Makalah Fisika
Makalah Fisika
Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkatNyalah sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat dan salam
atas junjungan Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari Alam yang gelap gulita
menuju alam yang terang benderang.
Dalam penyusunan makalah ini tentu saja jauh dari kesempurnaan. Kerena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan dan perbaikan tugas ini.
Akhirnya, kepada seluruh pihak yang turut memberikan partisipasi dalam terwujudnya
makalah ini, tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
Kelompok 5
1
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ....................................................................................................1
DAFTAR
ISI ..................................................................................................................2
BAB 1 : PENDAHULUAN............................................................................................3
A. Latar belakang .........................................................................................................3
B. Rumusan
masalah .....................................................................................................4
C. Tujuan masalah ……………...
……...........................................................................4
BAB 2 : PEMBAHASAN.............................................................................................5
BAB 3 :
PENUTUP.......................................................................................................21
A.
Kesimpulan ...........................................................................................................21
B. Saran .....................................................................................................................22
c. Daftar
Pustaka .......................................................................................................23
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah karet gelang yang kita
rentangkan, jika kita lepaskan akan kembali ke bentuknya semula. Itulah yang menandakan
adanya sifat elastis benda yang kita kenal dengan keelastisitasan. Semua benda nyata, jika
diberi gaya, akan berubah dibawah pengaruh gaya yang bekerja padanya. Perubahan bentuk
atau volume tersebut ditentukan oleh gaya antarmolekulnya. Untuk membedakan kedua jenis
bahan benda antara benda elastis dan benda plastis , maka didefinisikan suatu sifat bahan
yang disebut elastisitas. Jadi, elastisitas merupakan salah satu mekanik bahan yang dapat
menunjukkan kekuatam, ketahanan, dan kekakuan bahan tersebut terhadap gaya luar yang
diterapkan pada bahan tersebut. Nilai keelastisitasan ini disebut juga modulus elastisitas.
4
BAB II
PEMBAHASAN
ELASTISITAS
ELASTISITAS
A.ELASTISITAS
Elastisitas adalah sifat benda yang setelah diberi gaya dan kemudian gaya dihilangkan tetap
dapat kembali ke bentuk semula. Semua benda, baik yang berwujud padat, cair, ataupun gas
akan mengalami perubahan bentuk dan ukurannya apabila benda tersebut diberi suatu gaya.
5
Benda padat yang keras sekalipun jika dipengaruhi oleh gaya yang cukup besar akan berubah
bentuknya. Ada beberapa benda yang akan kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan,
tetapi ada juga yang berubah menjadi bentuk yang baru. Hal itu berkaitan dengan sifat elastisitas
benda.
Salah satu benda yang memiliki sifat elastis adalah penggaris plastik. Penggaris dari plastik yang
dipegang ujungnya kemudian diayunkan ke bawah dan dilepaskan. Penggaris akan terayun ke
bawah kemudian ke atas dan ke bawah lagi berulang-ulang. Penggaris selalu berusaha ke
keadaan semula. Gejala-gejala tadi menunjukan elastisitas. Elastisitas sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Perhatikan gambar penggaris di atas, penggaris mampu melengkung
tanpa patah karena penggaris memiliki elastisitas. Gaya yang kita keluarkan cukup besar maka
penggaris akan patah.Penggambaran elastisitas sebagai sifat yang dimiliki benda merupakan
faktor penentu terjadinya gerak periodik atau gerak harmonik. Gerak Harmonik tersebut
dimanifestasikan melalui benda yang dinamakan pegas. Sinergitas antara elastisitas dan gerak
harmonik pegas dijadikan shock absorber atau peredam kejut.
6
Di samping itu, sifat elastisitas benda seperti
karet gelang atau ketapel dapat difungsikan
sebagai penggerak mekanik untuk mengirimkan
proyektil sebagaimana trebuchet (senjata kuno
pelempar batu). Energi potensial elastisitas
dipengaruhi dengan kemampuan yang tersimpan
dalam sifat benda.
Elastisitas kecenderungan pada suatu benda untuk berubah dalam bentuk baik panjang, lebar
maupun tingginya, tetapi massanya tetap, hal itu disebabkan oleh gaya-gaya yang menekan
atau menariknya, pada saat gaya ditiadakan bentuk kembali seperti semula.
7
Gambar 4.c.Baja Gambar 4.d.Kayu
9
Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda.
Tegangan (stress) didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya yang bekerja pada benda
dengan luas penampang benda. Secara matematis dituliskan:
F
σ= A
Keterangan:
σ = tegangan (Pa)
F = gaya (N)
1 Pa = 1 N/m2
Tegangan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu regangan, mampatan, dan geseran, seperti
ditunjukkan Gambar 3.5.
10
Jenis-jenis tegangan
2. Regangan
Adapun regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang
batang dengan panjang mula-mula dinyatakan:
Keterangan: ∆L
e= L
e =regangan
Regangan merupakan ukuran mengenai seberapa jauh batang tersebut berubah bentuk.
Tegangan diberikan pada materi dari arah luar, sedangkan regangan adalah tanggapan materi
terhadap tegangan. Pada daerah elastis, besarnya tegangan berbanding lurus dengan
regangan. Perbandingan antara tegangan dan regangan benda tersebut disebut modulus
elastisitas atau modulus Young. Pengukuran modulus Young dapat dilakukan dengan
11
σ
E= e
menggunakan gelombang akustik, karena kecepatan jalannya bergantung pada modulus
Young. Secara matematis dirumuskan:
Keterangan:
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara regangan dengan tegangan. Grafik tersebut
linear sampai titik A. Hasil regangan yang berubah secara linear terhadap tegangan dikenal
sebagai hukum Hooke. Pada daerah ini bila gaya dilepas atau tegangan dihentikan maka
batang akan kembali seperti semula. Apabila tegangan diperbesar maka antara regangan dan
tegangan tidak linear lagi. Jika gaya diperbesar lagi atau tegangan diperbesar maka akan
mencapai titik B ,titik B adalah batas elastik bahan. Batang ditarik melampaui B maka batang
12
tidak akan kembali ke panjang semula, tetapi berubah bentuk secara permanen. Seandainya
gaya diperbesar lagi maka
batang akan mencapai titik C, batang akhirnya patah. Titik C dinamakan titik patah.
Perbandingan tegangan terhadap regangan pada daerah grafik yang linear adalah konstan,
besarnya konstanta dinamakan Modulus Young diberi symbol Y atau sering disebut modulus
elastis.
Gaya semacam itu dinamakan gaya geser. Perbandingangaya geser terhadap luas A
dinamakan tegangan geser.
13
∆x
Tegangan geser akan mengubah bentuk benda seperti gambar. Perbandingan L
dinamakan regangan geser
Modulus ini hampir konstan untuk tegangan geser yang kecil, yang berarti regangan geser
berubah secara linear untuk tegangan kecil. Dengan demikian hukum Hooke berlaku untuk
tegangan geser. Modulus geser sering juga disebut sebagai modulus torsi.
Modulus Elastisitas
14
Modulus elastisitas adalah rasio antara tegangan dan regangan. Kebanyakan benda
adalah elastis sampai ke suatu gaya dengan besar tertentu, yang biasa disebut sebagai batas
elastisitas. Jika gaya yang diberikan pada benda lebih kecil dari batas elastisnya, benda akan
mampu kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan. Jika gaya yang diberikan lebih
besar dari batas elastisnya, benda tidak akan kembali ke bentuk semula setelah gaya
dihilangkan.
Modulus elastisitas kayu dapat dihitung melalui pemberian beban sebagai tegangan
yang diberikan pada kayu dan mengamati penunjukkan oleh garis rambut sebagai
reganngannya. Modulus elastisitas dapat ditentukan melalui :
dengan :
E = modulus elastisitas
B = berat beban (dyne)
L = panjang antara 2 tumpuan (cm)
f = pelenturan (cm)
b = lebar batang (cm)
h = tebal batang (cm)
CONTOH SOAL
15
16
D. HUKUM HOOKE
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang
terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara
proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya,
atau lewat rumus matematis.
Gambar pegas diatas ditunjukkan pada gambar berikut ini. Jika pada ujung pegas kita
sambungkan dengan sebuah benda bermassa m, letak massa m atau ujung pegas kita beri
tanda sebagai x = 0,lalu benda kita tarik sehingga bergeser posisinya sejauh x. Apa yang
terasa di tangan. Tangan akan merasakan adanya tarikan dari pegas.Bagaimana kalau pegas
kita tekan, kita akan merasakan dorongan dari pegas pada tangan kita. Gaya semacam itu
dinamakan gaya pemulih karena gaya itu cenderung memulihkan atau mengembalikan pegas
17
ke keadaan awalnya. Besarnya gaya yang dilakukan oleh pegas adalah dinyatakanoleh hukum
Hooke yaitu :
Tanda negatif menunjukkan gaya pegas selalu menuju ke titik kesetimbangannya, dan k
dinamakan konstanta gaya pegas, memiliki satuan satuan gaya dibagi satuan panjang, N/m.
Jika pegas direnggangkan 'x positif maka gaya yang dikerahkan pegas negatif, bila ditekan 'x
negatif, maka gaya yang dikerahkan pegas positif. Bila kita ambil xo = 0 maka persamaan di
atas menjadi :
18
PEGAS TERBAGI ATAS
19
E. OSILASI
osilasi adalah gerak bolak - balik benda di sekitar satu titik setimbang dengan lintasan yang
sama secara periodik (berulang dalam rentang waktu yang sama).
20
Jarak sejauh A disebut sebagai amplitudo atau simpangan maksimum benda,titik x = 0
disebut titik kesetimbangan, arah gerakan selalu melewati titik kesetimbangan. Waktu yang
digunakan massa untuk melakukan satu osilasi disebut periode diberi simbol T. Banyaknya
osilasi tiap detik diberi nama frekuensi dengan simbol. Hubungan antara periode dan
frekuensi adalah :
Dengan demikian, f adalah frekuensi osilasi. Satu kali osilasi adalah gerakan dari titik awal
melewati titik keseimbangan ke simpangan maksimum di ujung lain dan kembali ke titik
awal
dengan melewati titik kesetimbangan. Sekarang kita akan meninjau gaya yang bekerja pada
benda bergerak karena dipengaruhi oleh gaya pegas.
21
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
Elastisitas merupakan kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya
luar pada benda tersebut dikeluarkan. Dalam elastisitas terdapat beberapa macam elastisitas
serta besaran-sbesarannya. Hal itu antara lain,
1. Tegangan/Stress
α = Tegangan (N/m^2)
F = Gaya yang diberikan (N)
A = Luas penampang (m^2)
2. Regangan/Strain
Perbandingan antara pertambahan panjang benda (∆l) terhadap panjang mula-mula (l).
22
e = Regangan
∆l = Pertambahan panjang/selisih panjang
l = Panjang mula-mula
3. Modulus Young
2. Saran
Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan, agar makalah ini dapat menjadikan suatu pedoman untuk kalangan umum.
Kami sebagai penyusun memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Atas kritik , saran, dan perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://gangsar1922.blogspot.co.id/2014/03/fisika-elastisitas-pengertian-rumus-dan.html
http://fadhilawahid.blogspot.co.id/2013/09/makalah-elastisitas-tugas-fisika-dasar.html
http://www.kisahkamu.info/elastisitas-fisika-dan-hukum-hooke-beserta-rumusnya.html
https://ml.scribd.com/doc/27913790/Elastisitas-benda.html
www.academia.edu/5761863/Fisika_elastisitas.html
fadhilawahid.blogspot.com/elastisitas-tugas-fisika-dasar.html
24
25