BAB I
PENDAHULUAN
kondisi seperti ini dari hari kehari akan meningkatkan stress. Survei yang
burnout yang disebabkan profesi mereka, tempat kerja dan jumlah waktu
keadaan yang sangat lelah secara fisik, emosional, dan mental sebagai
akibat keterlibatan yang lama dalam situasi yang penuh dengan tuntutan
diri sendiri yang dapat mengarah pada terjadinya depresi. Burnout dapat
frekuensi tidak masuk kerja, berhenti dari pekerjaan atau job turnover,
3
dalam organisasi.
tenaga dan beban kerja yang meningkat. Ketiga, tidak adekuatnya jumlah
stressfull jika anda merawat tujuh orang pasien disaat anda seharusnya
rata beban kerja perawat saat ini lebih tinggi dibandingkan 10 atau 15
tahun yang lalu, hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi, dokumentasi,
mereka merasa frustasi dan merasa bersalah, saat harus bekerja di garis
pelayanan yang berkualitas dan aman, tetapi tidak tersedia peralatan yang
memadai.
mengenai hal yang sama. Salah satunya yang dilakukan oleh Lin et al.
rendah. Hu & Liu dalam Lin (2013) mengatakan absensi dan turnover
tugas mereka jika mereka sakit, selain itu reward yang diberikan juga
mengalami stres kerja, sering pusing, tidak bisa istirahat karena beban
kerja yang terlalu tinggi dan menyita waktu, serta gaji rendah tanpa diikuti
yang baru lulus memiliki tingkat burnout yang lebih tinggi. Sebanyak 66 %
beban kerja yang tidak diatur (Laschinger, Wong & Grau, 2012) serta
2001; Leiter & Maslach, 1998). Level burnout juga dipengaruhi oleh
Karimi & Alipour (2011), tentang bagaimana peran locus of control dalam
stres kerja. Seseorang yang memiliki locus of control yang tinggi dikatakan
yaitu: self esteem (harga diri) dan confidence (percaya diri). Suatu hal
mempertahankan performa.
1980).
bahwa internal dan eksternal mewakili dua ujung kontinum, bukan secara
terpisah. Kreitner & Kinichi (2005) mengatakan bahwa hasil yang dicapai
individu dengan internal locus of control dapat bertahan lebih baik dalam
situasi yang stressful atau dengan kata lain lebih mudah beradaptasi
dengan lebih mudah, mereka merasakan tingkat stress yang lebih rendah
dan menunjukkan tingkat performa yang lebih tinggi (Chen & Silverthorne,
2008). Meier et al., (2008), juga membuktikan bahwa orang dengan locus
of control internal memiliki job control yang tinggi untuk menghindari sakit
rendahnya persepsi terhadap stress (Ress & Cooper, 1992). Hal ini
dan merasakan kepuasan kerja yang lebih tinggi (Fuqua & Couture,
1986).
antara diri seseorang dan orang lain, dalam hal moralitas, budaya dan
9
spiritual well being dan burnout kerja terhadap perawat dan menemukan
Spiritual well being, pada kelelahan emosional perawat. Para ahli klinik
yang memiliki existensial well being (bagian dari spiritual well being yang
locus of control dan spiritual well being terhadap burnout kerja pada
kerja seperti yang dialami sebagian besar perawat di tempat dan negara
dikemukakan oleh Cho, Laschinger, & Wong (2006), bahwa perawat yang
baru lulus memiliki tingkat burnout yang lebih tinggi. Demikian juga yang
pasien yang kian kompleks saat ini, serta tuntutan organisasi yang
kerja atau pulang lebih cepat. Berikut adalah data keterlambatan pegawai
140
Jumlah jam keterlambatan
120 DESEMBE
R
100 SEPTEMB
ER
80
60
40
20
0
POLI IGD BEDAH VVIP ICU VIP RI 2 & NICU RI KLS KEMO HD RI
3 1 MATA
Unit pelayanan
Sumber : Data sekunder
12
60
50
40
30
20
10
0
POLI IGD BEDAH VVIP ICU VIP RI 2 & NICU RI KLS KEMO HD RI
3 1 MATA
unit pelayanan
OKTOBER Column1
Pada grafik yang ditunjukkan diatas, ada tiga unit yang memiliki
Unit tersebut adalah Poliklinik, Unit Gawat Darurat (UGD), dan Unit
Bedah. Seperti yang dikemukakan oleh Williams et al. (1997) dalam Aguir
V.E dan Hoyos S.P. (2006), bahwa staf medik yang bekerja pada unit
tingkat sedang ke tinggi. Demikian juga Adriaenssens J., De Gucht V., dan
lebih jauh burnout kerja pada perawat RS Unhas dan pengaruh locus of
control dan spiritual well being terhadap kejadian burnout kerja. Selain itu
pasien, penting bagi seorang manajer rumah sakit untuk dapat memahami
pasien. Barbarin (1993) dalam Amjad F., & Bokharey I.Z. (2014) dan
karakteristik individu (dalam hal ini locus of control) sebagai kajian dalam
individu sebagai akibat dari perilaku kelompok juga banyak dikaji dan
yang lebih luas dan lebih dalam mengenai aspek-aspek sosial dan aspek-
memiliki kualitas mental yang paling cocok dengan pekerjaan yang harus
mereka lakukan, (2) dalam kondisi psikologis mana output yang paling
besar dan paling memuaskan dapat diperoleh dari pekerjaan setiap orang,
sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh hasil yang sebaik mungkin dari
control atau letak kendali sebagai salah satu atribut atau tipe kepribadian
tempat kerja, Mitroff dan Denton (1999) dalam Middlebrooks & Noghiu,
(2010), memberikan pernyataan bahwa “Over the years we have tried all
16
organizations change for the better … After years of study and practice we
techniques in the world will not produce fundamental and long lasting
spiritually and that many of their most important problems are due to this
entities.”
efektif, fundamental dan bertahan lebih lama. Demikian juga harapan kami
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kerja .
2. Tujuan Khusus
D. Kegunaan Penelitian
1. Pengembangan Teoritis
2. Pengembangan Praktek
penelitian selanjutnya.
Instalasi rawat inap maupun instalasi rawat jalan. Jumlah tempat tidur
yang tersedia saat ini adalah 218 sehingga perbandingan perawat dan
jumlah tempat tidur adalah hampir mendekati 1 : 1. Rumah sakit ini mulai
sekitar 4 tahun. Dibandingkan dengan rumah sakit yang lebih lama dan
dapat berbeda pula. Selain itu penelitian ini mengambil sampel perawat
G. Organisasi/Sistematika
Proposal yang penulis ajukan ini terdiri dari tiga bab. Bab yang
spiritual well being dan locus of control terhadap burnout kerja. Kedua,
menjadi variabel dependent. Selain itu locus of control internal dan locus
diteliti.
Bab ketiga atau Bab terakhir dalam proposal ini memuat 5 bagian.
pengambilan data dan bagian kelima adalah jenis analisis data yang akan
BAB II
TINJAUAN PUSTKA
mereka.
2006).
atau kekuatan eksternal (Cetin, 2008 dalam Kutanis, Mesci & Ovdur,
bawah ini.
Variabel
Internal LoC External LoC
Motivasi kerja Sebagian besar percaya bahwa Jika tidak ada penghargaan
(Work usaha mereka akan berakhir terhadap kinerja, mereka tidak akan
Motivation). dengan kinerja yang baik. Mereka memberikan kinerja yang berbeda
lebih percaya diri dan seperti ekspektasi dari individu
mempercayai kemampuannya. dengan internal LoC.
Mereka mempunyai ekspektasi
bahwa kinerja mereka yang baik
akan mendapat penghargaan dan
mereka cenderung beranggapan
bahwa status mereka dalam
bisnis lebih tepat & lebih adil.
Source: Demirkan, Selcan (2006:36) dalam Kutanis R.O.,Mesci M.,& Ovdur Z.(2011)
26
berikut:
a. Faktor keluarga
pada wanita.
B. Teori Burnout
1. Definisi Burnout
28
kekuatan dan sumber daya. Chernis (1980) dalam Burke & Richardsen
spesifik burnout terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama diikuti oleh
sebagai indeks dislokasi antara siapa orangnya dan apa yang harus
ini juga membuat pekerja menjaga jarak, tidak mau terlibat dengan
yang luar biasa, baik secara fisik, mental maupun emosional akibat
2. Dimensi Burnout
30
service).
mengevaluasi
Adapun dampak dari burnout menurut Leiter & Maslach (2005) adalah:
dan kelelahan yang luar biasa. Pekerja juga akan sulit untuk tidur,
menurun.
tidak efektif dalam bekerja yang semakin lama membuat pekerja itu
yaitu:
yang mereka dapat karena adanya kontrol yang terlalu ketat dari
atasan.
Community).
melakukan kesalahan.
harga diri.
a. Karakteristik demografi
dengan tanggung jawab yang lebih besar dan stres yang lebih
b. Karaktersitik personal
dimensi sinisme/depersonalisasi.
38
c. Perilaku kerja
harapan ini sangat tinggi, baik dari segi sifat pekerjaan (misalnya
yang sama, atau tidak semua tanda akan nampak jika seseorang
39
Tipe Level
tanda Individu Interpersonal Organisasi
Afektif - Suasana hati selalu - Lekas marah - Ketidakpuasan kerja
berubah - Menjadi sensitif
- Kelelahan emosional - Empati emosional
- Peningkatan berkurang pada
ketegangan/kecemasan klien/pasien
Kognitif - Ketidakberdayaan/kehilang - Persepsi sinis terhadap - Sinisme tentang peran
an makna dan harapan. pasien kerja,
- Perasaan tidak - Negativisme/pesimisme - Ketidakpercayaan dgn
berdaya/perasaan yang terhadap pasien manajemen, rekan-rekan
terperangkap - Labeling yang negatif & supervisor.
- Rasa kegagalan
- Harga diri rendah
- Ide bunuh diri
- Ketidakmampuan untuk
berkonsentrasi/mudah
lupa/kesulitan dengan
tugas-tugas yang kompleks.
Fisik - Sakit kepala
- Mual
- Pusing
- Nyeri otot
- Gangguan tidur
- Maag/gangguan
gastrointestinal
- Kelelahan kronis
Perilaku - Hiperaktif/ impulsif - Kecenderungan untuk - mengurangi
- Peningkatan konsumsi: perilaku kekerasan dan efektivitas/kinerja yg
Kafein, tembakau, alkohol, agresif buruk/ produktivitas
obat-obatan terlarang - Agresif terhadap klien/ menurun.
- Pengabaian kegiatan pasien - turnover.
rekreasi - Menarik diri - Peningkatan cuti sakit/
- Mengeluh kompulsif/ - Menanggapi klien/pasien ketidakhadiran
penolakan dengan cara mekanik - Menjadi lebih
tergantung pada
supervisor.
- Peningkatan kesalahan
Motivasi - Kehilangan semangat/ - Kehilangan minat - Kehilangan motivasi
hilangnya idealisme - Ketidakpedulian terhadap kerja
- Pengunduran diri klien/pasien - Resistensi datang
- Kekecewaan bekerja
- Kebosanan - Moral rendah
1. Spiritualitas
dan bukan hanya sekedar "ilusi mental" [Rose & Seaward dalam
40
multifaset yang agak sulit digambarkan atau dipahami, tapi hal ini
hal, dan sering dipahami secara berbeda oleh orang yang berbeda.
manusia yang otentik (Muldon & King, 1995). Menurut Fisher (2011),
yang melampaui suatu material dan mekanik. Hal ini mengacu pada
kedamaian pribadinya”.
Spiritual.
L L L
Knowledge meaning, morality, care, nurture and Transcendent Other
aspect purpose, and culture (and stewardship of the - ultimate concern
- filtered by values religion) physical, eco- Tillich
world-view - human spirit -in-depth political and social - cosmic force
Inspirationa creates interpersonal environment New Age
l aspect awareness Relations connectedness - God, for
- essence -self- with theists
and consciousness -reaching the Nature/Creation Faith
motivation heart of
- filtered by humanity
beliefs
45
Expressed -joy, fulfillment, - love - sense of awe and adoration & worship,
-peace, - forgiveness wonder being:
as patience, - justice - valuing Nature/ - at one with Creator
- freedom, - hope & faith Creation - of the essence of the
- humility in humanity universe
- identity, - trust - in tune with God
integrity,
creativity,
intuition
- self-worth
domain tidak benar, atau tidak ada, tidak memiliki keutuhan, atau
kita untuk mencapai ke arah orang lain dan lingkungan kita, tapi
masih dalam pesawat di mana kita ada. Hal ini disebabkan fungsi
sama lain. Jika spiritual kita sehat, kita akan merasa puas, bahagia,
D. Penelitian Terkait
Jenis
No Peneliti Tahun Tujuan Penelitian Responden Hasil
Penelitian
1 Hardiman P. & 2012 Mengetahui hubungan Kuantitatif 89 konselor & terapis Hasil penelitian menemukan bahwa
Simmonds J.G. spiritual well being dan yang bergabung da- ahli klinik yang memiliki skor tinggi
kejadian burnout dengan lam Australian Coun- pada kesejahteraan eksistensi dalam
perhatian diutamakan selling Association & kesejahteraan spiritual lebih mampu
pada persepsi ahli klinik Australian Psycho- menghindari kelelahan emosional saat
terhadap trauma. logical Society berhadapan dengan klien dengan
College of trauma berat.
Counselling
Psychologists.
2 Wachholtz A. & 2013 Mengetahui hubungan Kuantitatif 259 mahasiswa Mahasiswa yang memiliki tingkat yang
Rogoff M. spiritualitas terhadap kedokteran yang tinggi dalam kesejahteraan spiritual
kejadian burnout pada mengambil program dan pengalaman spiritual sehari-hari,
mahasiswa kedokteran. MD/PhD di sekolah menunjukkan kepuasan terhadap
kedokteran Amerika. kehidupan mereka secara umum
sebaliknya mahasiswa yang memiliki
tingkat yang rendah dalam
kesejahteraan spiritual dan
pengalaman spiritual sehari-hari
menunjukkan skor yang tinggi pada
stres psikologis dan burnout.
3 Tasharrofi Z., 2013 Mengetahui hubungan Kuantitatif 160 perawat yang Hasil penelitian menunjukkan ada
Hatami H.R., & inteligensi spiritual, ke- bekerja di Rumah hubungan positif antara kecerdasan
Asgharnejad A. A. tahanan & kesejahteraan sakit Shafa
spiritual, ketahanan, kesejahteraan
spiritual terhadap burnout Yahyaiyan, Tehran
kerja pada perawat. childreen & Tehran spiritual dengan fungsi personal yang
Heart Center. berarti bahwa kecerdasan spiritual,
49
4 Bonet M. 2009 Meneliti hubungan antara Kuantitatif 120 Mahasiswa Hasil penelitian menunjukkan ada
spiritualitas, paparan ter- pascasarjana dari hubungan yang signifikan dan positif
hadap peristiwa Universitas Katolik antara tingginya paparan terhadap
kehidupan yang penuh Swasta timur laut. peristiwa kehidupan yang penuh stres
stres, dan stres traumatik. Sampel termasuk 93 dengan spiritual well being, dimana
perempuan dan 27 semakin tinggi paparan terhadap
laki-laki; usia mereka peristiwa kehidupan yang penuh stres
berkisar 21-66. maka spiritual well being, semakin
tinggi dan skala traumatik stres juga
semakin tinggi, hal ini menunjukkan
individu cenderung meningkat
spiritualitasnya saat mereka terpapar
pada kejadian yang penuh stres.
5. Robert T. E., 2006 Mengetahui hubungan Kuantitatif 200 orang dewasa Hasil menunjukkan hubungan yang
Young J. S., & antara kesejahteraan yang bekerja full time positif dan signifikan antara
Kelly V. A. spiritual orang dewasa di tujuh lokasi bisnis keseluruhan domain kesejahteraan
terhadap kepuasan kerja. yang mewakili tujuh spiritual dengan kepuasan kerja
sektor industri (yaitu, secara umum, dimana semakin tinggi
perawatan, telekomu- tingkat kesejahteraan spiritualmaka
nikasi, jasa pemasar- semakin tinggi tingkat kepuasan kerja.
an, penerbitan,
pamer-an dagang,
pendidikan tinggi, &
seni budaya) dan
orang dewasa yang
terdaftar 10
50
Universitas Swasta di
Norteast.
6. Sliskovic, Sersic & 2011 Mengetahui adanya Kuantitatif 1170 staf pengajar di Terdapat hubungan antara fungsi
Buric hubungan antara fungsi 4 Universitas di parsial work locus of control dengan
parsial mediasi work locus Kroasia sumber dan stres kerja pada staf
of control terhadap pengajar universitas Kroasia.
sumber stres kerja &
kebahagiaan serta
motivasi para staf
pengajar universitas
7. Hans A., Mubeen 2013 Penelitian ini bertujuan Kuantitatif 100 karyawan Hasil menunjukkan bahwa karyawan
S. A. & Al untuk mengidentifikasi manaje-men tingkat manajemen tingkat menengah dalam
Ghabshi A.S. Locus of Control dan mene-ngah dari 25 organisasi semi-pemerintah terutama
tingkat Kepuasan Kerja per-usahaan yang didorong oleh locus of control internal
antara manajemen meru-pakan delapan dan sebagian besar karyawan di
tingkat menengah dalam sektor dalam sektor ini memperolah skor yang
organi-sasi semi- organisasi rendah dalam skala kepuasan kerja.
pemerintah di Kesultanan pemerintah.
Oman.
8. April, Dharani & 2012 Mengetahui dampak locus Kuantitatif 11 orang responden Penelitian ini menunjukkan tingkat
Peters of control terhadap tingkat terdiri dari 68 orang kebahagiaan maksimal dicapai
kebahagiaan individu lulusan sekolah individu melalui adanya
Bisnis, 46 orang keseimbangan antara locus of control
mahasiswa MBA di harapan dengan gabungan antara
Afrika Selatan locus of control internal dan eksternal.
9. Schmitz N., 2000 Mengevaluasi pengaruh Kuantitatif 361 staf perawat dari Hasil menunjukkan bahwa tingginya
Neumann W., locus of control dan stres 9 unit di 5 Rumah stres terhadap kerja dan burnout
Oppermann R. yang berhubungan sakit Jerman. berhubungan dengan rendahnya
dengan kerja terhadap locus of control pada perawat.
51
11. Serin N. B., Serin 2010 Untuk menganalisis dan Kuantitatif 380 mahasiswa dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa
O., & Sahin F. H. membandingkan faktor Cyprus International mahasiswa laki-laki lebih internal dari
yang mempengaruhi University (CIU), mahasiswa perempuan. Mahasiswa
locus of control pada Fakultas pendidikan yang penghasilannya tinggi lebih
mahasiswa dimana. Responden internal dari mahasiswa berpeng-
perempuan 176, dan hasilan menengah kebawah,
107 laki-laki. Mahasiswa yang tinggal bersama
keluarga lebih internal dibandingkan
dengan mahasiswa yang tinggal di
asrama atau rumah lain, Mahasiswa
yang memiliki saudara kandung 4
atau lebih lebih internal dari
mahasiswa yang mempunyai saudara
kandung lebih sedikit.
12. Laschinger & Fida 2013 Meneliti pengaruh model Kuantitatif Sebanyak 205 orang Interpersonal dan organizaional
kepemimpinan, sumber perawat yang bekerja resource memiliki peran protektif
daya organisasi, di RS Perawatan Akut dalam mencegah peningkatan burn
kemampuan psikologis (Critical care Unit & out, ketidakpuasan kerja dan
dan sumber intra personal Medical Surgical Unit) kesehatan mental.
terhadap peningkatan daerah Ontario.u
burn out pada perawat
baru, kepuasan kerja dan
kesehatan mental
lingkungan kerja
52
13. Ray, Wong, White 2013 Mengetahui hubungan Kuantitatif FMHPs sebanyak Terdapat hubungan antara
& Heaslip antara Compassion Satis- 169 orang, di RS Compassion Satisfaction(CS),
faction(CS), Compassion perawatan kesehatan Compassion Fatigue (CF) dan
Fatigue (CF) & mental bagian barat kesesuaian jenis pekerjaan dengan
kesesuaian jenis daya Ontario kejadian burn out, dimana semakin
pekerjaan dengan tinggi tingkat CS, kesesuaian dengan
kejadian burnout pada jenis pekerjaan, serta semakin rendah
Frontline Mental Health tingkat CF dapat berperan dalam
care Professionals menurunkan tingkat burn out.
(FMHPs).
14. Patrick & Lavery 2006 Mengkaji tingkat burn out Kuantitatif Sebanyak 574 orang Perawat anggota ANF Victoria tidak
pada perawat anggota Registered Nurse mengalami burn out namun bekerja
Victorian ANF dan ang-gota ANF di melebihi batas waktu mengakibatkan
mengidentifkasi karak- Victoria. terjadinya kelelahan secara
teristik individu yang emosional.
berhubungan dengan hal
tersebut.
.
15. Dhole & Tipnis 2013 Mengetahui peran stress Kuantitatif 60 orang pekerja di Stres berkorelasi negatif dengan
dan efek locus of control pabrik industri di India kepuasan kerja. Stres berkorelasi
terhadap kepuasan kerja negatif dengan kepuasan manajemen.
karyawan pabrik Locus of control berkorelasi negatif
dengan kepuasan kerja. Locus of
control berkorelasi negatif dengan
kepuasan manajemen.
16. Srivastava S. 2010 Untuk mengetahui Kuantitatif 550 Manajer tingkat Burnout kerja mempunyai hubungan
hubungan antara burnout menengah pada negatif dengan efektivitas manajerial
kerja dan efektivitas organisasi sektor dan persepsi terhadap dukungan
manajerial dengan swasta. organisasi, sedangkan locus of
variabel moderat persepsi control menjadi moderator/perantara
terhadap dukungan hubungan antara burnout kerja dan
organisasi dan locus of efektivitas manajerial.
53
control.
17. Akca F. & Yaman 2010 Untuk menentukan Kuantitatif 291 guru di Aksaray Analisis data menyimpulkan bahwa
B. apakah guru dikendalikan guru umumnya memiliki locus of
secara internal atau control internal dan mereka
eksternal dan untuk memandang diri mereka lebih burnout
menyelidiki apakah dari sudut ketidakpekaan dan
variabel ini mempengaruhi kelelahan emosional.
tingkat burnout mereka
dan gaya mereka
menjelaskan kejadian.
54
Ellison (1998); Young et al. (2000), gaya koping dipengaruhi oleh: Kesejahteraan spiritual E. Kerangka Konseptual Teori
Maslach, Leiter & Schaufeli (2001); Maslach & Leiter (2005); Maslach et al. (1996).Faktor Lingkungan kerja/Faktor O
Burnout kerja (Maslach et al.,1996)1. Kelelahan emosional 2. Depersonalisasi3. Rendahnya pencapaian pribadii
Maslach, Leiter & Schaufeli (2001); Maslach & Leiter (2005); Maslach et al. (1996).Faktor personal/individu :1. Fa
Maslach, Leiter & Schaufeli (2001); Maslach & Leiter (2005); Maslach et al. (1996).1. Tingkat tahan banting2. Locus of control3. Harga diri4. Gay
Karakteristik personal
Locus of control
Gaya koping
55
Kesejahteraan spiritual (Ellison, 1983):1. Kesejahteraan Reliji (Religious well being/ RWB)2. Ke
Burnout kerja (Maslach, et al., 1996):1. Kelelahan emosional2.Depersonalisasi3. Rendahnya pencapaian pribadi
Keterangan :
F. Kerangka Penelitian
Kelelahan emosional
H1
Kesejahteraan spiritual
H2 H4
H3
H7 Depersonalisasi
H5
Locus of Control
G. Hipotesis
sebagai berikut :
H. Definisi Operasional
Locus of control Keyakinan/kepercayaan Diukur dengan kuisioner Skor maksimal Semakin tinggi skor Ordinal
eksternal perawat yang bekerja di RS Work Locus of Control adalah: 96 yang diperoleh
Unhas Makassar bahwa (WLoC) (Spector, Skor minimal responden maka
kekuasaan orang lain, takdir, 1988),yang terdiri dari 8 adalah : 16 semakin tinggi
dan kesempatan merupakan item pertanyaan dari 16 eksternalitas
faktor utama yang item pertanyaan WLoC responden tersebut
59
Kesejahteraan Persepsi perawat yang Diukur dengan kuisioner Skor maksimal Semakin tinggi skor Ordinal
spiritual relijus bekerja diRS Unhas Spiritual well being scale adalah: 60 yang diperoleh
(kesejahteraan Makassar mengenai (SWBS) (Ellison,1983), Skor minimal responden maka
relijius /religious hubungannya dengan versi Malaysia, yang adalah : 10 semakin tinggi tingkat
well being). Tuhan. terdiri dari 10 item kesejahteraan relijius
pertanyaan dari 20 item dalam kesejahteraan
pertanyaan SWBS spiritual responden
dimana masing-masing tersebut
pertanyaan diberi skor
menggunakan skala
Likert :
1. Sangat setuju
2. Setuju
3. Sedikit setuju
4. Sedikit tidak setuju
5. Tidak setuju
6. Sangat tidak setuju
Kesejahteraan Persepsi individu perawat Diukur dengan kuisioner Skor maksimal Semakin tinggi skor Ordinal
spiritual eksistensi yang bekerja di RS Unhas Spiritual well being scale adalah: 60 yang diperoleh
(kesejahteraan Makassar akan makna, (SWBS) (Ellison,1983), Skor minimal responden maka
eksistensial tujuan dan kepuasan dalam versi Malaysia, yang adalah : 10 semakin tinggi tingkat
/existential well hidupnya. terdiri dari 10 item kesejahteraan
being). pertanyaan dari 20 item eksistensial dalam
60
4 : sekali seminggu.
5 : beberapakali seminggu.
6 : setiap hari.
Depersonalisasi Sindrome psikologis berupa Diukur dengan kuisioner Skor maksimal Rendah : 0 - 6 Ordinal
pemberian respon yang MBI-Human service survey, adalah 30 Sedang: 7 - 12
tidak perduli yang diberikan yang terdiri dari 5 item dari Skor minimal adalah Tinggi : 13 +
oleh perawat yang bekerja 22 item MBI-HSS, dimana 0, semakin tinggi
di RS Unhas Makassar masing-masing pertanyaan hasil skor semakin
terhadap penerima diberi skor tentang seberapa tinggi persepsi
pelayanan/ perawatan, sering responden responden terhadap
merasakan depersonalisasi burnout
dengan menggunakan 7
poin skala Likert :
0 : tidak pernah
1 : ≤ beberapa kali setahun.
2 : ≤ sekali sebulan.
3 : beberapa kali sebulan.
4 : sekali seminggu.
5 : beberapakali seminggu.
6 : setiap hari.
Rendahnya Sindrome psikologis berupa Diukur dengan kuisioner Skor maksimal Rendah : 0 - 31 Ordinal
pencapaian pribadi perasaan rendahnya tingkat MBI-Human service survey, adalah 48 Sedang: 32 - 38
kompetensi dan pencapaian yang terdiri dari 8 item dari Skor minimal adalah Tinggi : 39 +
keberhasilan dalam 22 item MBI-HSS, dimana 0, semakin rendah
melakukan pekerjaan masing-masing pertanyaan hasil skor semakin
sebagai perawat di RS diberi skor tentang tingkat tinggi persepsi
Unhas Makassar. pencapaian pribadi dalam responden terhadap
pekerjaan dengan burnout
menggunakan 7 poin skala
Likert :
0 : tidak pernah
1 : ≤ beberapa kali setahun.
62
2 : ≤ sekali sebulan.
3 : beberapa kali sebulan.
4 : sekali seminggu.
5 : beberapakali seminggu.
6 : setiap hari.
63
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
variabel dependen job burnout pada saat yang bersamaan, dengan bagan
Sampel Perawat
Kelelahan Kelelahan
Kelelahan emosional emosional (+)
emosional (-) Kelelahan emosional
(+)
Depersonalisasi (-)
Depersonalisasi (+), Depersonalisasi (-),
(+), Depersonalisasi (-),
Pencapaian pribadi Pencapaian pribadi
rendah (-) Pencapaian pribadi Pencapaian pribadi
rendah (+) rendah (+) rendah (-)
64
C. Populasi
Makassar yang berjumlah 191 orang baik perawat di Instalasi rawat inap
maupun di Instalasi rawat jalan. Perawat ini terdiri dari 50 orang lulusan
ini. Cara ini merekomendasikan besar sampel sebanyak 5-50 kali lebih
berikut :
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis yaitu:
P.E., (1988), yaitu The Work Locus of Cotrol Scale (WLCS). Skala ini
– 0.55 dengan locus of control umum. Skala ini telah di uji validitas
reliabilitas dari Bond & Bunce (2003) adalah 0.57. Skala ini terdiri dari
hingga 6.
untuk EE, rendah 0 - 16, sedang 17-6, tinggi > 27; untuk DP, rendah
0 - 6, sedang 7 - 12, tinggi > 13; untuk PA, rendah 0 - 31, sedang 32
tingkat burnout).
kualitas kehidupan spiritual. SWBS terdiri dari dua sub skala yaitu
Kesejahteraan relijius dinilai oleh item 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19.
12, 14, 16, 18, 20. SWBS adalah ukuran yang sudah sering digunakan
dalam beberapa versi bahasa. Versi yang akan kami gunakan adalah
SWB, RWB dan EWB adalah.88, .86, and .81. Pemberian skor dengan
setuju (STS) yang diberikan skor 1, hingga sangat setuju (SS) yang
Schaufeli dan Enzman (1998). Kami memilih tanda dan gejala burnout
tanda cek (√), pada lembar observasi jika responden yang diamati ini
5. Analisis Data
69
1. Pengolahan Data
a. Screening
b. Editing
Pada tahap ini semua kesalahan yang telah didapatkan pada tahap
yang datanya tidak sesuai. Ini dilakukan dengan tujuan agar data
c. Coding
d. Tabulasi
e. Processing
70
mudah dianalisis.
f. Cleaning
2. Analisis Data
Package and Social Siences) maupun dengan cara manual dengan uji
statistik Chi-Square.
memiliki nilai p < 0,25. Alasan penggunaan standar nilai p < 0,25
(backward selection).
6. Etika Penelitian
1. Prinsip Etika
a. Benefience
72
b. Self determination
c. Privacy
disimpan dengan baik dan jika sudah tidak diperlukan lagi, data
d. Anonymity
e. Justice
responden.
2. Informed consent
dilakukan.