Anda di halaman 1dari 27

Nama : John Alfarobi

Kelas : 1EGC

1. A.P. Kepala (Head Protection)


Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet, melindungi kepala dari
benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik. APD ini juga
berfungsi melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap- uap, panas atau dingin,
zat-zat kimia berbahaya, dari iklim yang berubah- ubah. Alat pelindung kepala harus
memenuhi atau melampaui Z89.1- 2003.
Type alat pelindung kepala dibedakan atas :
A. Topi bump- tidak memenuhi standar ANSI, memberikan perlindungan yang
kecil
B. Perlindungan listrik 2200-22,000 v, tergantung Kelas)
C. Pelindung untuk penambangan
D. Klasik- pelindung umum tubrukan
E. Tubrukan 850-1000 pon (386 - 454Kg)
F. Penetrasi 3/8” (~1cm)

Secara umum perlindungan kepala terhadap tenaga listrik biasanya terbuat dari logam
yang digunakan oleh staf pemadam kebakaran. Pelindung kepala yang di kenal ada 4 jenis
yaitu Hard Hat kelas A, kelas B, kelas C dan Bumb Cap.

 Kelas A
Hard hat kelas A dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang  jatuh dan
melindungi dari arus listrik sampai 2.200 volt.
 Kelas B
Hard hat kelas B dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang  jauh dan
melindungi dari arus listrik hingga 20.000 volt.
 Kelas C
Hard hat kelas C dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang  jatuh tetapi
tidak melindungi dari kejutan listrik dan tidak melindungi dari bahan korosif.
 Bumb Cap
Bumb cap dibuat dari plastic dengan berat cukup ringan untuk melindungi kepala dari
tabrakan dengan benda menonjol. Alat ini tidak menggunakan sistem suspense, tidak
melindungi dari benda yang jatuh, dan tidak melindungi dari kejutan listrik, hanya
berfungsi sebagai pelindung kepala.

2. A.P. Muka dan Mata : face Shield, Kaca mata

Pelindung mata dikenal dengan sebutan  safety glasses. Safety


glasses berbeda dengan kacamata biasa maupun kir ( precription glasses), yaitu
pada bagian atas, kanan dan kiri frame terdapat pelindung dan jenis kacanya dapat
menahan sinar UV (Ultra Violet) hingga presentasi tertentu. Penggunaan
alat pelindung mata ini sangat penting hal ini diakrenakan berdasarkan survey
bahwa: ribuan orang buta akibat cedera mata di ruang kerja dantiga dari lima
pekerja cedera karena tidak mengenakan pelindung mata dan wajah.

Bahan pelindung mata berbahan baku sintesis berupa plastik dari berbagai sumber
bahan dasarnya yaitu selulosa asesat, akrilik, poli karbonat dan lainnya. Alat pelindung mata
berupa kacamatan bertujuan melindungi organ mata terhadap radiasi pada panjang
gelombang standar Amerika. Pelindung mata dan wajah melindungi secara primer dan
sekunder. (1) Perlindungan primer berupa kacamata  pengaman dengan pelindung-sisi
melindungi mata dari obyek yang terbang. Gogel  pengaman mencegah obyek agar tidak
masuk melalui bagian bawah atau sekitar  pelindung mata. (2) Pelindung sekunder yaitu
pelindung wajah Dikombinasikan dengan kaca mata atau gogel pengaman tetapi tidak
melindungi dari bahaya tubrukan.
Persyaratan alat pelindung mata dan wajah yaitu (1) harus memenuhi ketentuan
Amerika National Standars Institute : ANSI Z87.1-1989, (2) pastikan karyawan yang
memakai lensa preskripsi atau lensa kontak mengenakan  pelindung mata mencakupdan dapat
digunakan untuk lensa preskripsi tersebut.

Penilaian Bahaya pada Mata dan Wajah

Beberapa alat pelindung mata dan kegunaannya seperti kacamata safety, goggles,
faceshield, pelindung wajah dan visor. Jenis alat pelindung mata dan wajah yaitu:

1) Goggles
Goggles memberikan perlindungan mata dengan karakterisasi dan beberapa kelebihan
dibandingkan kacamata pengaman ( safety  glasses) yaitu goggles terpasang dekat
wajah, mengitari area mata. Goggles melindungi lebih baik  jika terjadi kecelakan
pada situasi yang mungkin terjadi percikan cairan, uap logam uap, serbuk, debu dank
abut akan aman dan kecelakaan dapat diminimalkan. Kaca mata hanya melindungi
dari benda-benda atau objek yang terbang seperti debu maupun partikel yang
memiliki ukuran sangat kecil. Pemakaian kaca mata ini umumnya untuk pengendara
kendaraan roda dua dan beberapa kegiatan lain seperti melindungi mata dari sinar
matahari. Pada pekerja di laboratorium pelindung mata menggunakan gogel.

2) Face shield

Face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering digunakan pada
operasi peleburan logam, percikan bahan kimia, atau partikel yang melayang. Ketika
menggunakan face shield kadang dikombinasikan atau digabung dengan pemakaian
Hard Hat. Alat pelindung ini hanya melindungi wajah bukan pelindung mata sehingga
pemakaian safety glasses atau gogel pengaman harus dikombinasikan dengan
pemakaian face shield selain itu APD ini tidak melindungi dari bahaya tubrukan.

3) Welding Helmets

Alat pelindung wajah yang lain adalah welding helmets (topeng las) berfungsi


memberikan perlindungan pada wajah dan mata. Topeng las memakai lensa, absorpsi
khusus yang menyaring cahaya yang terang dan energy radiasi yang dihasilkan
selama operasi pengelasan. Alat pelindung ini digunakan pada  proses pengelasan
merupakan pelindung sekunder untuk melindungi diri dari UV, panas dan tubrukan.

4) Masker Wajah

Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat-zat berbau, menyengat, dan dari
debu yang merugikan. Penggunaan masker dikategorikan masker debu, masker rumah
sakit dan masker laboraorium. Type dan jenisnya dibedakan pada fungsi
penggunaannya. Jenis-jenis maker disajikan pada Gambar

Alat pelindung mata dan wajah yang telah diuraikan berfungsi meminimalkan
akibat dari kecelakan namun suatu kejadian dapat saja terjadi sehingga perlu
dilakukan tindakan selain langkah penggunaan APD tersebut. Pada  perlindungan
mata dan wajah ini bebrapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi bahaya
yaitu pencucian mata dengan peralatan sesuai standar peraturan Amerika Serikat (AS)
: 29 CFR 1910.151(c) dan ANSI Z358.1-
Beberapa jenis  peralatan pencucian mata dan wajah:

a. Pencuci Mata dan muka

Prinsip alat pencuci yaitu kran dinyalahkan dan pastikan air kran diarahkan ke
klopak mata yang terkena percikan. Lakukan pencucian hingga benar-benar
tidak teras lagi perih akibat kotoran ataupun zat lain.

b. Shower

Alat ini selain untuk mata dan wajah juga sekujur tubuh sehingga perlatan alat
ini harus disesuaikan. Prinsip alat ini cukup menarik bandle dan air akan
keluar. Standar : ANSI Z358.1-2004

c. Drench hose

Alat ini memiliki kemiripian dengan alat pencuci mata hanya saja pada
drench hose pencucian langsung diarahkan ke mata yang bermasalah.
3. A.P. Telinga : Ear plug, Ear muff
1. Ear plug
Ear plug adalah suatu perangkat yang didesain khusus untuk melindungi
telinga manusia dari suara yang berisik, kemasukan air atau benda asing, maupun
tekanan udara. Fungsinya yang dapat mengurangi bunyi sehingga sering digunakan
untuk melindungi pendengaran dari ketulian dan penyakit tinnitus. Sumbat telinga
(ear plug) dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB
Berdasarkan jenis bahannya earplug biasanya dibuat dari berbagai macam
bahan. Setiap bahan memiliki karakteristiknya masing-masing. Sebaiknya memilih
bahan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan kita.

a. Bahan Foam

Bahan ini sangat lembut dan ringan, karena terbuat dari semacam spon kecil.
Menggunakannya dengan menekannya dan menyelipkannya pada lubang telinga.
Lebarnya akan menyesuaikan sesuai lubang telinga pemakai. Tidak tahan air. Jenis ini
memiliki kemampuannya mereduksi suara cukup tinggi. Cocok untuk digunakan
dalam waktu yang lama.

b. Bahan Silikon

Biasanya jenis ini terbuat dari elastomer, silikon atau sejenisnya. Kelebihan dari
bahan ini adalah dapat digunakan berkali-kali karena tahan air sehingga dapat dicuci.
Pemakaiannya terasa menempel ketat di telinga sehingga apabila terlalu lama akan
terasa menekan. Cocok bagi yang menggunakan setiap hari karena dapat dicuci, tetapi
tidak untuk waktu durasi panjang.
c. Bahan Clay Silikon

Jenis ini berbahan lentur bisa menyesuaikan dengan bentuk telinga. Bentuknya
melebar sampai menutupi bagian daun telinga yang dekat dengan lubang telinga.
Peredaman suaranya tidak terlalu tinggi sehingga saat tidur kita masih bisa mendengar
alarm atau bercakap-cakap dengan suara yang mengecil. Cocoknya digunakan
ditempat dengan tingkat kebisingan yang tidak terlalu tinggi.

2.Ear muff

Ear Muff adalah perangkat yang berfungsi melindungi  telinga untuk tingkat
kebisingan tertentu, seperti pada perusahaan tertentu atau pada saat di dalam pesawat.
Namun ear muff tidak disarankan digunakan pada tempat-tempat yang minim
kebisingan. Tutup telinga (ear muff) dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB

a. Passive Ear Muff

Tipe ini dapat melindungi pendengaran pada segala tingkat kebisingan. Bahan ini
berfungsi untuk mereduksi suara yang diterima atau yang masuk pada lubang telinga.
Walau terbuat dari bahan keras tetapi bantalan lembut akan membuat nyaman di
telinga.
b. Helmet Mounted Ear Muff

Alat ini memiliki fungsi ganda yaitu melindungi pendengaran sekaligus melindungi
bagian kepala. Model ini sangat banyak digunakan untuk alat keselamatan para
pekerja di tempat kerja tertentu.

c. Electronic Ear Muff

Model ini dirancang dengan sistem yang akan mendengar suara pekerja lain dengan
jelas. Sehingga alat pelindung tidak menghambat komunikasi. Sangat baik dan sesuai
dengan standart keamanan dalam tugas kepolisian maupun militer.
4. A.P. Pernafasan : masker, respirator

Standar perlindungan pernapasan didasarkan pada OSHA dan faktorfaktor


perlindungan ketentuan OSHA yang baru serta standar ANSI Z88.2- 1992. Peralatan ini
dikenal dengan respirator yang dibedakan atas jenis (1) pemurni udara (APR) dan (2)
pasokan udara. Alat pelindung  pernapasan ini memberikan perlindungan terhadap sumber-
sumber bahaya seperti kekurangan oksigen dan pencemaran oleh partikel debu, kabut, asap
dan uap logam serta pencemaran oleh gas atau uap. Alat pelindung  pernapasan ditunjukkan
pada Gambar

1. Pemurni Udara
Peralatan disesuaikan dengan fungsi yaitu Paruh wajah, penuh wajah dan PAPR

Syarat pemurni udara :


o Harus memiliki minimal 19,5% Oksigen Jangan pernah menggunakannya
dalam atmosfer yang kurang Oksigen o
o Hanya Menyaring udara Filter partikular berfungsi membuang aerosol Katrij
kimia atau tabung (Canister) yang membuang gas dan uap
o Konsentrasi tidak boleh melebihi batas filter/katrij o
o Respirator pemurni udara listrik (PAPR) dengan cara menggunakan  blower
untuk mendorong udara melalui elemen pemurni udara.
Pemilihan katrij Kimia APR
o Gas atau uap tertentu
o Izin NIOSH atau MSHA
o Perangkat peringatan yang cukup
o Akhir masa pakai
o Mekanisme : adsorpsi, penyerapan dan reaksi kimia
o Waktu terobosan
o Perawatan dan penyimpanan yang tepat.

2. Pasokan Udara
Peralatan ini berfungsi menyediakan udara untuk bernapas bagi karyawan.
Udara yang disuplay harus memenuhi kualitas sesuai dengan standar yaitu (a) Udara
pernapasan bertekanan harus minimal Tipe 1-kadar D (ANSI/CGA G7.1.1989)
dengan isis oksigen 19.5-23.5%, Hidrokarbon 5 mg/m 3 , CO< 10  ppm, CO2 1.000
ppm, tidak berbau dan (b) Kompresor memiliki bed dan filter  penyerap pemurni
udara in-line. Peralatan disesuaikan dengan fungsi dan intinya memiliki saluran udara.
Jenis Pasokan udara dapat dilihat pada gambar

Alat pelindung pernapasan yang telah digunakan dilakukan perawatan guna


penggunaan selanjutnya. Adapun teknik perawatan dan penyimpanan yaitu :
a. Pelindung wajah filter sekali pakai : buang setelah digunakan.  
b. Masker penuh wajah :
 Tulis tanggal dan buang katrij sesuai tanggal kadaluarsa.
 Bersihkan, keringkan, tempatkan dalam kantung bersegel (tulis nama
Anda pada kantung)
 Hubungi bagian keselamatan untuk respirasi alat.
c. Penggunaan oleh seorang karyawan saja
 Bersihkan dan sterilkan sesering mungkin dan dirawat dalam kondisi
bersih.
 Buang sesuai tanggal kadaluarsa atau indikator akhir masa pakai
dengan perhitungan masa pakai.

3. Masker Wajah

Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat-zat berbau, menyengat,


dan dari debu yang merugikan. Penggunaan masker dikategorikan masker debu,
masker rumah sakit dan masker laboraorium. Type dan jenisnya dibedakan pada
fungsi  penggunaannya. Jenis-jenis maker disajikan pada Gambar

5. A.P. Tangan : sarung tangan (Gloves)

Sarung tangan merupakan alat pelindung diri yang banyak digunakan, fungsi
utamannya melindungi tangan dari luka lecet, luka teriris, luka terkena bahan kimia dan
terhadap temperature ekstrim. Beberapa  pertimbangan dalam memilih sarung tangan yaitu
(1) Type sarung tangan  berupa ketangkasan, sifat kimia maupun sifika yaitu bahan dan
kekuatan, waktu pajanan, ukuran, kenyamanan dan penggunaannya dan (2) diagram
pemilihan pabrik pembuat sarung tangan. Pertimbangan lain dalam  pemilihan sarung tangan
yaitu (a) Bahan kimia, (b) Thermal, (c) Abrasi, (d) Grip, (e) Kenyamanan, ketepatan dan
ukuran serta (f) ergonomik. Pemakaian sarung tangan yang tepat sangat penting dilakukan
guna  penyesuaian tingkat resiko pekerjaan serta mengetahui berapa lama sarung tangan
tersebut berfungsi. Pertimbangkan beberapa data pembuatan sarung tangan sebelum
mengambil keputusan akhir. Teknik pemilihan sarung tangan dapat dilihat pada Tabel

Jenis sarung tangan berdasarkan bahan dasar pembuatan sarung


tangan dan kegunaannya, yaitu :
a) Kevlar-trated gloves
Terbuat dari wall dan dilapisi bahan anti api bertujuan melindungi dari
kebakaran dan hal-hal lain yang tidak menyenangkan ketika tangan terpapar panas
secara terus menerus.
b) M etal-mesh gloves
Berbahan dasar wall dikombinasi dengan logam dan fiber digunakan oleh mereka
yang bekerja dengan pisau dan benda-benda tajam untuk melindung dari terpotong dan
pukulan dari peralatan mereka sendiri dan dari ketajaman atau objek yang kasar.

c) Rubber gloves
Sarung tangan ini terbuat dari dari karet befungsi melindungi dari listrik. Alat
pelindung tangan ini harus di tes kekuatan listriknya.

d) Rubber n eoprene or vinyl gloves


Material bahan ini seperti dengan type C hanya saja ada tambahan
 bahan kimia berupa neoprene atau vinyl sehingga bahan karetnya sintesis dari gabungan
kedua zat tersebut. Menolak Permeasi dan terobosan dengan bahan kimia.Sarung
tangan ini digunakan dalam penggunaan bahan kimia dan korosif, seperti
aromatk,ester, keton, dan klorin.
e) Leather gloves
Bahan dasar sarung tangan ini kulit dan karet serta dilengkapi bantalan sehingga
penggunaan tahan terhadap percikan api, panas yang sedang,
 benda kasar dan objek yang keras dan terhadap pukulan. Sarung tangan ini dipakai
untuk pekerjaan berat.

f) Chr ome-tanned cowhide leather


Sarung tangan type ini digunakan para pekerja penekanbesi yang melekat pada tapal
tangan dan jari untuk pengecoran pada pabrik baja.

g) Catton or fabric gloves


Sarung tangan type ini terbuat dari katun digunakan sebagai pelindung tangan, secara
umum digunakan di tempat-tempat kotor, memotong atau melindungi luka. Sarung
tangan ini sangat halus dan lembut dan dipakai guna menghindari sentuhan langsung
terhadap objek kasar, tajam atau material berat.
h) Coated fabri c gloves
Bahan pembuatan sarung tangan jenis ini yaitu karet sintesisis yang
berfungsi melindungi dari konsentrasi kimia yang sedang dan jenis sarung tangan
ini direkomendasi untuk pekerja di pengalengan, pengepakan, penanganan
makanan, industri pangan dan sejenisnya.

i) H eated industr ial gloves

Jenis sarung tangan ini digunakan pada lingkungan pekerjaan panas.

j) H and l eather s atau bantalan tangan


Sarung tangan berbahan katun halus dan dilengkapi dengan bantalan, digunakan
sebagai pelindung tangan dan banyak digunakan oleh pengendara kendaraan dua
maupun pekerja yang kasar.
k) Buti l Gl oves 
Karet sintesis dari polibutil, penolakan permeasi paling tinggi terhadap gas atau uap
air. Kegunaan untuk pekerja pada bahan kimia Keton dan ester.

l) Vi ton Gloves 

Sangat resisten terhadap permeasi oleh pelarut berklorin dan aromatik. Sarung
tangan jenis ini dapat digunakan dengan air atau pelarut berbahan dasar air.

m) Ni tri l Gloves 
Berbahan karet alkilonitril-butadiena merupakan sarung tangan yang baik pengganti
lateks. Jenis sarung tangan ini melindungi terhadap asam, basa, minyak, pelarut
hidrokarbon alifatik dan este, gemuk dan lemak.
n) Neoprena Gloves dan Polivin il Kl ori da (PVC) Gloves 

Penggunaan sarung tangan ini terbatas untuk aldehid dan keton serta melindungi dari
asam, akustik dan DMSO.

Penggunaan sarung tangan bagi sebagian orang terutama yang sangat


mudah terkena alergi akan menjadui permasalahan, sebagai contoh pada lateks.
Lateks karet adalah karet alami dari pohon heavea brasiliensis, rute utama pajanan
atau paparan di tempat kerja adalah penyerapan protein lateks melalui kulit. Alergi
di dalam sarung tangan dapat berpindah ke jaringan dalam tubuh pekerja. Gejala
dapat terjadi dalam beberapa menit atau jam tergantung pada masing-masing
personal yaitu (1) Kulit kemerahan, (2) Demam gatal (hive), (3) gatal dan (4)
gejala pernapasan seperti hidung mimisan, mata gatal, tenggorakan gatal (scratchy)
dan Asma.

Untuk mencegah alergi lateks bebberapa hal yang dapat dipertimbangkan


yaitu : (1) Menggunakan sarung tangan non-lateks, (2) Jika memilih sarung tangan
lateks, gunakan versi yang bebas bubuk, (3) ketika menggunakan sarung tangan
jangan menggunakan krim tangan, losion bebas minyak, (4) kenali gejala alergi
lateks dan (5) selalu mencuci tangan setelah melepas sarung tangan.
Langkah terakhir dari penggunaan sarung tangan adalah melepas sarung
tangan yang telah digunakan. Teknik pelepasan sarung tangan diilustrasikan pada
Gambar`

6. A.P. Kaki (Foot Protection): Safety shoes


Sepatu keselamatan kerja dipergunakan untuk melindungi kaki dari
bahaya kejatuhan benda-benda berat, percikan cairan, dan tertusuk oleh benda-
benda tajam. Pelindung kaki harus memenuhi standar ANSI dengan syarat :

Sepatu berujung baja tahan tubrukan, penetrasi, tekanan, dll.


 Sepatu dengan sol anti gelincir dan non-skid
 Tahan kimia (karet, vinil, plastik dengan jahitan sintesis untuk menolak
 penetrasi kimia) Anti-statis, tahan suhu tinggi, pelindung listrik, dan kedap air
 Sepatu kombinasi
Menurut jenis pekerjaan sepatu keselamatan dapat dibagi menjadi :
1. Sepatu dengan logam atau baja, sepatu boot.
2. Sepatu buruh atau tipe sepatu jalan, digunakan untuk melindungi pekerja
dari percikan, lelehan metal atau logam berasal dari pengelasan atau bunga
api.
3. Sepatu penguat bagian dalamnya memiliki sol metal yang fleksibel dan
dirancang menonjol pada jari-jarinya, hindari kontak hantaran listrik
4. sepatu kulit dengan paduan kayu cendana , sangat efektif dan dapat
memberikan perlindungan baik dalam bekerja dan dibutuhkan ketika
berjalan dipermukaan panas. Sepatu ini digunakan secara luas dalam
pekerjaan aspal panas serta lingkungan dingin dan panas.
5. Sepatu keselamatan dengan pelindung metatarsal , selalu digunakan dalam
operasi material berat selain itu juga digunakan untuk menjaga kemungkinan
jika ada benda jatuh dan menimpa jari kaki bagian atas. Pelindung sepatu jenis
ini melindungi kaki sampai pergelangan kaki.
6. Sepatu boot keselamatan yaitu sepatu dilengkapi dengan nonferrous yang
akan mereduksi jika terdapat gesekan dari pecahan ketika di lokasi kerja
terjadi bahaya ledakan api.

7. Pakaian Pelindung (Apron)

Penggunaan pakaian pelindung tubuh akibat beberapa yang menharuskan yaitu (1)
bahan kimia berbahaya, (2) bahaya yang berpotensi infeksi, (3)panas yang sangat kuat dan
(4) percikan logam panas dan cairan panas. Pelindung tubuh berdasarkan tanggapan darurat
dibagi dlam 4 kategori yaitu Kelas A, Kelas B, Kelas C dan Kelas D.

Kelas A
Potensi pajanan pada bahan yang tidak diketahui : Pelindung kulit, pernapasan
dan mata level tertinggi. Alat pernapasan mandiri, atau respirator pasokan udara positif.
Kedap udara, sarung tangan dan sepatu tahan bahan kimia (luar dan dalam).

Kelas B
Uap air atmosfer, level teringgi perlindungan pernapasan dengan level
perlindungan kulit yang terendah. Alat pernapasan mandiri, pelindung penuh wajah
tekanan positif. Pakain tahan bahan kimia atau coverall, sarung tangan dan sepatu tahan
bahan kimia.

Kelas C
Konsentrasi kontaminan diketahui, respirator pemurni udara penuh wajah
yang diizinkan dengan perlindungan kulit yang lebih rendah. Sarung tangan, helm
pengaman, maske, sarung tangan dan sepatu tahan bahan kimia. Perbedaan kelas A
dan B adalah pada perlindungan pernapasan.

Kelas D
Pelindung minimal, tidak ada pelindung pernapasan ataupun kulit, digunakan
hanya jika tidak ada kontaminan bawaan yang diketahui atau dicurigai.
Kelengkapan dapat juga mencakup sarung tangan, coverall, kaca mata pengaman,
perisai wajah, sepatu atau sepatu boot tahan bahan kimia dan berujung baja.

Pengelompokan pakaian pelindung berdasarkan bahaya dibagi atas :

1. F lame resi stant catton atau duck 


Pelindung dari bahaya panas dan percikan api yang sedang.
2. Special f lame- r esi stant and heat resistant synthetic f abri cs 
Umumnya digunakan memadamkan api atau pekerjaan-pekerjaan disekeliling api yang
terbuka.

3. Rubber , neoprene, vinyl or other protective materi al


Aplikasi pakaian pelindung ini untuk pekerjaan-pekerjaan di bergerak di bahan kimia
kondisi basah atau menanggulangi asam, korosi dan zat-zat kimia berbahaya.

4. Jas Lab
Penggunaan jas lab di laboratorium berfungsi ganda yaitu melindungi pekerja dari
sentuhan bahan kimia baik padat maupun cairan, kontaminan dari bakteri maupun
bahan toksis selain itu jika karyawan kelaur dari laboratorium maka jas lab di lab
sehingga tidak akan menyebarkan virus lagi ke orang lain. Hal ini juga didasarkan
pada suatu kejadaian yang diilustraikan pada Gamabr 3.38. Ketika seorang peneliti
bekerja di laboratorium pada suasana panas yang melalkukan suatu eksperimen
menggunakan H2SO4.
8. Sabuk Pengaman (Safety Belt)
Alat pelindung diri ini bertujuan melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh,
umumnya digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tinggi
dan tertutup juga pada boiler. Sabuk pengaman juga diguanakn pada pengendara
kendaraan seperti pada mobil, trek, container, pesawat dan lainnya. Alat ini harus
dapat menahan beban sebesar 80 Kg. Type sabuk pengaman tergantung fungsi
seperti jenis penggantung unifilar penggantung berbentuk U. Beberapa macam safety
hardness yaitu penunjang dada (chest harness), penunjang dada dan punggung (chest
waist harness), penunjang seluruh tubuh (full body harness).
1. Class A  (fall arrest system)
Body harness kelas A digunakan sebagai elemen dari sistem penahan jatuh. Alat ini
harus disertakan dengan minimum 1 elemen penahan jatuh. Attachment penahan jatuh harus
diposisikan sedemikian rupa sehingga attachment tersebut terletak di belakang (tengah
antara tulang belikat ) atau di tengah dada dengan ketinggian kira-kira pada sternum (tulang
dada).

2. Class D (controlled descent or ascent)


Kelas D harus memiliki persyaratan seperti kelas A. Kelas D ini ditambah dengan
tambahan elemen yang memungkinkan pengguna untuk terhubung dalam sistem turun dari
ketinggian yang terkendali. Pengguna dimungkinkan untuk mengambil posisi duduk ketika
tergantung dengan sabuk tubuh jenis ini. Harness ini biasanya memiliki D-ring yang
berposisi di sekitar tulang dada atau sepasang konektor yang diposisi di bawah pinggang.
3. Class E  (confined space access  / akses ruang terbatas)
Sabuk tubuh kelas E harus memiliki persyaratan minimum seperti kelas A. Jenis ini
memiliki tambahan elemen yang memungkinkan pengguna untuk terhubung dalam sistem
akses di ruang terbatas. Dia harus memiliki tambahan D-ring pada setiap tali bahu (shoulder
strap) untuk digunakan sebagai sepasang sehingga memungkinkan penggunanya untuk
memposisikan dirinya menghadap ke atas ketika menggantung. Tambahan alat untuk ruang
terbatas ini hanya untuk digunakan pada sistem akses ruang terbatas dan bukan sistem
penahan jatuh.

4. Class L  (Ladder climbing)


Sabuk tubuh tipe L digunakan sebagai komponen dalam sistem pendakian tangga
untuk mencegah penggunanya jatuh ketika mendaki tangga atau struktur pendakian yang lain.
Sistem pendakian biasanya termasuk FBH, kabel vertikal atau rel yang tersemat pada struktur
dan lengan panjat. Untuk aplikasi pendakian tangga, sabuk tubuh harus dilengkapi dengan D-
ring depan di lokasi sekitar sternal yang bisa digunakan sebagai sistem penahan jatuh pada
sistem pendakian tangga yang tetap. Hal ini diatur pada CSA Z259.2.5 di Kanada dan ANSI
A14.3 di Amerika Serikat.

5. Class P  (Work Positioning)


Sabuk tubuh kelas P harus sesuai dengan persyaratan kelas A. Beberapa elemen
tambahan:
 Sabuk tubuh memiliki tambahan elemen pendukung yang memungkinkan
pengguna untuk terhubung dalam sistem posisi kerja (work positioning system)
 Sabuk tubuh harus memiliki elemen pendukung posisi kerja sebanyak minimum 1
yang dipasang sekitar ketinggian pinggang

 Jika memang 1 elemen pendukung work positioning yang disediakan, maka alat


itu harus didesain untuk berada pada tengah dada.
 Jika elemen pendukung work positioning lebih dari 1, mereka harus didesain untuk
ditempatkan secara simetris secara sepasang dan tidak digunakan secara terpisah.
Perhatian: pendukung work positioning harus hanya terhubung dengan sistem work
positiong dan tidak terhubung ke personel fall arrest system (PFAS)

6. Restraint
Full body harness digunakan sebagai komponen sistem penahan (restraint system)
untuk mencegah pengguna dari tempat yang memiliki bahaya jatuh. Sistem penahan
(restraint system) biasanya termasuk full body harness dan sebuah lanyard atau restraint line.

Anda mungkin juga menyukai