YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
Donatus Newo
1904052
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Asuhan Keperawatan pada By. A dengan Diare Cair Akut di PICU Rumah Sakit
Bethesda ini telah diteliti dan disahkan / disetujui oleh Pembimbing Akademik
Yogyakarta.
Mengetahui,
A. Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih bany ak daripada
biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml / 24 jam (Nurarif & Kusuma, 2015).
Diare adalah gangguan buang air besar / BAB ditandai dengan BAB lebih dari
3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan
Sumber: https://anatomidanfisiologimanusia.com/2016/10/
1. Mulut
Merupakan organ yang pertama dari saluran pencernaan yang meluas dari
bibir sampai ke istmus fausium yaitu perbatasan antara mulut dan faring.
Dasar mulut sebagian dibentuk oleh anterior lidah dan lipatan balik
a. Bibir
Bagian eksternal ditutupi oleh kulit dan bagian interna dilapisi oleh
b. Pipi
Alat kelengkapan mulut bagian luar dilapisi oleh kulit dan bagian
(membran mukosa).
c. Gigi
d. Lidah
ke segala arah.
2. Faring
Fraing merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
rawan krikoidea.
3. Esofagus
4. Lambung
epigaster.
5. Usus halus
pylorus dan berakhir pada sekum. Usus halus merupakan bagian yang
a. Duodenum
b. Jejunum
c. Ileum
6. Usus besar
a. Sekum
dinding abdomen.
b. Kolon asendens
Memanjang dari sekum ke fosa iliaka kanan sampai ke sebelah
kanan abdomen.
c. Kolon transversum
fleksura lienalis.
d. Kolon desendens
e. Kolon sigmoid
dengan rectum.
7. Rektum
8. Anus
Bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan
dunia luar.
Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan zat nutrien yang sudah
1. Pergerakan makanan
2. Sekresi
Mulai dari mulut sampai ke ileum dilakukan oleh kelenjar – kelenjar yang
menyekresi air, elektrolit dan bahan – bahan tertentu seperti enzim dan liur
empedu (mukus).
3. Pencernaan
yang masuk saluran pencernaan menjadi molekul yang lebih kecil sehingga
4. Absorbsi
Makanan yang telah mengalami perubahan dalam proses penyerapan hasil
C. Etiologi
saginata
sukrosa).
6. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas) (Nurarif
Psikologis
Infeksi: Bakteri, Virus, Parasit Makanan
Ansietas
Masuk dan berkembang di Usus Toksik tidak dapat diserap
Mempengaruhi hipotalamus
Hipersekresi air dan elektrolit Hiperperistaltik
Malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein
Peningkatan isi rongga usus Penyerapan minuman di usus
menurun Meningkatkan tekanan osmotik
Frekuensi BAB meningkat Feses bersifat asam Bakteri tumbuh banyak Kurang terpapar informasi
Kehilangan cairan dan elektrolit Gangguan Integritas Kulit Metabolisme karbohidrat oleh bakteri Penurunan pengetahuan
berlebihan
Penurunan pemahaman
↑ Gas H2, CO2 tentang penyakit
Gangguan keseimbangan Asidosis metabolik Hipertermi
cairan dan elektrolit Distensi abdomen Defisit Pengetahuan
Manajemen
Dehidrasi Pernapasan Kussmaul Sesak nafas Hipertermi Edukasi
Nyeri Akut Mual, muntah
Pelepasan aldosterone Gangguan
Risko ketidak Resiko Syok menurun Pertukaran Gas Manajemen nyeri Nafsu makan menurun
seimbangan cairan
Reabsorbsi natrium dalam ginjal menurun
dan elektrolit BB turun
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
4. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi lebih
6. Lemas
F. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Kejang
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan tinja:
2. Pemeriksaan analisa gas darah apabila didapatkan tanda - tanda gangguan keseimbangan
asam basa.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Fosfat (Nurarif & Kusuma,
2015).
H. Penatalaksanaan
5. Pemberian edukasi pada Ibu / keluarga tentang pencegahan diare (Sujana, 2013).
I. Pengkajian
1. Anamnese
a. Identitas pasien
Identitas pasien meliputi nama, tanggal lahir, umur, alamat, nomor register, tanggal
b. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utamanya yaitu BAB lebih dari 3 kali sehari, konsistensi
Biasanya pasien masuk ke Rumah Sakit dengan keluhan utama frekuensi BAB
meningkat dengan bentuk dan konsistensi yang lain dari biasanya dapat cair dan
berlendir / berdarah dan dapat pula disertai gejala lain seperti panas, mual, muntah.
2) Eliminasi : BAB lebih dari 4x (pada bayi), BAB lebih dari 3x (pada anak)
4) Aktivitas : lemas
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: sakit sedang, kesadaran compos mentis, keadaan lebih lanjut apatis,
somnolent, coma.
b. Sistem kardiovaskuler: tekanan darah menurun, nadi cepat, suhu tubuh meningkat.
f. Sistem integumen: turgor menurun, pucat, kapilary refill > 3 detik, warna kemeraahan /
tremor.
3. Studi Dokumentasi
J. Diagnosa Keperawatan
L. Discharge Planning
1. Ajarkan pada orangtua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan minuman
(misal: oralit).
2. Ajarkan pada orangtua mengenai tanda - tanda dehidrasi (ubun - ubun dan mata cekung,
turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa kering) dan segera bawa ke Dokter.
4. Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah atau meminimalkan gangguan gizi yang
terjadi.
5. Hindari produk susu dan makanan berlemak, tinggi serat atau manis
6. Biasakan cuci tangan seluruh bagian dengan sabun dan air setiap kali sesudah buang air
besar dan sebelum menyiapkan makanan untuk mencegah penularan diare (Nurarif &
Kusuma, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC - NOC. Yogyakarta: Mediaction.
Sujana. (2013). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Diare. Diakses pada 12 Oktober 2020
dari https://id.scribd.com
Syaifuddin. (2011). Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan
Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
Bagian Usus Besar. Diakses pada 12 Otober 2020 dari https:// manusia/bagian-bagian-usus-besar
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI A
DI PICU RS. BETHESDA YOGYAKARTA
Nama : By A
Tgl lahir, jam / umur : 17/ 10 / 2020, jam 09.00/ usia 1 tahun 2 hari
Agama : Islam
Nama bapak/Ibu : Bp. A/ Ibu I
Pendidikan Bapak/Ibu : SMA/SMA
Pekerjaan Bapak/Ibu : Scurity / Karyawan swasta
Alamat : Yogyakarta
Tanggal/jam masuk RS : 18 Oktober 2020 jam 02.40
No. RM : 02089xxx
Kelas : III
Diagnosis Medis : GEA, Fibris hari ke 7, Anemia bisitopenia,
B. KELUHAN PASIEN
1. Keluhan utama saat dikaji
BAB cair > 4x dalam 24 jam.
2. Keluhan tambahan saat dikaji
Tidak mau makan
3. Alasan utama Saat masuk Rumah Sakit
Bayi tidak ada respon.tidak menangis, diambil darah diam saja.
4. Riwayat Penyakit Sekarang:
Bayi demam mulai hari sabtu malam 10/10/2020, diare sejak hari minggu pagi
11/10/2020, minggu BAB cair pagi 1x, sore BAB cair 3x. hari Senin pagi
12/10/2020 periksa di puskesmas, BB 7kg, mendapat obat (ibu tidak tahu
namanya), bayi masih diare, kemuadian hari Senin 12/10/2020 jam 17.00 WIB
opname di RS.PR, mulai hari Kamis15/10/2020 bayi tidak ada respon, diambil
darah tidak menangis. Terapi yang sudah diberikan di RS PR tanggal 17/10/2020
jam 10 WIB koreksi KCL 13meg dalam KN4B 50cc habis dalam 4 jam, tanggal
17/10/2020 jam 10.00WIB pasang NGT no 10. infus KN4B 18cc/jam. Hari sabtu
17/10/2020 malam pasien dirujuk ke RS Bethesda Yogyakarta, sampai IGD jam
02:40 WIB. Dilakukan pemeriksaan Laborat PDL, Na, K, Ureum, Creatinin, urin
rutin, feces rutin. Hasil laborat HB 6,6, HCT 21,1 Lekosit:15.190 Trombosit :
35.000 CRP: 93,16 Kalium: 2,9
Opname di PICU masuk jam 05.30 WIB. Terapi yang diberikan oleh dr. SPA:
injeksi Ceftriaxon 2 x 300mg IV, Zinc 1 x 20mg, KCL 2 x 250mg peroral, pamol
4 x 3,5cc (bila demam).Tranfusi PRC ( (12 – 6,6) x 80 x 6,5) / 22 = 127 cc 125
cc selama 4 jam
C. RIWAYAT KELAHIRAN
1. Ante natal
Penyulit kehamilan: kehamilan letak lintang, keluhan ibu saat makan perut terasa tidak
nyaman.
Penyakit yang menyertai kehamilan: tidak ada penyakit yang menyertai kehamilan.
Penambahan BB, sebelum hamil 39kg, saat akan melahirkan BB: 58,5kg
Obat yang dikonsumsi saat hamil: penambah darah, kalsium, DHA
Periksa hamil di bidan dan dokter setiap 20 hari sekali.
2. Intra natal
Riwayat persalinan umur kehamilan ( 36 mg). Penolong persalinan oleh dokter, persalinan
Sectio caesaria di RS. PR. Komplikasi waktu melahirkan tidak ada
3. Post Natal
Lamanya di Rumah Sakit 3 hari,
BBL: 2500gram PB: 46 cm
Trauma lahir: tidak ada
Bayi menangis keras saat dilahirkan
BB seminggu turun menjadi 2,3 kg, badan kuning, opname 3 hari untuk fototherapi
E . R IW A Y A T TU M BU H K EM BA N G SAAT INI
Bayi bisa tengkurap usia 4 bulan, nglasut usia 6 bulan, merangkak usia 10 bulan, usia 11 bulan
bayi bisa duduk dan rambatan
F. RIWAYAT KELUARGA
Bayi tinggal satu rumah dengan kedua orang tua dan kakek neneknya
Tidak ada riwayat penyakit keturunan atau penyakit menular dalam keluarga
G. RIWAYAT SOSIAL
Bayi diasuh oleh simbah, hubungan dengan anggota keluarga yang lain baik, dilingkungan
rumah bayi tidak ada teman sebaya, anak anak tetangga usia > 3 tahun, pembawaan / tingkah
laku secara umum aktif, kebiasaan bermain didalam rumah.
H. RIWAYAT PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Pola Nutrisi
Saat ditinggal bekerja dari jam 07.00 – 13.00 bayi diberi susu formula SGM, 4 x 75cc.
saat ibu dirumah bayi diberikan asi sesuai kemauan bayi.
Bayi diberikan makan sehari 3x, berupa Bubur nasi, sayur serta lauk..
Makanan selingan marie regal 2- 3 keping puding, buah pisang pagi dan sore hari.
Minuman tambahan air putih
Bayi kurang berselera saat makan
Jam makan pagi 06.00 WIB siang jam 12.00WIB sorejam 16.00 WIB
2. Pola tidur
Kebiasaan sebelum tidur: minum susu menggunakan dot / netek ibu
Tidur siang : jam 07.00 WIB – 09.00 WIB, jam 11.00 WIB – 13.00 WIB
Tidur malam : jam 18.30 sampai pagi jam 05.00 terbangun minta netek ASI 3 – 4x.
3. Pola Eliminasi
BAB : 2x sehari pagi dan siang,konsistensi agak keras diawal, kemudian lembek. Warna
kuning
BAK: pagi 4 -5 x, sore 3 x, bila malam menggunakan pampers, warna kuning
4. Pola kebersihan diri
Mandi , keramas, kebersihan mata dan telinga 2 x sehari, dengan dibantu ibu,
menggunakan produk untuk perawatan bayi, potong kuku bila kuku terlihat agak panjang.
5. Aktifitas
Bermain, bayi suka bermain alat yang mengeluarkan bunyi.
KEADAAN SAAT INI
1. Status Nutrisi
Diet Bubur wortel/ Bubur Tim/ LLM = 8 X 50 – 75 cc
Bayi tidak mau makan, Bubur wortel dimasukkan melalui NGT.
2. Cairan
Kebutuhan cairan:100 cc/kgBB/hari= 650cc/hari
Diberikan Infus RL: KaeN 4B = 12 cc /jam= 288 cc/24 jam
Sisanya diberikan melalui peroral/OGT 362cc/24 jam
3. Eliminasi :
BAB: semalam 3x, cair ada ampas, warna kehijauan dan seperti dempul
BAK: terpasang dcath nomer 6, urine keluar 50cc kuning jernih
4. Kebutuhan tidur
Tidur siang: jam 07.00 WIB – 09.00 WIB, 10.00 WIB – 12 .00 WIB
Tidur malam: jam 18.30WIB sampai pagi
5. Pola kebersihan diri
Mandi sehari 1 x, gosok gigi 2x sehari dibantu oleh perawat, di RS belum keramas
6. Aktifitas
Bayi lebih banyak tidur, saat terbangun menangis
7. Data Psikologis
Pasien menangis saat dikaji
8. Data Spiritual
Ibu mengatakan sakit anaknya merupakan ujian dari Tuhan, yang harus diterima. Ibu dan
Bapak berusaha dan berdoa untuk kesembuhan anaknya.
9. Data intelektual
Ibu mengatakan kemungkinan bayi diare karena sebelumnya hari sabtu pagi 10/10/2020
diberi semangka oleh tetangga, Ibu mengatakan tidak tahu semangkanya bersih atau tidak
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Antropometri
Berat Badan (BB) 7000 gram
Berat Badan saat masuk RS 6500 gram
Berat Badan ideal = (umur (bulan) + 4) : 2
12+ 4 = 16 : 2= 8 kg
Tinggi Badan (TB) 46 cm
Lingkar Kepala (LK) 42cm
Lingkar Dada (LD) 43 cm
Lingkar Lengan Atas (LLA) 11 cm
2. Tanda-tanda vital
Heart Rate (HR) 132 /menit
Respirasi Rate (RR) 40 /menit
Suhu 37o C
SpO2 100 %
Tensi
Nyeri: bayi menangis setiap BAB, bayi gelisah tiap BAB
Dengan alat ukur FLAC dengan skor 5
3. Tingkat Kesadaran. Composmentis
GCS: E= 4, V= 5, M=6
4. Kulit: kuning langsat, tekstur lembut, turgor kurang elastis, dingin di ekstremtas, tidak
ada lesi.
5. Kepala
Bentuk: normal
Sutura: tepat
Fontanela anterior: cekung
Kelainan bawaan: tidak ada
Mata:
Konjungtiva: anemis
Bentuk: simetris
Sklera putih
Pupil isokor
Strabismus tidak ada
Telinga: ketika ada suara, bayi terbangun, ketika mendengar suara bayi melhat ke arah
sumber suara.
Hidung : septum ditengah,tidk ada septum deviasi, tidak ada sekret
Mulut : mukosa mulut kering
Bentuk mulut : normal
Reflek hisap : kuat
Reflek menelan : kuat
Muka: tidak biru
Leher
ada gerakan pada leher bayi
Trauma tidak ada
tidak ada bengkak
6. Dada
a) Paru – paru
Inspeksi : Gerakan paru simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi dada
saat bernafas dan tidak ada penggunaan otot otot saat bernafas.
Auskultasi: Suara nafas vesikuler di semua lapang paru
b) Jantung
Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis
Auskultasi Bunyi jantung: normal
Palpasi: Nadi: frekuensi 132 x/menit, reguler, keras
7. Perut
Inspeksi: perut bulat, tidak ada luka
Auskultasi : bising usus lemah
Palpasi : tegang, lunak
Perkusi: tympani
8. Genitourinaria
9. Anus
paten, kemerahan di sekitar anus, bayi menangis tiap BAB
10. Punggung
Tidak ada kelaianan tulang belakang
11. Ekstremitas
Atas: Bentuk normal sama panjang
ROM: bayi bergerak bebas
Bawah: Bentuk normal ukuran sama panjang
ROM : bayi bergerak terbatas karena terpasang infus di kaki kiri
J. TINGKAT PERKEMBANGAN
1. Kemandirian dan bergaul
Bayi belum mandiri saat bergaul dengan orang lain masih takut takut.
2. Motor /gerak halus
Bayi sudah bisa memegang benda yang agak besar seperti sisir, botol, sendok.untuk
benda benda yang kecil seperti pencil masih sering lepas / terjatuh
3. Bicara bahasa dan kognitif
Bayi belum bisa bicara, tapi saat menginginkan sesuatu mampu menunjukkan
keinginannya.
4. Motor/ gerak kasar
Bayi sudah mampu merangkak, duduk, dan rambatan
N. Discharge Planning
1. Berikan asupan ASI sesering mungkin untuk meningkatkan berat bayi.
2. Mengetahui tanda bahaya untuk mencari pertolongan
3. Timbang berat badan secara umum setiap hari hingga BB bayi mencapai BB
ideal
4. Hand hygene sebelum dan sesudah memberikan makan dan minum untuk
bayi
5. Hand hygene sebelumdan sesudah membantu BAB/BAK pada bayi
O. ANALISIS DATA
N DATA MASALAH PENYEBAB
O
1 DS - Diare Iritasi gastrointestinal
DO :
- BAB cair > 4x/ 24
jam
- Feces cair warna
kehiajauan
- Bayi menangis saat
BAB
- Perut tegang, lunak
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Tanggal : 19 Oktober 2020
1. Diare berhubungan dengan iritasi gastrointestinal, yang dibuktikan dengan:
DS: -
DO :
- BAB cair > 4x/ 24 jam
- Feces cair warna kehiajauan
- Bayi menangis saat BAB
19/10/2020 jam 07.45 19/10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45
1. Diare (D.0020) berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Diare (I. 03101)
keperawatan selama 3x 24 1. Monitor warna, volume, frekuensi 1. Mengetahui karakteristik
dengan iritasi diharapkan eliminasi fecal dan konsistensi tinja feses untuk menentukan
gastrointestinal, yang membaik dengan kriteria: intervensi selanjutnya.
( L.04033) 2. Untuk memenuhi
dibuktikan dengan: 1. Kontrol pengeluaran feces 2. Berikan asupan cairan oral 8 X 50 – kecukupan cairan
DS: - Meningkat 75 cc sebagai pengganti
2.Distensi abdomen menurun cairan yang hilang
DO : 3. Pasien tidak menangis saat 3. Agar cairan dan
BAB cair > 4x/ 24 jam BAB 3. Anjurkan melanjutkan pemberian nutrisi tetap
Feces cair warna kehiajauan 4. konsistensi feses membaik ASI. terpenuhi
Bayi menangis saat BAB (lembek) 4. sebagai pengganti
5.Frekuensi BAB 1-2 xsehari 4. Berikan cairan intravena sesuai ciran yang hilang,
program medis: Zinc untuk
- KaeN4B / RL 12 tetes/jam pengobatan diare
- Zinc 1 x 20 mg/peroral pada anak
newo newo
newo newo
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : By. . A
Ruangan : PICU
Tanggal : 19-10-2020 Jam 07.45
Nama Mahasiswa : Donatus Newo
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN
TUJUAN & KRITERIA TINDAKAN
& DATA PENUNJANG
HASIL
19/10/2020 jam 07.45 19/10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45
2.Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi (I.03119) 1. Penambahan berat badan dan
(D.0019) berhubungan keperawatan selama 3x 24 1. Idetifikasi penambahan berat antropometri merupakan
dengan jam status nutrisi bayi badan dan antropometri setiap hari indikator kecukupan gizi
ketidakmampuan membaik dengan kriteria: 2. Monitor asupan makanan bayi
mencerna Nutrien (L.03031). 3. Pantau hasil HB 2. untuk mengetahui asupan
dibuktikan dengan - Berat badan meningkat 4. Berikan Bubur wortel 3 x 50- 75cc nutrisi
DS:- - Turgor kulit elastis via NGT jika bayi menolak 3. Hasil HB berkorelasi dengan
DO: - Konjungtiva tidak makan . kecukupan nutrisi
A: BB Ideal 8 kg anemis 5. Edukasi ibu tentang Nutrisi bagi 4. untuk mencukupi kebutuhan
BB saat ini 7 kg - HB 16 gr/dl bayi yang sedang diare nutrisi.
B: HB : 6,6 6. Berikan tranfusi darah dan FFP 5. Nutrisi bayi diare rendah
C: Bayi tampak kurus sesuai program medis: lemak
Turgor tidak elastis FFP 125cc/2jam 6. Memenuhi kebutuhan
Konjungtiva anemis 7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk defisiensi protein plasma
Perut tegang, lunak menentukan jumlah kalori dan jenis 7. Agar diberikan kecukupan
D: Bayi tidak mau nutrien yang diperlukan kalori dan jenis nutrien sesuai
makan
newo newo
newo newo
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : By. Ny. A
Ruangan : NICU PICU
Tanggal : 12-10-2020 Jam 07.45
Nama Mahasiswa : Donatus Newo
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN
TUJUAN & KRITERIA HASIL TINDAKAN
& DATA PENUNJANG
19/10/2020 jam 07.45 19/10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45
3. Ketidak seimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tanda dan gejala 1. agar bisa segera diberikan
elektrolit (D.0037) keperawatan selama 3x 24 jam penurunan kadar kalium intervensi.
berhubungan dengan diare diharapkan keseimbangan ( kelemahan otot, penurunan 2. Kehilangan cairan berlebihan
yang dibuktika dengan: elektrolit meningkat, dengan reflek) karena diare bisa
DS:- kriteria: 2. Identifikasi penyebab hipokalemia menyebabkan penurunan
DO: satu minggu BAB Kadar serum kalium meningkat: 3. Monitor kadar kalium serum serum kalium
cair 3.5 Mmol 4. Pasang monitor jantung
3. penurunan kadar serum
- Kalium : 2,92 Mmol 5. Edukasi diet tinggi kalium
kalium perlu dikoreksi dengan
(pisang,
6. Berikan KCL 1x250 mg/peroral cepat.
4. rendahnya kadar serum
kalium berpengaruh terhadap
kelistrikan otot jnatung
5. untuk mencukupi kebutuhan
kalium
19/10/2020 jam 07.45 19/10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45
4.Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab gangguan 1. Untuk mengetahui penyebab
kulit (D.0192) keperawatan selama 3x 24 jam integritas kulit dan bagaimana
berhubungan dengan diharapkan integritas kulit 2. Bersihkan perineal dengan air penanganannya
kelembapan yang meningkat dengan kriteria hasil: hangat, terutama selama periode 2.Untuk menghindari terjadinya
dibuktikan dengan: (L.14125)
diare. iritasi pada daerah perinea
DS:- Kemerahan pada scorum dan
sekitar anus menurun / hilang 3. Hindari produk berbahan dasar
DO: Kemerahan di kulit 3. Bahan dasar alkohol pada
alkohol pada kulit kering
scrotum dan di sekitar anus, kulit kering bila digunakan
dapat menambah terjadinya
bayi menangis tiap BAB
4. Anjurkan segera mengganti iritasi pada kulit
pempers jika basah
4.untuk mencegah kelembapan .
5. Berikan terapi sesuai program
medis: 5. Untuk mengurangi nyeri dan
mencegah infeksi bila terjadi
iritasi pada kulit
newo
CATATAN PERKEMBANGAN
3 I
08.30 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala penurunan kadar kalium
pasien lemah
08.30 2. Mengidentifikasi penyebab hipokalemia
BAB cair selama 1 minggu newo
08.30 3. Memonitor kadar kalium serum
Kalium : 2,92 mmol
E
10.00 S: -
O: Satu minggu BAB cair, Kalium : 2,92 mmol
A: Masalah Ketidakseimbangan elektrolit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
4 I
08.00 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit
adanya iritasi pada kulit sekitar skrotum karena diare
08.00 2. Menganjurkan segera menganti pempers jika basah
pempers di ganti ketika basah dan BAB
08.10 3. Memberikan terapi sesuai program medis newo
Ceradan 1 oles tiap kali setelah selesai BAB
E
10.00 S: -
O: kemerahan di kulit sekitar skrotum dan anus, bayi menangis
saat BAB
A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5
CATATAN PERKEMBANGAN
3 07.30 S: -
O: Satu minggu BAB cair, Kalium : 3,50 mmol
A: Masalah Ketidakseimbangan elektrolit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
I newo
08.30 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala penurunan kadar kalium
pasien lemah
08.30 2. Mengidentifikasi penyebab hipokalemia
BAB cair selama 1 minggu
08.30 3. Memonitor kadar kalium serum
Kalium : 3,50 mmol
E
10.00 S: -
O: Satu minggu BAB cair, Kalium : 3,50 mmol
A: Masalah Ketidakseimbangan elektrolit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
4 07.30 S: -
O: kemerahan di kulit sekitar skrotum dan anus, bayi menangis
saat BAB
A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5
I newo
08.00 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit
adanya iritasi pada kulit sekitar skrotum karena diare
08.00 2. Menganjurkan segera menganti pempers jika basah
pempers di ganti ketika basah dan BAB
08.10 3. Memberikan terapi sesuai program medis
Ceradan 1 oles tiap kali setelah selesai BAB
E
10.00 S: -
O: kemerahan di kulit sekitar skrotum dan anus, bayi menangis
saat BAB
A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5
CATATAN PERKEMBANGAN
I
08.30 1. Mengidentifikasi penambahan berat badan dan
antopometri setiap hari
BB= 6,520kg
09.00 2. Memonitor asupan makanan
diet cair tinggi protein rendah serat 3x50-75cc
09.00 3. Memberikan bubur tinggi protein rendah serat via NGT
bubur cair tinggi protein rendah serat 75cc
E
10.00 S:-
O: - BB= 6,090kg, bayi tampak kurus, turgor tidak elastis,
konjungtiva anemis, perut tegang, lunak, tidak mau makan
A: masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,4, 5 dan 7
3 07.30 S: -
O: Satu minggu BAB cair, Kalium : 3,50 mmol
A: Masalah Ketidakseimbangan elektrolit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
I newo
08.30 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala penurunan kadar kalium
pasien lemah
08.30 2. Mengidentifikasi penyebab hipokalemia
BAB cair selama 1 minggu
08.30 3. Memonitor kadar kalium serum
Kalium : 3,50 mmol
E
10.00 S: -
O: Satu minggu BAB cair, Kalium : 3,50 mmol
A: Masalah Ketidakseimbangan elektrolit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
4 07.30 S: -
O: kemerahan di kulit sekitar skrotum dan anus, bayi menangis
saat BAB
A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5
I newo
08.00 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit
adanya iritasi pada kulit sekitar skrotum karena diare
08.00 2. Menganjurkan segera menganti pempers jika basah
pempers di ganti ketika basah dan BAB
08.10 3. Memberikan terapi sesuai program medis
Ceradan 1 oles tiap kali setelah selesai BAB
E
10.00 S: -
O: kemerahan di kulit sekitar skrotum dan anus, bayi menangis
saat BAB
A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5