Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI VETERINER

ADMINISTRASI OBAT

Oleh:
Nama : Riski Eka Mawarni
NIM : 185130107111018
Kelas : 2018B
Kelompok : B4
Asisten : Wahid Wahyu P.

LABORATORIUM FARMAKOLOGI VETERINER

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
1. Definisi, kelebihan, kekurangan dan tujuan dari rute administrasi obat:
a. Peroral
b. Intramuscular
c. Intraperitoneal
d. Subkutan
e. Intradermal
f. Intraossea
g. Topical

Jawab :

a. Peroral
- Definisi
Pemberian obat secara peroral adalah rute pemberian obat melalui mulut
dengan cara yang paling umum digunakan, namun obat memerlukan jangka waktu
yang lama untuk mencapai jaringan ( Lestari, 2016 )
- Kelebihan
Kelebihan dari pemberian obat secara peroral adalah pengaplikasiannya yang
mudah, cepat dan aman ( Lestari, 2016 )
- Kekurangan
1. Absorbsi obat yang lama untuk mencapai jaringan, karena harus melewati saluran
cerna dan masuk ke dalam hati sebelum disebarkan oleh sistem sirkulasi umum ke
target
2. Harus mengatur jangka waktu makan sebelum diberikan obat, karena keberadaan
makanan dalam lambung dapat memperlambat waktu pengosongan lambung
sehingga beberapa obat yang tidak tahan asam akan menjadi rusak atau tidak
diabsorbsi
3. Beberapa obat menyebabkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah ( misalnya
garam besi dan salisilat )
4. Terdapat beberapa minuman larangan saat obat diberikan, seperti susu dan
antasida

( Lestari, 2016 )

- Tujuan dari rute administrasi obat


Obat akan masuk ke dalam saluran cerna yang kemudian akan diserap oleh
usus, lalu akan dimetabolisme dan masuk ke dalam pembuluh darah, pembuluh darah
akana mengedarkan obat ke seluruh jaringan organ dan akhirnya berikatan pada
reseptor kimia di dalam sel, sampai timbul efek obat. Tujuan dari pemberian lewar
peroral ini adalah memberikan efek sistemik

( Lestari, 2016 )

b. Intramuscular
- Definisi
Pemberian obat secara intramuscular adalah pemberian obat melalui injeksi
musculus atau otot tubuh dengan sudut injeksi spuit 90˚ ( Nuryati, 2017 )
- Kelebihan
1. Tidak dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsi
2. Tidak menimbulkan reaksi muntah pada pasien
3. Absorbsi obat lebih cepat daripada secara oral dan intrasubkutan,karena di
musculus terdapat banyak pembuluh darah
4. Dapat memasukkan obat dalam jumlah besar dibanding melalui subcutan, karena
di musculus tidak terdapat banyak syaraf yang menimbulkan rasa nyeri saat obat
diinjeksi
5. Mencegah dan mengurangi adanya iritasi obat
6. Dapat digunakan untuk menginjeksi obat cair maupun preparat depo berupa
suspense dalam bentuk vehikulum non aqua, seperti etilenglikol

( Nuryati, 2017 )

- Kekurangan
1. Masih melalui tahap absorbsi, karena pemberian obat masih secara ektravaskuler
sehingga administrasi obat lebih lambat jika dibandingkan secara intravena
2. Jika tidak berhati-hati saat menginjeksi akan menyebabkan kerusakan jaringan
3. Injeksi berulang diotot yang sama akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman
4. Pemilihan jarum harus tepat, karena jika jarum kurang panjang dan gauge yang
digunakan kurang besar maka akan kesulitan saat melewati jaringan subkutan
ataupun saat penetrasi jaringan
5. Injeksi pada otot femur akan menyebabkan kerusakan saraf siatik apabila
dilakukan tidak berhati-hati
( Nuryati, 2017 )

- Tujuan administrasi obat


Obat akan terdifusi keluar dari otot dan akan mengendap pada tempat
suntikan, kemudian obat melarut secara perlahan-lahan sedikit demi sedikit ke dalam
sistem sirkulasi dengan kadar tertentu. Melalui sistem sirkulasi, obat akan
didistribusikan ke seluruh jaringan organ dan akhirnya berikatan pada reseptor
membrane sel.

( Nuryati, 2017 )

c. Intraperitoneal
- Definisi
Adalah rute pemberian obat melalui rongga peritoneum dengan posisi jarum
suntik 10˚ dari abdomen berlawanan arah dengan kepala ( Noviani, 2017 )
- Kelebihan
1. Obat cepat diabsorbsi
2. Dapat digunakan untuk volume obat yang banyak

( Nuryati, 2017 )

- Kekurangan
1. Dapat menyebabkan infeksi
2. Resiko salah dalam penyuntikan dapat menyebabkan kerusakan organ

( Nuryati, 2017 )

- Tujuan administrasi
Digunakan untuk pemberian obat agar obat langsung masuk ke dalam tubuh
dan diabsorbsi dengan cepat

( Nuryati, 2017 )

d. Subkutan
- Definisi
Pemberian obat secara subkutan adalah pemberian obat secara injeksi ke
jaringan ikat longgar bawah kulit. Digunakan sudut ( Lestari, 2016 )
- Kelebihan
1. Mengurangi resiko yang berhubungan dengan suntikan intravaskuler
2. Pengaplikasiannya yang sederhana
3. Absorbs obat cepat untuk yang larut dalam air
4. Tidak merusak saluran cerna

( Nuryati, 2017 )

- Kekurangan
1. Tidak dapat dipakai dalam jumlah obat yang besar
2. Dapat menimbulkan kerusakan kulit dan rasa sakit, karena di area ini banyak
terdapat syaraf
3. Bioavibitas bervariasi sesuai lokasi
4. Efeknya agak lambat
5. Injeksi subkutan hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap
jaringan

( Nuryati, 2017 )

- Tujuan administrasi obat


Terjadi proses absorbs, distribusi, metabolism dan ekskresi. Absorbsi obat
secara subcutan berlangsung agak lama karena diarea subcutan tidak memiliki banyak
pembuluh darah

( Nuryati, 2017 )

e. Intradermal
- Definisi
Pemberian obat secara intradermal adalah pemberian obat secara injeksi ke
dalam dermis tepat di bawah epidermis ( Noviani, 2017 )
- Kelebihan
1. Pelaksaannya sederhana
2. Tidak menimbulkan kerusakan jaringan yang serius
3. Adsorbsi lebih cepat dibandingkan obat topical
4. Tidak terlalu menimbulkan rasa nyeri

( Noviani, 2017 )

- Kekuranngan
1. Jika salah prosedur dapat menimbulkan iritasi
2. obat yang diinjeksikan tidak dapat dalam jumlah yang banyak
3. jika dibandingkan dengan intramuscular maka adsorbs intradermal dapat dibilang
lebih lambat

( Noviani, 2017 )

- Tujuan administrasi obat


Tujuan adminsitrasi obat intradermal sangat tergantung pada target ataupun
patologis penyakit. Obat akan diabsorbsi melalui penyerapan dan difusi ke sistem
vaskuler atau pembuluh darah, kamudian dari pembuluh darah akan diedarkan
kejaringan dan dimetabolisme hingga timbul efek obat target ( Noviani, 2017 )

f. Intraossea
- Definisi
Pemberian obat secara intraossea adalah cara pemberian obat langsung ke
sumsung tulang ( Nuryati, 2017 )
- Kelebihan
1. Administrasi obat lebih cepat
2. Memungkinkan obat dan cairan yang diberikan langsung masuk ke sistem
vaskuler

( Noviani, 2017 )

Kekurangan

1. Memiliki beberapa kontraindikasi seperti adanya infeksi atau tulang yang rapuh
2. Prosedur ini hanya memungkinkan untuk satu injeksi pertulang
3. Dibutuhkan keahlian yang benar karena jika tidak berhati-hati maka akan terjadi
kesalahan saat proses injeksi ke sumsung tulang
4. Pemberian volume obat yang banyak dapat menyebabkan nyeri

( Noviani, 2017 )

- Tujuan administrasi obat


Tergantung pada tujuan obat yang diberikan. Pemberian obat secara IO
mempunyai administrasi yang cepat untuk memperoleh efek obat karena berhubungan
dengan sistem vaskuler
( Noviani, 2017 )

g. Topical
- Definisi
Pemberian obat secara topical adalah pemberian obat yang dimaksudkan untuk
memperoleh efek lokalnya saja. Biasanya melalui kulit atau membrane mukosa
( Lestari, 2016 )
- Kelebihan
1. Mudah pengaplikasiannya
2. Tidak mengganggu sistem vaskuler maupun digesti
3. Tidak menyebabkan mual
4. Minim kontraindikasi kecuali masalah pada kulit
5. Terbatas hanya pada obat – obat tertentu karena tidak banyak obat yang mampu
menembus kulit yang utuh

( Noviani, 2017 )

- Kekurangan
1. Adanya edema pada membrane mukosa dapat memperlambat abdorbsi, sehingga
obatmembutuhkan waktu yang lumayan lama untuk berdifusi ke dalam pembuluh
darah
2. Untuk hewan yang berambut lebat atau bulu akan lebih susah diberikan obat
secara topical

( Noviani, 2017 )

- Tujuan administrasi obat

Secara umum administrasi obat topikal setelah diaplikasikan melewati tiga


kompartemen yaitu : permukaan kulit, stratum korneum dan jaringan sehat. Stratum
korneum dapat berperan sebagai reservoir bagi vehikulum tempat sejumlah unsur
pada obat masih berkontak dengan permukaan kulit namun belum berpenetrasi.
Setelah berhasil menembus stratum korneum maka obat akan menembus lapisan
dermis dibawahnya, hingga akhirnya berdifusi ke pembuluh kapiler. Administrasi
obat secara topical ini ditujukan untuk pemakaian lokal saja dan tidak mempengaruhi
sistem lainnya ( Noviani, 2017 )
Daftar Pustaka

Lestari, Siti. 2016. Farmakologi Dalam Keperawatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia

Noviani, Nita. 2017. Farmakologi Keperawatan Gigi. Jakata : Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia

Nuryati. 2017. Farmakologi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan ( RMIK ). Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai