2009
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/14900
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
MASALAH TERAPI OBAT PADA PENATALAKSANAAN
DIABETES MELLITUS DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM
BADAN PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
( BPK-RSUD) LANGSA
SKRIPSI
OLEH:
SRI DEWI HADAYANI
NIM: 040824041
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Pengesahan Skripsi
Oleh:
Dekan,
RSUD Langsa.
diabetes mellitus di ruang kelas III dan IIb BPK-RSUD Langsa, meliputi identitas
penelitian dilakukan mulai dari penderita masuk sampai keluar rumah sakit
dari terapi obat yang tidak perlu 26,32%, terapi obat tidak efektif 8,32%, dosis
terlalu rendah 12,48%, reaksi obat merugikan 14,57%, dosis terlalu tinggi 9,37%
This research is a prospective study, the data are collected from the
patient’s medical record of diabetes mellitus in class III and IIb room BPK-
laboratory page. The research was done since patient enter to exit from hospital,
The result of research showed that there is a drug therapy problem consist
of unnecessary drug therapy 26,32%, ineffective drug 8,32%, dose too low
12,48%, adverse drug reaction 14,57%, dose too high 9,37% and inappropriate
compliance 7,29%.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii
LAMPIRAN ................................................................................................ 40
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.4 Terapi obat yang tidak perlu yang terjadi pada Penderita
diabetes mellitus di ruang rawat inap penyakit dalam
BPK-RSUD Langsa selama bulan Agustus 2007–Januari 2008 ... 27
Tabel 3.5 Terapi obat tidak efektif yang terjadi pada penderita
Diabetes Mellitus di ruang rawat inap penyakit dalam
BPK-RSUD Langsa selama bulan Agustus 2007–Januari 2008 ... 29
Tabel 3.6 Dosis terlalu rendah yang disebabkan oleh interaksi obat
terjadi pada penderita diabetes mellitus di ruang rawat inap
penyakit dalam BPK-RSUD Langsa
selama bulan Agustus 2007 – Januari 2008 ................................. 31
Tabel 3.8 Dosis terlalu tinggi yang disebabkan oleh interaksi obat
pada penderita diabetes mellitus di ruang rawat inap
penyakit dalam BPK-RSUD Langsa selama
bulan Agustus 2007 – Januari 2008 .............................................. 35
Halaman
PENDAHULUAN
karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin
dari internasional Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa saat ini sudah
ada sekitar 230 juta penderita diabetes, angka ini terus bertambah hingga sekitar 7
diperkirakan akan mencapai 350 juta pada tahun 2025 dan setengah dari angka
tersebut berada di Asia terutama India, Cina, Pakistan dan Indonesia. Banyak
orang pada awalnya tidak tahu bahwa mereka mengidap diabetes. Di Amerika
dari 16 juta penderita diabetes, hampir 7 juta di antaranya baru mengetahui diri
negara Asia lebih dari 50% mengalami hal yang serupa (Tandra, 2008).
Indonesia sekitar 7 juta orang. Pada saat ini di Jakarta dan Surabaya sudah
baik, diabetes mellitus akan menyerang banyak organ penting dalam tubuh,
Langsa adalah rumah sakit non pendidikan tipe B milik pemerintah. Diabetes
mellitus masuk dalam 5 besar penyakit terbanyak yang diderita pasien rawat inap.
Pada tahun 2005 dan 2006 jumlah kasus diabetes mellitus rawat inap berturut-
turut 337 dan 414 kasus (Anonim, 2006). Masalah utama dari diabetes mellitus
penggunaan obat mencapai 40% dari seluruh biaya pelayanan kesehatan. Terapi
obat terutama ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, dengan cara
yaitu:
1. Mengobati penyakit,
menyebabkan pasien mengalami masalah terapi obat yaitu suatu peristiwa yang
tidak diinginkan dialami oleh pasien berkaitan dengan terapi obat (Aslam, 2003;
kefarmasian dari ahli farmasi. Di Minnesota ditemukan dari 1598 pasien 70%
ditemukan dari 982 pasien 90% mengalami masalah terapi obat diantaranya
kebutuhan obat tidak terpenuhi, butuh terapi tambahan dan terapi obat tidak
penggunaan Antibiotik pada pasien sepsis geriatri di instalasi rawat inap bangsal
obat yaitu terapi obat yang tidak perlu 12,5%, indikasi yang tidak terobati 7,5%,
salah obat 32,5%, dosis terlalu rendah 22,5%,dosis terlalu tinggi 15%, reaksi obat
tentang masalah terapi obat pada penatalaksanaan diabetes mellitus diruang rawat
inap penyakit dalam BPK-RSUD Langsa sehingga dapat menjadi bahan masukan
di Rumah Sakit.
terikat
1. Terapi obat yang tidak perlu
2. Butuhkan terapi tambahan
3. Terapi obat tidak efektif
4. Dosis terlalu rendah Masalah terapi obat
5. Reaksi obat merugikan
6. Dosis terlalu tinggi
7. Kebutuhan obat tidak terpenuhi
1.3 Rumusan Masalah
1.3 Hipotesis
obat yang terjadi pada penatalaksanaan diabetes mellitus di ruang rawat inap
RSUD Langsa sebagai bahan masukan guna menunjang upaya peningkatan mutu
diabetes). Karena biasanya terjadi pada usia yang sangat muda, dulu diabetes tipe
ini disebut juga juvenile diabetes. Namun kedua istilah ini sudah ditinggalkan
karena diabetes tipe I kadang juga ditemukan pada usia dewasa. Di samping itu,
diabetes tipe lain bisa juga diobati dengan suntikan insulin (Tandra,2008).
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit autoimun (kondisi dimana sistem
beberapa jenis kepulauan langerhans, diantaranya sel jenis alfa (α) dan beta (ß).
Insulin dibuat oleh sel beta. Jika jumlah gula darah meningkat, sel-sel beta
penderita diabetes tipe I, sel-sel beta diserang oleh sistem kekebalan tubuh dan
secara perlahan akan hancur. Penyebab serangan terhadap sistem kekebalan tubuh
belum dapat dipastikan dan masih teori. Meskipun penghancuran sel berlangsung
sampai sekitar 80% sel beta rusak (Arora, 2007). Teori lain juga menyebutkan
bahwa kerusakan pankreas adalah akibat pengaruh genetik (keturunan) dan
dependent diabetes mellitus). Diabetes tipe ini muncul pada usia dewasa dan
sel-sel jaringan tubuh dan otot tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin
sehingga glukosa tidak dapat masuk kedalam sel dan akhirnya tertimbun dalam
darah. Keadaan ini umumnya terjadi pada orang gemuk atau mengalami obesitas
(Tandra,2008).
masa kehamilan, dan biasanya berlangsung hanya semantara. Keadaan ini terjadi
karena pembentukan hormon pada ibu hamil yang menyebabkan resistensi insulin
(Tandra, 2008).
gejala yang harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Gejala yang
sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air besar),
polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain itu
sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh
terganggu, kesemutan pada tangan dan kaki, timbul gatal-gatal yang sering kali
sangat mengganggu dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas (Ditjen Bina
2.1.3. Komplikasi
komplikasi akut dan kronis. Berikut ini akan diuraikan beberapa komplikasi yang
2.1.3.1.1 Hipoglikemia
dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran. Apabila tidak segera
ditolong dapat terjadi kerusakan otak dan akhirnya kematian. Pada hipoglikemia,
kadar glukosa plasma penderita kurang dari 50 mg/dl, walaupun ada orang-orang
tertentu yang sudah menunjukkan gejala hipoglikemia pada kadar glukosa plasma
diatas 50 mg/dl. Kadar glukosa darah yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel
otak tidak mendapatkan pasokan energi sehingga tidak dapat berfungsi bahkan
karena jumlah gula darah yang selalu tinggi. Gula darah terus terkumpul dalam
tubuh karena sel-sel tubuh tidak mampu menyerapnya untuk membentuk energi.
Oleh karena glukosa tidak tersedia, tubuh membakar lemak sebagai sumber
energi dan menghasilkan sisa yang disebut keton. Penumpukan keton didalam
darah disebut ketosis. Penumpukan keton dalam tubuh selama beberapa hari akan
menyebabkan tubuh kekurangan cairan karena urin akan terus dikeluarkan untuk
menjadi asam. Proses ketoasidosis pun dimulai. Bila tidak disadari dan tidak
2007).
Gejala yang timbul akibat adanya keton yang meningkat dalam darah,
antara lain nafas bau keton atau aseton, nafsu makan menurun, mual, muntah,
nyeri perut, rasa haus, banyak minum, bingung, mengantuk, kesadaran menurun
Sistem saraf tubuh kita terdiri dari susunan saraf pusat yaitu otak dan sumsum
tulang belakang, susunan saraf perifer di otot, kulit dan organ lain, serta susunan
saraf otonom yang mengatur otot polos dijantung dan saluran cerna.
Baik penderita diabetes tipe I maupun tipe II bisa terkena neuropati. Hal
ini biasanya terjadi setelah glukosa darah terus tinggi tidak terkontrol dengan
baik dan berlangsung sampai 10 tahun atau lebih. Apabila glukosa darah dapat
diturunkan menjadi normal, kadang perbaikan saraf bisa terjadi. Dalam jangka
lama, glukosa darah yang tinggi akan melemahkan dan merusak dinding
pembuluh darah kapiler yang memberi makan ke saraf sehingga terjadi kerusakan
saraf yang disebut neuropati diabetik (Diabetic Neuropathy). Akibatnya saraf
tidak bisa mengirim atau menghantar pesan-pesan rangsangan impuls saraf, salah
kirim atau terlambat kirim. Keluhan yang timbul bisa bervariasi, mungkin nyeri
pada tangan dan kaki atau gangguan pecernaan, bermasalah dengan kontrol
Ginjal manusia terdiri dari dua juta nefron dan berjuta-juta pembuluh
darah kecil-kecil yang disebut kapiler. Kapiler ini berfungsi sebagai saringan
darah. Bahan yang tidak berguna bagi tubuh akan dibuang ke urine atau kencing.
Kerusakan saringan ginjal timbul akibat glukosa darah yang tinggi (umumnya
diatas 200 mg/dl), lamanya diabetes yang diperberat oleh tekanan darah tinggi.
Makin lama terkena diabetes dan makin lama terkena tekanan darah tinggi, pasien
Struktur retina terdiri dari beberapa lapisan. Sinar mencapai saraf khusus yang
kapiler yang sangat kecil. Glukosa darah yang tinggi bisa merusak pembuluh
darah retina. Penyebab utama retinopati adalah diabetes. Ada dua macam
darah retina serta terbentuk pembuluh darah baru yang rapuh dan mudah
berdarah. Pendarahan dapat mengganggu penglihatan. Demikian juga jaringan
parut pembuluh darah merusak retina dan membuat mata kabur (Tandra, 2008).
glukosa plasma berada dalam kisaran normal dan mencegah atau meminimalkan
Penyuluhan) dan pendekatan dengan obat (Obat hipoglikemik oral dan insulin)
dalam hal karbohidrat 60-70%, protein 10-15% dan lemak 20-25%. Diet juga
mencakup serat, vitamin dan mineral. Penurunan berat badan telah dibuktikan
stimulus glukosa.
mg/hari. Sumber lemak diupayakan yang berasal dari bahan nabati yang
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuhdibanding asam lemak jenuh
darah tetap normal. Beberapa contoh olah raga yang disarankan antara lain : jalan
atau lari pagi, bersepeda, berenang dan lain sebagainya. Olah raga aerobic ini
paling tidak dilakukan selama total 30-40 menit per hari didahului dengan
pemanasan 5-10 menit dan di akhiri pendinginan antara 5-10 menit. Olah raga
dapat meningkatkan kepekaan sel terhadap insulin. Olah raga juga dapat
meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel sehingga kadar glukosa darah turun
2.1.4.3. Insulin
Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita diabetes tipe 1.
sebagian besar penderita diabetes tipe 2 tidak memerlukan terapi insulin, namun
Farmakokonetik
Waktu paruh insulin pada orang normal sekitar 5-6 menit dan memanjang
Hormon ini terutama dimetabolisme di hati, ginjal dan otat. Mengalami filtrasi di
ginjal, kemudian diserap kembali di tubulus ginjal yang juga merupakan tempat
regular
Respon individual terhadap insulin sangat beragam, oleh sebab itu sediaan
insulin mana yang diberikan kepada seorang penderita dan berapa frekuensi
penyesuaian dosis terlebih dahulu. Umumnya pada tahap awal diberikan insulin
dengan kerja sedang, kemudian ditambahkan insulin dengan kerja singkat untuk
umumnya diberikan satu atau dua kali sehari dalam bentuk suntikan subkutan
dengan menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat (Ditjen
fenilalinin).
Golongan sulfonilurea
hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat berproduksi (Sukandar dkk,
seluruhan cairan ekstrasel. Dalam plasma sebagian terikat pada protein plasma
senyawa ini umumnya tidak terlalu berbeda efektifitasnya, namun berbeda dalam
obat yang cocok untuk masing-masing pasien dikaitkan dengan kondisi kesehatan
dan terapi lain yang tengah dijalani pasien (Ditjen Bina Farmasi dan ALKES,
2005).
hati. Masa kerjanya relatif singkat, dengan waktu paruh eliminasi 4-5 jam
(Katzung, 2002). Dalam darah tolbutamid terikat protein plasma. Di dalam hati
masa paruh plasma 0,5-2 jam. Tetapi dalam tubuh obat ini diubah menjadi 1-
paruh yang lebih panjang, kira-kira 4-5 jam. Kira-kira 10% dari metabolit
dan efeknya pada glukosa darah tidak segera tampak dalam beberapa jam setelah
dan metabolitnya cepat diekskresi melalui ginjal. Dalam darah obat ini terikat
dieksresi melalui urin dan sisanya dieksresi melalui empedu dan ginjal. Gliburid
efektif dengan pemberian dosis tunggal. Bila pemberian dihentikan obat akan
kerusakan hati dan pada pasien dengan insufisiensi ginjal (Suharto dan Handoko,
dalam hati menjadi produk yang tidak aktif dan 10% diekskresikan tanpa
paling rendah dari semua semua senyawa sulfonilurea. Satu dosis tunggal sebesar
1 mg terbukti efektif dan dosis harian maksimal yang dianjurkan adalah 8 mg.
antidiabetik oral generasi baru yang cara kerjanya mirip sulfonylurea. Kedua
golongan senyawa antidiabetik oral ini bekerja meningkatkan sintesis dan sekresi
meglitinida dan turunan fenilalanin ini dipakai dalam bentuk kombinasi dengan
obat-obat antidiabetik oral lainnya (Ditjen Bina Farmasi dan ALKES, 2005).
Golongan Biguanid
biguanid tidak merangsang sekresi insulin dan hampir tidak pernah menyebabkan
antidiabetik oral saat ini adalah metformin (Ditjen Bina Farmasi dan ALKES,
2005).
Golongan Tiazolidindion
alfa glukosidase yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim-enzim alfa
menghidrolisa oligosakarida , pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini
dalam mencapai hasil (outcomes) yang lebih baik dan untuk memperbaiki
keputusan dengan penggunaan obat yang tepat bagi penderita. Fokus dan konsep
seorang penderita, melalui pencapaian hasil terapi yang pasti berkaitan dengan
1. kesembuhan penderita
penderita memerlukan terapi obat dan mendapatkan obat yang tepat tetapi
berlebihan/toksisitas
7. interaksi obat
obat tunggal
sinergis.
- Obat yang digunakan bukan yang paling efektif untuk masalah kesehatan
diinginkan.
diinginkan.
- Pasien tidak dapat minum atau menggunakan obat sendiri dengan tepat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
RSUD Langsa.
deskriptif yang bertujuan membuat gambaran tentang masalah terapi obat pada
RSUD Langsa.
diabetes mellitus yang dirawat di ruang Kelas III dan IIb BPK RSUD Langsa
lembaran laboratorium.
3.4 Rancangan Penelitiaan
mellitus yang dirawat di ruang Kelas III dan IIb, meliputi identitas penderita,
mulai penderita masuk sampai keluar rumah sakit selama bulan Agustus 2007
Data yang diperoleh dibuat rekapitulasi dalam sebuah tabel yang memuat
diperoleh beserta aturan pakai dan dosis, lama pemberian, jumlah dan macam
obat, dan lama hari perawatan, kemudian dilakukan analisis lebih lanjut untuk
menilai masalah terapi obat yang terjadi dan disajikan dalam bentuk tabel.
mellitus tipe 1 dan tipe 2 di ruang rawat inap penyakit dalam BPK-RSUD
b. Terapi obat yang dimaksud adalah semua jenis obat yang digunakan pasien
4.1 Jumlah penderita diabetes mellitus di ruang rawat inap penyakit dalam
BPK-RSUD Langsa selama bulan Agustus 2007 – Januari 2008.
BPK-RSUD Langsa selama bulan Agustus 2007 – Januari 2008 dapat dilihat
Tabel 4.1 Jumlah penderita diabetes mellitus di ruang rawat inap penyakit dalam
BPK-RSUD Langsa selama bulan Agustus 2007 – Januari 2008
Jumlah Penderita Jenis DM Lama Kadar Gula Darah
Usia
Tipe Tipe Perawatan Sewaktu Masuk Rumah
Laki-Laki Perempuan (Tahun)
1 2 (hari) Sakit (mg/dl)
42 54 12 84 24 - 84 1 s/d 18 42 - 513
Total : 96
Keterangan : DM = Diabetes Mellitus
penyakit dalam BPK-RSUD Langsa selama bulan agustus 2007 – januari 2008
adalah 96 orang yang terdiri dari 54 perempuan dan 42 laki-laki dengan variasi
usia 24 sampai 84 tahun, yang menderita DM tipe 1 sebayak 12 orang dan tipe 2
sebayak 84 orang, Lama perawatan 1 sampai 18 hari dan kadar gula darah
di ruang rawat inap penyakit dalam BPK-RSUD Langsa selama bulan Agustus
2007 – Januari 2008, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Frekuensi penggunaan obat antidiabetik pada penderita diabetes
mellitus di ruang rawat inap penyakit dalam BPK-RSUD Langsa
selama bulan Agustus 2007 – Januari 2008
No Nama Obat Frekuensi %
1 Antidiabetik Parenteral
a. Actrapid 20 15,62
b. Mixtard 5 3,91
Jumlah 25 19,53
2 Antidiabetik Oral
a. Glucodex (Gliklazid) 25 19,51
b. Glimepiride 28 21,87
c. Glibenklamid 5 3,91
d. Gliquidone 21 16,41
e. Glucophage (Metformin) 23 17,97
f. Acarbose 1 0,78
Jumlah 103 80,47
Total 128 100
antidiabetik, disini terlihat bahwa ada penderita yang mendapat lebih dari satu
lebih banyak mendapatkan obat antidiabetik oral (80,47%) dari pada terapi
insulin (19,53%). Hal ini disebabkan karena pada penelitian ini lebih banyak
mendapatkan insulin eksogen untuk mengatasi kadar gula darah yang tinggi. Pada
DM tipe 2 terapi insulin diberikan apabila terapi obat antidiabetik oral gagal
(Tandra,2008).
periode penelitian ini adalah golongan sulfonilurea yang terdiri dari glimepiride
antidiabetik oral golongan lain yang digunakan adalah golongan biguanid yaitu
metformin 17,97% dan golongan penghambat alfa glukosidase yaitu acarbose
Kriteria masalah terapi obat yang dinilai pada penelitian ini menurut
Tabel 4.3 Masalah terapi obat yang terjadi pada penderita diabetes mellitus di
ruang rawat inap penyakit dalam BPK-RSUD Langsa selama bulan
Agustus 2007 – Januari 2008
Kriteria Masalah Terapi MTO (+) MTO ( - ) Total
No
Obat Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Terapi obat yang tidak perlu 26 26,32 70 71,87 96 100
2 Butuh terapi tambahan 0 0 96 100 96 100
3 Terapi obat tidak efektif 8 8,32 89 91,68 96 100
4 Dosis terlalu rendah 12 12,48 84 87,52 96 100
5 Reaksi obat merugikan 14 14,57 82 85,43 96 100
6 Dosis terlalu tinggi 9 9,37 87 90,63 96 100
Kebutuhan obat tidak
7 terpenuhi 7 7,29 89 92,70 96 100
ditemukan adalah terapi obat yang tidak perlu 26,32%, terapi obat tidak efektif
8,32%, dosis terlalu rendah 12,48%, reaksi obat merugikan 14,57%, dosis terlalu
Terapi obat yang tidak perlu yang terjadi pada penderita diabetes mellitus
di ruang rawat inap penyakit dalam BPK-RSUD Langsa selama bulan Agustus
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terapi obat yang tidak perlu yang
disebabkan oleh penggunaan obat untuk mencegah terjadinya reaksi yang tidak
diinginkan 6,24% dan penggunaan obat tidak sesuai dengan kondisi penyakit
20,08%.
dilihat pada lampiran no.1,29) dan yang mendapatkan terapi allopurinol (dapat
dilihat pada lampiran no.76), hal ini untuk mencegah efek samping kedua obat
ini seharusnya tidak diberikan karena berdasarkan rekam medik penderita tidak
serupa yang diproduksi secara sintetis yang dapat menghambat pertumbuhan atau
Terapi obat tidak efektif yang terjadi pada penderita diabetes mellitus di
ruang rawat inap penyakit dalam BPK-RSUD Langsa selama bulan Agustus 2007
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa terapi obat tidak efektif yang terjadi
disebabkan oleh obat yang diberikan bukan yang paling efektif 2,08% dan bentuk
Terapi obat tidak efektif disebabkan obat yang diberikan bukan yang
paling efektif terjadi pada penderita DM tipe 2 dengan kadar gula darah 513
penderita kadar gula darah (513 mg/dl) dari mulai penderita masuk rumah sakit
Terapi insulin pada DM tipe 2 dapat diberikan apabila pemberian terapi oral
gagal (Tandra, 2008). Pemberian obat bukan yang paling efektif juga terjadi pada
bentuk tablet (oral) karena kondisi umum penderita yang masih bisa minum obat
oral. Bentuk sediaan tidak tepat juga terjadi pada penggunaan methyl prednisolon
Dari hasil penelitian ini terdapat 12 kasus (12,48%) dosis terlalu rendah
literatur, walaupun tidak ada data klinis pendukung dalam rekam medik
penderita.
Dosis terlalu rendah yang disebabkan oleh interaksi obat yang terjadi
pada penderita diabetes mellitus di ruang rawat inap penyakit dalam BPK-RSUD
Langsa selama bulan Agustus 2007 – Januari 2008 dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Dosis terlalu rendah yang disebabkan oleh interaksi obat yang terjadi
pada penderita diabetes mellitus di ruang rawat inap penyakit dalam
BPK-RSUD Langsa selama bulan Agustus 2007 – Januari 2008
No obat 1 obat 2 jumlah %
1 glucodex (gliklazid) rifampicin 2 2,08
2 gliquidone rifampicin 2 2,08
3 gliquidone isoniazid 2 2,08
4 glucodex isoniazid 2 2,08
5 ciprofloxacin antasida 1 1,04
6 glimepiride isoniazid 1 1,04
7 glimepiride rifampicin 1 1,04
8 ciprofloxacin sucralfat 1 1,04
Jumlah 12 12,48
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dosis terlalu rendah yang
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa interaksi obat yang sering terjadi adalah
dipisahkan pemberian kedua obat tersebut yaitu obat antidiabetik oral diberikan
dengan gugus 3-karbonil dan 4-oxo dari ciprofloxacin. Hal ini menyebabkan
yang disebabkan oleh terjadi efek tak dikehendaki 2 kasus (2,08%), adanya
kontra indikasi 2 kasus (2,08%) dan adanya interaksi obat 10 kasus (10,41%).
rekam medik penderita batuk kering terjadi pada penderita hipertensi yang
dapat menyebabkan efek samping yang tidak dikehendaki yaitu batuk kering,
diberi terapi NaCl 0,9%. Berdasarkan rekam medik penderita NaCl 0,9%
diberikan pada saat penderita berada di instalasi gawat darurat dan terjadi
tekanan darah meningkat (Tjay,2002). Kontra indikasi juga terjadi pada pasien
yang diberi terapi parasetamol, berdasarkan rekam medik penderita, pasien
dengan gangguan fungsi hati akan mengakibatkan kerusakan hati yang semakin
ibuprofen.
berdasarkan literatur, walau tidak ada data klinis dalam rekam medik penderita.
Reaksi obat merugikan yang disebabkan oleh interaksi obat dapat dilihat pada
Tabel 4.7 Reaksi obat merugikan yang disebabkan oleh interaksi obat pada
penderita diabetes mellitus di ruang rawat inap penyakit dalam BPK-
RSUD Langsa selama bulan Agustus 2007 – Januari 2008.
No obat 1 obat 2 jumlah %
1 isoniazid rifampicin 8 8,33
2 parasetamol isoniazid 2 2,08
Total 10 10,41
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa interaksi obat yang sering terjadi adalah
pemberian kedua obat yaitu rifampicin diberikan ½ jam sebelum makan dan
Berdasarkan rekam medik penderita terjadi kenaikan SGOT dan SGPT setelah
peningkatan pada enzim hati dalam darah yaitu SGPT dan juga SGOT
(http:/www.aidsmeds.com/lesson/ hepatotoxicity).
Pada penelitian ini dosis terlalu tinggi yang ditemukan sebanyak 9 kasus
(9,37%) yaitu disebabkan oleh frekuensi pemberian yang tidak tepat 1 kasus
Dosis terlalu tinggi yang disebabkan oleh frekuensi pemberian tidak tepat
yaitu penggunaan loratadin yang seharusnya satu kali sehari (Shann, 2003).
Berdasarkan rekam medik penderita loratadin diberikan dua kali sehari satu
tablet.
berdasarkan literatur, walau tidak ada data klinis pendukung dalam rekam medik
penderita. Dosis terlalu tinggi yang disebabkan oleh interaksi obat dapat dilihat
2002). Berdasarkan hal tersebut maka penting untuk melakukan observasi tanda-
tanda hipoglikemik pada penderita yang mendapat terapi obat antidiabetik oral
golongan sulfonilurea dan salisilat. Pada penelitian ini dari 8 kasus interaksi
antara obat antidiabetik oral golongan sulfonilurea dan aspilet, berdasarkan rekam
pemberian gliklazid-aspilet.
Langsa selama bulan Agustus 2007 – Januari 2008, dapat dilihat pada tabel 4.9
berikut ini.
Tabel 4.9 Frekuensi kebutuhan obat tidak terpenuhi berdasarkan nama obat pada
penderita diabetes mellitus di ruang rawat inap penyakit dalam BPK-
RSUD Langsa selama bulan Agustus 2007 – Januari 2008.
No. Nama Obat Jumlah %
1. Valsartan 2 2,08
2. Lipofood 1 1,04
3. Mecola 1 1,04
4. Salofalk 1 1,04
5. Urinter 1 1,04
6. Tensifar 5 mg 1 1,04
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa ditemukan 7 kasus kebutuhan obat
dan urinter masing-masing 1 kasus. Kasus kebutuhan obat tidak terpenuhi pada
penelitian ini terjadi pada penderita yang memiliki kartu Askeskin (Asuransi
Kesehatan Miskin) dan KPA (Komite Peralihan Aceh), untuk penderita yang
memiliki kartu Askeskin dan KPA biaya pengobatan ditanggung oleh pemerintah
tapi tidak semua jenis obat ditanggung dan kadang dokter menulis resep obat
diluar tanggungan pemerintah, pada penelitian ini ditemukan semua obat yang
gagal diperoleh oleh penderita adalah obat diluar tanggungan pemerintah, jadi
Kebutuhan obat tidak terpenuhi pada penelitian ini disebabkan oleh obat
yang tidak terbeli, hal ini karena kondisi ekonomi atau ketiadaan keluarga yang
tertundanya penyediaan obat sehingga obat tidak ada pada saat diperlukan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Langsa yaitu terapi obat yang tidak perlu 26,32%, terapi obat tidak efektif 8,32%,
dosis terlalu rendah 12,48%, reaksi obat merugikan 14,57%, dosis terlalu tinggi
5.2 Saran
terapi obat dengan kasus lain sehingga diperoleh data yang lebih
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Aslam,M., Tan, C.K., dan Prayitno, A. (2003). Farmasi Klinis. Jakarta : Elex
Media Komputindo. Hal: 61
Cipolle, J.R., Strand, .L., Morley, C.P. (2004). Pharmaceutical care Practice the
clinician’s guide. Second Edition. McGraw-Hill. P:178-179.
Ditjen Bina Farmasi dan Alkes. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes
Mellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal:1
1. 24.10.67, IIb P = ISK Ranitidin amp 1 amp/12 jam 3/8 - 4/8 2 A mencegah terjadinya reaksi obat-
50 tahun / P / KPA Gout Dexametason amp 1 amp/8 jam 3-Aug 1 0 tak diinginkan
3/8 -
KGDS = 210 Na.Diclofenac tab 2 x 50 mg 11/8 9 0
3 x C.1 1/2 h. 3/8 -
SK = 1,48 Antasida Syr ac 11/8 9 D interaksi antasida-ciprofoxacin
MRS = 2 Hari
T = 40
3 24.30.19, IIb P = Demam Nacl 0,9 % 20 tts / mnt 3/8 - 5/8 2 0 Tidak ada MTO
5 24.25.82, Kelas III P =Dispepsia Nacl 0,9 % 20 tts/mnt 4/8 - 5/8 2 0 Tidak ada MTO
62 tahun / P / 200 mg / 12
Askeskin ISK Ciprofolaxin inf jam 4/8 - 5/8 2 0
1 amp / 12
KGDS = 284 Ranitidin amp jam 4/8 - 5/8 2 0
1 - 1 - 0 1/2
SK = 1,12 Glimepiride h.ac 4/8 - 8/8 5 0
Diltiazem 3 x 30 mg 9/8-10/8 2 0
10/8-
Simvastatin 10 mg 1 tab malam 16/8 7 0
11/8-
Captopril tab 2 x 6,25 mg 12/8 2 0
13/8-
antasida tab 3 x 1 tab 14/8 2 0
13/8-
Aspilet 1 x 80 mg 16/8 4 0
15/8-
Ciprofloxacin 2 x 500 mg 16/8 2 0
7/8 -
7 23.14.77, IIb P = ISK RL 20 tts / menit 12/8 6 0
7/8 -
53 tahun / L / PT Gastritis OMZ inj 1 amp/12 jam 12/8 6 C bentuk sediaan tidak tepat
7/8 -
KGDS = 209 Dispepsia Sohoflam tab 2 x 100 mg 16/8 10 0
7/8 -
SK = 1,94 Lipofood 2 x 1 tab 16/8 10 0
7/8 -
MRS = 10 hari Lapixime inj 1 g/12 jam 12/8 6 0
7/8 -
BAB (-) 6 hari Metformin 2 x 500 mg 16/3 10 0
8/8 -
DM tipe 2 Tomit 3 x 1 1/2 h a c 16/8 9 0
12/8 -
Laxadine syr 3 x C.1 13/8 2 0
13/8 -
Levocin tab 1 x 500 mg 16/3 4 0
13/8 -
Lapraz 2 x 1 tab 16/3 4 0
13/8 -
Candistin Drop 4 x 0,5 cc 16/3 4 0
P = Bronkitis 12/8 -
8 24.23.24, kelas III kronis RL 10 tts/mnt 16/8 5 0
12/8 -
56 tahun / L / U Ceftriaxone inj 1 g/ 24 jam 16/8 5 0
12/8 -
KGDS = 219 K = Hipertensi Salbutamol 3 x 4 mg 19/8 8 0
12/8 -
SK = 1,2 Ambroxol tab 3 x 30 mg 19/8 8 0
12/8 -
MRS = 8 hari methyl prednisolon 3 x 4 mg 19/8 8 C bentuk sediaan tidak tepat
12/8 -
TD = 150/90 valsartan 1 x 80 mg 19/8 8 0
12/8 -
DM tipe 2 Glucophage 3 x 500 mg 19/8 8 0
17/8 -
Ciprofloxacin 2 x 500 mg 19/8 3 0
14/8-
9 24.63.14, IIb P = Dispepsia Asering 20 tts/mnt 16/8 3 0
DM tipe 2
19/8-
# 23.21.35, IIb P = Dispepsia RL 30 tts/mnt 20/8 2 0 Tidak ada MTO
19/8-
60 tahun / P / Askes antasida syr 3 x C.1 20/8 2 0
P= 22/8 -
# 24.38.55, IIb Pneumonia RI 20 tts/mnt 24/8 3 0
22/8 -
38 tahun / P / KPA Codein 3 x 20 mg 24/8 8 0
22/8 -
KGDS = 513 Oflocaxin 2 x 400 mg 24/8 8 0
1 - 1 - 0 1/2 h 22/8 -
SK = 1,2 Gliquidone ac 29/8 8 C obat yang diberikan bukan yang-
28/8-
# 24.72.25, IIb P = Bronkitis Nacl 0,9 % 20 tts/mnt 29/8 2 0
28/8-
77 tahun / L / KPA Aminophilin amp 2 amp di drip 29/8 2 0
28/8-
KGDS = 279 Ambroxol syr 3 x C.1 31/8 4 0
28/8-
SK = 1,57 Salbutamol 3 x 2 mg 29/8 2 0
28/8-
MRS = 5 hari Methtl prednisolon 3 x 4 mg 29/8 2 C bentuk sediaan tidak tepat
28/8-
DM tipe 2 Ranitidin 1 amp/12 jam 30/8 3 0
28/8-
Dexametason 1 amp/8 jam 29/8 2 0
1 -1 - 0 1/2 h
Glimepiride 2 mg ac 28/8-1/9 5 0
DM tipe 2
52 thn/ L / KPA dispepsia Aspilet 1 x 80 mg 4/9-11/9 8 A,F penggunaan obat tidak sesuai dengan
Codein 3 x 10 mg 9/9-18/9 11 0
11/9 -
# 24.48.73, IIb P = Dispepsia Omeparazole 2 x 1 tab 23/9 13 0
11/9 -
51 thn / P / KPA vertigo Dexanta syr 3 x c.1 22/9 12 0
11/9 -
KGDS = 334 Betahistin 3 x 1tab 23/9 13 0
11/9 -
SK = 1,2 Lesipar 3 x 1tab 18/9 8 0
11/9 -
13/9,15/9
1 - 0 - 0 1/2 h ,19/9-
MRS = 13 hari Glucodex ac 21/9 3+1+3 0
2 - 1- 0 1/2 h 14/9,22/9
tgl 20/9 :Hb = 6 Glucodex ac -23/9 1+2 0
15/9,22/9
BAB (-) 3 minggu. Metformin 3 x 500 mg -23/9 1+2 0
10u-10u-10u 16/9 -
muntah berwarna- Actrapid 1/2 hac 17/9 2 0
6 u- 6u -6u
hitam 2 hari. Actrapid 1/2 h.ac 18-Sep 1 0
12/9-
# 24.47.23, Iib P = Dispepsia Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg 21/9 10 0 Tidak ada MTO
12/9-
54 thn/ P / KPA ISK Ratinidin inj 1 amp/8 jam 13/9 2 0
12/9 -
KGDS = 273 Alprazolam 2 x 0,25 mg 21/9 10 0
1 - 0 - 0 1/2
# 23.89.56, IIb P = dispepsia Glucodex hac 12-Sep 1 0 Tidak ada MTO
12/9 -
80 thn / L / KPA RI 20 tts / mnt 15/9 4 0
12/9 -
KGDS = 239 Ratinidin tab 2 x 150 mg 18/9 7 0
1 - 0 - 0 1/2 12/9 -
SK = 1,0 Glimepiride 1 mg hac 18/9 7 0
16/9 -
MRS = 7 hari Meloxicam 2 x 15 mg 18/9 3 0
MRS = 5 hari
tgl 16/9=sakit
kepala
P = Disentri
# 23.96.17, IIb basiler RI 20 tts/mnt 16-Sep 1 0
16/9 -
50 thn / P / KPA Metronidazole 3 x 500 mg 18/9 3 0
17/9 -
# 24.45.43, IIb P =Dispepsia Nacl 0,9 % 20 tts/mnt 24/9 8 0
17/9 -
50 thn / P / U Metoclopramid 1 amp / 8 jam 18/9 2 0
17/9 -
SK = 0,9 Neurobion inj 1 amp / hari 20/9 4 A penggunaan obat tidak sesuai dengan
17/9 -
MRS = 15 hari Glucodex 1-1-0 1/2 h ac 1/10 15 0 kondisi penyakit
17/9 -
tidur (-) Metformin 3 x 500 mg 1/10 15 0
tgl 29/9 = nyeri 18/9 -
pinggang Cefotaxime 1 gr / 12 jam 20/6 3 A penggunaan obat tidak sesuai dengan
18/9 -
DM tipe 2 nimost tab 2 x 100 mg 20/6 3 A kondisi penyakit
21/9 -
Omeprazole 2x1 1/10 11 0
21/9 -
Frixitas 2 x 0,5 mg 1/10 11 0
22/9 -
Sandepril 2 x 25 mg 1/10 10 0
29/9 -
Nat. diclofenak 2 x 50 mg 1/10 3 0
19/9 -
# 24.16.45, IIb P = Anemia Nacl 0,9 % 20 tts/mnt 22/9 4 0 Tidak ada MTO
19/9 -
65 thn / P / KPA Ciprofloxacin 2 x 500 mg 26/9 8 0
19/9 -
KGDS = 261 K = gangren Clindamycin 3 x 300 mg 26/9 8 0
1 - 0 - 0 1/2 19/9 -
SK = 1,48 Glucodex hac 26/9 8 0
19/9 -
MRS = 8 Hari Nat.Diclofenak 2 x 50 mg 26/9 8 0
1 - 0 - 0 1/2 23/9 -
# 23.20.18, IIb P = Gout Glucodex hac 27/9 5 0
23/9 -
60 thn / P / KPA Allopurinol 1 x 300 mg 30/9 8 0
23/9 -
KGDS = 260 Ratinidin 2 x 150 mg 30/9 8 A mencegah terjadinya reaksi obat -
23/9 -
SK = 1,2 alprazolam 2 x 0,5 mg 30/9 8 0 tak diinginkan.
23/9 -
MRS = 8 Hari Vit B-Complex 3 x 1 tab 30/9 8 0
25/5 -
DM tipe 2 Meloxicam 2 x 15 mg 30/9 8 0
10u-10u-10u
DM tipe 2 Actrapid inj 1/2hac 1-Oct 1 0
12u-12u-1u2
Actrapid inj 1/2h ac 2-Oct 1 0
3/10 -
Actrapid inj 14 - 14 -14 9/10 7 0
1/10-
Ketokenazol tab 2 x 200 mg 11/10 11 0
8/10-
Metoklopramid tab 3 x 10 mg 10/10 3 0
22/10 -
# 24.78.79, kelas III P = Anemia Nacl 0,9 % 20 tts/mnt 30/10 9 0
22/10 -
35 thn /P/Askeskin Malaria Ratinidin inj 1 amp/12 jam 31/10 10 C bentuk sediaan tidak tepat
23/10 -
# 22.16.23, kelas III K = Hipertensi Lisinopril 1 x 10 mg 31/10 8 0
23/10 -
59 thn/P/Askeskin Diltiazem 3 x 30 mg 31/10 8 0
23/10 -
KGDS = 211 Glimepiride 2 mg 1-0-0 1/2 hac 24/10 2 0
24/10 -
SK = 1,3 Bisoprolol 1 x 5 mg 31/10 7 0
25/10 -
MRS = 9 hari Gliquidone 30 mg 1-1-0 1/2 hac 31/10 6 0
25/10 -
TD = 160/70 Asam Folat 3 x 1tab 31/10 6 A penggunaan obat tidak sesuai dengan
25/10 -
Furosemide 1 x 40 mg 31/10 6 0 kondisi penyakit
29/10 -
DM tipe 2 Valsarlan 1 x 80 mg 31/10 2 G obat tidak dibeli
23/10 -
# 24.96.01, kelas III Natrium diclofenak 2 x 50 mg 29/10 7 0
23/10 -
62 thn/L/Askeskin P = Gout Metyl Prednisolon 3 x 1 tab 25/10 3 C bentuk sediaan tidak tepat
23/10 -
KGDS =220 Ratinidin 3 x 1 tab 27/10 5 A mencegah terjadinya reaksi obat -
1/2-0-0 1/2 23/10 -
SK = 1,2 Glimepiride 1 mg hac 27/10 5 0 tak diinginkan.
24/10 -
MRS = 7 hari Allopurinol 1 x 300 mg 29/10 6 0
28/10 -
DM tipe 2 Ratinidin 2 x 1 tab 29/10 2 0
1 1/2-0-0 1/2 28/10 -
diet 1900 kalori Glimepiride 1 mg hac 29/10 2 0
1/10 -
# 24.18.96, kelas III K = PJK Aspilet 1 x 80 mg 4/10 4 F interaksi glimepirid-aspilet
1/10 -
51 thn/L/Askeskin Dispepsia ISDN 3 x 5 mg 4/10 4 0
1/10 -
KGDS = 319 Ratinidin tab. 2 x 150 mg 4/10 4 0
1/10 -
SK = 1,89 Glimepiride 4 mg 1 tab pagi 4/10 4 F
3/10 -
MRS = 4 hari Ansida Syr 3 x c.II 4/10 2 0
1/10-
# 24.83.41, IIb P = GE Actrapid inj 8 u -8 u -8 u 3/10 3 0 Tidak ada MTO
1/10-
71 thn/P/Askes PNS Ciprofloxacin tab. 2 x 500 mg 2/10 2 0
1/10-
KGDS = 417 Metoclopramid tab. 3 x 1tab 4/10 4 0
1/10-
SK = 1,61 RL 20 tts/mnt 4/10 4 0
3/10-
MRS = 4 hari Cefotaxime inj 1g/8 jam 4/10 2 0
1/2-0-0 1/2 h
DM tipe 2 Glucodex ac 4-Oct 1 0
MRS = 1
DM tipe 1
03/10 -
33. 24.35.28, IIb K = PJK RI 20 tts /mnt 08/10 6 0
03/10 -
70 thn/P/UM Amaryl tab 1-0-0 1/2 hac 09/10 7 0
03/10 -
KGDS = 243 elkana tab 2 x 1 tab 04/10 2 A obat tidak diindikasikan untuk kon-
05/10 -
SK = 0,8 ISDN tab 3 x 5 mg 10/10 6 0 disi penyakit.
MRS = 8 hari
DM tipe 2
4/10 -
34. 24.90.86, IIb P = GE Actrapid inj 8 u-8 u-8 u 07/10 3 0
73 thn/L/Askes 05/10 -
PNS Vit B tab 2 x 1 tab 07/10 3 0
MRS = 4 hari
35. 24.70.32, kelas III P = SH Lactulosa syr 3 x c.II 4-Oct 1 0 Tidak ada MTO
4/10 -
65 / L / askeskin Antasida syr 3 x c.II 8/10 5 0
1 amp/12 jam
KGDS = 342 Ratinidin inj iv 4-Oct 1 0
1/2-0-0 1/2 h 4/10 -
Sk = 1,38 Glibenklamid tab ac 10/10 7 0
MRS = 7 hari
DM tipe 2
36. 24.97.75, kelas III P = Dispepsia Actrapid inj 4u-4u-4u sc 6-Oct 1 0 Tidak ada MTO
MRS = 5 hari
T = 39
7/10-
38. 24.42.28, IIb P = GE RL 20 tts/mnt 11/10 5 0 Tidak ada MTO
10u-10u-10u 7/10-
67thn / L / UM Actrapid inj sc 11/10 5 0
7/10-
KGDS = 363 metoclopramid inj 1 amp/ 8 jam 11/10 5 0
Sk = 1,37
MRS = 5 hari
12u-12u-12u 7/10-
39. 24.38.78, kelas III K = Hipertensi Actrapid inj sc 8/10 2 0
7/10-
61 / L / askeskin P = dispepsia NACL 0,9 % 20 tts/mnt 8/10 2 E kontra indikasi
7/10-
KGDS = 500 Captopril tab 3 x 25 mg 12/10 10 0
7/10-
Sk = 1,66 Antasida syr 4 x c II 12/10 6 0
7/10,12/1
MRS = 6 hari Ranitidin tab 2 x 150 mg 0 1+1 0
MRS = 4 hari
DM tipe 2
12/10-
41. 24.50.61, kelas III K = Hipertensi Actrapid inj 4u-4u-4u sc 17/10 6 0 Tidak ada MTO
18/10-
62thn / P / askeskin Actrapid inj 6u-6u-6u sc 25/10 9 0
13/10-
KGDS = 246 Captopril 3 x 12,5 mg 14/10 2 0
15/10-
Sk = 1,10 Captopril 3 x 25 mg 25/10 11 0
13/10-
MRS = 14 hari Multivitamin 3 x 1 tab 25/10 8 0
TD = 140/100
11/10-
42. 24.74.52, kelas III K = Hipertensi RI 20 tts/mnt 16/10 5 0 Tidak ada MTO
11/10-
70 thn/ P / askeskin Actrapid inj 6u-6u-6u sc 15/10 5 0
11/10-
KGDS = 259 captopril tab 3 x 12,5 mg 12/10 2 0
13/10-
Sk = 0,99 captopril tab 3 x 25 mg 17/10 5 0
16/10-
MRS = 7 hari Actrapid inj 4u-4u-4u sc 17/10 1 0
16/10-
TD = 150/100 Metoclopramid tab 3 x 1 tab 17/10 2 0
12/10-
43. 24.93.09, kelas III P = Demam RI 10 tts/mnt 14/10 3 0 Tidak ada MTO
12/10-
70 thn/ P / UM Paracetamol 3 x 500 mg 13/10 2 0
1/2-0-0 1/2 h 12/10-
KGDS = 234 Glucodex tab ac 19/10 8 0
12/10-
Sk = 0,91 Amoxicilin 3 x 500 mg 16/10 5 0
MRS = 8 hari
T = 40
44. 24.92.22, kelas III P = Vertigo Actrapid inj 4u-4u-4u sc 13-Oct 1 0 Tidak ada MTO
14/10-
65 thn / P / askeskin Actrapid inj 6u-6u-6u sc 15/10 2 0
14/10-
KGDS = 331 Betahistin 3 x 1tab 21/10 8 0
10u-10u-10u
Sk = 0,87 Actrapid inj sc 16-Oct 1 0
16/10-
MRS = 8 hari OBH syr 3xc1 20/10 5 0
12u-12u-12u 17/10-
tgl 16/10 =Batuk Actrapid inj sc 18/10 2 0
14u-14u-14u 19/10-
DM tipe 2 Actrapid inj sc 20/10 2 0
14/10-
45. 24.63.34, IIb P = Gout Allopurinol 1 x 300 mg 17/10 4 0
60 thn/ P / askes 14/10-
PNS Meloxicam tab 2 x 7,5 mg 17/10 4 0
14/10-
KGDS = 225 Ranitidin tab 2 x 500 mg 17/10 4 A mencegah terjadinya reaksi obat -
14/10-
Sk = 1,0 Glucodex 1-0-0 1/2 h ac 17/10 4 0 tak diinginkan.
MRS = 4 hari
16/10-
46. 24.53.20, IIb K = Hipertensi Metformin 1 x 850 mg 26/10 10 0 Tidak ada MTO
67 thn/L/Askes 16/10-
PNS P = Dispepsia Captopril tab 3 x 12,5 mg 26/10 10 0
16/10-
KGDS = 209 Demam Antasida syr 3xc1 26/10 10 0
16/10-
SK = 1,05 paracetamol 3 x 1 tab 21/10 6 0
MRS = 11 hari
T = 38,5
TD = 140/100
17/10-
47. 24.59.25, kelas III P = GE RL 20 tts/mnt 18/10 2 0 Tidak ada MTO
17/10-
64 thn/P/Askeskin K = Hipertensi Actrapid inj 4u-4u-4u sc 18/10 2 0
17/10-
KGDS = 451 tetrasiklin cap 3 x 500 mg 18/10 2 0
DM tipe 1
19/10-
48. 24.94.21, IIb P = TB Paru Nacl 0,9 % 10 tts/mnt 24/10 6 0
16u-16u-16u 19/10-
60 thn/L/U Actrapid inj sc 20/10 2 0
21/10-
KGDS = 294 Rifampicin 1 x 450 mg 24/10 4 E interaksi isoniazid-rifampicin
21/10-
SK = 1,01 Isoniazid 1 x 400 mg 24/10 4 E
21/10-
MRS = 6 hari Pyrazinamid 3 x 500 mg 24/10 4 0
21/10-
DM tipe 2 Ethambutol 1 x 750 mg 24/10 4 0
21/10-
Pyridoxin 1 x 1 tab 24/10 4 0
22/10-
Acarbose 2 x 50 mg 24/10 3 0
20/10-
49. 24.71.39, kelas III K = PJK Diltiazem 3 x 30 mg 24/10 5 0
20/10-
65 thn/P/Askeskin Hipertensi Atenolol 1 x 50 mg 24/10 5 0
20/10-
KGDS = 269 ISDN 3 x 5 mg 24/10 5 0
20/10-
SK = 1,00 Alprazolam 1 x 0,5 mg 24/10 5 0
20/10-
MRS = 5 hari Aspilet 1 x 1 tab 24/10 5 F interaksi glucodex-aspilet
20/10-
TD = 150/80 Glucodex 1/2 tab pagi 24/10 5 C,F obat yang diberikan bukan yang -
23/10-
DM tipe 2 HCT tab 1/2 tab pagi 24/10 2 D paling efektif
Captopril 2 x 12,5 mg 24-Oct 1 0
K = Ulkus
50. 24.57.33, IIb kaki D-40% 2 fls iv 21-Oct 1 0 Tidak ada MTO
24/10-
# 24.61.26, kelas III P = SH Nacl 0,9% 20 tts/mnt 27/10 4 0 Tidak ada MTO
24/10-
70 thn/P/Askeskin antasida syr 4 x c II 29/10 6 0
24/10-
KGDS = 272 lactulosa syr 4 x c II 26/10 3 0
24/10-
SK = 1,3 ranitidin tab 2 x 150 mg 27/10 4 0
24/10-
MRS = 6 hari glucodex 1-1-0 1/2 h ac 29/10 6 0
24/10-
DM tipe 2 metformin 1 x 500 mg 29/10 6 0
24/10-
# 24.61.26, kelas III P = dispepsia RL 20 tts / mnt 28/10 5 0
24/10-
55 thn/P/Askeskin Cefotaxime inj 1 g/ 8jam 27/10 4 A penggunaan obat tidak sesuai untuk-
24/10-
KGDS = 287 Alprazolam 2 x 0,5 mg 27/10 4 0 kondisi penyakit
24/10-
SK = 0,8 Ranitidin inj 1 amp/12 jam 31/10 8 0
1 - 1 - 0 1/2 24/10-
MRS = 10 hari Glimepiride 3 mg hac 31/10 8 0
28/10-
DM tipe 2 Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg 30/10 3 0
28/10-
diet 1900 kalori Ranitidin tab 2 x 150 mg 31/10 4 0
31/10-
Omeprazole 1 x 2 tab 2/11 3 0
1/11-
Ofloxacin 2 x 400 mg 2/11 2 0
1 - 0 - 0 1/2 1/11-
tgl 1/11 T = 40 Glimepiride 3 mg hac 2/11 2 0
1/11-
tidur (-) Amitriptiline 1 x 25 mg 2/11 2 0
1/11-
Paracetamol tab 3 x 500 mg 2/11 2 0
10u-10u-10u 26/10 -
# 24.63.37, kelas III P = TB Paru Actrapid inj sc 28/10 3 0
26/10 -
71 thn/L/Askeskin Ampicilin inj 1 g/6 jam iv 03/11 3 0
26/10 -
KGDS = 243 gentamicin ijn 80 mg/12 jam 03/11 9 0
26/10 -
SK = 1,48 Nacl 0,9% 30 tts/mnt 29/11 4 0
29/10 -
MRS = 13 hari Gliseril guayakolat 4 x 1 tab 07/11 10 0
12u-12u-12u 29/10 -
DM tipe 2 Actrapid inj sc 03/11 6 0
03/11 -
Aminophilin tab 3 x 1 tab 07/11 5 0
1/2-1/2-0 1/2 04/11 -
Glucodex h ac 07/11 4 D interaksi INH-glucodex
05/11 -
Rifampicin 1 x 450 mg 07/11 3 E,D interaksi rifampicin-glucodex
05/11 -
INH 1 x 300 mg 07/11 3 E,D interaksi rifampicin-INH
05/11 -
Pyridoxin 1 x 1 tab 07/11 3 0
05/11 -
Pyrazinamid 3 x 500 mg 07/11 3 0
30/10 -
# 25.03.52, kelas III P = Anemia RI 20 tts/mnt 2/11 4 0
30/10 -
69 thn/L/Askeskin Dispepsia Ranitidin inj 1 amp/8 jam 31/11 2 0
30/10 -
KGDS = 237 Alprazolam 2 x 0,5 mg 5/11 7 0
30/10 -
SK = 1,14 Lansoprazole 2 x 30 mg 5/11 7 0
1 - 1 - 0 1/2 30/10 -
MRS = 7 hari Gliquidone hac 5/10 7 0
31/10 -
Hb=6,5 Amitriptiline 1 x 25 mg 3/11 4 0
31/10 -
# 25.33.36, kelas III P = Anxiety RI 30 tts/mnt 2/11 3 0 Tidak ada MTO
31/10 -
50 thn/P/askeskin Demam Omeprazole 1 x 1 tab 8/11 9 0
31/10 -
KGDS = 326 Dispepsia Paracetamol tab 3 x 500 mg 7/11 8 0
31/10 -
SK = 1,22 Alprazolam 3 x 0,5 mg 1/11 2 0
31/10 -
MRS = 9 hari Propanolol 3 x 10 mg 8/11 4 0
1 - 1 - 0 1/2 31/11 -
T = 40 Gliquidone hac 8/11 9 0
2/11 -
DM tipe 2 Alprazolam 2 x 0,5 mg 4/11 3 0
2/11 -
Ofloxacin 2 x 400 mg 4/11 3 0
5/11 -
metoclopramid tab 3 x 1 tab 7/11 3 0
5/11 -
Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg 8/11 4 0
02/11 -
# 24.53.36, kelas III P = Demam Captopril 2 x 12 ,5 07/11 7 0
02/11 -
65 thn/P/Askeskin gout Paracetamol 3 x 500 mg 05/11 4 0
02/11 -
KGDS = 260 Allopurinol 1 x 100 mg 03/11 2 0
02/11 -
SK = 1,14 K = Hipertensi Ranitidin 2 x 150 mg 03/11 2 A mencegah terjadi reaksi efek tak-
02/11 -
MRS = 6 hari Glimepiride 1 tab pagi 07/11 7 0 diinginkan
TD = 140/80
T = 41
02/11 -
# 25.90.04, IIb P = Dispepsia Lansoprazole 1 x 1 tab 04/11 3 0
45 thn/L/Askes 02/11 -
PNS ranitidin tab 2 x 150 mg 05/11 4 0
02/11 -
KGDS = 377 K = Hipertensi Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg 05/11 4 A penggunaan obat tidak sesuai dengan-
02/11 -
SK = 1,16 PJK Aspilet 1 x 1 tab 05/11 4 F kondisi penyakit
02/11 -
MRS = 4 hari Lisinopri 5 mg 1 x 1 tab 04/11 3 0
02/11 -
TD = 150/100 Glucodex 1 tab pagi 05/11 4 F interaksi glucodex-aspilet
03/11 -
DM tipe 2 RL 20 tts/ mnt 05/11 3 0
03/11 -
ISDN 3 x 1 tab 05/11 3 0
03/11 -
# 25.91.05, IIb K = Hipertensi RL 20 tts/ mnt 05/11 3 0
53 thn/L/Askes 03/11 -
PNS Cefotaxime inj 1 g/ 8jam 06/11 4 A penggunaan obat tidak sesuai dengan-
03/11 -
KGDS = 251 metoclopramid inj 1 amp/8 jam 06/11 4 0 kondisi penyakit.
03/11 -
SK = 1,38 Amitriptiline 1 tab malam 06/11 4 0
1 - 1 - 0 1/2
MRS = 4 hari Glucodex hac 3-Nov 1 0
03/11 -
TD = 140/90 Captopril 3 x 12,5 mg 06/11 4 0
04/11 -
DM tipe 2 Glimepiride 3 mg 1 tab pagi 06/11 3 0
05/11 -
Furosemid tab 1 tab pagi 06/11 2 0
05/11 -
# 25.94.28, IIb K = Hipertensi RL 20 tts/ mnt 08/11 4 0
05/11 -
61thn/L/Askes PNS Ceftriaxone inj 1 g/ 12jam 08/11 4 A penggunaan obat tidak sesuai dengan-
05/11 -
KGDS = 323 ISDN 3 x 1 tab 11/11 7 0 kondisi penyakit.
05/11 -
# 25.45.35, IIb P = PSMBA RL 20 tts/ mnt 0911 5 0 Tidak ada MTO
Asam tranexamat 05/11 -
54thn/P/Askes PNS Dispepsia inj 1 amp/ 8jam 0911 5 0
ulkus 05/11 -
KGDS = 208 peptikum Ranitidin inj 1 amp/ 8jam 0911 5 0
05/11 -
SK = 0,9 Cefotaxime inj 1 g/ 12jam 08/11 4 0
05/11 -
MRS = 8 hari Lansoprazole 2 x 1 tab 12/11 8 0
05/11 -
DM tipe 2 Sucralfat tab 3 x 1 tab 12/11 8 0
05/11 -
Dexanta Syr 3xC1 07/11 3 0
05/11 -
Glimepiride 2 mg 1 tab pagi 12/11 8 0
06/11 -
# 25.09.11, IIb P = GE RI 20 tts/ mnt 10/11 5 0 Tidak ada MTO
06/11 -
62 thn/L/UM Glimepiride 2 mg 1-0-0 1/2 hac 10/11 5 0
06/11 -
KGDS = 227 Cotrimoxazol 2 x 2 tab 10/11 5 0
07/11 -
SK = 0,88 Multivitamin tab 2 x 1 tab 8/11 2 0
MRS = 5 hari
DM tipe 2
8/11 -
# 25.56.54, IIb P = Dispepsia Ciprofloxacin 2 x 500 mg 16/11 9 0
45 thn/L/Askes Batuk 8/11 -
PNS kering Interhistin 3 x 1 tab 16/11 9 0
8/11 -
KGDS = 212 ranitidin tab 2 x 150 mg 13/11 6 0
8/11 -
SK = 0,88 Glucodex 1-1-0 1/2 hac 16/11 9 0
10/11 -
MRS = 8 hari Nacl 0,9 % 20 tts / mnt 13/11 4 0
Dextrometorphan 11/11 -
DM tipe 2 Syr 3xC1 16/11 7 0
12/11 -
Gliseril guayakolat 3 x 1 tab 16/11 6 A penggunaan obat tidak sesuai dengan-
kondisi penyakit.
8/11 -
# 25.93.01, IIb P = Demam Nacl 0,9 % 20 tts / mnt 12/11 5 0 Tidak ada MTO
8/11 -
47 thn/P/Askes PNS Glibenklamid 1-1-0 1/2 hac 12/11 5 0
8/11 -
KGDS = 224 Cefotaxime inj 1 g/ 8 jam 12/11 5 0
8/11 -
SK = 1,3 metformin 1 x 500 mg 12/11 5 0
8/11 -
MRS = 5 hari paracetamol 3 x 500 mg 12/11 5 0
T = 40
09/11 -
# 24.97.46, IIb K= Hipertensi RI 20 tts / mnt 12/11 4 0 Tidak ada MTO
09/11 -
66 thn/P/UM ISK Captopril 3 x 12,5 mg 11/11 3 0
1 - 0 - 0 1/2 09/11 -
KGDS = 236 Glucodex hac 16/11 8 0
09/11 -
SK = 1,16 Ciprofloxacin 2 x 500 mg 16/11 8 0
T = 41
09/11 -
67. 25.45.32, IIb P = Dispepsia Nacl 0,9 % 20 tts / mnt 13/11 5 0
ulkus 09/11 -
55 thn/P/Askes PNS peptikum Ciprofloxacin 2 x 500 mg 13/11 5 D interaksi ciprofloxacin-sucralfat
09/11 -
KGDS = 214 Lansoprazole 1 x 1 tab 16/11 8 0
TD = 150/100
17/11 -
69. 25.32.06, IIb P = TB Paru Nacl 0,9 % 20 tts / mnt 19/11 3 0
1 amp/12 jam 17/11 -
41thn/L/Askes PNS Dispepsia Ranitidin inj iv 19/11 3 0
17/11 -
KGDS = 231 Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg 23/11 7 0
17/11 -
SK = 1,15 Rifampicin 1 x 450 mg 23/11 7 E,D interaksi rifampicin-INH
17/11 -
MRS = 7 hari INH 1 x 400 mg 23/11 7 E,D interaksi gliquidone-INH
Tgl 21/11 = sakit 17/11 -
lutut kiri Pyridoxin 1 x 1 tab 23/11 7 0
17/11 -
DM tipe 2 Pyrazinamid 3 x 500 mg 23/11 7 0
17/11 -
Ethambutol 1 x 500 mg 23/11 7 0
17/11 -
Ethambutol 1 x 250 mg 23/11 7 0
17/11 -
Gliquidone 1 tab pagi 23/11 7 D interaksi gliquidone-rifampicin
19/11 -
Lansoprazole 1 x 1 tab 23/11 5 0
21/11 -
Meloxicam tab 2 x 7,5 mg 23/11 3 0
20/11 -
70. 25.45.68, IIb RI 20 tts / mnt 23/11 4 0 Tidak ada MTO
1 amp/6 jam
60thn/P/Askes PNS K= Hipertensi Furosemid inj iv 20-Nov 1 0
ulkus 20/11 -
KGDS = 259 peptikum Lisinopril 1 x 5 mg 23/11 4 0
20/11 -
SK = 1,00 Alprazolam 2 x 0,5 mg 27/11 8 0
3/12 -
73. 25.81.96, IIb P = Dispepsia RI 20 tts / mnt 5/12 3 0 Tidak ada MTO
50thn/ L / Askes 3/12 -
PNS Demam ranitidin tab 2 x 150 mg 17/12 15 0
3/12 -
KGDS = 275 Captopril 2 x 50 mg 5/12 3 0
3/12 -
SK = 1,02 K= Hipertensi Paracetamol tab 3 x 1 tab 12/12 10 0
3/12 -
MRS = 15 hari Glucophage 3 x 500 mg 17/12 15 0
4/12 -
TD =140/100 metoclopramid inj 1 amp/ 8 jam 6/12 3 0
4/12 -
T = 40 Lansoprazole 1 x 1 tab 16/12 13 0
7/12 -
DM tipe 2 Bisoprolol 5 mg 1 x 1/2 tab 11/12 5 0
7/12 -
Alprazolam 2 x 0,5 mg 16/12 10 0
4/12 -
74. 25.45.57, IIb K = PJK Nacl 0,9 % 20 tts / mnt 8/12 5 0 Tidak ada MTO
43thn/ L / Askes 4/12 -
PNS P = ISK ranitidin tab 1 amp/ 8 jam 8/12 5 0
4/12 -
KGDS = 311 Dispepsia ISDN 3 x 1 tab 9/12 6 0
K=gangren 4/12 -
75. 25.43.22, IIb diabetik Nacl 0,9 % 20 tts / mnt 8/12 5 0 Tidak ada MTO
68thn/ L / Askes 10u-10u-10u 4/12 -
PNS ISK Mixtrad sc 5/12 2 0
4/12 -
KGDS = 239 Clindamicin tab 4 x 300 mg 13/12 10 0
4/12 -
SK = 1,00 Pentoxypilin 3 x 400 mg 9/12 6 0
4/12 -
MRS = 10 hari Aspilet 1 x 80 mg 13/12 10 0
4/12 -
DM tipe 1 Ceftiaxone inj 1 amp/ 12 jam 8/12 5 0
4/12 -
diet 1700 kalori Nebacetin powder 10/12 7 0
5/12 -
Tramadol 3 x 50 mg 6/12 2 0
5/12 -
Lansoprazole 1 x 1 tab 13/12 9 0
14u-14u-14u 6/12 -
Mixtrad sc 13/12 8 0
7/12 -
Natrium diclofenak 3 x 1 tab 8/12 2 0
9/12 -
Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg 13/12 5 0
9/12 -
Meloxicam tab 2 x 15 mg 13/12 5 0
6/12 -
76. 25.43.67, IIb P = ISK RI 20 tts / mnt 9/12 4 0
6/12 -
42thn/ P / KPA Glimepiride 3 mg 1 tab pagi 17/12 12 0
6/12 -
KGDS = 217 Cotrimoxazole 2 x 2 tab 17/12 12 0
6/12 -
SK = 1,2 Tramadol 2 x 50 mg 9/12 4 0
9/12 -
MRS = 12hari Alprazolam 2 x 0,5 mg 17/12 9 0
10/12 -
Tidur (-) Natrium diclofenak 2 x 50 mg 17/12 8 0
10/12 -
BAB (-) = 4 hari Omeprazole 2 x 1 tab 17/12 8 A mencegah terjadinya reaksi obat -
1 tab.sub
77. 25.75.71, IIb K= Hipertensi Captopril 25 mg lingual 9-Des 1 0 Tidak ada MTO
49thn/ L / Askes setiap 15
PNS menit
10/12 -
78. 25.92.67, kelas III P= Susp,tumor RI 20 tts / mnt 13/12 4 0
10/12 -
24thn/ P / Askeskin abdomen Actrapid inj 8u-8u-8u sc 20/12 11 0
11/12 -
KGDS = 244 Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg 20/12 10 0
11/12 -
SK = 0,75 Tramadol 2 x 50 mg 16/12 6 0
11/12 -
MRS = 11 hari Urinter 2 x 1 tab 20/12 10 G obat tidak dibeli
17/12 -
DM tipe 1 Multivitamin 2 x 1 tab 18/12 2 0
11/12 -
79. 25.37.53, IIb P = Dispepsia RI 30 tts / mnt 14/12 4 0 Tidak ada MTO
11/12 -
42thn/ L / PT ISK Lansoprazole 1 x 1 tab 15/12 5 0
11/12 -
KGDS = 316 Glimepiride 3 mg 1 tab pagi 15/12 5 0
12/12 -
SK = 1,00 metoclopramid tab 3 x 1 tab 15/12 4 0
13/12 -
MRS = 5 hari Sanprima F 2 x 1 tab 15/12 3 0
DM tipe 2
14/12 -
80. 25.75.97, IIb P = GE RI 20 tts / mnt 17/12 4 0 Tidak ada MTO
55thn/ P / Askes 14/12 -
PNS Glimepiride 3 mg 1 tab pagi 20/12 7 0
15/12 -
KGDS = 241 Cotrimoxazole 2 x 2 tab 20/12 6 0
15/12 -
SK = 0,9 metoclopramid tab 3 x 1 tab 20/12 6 0
MRS = 7 hari
21/12 -
# 25.53.81, IIb P = TB Paru Nacl 0,9 % 20 tts / mnt 6/12 17 0
21/12 -
45thn/ L / KPA Demam Paracetamol 3 x 1 tab 23/12 3 E interaksi paracetamol-INH, terjadi-
21/12 -
KGDS = 386 Ofloxacin 2 x 200 mg 23/12 3 0 efek tak dikehendaki yaitu-
1 - 1 - 0 1/2 21/12 -
SK = 1,10 Gliquidone hac 2/1 13 0 hepatotoksik, tgl 24/12 :SGOT=23
22/12 -
MRS = 17 hari Cefotaxime inj 1 g/ 8 jam 2/1 12 0 SGPT=83
tgl 22/12 : 23/12 -
SGOT=14 Rifampicin 1 x 450 mg 6/1 15 E,D interaksi rifampicin-INH
23/12 -
SGPT=15 INH 1 x 300 mg 6/1 15 E,D interaksi gliquidone-INH
23/12 -
DM tipe 2 Pyrazinamid 3 x 500 mg 6/1 15 0
23/12 -
T = 41 Ethambutol 1 x 750 mg 6/1 15 0
2 - 1 - 0 1/2
Gliquidone hac 3/1 - 6/1 4 D interaksi gliquidone-rifampicin
23/12 -
82. 25.67.62, IIb P = Dispepsia RI 20 tts / mnt 28/12 6 0
23/12 -
51thn/ P / U ranitidin inj 1 amp/ 12 jam 27/12 6 0
23/12 -
KGDS = 245 Tramadol 2 x 50 mg 25/12 3 A penggunaan obat tidak sesuai dengan-
23/12 -
SK = 1,31 K= Hipertensi Captopril 25 mg 2 x 1 tab 28/12 6 0 kondisi penyakit.
23/12 -
MRS = 6 hari PJK Metformin 3 x 500 mg 28/12 6 0
24/12 -
DM tipe 2 Domperidon 3 x 1 tab 28/12 5 0
24/12 -
TD = 160/110 Ceftriaxone inj 1 g/ 24 jam 28/12 5 0
24/12 -
Tgl 26/12 T = 40 Adalat Oros 1 x 1 tab 28/12 5 0
26/12 -
Paracetamol 3 x 1 tab 28/12 3 0
K= 26/12 -
83. 25.65.03, IIb Hipoglikemi Dextrose 5 % 20 tts / mnt 31/12 7 0
26/12 -
60thn/ P / KPA D-40% 2 amp drip 27/12 2 0
K=gangren 28/12 -
84. 25.13.66, IIb diabetik Nacl 0,9 % 20 tts / mnt 4/1 7 0 Tidak ada MTO
18u-18u-18u 28/12 -
57thn/ P / U Mixtard sc 4/1 7 0
29/12 -
KGDS > 312 Aspilet 1 x 80 mg 4/1 6 0
29/12 -
SK = 1,00 Ranitidin inj 1 amp/ 8 jam 4/1 6 0
29/12 -
MRS = 8 hari Ceftriaxone inj 1g / 12 jam 4/1 6 0
29/12 -
DM tipe 1 Pentoxyphilin 3 x 400 mg 4/1 6 0
07/01 -
88. 25.75.68, IIb K = Hipertensi Glucophage 500 2 x 1 tablet 11/01 6 0 Tidak ada MTO
1 amp / 12 07/01 -
53 thn / L / U Furosemide Inj jam 8/01 2 0
1 - 1 - 0 1/2 07/01 -
KGDS = 251 Glimepiride 3 mg hac 11/01 5 0
07/01 -
SK = 1,31 Captopril 12,5 3 x 1 tablet 08/01 2 0
08/01 -
MRS = 5 hari Vaisartan 80 1 x 1 tablet 11/01 4 0
09/01 -
TD =160/100 Furosemide tablet 1 x 1 tablet 11/01 3 0
DM tipe 2
07/01 -
89. 25.95.32, kelas III P = Dispepsia RI 20 tts / mnt 09/01 3 0 Tidak ada MTO
60 thn / P / 1 - 0 - 0 1/2 07-01 -
Askeskin Gliquidone hac 19/01 4 0
07/01 -
KGDS = 309 Omeprazole 1 x 1 tablet 10/01 4 0
09/01 -
SK = 1,3 Metoclopramid tab 3 x 1 tablet 10/01 2 0
09/01 -
MRS = 4 hari Glucophage 500 2 x 1 tablet 10/01 2 0
DM tipe 2
90. 25.81.97, IIb K = Hipertensi NACL 0,9 % 20 tts / mnt 9-Jan 1 E kontra indikasi
09/01 -
46 thn / P / KPA P = Dispepsia Captopril 12,5 2 x 1 tab 12/01 4 0
09/01 -
KGDS = 210 Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg 16/01 8 A penggunaan obat tidak sesuai dengan-
09/01 -
SK = 1,2 Omeprazole 1 x 1 tab 16/01 8 0 kondisi penyakit .
1 - 0 - 0 1/2 09/01 -
MRS = 8 hari Gliquidone hac 16/01 8 0
10/01 -
TD = 140/100 Tensifar 5 mg 1 x 2 tab 12/01 3 G obat tidak dibeli
DM tipe 2
10/01 -
91. 25.99.25, kelas III K = Hipertensi RI 20 tts / mnt 16/01 7 0
58 thn / L / 1 amp / 12 10/01 -
Askeskin P = Dispepsia Ranitidin inj jam 16/01 7 0
1 amp / 12 10/1,14/1
KGDS = 281 Furosemide Inj jam ,16/01 1+3 0
1 tab pagi 1/2 10/01 -
SK = 0,8 Gliquidone hac 13/01 4 0
11/01 -
MRS = 9 hari Glucophage 3 x 500 mg 13/01 3 0
12/01 -
TD = 140/90 Ceffriaxone Inj 1g / 12 jam 16/01 5 A penggunaan obat tidak sesuai dengan-
8 u- 0 - 8u 1/2 12/01 -
DM tipe 2 Mixtard Inj hac 16/01 5 0 kondisi penyakit.
17/01 -
Mixtard 12u - 0 - 12u 18/01 2 0
17/01 -
Furosemide tablet 2 x 1 tab 18/01 2 0
17/01 -
Omeprazole tablet 2 x 1 tab 18/01 2 0
17/01 -
Antasida tab 3 x 1 tab 18/01 2 0
11/01 -
92. 25.98.55, IIb K = Hipertensi RI 20 tts/ mnt 16/01 6 0 Tidak ada MTO
11/01 -
47 thn / P / KPA PJK Captopril 3 x 25 mg 19/01 9 0
11/01 -
KGDS = 278 Neurodex 2 x 1 tab 25/01 15 0
11/01 -
SK = 1,02 P = Dispepsia Alprazolam 2 x 0,5 mg 23/01 13 0
11/01 -
MRS = 15 hari Omeprazole 1 x 1 tab 13/01 3 0
11/01 -
TD = 140/100 ISDN 3 x 1 tab 24/01 14 0
11/1-
12/1,19/1
tgl 13/1 T = 40 Metformin 3 x 500 mg -25/1 2+7 0
1 amp / 12 12/01 -
DM tipe 2 Ranitidin inj jam 16/01 5 0
13/01 -
Mixtard 8 u - 0 - 8u 25/01 12 0
13/01 -
Paracetamol 3 x 500 mg 19/01 7 0
14/01 -
Omeprazole 2 x 1 tab 20/01 7 0
14/01 -
Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg 23/01 10 0
20/01 -
Captopril 2 x 25 mg 25/01 6 0
93. 25.99.25, kelas III P = GE RI 10 tts / mnt 12-Jan 1 0 Tidak ada MTO
61 thn / P / 12/01 -
Askeskin Ranitidin inj 1 amp / 8 jam 16/01 5 0
1 amp / 12 12/01 -
KGDS = 342 Metoclopramid inj jam 19/01 8 0
2 tablet tiap 12/01 -
SK = 1,05 Loperamid tab mencret 14/01 3 0
1 - 0 - 0 1/2 12/01 -
MRS = 8 hari Glucodex hac 19/01 8 0
13/01 -
tidur (-) RI 20 tts/mnt 19/01 7 0
14/01 -
DM tipe 2 Ciprofloxacin tab 2 x 500 mg 16/01 3 0
17/01 -
Omeprazole 1 x 1 tab 19/01 3 0
17/01 -
Alprazolam 0,5 mg 2 x 1 tab 19/01 3 0
17/01 -
DMP Syr 3 x c1 19/01 3 0
14/01 -
94. 25.37.42, IIb K = Hipertensi Lisinopril 10 mg 1 x 1 tablet 19/01 6 0
62 thn / L / Askes 14/01 -
PNS Bisoprolol 1 x 1/2 tablet 19/01 6 0
14/01 -
KGDS = 234 P = Dispepsia Furosemid tablet 1 x 1 tablet 19/01 6 0
14/01 -
SK = 1,2 Cefriaxon inj 1 g / 12 jam 19/01 6 A penggunaan obat tidak sesuai dengan-
1 amp / 12 14/01 -
MRS = 6 hari Ranitidin inj jam 16/01 3 0 kondisi penyakit.
14/01 -
TD = 160/90 RI 20 tts / mnt 19/01 6 0
1 - 0 - 0 1/2 14/01 -
Kol.T = 215 Gliquidone hac 19/01 6 0
1 tablet 15/01 -
DM tipe 2 Simvastatin 10 mg malam 19/01 5 0
17/01 -
Lansoprazol 1 x 1 tablet 19/01 3 0
22/01 -
95. 25.96.24, kelas III P = Bisul RI 20 tts/mnt 24/01 3 0 Tidak ada MTO
32 thn / P / 23/01 -
Askeskin Cefotaxime inj 1g / 8 jam 29/01 7 0
23/01 -
KGDS = 363 Ranitidin inj 1 amp / 8 jam 28/01 6 0
24/01 -
96. 25.53.80, IIb K = Hipertensi Bisoprolol 5 mg 1 x 1 tab 29/01 6 0 Tidak ada MTO
24/01 -
84 thn / L / U P = Demam Glimepiride 2 mg 1 tablet pagi 29/01 6 0
25/01 -
KGDS = 205 Cefotaxime inj 1 g / 8 jam 29/01 5 0
Keterangan :
L : Laki-laki
P : Perempuan LDL :low density lipoproptein A : terapi obat yang tidak perlu
KPA : Komite Peralihan Aceh ISK :Infeksi Saluran Kencing C : terapi obat tidak efektif
KGDS : Kadar Gula Darah Sewaktu masuk rumah
sakit(mg/dl) PJK :Penyakit Jantung Koroner D : dosis terlalu rendah
SK : Kreatinin Serum sewaktu masuk rumah sakit(mg/ml) SH :Sirosis Hepatik E : reaksi obat merugikan
MRS : Lama masuk rumah sakit (hari) GE :Gastroenteritis F : dosis terlalu tinggi
PSMBA :Pendarahan Saluran Makan
MTO : Masalah Terapi Obat Bagian Atas G : kebutuhan obat tidak terpenuhi
Aspilet
(asam asetil Meningkatkan efek hipoglikemik dari
10 glucodex salisilat) Salisilat meningkatkan pengeluaran insulin basal.**** glucodex.***
Meningkatkan efek hipoglikemik dari
11 glimepiride Aspilet Salisilat meningkatkan pengeluaran insulin basal.**** glucodex.***
Meningkatkan efek hipoglikemik dari
12 glibenklamid Aspilet Salisilat meningkatkan pengeluaran insulin basal.**** glibenklamid.***
Meningkatkan efek hipoglikemik dari
13 gliquidone Aspilet Salisilat meningkatkan pengeluaran insulin basal.**** gliquidone.***
*** : Sukandar, Y,E,. dkk. (2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI