Anda di halaman 1dari 17

JURNAL

KAJIAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN (SP3) DI UPT


TALAGABODAS KECAMATAN LENGKONG KOTA BANDUNG
TAHUN 2016

(Gugum Pamungkas, Desnia Widyaastuti)

DOSEN PENGAMPU : Ns. Yusnilawati. S.Kep, M.Kep

OLEH :

SYIFA INAYATI (G1B119023)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

KAJIAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS (SP3) DI


UPT PUSKESMAS TALAGABODAS KECAMATAN LENGKONG KOTA
BANDUNG TAHUN 2016

Gugum Pamungkas, Desnia Widyastuti


Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Dharma Husada Bandung,

ABSTRAK
Salah satu pemantapan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan melalui
pengumpulan data di Puskesmas yaitu melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Puskesmas (SP3). Berdasarkan Rekapitulasi Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas di
Kota Bandung Tahun 2014, ditemukan masalah kurang baik dan belum maksimalnya
pencatatan dan pelaporan Puskesmas. Di dalam Kriteria Pengelompokan Akhir Penilaian
Kinerja Puskesmas (PKP) Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014, UPT Puskesmas
Talagabodas mempunyai kriteria kurang dengan nilai akhir paling rendah yaitu 79,21
dibandingkan dengan Puskesmas lain. Tujuan Penelitian : Untuk mengkaji SP3 dari
aspek input, proses, dan output.
Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif, teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling, informan kunci dalam penelitian ini adalah
Koordinator Laporan di Dinas Kesehatan Kota Bandung, informan utama adalah seluruh
petugas program di UPT Puskesmas Talagabodas yang berjumlah 7 orang.
Hasil penelitian menunjukkan tenaga kesehatan dan sarana prasarana belum
mencukupi, formulir SP3 sudah mencukupi, sumber dana SP3 berasal dari APBN/APBD,
sebagian besar program di Puskesmas telah menggunakan teknologi informasi namun
jaringannya masih sering erorr, laporan maksimal dikirimkan ke Dinas tanggal 5 setiap
bulannya. Laporan yang dikirimkan ke Dinas tidak mengalami keterlambatan dan sudah
lengkap. Aspek Proses masih terdapat kekurangan. Aspek Output belum sepenuhnya
akurat, laporan dari Jejaring terkadang mengalami keterlambatan. Feedback dari Dinas
berupa Bimbingan Teknis. Hasil pengolahan data SP3 sebagai acuan untuk evaluasi
kinerja Puskesmas, penyusunan rencana tahunan serta penilaian kinerja Puskesmas.

Kata Kunci : Sistem pencatatan dan pelaporan, Sistem Informasi Kesehatan, Puskesmas.
Kepustakaan : 27 buah (2006-2016)

PENDAHULUAN Berdasarkan Kriteria Pengelompokan


Pemerintah mempunyai tanggung Akhir Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)
jawab untuk menyelenggarakan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun
pembangunan kesehatan sebagai bagian 2014, dari 30 UPT Puskesmas, UPT
penting dalam mencapai tujuan Puskesmas Talagabodas mempunyai
pembangunan nasional. Tujuan kriteria kurang dengan nilai akhir 79,21.
pembangunan kesehatan seperti Kriteria tersebut berdasarkan penilaian
tercantum dalam Sistem Kesehatan upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan
Nasional adalah tercapainya kemampuan pengembangan, manajemen, serta mutu.
hidup sehat bagi setiap penduduk agar Disamping itu, menurut Perbandingan
dapat mewujudkan derajat kesehatan Cakupan, Manajemen dan Mutu Penilaian
yang optimal sebagai salah satu unsur Kinerja Puskesmas (PKP) Dinas
kesejahteraan umum dari tujuan nasional Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012-
(Perpres No. 72 Tahun 2012 tentang 2014, UPT Puskesmas Talagabodas
Sistem Kesehatan Nasional). mempunyai nilai cakupan yang mengalami
penurunan yaitu 84,26 (Tahun

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 109


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

2012), 69,53 (Tahun 2013) dan 56,84 (SP3) di UPT Puskesmas Talagabodas
(Tahun 2014). Nilai cakupan UPT Kec. Lengkong Kota Bandung Tahun
Puskesmas Talagabodas pada tahun 2014 2016. Penelitian ini dilakukan di UPT
tersebut merupakan nilai yang paling kecil Puskesmas Talagabodas Kecamatan
dari 30 UPT Puskesmas yang ada di Kota Lengkong Kota Bandung. Informan
Bandung (Laporan Penilaian Kinerja penelitian ini berjumlah 8 orang yang
Puskesmas Kota Bandung, 2014). meliputi informan kunci dan informan
Hasil studi pendahuluan di Dinas utama. Informan kunci dalam penelitian
Kesehatan Kota Bandung bagian Pusat ini berjumlah 1 orang yaitu Koordinator
Data dan Informasi, diperoleh informasi Laporan di Dinas Kesehatan Kota
bahwa secara umum, permasalahan yang Bandung. Sedangkan informan utamanya
terjadi pada Sistem Pencatatan dan berjumlah 7 orang yaitu petugas program
Pelaporan Puskesmas (SP3) di Kota kesehatan lingkungan, petugas program
Bandung adalah laporan yang dikirimkan Promosi Kesehatan, Petugas KIA dan KB,
kurang akurat. Permasalahan mengenai Petugas Gizi, Petugas P2M (Pencegahan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Penyakit Menular) dan Imunisasi, Petugas
Puskesmas (SP3) yang kurang akurat Balai Pengobatan, Petugas Perkesmas
tersebut, salah satunya disebabkan oleh (Perawatan Kesehatan Masyarakat) dan
petugas tata usaha di Puskesmas yang Upaya Kesehatan Indera. Metode yang
bukan dari latar belakang kesehatan, digunakan adalah wawancara mendalam,
sehingga mereka tidak memahami yang diharapkan peneliti akan mengetahui
sepenuhnya mengenai sistem pencatatan hal-hal yang lebih mendalam tentang
dan pelaporan tersebut. Laporan yang informan dalam
diberikan dari petugas program yang menginterpretasikan situasi dan
diberikan kepada bagian tata usaha fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tersebut disalin sesuai dengan yang tidak bisa ditemukan melalui observasi.
tertera. Permasalahan lain yang Adapun pelaksanaannya menggunakan
diungkapkan oleh informan antara lain alat bantu perekam suara dan dicatat
fasilitas yang belum mendukung, karena secara langsung hal-hal intinya. Waktu
pencatatan dan pelaporan masih manual dilaksanakannya setelah ada kesepakatan
dan belum menerapkan sistem informasi terlebih dahulu dengan informan untuk
berbasis komputerisasi dalam pencatatan menjaga kerahasiaannya.
dan pelaporan tersebut atau yang biasa HASIL
disebut Sistem Informasi Manajemen 1. SP3 dari aspek Input (masukan) di
Puskesmas (SIMPUS). UPT Puskesmas Talagabodas
Dari uraian yang telah Pengetahuan mengenai Sistem
dikemukakan sebelumnya, maka penulis Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
tertarik untuk mengkaji Sistem (SP3)
Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Pengetahuan tentang SP3 menurut
(SP3) melalui pendekatan sistem yang informan 5 sebagai Koordinator Laporan
dapat dilihat dari beberapa permasalahan di Dinas Kesehatan Kota Bandung adalah
yang mencakup aspek awal/input, tata cara pencatatan dan pelaporan yang
proses, dan output di UPT Puskesmas lengkap untuk pengelolaan Puskesmas
Talagabodas Kecamatan Lengkong Kota meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan
Bandung Tahun 2016. kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil
METODE yang dicapai oleh Puskesmas, dalam arti
Jenis penelitian yang digunakan tidak hanya laporan-laporan bulanan,
dalam penelitian ini adalah deskriptif dalam manajemen diperlukan adanya data
kualitatif dengan pendekatan yang akurat, tepat waktu dan kontinyu
fenomenologi yaitu peneliti mencoba serta mutakhir secara periodik.
memahami subjek dari sudut pandang Pengetahuan SP3 Menurut Informan
subjek sendiri mengenai Kajian Sistem Utama Pengetahuan SP3 menurut
Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas informan 1, Petugas Program Perkesmas

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 110


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

dan Upaya Kesehatan Indera adalah setiap jumlahnya. Menurut informan 3, jumlah
kegiatan yang dilaksanakan dan perawat yang dibutuhkan UPT Puskesmas
didokumentasikan. Pengetahuan SP3 Talagabodas berjumlah paling sedikit 4
menurut Informan 2, Petugas Program orang. Jumlah Tenaga gizi, Tenaga
Kesehatan Lingkungan adalah suatu kesehatan gizi dirasakan masih kurang
kegiatan pencatatan dan pelaporan secara yaitu berjumlah 1 orang. Menurut
rutin tentang kegiatan yang dilakukan informan 6, untuk pelaksanaan program
yang dilaporkan setiap bulan. Pengetahuan gizi di UPT Puskesmas Talagabodas
SP3 menurut informan 3, Petugas Program dibutuhkan minimal 2 orang tenaga, yaitu
P2M (Pemberantasan Penyakit Menular) satu orang melakukan kegiatan dalam
dan Imunisasi adalah suatu kegiatan yang gedung dalam hal kegiatan konseling gizi
hasilnya harus dilaporkan pencatatan dan yang lainnya melakukan kegiatan luar
merupakan tanda bukti autentik dalam gedung. Jumlah Tenaga Promosi
melakukan suatu pekerjaan. Pengetahuan Kesehatan Jumlah tenaga promosi
SP3 menurut informan 4, Petugas Program kesehatan terbatas, sehingga program
Promosi Kesehatan adalah hasil kegiatan promosi kesehatan memberdayakan tenaga
di luar gedung dan dalam gedung yang yang ada. Jumlah Tenaga dokter umum
dilaporkan ke Dinas setiap bulanan, Dokter umum di UPT Puskesmas
triwulanan dan tahunan Pengetahuan SP3 Talagabodas berjumlah 2 orang, jumlah
menurut informan 8, Petugas Program tersebut sudah mencukupi menurut
KIA dan KB adalah sistem pencatatan petugas program balai pengobatan. Jumlah
yang dilakukan hasil dari kegiatan, Tenaga Bidan Menurut petugas program
KIA dan KB, ketersediaan tenaga bidan di
contohnya untuk program KIA dan KB
UPT Puskesmas
untuk selanjutnya dilaporkan ke Dinas
Talagabodas sudah mencukupi.
Kesehatan sebagai bukti tertulis. Berdasarkan pernyataan seluruh informan
Pengetahuan SP3 menurut informan 7, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan
Petugas Program Balai Pengobatan adalah tenaga kesehatan sebagai pemegang
sistem pencatatan yang setiap bulannya program serta pengelola Sistem
dilaporkan, untuk program balai Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
pengobatan, pencatatan meliputi jumlah (SP3) di UPT Puskesmas Talagabodas
penyakit, kunjungan, rujukan dan penyakit untuk tenaga kesehatan lingkungan,
terbanyak untuk selanjutnya dilaporkan ke tenaga gizi, tenaga promosi kesehatan,
Dinas Kesehatan. tenaga perawat yang memegang program
Jumlah Tenaga Kesehatan P2M dan Imunisasi serta program
Jumlah Tenaga Kesehatan Perkesmas dan Upaya Kesehatan Indera
Lingkungan dari hasil wawancara dengan belum mencukupi jumlahnya.
petugas kesehatan lingkungan didapatkan Sedangkan tenaga dokter umum
informasi bahwa tenaga kesehatan (pemegang program balai pengobatan)
lingkungan yang ada di UPT Puskesmas dan bidan (pemagang program KIA dan
Talagabodas berjumlah 2 orang. Jumlah KB) sudah mencukupi jumlahnya.
tersebut masih dirasakan kurang, karena Kualifikasi Pendidikan
dalam satu UPT Puskesmas memegang 7 Berdasarkan data dari Laporan
Kelurahan. Kelurahan yang dimaksud Tahunan UPT Puskesmas Talagabodas
tersebut adalah Kelurahan Malabar, Tahun 2014, diketahui bahwa petugas
Kelurahan Burangrang, Kelurahan pemegang program Kesehatan Lingkungan
Cikawao, Kelurahan, Jumlah Tenaga berlatar belakang pendidikan SPPH,
PerawatMenurut petugas program petugas pemegang program P2M dan
Perkesmas dan Upaya Kesehatan Indera Imunisasi serta Perkesmas dan Upaya
serta petugas program P2M Kesehatan Indera berlatar belakang
(Pemberantasan Penyakit Menular) dan pendidikan D3 Akademi Keperawatan,
Imunisasi, jumlah tenaga perawat di UPT petugas program gizi berlatar belakang
Puskesmas Talagabodas masih kurang pendidikan SPAG, petugas KIA dan KB

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 111


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

berlatar belakang pendidikan D3 data menjadi informasi kesehatan.


Kebidanan, petugas program balai Permasalahan yang berhubungan dengan
pengobatan berlatar belakang pendidikan data SP3 yang tidak akurat sedikitnya
profesi dokter. Sedangkan petugas akan berkurang dengan adanya pelatihan
program promosi kesehatan berlatar mengenai data SP3. Kadang pemahaman
belakang pendidikan D3 Kebidanan. Hal orang masih berbeda misalnya pengisian
lainnya diungkapkan penanggung jawab formulir isian laporan ternyata pemahaman
Promosi Kesehatan yang menyebutkan petugas Kesling di UPT dan di Jejaring
bahwa tenaga kesehatan program promosi berbeda dan belum ada koreksi dari Dinas
kesehatan (promkes) seharusnya berasal Kesehatan, belum ada feedbacknya apakah
dari latar belakang SKM (Sarjana sudah benar atau belum pengisian laporan
Kesehatan Masyarakat), sedangkan di tersebut, seperti program kesehatan
UPT Puskesmas Talagabodas dipegang lingkungan terdapat kata-kata : berapa
oleh bidan, sehingga Puskesmas yang diperiksa?; berapa yang memenuhi
memberdayakan tenaga yang ada karena syarat?; ada berapa keluarga yang
keterbatasan tenaga. memakai sarana air
Pelatihan SP3 bersih yang memenuhi syarat?;berapa
Bentuk pelatihan yang biasa pengguna…?, terdapat kata “pengguna”
dilakukan untuk SP3 adalah pengolahan, atau “pemakai”, pernah didiskusikan
perekapan dan penyajian data menjadi mengenai perbedaan definisi dari kedua
informasi kesehatan, secara langsung ada kata tersebut, tetapi masih tetap rancu,
dua bentuk pelatihan yaitu pelatihan data belum mengerti, lupa cara pengisian ke
SP3 dan pelatihan komputer. Dari hasil dalam format laporan (I2). Contoh
wawancara diketahui bahwa petugas kutipan tersebut merupakan sebagian
program kesehatan lingkungan sudah kecil dari permasalahan petugas yang
pernah mengikuti pelatihan mengenai SP3, belum sepenuhnya mengerti mengenai
tetapi untuk sistem yang baru yaitu data SP3 yang mereka harus isi dan
SIKDA belum pernah mengikutinya. laporkan secara periodik, walaupun
Petugas program KIA dan KB belum terlihat sepele, tapi hal tersebut dapat
pernah mengikuti pelatihan mengenai SP3. mempengaruhi keakuratan dan
Hal tersebut berdasarkan kutipan berikut. kelengkapan dari laporan Sistem
Petugas program gizi pun demikian, belum Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
pernah mengikuti pelatihan mengenai SP3. (SP3) yang akan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan. Maka dari itu, pelatihan
Pelatihan mengenai Sistem Pencatatan dan
mengenai pengisian data SP3 yang benar
Pelaporan Puskesmas (SP3) program gizi
sangat perlu dilakukan.
tersebut tidak diperlukan karena beliau
Kajian SP3 dari aspek Money (dana)
sudah bisa mengikuti SP3 tersebut tanpa
SP3 di UPT Puskesmas Talagabodas
adanya pelatihan. Pelatihan yang
Dana dari suatu program
diperlukan adalah pelatihan kepada kader biasanya diperoleh dari APBD, APBN.
apabila dana untuk pelatihan tersedia. Di Puskesmas dana tersalurkan dengan
Informan 6 menyebutkan bahwa selalu ada program Bantuan Operasional Kesehatan
perbaikan pelaporan tiap akhir tahun (BOK). Menurut Permenkes no. 82
melalui rapat (I6). Menurut peneliti, Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis
pendapat informan 6 tersebut Penggunaan Dana Alokasi Khusus
bertentangan, karena pelatihan dapat Bidang Kesehatan serta Sarana dan
meningkatkan kinerja karyawan/petugas Prasarana Penunjang Sub bidang Sarpras
Puskesmas khususnya, sehingga program Kesehatan Tahun Anggaran 2016
yang dikerjakan oleh mereka dapat lebih disebutkan bahwa Kegiatan Bantuan
mencapai target yang maksimal. Selain itu, Operasional Kegiatan (BOK) meliputi
dengan adanya pelatihan mengenai SP3, upaya kesehatan promotif dan preventif,
sumber daya manusia menjadi lebih dukungan manajemen di Puskesmas dan
mempunyai keahlian dalam pengelolaan dukungan manajemen Dinas Kesehatan

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 112


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

Kabupaten/Kota. Dana BOK tersebut tempat umum (TTU) yaitu ke masjid


diarahkan untuk meningkatkan kinerja yang memang tidak ada dananya.
Puskesmas dalam upaya kesehatan Berdasarkan hasil wawancara kepada
promotif dan preventif dalam mendukung petugas program di UPT Puskesmas
pelayanan kesehatan di luar gedung Talagabodas, dapat disimpulkan bahwa
dengan didukung manajemen Puskesmas untuk program kesehatan lingkungan,
yang baik. Pemanfaatan dana BOK tidak semua kegiatan mendapatkan
utamanya untuk mendukung biaya anggaran dana dari Pemerintah,
operasional bagi petugas kesehatan dan begitupun menurut pemegang program
kader dalam menjangkau masyarakat di Perkesmas dan Upaya Kesehatan Indera
wilayah kerja Puskesmas sehingga yang menilai dana yang ada belum
terbentuk perilaku masyarakat hidup mencukupi. Sedangkan menurut
bersih dan sehat untuk terwujudnya pemegang program P2M dan Imunisasi
keluarga dan masyarakat yang sehat sudah mencukupi. Kendala yang ada
(Kemenkes, 2015). Menurut informan 2 dalam program P2M adalah dana yang
sebagai petugas program kesehatan ada tidak terserap seluruhnya karena
lingkungan, dan informan 1 sebagai keterbatasan waktu serta tenaga
petugas program Perkesmas dan Upaya kesehatan.
Kesehatan Indera, dana yang ada dinilai Kajian SP3 dari aspek Machine,
belum mencukupi. Dana untuk program Material (sarana prasarana) SP3 di
P2M dan Imunisasi dirasakan sudah UPT Puskesmas Talagabodas
mencukupi. Dana untuk program promosi Sarana prasarana program
kesehatan yang berasal dari Dinas Perkesmas (Perawatan Kesehatan
Kesehatan digunakan untuk pembentukan Masyarakat) dan Upaya Kesehatan
RW Siaga. Menurut informan 3, dana Indera kekurangan ruangan. Menurut
untuk program P2M dan Imunisasi yang hasil observasi, ruangan Perkesmas dan
berasal dari BOK dan APBN terkadang Upaya Kesehatan Indera menyatu
tidak bisa digunakan karena keterbatasan dengan ruangan balai pengobatan. Selain
waktu dan keterbatasan tenaga atau itu, ruangan KIA dan KB juga menyatu
sumber daya manusia, karena petugas dengan program Promosi Kesehatan,
tidak hanya memegang satu program yaitu kondisinya pun kurang layak karena
P2M saja. Dana untuk program P2M terjadi kebocoran saat hujan.
belum dimanfaatkan secara maksimal Formulir SP3
karena keterbatasan waktu dan sumber Program Perkesmas (Perawatan
daya manusia yang ada di Kesehatan Masyarakat) dan Upaya
Puskesmas, hal tersebut sangat Kesehatan Indera menggunakan formulir
disayangkan karena masih ada program bulanan LB 1 dalam Sistem Pencatatan
lain di Puskesmas yang justru kekurangan dan Pelaporan Puskesmasnya.
dana untuk melaksanakan kegiatannya, Berdasarkan observasi langsung terhadap
contohnya adalah program kesehatan formulir SP3 yang ada pada program Balai
lingkungan. Jadi pada program kesehatan Pengobatan, diketahui bahwa program
lingkungan, ada kegiatan yang didanai Balai pengobatan termasuk ke dalam LB
oleh Pemerintah dan ada yang tidak 1.Program Gizi masuk ke
didanai. Pertama, informan 2 sebagai dalam LB3 untuk laporan
petugas program Kesling mendahulukan bulanannya.Program KIA dan KB masuk
kegiatan yang ada dananya dari ke dalam LB 3 Berdasarkan observasi
Pemerintah. Kegiatan lain yang tidak langsung, program P2M (Pemberantasan
didanai oleh Pemerintah tetap dikerjakan Penyakit Menular) dan Imunisasi masuk
secara swadaya atau oleh biaya sendiri, ke dalam LB3. Program kesehatan
karena informan 2 menganggap hal lingkungan masuk ke dalam LB4.
tersebut sudah merupakan tugas pokok dan Kecukupan Formulir SP3
fungsinya sebagai petugas Kesling seperti
kegiatan pembinaan ke tempat-

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 113


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

Menurut penanggung jawab yaitu ketersediaan komputer, jadi tidak


program gizi, untuk ketersediaan semua program disediakan komputer di
formulir SP3 sudah mencukupi. ruangannya masing-masing. Ketersediaan
Kekurangan dan Kelebihan Format komputer yang kurang di UPT Puskesmas
Formulir SP3 Talagabodas diakui informan kunci di
Formulir laporan SP3 untuk Dinas Kesehatan Kota Bandung
program P2M terjadi perubahan yaitu sebagai suatu kekurangan yang
untuk formulir yang dulu, tidak disebabkan karena dana yang terbatas.
dicantumkan jenis kelamin, sedangkan Penerapan Teknologi Informasi Program
sekarang sudah dicantumkan. Perubahan Perkesmas dan Upaya Kesehatan Indera
kecil tersebut dirasakan informan 3 untuk Sistem Pencatatan dan
sudah bagus karena beliau dapat Pelaporannya sudah menggunakan
mengetahui kasus yang ada lebih banyak teknologi informasi yang disebut SIK
laki-laki atau perempuan sehingga lebih atau Sistem Informasi Kesehatan. Hal
jelas untuk pembacaannya. Dulu laporan tersebut diungkapkan informan 1 melalui
P2M tidak ada keterangan jenis kelamin kutipan berikut. Informan 1
laki-laki/perempuan, sekarang sudah mengungkapkan, Program Perkesmas dan
bagus karena sudah mencantumkan jenis Upaya Kesehatan Indera penerapannya
kelamin. Dulu laporan yang ada mulai bulan Maret 2016. Program
membingungkan karena petugas tidak Kesehatan Lingkungan di UPT
mengetahui jumlah laki-laki dan Puskesmas Talagabodas sudah
perempuan. Sekarang sudah bisa dihitung menggunakan teknologi informasi. Untuk
prosentase kasus penyakit yang diderita pendataan masalah jamban sudah
oleh laki-laki atau perempuan sehingga menggunakan SMS gateway. Aplikasi
dapat dilihat secara jelas. Selain hal di tersebut memudahkan tenaga kesehatan
atas, masih terdapat kekurangan yang lingkungan untuk bisa terus memantau
terjadi antara lain formulir SP3 program tentang data sanitasi di seluruh Indonesia
Kesehatan Lingkungan termasuk di dalam secara online. Salah satu data yang bisa
LB 4 yang berisi pemeriksaan sumber air, dilihat adalah data tentang jumlah jamban,
rumah, dan lain-lain, tetapi LB4 tersebut jumlah pengguna septic tank. SMS
dirasakan tidak sinkron dengan laporan gateway adalah monitoring kegiatan
Kesehatan lingkungan itu sendiri. Laporan STBM terutama data baseline dan
Kesehatan Lingkungan yang ada di dalam progress masalah babs (buang air besar
LB4 berupa garis besarnya sehingga sembarangan), melalui sms tersebut
dirasakan masih kurang mewakili. tujuannya untuk memonitoring akses
penambahan dan perubahan dari data
Teknologi Informasi tersebut untuk selanjutnya dikirimkan ke
Menurut informan 3, ketersediaan Pusat (Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten)
komputer di UPT Puskesmas ke nomor handphone 081285788198 dan
Talagabodas masih kurang. Hal tersebut 089601675268. Kedua nomor tersebut
sesuai dengan kutipan berikut. Informan hanya bisa dihubungi oleh petugas
6 pun mengatakan hal yang sama. Begitu kesehatan lingkungan yang nomornya
pun informan 8 mengatakan sudah sudah terdaftar di Dinas Kesehatan
menggunakan teknologi informasi tetapi Kota/Kabupaten.Selain itu, ada juga
komputer masih terbatas. Mengenai sistem HSP (Hygiene Sanitasi Pangan)
sarana prasarana, Dinas Kesehatan sudah yang memudahkan tenaga kesehatan
mengalokasikan beberapa hardware lingkungan untuk melihat secara online di
seperti komputer, internet dan seluruh Indonesia berkaitan dengan
sebagainya.Selanjutnya, menurut informan industri rumah tangga makanan yang
kunci di Dinas Kesehatan Kota, sarana sudah mempunyai PIRT, sudah berizin,
prasarana yang ada di UPT Puskesmas restoran dan industri/jasa boga yang sudah
Talagabodas yaitu hardware (perangkat laik sehat. Untuk sistem pelaporan sudah
keras) dirasakan masih kurang menerapkan SIKDA.SP3 dari

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 114


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

program Balai Pengobatan sudah Puskesmas Talagabodas telah menerapkan


menggunakan teknologi informasi yang teknologi informasi yaitu aplikasi SIKDA
disebut SIKDA yang diterapkan mulai versi 2.0. SIKDA tersebut diterapkan di
bulan April 2016. Informan 7 UPT Puskesmas Talagabodas pada bulan
menjelaskan bahwa dengan Februari Tahun 2016. Pada tahun 2016
diterapkannya teknologi informasi, data SIKDA sudah diubah menjadi SIP yaitu
program balai pengobatan menjadi lebih Sistem Informasi Puskesmas, tetapi isinya
jelas dan lebih mudah dalam proses masih sama seperti SIKDA. Kendala yang
perekapan setiap bulannya. Informan dirasakan berkaitan dengan teknologi
lain dari program P2M dan Imunisasi
mengungkapkan laporan P2M sudah informasi di UPT Puskesmas
menerapkan teknologi informasi untuk Talagabodas menurut informan utama
pelaporan harian dan pelaporan salah satunya adalah error jaringan
mingguan. Sistem SKDR seperti yang internet. Kendala mengenai jaringan
diungkapkan informan 3 merupakan internet yang error menurut informan 1
kepanjangan dari Sistem Kewaspadaan tersebut membuat sistem pencatatan
Dini dan Respons atau disebut juga belum maksimal. Pemegang program
EWARS (Early Warning Alerts Respons kesehatan lingkungan merasa tidak
System). Sistem SKDR tersebut mengalami kesulitan mengikuti sistem
merupakan suatu alat untuk membantu pencatatan yang baru yaitu SIKDA yang
sistem surveilans penyakit, khususnya sudah terkomputerisasi karena sudah
yang potensial KLB/wabah. Sistem ini terprogram dari Dinas Kesehatan, namun
berbasis laporan elektronik mingguan walaupun begitu SIKDA masih
dari pelayanan kesehatan (Puskesmas mengalami kendala yaitu sering terjadi
Pembantu/Puskesmas) ke Dinas Kesehatan error. “Hal yang sama juga diungkapkan
Kabupaten/Kota yang dulunya informan program balai pengobatan yang
menggunakan format laporan mingguan mengatakan bahwa jaringan seringkali
W2. Program KIA dan KB sudah error sehingga informan tersebut harus
menggunakan teknologi informasi, tetapi menghitung secara manual. Salah satu
dalam hal pencatatan masih manual yaitu kendala diterapkannya SIKDA adalah
menggunakan register buku KIA dan KB, terjadi gangguan-gangguan atau error. Hal
kohort ibu dan kohort bayi. Berbeda tersebut sangat merugikan pemegang
dengan program lain yang sudah program P2M karena pengerjaan laporan
menerapkan teknologi informasi dalam mingguan menjadi terhambat. Laporan
pencatatan dan pelaporannya, program mingguan adalah laporan yang dibuat
Promosi Kesehatan (Promkes) belum untuk menggali kasus-kasus penyakit
menggunakan SP3 secara komputerisasi, menular termasuk KLB, tetapi karena
tetapi masih manual.Sistem pencatatan dan datanya tidak masuk, pencatatan dari BP
pelaporan program promkes menurut (Balai Pengobatan) terkadang tidak
informan 4 menggunakan daftar absen, lengkap, alamatnya tidak lengkap,
dicatat jumlah penyuluhan yang informan 3 merasa dirugikan dengan hal
dilakukan. Program gizi masih manual tersebut karena tidak dapat mensurvey
dalam hal pencatatan, tetapi dalam hal apabila ada kasus yang perlu disurvey.
pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Sebelumnya, kendala mengenai jaringan
dikirimkan melalui email. Selain melalui yang error tersebut sudah pernah
email, Dinas Kesehatan meminta disampaikan ke Dinas Kesehatan, sudah
pelaporan gizi dalam bentuk hardcopy. pernah ada yang datang berkunjung ke
Informan 6 menyarankan agar Puskesmas yaitu bagian IT (Informatic
pengiriman laporan dalam salah satu Technology) untuk mengatasi hal tersebut,
bentuk saja, hardcopy atau softcopy. tetapi belum ada hasil yang maksimal
Pernyataan tersebut dibuktikan dengan karena sudah diganti dengan sistem
kutipan wawancara berikut. Menurut SIKDA, namun sayangnya setelah
informan di Dinas Kesehatan, UPT pergantian sistem tersebut masih ada

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 115


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

gangguan atau kendala yang terjadi. sistem pelaporannya pun sudah


Informan 3 mengungkapkan ada satu menerapkan SIKDA, program gizi
program yang belum bisa masuk ke sistem pencatatan masih manual
komputer mungkin dikarenakan sedangkan pelaporan sudah memakai
komputer yang terbatas. Apabila semua komputer yaitu mengirimkan laporannya
program bisa terdata di komputer, maka ke Dinas Kesehatan melalui email.
pengelolaan mengenai obat Kendala yang dirasakan oleh pemegang
(pemeriksaan, pengeluaran, sisa) dapat program di Puskesmas Talagabodas
terdata secara otomatis. Lain halnya yaitu jaringan internet aplikasi SIKDA
dengan keadaan seperti sekarang yang atau SIP tersebut yang seringkali
sering tejradi error dikhawatirkan akan mengalami error, sehingga membuat
membuat data menjadi tidak akurat. petugas sangat dirugikan karena proses
Namun walaupun begitu, sistem pencatatan maupun pelaporan menjadi
komputerisasi dirasakan lebih baik terhambat. Selain itu, komputer yang ada
dibanding sistem manual yang sebelumnya di Puskesmas dirasakan belum
karena lebih menghemat penggunaan mencukupi, sehingga petugas membawa
kertas dan lebih praktis. Hanya kendalanya laptop sendiri dari rumah. Kendala-
itu apabila terjadi error. Hasil wawancara kendala tersebut juga disadari oleh Dinas
dengan informan kunci di Dinas Kesehatan karena SIKDA atau SIP ini
Kesehatan menunjukkan bahwa penerapan menurut Koordinator Laporan Dinas
teknologi informasi di Puskesmas masih Kesehatan Kota bagian Pusat Data dan
menemui beberapa kendala antara lain dari Informasi masih dalam tahap percobaan
sumber daya manusia (SDM) masih ada dan penyempurnaan, sehingga
beberapa yang dengan latar belakang diperlukan beberapa perbaikan-
(basic) bukan IT, serta dari sarana perbaikan untuk kelengkapan khususnya
prasarana yaitu hardware dirasakan masih di pelaporan.
kurang yaitu ketersediaan komputer, jadi Kajian SP3 dari aspek Market
tidak semua (sasaran) SP3 di UPT Puskesmas
program disediakan komputer di Talagabodas
ruangannya masing-masing. Berdasarkan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
pernyataan dari informan mengenai Puskesmas (SP3) Program Perkesmas
teknologi informasi, dapat disimpulkan ditujukan terutama untuk masyarakat
bahwa UPT Puskesmas Talagabodas telah miskin. Program Kesehatan Lingkungan
menerapkan sistem pencatatan dan Sasaran untuk Sistem Pencatatan dan
pelaporan dengan menggunakan Pelaporan Puskesmas (SP3) dari program
komputerisasi dari mulai Februari 2016, Kesehatan Lingkungan antara lain untuk
dulunya SP3 tersebut menggunakan tempat-tempat umum (mesjid, sekolah,
aplikasi SIKDA versi 2.0, untuk 2016 sarana pelayanan swasta, industri, hotel),
sekarang ini dirubah menjadi SIP (Sistem tempat pengolahan makanan (restoran,
Informasi Puskesmas). Sebagian besar industri rumah tangga makanan,
program di UPT Puskesmas Talagabodas pedagang kaki lima). Untuk kegiatan
sudah menerapkan sistem informasi penyehatan lingkungannya terjun ke
berbasis komputerisasi seperti program masyarakat langsung berupa pendataan
Balai Pengobatan yang telah menerapkan sarana air bersih, sarana jamban, atau
SIKDA mulai bulan April 2016, Program sarana pengolahan sampah. Program
Perkesmas dan Upaya Kesehatan Indera P2M dan Imunisasi Menurut petugas
mulai bulan Maret 2016, Program P2M program P2M, sasaran SP3 dari program
dan Imunisasi yang juga telah P2M sudah ditentukan oleh pusat (Dinas
menggunakan sistem komputerisasi, Kesehatan).Program Promosi
program kesehatan lingkungan yang sudah KesehatanSasaran dalam program
menggunakan teknologi informasi untuk promkes adalah semua program yang
kegiatan programnya seperti SMS gateway ada di Puskesmas. Program Gizi SP3
dan Hygiene Sanitasi Pangan, program gizi sasarannya untuk

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 116


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

masyarakat.Program Balai Pengobatan Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas


Sasaran balai pengobatan adalah semua (SP3) yang telah diisi, setiap bulannya
pasien yang datang berkunjung ke dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota
Puskesmas. Program KIA dan KB setiap tanggal 28 atau 29 (akhir bulan)
Sasaran program KIA dan KB ibu hamil, setelah sebelumnya ditandatangani oleh
ibu bersalin, peserta KB. Berdasarkan Kepala UPT Puskesmas Talaga Bodas.
hasil wawancara mengenai sasaran dapat Terdapat perubahan pengumpulan
disimpulkan bahwa sasaran SP3 laporan SP3, sebelumnya dikumpulkan
disesuaikan dengan tupoksi masing- setiap tanggal 5 (awal bulan), sedangkan
masing program. sekarang dikumpulkan setiap tanggal 28
Kajian SP3 dari aspek Method (cara atau 29 (akhir bulan).SP3 Program
kerja) SP3 di UPT Puskesmas Kesehatan Lingkungan yang dikirimkan
Talagabodas dari Jejaring Puskesmas ke UPT
Cara Kerja Sistem Pencatatan dan Puskesmas Talagabodas ditargetkan
Pelaporan Puskesmas (SP3), sudah paling lambat tanggal 1. Program
diberikan format blanko berupa laporan Kesehatan Lingkungan merupakan
dari Dinas Provinsi dan Dinas Kesehatan, program bukan pelayanan sehingga
pemegang program di Puskesmas tinggal pelaporan bisa lebih cepat diselesaikan
mengisi format blanko yang telah (tanggal 25) untuk selanjutnya
disediakan untuk masing-masing program. dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota
“Cara kerja SP3 program Promkes yaitu D paling lambat tanggal 5. SP3 Program
sebagai koordinator promkes dibantu oleh Promkes dari aspek input yaitu untuk
semua petugas program di UPT rentang waktu pengiriman laporan
Puskesmas Talagabodas melaksanakan dikirimkan ke Dinas Kesehatan setiap
kegiatan di dalam maupun di luar gedung. akhir bulan sebelum tanggal 30.Untuk
Contohnya adalah dalam kegiatan KIP/K, program P2M dan Imunisasi
PHBS, RW Siaga, koordinator mengumpulkan laporan ke Dinas setiap
menyiapkan absensi kegiatan untuk bulan dikirimkan setiap tanggal
petugas program. Cara kerja SP3 program 3.Selanjutnya, peneliti menanyakan
KIA dan KB, pencatatan ke dalam register mengenai tanggal pelaporan dari Jejaring
buku, kohort ibu dan kohort bayi, ke UPT Puskesmas Talagabodas kepada
begitupun pencatatan dari Posyandu penanggung jawab program P2M
dikirim ke Puskesmas, Puskesmas tersebut. SP3 program balai pengobatan
merekap laporan untuk selanjutnya dikirim dan KIA dan KB dikumpulkan setiap
ke Dinas Kesehatan setiap bulan. Cara tanggal 2 atau tanggal 3 setiap bulannya.
pencatatan dan pelaporan program gizi Program gizi mengumpulkan laporan ke
yaitu dari penimbangan di Posyandu Dinas Kesehatan melalui email paling
lambat dikirimkan tanggal 28 tiap
direkap oleh kader, dari kader dilaporkan
bulannya. Menurut informan di Dinas
ke Puskesmas, informan 6 lalu merekap ke
Kesehatan, untuk rentang waktu
buku pembantu, direkap lagi ke LB 3
pelaporan biasanya Dinas Kesehatan
setelah itu, dilaporkan ke Dinas
menerima laporan SP3 maksimal tanggal
Kesehatan. Cara kerja SP3 program gizi 5 setiap bulannya. Kendala yang
yaitu dilihat dari data-data, diagnosa berkaitan dengan rentang waktu
penyakit dan keterangan pasien harian Permasalahan yang dihadapi dari Sistem
untuk di input ke komputer, untuk Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
selanjutnya direkapitulasi dan dikirimkan (SP3) Program Perkesmas dan Upaya
ke Dinas Kesehatan setiap bulan. Kesehatan Indera salah satunya adalah
Kajian SP3 dari aspek Minute Jejaring UPT Puskesmas Talagabodas
(rentang waktu) SP3 di UPT yang tidak mengumpulkan SP3 ke UPT
Puskesmas Talagabodas selama 3 bulan belakangan ini. “Menurut
Menurut petugas Perkesmas dan informan 1 tersebut, belum adanya sanksi
Upaya Kesehatan Indera, formulir Sistem yang diberikan oleh UPT Puskesmas

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 117


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

Talagabodas kepada Jejaring Dinas paling lambat tanggal 5. Terdapat


yang perbedaan pengiriman laporan untuk
mengalami keterlambatan masing-masing program tersebut karena
mengumpulkan laporan. Hal yang terkadang pengiriman/pengumpulan
dilakukan UPT Puskesmas Talagabodas laporan untuk program yang ada di UPT
hanya memberitahukan kepada Jejaring Puskesmas Talagabodas tidak
untuk mengumpulkan Laporan SP3 tepat berbarengan/bersamaan. Namun, dari hasil
waktu. SP3 Program Kesehatan wawancara kepada informan kunci di
Lingkungan masih terjadi keterlambatan Dinas Kesehatan, didapatkan informasi
walaupun tidak sering terjadi. Hal ini bahwa pengiriman laporan ke Dinas
dikarenakan Jejaring UPT yang belum Kesehatan Kota paling lambat tanggal 5
selesai mengerjakan laporan sehingga setiap akhir bulannya, sehingga dapat
laporan yang telah lebih dahulu selesai ditarik kesimpulan bahwa pengumpulan
dikirim ke Dinas, sedangkan yang belum laporan sudah tepat waktu setiap bulannya.
selesai dikirimkan menyusul. Menurut Namun walaupun begitu, masih ada
informan Kunci di Dinas Kesehatan Kota kendala yang terjadi, untuk program
Bandung, didapatkan informasi bahwa kesehatan lingkungan pernah mengalami
Puskesmas Talagabodas mengirimkan keterlambatan dikarenakan laporan dari
laporan tepat waktu walaupun terkadang Jejaring yang belum masuk, begitupun
LB1 dikirimkan terlebih dahulu, LB 4 program Perkesmas dan Upaya Kesehatan
menyusul, pernah juga terjadi LB 3 gizi Indera yang laporan dari Jejaringnya
dilaporkan terlambat. Tetapi rata-rata pernah 3 bulan tidak
masih dibawah tanggal 10 biasanya, tapi melaporkan ke UPT Puskesmas
untuk akhir-akhir ini sudah mulai tepat Talagabodas. Hal tersebut terjadi
waktu. Dari pernyataan informan 5 dikarenakan belum adanya sanksi yang
tersebut, peneliti dapat menarik tegas yang diberikan oleh UPT Puskesmas
kesimpulan bahwa sebelumnya, Talagabodas kepada Jejaring UPT yang
Puskesmas Talagabodas pernah tidak mengumpulkan laporan bulanan
mengalami keterlambatan pengumpulan tepat waktu, sehingga diperlukan adanya
laporan bulanan, namun akhir-akhir ini sanksi berupa teguran terhadap Jejaring
sudah tepat waktu. Selain itu, Dinas tersebut. Berbeda dengan UPT Puskesmas
Kesehatan mempunyai punishment untuk yang belum memberikan sanksi kepada
Puskesmas yang mengalami keterlambatan Jejaring, Dinas Kesehatan Kota sudah
pengiriman laporan yaitu dengan memberikan punishment kepada
menempel daftar Puskesmas yang Puskesmas yang mengumpulkan
terlambat tersebut di Papan Pengumuman laporan terlambat, yaitu dengan
di Dinas Kesehatan sebagai bentuk shock menempel daftar Puskesmas yang
therapy. Punishment yang dilakukan oleh terlambat tersebut di Papan
Dinas tersebut hanya berupa sanksi Pengumuman di Dinas Kesehatan
administrasi saja, bukan secara fisik. sebagai bentuk shock therapy.
Berdasarkan hasil wawancara 2. SP3 dari aspek Process (proses) di
kepada informan di UPT Puskesmas UPT Puskesmas Talaga Bodas
Talagabodas dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan wawancara yang
program Perkesmas dan Upaya Kesehatan dilakukan kepada Informan Kunci di
Indera serta program gizi mengumpulkan Dinas Kesehatan Kota, yaitu Koordinator
laporan ke Dinas Kesehatan tanggal 28 Laporan di Pusat Data Informasi dapat
atau 29 (akhir bulan), untuk program diperoleh informasi bahwa SP3 dari aspek
promosi kesehatan (promkes) laporan proses yaitu Dinas Kesehatan melakukan
dikirimkan sebelum tanggal 30 (akhir Bintek (Bimbingan Teknis) ke lapangan
bulan), sedangkan program KIA/KB, Balai sesuai dengan juknis yang ada, selanjutnya
Pengobatan serta P2M dan Imunisasi Dinas Kesehatan melakukan feedback
mengirimkan laporan setiap tanggal 2 atau laporan dari Puskesmas yang telah
3, dan program kesehatan lingkungan melaporkan
mengumpulkan ke

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 118


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

laporannya ke Dinas, Bintek tersebut Kajian SP3 dari aspek Organizing


dilakukan setiap triwulan. Dengan (pengorganisasian) SP3 di UPT
adanya Bintek tersebut, Dinas Kesehatan Puskesmas Talagabodas
dapat mengetahui Puskesmas yang telah Salah satu kendala yang dirasakan
mengerjakan laporan yang sudah sesuai oleh pemegang program kesehatan
dengan format yang berlaku serta lingkungan adalah pemegang program
ketepatan waktunya. pembantu kesehatan lingkungan dari
Kajian SP3 dari aspek Planning Jejaring yang tidak sesuai dengan
(perencanaan) SP3 di UPT Puskesmas profesinya. Pengorganisasian SP3 di
Talagabodas Puskesmas yaitu, untuk bagian
Proses perencanaan SP3 Program pendaftaran dipegang oleh Bagian Tata
Perkesmas dan Upaya Kesehatan Indera Usaha, untuk pengisian laporan sesuai
sudah dibuat untuk perencanaan satu dengan tugas pokok dan fungsi masing-
tahun dan perencanaan per bulan. Selain masing petugas pemegang program,
itu, dalam perencanaan tersebut sudah program KIA diisi oleh petugas KIA,
ditentukan pembinaan yang akan diagnosa biasanya diisi oleh dokter atau
dilakukan, Kelurahan yang akan dituju, perawat, dan lain-lain. Pernyataan
dan lain-lain. Begitupun proses tersebut diperkuat dengan pernyataan
perencanaan program KIA dan KB. informan Kunci yaitu Koordinator
Perencanaan program kesehatan Pelaporan di Dinas Kesehatan Kota
lingkungan biasa dilakukan pada awal Bandung sebagai berikut:
tahun dengan mengadakan pertemuan. Kajian SP3 dari aspek Actuating
Perencanaan dari Program Kesehatan (penggerakan dan pelaksanaan) SP3
lingkungan contohnya adalah dengan di UPT Puskesmas Talagabodas
membuat jadwal pengambilan sampel Petugas program Kesling dari UPT
depot air minum atau pelatihan-pelatihan. Puskesmas Talagabodas mempunyai
kegiatan yang sudah terjadwal tersebut inisiatif dalam mengerjakan tugas sebagai
adalah kegiatan yang mempunyai petugas Kesling karena tidak selalu
anggaran dari APBD. Sedangkan anggaran mengandalkan pekerjaan sepeti pembuatan
yang berasal dari BOK laporan ke petugas yang ada di Jejaring.
pelaksanaanya belum terealisasi. Informan 2 menerima laporan bukan
Perencanaan yang berkaitan dengan SP3 hanya dalam bentuk hard file saja, tetapi
dibuat oleh Kepala Tata Usaha beliau juga mau menerima laporan lewat
disesuaikan dengan kebutuhan masing- telepon, untuk selanjutnya beliau catat,
masing program. Perencanaan yang terkecuali untuk program yang dikerjakan
dilakukan untuk program Promkes berbarengan dengan petugas yang ada di
contohnya adalah mengenai pendataan 4 Jejaring, pencatatannya langsung
tatanan TTU (tempat-tempat umum), dikerjakan berdua. Penggerakan dan
sosialisasi kawasan tanpa rokok dan pelaksanaan tidak terdapat kendala
pendataan mengenai PHBS (Perilaku karena adanya komunikasi antar pemegang
Hidup Bersih dan Sehat).Perencanaan program kesehatan lingkungan dari UPT
sudah dibuat untuk setiap bulan, kegiatan dan Jejaring.Penggerakan dan pelaksanaan
yang akan dilaksanakan sudah terjadwal. SP3 Program Perkesmas dan
Berdasarkan hasil wawancara yang Upaya Kesehatan Indera berupa
berkaitan dengan proses tersebut, peneliti pelaporan dalam bentuk lisan dan
dapat menarik kesimpulan bahwa proses tulisan.Penggerakan dan pelaksanaan
perencanaan di UPT Puskesmas dari program promkes mengenai SP3 :
Talagabodas dilakukan pada awal tahun petugas diberi absen sebelum melakukan
dan sudah direncanakan oleh Kepala kegiatan di lapangan..Penggerakan
Tata Usaha disesuaikan dengan program gizi dilakukan kepada kader.
kebutuhan masing-masing program. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Perencanaan tersebut biasanya dilakukan informan utama, dapat ditarik kesimpulan
dengan mengadakan pertemuan. bahwa proses penggerakan dan

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 119


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

pelaksanaan di UPT Puskesmas sudah dilakukan untuk kemudian


Talagabodas sudah baik, karena petugas melakukan pelacakan/kunjungan ke
sudah mempunyai inisiatif untuk Posyandu. Dari segi kualitas informasi
melakukan komunikasi kepada petugas menurut petugas pemegang kesehatan
yang ada di Jejaring dalam melakukan lingkungan sudah bagus, laporan
kegiatannya. kesehatan lingkungan sudah sesuai dengan
Kajian SP3 dari aspek Controlling Kemenkes dan sudah ada aturannya.
(pengawasan dan pengendalian) SP3 Menurut informan 3, data yang ada belum
di UPT Puskesmas Talagabodas akurat karena laporan yang ada tidak
Pengawasan yang dilakukan hanya berasal dari dalam gedung, tetapi
informan 3 adalah pemberitahuan lewat dari luar gedung juga sehingga dirasakan
SMS (short message service) atau lewat tidak akan 100% akurat, karena laporan
aplikasi whatsapp. Dalam grup whatsapp menunggu dari laporan secara
tersebut biasanya informan 3 tersebut keseluruhan. Informan berharap laporan
mengingatkan mengenai laporan yang dari swasta bisa masuk sehingga data yang
harus dikumpulkan. Bentuk pengawasan ada bisa benar-benar akurat sehingga
dan pengendalian yang dilakukan oleh diperkirakan 80%-90% data bisa masuk.
informan 4 sebagai petugas Promkes Informan 3 belum bisa menentukan
adalah mengingatkan kepada petugas lain apakah data yang berasal dari luar gedung
tentang kegiatan yang dilakukan. sudah akurat atau belum, contohnya data
Pengawasannya dari laporan bulanan yang berasal dari praktek dokter swasta.
balai pengobatan yaitu melihat Menurut informan 4, cara mengetahui data
perbandingan jumlah kunjungan dan yang sudah akurat adalah dengan melihat
rujukan. Penanggung jawab program bukti dari kegiatan yang dilakukan
Balai Pengobatan bisa melihat, contohnya dalam bentuk foto serta
mengontrol, mengawasi, supaya absensi. Menurut informan kunci di Dinas
Puskesmas bisa berjalan sebagai Kesehatan, SP3 dari aspek output
pencegahan primer. Pengawasan dan mengenai kualits informasi, rata-rata
pengendalian dilaksanakan oleh Kepala masih terdapat missing lost data sekitar
UPT Puskesmas Talagabodas. Dalam satu 5% untuk semua Puskesmas
tahun sekali ada Bintek dari Dinas seKota Bandung, hal tersebut dikarenakan
Kesehatan untuk memantau setiap tidak semua Puskesmas telah
program yang ada di Puskesmas. Bentuk menggunakan teknologi dalam sistem
pengawasan dari Dinas Kesehatan Kota ke pencatatan dan pelaporannya. Untuk
UPT Puskesmas Talagabodas adalah Puskesmas yang masih manual dalam
dengan melihat laporan dan pencatatan SP3nya, dapat dimungkinkan terjadi
yang kurang serta memberi masukan kesalahan penulisan, data yang tercecer,
terhadap kekurangan tersebut. Dari hasil sehingga kualitas informasinya hilang.
wawancara dapat ditarik kesimpulan Waktu Pengumpulan SP3 Permasalahan
bahwa pengawasan dan pengendalian dari mengenai SP3 antara lain terkadang
Dinas Kesehatan ke UPT Puskesmas pernah mengalami keterlambatan,
Talagabodas melalui Bimbingan Teknis ke kendalanya dari petugasnya sendiri
UPT dengan melakukan rapat. mungkin ada halangan (sakit atau ada
3. SP3 dari aspek Output (Keluaran) keperluan). Menurut informan 4, bulan
di UPT Puskesmas Talagabodas lalu (bulan Juni), LB4 program promkes
Kajian SP3 dari aspek Kualitas mengalami keterlambatan. Keterlambatan
Informasi SP3 di UPT Puskesmas tersebut biasanya terdapat permasalahan
Talagabodas dari Jejaring UPT. Terkadang juga UPT
Salah satu parameter untuk mengirimkan laporan terlebih dahulu ke
menentukan keakuratan data SP3 Dinas Kesehatan, baru kemudian Jejaring
Program Perkesmas adalah dengan menyusul. Pencatatan program gizi dari
melihat data kunjungan, alamat, jenis kader terkadang mengalami
penyakit, serta jumlah pembinaan yang keterlambatan. Permasalahan yang

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 120


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

dihadapi dari Sistem Pencatatan dan terdapat permasalahan, tetapi menurut


Pelaporan Puskesmas (SP3) Program informan kunci di Dinas Kesehatan,
Perkesmas dan Upaya Kesehatan Indera kualitas informasi Puskesmas Kota
salah satunya adalah Jejaring UPT Bandung sudah cukup baik.
Puskesmas Talagabodas yang tidak Kajian SP3 dari aspek Bentuk
mengumpulkan SP3 ke UPT selama 3 feedback (umpan balik) SP3 di UPT
bulan belakangan ini. Menurut informan Puskesmas Talagabodas
kunci di Dinas Kesehatan Kota, Pemegang program kesehatan
Puskesmas Talagabodas mengirimkan lingkungan merasa masih kurangnya
laporan tepat waktu walaupun terkadang feedback dari Dinas Kesehatan. Contoh
LB1 dikirimkan terlebih dahulu, LB 4 feedback yang masih kurang adalah
menyusul, pernah juga LB 3 gizi pemahaman orang mengenai pengisian
dilaporkan terlambat. Tetapi rata-rata formulir isian laporan yang berbeda
masih dibawah tanggal 10 biasanya, tapi sehingga menimbulkan kesalahan dan
untuk akhir-akhir ini sudah mulai tepat kesalahan tersebut dirasa belum ada
waktu. Pernyataan tersebut diperkuat koreksi dari Dinas Kesehatan. Contohnya
dengan pernyataan hasil dari wawancara dalam sistem pencatatan program
kepada koordinator laporan di Dinas kesehatan lingkungan terdapat pertanyaan
Kesehatan Kota Bandung sebagai : berapa orang yang diperiksa?; berapa
berikut: Kelengkapan SP3 Petugas yang memenuhi syarat?; Berapa keluarga
Kesehatan Lingkungan merasa belum yang memakai sarana air bersih yang
maksimal dalam hal SP3 karena memenuhi syarat?....dalam pertanyaan
dirasakan kekurangan tenaga kesehatan, lain ada kata-kata mengenai “pengguna”
dari 7 Kelurahan yang ada, baru 4 dan “pemakai”, informan 2 merasa masih
Kelurahan yang masuk datanya, karena tidak memahami mengenai perbedaan
petugas dari Jejaring yang mengerjakan keduanya walaupun sudah pernah
program Kesling adalah bukan didiskusikan sebelumnya, tetapi terkadang
pemegang Kesling yang utama, mereka masih merasa bingung dan lupa cara
hanya membantu petugas kesling dari pengisiannya. Bentuk feedback dari Dinas
UPT, sehingga ada data-data yang tidak Kesehatan ke UPT mengenai Sistem
dikerjakan oleh Jejaring seperti data ke Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
kunjungan rumah, pertanyaan mengenai (SP3) yaitu dirasakan belum ada feedback
rumah sehat tidak dikerjakan atau tidak yang berarti menurut informan 2 Feedback
diisi karena bukan tugas pokok dan yang ada hanya diadakan pertemuan
fungsinya. Pernyataan tersebut khususnya kesehatan lingkungan misalnya
dibuktikan dengan kutipan berikut. SP3 masukan mengenai masukan terhadap
dari program gizi untuk kualitas laporan yang masih mengalami
informasinya tidak ada permasalahan. kekurangan. Dinas Kesehatan Kota
Sejauh ini untuk SP3 balai pengobatan melakukan feedback ke Puskesmas yaitu
dari Jejaring tidak ada permasalahan. dalam bentuk rapat triwulan. Rapat
Kualitas informasi program balai tersebut membahas evaluasi program
pengobatan sudah baik menurut Puskesmas yang mempunyai pencapaian
penanggung jawab program balai target yang kurang. Dinas Kesehatan
pengobatan. Menurut informan di Dinas melakukan feedback ke Puskesmas yaitu
Kesehatan, semua Puskesmas sudah melalui pertemuan satu bulan sekali atau
lengkap dalam SP3. Berdasarkan hasil tiga bulan sekali, tergantung
wawancara mengenai kualitas informasi kebutuhan/keperluannya. Dinas
dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas Kesehatan telah melakukan feedback
informasi SP3 masih terdapat untuk program Promkes. Contohnya
permasalahan, khususnya dalam UPT untuk target RW Siaga, penyuluhan,
Puskesmasnya sendiri. Menurut informan PHBS, STBM. Dinas Kesehatan telah
utama, dalam aspek keakuratan, melakukan feedback setiap rapat untuk
kelengkapan dan ketepatan waktu masih melihat kekurangan serta permasalahan

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 121


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

program gizi. Feedback dari Dinas yaitu gizi di UPT Puskesmas Talagabodas. SP3
apabila dari hasil laporan ternyata banyak program balai pengobatan dapat
rujukan, Dinas meminta agar pasien yang bermanfaat untuk menilai kinerja
biasanya dirujuk untuk dapat ditangani di Puskesmas. SP3 dari aspek output untuk
Puskesmas. Dinas Kesehatan Kota telah pemanfaatan informasi yaitu SP3
melakukan feedback kepada Puskesmas dimanfaatkan untuk pengambilan
dengan mengadakan Bimbingan Teknis kebijakan di tingkat Kota dan juga
melalui Rapat membahas evaluasi tingkat Provinsi, seperti LB1 bisa untuk
program Puskesmas yang mempunyai mengarah ke tingkat angka kematian,
pencapaian target yang kurang setiap kesakitan satu Kota, LB3 gizi itu kan
sebulan sekali/ tiga bulan sekali sesuai untuk melihat status kesehatan gizi Kota
kebutuhannya. Menurut informan 2, Bandung, LB 2 itu untuk rasio
feedback yang dilakukan Dinas penggunaan obat, kasus-kasus kesakitan
Kesehatan masih belum maksimal. dan angka penggunaan obat juga untuk
Menurut peneliti, Dinas Kesehatan perlu menentukan berapa besar dana yang
melakukan supervisi yang difokuskan harus digunakan untuk penggunaan
untuk pelaporan dan informasi kesehatan pembelian obat. Berdasarkan hasil
serta perlunya pendampingan teknis wawancara mengenai pemanfaat
tentang pengolahan data secara berkala informasi, dapat ditarik kesimpulan
dan terjadwal, juga mengenai pengisian bahwa Hasil pengolahan data SP3
format laporan bulanan yang benar. sebagai acuan untuk evaluasi kinerja
Penghargaan dapat diberikan kepada Puskesmas, penyusunan rencana tahunan
Puskesmas yang telah berhasil dalam serta penilaian kinerja Puskesmas.
pengelolaan SP3 dan sanksi berupa KESIMPULAN
teguran kepada Puskesmas yang tidak Input dalam pelaksanaan SP3 di UPT
lengkap. Puskesmas Talagabodas diketahui bahwa
Kajian SP3 dari aspek pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai pemegang
informasi SP3 di UPT Puskesmas program serta pengelola Sistem Pencatatan
Talagabodas dan Pelaporan Puskesmas (SP3) di UPT
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Talagabodas pada umumnya
Puskesmas (SP3) dari program kesehatan belum mencukupi. Pendanaan berasal dari
lingkungan salah satunya digunakan APBD/APBN, tersalurkan melalui
untuk mengevaluasi dan untuk mengetahui Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
sejauh mana program yang dikerjakan Sarana prasarana untuk komputer belum
mencapai target atau belum mencapai mencukupi, sebagian besar program di
target. Misalnya dari hasil kegiatan Puskesmas telah menggunakan sistem
terdapat target 80%, tetapi hasil yang aplikasi SIKDA versi 2.0, aplikasi tersebut
dicapai masih 70%, sehingga dibutuhkan jaringannya masih mengalami error.
usaha yang lebih lagi untuk mencapai 10% Formulir SP3 tersedia dan lengkap, cara
lagi dan untuk mengetahui usaha apa yang kerja SP3 secara umum setelah dilakukan
harus dikerjakan untuk mempermudah kegiatan, hasil kegiatan dicatat ke dalam
pada saat melakukan perencanaan. format laporan untuk selanjutnya
Pemanfaatan data SP3 mengenai program dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota
P2M adalah untuk membuat rencana
paling lambat tanggal 5 setiap bulan.
tindak lanjut dilihat dari kekurangan
Laporan yang dikirimkan ke Dinas
program tersebut. Informasi yang
dihasilkan dari SP3 program promkes Kesehatan tidak mengalami
dapat dimanfaatkan oleh semua program keterlambatan. Permasalahan mengenai
yang ada di keterlambatan terjadi di internal UPT
Puskesmas karena saling Puskesmas Talagabodas.
berkesinambungan. Menurut informan 6, Proses pelaksanaan SP3 di UPT
SP3 program gizi sangat bermanfaat Puskesmas Talagabodas diketahui sudah
untuk Dinas mengetahui permasalahan cukup baik, namun untuk penggerakan

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 122


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

dan pelaksanaannya belum ada punishment Dinas Kesehatan Kota Bandung.


dari UPT Puskesmas kepada Jejaring Laporan Penilaian Kinerja
dalam hal keterlambatan laporan atau tidak Puskesmas Kota Bandung. 2014.
mengumpulkan laporan. Untuk Dinas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Kesehatan sendiri sudah ada punishment Pedoman Sistem Pencatatan dan
untuk Puskesmas yang terlambat Pelaporan (SP3). 2008.
mengumpulkan laporan berupa sanksi Djamal. Paradigma Penelitian Kualitatif.
administrasi, daftar Puskesmas yang Edisi Revisi. Yogyakarta:
terlambat mengirimkan laporan ditempel Pustaka Pelajar; 2015. ISBN:
di Papan Pengumuman di Dinas Kesehatan 978-602-229-461-0.
sebagai bentuk shock therapy. Pengawasan Hasibuan MSP. Manajemen Sumber
dan pengendalian dari Dinas Daya Manusia. Edisi Revisi.
Kesehatan ke UPT Puskesmas Jakarta: Bumi Aksara; 2011.
Talagabodas melalui Bimbingan Teknis ISBN: 979-526-491-5.
ke UPT dengan melakukan rapat setiap Jogiyanto. Analisis dan Desain Sistem
satu bulan atau triwulan. Informasi. Edisi ke-3. 2008.
Output yang dihasilkan dari proses ISBN: 979-731-560-6.
SP3 belum sepenuhnya akurat, laporan Kaswan. Pelatihan dan Pengembangan
dari Jejaring terkadang mengalami untuk Meningkatkan Kinerja
keterlambatan. Dinas Kesehatan telah SDM. Bandung: Alfabeta; 2013.
melakukan feedback berupa Bimbingan ISBN: 978-602-8800-84-6.
Teknis. Hasil pengolahan data SP3 Kementerian Kesehatan Republik
berupa informasi kesehatan sebagai Indonesia. Perpres No. 72 Tahun
acuan untuk evaluasi kinerja Puskesmas, 2012 tentang Sistem Kesehatan
penyusunan rencana tahunan serta Nasional dikutip 4 Februari 2016.
penilaian kinerja Puskesmas. Tersedia dari URL:
DAFTAR PUSTAKA http://binfar.kemkes.go.id
Azwar A. Pengantar Administrasi Kementerian Kesehatan Republik
Kesehatan. Edisi ke-3. Indonesia. Permenkes no. 75
Tangerang: Binarupa Aksara; Tahun 2014 tentang Puskesmas
2010. ISBN: 979-583-409-6. dikutip 4 Februari 2016. Tersedia
Departemen Kesehatan Republik dari URL:
Indonesia. Undang-undang No. http://depkes.go.id/PMK-No-75-
36 Tahun 2014 tentang Tenaga Th-2014
Kesehatan. Dikutip 25 Januari Kementerian Kesehatan Republik
2016. Tersedia dari URL: Indonesia. Permenkes no. 82
http://sinforeg.litbang.depkes.go. Tahun 2015 tentang Petunjuk
id Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Departemen Pendidikan Nasional. Khusus Bidang Kesehatan serta
Kamus Besar Bahasa Indonesia Sarana dan Prasarana Penunjang
Pusat Bahasa. Edisi ke-4. Jakarta: Subbudang Sarpras Kesehatan
Gramedia Pustaka Utama; 2008. Tahun Anggaran 2016 dikutip 14
Dharmawan Y, Wigati PA, Dwijayanti F. Agustus 2016. Tersedia dari URL:
Kinerja Petugas dalam Pencatatan http://depkes.go.id/Permenkes%2
dan Pelaporan PWS KIA di 52082%2520Tahun%25202015%
Puskesmas Duren. Jurnal 2520Juknis.pdf
Kesehatan Masyarakat. Laporan UPT Puskesmas Talagabodas.
Semarang: Universitas 2014.
Diponegoro; 2015; (10) 2. ISSN: Mubarak WI, Chayatin N. Ilmu
1858-1196. Dikutip 2 Februari Kesehatan Masyarakat: Teori dan
2016. Tersedia dari: URL: Aplikasi. Jakarta: Salemba
http://journal.unnes.ac.id/nju/inde Medika; 2009. ISBN: 978-979-
x.php/kemas 3027-79-1.

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 123


JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344

Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Ahmad Dahlan; 2013; Vol. 7 No.


Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Maret 2013 : 1-54. ISSN: 1978-
Jakarta: Rineka Cipta; 2010. 0575.
ISBN: 978-979-098-007-5. Syafrudin, Theresia EVK, Jomima. Buku
Nursalam. Manajemen Keperawatan Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat
Aplikasi dalam Praktik untuk Mahasiswa Kebidanan.
Keperawatan Profesional. Edisi Jakarta: Trans Info Media; 2009.
ke-5. Jakarta: Salemba Medika; ISBN: 978-602-8200-26-4.
2015. ISBN: 978-602-1163-42-9. Wahyudin J. Laporan Praktek Kerja
Puspita SJ, Witcahyo E, Sandra C. Kajian Lapangan Analisis Sistem
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Informasi Kesehatan tentang
Terpadu Puskesmas (SP2TP) Pengolahan Data Sistem
Wilayah Kerja Puskesmas Pencatatan dan Pelaporan
Umbulsari Kabupaten Jember Puskesmas (SP3) di Dinas
Tahun 2013. Artikel Ilmiah Hasil Kesehatan Kota Bandung. 2009.
Penelitian Mahasiswa. Jember: Wirajaya MKM. Hubungan
Universitas Jember; 2014. Dikutip Kepemimpinan, Motivasi dan
27 Januari 2016. Tersedia dari Kompensasi dengan Kepuasan
URL: Kerja Pegawai Puskesmas di
http://respository.unej.ac.id/12345 Kota Denpasar [Tesis]. Denpasar:
6789/66290 Universitas Udayana Denpasar;
Putranti KA. Faktor-faktor Penyebab 2015.
Keterlambatan Pengiriman
Laporan KIA dari Puskesmas ke
Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
Surakarta: Universitas
Muhammadiyah; 2013. Dikutip
27 Januari 2016. Tersedia dari
URL:
http://eprints.ums.ac.id//11._naska
h_publikasi
Robbins SP, Judge TA. Perilaku
Organisasi (Organizational
Behavior). Edisi 12. Jakarta:
Salemba Empat; 2009. ISBN:
978-979-691-459-3.
Sofian Effendi, Tukiran. Metode
Penelitian Survei. Edisi Revisi.
Jakarta: LP3ES; 2012. ISBN:
978-979-3330-94-5.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta; 2012. ISBN:
9798433640.
Suhadi, Rais K. Perencanaan Puskesmas.
Jakarta: Trans Info Media; 2015.
ISBN: 978-602-202-162-9.
Suryani ND, Solikhah. Sistem Pencatatan
dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP) di Wilayah
Dinas Kesehatan Kabupaten
Dompu Provinsi NTB. Jurnal
Kesmas. Yogyakarta: Universitas

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 124

Anda mungkin juga menyukai