Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

FARMASI KLINIK
“ASIDOSIS METABOLIK ”

OLEH:

NAMA : RISKA AMELIA PUTRI


NIM : O1A1 17056
KELAS :B
DOSEN : SUNANDAR IHSAN S.FARM.,M.Sc., Apt

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
A. Pendahuluan
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem
penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH
darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa
terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi
asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

Penyebab asidosis metabolic:

1. Kelebihan produksi asam. Pada asidosis diabetik atau asidosis laktat, produksi
asam dapat melebihi kemampuan ginjal untuk absorbsi dan ekskresi H+

2. Kurangnya cadangan dapar Kehilangan ion HCO3 yang terbuang percuma melalui
ginjal atau usus menyebabkan hipokarbonatremia dana asidosis metabolik.

3. Kurangnya ekskresi asam. Dapat terjadi pada penyakit ginjal kronik dimana ginjal
gagal mengekskresikan asam yang diproduksi secara normal.

Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernapasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih
cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini. Sejalan dengan
memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa
mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk,
tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.

Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang


diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan
sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah. Untuk mengetahui
penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah.
Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.
Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan
suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa
asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang 10
dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.

Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh,


diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun
tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis
atau keracunan yang berat. Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi
asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena,
tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.

B. Clinical Case
CR seorang perempuan umur 27 tahun BB 60 kg ke RS untuk mengecek kondisi
lemahnya. Dia memiliki riwayat gangguan afektif bipolar dan baru saja memakan cat tembok
dinding rumahnya. Obat yang dikonsumsi saat ini adalah litium karbonat 300 mg 3 kali
sehari. Selama minum obat dia merasa lemah dan apatis dan mengeluh anoreksia.

Hasil tes lab:


Serum Na, 143 mEq/L
K, 3.0 mEq/L
Cl, 121 mEq/L
Albumin, 4.4 g/dL
pH, 7.28
PaCO2, 26 mmHg
HCO3-, 12 mEq/L
pH urin, 5.5
pH urin menjadi < 5,1 setelah tambahan NH4Cl 0,1 g/kg i.v. Lalu di infus i.v
bikarbonat 1 mEq/kg selama 1 jam menyebabkan bikarbonaturia (pH urin 7,0) dan serum
potassium menurun menjadi 2,0 mEq/L. pH darah meningkat menjadi 7,31.

1. Apa jenis gangguan asam-basa yang terjadi pada CR…?


Gangguan asam-basa yang terjadi pada pasien CR adalah asidosis metabolik, hal itu
menunjukkan bahwa kadar asam dalam darah meningkat yang ditandai dengan pH urin
asam dan data lab HCO3-, dalam kadar di bawah normal, sehingga basa dala tubuh
berkurang yang menyebabkan pasien mengalami asidosis. Kadar HCO3- pasien adalah 12
mEq/L, sedangkan kadar normalnya adalah 24 mEq/L. HCO3- juga merupakan komponen
metabolik sehingga apabila komponn ini dalam kadar rendah maka telah terjasi asidosis
metabolik.
2. Apa penyebab gangguan tersebut…??
Penyebab gangguan tersebut disebabkan karena buffer HCO3- mengalami
ketidakseimbangan, akibat dari penggunaan litium bikarbobat yang menurunkan kadar
HCO3- dalam darah namun meningkatkan kadar Cl, maka setelah penambahan komponen
basa lainya pasien meiliki kadar pH darah yang normal.
DAFTAR PUSTAKA
Abramowitz M. (2014). Acid-Base Balance and Physical Function. Clinical Journal of the
American Society of Nephrology. 9(12) :2030-2032.

Hawfield A, DuBose T. (2010). Acid-Base Balance Disorders. Els : New York..

Anda mungkin juga menyukai