Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PELUANG

OLEH :

Nama Kelompok
1. Asri Sihotang NIM.41031110
2. Astika Laras Hutagaol NIM.4103111012
3. Bethesda Butarbutar NIM.4103111013
4. Sefta A P Hutauruk NIM.4103111072

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2012
KATA PENGANTAR

Pertama sekali kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Kami juga berterima kasih kepada teman sekelompok yang telah meluangkan waktunya
untuk dapat bekerja sama dalam menyusun makalah ini.
Makalah ini berisikan materi Peluang. Dalam makalah ini kami membahas konsep
Usaha dan Energi, hukum kekekalan energy dalam menyelesaikan persoalan-persoalan fisika
sederhana serta menyelesaikan soal-soal yang konsep dan penerapan usaha dan enegi dalam
kehidupan sehari-hari.
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan
dalam makalah kami ini, untuk itu kami mengharapkan kepada para pembaca ataupun dosen
yang menilai makalah ini agar dapat memberikan masukan atau kritik yang membangun, agar
dikemudian hari kami dapat memperbaikinya.

Hormat Kami

Kelompok III
PERCOBAAN

Kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dengan keadaan yang serupa dan hasil kegiatan itu kita
catat untuk dipelajari kemudian , maka kegiatan itu disebut percobaan.

Dua sifat dasar berikut akan kita jumpai dalam suatu percobaan.

a) Setiap jenis percobaan mempunyai beberapa kemungkinan hasil atau peristiwa


(kejadian) yang akan terjadi (possible out comes).

b) Hasil dari setiap percobaan secara pasti sulit ditentukan (tidak dapat diramalkan).

Percobaan Kemungkinan

Melempar 1 keping mata uang logam Muncul Gambar (G) atau angka (A)

Melempar 1 buah dadu Muncul mata 1,2,3,4,5, atau 6

Melempar 1 buah paku payung Muncul “ujung diatas” atau “ujung


dibawah”

RUANG SAMPEL

Ruang sampel atau ruang contoh (sample space) adalah himpunan dari semua hasil yang
mungkin pada semua percobaan (total possible out comes) yang dilambangkan dengan S.

Titik sampel atau titik contoh (sample point) adalah elemen-elemen (anggota-anggota/
unsur-unsur) dari ruang sampel.

Contoh

Pada percobaan melempar dadu berisi enam sebanyak satu kali, tentukan ruang sampel dan
titik sampelnya!

Solusi :

Hasil yang mungkin muncul adalah {1},{2}, {3}, {4}, {5}, dan {6}.

Dengan demikian ruang sampel S ={1,2,3,4,5,6} dan titik sampelnya adalah 1,2,3,4,5, dan 6.
KEJADIAN

Kejadian atau peristiwa (event) merupakan himpunan bagian dari ruang sampel atau
bagian dari hasil percobaan yang diinginkan.

Kejadian ada 2 macam, yaitu kejadian elementer atau kejadian sederhana dan kejadian
majemuk.

• Kejadian elementer atau kejadian sederhana adalah suatu kejadian yang hanya
mempunyai satu titik sampel.

Contoh : Percobaan pelemparan sebuah dadu bermata 6; Percobaan pelemparan sebuah


dadu bermata 4.

• Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang memiliki titik sampel lebih dari satu.

Contoh : Percobaan pelempar sebuah dadu, muncul mata dadu bil.prima.


(bisa 2 atau 5)

Dari uraian di atas kita dapat mengemukakan bahwa :

a. Kejadian elementer atau kejadian sederhana adalah himpunan bagian dari kejadian
majemuk.

b. Kejadian elementer atau kejadian majemuk adalah himpunan bagian dari ruang sampel.

c. Gabungan dari beberapa kejadian elementer membentuk kejadian majemuk.

d. Gabungan dari semua kejadian elementer membentuk ruang sampel.

e. Menentukan Peluang Kejadian dengan Pendekatan Frekuensi Relatif

Menentukan peluang kejadian berbagai Situasi


1. Menentukan Peluang Kejadian dengan Pendekatan Frekuensi Relatif

Dari suatu percobaan yang dilakukan sebanyak n kali, ternyata kejadian E


munculnya sebanyak k kali, maka frekuensi relatif munculnya kejadian E adalah :
𝑘
𝐹 (𝐸) = 𝑛

Contoh

Percobaan : Melempar sekeping mata uang logam


Hasil : Muncul Angka (A) atau Gambar (G)

Banyaknya lemparan 25 50 75 100

Frekuensi munculnya angka (A) 10 28 40 52

Frekuensi relatif munculnya angka (A) F1 F2 F3 F4

a) Carilah frekuensi relatif F1 , F2 , F3 , F4

b) Carilah frekuensi relatif munculnya angka (A) untuk 250 kali lemparan.

c) Gambarlah diagram batang frekuensi relatifnya.

Penyelesaian.

a. Frekuensi relative munculnya angka


𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 (𝐴)
(𝐴) =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑚
𝐹(𝐴) = 𝑛
10
𝐹1 (𝐴) = 25 = 0,4
28
𝐹2 (𝐴) = = 0,56
50
40
𝐹3 (𝐴) = 75 = 0,53
52
𝐹4 (𝐴) = 100 = 0,52

b. Pada pelemparan 250 kali diperoleh dengan menjumlahkan pelemparan 25 kali, 50 kali,
75 kali dan 100 kali. Dengan frekuensi munculnya angka (A) = 10 +28 +40 + 52 = 130.
Jadi, frekuensi relatif munculnya angka (A) untuk 250 kali lemparan adalah
130
𝐹(𝐴) = = 0,52
250

c. Diagram
0.6

Frekuensi relatif munculnya 0.4


angka (A)
0.2 Series 1

0
50
25

75
100
Banyak Lemparan

2. Menentukan Peluang Kejadian dengan Pendekatan Definisi Peluang Klasik


Misalnya suatu percobaan menyebabkan munculnya salah satu dari n hasil yang
memiliki kesempatan yang sama (equally likely). Dan n hasil itu, kejadian A munculnya
sebanyak k kali maka peluang kejadian A adalah :
𝑘
𝑃(𝐴) = 𝑛

Contoh

Sebuah dadu berisi enam dilempar satu kali. Tentukan nilai peluang setiap kejadian berikut ini.

a. Kejadian E adalah munculnya mata dadu dengan angka-angka prima.

b. Kejadian A adalah munculnya mata dadu kurang dari 6.

c. Kejadian B adalah munculnya mata dadu dengan angka-angka komposit.

Solusi :

Dari percobaan melempar dadu berisi enam menghasilkan munculnya 6 hasil yang
mungkin yaitu mata dadu dengan angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, atau 6, sehingga n = 6

a. Kejadian E adalah munculnya matu dadu angka dengan angka-angka prima.


Angka-angka itu adalah 2, 3, dan 5 sehingga k = 3.
3 1
Jadi, nilai peluang kejadian E adalah 𝑃(𝐸) = =
6 2
b. Kejadian A adalah munculnya mata dadu kurang dari 6.
Angka-angka itu adalah 1, 2,3, 4, dan 5, sehingga k = 5.
5
Jadi nilai peluang kejadian A adalah 𝑃(𝐴) = 6
c. Kejadian B adalah munculnya mata dadu dengan angka-angka komposit.
Angka-anga itu adalah 4 dan 6, sehingga k = 2.
2 1
Jadi, nilai peluang kejadian B adalah 𝑃(𝐵) = =3
6

3. Menentukan Peluang Kejadian dengan Menggunakan Ruang Sampel


Misalnya S adalah ruang sampel dari suatu percobaan dengan setiap anggota S memiliki
kesempatan muncul yang sama. Andaikan A adalalh suatu kejadian dengan 𝐴 ⊂ 𝑆, maka
peluang kejadian A adalah :
𝑛(𝐴)
𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)

Dengan :

n(A) : Banyak anggota dalam himpunan kejadian A

n(S) : banyak anggota dalam himpunan ruang sampel S

Contoh

Dua kartu diambil dari 52 kartu. Carilah peluang terjadi :

a. Keduanya sekop,

b. Satu sekop dan satu hati.

Solusi :

Untuk mengambil 2 kartu dari 52 kartu ada :

2 52 ×51
𝐶52 = = 1326 𝑐𝑎𝑟𝑎 ⇒ 𝑛(𝑆) = 1326
2×1

a) Misalkan kejadian A adalah muncul keduanya sekop.


Untuk mengambil 2 sekop dari 13 sekop ada :

2 13×12
𝐶13 = = 78 𝐶𝑎𝑟𝑎 ⇒ 𝑛(𝐴) = 78.
2×1

Jadi, peluang terjadi keduanya sekop adalah :


𝑛(𝐴) 78 3
𝑃(𝐴) = = =
𝑛(𝑆) 1326 51
b) Misalnya kejadian B adalah munculnya satu sekop dan satu hati.
Karena terdapat 13 sekop dan 13 hati, maka untuk mengambil sebuah kartu sekop dan
sebuah kartu hati ada:
13 x 13 = 169 cara  n(B) = 169.
Jadi, peluang terjadinya satu sekop dan satu hati adalah:
𝑛(𝐵) 169 13
𝑃(𝐵) = = = 102
𝑛(𝑆) 1326

Arti Nilai Peluang suatu Kejadian

Dalam suatu kejadian percobaan terhadap suatu obyek tertentu ada kejadian yang pasti terjadi
dan kejadian yang tidak mungkin terjadi. Misalnya Eadalah sebarang kejadian pada ruang
sampel S, maka 0 ≤ 𝑃(𝐸) ≤ 1.

P(E) = 0 dikatakan E adalah kejadian yang mustahil terjadi.

P(E) = 1 dikatakan E adalah kejadian yang pasti terjadi

Kepastian adalah suatu jaminan bahwa dalam suatu percobaan yang dimaksud pasti terjadi.
Sedangkan kemustahilan adalah suatu jaminan bahwa dalam suatu percobaan, peristiwa yang
dimaksud tidak mungkin terjadi.

Contoh : Matahari terbit dari Timur, Matahari tenggelam di Barat, Manusia pasti mati.

Frekuensi Harapan suatu Kejadian

Misalnya suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali dengan peluang kejadian A adalah P(A).
Frekuensi harapan kejadian A adalah :

𝐹ℎ (𝐴) = 𝑛 × 𝑃(𝐴)

Contoh

Sebuah kantong berisi 5 buah bola putih dan 3 buah bola kuning. Dari kantong itu diambil 2
bola secara acak dan setiap kali bola itu diambil akan dikembalikan lagi ke dalam kantong.
Proses pengambilan seperti itu dilaksanakan sebanyak 112 kali. Berapakah frekuensi harapan
yang terambil itu :

a. Keduanya bola putih,

b. Satu bola putih dan satu bola kuning?


Solusi:

Bola putih ada 5 dan bola kuning ada 3.

Jumlah bola putih dan bola kuning : 5 + 3 = 8

Dari 8 bola diambil 2 buah bola, maka seluruhnya ada


8×7
𝐶82 = = 28 𝑐𝑎𝑟𝑎
2×1

n(S) = 28

a) Misalnya A adalah kejadian munculnya keduanya bola putih.


2 bola putih dapat diambil dari 5 bola putih dalam :
5 ×4
𝐶52 = = 10 𝑐𝑎𝑟𝑎 ⇒ 𝑛(𝑆) = 10
2×1
Peluang kejadian A adalah :
𝑛(𝐴) 10 5
b) 𝑃(𝐴) = = =
𝑛(𝑆) 28 14
Jadi, frekuensi harapan yang terambil itu adalah keduanya bola putih adalah 𝐹ℎ (𝐴) =
5
𝑛 × 𝑃(𝐴) = 112 × 14 = 40 kali.
c) Misalnya C adalah kejadian munculnya satu bola putih dan satu bola kuning.
1 bola putih dapat diambil dari 5 bola putih dalam 𝐶51 = 5 𝑐𝑎𝑟𝑎.
1 bola kuning dapat diambil dari 3 bola kuning dalam 𝐶31 = 3 𝑐𝑎𝑟𝑎.
n(C) = 5 x 3 = 15
Peluang kejadian C adalah :
𝑛(𝐶) 15
𝑃(𝐶) = = 28
𝑛(𝑆)
Jadi, frekuensi harapan yang terambil itu adalah 1 bola putih dan 1 bola kuning adalah
15
𝐹ℎ (𝐶) = 𝑁 × 𝑃(𝐴) = 112 × 28 = 60 kali.

Peluang Kejadian Majemuk

A. Peluang Gabungan Dua Kejadian

Misalnya S adalah ruang sampel dari suatu percobaan. A dan B adalah sebarang peristiwa
dalam ruang sampel S. Peristiwa tunggal yang mengaitkan antara peristiwa A dengan peristiwa
B, yakni peristiwa munculnya “A atau B” ditulis dengan lambang A  B.

Ada kemungkinan peristiwa A atau B tidak saling lepas satu dengan lainnya, sehingga ada
kemungkinan kedua peristiwa itu dapat terjadi bersama-sama dan diperoleh A  B ≠ Ø.
Kejadian ini dinamakan non mutually exclusive events.

Jika A dan B adalah dua peristiwa sebarang dalam ruang sampel S, maka

P(A  B) = P(A) + P(B) – P(A  B )

Contoh

Hasil survei yang dilakukan pada suatu wilayah mengenai langganan koran A dan B adalah :

25% wara berlangganan koran A

50% warga berlangganan koran B, dan

15% warga berlangganan koran A dan B

Jika dari wilayah itu dipilih 1 warga berlangganan koran secara acak, berapakah peluang warga
itu berlanggan koran A atau koran B?

Solusi :

25 % warga berlangganan koran A


25
P(A) = 100

50% warga berlangganan koran B


50
P(B) = 100

15% warga berlangganan koran A dan B


15
P(A  B) = 100

P(A  B) = P(A) + P(B) - P(A  B)


25 50 15
= 100 + 100 - 100

60
= 100

= 0,6

Jadi peluang warga itu berlangganan koran A atau B adalah 0,60.

B. Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Saling Lepas

Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S dinamakan saling lepas (saling
asing/disjoint/ mutually exclusive) apabila dalam percobaan yang menghasilkan ruang sampel S
itu, kedua peristiwa A dan B tidak mungkin terjadi secara bersamaan, sehingga A  B = Ø.

Jika A dan B dua kejadian saling lepas, maka P(A  B) = P(A) + P(B)

Contoh

Dari satu set kartu bridge diambil sebuah kartu, maka kartu itu tidak dapat diperoleh sekaligus
terambil kartu As dan King. Jika peluang munculnya kartu As = P(A) dan peluang munculnya
kartu As King = P(B), maka A atau B adalah suatu peristiwa yang sifatnya mutually exclusive.
Tentukan peluang terambilnya satu kartu As atau kartu King?

Solusi.

S = {Satu set kartu Bridge} , maka n(S) = 52

A= {kartu As}, maka n(A) = 4

B= {kartu King} , maka n(B) = 4

AB=Ø

𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵)


𝑛(𝐴) 𝑛(𝐵)
= +
𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆)
4 4
= 52 + 52
1
= 13
1
𝐽𝑎𝑑𝑖 , 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑎𝑟𝑡𝑢 𝐴𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑎𝑟𝑡𝑢 𝐾𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 13

C. Peluang Komplemen suatu Kejadian


Peristiwa A’ adalah komplemen A (ditulis A’ atau AC , dibaca : A Komplemen ) atau
sebaliknya sehingga A dan A’ merupakan kejadian saling lepas, maka A  A’ = Ø.

Jika A adalah suatu kejadian dalam ruang sampel S, maka A’ atau AC adalah komplemen
dari suatu kejadian A dengan semua elemen dari A’ atau AC terdiri dari semua elemen
pada S yang tidak terdapat pada A.
Dengan demikian :
1. P(A’) = 1- P(A)
2. P(A  A’) = P(S) = 1
3. A dan A’ adalah dua kejadian yang saling lepas.

Contoh

Dari suatu kelas yang memiliki 120 siswa, 60 siswa di antaranya belajar Matematika, 50 siswa
belajar Fisika, dan 20 siswa keduanya. Jika dari kelas itu dipilih secara acak, tentukan peluang
siswa yang sama sekali tidak belajar Matematika maupun Fisika.

Solusi :
60 6
Peluang siswa belajar Matematika, 𝑃(𝑀) = 120 = 12

50 5
Peluang siswa belajar Fisika, 𝑃(𝐹) = 120 = 12

Peluang siswa yang belajar Matematika dan Fisika,


20 2
𝑃(𝑀 ∩ 𝐹) = =
120 12
6 5 2
𝑃(𝑀 ∪ 𝐹) = 𝑃(𝑀) + 𝑃(𝐹) − 𝑃(𝑀 ∩ 𝐹) = + − = 0. 75
12 12 12
𝑃((𝑀 ∪ 𝐹)′ ) = 1 − 𝑃(𝑀 ∩ 𝐹) = 1 − 0,75 = 0,25

Jadi,Peluang siswa sama sekali tidak belajar Matematika maupun Fisika adalah 0,25.

D. Peluang Kejadian Bersyarat (Pelaung Dua Kejadian yang tidak Saling Bebas)
1) Jika P(B) adalah peluang kejadian B maka P(A|B) didefinisikan sebagai peluang
kejadian dengan syarat B telah terjadi.
Bila P(A  B) adalah pelaung terjadinya A dan B, maka :
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
𝑃(𝐴|𝐵) =
𝑃(𝐵)
2) Jika P(A) adalah peluang kejadian A maka P(B|A) didefinisikan sebagai peluang
kejadian dengan syarat A telah terjadi.
Bila P(A  B) adalah peluang terjadinya A dan B maka:
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
𝑃(𝐵|𝐴) =
𝑃(𝐴)

Hubungan antara P(A|B) dengan P(B|A)

𝑃(𝐴|𝐵) × 𝑃(𝐵)
𝑃(𝐵|𝐴) =
𝑃(𝐴)

Contoh

Sebuah dadu dilemparkan 1 kali dan diketahui bahwa mata dadu yang muncul adalah genap.
Tentukan peluang akan muncul mata dadu yang lebih dari 3.

Solusi:

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} , maka n(S) = 6

A : Peristiwa muncul mata dadu genap = (2, 4, 6) , maka n(A) = 3

B : Peristiwa muncul mata dadu > 3 = (4, 5, 6), maka n(B) = 3

A  B ={4, 6} , maka n (A  B) = 2
A  B merupakan himpunan yang terdiri dari mata dadu genap dan juga lebih dari 3.

𝑛(𝐴) 3 1
𝑃(𝐴) = = =
𝑛(𝑆) 6 2

𝑛(𝐴 ∩ 𝐵) 2 1
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = = =
𝑛(𝑆) 6 3

Peluang muncul mata dadu genap yang lebih dari 3 adalah:

1
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) 3 2
𝑃(𝐵|𝐴) = = =
𝑃(𝐴) 1 3
2
Dengan demikian, ada tiga kemungkinan muncul dadu mata genap yaitu {2, 4, 6} dan dua
diantaranya adalah lebih dari 3, yaitu {4, 6}.

Anda mungkin juga menyukai