Sistem reproduksi
• Klasifikasi:
• Kingdom: Bacteria
• Phylum: Proteobacteria
• Class: Alphaproteobacteria
• Order: Rhizobiales
• Family: Brucellaceae
• Genus: Brucella
• bentuk kokobasili
• Gram-negatif
• non motil
• Morfologi Brucella konstan, kecuali sebagai kultur tua mempunyai bentuk pleomorfik. Tidak tahan asam yang sesungguhnya, tetapi resisten terhadap
dekolorisasi menggunakan asam lemah.
• Sebagai parasit fakultatif intraseluler, spesies Brucella dapat menyebabkan infeksi kronik, dan biasanya bakteri persisten sepanjang hidup hospes.
merupakan bakteri intraseluler dan merupakan blood borne pathogen, yang dapat menyebabkan aborsi fetus sapi.
• bersifat zoonotik
Mekanisme transisi
• Penyakit menyebar dengan cepat dan menyebabkan aborsi pada sapisapi yang
tidak divaksinasi dan bersifat endemik. Penyebaran alami terjadi melalui ingesti
bakteri. Bakteri ditemukan dalam jumlah besar pada fetus yang aborsi,
membran fetal dan leleran uterin, sehingga merupakan faktor penyebaran,
terutama pada hewan yang peka. Sapi mungkin memakan makanan atau
minuman yang terkontaminasi.tranmisi veneral dari sapi jantan yang terinfeki
pada sapi betina jarang terjadi. Transmisi bisa juga terjadi pada saat inseminasi
buatan, ketika semen terkontaminasi brucella dan deposit dalam uterus.
Brucella masuk kedalam tubuh melalui membrana mukosa, konjungtiva, luka
atau melalui melalui kulit intak manusia ataupun hewan. Brucella mampu hidup
dari fetus dan feses yang berada dalam lingkungan dingin lebih dari 2 bulan.
Paparan langsung sinar matahari membunuh brucella dalam beberapa jam.
Mekanisme patogenesis
• sumber penularan Brucellosis antara lain sapi, babi, domba dan kambing. Sumber
penularan yang potensial dari hewan ke manusia adalah sapi, melalui kontak dengan
placenta, fetus, cairan organ reproduksi hewan,darah dan urin. dokter hewan juga
berpotensi tertular saat melakukan vaksinasi,petugas laboratorium tertular saat
menangani spesimen dan petugas kandang dari feses dan ekskret dari sapi abortus, dan
pada manusia dapat tertular dengan mengkonsumsi susu dan daging asal hewan yang
mengandung Brucella sp. Penularan paling banyak melalui konsumsi susu dan produk
olahannya yang tidak dipasteurisasi sempurna.
• brucella sp. masuk kedalam tubuh hewan melalui mulut, saluran reproduksi, oronasal,
mukosa konjungtiva dan luka terbuka. Hewan yang mengalami keguguran dapat
mengeluarkan Brucella sp dalam jumlah banyak dalam membran fetus, cairan
reproduksi, urin dan feses yang dapat mencemari rumput dan air minum, sehingga
hewan dapat tertular.
Gejala klinis
• Diagnose brucellosis dan campylobacter fetus pada hewan didasarkan pada isolasi dan isdentifikasi bakteri brucella,
identifikasi bakteri campylobacter, uji serologis, dan gejala klinis.kedua bakteri ini bersifat bakteri gram negative yang
berbentu seperti koma sehingga biasanya dibutuhkan diagnose pembanding untuk mengidentifikasi kedua jenis bakteri ini
• - Pemilihan
• Dapat dilihan apabila timbul atau terjadi keluron pada terbak yang nantinya diikuti penyakit lain, keluron biasanya
ditemukan pada trimester terakhir atau umur 6 bulan atau lebih.
• Semua specimen ditempatkan kedalam wadah yang berisi bahan pendingin atau bila memungkinkan dibekukan dan
segera dikirim ke laboratorium. Bila keadaan tersebut tidak memungkinkan maka specimen dapat dimasukkan kedalam
suatu wadah berisi lartan pengawet( phosphate buffer gliserin, larutan gliserin, garam faali 50%)
• pemeriksaan
• Dapat dilakukan uj serologis menggunakan darah , serum, cairan vagina, semen, dan susu. Dapat dilakukan dengan uji
aglutinasi cepat dan aglutinasi tabung, Milk ring test, dan ELISA.
Pengobatan dan kontrol
• Pencegahan
• Kingdom: Bacteria
• Phylum: Proteobacteria
• Order: Campylobacterales
• Family: Campylobacteraceae
• Genus: Campylobacter
• Spesies: C.fetus
• merupakan bakteri patogen
• Gram-negatif
• bentuk batang seperti hurif S (S-shaped rod) atau spirally curved, berbentuk oval pada ujung bakteri
• C. fetus mempunyai struktur yang biasa ditemukan pada spesies lainnya, yaitu mempunyai mikrokapsula
atau lapisan S (S layer) pada permukaannya, yang terdiri dari protein-protein dengan berat molekul tinggi
dan tersusun dalam formasi seperti kisi-kisi. Genus Campylobacter menghasilkan oksidase, tidak
memfermentasi karbohidrat, memiliki enzim katalase dan superoksidase dismutase pada kondisi aerob.
• Sapi yang mengalami infeksi C. fetus akan mengalami siklus estrus yang tidak
teratur, bila konsepsi yang terjadi kemudian terinfeksi, maka embrio akan
terserap dan siklus estrus baru mulai lagi. Radang rahim (endometritis),
radang vagina (vaginitis) dan radang leher rahim (cervicitis)
Pengobatan dan kontrol
• Murwani, Sri, 2017. Penyakit Bakterial pada Ternak Hewan Besar dan
Unggas. UB Press. Malang.