74-Article Text-115-1-10-20161115 PDF
74-Article Text-115-1-10-20161115 PDF
Abstract
Gartner's Magic Quadrant is a tool for understanding the position and expectations of
vendors and service providers. The parameters used to determine the Gartner's Magic Quadrant
diagram are divided into 2 groups: Ability to Execute and Completeness of Vision. These two
groups represent the X and Y in Gartner's Magic Quadrant. Each group has a number of
components that are measured by specific variables in accordance with the data obtained from
the analysis of the research object.
-21-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
-22-
Penggunan Gartner’s Magic Quadrant Untuk Menganalisa Posisi
Dan Ekspektasi Vendor Dan Penyedia Jasa (Andy Prasetyo Utomo)
-23-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
7. Operation
-24-
Penggunan Gartner’s Magic Quadrant Untuk Menganalisa Posisi
Dan Ekspektasi Vendor Dan Penyedia Jasa (Andy Prasetyo Utomo)
-25-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
Penelitian dosen 30
-26-
Penggunan Gartner’s Magic Quadrant Untuk Menganalisa Posisi
Dan Ekspektasi Vendor Dan Penyedia Jasa (Andy Prasetyo Utomo)
Penelitian dosen 30
-27-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
Penelitian dosen 60
4. Universitas D
-28-
Penggunan Gartner’s Magic Quadrant Untuk Menganalisa Posisi
Dan Ekspektasi Vendor Dan Penyedia Jasa (Andy Prasetyo Utomo)
Penelitian dosen 15
-29-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
Untuk nilai rata-rata dipimpin oleh Universitas A dan B, dengan empat nilai
Universitas C, sedangkan Universitas A dan terendah. Diikuti dengan Universitas D
D memiliki nilai rata-rata yang sama. dengan 3 nilai terendah, yang memiliki nilai
Universitas B memiliki rata-rata yang paling terendah paling sedikit adalah Universitas C
rendah. Walaupun hanya memiliki tiga nilai dengan hanya 2 nilai terendah. Rangkuman
sempurna namun karena kelemahan- penilaian ability to execute selengkapnya
kelemahan dari Universitas A membuat nilai dapat dilihat pada tabel 5.
Universitas D bisa bersaing. nilai terendah
(1) paling banyak dikumpulkan oleh
Tabel 5 – Rangkuman Penilaian Ability to Execute
Variabel A B C D
Penelitian dosen 2 2 5 1
Akreditasi 5 4 5 4
Akreditasi 5 3 5 4
Kerjasama 5 1 1 1
Jumlah mahasiswa DO 1 5 1 3
-30-
Penggunan Gartner’s Magic Quadrant Untuk Menganalisa Posisi
Dan Ekspektasi Vendor Dan Penyedia Jasa (Andy Prasetyo Utomo)
Total 35 31 43 35
1. Universitas A
-31-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
-32-
Penggunan Gartner’s Magic Quadrant Untuk Menganalisa Posisi
Dan Ekspektasi Vendor Dan Penyedia Jasa (Andy Prasetyo Utomo)
-33-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
Sedangkan nilai terendah paling tinggi memiliki nilai rata-rata terbaik. Nilai rata-
dimiliki juga oleh Universitas C, sebanyak rata terbaik kedua diikuti oleh Universitas C,
tiga buah, yang diikuti dengan Universitas B kemudian diiringi oleh Universitas B.
dan D dengan masing-masing satu buah nilai Universitas D memiliki nilai rata-rata yang
terendah. Universitas A tidak memiliki nilai paling rendah.
terendah. Pada kelompok ini Universitas A
Variabel A B C D
Pengembangan kurikulum 3 3 5 3
Promosi PMB 4 3 1 2
Kerjasama 5 1 1 1
Pengembangan kurikulum 3 3 5 3
KKN 5 2 5 3
Teknologi 4 3 3 2
Total 27 20 22 19
-34-
Penggunan Gartner’s Magic Quadrant Untuk Menganalisa Posisi
Dan Ekspektasi Vendor Dan Penyedia Jasa (Andy Prasetyo Utomo)
-35-
Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012
walaupun dengan pemenuhan visi yang Seharusnya bisa didapatkan data yang lebih
belum sempurna menjaga mereka dengan akurat dengan mengumpulkan data dari
finansial dan sumberdaya yang cukup baik, program studi / fakultas yang lebih
walaupun belum memiliki inovasi dan bisa homogen. Penilaian dilakukan sebagian
melihat pasar secara prospektif. Universitas berdasarkan kriteria penilaian pada borang
B berada pada posisi niche player yang akreditasi, sehingga diharapkan bisa lebih
menunjukkan mereka masih terbatas dalam memberikan kuadran yang valid.
kemampuan untuk memenuhi permintaan
Kontroversi penggunaan Gartner’s
pasar dan misi yang lemah, mereka masih
Magic Quadrants karena pengelolaannya
berfokus pada sektor geografis wilayah
yang cenderung tertutup perlu menjadi
tertentu saja atau konsentrasi pada salah satu
perhatian tersendiri. Karena mereka
program studi tertentu.
memiliki data yang cukup lengkap sehingga
analisanya lebih akurat. Untuk perguruan
tinggi, data akreditasi bisa dijadikan
Kesimpulan
panduan untuk memposisikan masing-
Dengan menggunakan Gartner’s masing perguruan tinggi di masing-masing
Magic Quadrants, pengelompokan kuadran, hanya perlu dikaji mengenai
Universitas dirasakan jauh lebih mudah dan penentuan posisi variabel akreditasinya.
dapat menyediakan informasi yang berguna.
Namun, pembuat magic quadrant haruslah
memiliki database yang lengkap tentang Daftar Pustaka
kondisi internal masing-masing universitas
Bresciani Sabrina, Eppler Martin J (2008).
sebelum menjadikannya magic quadrant.
“Gartner’s Magic Quadrant And
Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan
Hype Cycle”. Collaborative
data-data standarisasi yang sudah ada,
Knowledge Visualization Case Study
seperti ISO 2001, akreditasi program studi /
Series : Case Nr. 2, 2008, Institute of
perguruan tinggi dan lain-lain.
Marketing and Communication
Data yang digunakan untuk tulisan ini Management (IMCA)
hanya terbatas pada data yang ada saja.
-36-
Penggunan Gartner’s Magic Quadrant Untuk Menganalisa Posisi
Dan Ekspektasi Vendor Dan Penyedia Jasa (Andy Prasetyo Utomo)
-37-