diminati baik anak-anak, bagi audiennya. Berbagai informasi yang
remaja, maupun dewasa. Penggunaan komik disampaikan dalam media film diantaranya
terbukti efektif karena gambar lebih mudah kehidupan sosial, budaya, politik, dan dunia
diingat dan memicu imajinasi siswa ilmiah, memiliki peranan penting dalam
sehingga lebih bersemangat dalam belajar. pembelajaran masyarakat.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Berdasarkan hasil survei dari
Nugroho yang berjudul Pengaruh PUSTEKOMDIKNAS tahun 2008 dengan
Penggunaaan Media Kartun Terhadap Hasil menggunakan kuesioner pada anak umur 7-
Belajar Siswa Kelas I SLTPN 3 13 di Surabaya menyatakan bahwa 74%
Batusangkar, serta penelitian (Netty, 2005) anak-anak lebih menyukai film kartun atau
mengenai Penggunaan Komik Biologi di animasi daripada yang bukan animasi. Jika
SMUN 2 Angkat Candung Bukittinggi dapat penggunaan komik mampu meningkatkan
meningkatkan hasil belajar siswa secara kemampuan dan minat siswa dalam
signifikan pada taraf kepercayaan 95% pembelajaran secara signifikan, maka
(Nugroho, 2003). Selanjutnya penelitian penggunaan animasi diyakini akan semakin
hibah bersaing oleh (Mulyardi, 2006) yang meningkatkan minat, motivasi dan
berjudul Pengembangan Model pemahaman siswa mengenai fisika.
Pembelajaran Matematika dalam Bentuk Bertolak dari masalah dan potensi
Komik pada Sekolah Dasar di Kota Padang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
menyatakan bahwa siswa tertarik untuk merancang dan mengembangkan film

42| Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.02/1/2017


Pengembangan Film Animasi Dalam Pembelajaran Fisika Pada Materi…….. Firma Rean Kasih

animasi dalam pembelajaran fisika pada pelaksanaan pembelajaran di kelas, angket


materi kesetimbangan benda tegar dan respon guru, dan angket respon siswa.
mengetahui tingkat validitas, praktikalitas, Angket praktikalitas dideskripsikan dengan
dan efektivitasnya. teknik análisis frekuensi, dengan
menghasilkan kriteria tidak praktis, kurang,
METODE PENELITIAN cukup, praktis, dan sangat paraktis (Riduan,
Penelitian ini menggunakan jenis 2005).
penelitian Research and Development Keefektifan film animasi dalam
(penelitian dan pengembangan) (Sugiyono, pembelajaran fisika pada materi
2006). Produk yang dihasilkan dalam kesetimbangan benda tegar dilakukan dalam
penelitian ini adalah dalam bentuk film uji lapangan terbatas, yaitu di kelas XI IA1
animasi. Terdapat dua hal yang menjadi SMAN 1 Lubuk Alung. Instrumen
objek penelitian. Objek penelitian pertama pengumpul data untuk uji efektivitas berupa
film animasi dalam pembelajaran fisika tes hasil belajar kognitif siswa sebelum dan
pada materi kesetimbangan benda tegar. sesudah menggunakan film animasi dalam
Film animasi dalam pembelajaran fisika pembelajaran fisika pada materi
pada materi kesetimbangan benda tegar kesetimbangan benda tegar. Untuk uji
divalidasi oleh dosen fisika Universitas efektivitas ini terlebih dahulu dilakukan
Negeri Padang dan ditanggapi oleh guru analisis instrumen butir soal, dengan
fisika SMAN 1 Lubuk Alung, kemudian menghitung reliabilitas instrumen (Slameto,
diperbaiki dan diujicobakan dalam skala 2001), tingkat kesukaran,dan daya pembeda
terbatas. Objek kedua adalah siswa kelas XI butir soal (Surapranata, 2005). Selanjutnya
SMAN 1 Lubuk Alung yang terdaftar pada dilakukan dilakukan analisis hasil belajar
semester Januari-Juni 2011. Kelas yang dengan menghitung validitas tes, reliabilitas
digunakan adalah kelas XI IA1 dengan tes (Surapranata, 2005), dan uji-t berkorelasi
jumlah siswa 28 orang. Pada siswa (Hadjar, 1996).
diberikan tes awal untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum diberi HASIL DAN PEMBAHASAN
perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah 1. Deskripsi Desain
pembelajaran dengan menggunakan film Produk yang dihasilkan pada
animasi. Setelah itu siswa diberi tes akhir penelitian adalah film animasi dalam
untuk mengetahui efektivitas penggunaan pembelajaran fisika pada materi
film animasi dalam pembelajaran fisika kesetimbangan benda tegar. Media
pada materi kesetimbangan benda tegar. pembelajaran yang dihasilkan
Secara umum langkah-langkah dikembangkan dengan menggunakan
penelitan yang dilakukan adalah software Adobe Flash CS4 Profesional dan
menentukan potensi dan masalah, Cyberlink Power Director. Produk ini dapat
mengumpulkan informasi, melakukan digunakan dalam pembelajaran fisika pada
pengembangan desain produk, memvalidasi kelas XI IPA di SMA. Selain penggunaan di
desain, revisi desain, uji coba produk, dalam kelas, film animasi juga dapat
terkhir melakukan revisi produk. digunakan di luar kelas secara mandiri baik
Instrumen pengumpul data untuk uji oleh siswa maupun guru.
validitas desain adalah dengan Film animasi ini disimpan dalam
menggunakan angket dengan beberapa keping DVD dan dalam format DVD video
indikator yang mencakup aspek roduk dan sehingga dapat diputar di DVD player biasa.
aspek instruksional. Skala Likert digunakan Pada film animasi ini terdapat sepuluh
untuk melakukan penilaian validitas dari episode yang dapat dipilih sesuai dengan
film tersebut (Sudjana, 2001). Instrumen uji keinginan, antara lain Intro, Pengertian
praktikalitas terdiri dari lembar observasi Benda Tegar, Syarat Kesetimbangan,

Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.02/1/2017 | 43


Pengembangan Film Animasi Dalam Pembelajaran Fisika Pada Materi…….. Firma Rean Kasih

Mencari Titik Berat, Mencari Titik Berat


Kuantitatif, Jenis Kesetimbangan,
Kesetimbangan Botol Shampoo,
Kesetimbangan Jungkat-Jungkit,
Kesetimbangan Tangga, dan End. Cuplikan
beberapa episode pada film animasi terdapat
pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar 1. Cuplikan film animasi pada episode


Gambar 3. Plot kelayakan pada aspek produk
“Syarat Kesetimbangan Statis”
Revisi desain dilakukan pada
penambahan materi dan penekanan pada
konsep kesetimbangan. Antara lain
penambahan sedikit materi untuk
melengkapi film animasi dalam
pembelajaran fisika. Selain materi, juga
dilakukan perbaikan pada suara dan musik
latar, dimana digunakan musik latar yang
lebih energik agar memacu semangat siswa
Gambar 2. Cuplikan film animasi pada episode di kelas. Untuk aspek lainnya, desain film
“Jenis Kesetimbangan”
animasi dalam pembelajaran fisika secara
umum bisa dikategorikan baik.
2. Hasil Validasi dan Praktikalitas Film Pada uji praktikalitas diperoleh hasil
Animasi dalam Pembelajaran Fisika untuk lembar observasi, penggunaan film
Data lembaran validasi film animasi animasi dalam pembelajaran fisika di
yang dinilai oleh dosen fisika mencakup sekolah terlaksana dengan baik dengan
aspek, yaitu aspek produk dan aspek persentase keterlaksanaan 90%. Hasil
instruksional. Hasil plot kelayakan pada penilaian respon guru mengenai film
aspek produk ditampilkan pada Gambar 3 animasi diperoleh sebesar 96%, sedangkan
dan aspek instruksional pada Gambar 4. untuk penilian respon siswa, diperoleh nilai
Dari hasil analisis terhadap lembar validasi 84,52%. Dari hasil observasi
tenaga ahli didapatkan nilai validitas rata- keterlaksanaan, respon guru, dan respor
rata adalah sebesar 4,37. Hal ini siswa diperoleh rata-rata nilai praktikalitas
mengindikasikan bahwa produk yang
film animasi dalam pembelajaran fisika
dihasilkan adalah berada dalam kategori sebesar 90,17% atau berada dalam kategori
sangat valid untuk digunakan dalam proses sangat praktis.
pembelajaran Fisika di kelas XI IA SMA.

44| Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.02/1/2017


Pengembangan Film Animasi Dalam Pembelajaran Fisika Pada Materi…….. Firma Rean Kasih

siswa yang didapatkan pada tes akhir lebih


bervariasi. Dari tabel juga terlihat bahwa
nilai rata-rata tes akhir lebih tinggi daripada
nilai rata-rata tes awal. Simpangan baku
menyatakan penyimpangan nilai siswa dari
nilai rata-rata. Dari data yang didapatkan
dapat diamati bahwa simpangan baku tes
akhir lebih besar daripada simpangan baku
tes awal. Hal ini berarti penyimpangan nilai
siswa pada tes akhir dari nilai rata-rata
cukup besar.
Analisis perbandingan rata-rata
berkorelasi digunakan untuk melihat
keberartian perbedaan antara hasil belajar
sesudah dan sebelum penggunaan film
Gambar 4. Plot kelayakan pada aspek instruksional animasi dalam pembelajaran fisika. Dengan
menggunakan persamaan dan aplikasi
3. Hasil Uji Efektivitas Penggunan Film pengolah data statistik pada Microsoft Excel
Animasi dalam Pembelajaran Fisika diperoleh pearson correlation (koefisien
Keefektifan film animasi dalam korelasi Pearson), r sebesar 0,66 dan berada
pembelajaran fisika pada materi pada kategori tinggi. Dengan kata lain
kesetimbangan benda tegar dilihat dari hasil reliabilitas atau keajegan tes awal dengan tes
belajar kognitif siswa dengan menggunakan akhir tinggi. Hasil dari tes awal dan tes akhir
metoda ekuivalen, yaitu melakukan tes memiliki taraf kepercayaan yang tinggi
sebelum perlakuan (tes awal) dan tes setelah karena memberikan hasil yang tetap atau
perlakuan (tes akhir). Butir soal pada tes sepadan.
awal dan tes akhir relatif sama dalam hal Dalam penelitian ini dirumuskan
tujuan, tingkat kesukaran, serta susunan. Tes hipotesis sebagai berikut:
awal dan tes akhir berupa 15 butir soal
objektif dengan lima pilihan, yang memiliki H0 : Efektivitas penggunaan film
validitas cukup dan reliabilitas yang tinggi. animasi dalam pembelajaran
Hasil analisis data dapat dilihat pada tes fisika pada materi
awal diperoleh nilai rata-rata sebesar 45,65, kesetimbangan benda tegar
median sebesar 47, modus sebesar 53, lebih kecil atau sama dengan
varians sebesar 60,89, simpangan baku sebelum penggunaan film
sebesar 7,80, nilai tertinggi 33 dan nilai animasi
terendah 53,33. Sementara, untuk tes akhir Ha : Efektivitas penggunaan film
diperoleh nilai rata-rata sebesar 88,57, animasi dalam pembelajaran
median sebesar 93,33, modus sebesar 100, fisika pada materi
varians sebesar 216,81, simpangan baku kesetimbangan benda tegar
sebesar 14,72, nilai terendah 40, dan nilai lebih baik daripada sebelum
tertinggi 100. penggunaan film animasi
Dari data tersebut disimpulkan secara
sementara bahwa penggunaan film animasi H 0 :  awal   akhir
dalam pembelajaran fisika pada materi
H a :  awal   akhir
kesetimbangan benda tegar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Harga
varians yang didapatkan pada tes akhir lebih
besar daripada tes awal. Hal ini berarti nilai

Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.02/1/2017 | 45


Pengembangan Film Animasi Dalam Pembelajaran Fisika Pada Materi…….. Firma Rean Kasih

Pada penelitian ini digunakan t critical Hadjar, I. (1996). Dasar-Dasar Metodologi


one-tail atau uji t sepihak yaitu uji pihak Penelitian Kuantitatif dalam
kiri. Harga tcritical sebesar 1,70 , sedangkan Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
harga tstat sebesar -20,27. Taraf signifikan Persada.
yang digunakan 0,05 sedangkan Irwandani, I., & Juariyah, S. (2016).
P(T  t ) onetail diperoleh sebesar 3,64  10 18 , Pengembangan Media Pembelajaran
dimana Berupa Komik Fisika Berbantuan
Sosial Media Instagram sebagai
tcritical  t stat
Alternatif Pembelajaran. Jurnal Ilmiah
1,70   20,27 Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(1), 33.
atau https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v5
P(T  t ) onetail   i1.103
Istova, M., & Hartati, T. (2016). Pengaruh
3,64  10 18  0,05 Media Film Animasi Fiksi Islami untuk
Meningkatkan Kemampuan Menyimak
Sehingga dapat disimpulkan H0 dan Berbicara Siswa Sekolah Dasar.
ditolak atau terima Ha. Hal ini menunjukkan Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar,
bahwa penggunaan film animasi terbukti 2(1), 72–86.
efektif dalam pembelajaran fisika pada Mc Quail, D. (1997). Teori Komunikasi
materi keseimbaangan benda tegar. Massa Suatu Pengantar. Jakarta:
Erlangga.
SIMPULAN DAN SARAN Mukhlishoh, M., & Khisbiyah, I. (2015).
Desain film animasi dalam Pengaruh Media Film Animasi
pembelajaran fisika pada materi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Mata
kesetimbangan benda tegar di SMA valid Pelajaran IPA (Studi Penelitian di MI
dan layak berdasarkan penilaian ahli. Film AN-NUR Kota Cirebon). Al Ibtida:
animasi sangat praktis penggunaannya Jurnal Pendidikan Guru MI, 2(2).
dalam pembelajaran fisika pada materi Mulyardi. (2006). Pengembangan Model
kesetimbangan benda tegar di SMA. Dari Pembelajaran Matematika dalam
hasil observasi keterlaksanaan, respon guru, Bentuk Komik pada Sekolah Dasar di
dan respor siswa diperoleh rata-rata nilai Kota Padang. Penelitian Hibah
praktikalitas film animasi dalam Bersaing.
pembelajaran fisika berada dalam kategori Netty. (2005). Pengaruh Penggunaan Media
sangat praktis. Film animasi juga efektif Komik Biologi Untuk Hasil Belajar
penggunaannya dalam pembelajaran fisika Siswa Kelas II SMU Negeri 1 Angkat
pada materi kesetimbangan benda tegar Candung Tahun Pelajaran 2005.
ditandai dengan adanya peningkatan hasil Universitas Negeri Padang.
belajar yang berarti pada ranah kognitif. Nugroho, S. D. (2003). Pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian dan Penggunaan Media Kartun Fisika
pembahasan, maka film animasi dalam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas I
pembelajaran fisika pada materi SLTPN 3 Batusangkar. Universitas
kesetimbangan benda tegar dapat digunakan Negeri Padang.
oleh guru sebagai salah media pembelajaran Riduan. (2005). Belajar Mudah Penelitian
di SMA. Selanjutnya materi dalam film Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
animasi fisika perlu dikembangkan lagi Pemula. Bandung: Alfabeta.
untuk materi fisika yang lainnya. Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA Sudjana. (2001). Metode Statistika.
Bandung: Tarsito.

46| Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.02/1/2017


Pengembangan Film Animasi Dalam Pembelajaran Fisika Pada Materi…….. Firma Rean Kasih

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Surapranata, S. (2005). Analisis, Validitas,
Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol.02/1/2017 | 47

Anda mungkin juga menyukai