Anda di halaman 1dari 21

Reviu Pelaksanaan DAK Subbidang Kefarmasian

22 Desember 2021

DITJEN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN
 Pendahuluan
TOPIK  Evaluasi Kinerja TA 2020 – 2021
TOPIK  Ruang Lingkup DAK Subbidang Kefarmasian
 Penutup

2
SASARAN & STRATEGI RPJMN 2020-2024
PEMENUHAN DAN PENINGKATAN DAYA SAING SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

STRATEGI 5
Pengembangan produksi dan sertifikasi STRATEGI 1
Efisiensi penyediaan obat dan
alat kesehatan untuk mendorong
vaksin dengan mengutamakan
kemandirian produksi dalam negeri
kualitas produk

SASARAN PEMBANGUNAN
Persentase Puskesmas dengan
ketersediaan obat esensial
(TARGET 2024: 96%)
STRATEGI 4
Pengembangan obat, produk biologi,
reagen, dan vaksin dalam negeri
bersertifikat halal yang didukung oleh
STRATEGI 2
penelitian dan pengembangan life Penguatan sistem logistik farmasi
sciences real time berbasis elektronik

STRATEGI 3
Peningkatan promosi dan pengawasan
penggunaan obat rasional
Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
6 penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
kategori kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
utama 7 kampanye Penambahan Skrining 14 penyakit
utama: imunisasi, imunisasi rutin penyebab layanan primer sekunder & tersier kesehatan Jejaring nasional
gizi seimbang, olah menjadi 14 kematian tertinggi di Pembangunan Pembangunan RS di Produksi dalam surveilans berbasis
raga, anti rokok, antigen dan tiap sasaran usia, Puskesmas di 171 Kawasan Timur, negeri 14 vaksin lab, tenaga
sanitasi & perluasan skrining stunting, & kec., penyediaan jejaring rutin, top 10 obat, cadangan
kebersihan cakupan di peningkatan ANC 40 obat esensial, pengampuan 6 top 10 alkes by tanggap darurat,
lingkungan, skrining seluruh Indonesia. untuk kesehatan ibu pemenuhan SDM layanan unggulan, volume & by value. table top exercise
penyakit, & bayi. kesehatan primer kemitraan dengan kesiapsiagaan krisis.
kepatuhan world’s top
pengobatan healthcare centers.
Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
dan berkelanjutan; alokasi yang kemudahan penyetaraan nakes
adil; dan pemanfaatan yang lulusan luar negeri.
efektif dan efisien.

4
Manajemen Tata Kelola Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Monitoring dan Pemilihan/Seleksi*


 FORNAS
Evaluasi
06
 Standar

01  NIE atau EUA

Penggunaan : Pelayanan
Kefarmasian Perencanaan
05
Good Prescribing Practice
Good Pharmacy Practice
02
02 dan Pembiayaan
RKO
FORNAS
Pedoman Teknis Analisis Farmakoekonomi

04 03 Pengadaan
Distribusi E-Purchasing (e-Katalog)
 E-Logistik Cara lain sesuai Perpres
Sesuai dengan  LP-LPO Pengadaan B/J Pemerintah
kebutuhan masing-  Good Distribution Practice
masing daerah  Good Storage Practice PBF
 E-Monev Katalog

Penyimpanan Penyaluran Impor


atau Logistik Produksi Bahan Baku Bahan Baku
Permenkes Nomor 5 Tahun 2019
Pengadaan Obat tentang Perencanaan dan Pengadaan
Obat Berdasarkan Katalog Elektronik
Perpres 82 Tahun 2018 Pengadaan obat (Pasal 4)
tentang Jaminan Kesehatan  Pengadaan obat oleh institusi pemerintah dan institusi swasta
untuk program JKN dilakukan melalui E-purchasing berdasarkan
Katalog Elektronik.
Pedoman Daftar Obat (Pasal 59)
Pengadaan obat berdasarkan e-Katalog secara Manual
 Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis
 Dalam hal:
pakai untuk Peserta Jaminan Kesehatan pada Fasilitas a. Pengadaan obat melalui e-Purchasing mengalami kendala
Kesehatan berpedoman pada daftar obat, alat kesehatan, operasional dalam aplikasi; dan/atau
dan bahan medis habis pakai yang ditetapkan oleh Menteri. b. Institusi swasta yang telah menyampaikan RKO melalui e-
 Daftar obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai Monev obat belum mendapatkan akun e-Purchasing.
dituangkan dalam formularium nasional atau kompendium  Dilakukan secara langsung kepada industri farmasi yang tercantum
alat kesehatan. dalam Katalog elektronik.

Pengadaan Obat (Pasal 60) Kegagalan Pengadaan (Pasal 7)


 Dalam hal terjadi kegagalan pengadaan obat dengan Katalog
 Pengadaan obat, alat kesehatan, dan/ atau bahan medis
habis pakai oleh Fasilitas Kesehatan milik pemerintah Elektronik sehingga berpotensi terjadinya kekosongan obat maka
maupun swasta untuk program Jaminan Kesehatan institusi pemerintah dan institusi swasta dapat mengadakan obat
dilakukan melalui e-purchasing berdasarkan katalog dengan zat aktif yang sama sesuai dengan ketentuan peraturan
elektronik. perundang-undangan.
 Pengadaan dapat dilakukan secara manual berdasarkan  Kegagalan pengadaan obat dapat disebabkan karena industri
katalog elektronik apabila belum dilakukan secara e- farmasi tidak dapat memenuhi surat pesanan dari institusi
Purchasing. pemerintah dan institusi swasta.
 Kegagalan pengadaan obat harus dibuktikan dengan pernyataan
dari industri farmasi.
 Pendahuluan
 Evaluasi Kinerja TA 2020 – 2021
TOPIK  Ruang Lingkup DAK Subbidang Kefarmasian
TOPIK  Penutup

2
Indikator Sasaran Strategis
Persentase Puskesmas dengan 92,12 %
Indikator Sasaran Program

83,75
Persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan
Target: 85%
ketersediaan obat esensial obat esensial %
: Mencapai target (25) Target: 77%
: Belum mencapai target (9)
Jumlah kabupaten/kota melapor: 480 (93,39%)

Persentase Puskesmas dengan


ketersediaan vaksin IDL 96,98 %
: Mencapai target (30) Target: 90%
: Belum mencapai target (4)
Jumlah Puskesmas melapor: 9.511 (93,81%)
: Mencapai target (31)
: Belum mencapai target (3)
Jumlah Puskesmas melapor: 9.514 (93,84%) 92,70 % 16,67 % 55,56 %

Alokasi 91%

Rp.4.182.277.051.000,- Target 55%


KP 96,95%
Realisasi 15%
Target
Rp.4.054.663.877.758,- 96,95% Target

DK 94,82% Persentase alat Persentase jenis bahan baku Persentase alat kesehatan
kesehatan memenuhi sediaan farmasi yang dapat yang dapat diproduksi dalam
Sumber Daya Anggaran syarat diproduksi dalam negeri negeri
Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
Subbidang Pelayanan Kefarmasian Tahun 2020
Output

496 32 5.818
Alokasi Penerima

Rp. 1 366, triliun


519 Satker
Paket Paket Unit

pengadaan obat / pembangunan / prasarana


pengadaan bahan rehabilitasi instalasi instalasi farmasi
medis habis pakai farmasi
(BMHP)

100%

80%

60%

96% 40%

20%

0%

2020

Realisasi
Sumber: DJPK, Kemenkeu // Aplikasi e-Desk dan SIMADA, Farmalkes
Profil Puskesmas dengan Ketersediaan Obat Esensial
Tw 1 Tahun 2021
CAPAIAN PERSENTASE PKM DENGAN KETERSE-
100.00% DIAAN OBAT ESENSIAL TW 1 2021
92.81%
90.00%
90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
TARGET CAPAIAN TW 1

Keterangan:
Mencapai target (27 Provinsi)
Belum mencapai target (7 Provinsi )
ALOKASI DAN REALISASI DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN
TAHUN 2020 dan 2021 BERDASARKAN KAB/KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA
DAK Fisik 2020 DAK Fisik 2021

499,126,000 Provinsi/Kabupaten/kota Alokasi Realisasi %


(92%) DAK Provinsi Kalimantan Utara
458,399,350
DAK Provinsi Kalimantan Utara
- -
1,660,506,000
(93%) Kab. Bulungan Kab. Bulungan
4.029.357.000 1.096.853.251 27%
1,545,698,183
Kab. Malinau
2.661.685.000 0%
6,668,389,000
Kab. Nunukan
(99%) Kab. Malinau 5.124.482.000 2.295.979.208 45%
6,642,036,131
Kab. Tana Tidung
795.915.000 0%
3,507,258,000 Kota Tarakan
(98%) Kab. Nunukan
3.339.607.000 1.194.442.958 36%
3,450,657,895

-
Kab. Tana Tidung
-

3,729,544,000
(83%) Kota Tarakan
3,091,890,813

Sumber: Kemenkes (per Mei 2021) Alokasi Realisasi Sumber: DJPK (per 23 November 2021)
ALOKASI DAN REALISASI DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK
SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN
TAHUN 2020 dan 2021 BERDASARKAN KAB/KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA
DAK Non Fisik 2020 DAK Non Fisik 2021

154,987,000
Provinsi/Kabupaten/kota Alokasi Realisasi %
(100%) DAK Provinsi Kalimantan Utara
154,920,000
DAK Provinsi Kalimantan Utara
236.374.000 99.796.093 42%
167,945,000
(99%) Kab. Bulungan Kab. Bulungan
431.585.000 261.886.395 61%
167,056,845
Kab. Malinau
937.509.000 - 0%
947,030,000
Kab. Nunukan
(81%) Kab. Malinau 446.545.000 96.048.000 22%
764,487,740
Kab. Tana Tidung
156.472.000 70.740.000 45%
536,094,000 Kota Tarakan
(92%) Kab. Nunukan 30.752.000 - 0%
494,131,700

204,001,000
(85%) Kab. Tana Tidung
172,724,500

46,332,000
(86%) Kota Tarakan
39,825,750

Sumber: Kemenkes (per Mei 2021) Alokasi Realisasi Sumber: DJPK (per 29 November 2021)
 Pendahuluan
 Evaluasi Kinerja TA 2020 – 2021
TOPIK  Ruang Lingkup DAK Subbidang Kefarmasian
TOPIK  Penutup

2
RUANG LINGKUP DAK FISIK 2022
SUBBIDANG KEFARMASIAN
ARAH KEBIJAKAN SASARAN MENU TA 2022

1. Penyediaan Obat
Mendukung 8 area reformasi Meningkatkan
Pelayanan
Sistem Kesehatan Nasional ketersediaan obat dan
Kesehatan Dasar
(SKN) dalam penguatan BMHP sesuai standar
2. Penyediaan
promotif, preventif, dan pada 9.430
BMHP
pemenuhan supply side Puskesmas
pelayanan kesehatan

MENU BARU Target : 508 Kabupaten/Kota


SASARAN MENU TA 2022

Meningkatkan 1. Penyediaan Obat


ketersediaan obat Program Kesehatan Ibu Target : 34 Provinsi
program kesehatan 2. Penyediaan Obat
Ibu, Anak dan Obat Program Kesehatan Anak
Gizi 3. Peneyediaan Obat
Program Gizi
PENGUATAN PERENCANAAN DAK TA 2022

USULAN PENILAIAN

KRISNA & e-renggar e-desk


PELAPORAN

SIMADA
DATA DUKUNG PENILAIAN USULAN DAK FISIK
KEWENANGAN MENU DATA DUKUNG
Provinsi Penyediaan Obat Program Kesehatan Ibu 1. TOR
2. RAB
3. RKO (Mengikuti BA desk RKO bulan
September)
Penyediaan Obat Program Kesehatan Anak 1. TOR
2. RAB
3. RKO (Mengikuti BA desk RKO bulan
September)
Penyediaan Obat Program Gizi 1. TOR
2. RAB
3. RKO (Mengikuti BA desk RKO bulan
September)
Kabupaten/Kota Penyediaan Obat PKD 1. TOR
2. RAB
3. RKO

Penyediaan BMHP 1. TOR


2. RAB
3. RKBMHP
RUANG LINGKUP DAK NON FISIK 2022
KHUSUS KEFARMASIAN
ARAH KEBIJAKAN TUJUAN MENU TA 2022

Mendukung 8 area reformasi Mendukung


1. Distribusi obat, vaksin dan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) pelaksanaan
BMHP dari IFP ke IFK
dalam penguatan ketahanan kefarmasian melalui
2. Distribusi obat, vaksin dan
kesehatan termasuk kualitas penguatan distribusi
BMHP dari IFK ke Puskesmas
laboratorium menuju standar BSL- obat, vaksin, dan Bahan
2, inovasi pengendalian penyakit, Medis Habis Pakai
peningkatan upaya promotif,
preventif serta peningkatan akses
dan kualitas pelayanan kesehatan

RINCIAN KEGIATAN BOK Provinsi


BOK Kabupaten/Kota
1. Belanja Bahan Pengepakan
2. Perjadin dengan Kendaraan Dinas
3. Perjadin Biasa
4. Perjadin dengan Sewa Kendaraan
5. Jasa Ekspedisi
6. Jasa Tenaga Bongkar Muat
DATA DUKUNG PENILAIAN USULAN DAK NON FISIK

KEWENANGAN MENU DATA DUKUNG


Provinsi BOK Provinsi: 1. TOR
Distribusi Obat, Vaksin dan BMHP dari IFP ke 2. RAB
IFK 3. Standar Biaya (Cover, Lembar
Pengesahan, Halaman yang Dirujuk)
Kabupaten/Kota BOK Kabupaten/Kota: 1. TOR
Distribusi Obat, Vaksin dan BMHP dari IFK ke 2. RAB
Puskesmas 3. Standar Biaya (Cover, Lembar
Pengesahan, Halaman yang Dirujuk)
 Pendahuluan
 Evaluasi Kinerja TA 2020 – 2021
TOPIK  Ruang Lingkup DAK Subbidang Pelayanan
TOPIK Kefarmasian
 Penutup

2
Penguatan Peran Daerah

Optimalisasi manajemen logistik obat dan BMHP Peningkatan kepatuhan menyampaikan


sehingga dapat meningkatkan dan menjamin realisasi anggaran kegiatan bersumber DAK
ketersediaan di tingkat Puskesmas serta menjamin
mutu obat.

Segera menyampaikan usulan dan melengkapi


Optimalisasi pemanfaatan DAK untuk mendukung
data dukung usulan TA 2022 baik melalui
upaya pencapaian target di bidang kefarmasian dan
KRISNA, erenggar, maupun edesk
alat kesehatan.

Penguatan monitoring ketersediaan obat esensial di


Puskesmas serta meningkatkan akurasi RKO

Penguatan monitoring ketersediaan obat program


dan koordinasi antara farmasi dan pengampu
program
TOPIK
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai