Kajian SP3 UPT Talagabodas (Jawa Barat) PDF
Kajian SP3 UPT Talagabodas (Jawa Barat) PDF
OLEH :
UNIVERSITAS JAMBI
2020
JURNAL SEHAT MASADA Volume X Nomor 2 Juli 2017 ISSN: 1979-2344
ABSTRAK
Salah satu pemantapan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan melalui
pengumpulan data di Puskesmas yaitu melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Puskesmas (SP3). Berdasarkan Rekapitulasi Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas di
Kota Bandung Tahun 2014, ditemukan masalah kurang baik dan belum maksimalnya
pencatatan dan pelaporan Puskesmas. Di dalam Kriteria Pengelompokan Akhir Penilaian
Kinerja Puskesmas (PKP) Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014, UPT Puskesmas
Talagabodas mempunyai kriteria kurang dengan nilai akhir paling rendah yaitu 79,21
dibandingkan dengan Puskesmas lain. Tujuan Penelitian : Untuk mengkaji SP3 dari
aspek input, proses, dan output.
Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif, teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling, informan kunci dalam penelitian ini adalah
Koordinator Laporan di Dinas Kesehatan Kota Bandung, informan utama adalah seluruh
petugas program di UPT Puskesmas Talagabodas yang berjumlah 7 orang.
Hasil penelitian menunjukkan tenaga kesehatan dan sarana prasarana belum
mencukupi, formulir SP3 sudah mencukupi, sumber dana SP3 berasal dari APBN/APBD,
sebagian besar program di Puskesmas telah menggunakan teknologi informasi namun
jaringannya masih sering erorr, laporan maksimal dikirimkan ke Dinas tanggal 5 setiap
bulannya. Laporan yang dikirimkan ke Dinas tidak mengalami keterlambatan dan sudah
lengkap. Aspek Proses masih terdapat kekurangan. Aspek Output belum sepenuhnya
akurat, laporan dari Jejaring terkadang mengalami keterlambatan. Feedback dari Dinas
berupa Bimbingan Teknis. Hasil pengolahan data SP3 sebagai acuan untuk evaluasi
kinerja Puskesmas, penyusunan rencana tahunan serta penilaian kinerja Puskesmas.
Kata Kunci : Sistem pencatatan dan pelaporan, Sistem Informasi Kesehatan, Puskesmas.
Kepustakaan : 27 buah (2006-2016)
2012), 69,53 (Tahun 2013) dan 56,84 (SP3) di UPT Puskesmas Talagabodas
(Tahun 2014). Nilai cakupan UPT Kec. Lengkong Kota Bandung Tahun
Puskesmas Talagabodas pada tahun 2014 2016. Penelitian ini dilakukan di UPT
tersebut merupakan nilai yang paling kecil Puskesmas Talagabodas Kecamatan
dari 30 UPT Puskesmas yang ada di Kota Lengkong Kota Bandung. Informan
Bandung (Laporan Penilaian Kinerja penelitian ini berjumlah 8 orang yang
Puskesmas Kota Bandung, 2014). meliputi informan kunci dan informan
Hasil studi pendahuluan di Dinas utama. Informan kunci dalam penelitian
Kesehatan Kota Bandung bagian Pusat ini berjumlah 1 orang yaitu Koordinator
Data dan Informasi, diperoleh informasi Laporan di Dinas Kesehatan Kota
bahwa secara umum, permasalahan yang Bandung. Sedangkan informan utamanya
terjadi pada Sistem Pencatatan dan berjumlah 7 orang yaitu petugas program
Pelaporan Puskesmas (SP3) di Kota kesehatan lingkungan, petugas program
Bandung adalah laporan yang dikirimkan Promosi Kesehatan, Petugas KIA dan KB,
kurang akurat. Permasalahan mengenai Petugas Gizi, Petugas P2M (Pencegahan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Penyakit Menular) dan Imunisasi, Petugas
Puskesmas (SP3) yang kurang akurat Balai Pengobatan, Petugas Perkesmas
tersebut, salah satunya disebabkan oleh (Perawatan Kesehatan Masyarakat) dan
petugas tata usaha di Puskesmas yang Upaya Kesehatan Indera. Metode yang
bukan dari latar belakang kesehatan, digunakan adalah wawancara mendalam,
sehingga mereka tidak memahami yang diharapkan peneliti akan mengetahui
sepenuhnya mengenai sistem pencatatan hal-hal yang lebih mendalam tentang
dan pelaporan tersebut. Laporan yang informan dalam
diberikan dari petugas program yang menginterpretasikan situasi dan
diberikan kepada bagian tata usaha fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tersebut disalin sesuai dengan yang tidak bisa ditemukan melalui observasi.
tertera. Permasalahan lain yang Adapun pelaksanaannya menggunakan
diungkapkan oleh informan antara lain alat bantu perekam suara dan dicatat
fasilitas yang belum mendukung, karena secara langsung hal-hal intinya. Waktu
pencatatan dan pelaporan masih manual dilaksanakannya setelah ada kesepakatan
dan belum menerapkan sistem informasi terlebih dahulu dengan informan untuk
berbasis komputerisasi dalam pencatatan menjaga kerahasiaannya.
dan pelaporan tersebut atau yang biasa HASIL
disebut Sistem Informasi Manajemen 1. SP3 dari aspek Input (masukan) di
Puskesmas (SIMPUS). UPT Puskesmas Talagabodas
Dari uraian yang telah Pengetahuan mengenai Sistem
dikemukakan sebelumnya, maka penulis Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
tertarik untuk mengkaji Sistem (SP3)
Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Pengetahuan tentang SP3 menurut
(SP3) melalui pendekatan sistem yang informan 5 sebagai Koordinator Laporan
dapat dilihat dari beberapa permasalahan di Dinas Kesehatan Kota Bandung adalah
yang mencakup aspek awal/input, tata cara pencatatan dan pelaporan yang
proses, dan output di UPT Puskesmas lengkap untuk pengelolaan Puskesmas
Talagabodas Kecamatan Lengkong Kota meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan
Bandung Tahun 2016. kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil
METODE yang dicapai oleh Puskesmas, dalam arti
Jenis penelitian yang digunakan tidak hanya laporan-laporan bulanan,
dalam penelitian ini adalah deskriptif dalam manajemen diperlukan adanya data
kualitatif dengan pendekatan yang akurat, tepat waktu dan kontinyu
fenomenologi yaitu peneliti mencoba serta mutakhir secara periodik.
memahami subjek dari sudut pandang Pengetahuan SP3 Menurut Informan
subjek sendiri mengenai Kajian Sistem Utama Pengetahuan SP3 menurut
Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas informan 1, Petugas Program Perkesmas
dan Upaya Kesehatan Indera adalah setiap jumlahnya. Menurut informan 3, jumlah
kegiatan yang dilaksanakan dan perawat yang dibutuhkan UPT Puskesmas
didokumentasikan. Pengetahuan SP3 Talagabodas berjumlah paling sedikit 4
menurut Informan 2, Petugas Program orang. Jumlah Tenaga gizi, Tenaga
Kesehatan Lingkungan adalah suatu kesehatan gizi dirasakan masih kurang
kegiatan pencatatan dan pelaporan secara yaitu berjumlah 1 orang. Menurut
rutin tentang kegiatan yang dilakukan informan 6, untuk pelaksanaan program
yang dilaporkan setiap bulan. Pengetahuan gizi di UPT Puskesmas Talagabodas
SP3 menurut informan 3, Petugas Program dibutuhkan minimal 2 orang tenaga, yaitu
P2M (Pemberantasan Penyakit Menular) satu orang melakukan kegiatan dalam
dan Imunisasi adalah suatu kegiatan yang gedung dalam hal kegiatan konseling gizi
hasilnya harus dilaporkan pencatatan dan yang lainnya melakukan kegiatan luar
merupakan tanda bukti autentik dalam gedung. Jumlah Tenaga Promosi
melakukan suatu pekerjaan. Pengetahuan Kesehatan Jumlah tenaga promosi
SP3 menurut informan 4, Petugas Program kesehatan terbatas, sehingga program
Promosi Kesehatan adalah hasil kegiatan promosi kesehatan memberdayakan tenaga
di luar gedung dan dalam gedung yang yang ada. Jumlah Tenaga dokter umum
dilaporkan ke Dinas setiap bulanan, Dokter umum di UPT Puskesmas
triwulanan dan tahunan Pengetahuan SP3 Talagabodas berjumlah 2 orang, jumlah
menurut informan 8, Petugas Program tersebut sudah mencukupi menurut
KIA dan KB adalah sistem pencatatan petugas program balai pengobatan. Jumlah
yang dilakukan hasil dari kegiatan, Tenaga Bidan Menurut petugas program
KIA dan KB, ketersediaan tenaga bidan di
contohnya untuk program KIA dan KB
UPT Puskesmas
untuk selanjutnya dilaporkan ke Dinas
Talagabodas sudah mencukupi.
Kesehatan sebagai bukti tertulis. Berdasarkan pernyataan seluruh informan
Pengetahuan SP3 menurut informan 7, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan
Petugas Program Balai Pengobatan adalah tenaga kesehatan sebagai pemegang
sistem pencatatan yang setiap bulannya program serta pengelola Sistem
dilaporkan, untuk program balai Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
pengobatan, pencatatan meliputi jumlah (SP3) di UPT Puskesmas Talagabodas
penyakit, kunjungan, rujukan dan penyakit untuk tenaga kesehatan lingkungan,
terbanyak untuk selanjutnya dilaporkan ke tenaga gizi, tenaga promosi kesehatan,
Dinas Kesehatan. tenaga perawat yang memegang program
Jumlah Tenaga Kesehatan P2M dan Imunisasi serta program
Jumlah Tenaga Kesehatan Perkesmas dan Upaya Kesehatan Indera
Lingkungan dari hasil wawancara dengan belum mencukupi jumlahnya.
petugas kesehatan lingkungan didapatkan Sedangkan tenaga dokter umum
informasi bahwa tenaga kesehatan (pemegang program balai pengobatan)
lingkungan yang ada di UPT Puskesmas dan bidan (pemagang program KIA dan
Talagabodas berjumlah 2 orang. Jumlah KB) sudah mencukupi jumlahnya.
tersebut masih dirasakan kurang, karena Kualifikasi Pendidikan
dalam satu UPT Puskesmas memegang 7 Berdasarkan data dari Laporan
Kelurahan. Kelurahan yang dimaksud Tahunan UPT Puskesmas Talagabodas
tersebut adalah Kelurahan Malabar, Tahun 2014, diketahui bahwa petugas
Kelurahan Burangrang, Kelurahan pemegang program Kesehatan Lingkungan
Cikawao, Kelurahan, Jumlah Tenaga berlatar belakang pendidikan SPPH,
PerawatMenurut petugas program petugas pemegang program P2M dan
Perkesmas dan Upaya Kesehatan Indera Imunisasi serta Perkesmas dan Upaya
serta petugas program P2M Kesehatan Indera berlatar belakang
(Pemberantasan Penyakit Menular) dan pendidikan D3 Akademi Keperawatan,
Imunisasi, jumlah tenaga perawat di UPT petugas program gizi berlatar belakang
Puskesmas Talagabodas masih kurang pendidikan SPAG, petugas KIA dan KB
program gizi. Feedback dari Dinas yaitu gizi di UPT Puskesmas Talagabodas. SP3
apabila dari hasil laporan ternyata banyak program balai pengobatan dapat
rujukan, Dinas meminta agar pasien yang bermanfaat untuk menilai kinerja
biasanya dirujuk untuk dapat ditangani di Puskesmas. SP3 dari aspek output untuk
Puskesmas. Dinas Kesehatan Kota telah pemanfaatan informasi yaitu SP3
melakukan feedback kepada Puskesmas dimanfaatkan untuk pengambilan
dengan mengadakan Bimbingan Teknis kebijakan di tingkat Kota dan juga
melalui Rapat membahas evaluasi tingkat Provinsi, seperti LB1 bisa untuk
program Puskesmas yang mempunyai mengarah ke tingkat angka kematian,
pencapaian target yang kurang setiap kesakitan satu Kota, LB3 gizi itu kan
sebulan sekali/ tiga bulan sekali sesuai untuk melihat status kesehatan gizi Kota
kebutuhannya. Menurut informan 2, Bandung, LB 2 itu untuk rasio
feedback yang dilakukan Dinas penggunaan obat, kasus-kasus kesakitan
Kesehatan masih belum maksimal. dan angka penggunaan obat juga untuk
Menurut peneliti, Dinas Kesehatan perlu menentukan berapa besar dana yang
melakukan supervisi yang difokuskan harus digunakan untuk penggunaan
untuk pelaporan dan informasi kesehatan pembelian obat. Berdasarkan hasil
serta perlunya pendampingan teknis wawancara mengenai pemanfaat
tentang pengolahan data secara berkala informasi, dapat ditarik kesimpulan
dan terjadwal, juga mengenai pengisian bahwa Hasil pengolahan data SP3
format laporan bulanan yang benar. sebagai acuan untuk evaluasi kinerja
Penghargaan dapat diberikan kepada Puskesmas, penyusunan rencana tahunan
Puskesmas yang telah berhasil dalam serta penilaian kinerja Puskesmas.
pengelolaan SP3 dan sanksi berupa KESIMPULAN
teguran kepada Puskesmas yang tidak Input dalam pelaksanaan SP3 di UPT
lengkap. Puskesmas Talagabodas diketahui bahwa
Kajian SP3 dari aspek pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai pemegang
informasi SP3 di UPT Puskesmas program serta pengelola Sistem Pencatatan
Talagabodas dan Pelaporan Puskesmas (SP3) di UPT
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Talagabodas pada umumnya
Puskesmas (SP3) dari program kesehatan belum mencukupi. Pendanaan berasal dari
lingkungan salah satunya digunakan APBD/APBN, tersalurkan melalui
untuk mengevaluasi dan untuk mengetahui Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
sejauh mana program yang dikerjakan Sarana prasarana untuk komputer belum
mencapai target atau belum mencapai mencukupi, sebagian besar program di
target. Misalnya dari hasil kegiatan Puskesmas telah menggunakan sistem
terdapat target 80%, tetapi hasil yang aplikasi SIKDA versi 2.0, aplikasi tersebut
dicapai masih 70%, sehingga dibutuhkan jaringannya masih mengalami error.
usaha yang lebih lagi untuk mencapai 10% Formulir SP3 tersedia dan lengkap, cara
lagi dan untuk mengetahui usaha apa yang kerja SP3 secara umum setelah dilakukan
harus dikerjakan untuk mempermudah kegiatan, hasil kegiatan dicatat ke dalam
pada saat melakukan perencanaan. format laporan untuk selanjutnya
Pemanfaatan data SP3 mengenai program dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota
P2M adalah untuk membuat rencana
paling lambat tanggal 5 setiap bulan.
tindak lanjut dilihat dari kekurangan
Laporan yang dikirimkan ke Dinas
program tersebut. Informasi yang
dihasilkan dari SP3 program promkes Kesehatan tidak mengalami
dapat dimanfaatkan oleh semua program keterlambatan. Permasalahan mengenai
yang ada di keterlambatan terjadi di internal UPT
Puskesmas karena saling Puskesmas Talagabodas.
berkesinambungan. Menurut informan 6, Proses pelaksanaan SP3 di UPT
SP3 program gizi sangat bermanfaat Puskesmas Talagabodas diketahui sudah
untuk Dinas mengetahui permasalahan cukup baik, namun untuk penggerakan