Bayi yang mengalami atresia ani umumnya memiliki gejala sebagai berikut:
● Lubang anus tidak berada di tempat yang semestinya, atau tidak justru lahir tanpa
lubang anus
● Lubang anus sangat dekat dengan vagina pada bayi perempuan
● Tinja pertama (mekonium) tidak keluar dalam jangka waktu 24–48 jam setelah lahir
● Perut tampak membesar
● Tinja keluar dari vagina, pangkal penis, skrotum, atau uretra
● Kapan harus ke dokter
● Atresia ani bisa terdeteksi saat pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Namun, ibu hamil
perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sesuai jadwal yang ditentukan
oleh dokter. Dengan begitu, perkembangan janin dan kondisi ibu hamil dapat terus
dipantau.
Biasanya jika tidak terdeteksi saat bayi baru lahir, adanya pembesaran perut dan tidak
keluarnya tinja pertama (mekonium) bisa menjadi pertanda terjadinya atresia ani. Jika bayi
mengalami keluhan ini, segera bawa bayi ke dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan
menyeluruh. Disarankan untuk membawa bayi untuk melakukan pemeriksaan secara rutin ke
dokter. Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin, pertumbuhan dan perkembangan bayi
dapat dipantau. Selain itu, jika ditemukan adanya gangguan kesehatan, penanganan sejak dini
dapat dilakukan, sehingga dapat mencegah komplikasi.
Untuk mendeteksi kelainan bawaan yang sering muncul bersamaan dengan atresia ani, dokter
akan melakukan beberapa pemeriksaan lain, seperti:Pemindaian dengan Rontgen, USG, dan
MRI, untuk mendeteksi apakah ada kelainan tulang dan memeriksa kondisi kerongkongan,
tenggorokan, serta organ-organ yang terkait Ekokardiografi, untuk memeriksa kondisi
jantung bayi
Pengobatan atresia ani bertujuan untuk memperbaiki kondisi anus agar bayi bisa hidup
normal. Sebelum dilakukan pengobatan lebih lanjut, bayi yang tidak memiliki lubang anus
akan diberi asupan nutrisi dan cairan melalui cairan infus. Jika ada fistula yang terbentuk
pada saluran kemih yang berisiko meningkatkan terjadinya infeksi, dokter mungkin akan
memberikan antibiotik.
Secara umum, pilihan pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi atresia ani adalah:
Operasi
Operasi merupakan metode pengobatan utama untuk mengatasi atresia ani. Tujuan operasi
adalah untuk membuat fungsi saluran pencernaan berjalan dengan normal. Jenis operasi yang
dilakukan tergantung dari gejala, usia, jenis dan kerumitan bentuk atresia ani yang terjadi,
serta kondisi kesehatan bayi.
Beberapa jenis operasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi atresia ani adalah:
Kolostomi, yaitu pembuatan lubang (stoma) di dinding perut yang sebagai saluran
pembuangan sementara. Kotoran yang keluar dari stoma akan ditampung di sebuah kantung
(colostomy bag).
Pull through, yaitu operasi untuk menyambungkan bagian rektum dan anus. Biasanya
operasi ini dilakukan beberapa bulan setelah operasi kolostomi pertama.
Penutupan kolostomi, yaitu operasi lanjutan untuk menutup stoma, sehingga pasien bisa
mulai membuang kotoran melalui rektum dan anus.
Anoplasti perineum, yaitu operasi untuk menutup fistula yang terhubung dengan saluran
kemih atau vagina. Prosedur ini bertujuan untuk membuat lubang anus berada di posisi yang
seharusnya.
Tingkat keberhasilan tindakan operasi dalam memperbaiki atresia ani dapat dikatakan cukup
tinggi.
● Konstipasi
● Robekan (perforasi) usus
● Infeksi saluran kemih
● Inkontinensia tinja atau urine
● Penyempitan anus (stenosis anus)
● Melakukan pemeriksaan genetik ke dokter jika memiliki riwayat atresia ani atau
kelainan kongenital lainnya sebelum merencanakan kehamilan
● Mengonsumsi makanan yang sehat, tidak merokok, serta tidak mengonsumsi
minuman beralkohol dan obat-obatan di luar anjuran dokter selama hamil
● Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan mengonsumsi suplemen sesuai
ajuran dokter