Anda di halaman 1dari 4

RESUME

NAMA : SRI RAHMAYUNI FADRUS


KELAS : A SEMESTER 5
MATKUL : KEPERAWATAN ANAK 2
MATERI : ASKEP PADA ANAK DENGAN JANTUNG REMATIK

Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup
jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup
mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).

Demam rematik adalah penyakit peradangan (inflamasi) yang dapat timbul sebagai
komplikasi dari infeksi pada tenggorokan (faringitis) yang tidak diobati atau tidak ditangani
dengan baik. Peradangan kemudian dapat terjadi pada sendi, jantung, otak dan kulit. Nah, jika
peradangan terjadi pada jantung inilah yang disebut dengan Penyakit Jantung Rematik. Jika
sampai terjadi Penyakit Jantung Rematik, akan terjadi cacat permanen pada jantung, terutama
pada bagian katup jantung, tetapi dapat juga pada otot jantung itu sendiri. Ini tidak dapat
disembuhkan dengan pemberian obat. Terutama jika yang terkena adalah bagian katup
jantung, katup ini tidak lagi membuka dan menutup dengan baik, sehingga dapat terjadi
perubahan pada aliran darah. Akibatnya, gejala-gejala akibat kelainan jantung akan menetap
– seperti cepat lelah, sesak nafas, berdebar-debar, detak jantung yang cepat – dan dapat
mempengaruhi kehidupan seseorang. Jika sampai kerusakan jantung itu sangat parah, tidak
menutup kemungkinan terjadi gagal jantung – keadaan dimana jantung tidak lagi mampu
memompa darah ke seluruh tubuh sesuai kebutuhan – yang dapat berakibat kematian. Pada
kerusakan jantung, satu-satunya penanganan adalah melalui operasi, misalnya dengan
penggantian katup jantung. Faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal dan kondisi
kesehatan secara umum dan nutrisi tentu saja memiliki peran terjadinya Penyakit Demam
Rematik. Kemudian, ada pula peranan genetik di dalamnya, sehingga ada orang-orang yang
memang ”berbakat” untuk mengalami demam reumatik setelah menderita infeksi
tenggorokan. ”Bakat” ini pun seringkali ditemukan pada lebih dari satu anggota dalam satu
keluarga.Demam Rematik dapat berawal dari infeksi tenggorokan. Infeksi tenggorokan ini
seringkali terjadi akibat bakteri yang namanya streptokokus grup A. Pada semua orang,
infeksi seperti ini akan menimbulkan reaksi imun atau reaksi kekebalan tubuh untuk melawan
bakteri ini. Nah, pada orang-orang yang ”berbakat”, reaksi imun ini tidak hanya akan
membantai si bakteri streptokokus, tetapi juga akan menyerang tubuh sendiri. Terutama pada
bagian-bagian tubuh tertentu, seperti sendi, jantung, kulit dan otak, sehingga timbul reaksi
inflamasi atau peradangan.Sesuai namanya, akan ada demam. Demam yang timbul pun tidak
terlalu tinggi, paling sekitar 38°C. Kemudian, ada keluhan radang tenggorokan yang ditandai
dengan nyeri dan bisa ada batuk-batuk. Karena ini terutama menyangkut anak-anak, keluhan
yang sering timbul adalah si anak tidak mau makan karena tenggorokannya sakit. Kemudian,
anak tadi mungkin batuk-batuk kecil, namun tidak disertai dengan pilek. Beberapa tanda lain,
seperti pembesaran kelenjar getah bening di leher yang merupakan salah satu tanda infeksi
tenggorokan biasanya hanya akan dikenali oleh dokter.Tanda-tanda demam rematik biasanya
timbul 2-3 minggu setelah infeksi tenggorokan bermula. Saat inilah, muncul gejala-gejala
akibat peradangan yang disebabkan karena reaksi imunologis. Yang paling sering terjadi
adalah peradangan pada sendi. Sendi-sendi besar, terutama pada lutut, siku, pergelangan
tangan dan pergelangan kaki, akan membengkak, tampak kemerahan, terasa hangat jika
diraba dan dirasakan sakit oleh si anak. Seringkali, peradangan ini akan berpindah-pindah
dari satu sendi ke yang lainnya, misalnya pertama sendi pada lutut, besoknya sendi pada siku,
dan sebagainya. Sehingga peradangan pada sendi ini disebut poliartritis migrans, artinya
radang pada banyak sendi yang berpindah-pindah.Tanda lain yang dapat timbul adalah jika
penyakit ini mempengaruhi otak, sehingga terjadi gejala yang disebut chorea. Chorea berupa
gerakan-gerakan involunter, terutama pada tangan, namun dapat terjadi juga pada kaki, wajah
dan bagian-bagian tubuh lainnya. Jadi, biasanya tangan akan bergerak-gerak, padahal si anak
tidak bermaksud untuk menggerakkannya. Pada chorea yang lebih ringan, mungkin anak
hanya akan mengeluhkan kesulitan untuk menulis. Nah, walaupun gejala ini cukup ”aneh”,
ini benar-benar merupakan gejala medis, jadi jangan langsung dianggap sebagai kejadian
mistis yang perlu penanganan dari balian atau sejenisnya! Selain itu, chorea dapat disertai
dengan perubahan tingkah laku, misalnya anak tiba-tiba marah dan menangis tanpa alasan,
dan sebagainya.Yang paling gawat dan mengkhawatirkan adalah jika sampai jantung ikut
terpengaruh. Biasanya gejala yang timbul adalah sesak nafas, jantung berdebar-debar, detak
jantung yang cepat, nyeri dada, dan cepat capek. Pada anak-anak yang masih lebih kecil,
biasanya si anak akan cepat capek dan tidak ikut bermain dengan teman-temannya.
Sedangkan anak-anak yang lebih besar, juga takkan banyak beraktivitas dan jika ditanya
biasanya akan mengakui sendiri bahwa dirinya cepat capek dan sesak nafas.Ada pula
beberapa tanda lainnya, seperti nodul subkutan, yaitu bejolan-benjolan kecil di bawah kulit.
Namun, karena tidak tampak jelas, biasanya ini hanya dapat ditemukan oleh dokter – itu pun
tidak selalu. Tanda lain adalah ruam merah pada kulit, yang disebut eritema marginatum,
namun tanda ini termasuk yang lebih jarang terjadi. Asuhan keperawatan yang dapat
dilakukan adalah Pertahanan terbaik terhadap Penyakit Jantung Rematik adalah mencegah
terjadinya Demam Rematik dari yang pernah terjadi. Dengan memperlakukan strep throat
dengan penisilin atau antibiotik lainnya, dokter biasanya dapat menghentikan demam rematik
akut dari berkembang.Orang-orang yang sudah terserang Demam Reumatik lebih rentan
terhadap serangan yang berulang dan kerusakan jantung. Itulah sebabnya mereka akan
mendapatkan pengobatan antibiotik terus menerus bulanan atau harian, mungkin seumur
hidup. Jika hati mereka telah rusak oleh Demam Reumatik, mereka juga pada peningkatan
risiko untuk mengembangkan endokarditis infektif (juga dikenal sebagai bakteri
endokarditis), infeksi selaput jantung atau katup. Lalu Aritmia adalah penyakit yang
mengakibatkan irama detak jantung tidak normal, dan membuat jantung berdetak tidak
teratur. Kondisi ini dapat melibatkan perubahan irama jantung dan laju jantung sehingga
detak jantung menjadi sangat lambat atau sangat cepat. Penyakit ini memiliki gejala yang
mirip dengan penyakit jantung lainnya. Jika ingin mengurangi risiko terhadap penyakit ini,
pasien harus mengubah gaya hidupnya.Aritmia jantung meliputi banyak kondisi.Gejala yang
paling umum dari aritmia adalah ketidaknormalan dari detak jantung, dinamai palpitasi. Hal
ini mungkin jarang, sering, atau terus menerus. Beberapa aritmia ini tidak berbahaya
(meskipun mengganggu pasien), tetapi banyak dari aritmia akan bermasalah.Beberapa aritmia
tidak menunjukkan gejala, dan tidak meningkatkan tingkat kematian. Bagaimanapun,
beberapa aritmia tanpa gejala menyebabkan masalah. Contohnya meliputi peningkatan risiko
penggumpalan/penyumbatan darah dalam jantung dan risiko tinggi dari tidak cukupnya darah
yang didistribusikan ke jantung, karena detak jantung yang lemah. Yang lainnya
meningkatkan risiko emboli dan stroke, gagal jantung dan kematian tiba-tiba. Arteriosklerosis
perlu dibedakan dengan istilah Atherosklerosis. Arteriosklerosis merupakan proses patologis
yang melibatkan jaringan pembuluh darah (arteri) yang mengalami sklerosis (pengerasan).
Sedangkan Atherosklerosis merupakan proses terjadinya pembuntuan akibat terjadinya
pembuntuan atherom yang letaknya berada di lumen pembuluh darah. Atheroklerosis berasal
dari dua nama athero dan sklerosis. Athero berasal dari bahasa yunani yaitu athere yang
berarti bubur atau lunak. Arteriosklerosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
hilangnya elastisitas dari arteri atau terjadi pengerasan arteri karena penebalan dinding
pembuluh nadi yang akan menyebabkan penyakit jantung degeneratif, stroke, dan penyakit
arteri lainnya. Kondisi ini merupakan proses yang samar dimana serat-serat otot dan lapisan
endotelial dari dinding arteri yang kecil serta arteriole mejadi menebal. Terdapat faktor-faktor
risiko penngkatan arteriosklerosis diantaranya adalah hiperkolesterolema, merokok,
kegemukan, hipertensi, dan gaya hidup yang monoton. Faktor-faktor tersebut meruakan
faktor yang dianggap saling berkaitan dalam meningkatkan proses arterioklerosis. Namun,
terdapat empat faktor risiko biologis yang tidak dapat diubah, yaitu usia, jenis kelamin, ras,
dan riwayat keluarga. Wanita memiliki risiko yang lebih rendah terhadap penyakit ini
Sebelum terjadi penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, arteriosklerosis biasanya
tidak menimbulkan gejala. Gejala bergantung pada lokasi terbentuknya, dapat berupa gejala
jantung, otak, tungkai, atau tempat lain. Jika arteriosklerosis menyebabkan penyempitan
arteri yang berat, maka bagian tubuh yang disuplai darahnya tidak mendapatkan darah dalam
jumlah memadai untuk mengangkut oksigen ke jaringan Gejala awal penyempitan arteri
dapat berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak mencukupi kebutuhan
akan oksigen.Penatalaksanaan tradisional dari arteriosklerosis tergantung pada modifikasi
faktor risiko, pemberian obat, dan tindakan keperawatan yang berhubungan dengan penyakit
yang diakibatkan.Beberapa teknik radiologi telah menunjukkan pentingnya hubungan
terapeutik dengan prosedur pembedahan seperti angioplasti laser dan aterektomi rotasional.
Dan materi terakhir adalah Syok dalam medis, syok atau renjatan adalah keadaan kesehatan
yang mengancam jiwa ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk menyediakan oksigen
untuk mencukupi kebutuhan jaringan.

Anda mungkin juga menyukai