Anda di halaman 1dari 13

Pratama Widya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini

Volume 5, No. 2, Oktober 2020


pISSN: 25284037 eISSN: 26158396
https://www.ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PW/issue/archive

MITIGASI BENCANA:
MANAJEMEN WABAH COVID-19 DI SATUAN PAUD

Oleh:
Agus Yudiawan
Jurusan Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong
e-mail : agusyudiawan@stainsorong.ac.id

Diterima 15 Juli 2020, direvisi 18 Agustus 2020, diterbitkan 20 Oktober 2020

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk menjelaskan model pengelolaan pendidikan mitigasi dan
menguraikan tahapan implementasi mitigasi kebencanaan di sekolah pendidikan anak usia dini
(PAUD). Metode penelitian kepustakaan (library research) dalam penelitian ini. Teknik
pengumpulan data dengan mengidentifikasi wacana dari buku-buku, laporan penelitian, artikel
jurnal, web (internet). Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan analisis isi (content
analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pendidikan mitigasi bencana wabah COVID-19
untuk anak PAUD merupakan suatu keharusan, karena anak-anak merupakan kelompok yang
paling rentan selama kejadian bencana pandemi. Fungsinya adalam meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, sikap, ketrampilan dan peran serta atas bencana pandemic yang muncul. Tahapan
mitigasi bencana wabah COVID-19 di sekolah mencakup 3 tahapan penting. Pertama, tahap
persiapan, meliputi (1) membentuk perwakilan komite manajemen bencana sekolah; (2) adanya
kebijakan, kesepakatan dan/ atau peraturan sekolah. Kedua, tahap perencanaan, meliputi; (1)
melakukan kajian terhadap risiko, bahaya, kerentanan dan sumber daya; (2) mengurangi risiko;
(3) keterampilan merespon dan penyediaan perlengkapan kebencanaan; (4) rencana
kesinambungan pendidikan. Ketiga, tahap keberlanjutan, meliputi (1) pemantauan; dan (2)
pengkinian. Mitigasi becana disekolah penting dilakukan sebagai upaya dalam menyiapkan
sumber daya sekolah untuk siap menghapi bencana.

Kata kunci: manajemen, mitigasi bencana, COVID-19, PAUD

ABSTRACT
The research encourages the explanation of the mitigation education model and complete
disaster mitigation planning in early childhood education schools (PAUD). This research uses
library research methods. Data is collected from books, research reports, journal articles, web
(internet) relevant to the study of Disaster Mitigation in Schools. Next, the data were analyzed
using the content analysis method (content analysis). The results showed that the COVID-19
outbreak disaster mitigation education for PAUD children was one of the reasons children were
the most vulnerable during a disaster. Its function is to increase awareness, knowledge,
attitudes, skills, and participation in emerging pandemics. The stages of COVID-19 outbreak
disaster mitigation in schools include three essential preparations. First, prepared, published (1)
(2) the existence of school policies, approvals, and regulations. Second, planning, loading; (1)
assesses risks, hazards, evaluates and resources; (2) reducing risk; (3) skills in responding and
providing disaster relief equipment; (4) education continuity plan. Third, continuous support,
updated (1) monitoring, and (2) updating. Mitigation of disasters to be executed is essential as
an effort to prepare school resources to cope with disasters.

Agus Yudiawan
112
Keywords: management, disaster mitigation education, COVID-19, PAUD
I. PENDAHULUAN pandemic COVID-19, termasuk dalam
Pandemi COVID-19 membawa penguatan motivasi anak dan pembelajaran
konsekuensi jangka panjang terhadap daring, (Hewi & Asnawati, 2020);
keselamatan, kesejahteraan, dan masa depan (Yulianingsih et al., 2020); (Setyowahyudi
anak-anak di wilayah Indonesia. Laporan & Ferdiyanti, 2020); (Nurkolis & Muhdi,
COVID-19 and Children in Indonesia: An 2020). Dari ketiga aspek tersebut, tampak
Agenda for Action to address Challenges bahwa pendidikan mitigasi bencana
beyond Public Health yang dikeluarkan COVID-19 di Lembaga PAUD belum
UNICEF, menyebutkan bahwa cukup sedikit dilakukan, padahal merupakan solusi
informasi bagiamana anak-anak dapat internal sekolah dalam mengurangi dampak
menghadapi tantangan pandemic COVID- wabah secara massif, (Setyowati, 2019);
19. Dengan kebijakan yang sudah (Suhartoyo, 2015).
memberikan peluang pada Lembaga Selanjutnya, kajian mitigasi bencana di
Pendidikan untuk membuka sekolah dengan satuan PAUD yang terfokus pada bencana
beberapa tahap, memberikan resiko pada wabah COVID-19 belum dilakukan.
anak-anak, (Adit, 2020). Pemahaman dan Umumnya penelitian relevan membahas
penyebaran informasi tentang kesiapsiagaan terkait kebencanaan umum, banjir, (Nuraeni
bencana harus dijalankan segera pada satuan et al., 2020); (Kurniati, Adriany, et al.,
Pendidikan. Hal ini dimasudkan agar 2020); (Thabrani et al., 2017), kebakaran,
mencapai tujuan pembangunan (Cahya Nasrullah & Reza, 2020), Longsor,
berkelanjutan (SDGs) dan eksistensi (Ramadhani & Nurfadilah, 2018), Gunung
pembelajaran khsusunya bagi anak usia dini Meletus, (Ningtyas & Risina, 2018). Selain
amat penting dan fundamental. Pemahaman itu, juga bahasan bagaimana mitigasi dapat
atas mitigasi bencana pada satuan diserap oleh para anak didik, baik melalui
pendidikan anak usia dini (PAUD) lagu, (Kusumawati & Sari, n.d.), audio
merupakan keniscayaan dan segera. visual, (Putri, 2019); (Ningtyas & Risina,
Pasalnya, mereka merupakan asset dan 2018), dan kegiatan bermain, (Dewi &
investasi masa depan bangsa yang mesti Anggarasari, 2020). Internalisasi
survive dalam berbagai situasi dan keadaan, pemahaman mitigasipun juga dilakukan oleh
(Oebaidillah, 2020). guru melaui berbagai pelatihan, (Hidayati et
Sejauh ini, kajian tentang Coronavirus al., 2020); (Rahma & Rizkiyani, 2019);
Disease 2019 (COVID-19) pada anak (Wijayanti et al., 2020), dan pelaksanaan
PAUD cenderung terfokus pada tiga aspek. diklat (Latifah, 2018). Artinya, pemahaman
Pertama, aspek sosialisasi, baik menyangkut mitigasi kebencanaan pada satuan
bahaya, pola hidup sehat, maupun cara pendidikan PAUD menjadi penting
meminimalisir penyebaran virus, (Ibrahim et dilakukan. Sehingga, efek atas bencana yang
al., 2020); (Safitri & Harun, 2020); terjadi dapat diminimalisir dan terkontrol
(Rahmawati et al., 2020). Kedua, terakit dengan baik, (Setyowati, 2019).
tentang peran orang tua dalam mendampingi Melihat pada kajian litelatur
anak-anaknya, (Kurniati, Nur Alfaeni, et al., sebelumnya, terlihat belum banyak kajian
2020); (Oktaria & Putra, 2020). Fokus terkait mitigasi bencana wabah COVID-19
kajian ketiga adalah pada aspek di satuan PAUD. Tulisan ini ditujuan untuk
pembelajaran, baik model ataupun metode melengkapi kekurangan dari studi yang ada.
yang relevan digunakan pada masa Selain dengan menguraikan model

MITIGASI BENCANA:
MANAJEMEN WABAH COVID-19 DI SATUAN PAUD 113
pendidikan mitigasi, juga menjelaskan data dalam penelitian dikumpulkan melalui
tahapan pengelolaan wabah di satuan dokumentasi, yaitu mencari data mengenai
sekolah PAUD. Selain itu, tulisan ini hal-hal berupa catatan, buku, makalah atau
didasarkan pada teori bahwa Pendidikan artikel, jurnal, website dan sebagainya,
mitigasi bencana disekolah mampu (Sugiyono, 2017). Instrumen penelitian
mengurangi resiko dan dampak negative digunakan menggunakan daftar check-list
dari bencana itu, (Suhartoyo, 2015. atas bahan penelitian, skema atau peta
Khsusnya bencana wabah COVID-19, yang penulisan dan format catatan penelitian.
memerlukan pemahaman dan pedoman saat Setelah data dikumpulkan, dilakukan
dilakukan kebijakan adaptasi normal baru analisis isi (content analysis). Analisis ini
dengan pembukaan sekolah PAUD. digunakan untuk memperoleh kesimpulan
yang valid dan dapat diteliti ulang
II. METODE berdasarkan konteksnya, (Krippendoff,
Pada penelitian ini digunakan 1993). Kaitanya dengan analisis ini,
pendekatan studi kepustakaan (library dilakukan proses memilih, membandingkan,
research) dalam menganalisis permasalahan menggabungkan berbagai pengertian dari
yang dikaji. Studi kepustakaan yang literatur yang ada hingga ditemukan
dimaksud merupakan teknik pengumpulan inferensi yang relevan, (Sugiyono, 2017).
data dengan melakukan penelaahan terhadap Untuk mencegah kesalahan informasi
literatur, catatan, serta berbagai laporan (missed information) juga dilakukan
berkaitan dengan masalah yang akan pengecekan antar literatur yang digunakan.
dipecahkan. Sealin itu, menurut Sugiyono
yang merupakan pakar penelitian juga III. PEMBAHASAN
menyebutkan bahwa kajian kepustakaan 2.1 Pendidikan Mitigasi Bencana
merupakan kajian teoritis atas referensi dan Mitigasi dilakukan sebagai upaya
literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dalam meminimalisir atas resiko yang
dengan budaya, nilai dan norma yang terjadi atas keberlangsungan bencana.
berkembang pada situasi sosial yang akan Mitigasi dalam literatur yang disampaikan
diteliti, (Sugiyono, 2017). oleh Setyowati, pada hakikatnya merupakan
Metode penelitian kepustakaan ini rangkaian upaya untuk mengurangi risiko
digunakan untuk memetakan model bencana, baik melalui pembangunan fisik
pengelolaan mitigasi bencana di Sekolah maupun penyadaran dan peningkatan
dalam kaitanya dengan pandemic COVID- kemampuan menghadapi ancaman bencana,
19. Adapun langkah-langkah dalam (Setyowati, 2019). Menurut organisasi
penelitian kepustakaan adalah sebagai kesahatan dunia (WHO), bencana
berikut: 1) Pemilihan topik; 2) Eksplorasi ditafsirkan sebagai segala kejadian yang
informasi; 3) Menentukan fokus penelitian; menyebabkan kerusakan lingkungan,
4) Pengumpulan sumber data; 5) Persiapan gangguan geologis, hilangnya nyawa
penyajian data; dan 6) Penyusunan laporan, manusia atau memburuknya derajat
(Kuhlthau, 2004). kesehatan, yang memerlukan respon cepat
Sumber data yang menjadi bahan akan dari luar masyarakat atau wilayah tertentu,
penelitian ini berupa buku, jurnal dan situs (Indiyanto & Kuswanjono, 2012). Bencana
internet yang terkait dengan topik yang telah disini ditekankan pada aspek wabah
dipilih. Sumber data penelitian ini terdiri COVID-19 yang berdampak pada
dari beberapa buku, laporan dan beberapa memburuknya derajad kesehatan
jurnal terkait mitigasi bencana. Selanjutnya, masyarakat, termasuk anak-anak.

Agus Yudiawan
114
Diperlukan berbagai upaya konkrit 1) Kesadaran, membantu individu
sebagai langkah startegis dalam menetapkan ataupun kelompok untuk memiliki
mitigasi yang ada. Pencegahan terhadap kesadaran dan kepekaan terhadap
munculnya dampak atas bencana yang ada lingkungan keseluruhan berikut
merupakan perlakuan pertama dan segera. permasalahan yang terkait.
Misalnya saja pada wabah COVID-19, 2) Pengetahuan, membantu individu
World Health Organization menyatakan atau kelompok sosial memiliki
bahwa pencegahan penyebaran COVID-19 pemahanam terhadap lingkungan
perlu dilakukan dengan menjanga total, permasalahan yang terkait serta
kebersihan badan, baik dengan sering cuci kehadiran, manusia yang
tangan dengan sabun atau dengan hand menyandang peran dan tanggung
sanitaizer dan jangan menyentuh mata, jawab penting di dalamnya.
hidung, mulut. Selain itu, social distancing 3) Sikap, membantu individu atau
dan physical distancing menjadi perioritas kelompok sosial memiliki nilai-nilai
dalam meminimalisir penyebaran wabah sosial, rasa kepedulian, yang kuat
COVID-19, (GTPPCovid-19, 2020). terhadap lingkungannya, serta
Walaupun pencegahan sudah dilakukan motivasi untuk berperan aktif dalam
dengan masif, namun potesensi kejadian upaya perlindungan dan
masih ada dan berlangsung, maka upaya- pengembangan lingkungan.
upaya mitigasi (mitigation) harus segera 4) Ketrampilan, membantu individu
diupayakan dengan optimal. atau kelompok sosial mengevaluasi
Pendidikan kebencanaan merupakan persyaratan-persyaratan lingkungan
solusi internal di sekolah untuk mengurangi dengan program pendidikan dari segi
dampak bencana, serta membiasakan warga ekologi, politik, ekonomi, sosial,
belajar untuk tanggap dan sigap terhadap estetika dan pendidikan.
bencana yang terjadi. Pendidikan 5) Peran serta, membantu individu atau
kebencanaan bermacam-macam bentuknya kelompok sosial untuk dapat
dimulai dari penangulangan bencana mengembangkan rasa tanggng
berbasis masyarakat, pendidikan jawab, dan urgensi terhadapa suatu
kebencanaan untuk menuju masyarakat permasalahan lingkungan sehingga
sadar bencana, serta kearifan lokal dapat mengambil tindakan relevan
masyarakat dalam menangani untuk pemecahannya.
bencana,(Preston, 2012); (Setyowati, 2019). Pendidikan bencana khususnya pada
Pendidikan kebencanaan pada kelompok paling rentan (anak-anak) adalah
hakikatnya merupakan salah satu aspek dari suatu keharusan. Pada saat bencana
kehidupan lingkungan. Konsepsi dari utamanya wabah COVID-19, jaga jarak dan
pendidikan kebencanaan merupakan proses larangan berkerumun menjadi cukup sulit
pendidikan tentang hubungan manusia diterapkan. Selain itu, pemenuhan fasilitas
dengan alam dan lingkungan binaan, kesehatan juga harus optimal sesuai standar.
termasuk tata hubungan manusia dengan Bentuk edukasi kebencanaan harus
dinamika alam, pencemaran virus yang dilakukan komperhensif, adaptif dan
terjadi. Resolusi Belgrad International berulang-ulang. Agar subtansi edukasi yang
Conference on Environmental Education, dimaksud dapat terinternalisasi oleh para
(Soetaryono, 1999), menguraikan fungsi dari anak didik dan juga guru. Beberapa media
pendidikan kebencanaan diantaranya; yang dapat digunakan untuk melakukan
internaliasi pendidikan kebencanaan

MITIGASI BENCANA:
MANAJEMEN WABAH COVID-19 DI SATUAN PAUD 115
misalnya melalui poster, brosur, buku setelah bencana. Model ini seringkali
panduan, komik, alat permainan, lagu, audio digabungkan dengan disaster
visual, permainan edukatif maupun berbagai management continuum model.
alat peraga edukasi kebencanaan lainnya, c. Contract-expand model, model ini
(Setyowati, 2019); (Kusumawati & Sari, berasumsi bahwa seluruh tahap-
n.d.), (Putri, 2019); (Ningtyas & Risina, tahap yang ada pada pengelolaan
2018), dan (Dewi & Anggarasari, 2020). bencana (emergency, relief,
Sementara itu, Internalisasi pemahaman rehabilitation, reconstruction,
mitigasipun juga harus dimiliki dan mitigation, preparedness, dan early
dipahami oleh para guru. Karena pada warning) semestinya tetap
jenjang PAUD, guru merupakan transfere of dilaksanakan pada daerah yang
knowledge centre kepada anak didiknya. rawan bencana. Perbedaan pada
Metode diklat menjadi pilihan terbaik dalam kondisi bencana dan tidak bencana
memberikan wawasan mitigasi kebencanaan adalah pada saat bencana tahap
untuk guru, (Hidayati et al., 2020); (Rahma tertentu lebih dikembangkan
& Rizkiyani, 2019); (Wijayanti et al., 2020), (emergency dan relief) sementara
dan (Latifah, 2018). Dengan demikian, maka tahap yang lain seperti
kualitas guru atas mitigasi kebencanaan rehabilitation, reconstruction, dan
dapat dioptimalkan. mitigation kurang ditekankan.
d. The crunch and release model,
2.2 Model Mitigasi Bencana model pengelolaan bencana ini
Menurut Maguire & Hagan, ditemukan menekankan upaya mengurangi
lima model pengelolaan bencana. kerentanan untuk mengatasi bencana.
Implementasi atau penerapan model Bila masyarakat tidak rentan maka
pengelolaan bencana tergantung pada bencana akan juga kecil
kondisi dan kerentanan bencana suatu kemungkinannya terjadi meski
wilayah. Adapun model yang dimaksud hazard tetap terjadi.
diantaranya sebagai berikut, (Maguire & e. Disaster risk reduction framework,
Hagan, 2007); (Setyowati, 2019). merupakan model pengelolaan
a. Disaster management continuum bencana yang menekankan pada
model, model pengelolaan bencana upaya pengelolaan bencana pada
ini merupakan model yang paling identifikasi risiko bencana baik
popular karena terdiri dari tahap- dalam bentuk kerentanan maupun
tahap yang jelas sehingga lebih hazard dan mengembangkan
mudah diimplementasikan. Tahap- kapasitas untuk mengurangi risiko
tahap manajemen bencana di dalam bencana.
model ini meliputi emergency, relief, Bencana (disaster) merupakan
rehabilitation, reconstruction, fenomena yang terjadi karena komponen-
mitigation, preparedness, dan early komponen pemicu ancaman dan kerentanan
warning. bekerja bersama secara sistematis, sehingga
b. Pre-during-post disaster model, dapat diperkirakan risiko yang akan
model pengelolaan bencana ini dihadapi. Misalnya disekolah PAUD,
membagi tahap kegiatan di sekitar dengan situasi pandemic COVID-19 yang
bencana. Terdapat kegiatan-kegiatan ada, penyebaran akan terjadi apabila warga
yang perlu dilakukan sebelum sekolah mempunyai tingkat kemampuan
bencana, selama bencana terjadi, dan yang lebih rendah dibanding dengan tingkat

Agus Yudiawan
116
ancaman yang mungkin terjadi padanya. hanya bersifat tunggal, tetapi dapat hadir
Ancaman menjadi bencana apabila secara meluas dan sistematis sehingga
komunitas rentan (anak-anak), memiliki disebut bencana kompleks, (Paripurno,
pengetahuan atau pembiasaan yang rendah 2008).
atas bahaya wabah tersebut. Artinya, Pendekatan lain adalah lingkaran
perluasan bencana wabah ini akan sulit pengelolaan bencana (disaster management
diproteksi penyebarannya di sekolah apabila cycle) yang terdiri dari dua kegiatan besar
warga belajar tidak mempunyai kapasitas yaitu sebelum bencana dan setelah bencana,
untuk mengelola ancaman yang terjadi. (Setyowati, 2019), lihat gambar 1.
Ancaman, pemicu dan kerentanan tidak

Gambar 1. Model Mitigasi Bencana, (Setyowati, 2019)

Model mitigasi bencana dilakukan 2006); (Nurjanah., Marfai., Ni’imah.,


sebelum, saat dan setelah terjadinya Mukti., Zahro., 2011); (Hardoyo et al.,
bencana. Pertama adalah sebelum terjadinya 2011)
bencana (pre event) dan kedua adalah
setelah terjadinya bencana (post event). 2.3 Tahapan Mitigasi Bencana
Kegiatan yang dilakukan sebelum terjadinya Tahapan dalam mengelola bencana
bencana berupa disaster preparedness khsusnya wabah COVID-19 disekolah
(kesiapsiagaan menghadapi bencana) dan PAUD dapat dikelompokkan kedalam 6
disaster mitigation (mengurangi dampak tahapan. Pada setiap tahapnya terdapat
bencana), (Thabrani et al., 2017). Kegiatan pertanyaan-pertanyaan penting terkait
setelah terjadinya bencana dapat berupa keadaan sosial budaya masyarakat yang
disaster response/emergency response (saat harus dilihat, (Marsella et al., 2007)
terjadi bencana atau tanggap bencana) dan 1) Tahap prabencana, dibutuhkan
disaster recovery (kegiatan pemulihan atau pengetahuan mengenai situasi
rehabilitasi). Pengurangan resiko bencana pandemic yang ada pada suatu
atau disaster reduction merupakan wilayah atau negara. Hal tersebut
perpaduan dari kegiatan mitigation dengan tidak hanya berhenti pada catatan
preparation/preparedness, (Smit & Wandel, situasi yang ada, namun bagaimana

MITIGASI BENCANA:
MANAJEMEN WABAH COVID-19 DI SATUAN PAUD 117
wabah tersebut berpengaruh terhadap respons yang diberikan oleh sekolah
lingkungan, masyarakat, sekolah dan cukup untuk menciptakan respons
nilai-nilai yang terkandung di positif terhadap bencana penyebaran
dalamnya; wabah, ataukah mereka mebutuhkan
2) Tahap peringatan dan ancaman bantuan pada pihak luar;
bencana, dalam kejadian bencana 5) Tahap rekonstruksi, dalam proses
dibutuhkan pengetahuan seberapa ini, pertanyaan penting yang harus
cepat dan tingkat penyebaran wabah dijawab adalah bagaimana
ini, dalam proses ini dibutuhkan mengimplementasikan kebijakan
analisis tentang peluang rekonstruksi harus dijalankan.
mengoptimalkan segenap sumber Seringkali kegagalan dalam
daya yang ada. Selain itu, tahap ini penanganan bencana wabah akibat
dibutuhkan pula pengetahuan gagalnya rekonstruksi dan
mengenai sistem sosial dan rambu- rehabilitasi; dan
rambu yang ada diwilayah. Hal 6) Tahap pembelajaran bencana,
tersebut akan berpengaruh terhadap kejadian bencana khususnya
sikap dan tanggapan warga belajar COVID-19 akan memberikan
atas peringatan bencana yang akan pengalaman terhadap warga belajar
diberikan; khsusnya di Sekolah atau wilayah.
3) Kejadian bencana dan dampaknya, Dibutuhkan usaha untuk
pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengembangkan aktifitas mitigasi
hal ini adalah kemampuan untuk bencana yang beroientasi pada masa
mengidentifikasi jenis bencana yang depan, dengan melibatkan peran
dihadapi, bagaimana dampak yang serta sekolah, orang tua, masyarakat
diperoleh, seberapa besar sumber dan pemerintah.
daya manusia, sosial, teknis dan
ekonomi yang dimiliki, dan 2.4 Manajemen Bencana Pandemi
pengetahuan warga belajar terhadap COVID-19 di Sekolah
bencana wabah dan dampaknya; Konsep sekolah aman yang
4) Tanggap darurat, perlu untuk belakangan dikembangkan menjadi Sekolah
melakukan analisis mengenai Aman yang komprehensif mencakup unsur-
respons apa yang pertama kali harus unsur sebagai sub-pilar yang menunjang
dilakukan, seberapa besar sumber manajemen bencana di sekolah seperti
daya sekolah yang tersedia, apakah tertera dalam diagram ini:

Agus Yudiawan
118
Gambar 2. Manajemen Bencana di Sekolah, (Suhartoyo, 2015)
Dalam kerangka sekolah aman yang oleh sekolah, orang tua, anak didik
komprehensif, pilar manajemen bencana sekolah tersebut dapat terkoordinasi.
khususnya dalam menyikapi pandemic 2. Tahap Perencanaan
COVID-19 di sekolah. Kemdikbud dan a. Melakukan kajian terhadap risiko,
UNICEF merumuskan delapan indikator bahaya, kerentanan dan sumber
strategis yang dikelompokkan menjadi 3 daya;
tahapan berikut, (Suhartoyo, 2015). Pengkajian dan perencanaan
1. Tahap Persiapan merupakan langkah subtansial
a. Membentuk perwakilan komite sebagai bagian dalam upaya mitigasi
manajemen bencana sekolah; dan keselamatan. Kedua hal tersebut
Keamanan sekolah adalah tugas dan harus saling berdampingan, karena
tanggung jawab seluruh komunitas tanpa pengkajian, maka perencanaan
sekolah. Upaya ini membutuhkan akan sulit dilakukan, dan
kepemimpinan dan koordinasi oleh sebalikanya. Mereka yang terlibat
pihak pengelola sekolah, dan harus mendukung dan saling berbagi
memerlukan keterlibatan dan informasi mengenai kebijakan dan
partisipasi dalam semua bidang oleh respon strategis. Hal ini sangat
komunitas sekolah. penting dalam mengurangi konflik
b. Adanya kebijakan dan peraturan dan bencana. Informasi harus mudah
sekolah yang mendukung; dipahami dan dapat diakses oleh
Orang tua anak didik ataupun wali semua pihak.
anak didik dapat membuat b. Mengurangi resiko;
kesepakatan setelah mendapat Evakuasi dipahami sebagai proses
penjelasan dari pihak sekolah. menyelamatkan diri atau kelompok
Kesepakatan lain yang dibuat adalah secara mandiri ke daerah atau titik
kesepakatan dengan warga aman dengan selamat dan tepat
lingkungan sekitar mengenai upaya waktu. Untuk memungkinkan
PRB, sehingga upaya yang dilakukan evakuasi berjalan sebagaimana
diharapkan, maka diperlukan rencana

MITIGASI BENCANA:
MANAJEMEN WABAH COVID-19 DI SATUAN PAUD 119
yang baik. Peringatan dini adalah beberapa alternatif kreatif untuk
informasi yang perlu disebarluaskan memastikan bahwa pendidikan terus
dengan segera, sesaat sebelum berlanjut. Di tahap pasca-bencana
bahaya datang, agar seluruh warga pandemi, peserta didik juga perlu
belajar dapat segera menyelamatkan berpartisipasi dalam upaya
diri ke tempat aman, sesuai dengan pemulihan, dan perlu memiliki
rencana evakuasinya. Misalnya waktu untuk mengikuti berbagai
untuk COVID-19, informasi dapat kegiatan psikososial untuk
diperoleh langsung dari hasil membantu proses penyesuaian diri
pemerikasaan awal di Sekolah terhadap kehilangan (baik teman,
menggunakan thermogun. Jika suhu guru, keluarga atau orang tua) yang
badan anak didik diatas 37,5 derajad, terjadi dalam hidup mereka.
maka harus dipisahkan dengan anak 3. Tahap Keberlanjutan
didik lain atau langsung pulang dan a. Pemantauaan
dilakukan perawatan. Demikian juga 1) Memonitor Indikator bagi
yang menunjukkan gejala, batuk, Manajemen Bencana di Sekolah;
batuk dan lainya diperlukan tindakan Daftar periksa kesiapan dan
prefentif. Dari hal tersebut, sekolah ketahanan sekolah dalam
perlu segera menyebarluaskan menghadapi bencana digunakan
informasi kepada seluruh warga untuk memandu proses dalam
sekolah untuk melakukan evakuasi, menerapkan implementasi
meskipun informasi resmi dari kebijakan dan prosedur
pemerintah atau aparat berwenang manajemen bencana di sekolah.
belum diterima. Hal tersebut dapat digunakan
c. Keterampilan merespon dan sebagai dasar dalam mengukur
Penyediaan perlengkapan pencapaiannya.
kebencanaan; 2) Bekerja sama dan
Banyak dari tenaga kependidikan di mengkomunikasikan rencana
sekolah yang sudah memiliki (kontinjensi);
keterampilan merespon bencana. Keberhasilan manajemen
Keterampilan yang dapat dipelajari bencana di sekolah merupakan
dari program belajar sendiri atau tantangan karena terdapat banyak
secara online. Membaca pedoman pemangku kepentingan yang
dan mengukuti kebijakan pemerintah berbeda yang harus terlibat. Pada
terkait. Dibuat rencana pelatihan umumnya, otoritas pendidikan
tenaga kependidikan, untuk mengisi yang menetapkan kebijakan dan
kesenjangan dalam keterampilan memberikan bimbingan untuk
melakukan respon atas wabah. manajemen bencana di sekolah,
d. Rencana kesinambungan Pendidikan; dengan bantuan otoritas.
Diperlukan rencana startegis dalam 3) Melibatkan pihak lain;
memastikan penyediaan akses Melindungi anak-anak dan
pendidikan bagi anak didik setelah tenaga kependidikan serta
bencana terjadi. Kalendar Pendidikan membuat perencanaan untuk
yang fleksibel, kurikulum darurat, kelangsungan Pendidikan
modifikasi ruang belajar, metode menjadi perioritas dalam
pembelajaran daring hanyalah manajemen bencana di Sekolah.

Agus Yudiawan
120
Namun, dalam memastikan Adit, A. (2020). Mendikbud: Ini Ketentuan
bahwa semua orang memiliki Sekolah Boleh Dibuka, PAUD Tunggu
pemahaman yang sama, pelibatan 5 Bulan Lagi. Kompas.Com.
dengan berbagai pihak harus https://www.kompas.com/edu/read/202
dilakukan. 0/06/15/192208071/mendikbud-ini-
b. Pengkinian ketentuan-sekolah-boleh-dibuka-paud-
Perlu dilakukan peninjauan terhadap tunggu-5-bulan-lagi?page=1
rencana tersebut bersamasama Cahya Nasrullah, A. Y. U., & Reza, M.
dengan warga sekolah guru dan (2020). Pengembangan Buku Panduan
tenaga kependidikan lainnya. Kegiatan Pembelajaran Mitigasi
Tujuanya agar memastikan bahwa Bencana Kebakaran Pada Anak Usia 5-
semua memiliki kesiapsiagaan 6 Tahun. PAUD Teratai, 9(1).
terhadap bencana dan kedaruratan. Dewi, R. S., & Anggarasari, N. hudha.
Simulasi kebencanaan wabah yang (2020). Mitigasi Bencana Pada Anak
didasarkan pada kontinjensi ataupun Usia Dini. Early Childhood : Jurnal
berdasarkan SOP yang dibuat tentu Pendidikan, 3(1), 68–77.
dapat memperkecil penularan dan https://doi.org/10.35568/earlychildhood
kepanikan saat kedaruratan terjadi di .v3i1.438
sekolah. Hal ini juga untuk GTPPCovid-19. (2020). Protokol
menjamin bahwa orang-orang di Percepatan Penanganan Pandemi
sekolah yang diberi tanggung jawab Covid-19 (Corona Virus Disease
tertentu benar-benar paham akan 2019).
peran dan tanggung jawabnya saat Hardoyo, S. R., Marfai, M. A., Ni’mah, N.
sebuah bencana atau kedaruratan M., Mukti, R. Y., Zahro, Q., & Halim,
terjadi. A. (2011). Strategi Adaptasi
Masyarakat dalam Menghadapi
IV. SIMPULAN Bencana Banjir Pasang Air Laut di
Pendidikan kebencanaan merupakan Kota Pekalongan. Magister
solusi internal di sekolah untuk mengurangi Perencanaan Dan Pengelolaan Pesisir
dampak bencana, serta membiasakan warga Dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS).
belajar untuk tanggap dan sigap terhadap Program S-2 Geografi, Fakultas
bencana yang terjadi. Khsusnya di satuan Geografi Universitas Gadjah Mada.
PAUD, pendidikan mitigasi bencana sangat Yogyakarta. Cetakan Pertama.
urgen untuk dilaksanakan. Pemahaman atas Hewi, L., & Asnawati, L. (2020). Strategi
model bencana, bagimana mengatasi mulai Pendidik Anak Usia Dini Era Covid-19
dari prabencana hingga pada tahapan dalam Menumbuhkan Kemampuan
rekontrusi dan pembelajaran atas bencana Berfikir Logis. Jurnal Obsesi : Jurnal
wabah. Model pengelolaan bencana wabah Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 158.
disekolah yang tepat, akan mengurangi https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.53
dampak resiko yang lebih besar. Tujuanya 0
adalah melindungi anak didik yang rentan, Hidayati, H., Rahmaniah, R., Hudri, M.,
guru dan tenaga kependidikan lain agar Irwandi, I., & Bafadal, M. F. (2020).
survive dalam melaksanakan pendidikan Disaster Mitigation Training (Pelatihan
yang aman dan nyaman. Mitigasi Bencana) Untuk Anak Usia
Dini Di Muhammadiyah Boarding
DAFTAR PUSTAKA School Sang Surya, Kota Mataram.

MITIGASI BENCANA:
MANAJEMEN WABAH COVID-19 DI SATUAN PAUD 121
Selaparang Jurnal Pengabdian Yogyakarta.
Masyarakat Berkemajuan, 3(2), 211. Latifah, A. U. (2018). Penyelenggaraan
https://doi.org/10.31764/jpmb.v3i2.219 Pendidikan Mitigasi Bencana pada
5 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
Ibrahim, I., Kamaluddin, K., Mas’ad, M., Paud Aisyiyah Tegalsari Bantul
Mintasrihardi, M., AM, J., & Gani, A. Yogyakarta.
A. (2020). Bencana Virus Corona Maguire, B., & Hagan, P. (2007). Disasters
Melalui Sosialisasi Pada Anak Usia and communities: understanding social
Dini Pada Desa Rempe Kecamatan resilience. Australian Journal of
Seteluk Sumbawa Barat. Selaparang Emergency Management, The, 22(2),
Jurnal Pengabdian Masyarakat 16.
Berkemajuan, 3(2), 191. Marsella, A. J., Johnson, J. L., Watson, P.,
https://doi.org/10.31764/jpmb.v3i2.219 & Gryczynski, J. (2007). Ethnocultural
6 perspectives on disaster and trauma:
Indiyanto, A., & Kuswanjono, A. (2012). Foundations, issues, and applications.
Konstruksi Masyarakat Tangguh Springer Science & Business Media.
Bencana. Bandung: Mizan. Ningtyas, D. P., & Risina, D. F. (2018).
Krippendoff, K. (1993). Analisis Isi: Peningkatan Self Awareness Anak Usia
Pengantar Teori dan Metodologi, Dini Melalui Media Video Mitigasi
terjemahan. Citra Niaga Rajawali Bencana Gunung Meletus. Al-Athfal:
Perss. Jurnal Pendidikan Anak, 4(2), 113–
Kuhlthau, C. C. (2004). Seeking meaning: A 124.
process approach to library and https://doi.org/https://doi.org/10.14421/
information services (Vol. 2). Libraries al-athfal.2018.42-01
Unlimited Westport, CT. Nuraeni, N., Mujiburrahman, M., &
Kurniati, E., Adriany, V., Mirawati, M., El- Hariawan, R. (2020). Manajemen
Seira, R. M., & Winangsih, I. (2020). Mitigasi Bencana pada Satuan
Identifikasi Kesiapsiagaan Guru PAUD Pendidikan Anak Usia Dini untuk
sebagai Upaya Pengurangan Risiko Pengurangan Risiko bencana Gempa
Bencana Banjir di Bandung. Jurnal Bumi dan Tsunami. Jurnal Penelitian
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: E-
Dini, 4(2), 840. Saintika, 4(1), 68.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.38 https://doi.org/10.36312/e-
8 saintika.v4i1.200
Kurniati, E., Nur Alfaeni, D. K., & Nurjanah., Marfai., Ni’imah., Mukti.,
Andriani, F. (2020). Analisis Peran Zahro., H. (2011). Manajemen
Orang Tua dalam Mendampingi Anak Bencana. Alfabeta.
di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Nurkolis, N., & Muhdi, M. (2020).
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Keefektivan Kebijakan E-Learning
Dini, 5(1), 241. berbasis Sosial Media pada PAUD di
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.54 Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
1 Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Kusumawati, H., & Sari, E. S. (n.d.). Dini, 5(1), 212.
Training Of Writing Children's Song https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.53
For Kindergarten's Teachers As A 5
Media Of Mitigative Disasters In Oebaidillah, S. (2020). Mitigasi Bencana

Agus Yudiawan
122
Anak PAUD Investasi Masa Depan. Membiasakan Pola Hidup Sehat dan
Media Indonesia. Bersih pada Anak Usia Dini Selama
https://mediaindonesia.com/read/detail/ Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi:
213230-mitigasi-bencana-anak-paud- Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
investasi-masa-depan 5(1), 385–394.
Oktaria, R., & Putra, P. (2020). Pendidikan https://doi.org/https://doi.org/10.31004/
Anak Dalam Keluarga Sebagai Strategi obsesi.v5i1.542
Pendidikan Anak Usia Dini Saat Setyowahyudi, R., & Ferdiyanti, T. (2020).
Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Keterampilan Guru PAUD Kabupaten
Pesona PAUD, 7(1), 41–51. Ponorogo Dalam Memberikan
Paripurno, E. T. (2008). Manajemen resiko Penguatan Selama Masa Pandemi
bencana berbasis komunitas: Alternatif COVID-19. Jurnal Golden Age, 4(1),
dari bawah. Jurnal Dialog Kebijakan 99–111.
Publik. Setyowati, D. L. (2019). Pendidikan
Preston. (2012). What is disaster Kebencanaan. Semarang: Universitas
education?. In Disaster Education. Negeri Semarang.
Sense Publisher. Smit, B., & Wandel, J. (2006). Adaptation,
Putri, A. A. A. D. (2019). Penerapan Metode adaptive capacity, and vulnerability.
Bercerita Menggunakan Media Audio- Global Environmental Change, 16(3),
Visual untuk Meningkatkan 282–292.
Pemahaman Anak Usia Dini Mengenai https://doi.org/10.1016/j.gloenvcha.200
Bencana Alam. Jurnal Pendidikan 6.03.008
Anak Usia Dini Undiksha, 7(3), 246– Soetaryono, R. (1999). Aplikasi Pendidikan
250. Lingkungan Pada Jenjang Sekolah
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2388 Menengah. Makalah Lokakarya
7/paud.v7i3.23233 Penerapan Model Pendidikan
Rahma, A., & Rizkiyani, F. (2019). Lingkungan Hidup Di Sekolah, IPB
Peningkatan Pemahaman Guru PAUD Dan BPPT, Bogor.
Tentang Kebencanaan melalui Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Pembelajaran Sains. Publikasi Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (25th
Pendidikan, 9(3), 254–261. ed.). CV. Alfabeta.
Rahmawati, N. V., Utomo, D. T. P., & Suhartoyo. (2015). Modul Manajemen
Ahsanah, F. (2020). Fun Handwashing Bencana di Sekolah. Biro Perencanaan
Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19 dan Kerjasama Luar Negeri Sekjen
Pada Anak Usia Dini. JMM (Jurnal Kemdikbud.
Masyarakat Mandiri), 4(2), 217–224. Thabrani, R., Al Haqiqi, J., & Kurniasih, A.
https://doi.org/https://doi.org/10.31764/ (2017). Aksiana: A Learning Model Of
jmm.v4i2.19 Disaster Mitigation (Flood) And Its
Ramadhani, A. N., & Nurfadilah, N. (2018). Implementation On Indonesian
Kesiapsiagaan Lembaga Paud Di Bogor Education. Proceeding, Seminar
Dalam Menghadapi Bencana Longsor. Nasional Kebumian Ke-10 Peran Ilmu
Seminar Nasional Dan Call for Paper Kebumian Dalam Pembangunan
“Membangun Sinergitas Keluarga Dan Infrastruktur Di Indonesia 13–14
Sekolah Menuju PAUD Berkualitas, September 2017; Grha Sabha
172–179. Pramana.
Safitri, H. I., & Harun, H. (2020). Wijayanti, A., Koesmadi, D. P., Putri, W. P.,

MITIGASI BENCANA:
MANAJEMEN WABAH COVID-19 DI SATUAN PAUD 123
& Thoyyibah, S. (2020). Pendidikan
Mitigasi Bencana Bagi Pendidik PAUD
di Kabupaten Ngawi. IJCE (Indonesian
Journal of Community Engagement),
1(1), 26–31.
Yulianingsih, Y., Hayati, T., Kurnia, A., &
Nursihah, A. (2020). Pengenalan
Covid-19 pada anak usia dini melalui
metode bercerita.
http://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/306
08

Agus Yudiawan
124

Anda mungkin juga menyukai