Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

IPA 3

“PENGARUH TEKSTUR TANAH TERHADAP KEBERLANGSUNGAN


ORGANISME CACING DAN TANAMAN”

Oleh : Ani Komariyah


NIM 18312241045
PENDIDIKAN IPA C 2018
KELOMPOK 8

JURUSAN PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
A. Judul
Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Keberlangsungan Organisme cacing dan tanaman

B. Tujuan
Mengidentifikasi pengaruh tekstur tanah terhadap keberlangsungan organisme cacing dan
tanaman

C. Dasar teori
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit bumi, tersusun
dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan bahan organic
sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium atau
tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh
kombinasi factor-faktor iklim, bahan induk. Jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya
waktu pembentukan(Yuliprianto, 2010: 11).
Tanah yang berstruktur baik akan membantu berfungsinya factor-faktor
pertumbuhan tanaman secara optimal, sedangkan tanah yang berstruktur jelek akan
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman(Sarief, 1986: 50).
Tekstur tanah, biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk salah satu sifat tanah
yang paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah berhubungan erat
dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas, berat volume tanah, luas
permukaan spesifik (specific surface), kemudahan tanah memadat (compressibility), dan
lain-lain (Hillel, 1982).
Tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat, yaitu
partikel tanah yang diameter efektifnya  2 mm. Di dalam analisis tekstur, fraksi bahan
organik tidak diperhitungkan. Bahan organik terlebih dahulu didestruksi dengan hidrogen
peroksida (H2O2). Tekstur tanah dapat dinilai secara kualitatif dan kuantitatif. Cara
kualitatif biasa digunakan surveyor tanah dalam menetapkan kelas tekstur tanah di
lapangan.
Klasifikasi tekstur tanah menurut beberapa system (Hillel, 1982)
Tabel 1 : Klasifikasi tekstur tanah
Sumber : (Hillel, 1982)
Mengingat terdapat beberapa sistem pengelompokan fraksi ukuran butir tanah,
maka dalam penyajian hasil analisis perlu dicantumkan sistem klasifikasi mana yang
digunakan. Di Balai Penelitian Tanah digunakan sistem USDA (LPT, 1979).
Tanah dengan berbagai perbandingan pasir, debu dan liat dikelompokkan atas berbagai
kelas tekstur seperti digambarkan pada segitiga tekstur (Gambar 1)

Gambar 1 : Segitiga Tekstur Tanah


Sumber : (LPT, 1979)
USDA membagi tekstur tanah kedalam 12 kelas tekstur, seperti pada tabel dibawah ini

Tekstur Umum Tekstur dasar


Tanah Berpasir 1. Pasir
2. Pasir berlempung
Tanah berlempung 3. Lempung berpasir
4. Lempung
5. Lempung berdebu
6. Debu
7. Lempung berliat
8. Lempung liat berpasir
9. Lempung liat berdebu
Tanah berliat 10. Liat berpasir
11. Liat berdebu
12. liat

Tabel 2. Kelas Tekstur tanah


Sumber : (Hakim,1986)

Hubungan antara tanah yang bertekstur pasir dengan pertumbuhan tanaman yaitu
karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya
setiap gram) mempunyau luas permukaan yang lebih kecil seingga sulit menyerap air dan
unsur hara. Keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat
tanah terhadap air serta bahan organic lainnya kecil sehingga pertumbuhan tanaman akan
mudah terganggu(Hakim dkk, 1986).

Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah dengan aerasi, drainase, serta
kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus memiliki komponen
pasir, debu dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu tumbuh dalam keadaan
yang optimal(Hardjowigeno,2002).

Didalam tanah banyak ditemukan ribuan jenis hewan dan mikroorganisme, dari
yang berukuran sangat kecil (bakteri, fungi dan protozoa) hingga biodata yang berukuran
sangat besar seperti cacing tanah, kutu, tikus, kaki seribu dan megafauna. Aktivitas
biologi organisme tanah tekonsesntrasi di topsoil. Cacing tanah sering membentuk bagian
utama biomassa hewan tanah dan dapat mempresentasikan hamper 50m% biomassa
hewan tanah ditanah padang rumput hingga 60 % tanah hutan. Cacing tanah dapat
memperbaiki penyatuan bahan organic dibawah permukaan tanah, menigkatkan jumlah
air tersimpan dalam agregat tanah, memperbaiki infiltrasi air, aerasi dan penetrasi akar
dan meningkatkan aktifitas mikroorganisme. Partikel tanah yang digerankkan ke berbagai
posisi oleh akar, cacing tanah, baik melalui siklus kering atau basah dan melalui kekuatan
lain sehingga membentuk struktur tanah(Yuliprianto,2010: 77).
Faktor-faktor yang mempengaruhi populasi tanah menurut (Hardjowigeno, 1987)
1. Temperatur
Cacing tanah lebih senang hidup pada tanah yang lembab, tata udara baik, sekitar
21oC.
2. Tekstur tanah
Pada tanah berpasir dan kering, populasi tanah sangat sedikit. Cacing tanah lebih
suka hidup pada tanah berlempung
3. Kelembaban tanah
Cacing tanah hidup pada tanah yang lembab serta memiliki sirkulasi udara yang
baik
4. Bahan organic tanah
Jika kandungan bahan organic tanah tinggi, maka jumlah populasi cacing tanah
juga tinggi, karena bahan organic tanah merupakan makanan bagi cacing tanah itu
sendiri.
5. PH tanah
Populasi cacing tanah lebih banyak ditemukan pada tanah yang memiliki PH
tanah antara 5,0-8,4

D. Metodologi Penelitian
1. Tempat dan Waktu
Tempat : Rumah Praktikan
Waktu : Sabtu, 17 Oktober 2020
2. Alat dan Bahan
Alat:
a. Cangkul
b. Penggaris
c. Kamera
d. Alat tulis
Bahan:
a. Botol kaca
b. Tanah

3. Langkah Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Memilih 3 lokasi tanah yang berbeda dan memberi tanda sampel A, B dan C

Membuat tanda menggunakan penggaris untuk menandai luas tanah yang akan diamati
yaitu 50 cm x 50 cm pada tanah sampel A

Mengamati dan mencatat organisme yang ada dipermukaan tanah

Mencangkul tanah dengan kedalaman 10 cm

Mengamati dan mencatat organisme yang terdapat pada tanah setelah dicangkul
Mengulangi Langkah 3 – 6 pada sampel B dan C

Mencatat hasil percobaan pada tabel data hasil

E. Data Hasil

Sampel Partikel penyusun Organisme yang ditemukan


Tanah Pasir Debu Liat Cacing Pepaya Kenikir Rumput
A

60 mm 15 mm 5 mm - - - -

55 mm 30 mm 5 mm 5 - 1 2

35 mm 40 mm 15 mm 20 3 - 38

F. Analisis Data

1. Sampel A
Diketahui
Pasir: 60 mm
Debu: 15 mm
Liat : 5 mm
60 + 15 + 5 = 80 mm
- Presentase pasir
60 mm
x 100 % = 75 %
80 mm

- Presentase debu
15 mm
x 100 % = 18,75 %
80 mm

- Presentase liat
5 mm
x 100 % = 6,25 %
80 mm

2. Sampel B
Diketahui
Pasir: 55 mm
Debu: 30 mm
Liat:5 mm
55 + 30 + 5 = 90 mm

- Presentase Pasir
55 mm
x 100 % = 31,6 %
90 mm

- Presentase Debu
30 mm
x 100 % = 33,3 %
90 mm

- Presentase Liat
5 mm
x 100 % = 5,6 %
90 mm

3. Sampel C
Diketahui
Pasir: 35 mm
Debu: 40 mm
Liat : 15 mm
35 + 40 + 15 = 90 mm

- Presentase Pasir
35 mm
x 100 % = 38,9 %
90 mm
- Presentase Debu
40 mm
x 100 % = 44,4 %
90 mm

- Presentase Liat
15 mm
x 100 % = 16,7 %
90 mm

G. Pembahasan
Praktikum ini berjudul “Pengaruh Tekstur Tanah terhadap Keberlangsungan
Organisme” yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh tekstur tanah terhadap
keberlangsungan organisme. Praktikum dilakukan di rumah praktikan (rumah ani
komariyah) pada hari Sabtu, 17 Oktober 2020. Alat bahan yang dibutuhkan adalah
cangkul, penggaris, kamera, alat tulis, botol kaca dan tanah. Langkah – Langkah yang
harus dilakukan oleh praktikan saat melakukan praktikum adalah yang pertama
menyiapkan alat dan bahan, kemudian memilih 3 lokasi berbeda dan memberi tanda
sampel A, B dan C. selanjutnya membuat tanda menggunakan penggaris untuk menandai
luas tanah yang akan diamati yaitu 50 x 50 cm pada tanah sampel A lalu mengamati dan
mencatat organisme yang ada dipermukaan tanah, selanjutnya praktikan mencangkul
tanah dengan kedalaman 10 cm dan mengamati serta mencatat organisme yang terdapat
pada tanah setelah dicangkul. Mengulangi Langkah 3 – 6 pada sampel B dan C kemudian
mencata hasil percobaan pada tabel data hasil.
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit bumi, tersusun
dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan bahan organic
sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium atau
tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh
kombinasi factor-faktor iklim, bahan induk. Jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya
waktu pembentukan(Yuliprianto, 2010: 11).
Pada saat praktikum menggunakan 3 sampel yang diamati dan berikut ini adalam
pembahasan setiap sampel.

1. Sampel A
Dari hasil analisis data ditemukan presentase partikel penyusun tanah masing
masing sebagai berikut:
- Presentase pasir
60 mm
x 100 % = 75 %
80 mm

- Presentase debu
15 mm
x 100 % = 18,75 %
80 mm

- Presentase liat
5 mm
x 100 % = 6,25 %
80 mm

Kemudian dianalisis menggunakan segitiga tekstur tanah sebagai berikut:

Dari segitiga tesktur tersebut dapat dilihat hasilnya tanah pada sampel A
bertekstur pasir berlempung yang jika dilihat dari tabel kelas tekstur tanah
menurut USDA termasuk tanah berpasir.

Pada tanah sampel A, tidak ditemukan sama sekali cacing. Ini terjadi
karena cacing tidak suka hidup ditanah berpasir. Dikarenakan tanahnya lebih
kering. Ini dijelaskan dalam teori menurut (Hardjowigeno, 1987) bahwa Pada
tanah berpasir dan kering, populasi tanah sangat sedikit. Cacing tanah lebih suka
hidup pada tanah berlempung.
Pada lokasi pengamatan ini juga tidak ditemukan tanaman apapun karena
tanah berpasir ini butiran partikelnya berukuran lebih besar sehingga sulit
menyerap air dan unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman kurang baik. Ini
dijelaskan dalam teori menurut (Hakim dkk, 1986) Hubungan antara tanah yang
bertekstur pasir dengan pertumbuhan tanaman yaitu karena butiran-butirannya
berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram)
mempunyau luas permukaan yang lebih kecil seingga sulit menyerap air dan
unsur hara. Keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya
ikat tanah terhadap air serta bahan organic lainnya kecil sehingga pertumbuhan
tanaman akan mudah terganggu(Hakim dkk, 1986). Dibawah ini adalah
dokumentasi nya:
2. Sampel B
Dari hasil analisis data ditemukan presentase partikel penyusun tanah masing
masing sebagai berikut:
- Presentase Pasir
55 mm
x 100 % = 31,6 %
90 mm

- Presentase Debu
30 mm
x 100 % = 33,3 %
90 mm

- Presentase Liat
5 mm
x 100 % = 5,6 %
90 mm

Kemudian dianalisis menggunakan segitiga tekstur tanah sebagai berikut:


Dari segitiga tesktur tersebut dapat dilihat hasilnya tanah pada sampel B
bertekstur lempung berpasir yang jika dilihat dari tabel kelas tekstur tanah
menurut USDA termasuk tanah berlempung.
Pada tanah sampel B, pada luas tanah yang diamati 50 cm x 50 cm dengan
kedalaman galian 10 cm ditemukan 5 buah cacing. Cacing lebih banyak hidup
ditempat yang lembab dan berlempung. Ini sesuai dengan teori menurut
(Hardjowigeno, 1987) Cacing tanah lebih suka hidup pada tanah berlempung
Cacing tanah hidup pada tanah yang lembab serta memiliki sirkulasi udara yang
baik. Berikut dokumentasi cacing

Kemudian untuk tanaman yang tumbuh dipermukaan tanah dapat dilihat


pada gambar dibawah ini yaitu ditemukan 1 pohon kenikir dan dan 2 rumput:

Pertumbuhan tanaman ini dipengaruhi juga oleh tekstur yaitu tanah yang
termasuk tanah berlempung, walaupun kandungan pasirnya masih lumayan tinggi.
Ini dibantu juga oleh cacing tanah. Yang ikut membantu meningkatkan
menyatukan bahan organic, jumlah air yang tersimpan dan aerasi. Ini sesuai
dengan teori Cacing tanah dapat memperbaiki penyatuan bahan organic dibawah
permukaan tanah, menigkatkan jumlah air tersimpan dalam agregat tanah,
memperbaiki infiltrasi air, aerasi dan penetrasi akar dan meningkatkan aktifitas
mikroorganisme. Partikel tanah yang digerankkan ke berbagai posisi oleh akar,
cacing tanah, baik melalui siklus kering atau basah dan melalui kekuatan lain
sehingga membentuk struktur tanah(Yuliprianto,2010: 77).

3. Sampel C
Dari hasil analisis data ditemukan presentase partikel penyusun tanah masing
masing sebagai berikut:
- Presentase Pasir
35 mm
x 100 % = 38,9 %
90 mm

- Presentase Debu
40 mm
x 100 % = 44,4 %
90 mm

- Presentase Liat
15 mm
x 100 % = 16,7 %
90 mm

Kemudian dianalisis menggunakan segitiga tekstur tanah sebagai berikut:

Dari segitiga tesktur tersebut dapat dilihat hasilnya tanah pada sampel C
bertekstur lempung yang jika dilihat dari tabel kelas tekstur tanah menurut USDA
termasuk tanah berlempung.
Pada tanah sampel C, ditemukan 20 cacing, yang mana pada sampel C ini
ditemukan cacing paling banyak dibandingkan dengan sampel A dan B. ini terjadi
karena dipengaruhi oleh salah satunya tekstur tanah yang berlempung dan
tanahnya lembab. Ini sesuai dengan teori menurut (Hardjowigeno, 1987) Cacing
tanah lebih suka hidup pada tanah berlempung. Cacing tanah hidup pada tanah
yang lembab serta memiliki sirkulasi udara yang baik.
Pada tanah sampel C ini juga presentase antar partikelnya tidak terlalu
jauh, sehingga lebih baik dalam aerasi, drainase serta kemampuan menyimpan air
dan unsur hara. Sehingga pupulasi cacing nya juga lebih banyak disbanding
sampel A dan B. ini dijelaskan daam teori menurut (Hardjowigeno, 1978) tanah
dengan aerasi, drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara
yang baik harus memiliki komponen pasir, debu dan liat yang seimbang.
Pada sampel tanah c juga ditemukan banyak tanaman yang ditumbuh
dipermukaan tanah, ada 3 pohon pepaya dan 38 rerumputan. Pertumbuhan
tanaman ini juga dipengaruhi oleh tekstur tanah dimana dijelaskan dalam teori
Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah dengan aerasi, drainase, serta
kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus memiliki
komponen pasir, debu dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu tumbuh
dalam keadaan yang optimal(Hardjowigeno,2002).

H. Kesimpulan
Pengaruh tekstur terhadap cacing adalah ketika tekstur tanah lembab maka
populasi cacing nya semakin banyak. Cacing suka hidup ditanah yang berlempung dari
pada berpasir karena pada tanah berpasir kondisi tanahnya cenderung lebih kering
sedangkan tanah berlempung lebih lembab. Sedangkan tanaman juga bergantung pada
tekstur tanah dan akan tumbuh lebih baik pada tanah yang memiliki presentase partikel
tanah yang seimbang. Karena pada tanah yang partikelnya seimbang maka aerasi,
drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara itu baik

I. Jawaban pertanyaan
Tanah mempengaruhi organisme tergantung dalam banyak hal. Pada praktikum
ini salah satunya oleh tekstur tanah. Cacing lebih suka hidup di tekstur tanah yang lebih
lembab yaitu tanah berempung. Sedangkan tanaman juga bergantung pada tekstur tanah
dan akan tumbuh lebih baik pada tanah yang memiliki presentase partikel tanah yang
seimbang. Karena pada tanah yang partikelnya seimbang maka aerasi, drainase, serta
kemampuan menyimpan air maupun unsur hara itu baik
DAFTAR PUSTAKA
Hakim dkk. 1986. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.
Hardjowigeno, S. 2002. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta
Lembaga Penelitian Tanah (LPT). 1979. Penuntun Analisa Fisika Tanah. Bogor. Departermen
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Yulipriyanto, H. 2010. Biologi tanah dan Strategi Pengolahannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung. Pustaka Buana.
Hilel. 1982. Pengantar Fisika Tanah. Indralaya. Mitra Gama Widya.
LAMPIRAN

Gambar Keterangan
Lokasi pengamatan pada sampel A

Tanah sampel B setelah digali

Lokasi pengamatan tanah pada sampel B

Tanah sampel B setelah digali


Cacing dari tanah sampel B

Lokasi pengamatan pada tanah sampel C

Tanah sampel C setelah digali

Cacing dari tanah sampel C

Anda mungkin juga menyukai