Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.

A DENGAN DIARE CAIR AKUT

DI PICU RUMAH SAKIT BETHESDA

YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:

Donatus Newo

1904052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2020

LEMBAR PERSETUJUAN
Asuhan Keperawatan pada By. A dengan Diare Cair Akut di PICU Rumah Sakit

Bethesda ini telah diteliti dan disahkan / disetujui oleh Pembimbing Akademik

STIKES Bethesda Yakkum dan Pembimbing Klinik Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta.

Yogyakarta. Oktober 2020

Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Indah Prawesti, S. Kep., Ns., M. Kep Suprihatiningsih, S. Kep., Ns

A. Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau

setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih bany ak daripada

biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml / 24 jam (Nurarif & Kusuma, 2015).

Diare adalah gangguan buang air besar / BAB ditandai dengan BAB lebih dari

3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan

atau lendir (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

B. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

Sumber: https://anatomidanfisiologimanusia.com/2016/10/

Menurut Syaifuddin (2011) organ – organ pencernaan terdiri atas:

1. Mulut
Merupakan organ yang pertama dari saluran pencernaan yang meluas dari

bibir sampai ke istmus fausium yaitu perbatasan antara mulut dan faring.

Dasar mulut sebagian dibentuk oleh anterior lidah dan lipatan balik

membran mukosa. Organ kelengkapan mulut meliputi:

a. Bibir

Bagian eksternal ditutupi oleh kulit dan bagian interna dilapisi oleh

jaringan epitel yang mengandung mukosa.

b. Pipi

Alat kelengkapan mulut bagian luar dilapisi oleh kulit dan bagian

dalam dilapisi oleh jaringan epitel, mengandung selaput lendir

(membran mukosa).

c. Gigi

Merupakan alat bantu yang berfungsi untuk mengunyah dan berbicara.

d. Lidah

Lidah terdapat dalam kavum oris, merupakan susunan otot serat

lintang yang kasar dilengkapi dengan mukosa. Lidah berperan dalam

proses mekanisme pencernaan di mulut dengan menggerakan makanan

ke segala arah.

2. Faring
Fraing merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan

kerongkongan panjangnya kira – kira 12 cm, terbentang tegak lurus antara

basis kranii setinggi vertebrae servikalis VI, ke bawah setinggi tulang

rawan krikoidea.

3. Esofagus

Esofagus merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring.

4. Lambung

Lambung merupakan sebuah kantong musukuler yang letaknya antara

esofagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen, di bawah diafragma

bagian depan pankreas dan limpa. Lambung merupakan saluran yang

dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik terutama di daerah

epigaster.

5. Usus halus

Merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada

pylorus dan berakhir pada sekum. Usus halus merupakan bagian yang

sangat penting dari saluran pencernaan karena di usus halus tempat

terjadinya proses pencernaan yang terbesar dan penyerapan lebih kurang

85% dari seluruh absorbsi . Usus halus terdiri dari:

a. Duodenum

Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak

mengandung kelenjar brunner yang memproduksi getah intestinum.

b. Jejunum
c. Ileum

Merupakan usus halus yang terletak sebelah kanan bawah

berhubungan dengan sekum. Ileum diperkuat oleh sfingter dan

dilengkapi oleh sebuah katup yang berfungsi untuk mencegah cairan

dalam kolon asendens masuk kembali ke dalam ileum.

6. Usus besar

Sumber: https:// manusia/bagian-bagian-usus-besar

Bagian dari usus besar meliputi:

a. Sekum

Merupakan kantong lebar yang terletak pada fosa iliaka dekstra.

Sekum seluruhnya ditutupi oleh peritoneum, mudah bergerak

walaupun tidak mempunyai mesenterium dan dapat diraba melalui

dinding abdomen.

b. Kolon asendens
Memanjang dari sekum ke fosa iliaka kanan sampai ke sebelah

kanan abdomen.

c. Kolon transversum

Berada di bawah abdomen sebelah kanan tempat belokan disebut

fleksura lienalis.

d. Kolon desendens

Terletak di bawah abdomen bagian kiri dari atas ke bawah.

e. Kolon sigmoid

Lanjutan dari kolon desendens dan ujung bawahnya berhubungan

dengan rectum.

Fungsi usus besar meliputi:

a. Menyerap air dan elektrolit, untuk kemudian membentuk massa

yang lembek yang disebut feses.

b. Menyimpan bahan feses.

c. Tempat tinggal bakteri koli.

7. Rektum

Rektum merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan

intestinum mayor dengan anus sepanjang 12 cm, dimulai dari pertengahan

sacrum dan berakhir pada kanalis anus.

8. Anus
Bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan

dunia luar.

Fisiologi sistem pencernaan

Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan zat nutrien yang sudah

dicerna secara berkesinambungan, untuk didistribusikan ke dalam sel melalui

sirkulasi dengan unsur – unsur (air, elektrolit dan zat gizi).

Peristiwa yang terjadi dalam sistem pencernaan meliputi:

1. Pergerakan makanan

Gerakan mencampur, mengaduk dan mendorong isi lumen akibat kontraksi

otot polos dinding saluran pencernaan.

2. Sekresi

Mulai dari mulut sampai ke ileum dilakukan oleh kelenjar – kelenjar yang

menyekresi air, elektrolit dan bahan – bahan tertentu seperti enzim dan liur

empedu (mukus).

3. Pencernaan

Proses pemecahan secara mekanik dan kimia, molekul – molekul besar

yang masuk saluran pencernaan menjadi molekul yang lebih kecil sehingga

dapat diserap oleh dinding saluran pencernaan.

4. Absorbsi
Makanan yang telah mengalami perubahan dalam proses penyerapan hasil

pencernaan dari lumen menembus lapisan epitel masuk ke dalam darah

atau cairan limfe.

C. Etiologi

1. Virus: Rotavirus, Adenovirus.

2. Bakteri: E. Coli, V Cholera.

3. Parasit: Entamoeba hystolitica, trikomonas hominis, O. Vermicularis, T.

saginata

4. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, (intoleransi laktosa, maltosa dan

sukrosa).

5. Faktor makanan: Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi,

beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

6. Faktor Psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas) (Nurarif

& Kusuma, 2015).


D. Pathoflo Diagram (Sumber: Nurarif & Kusuma, 2015; Sujana, 2013)

Psikologis
Infeksi: Bakteri, Virus, Parasit Makanan
Ansietas
Masuk dan berkembang di Usus Toksik tidak dapat diserap
Mempengaruhi hipotalamus
Hipersekresi air dan elektrolit Hiperperistaltik
Malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein
Peningkatan isi rongga usus Penyerapan minuman di usus
menurun Meningkatkan tekanan osmotik

Pergeseran air dan elektrolit ke Usus


DIARE

Frekuensi BAB meningkat Feses bersifat asam Bakteri tumbuh banyak Kurang terpapar informasi

Kehilangan cairan dan elektrolit Gangguan Integritas Kulit Metabolisme karbohidrat oleh bakteri Penurunan pengetahuan
berlebihan
Penurunan pemahaman
↑ Gas H2, CO2 tentang penyakit
Gangguan keseimbangan Asidosis metabolik Hipertermi
cairan dan elektrolit Distensi abdomen Defisit Pengetahuan
Manajemen
Dehidrasi Pernapasan Kussmaul Sesak nafas Hipertermi Edukasi
Nyeri Akut Mual, muntah
Pelepasan aldosterone Gangguan
Risko ketidak Resiko Syok menurun Pertukaran Gas Manajemen nyeri Nafsu makan menurun
seimbangan cairan
Reabsorbsi natrium dalam ginjal menurun
dan elektrolit BB turun

Manajemen Produksi urine menurun


Defisit Nutrisi Gangguan
Manajemen syok
cairan Penurunan cairan tumbuh kembang
Manajemen nutrisi
E. Manifestasi Klinis

1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

2. Suhu tubuh meningkat

3. Nafsu makan berkurang

4. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi lebih

asam akibat banyaknya asam laktat

5. Membran mukosa kering

6. Lemas

7. Nyeri pada perut (Nurarif & Kusuma, 2015).

F. Komplikasi

1. Dehidrasi

2. Hipovolemik

3. Hipokalemia

4. Kejang

5. Malnutrisi (Sujana, 2013)

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan tinja:

a. Makroskopis dan mikroskopis

b. Ph dan kadar gula dalam tinja

c. Biakan dan resistensi feses (colok dubur)

2. Pemeriksaan analisa gas darah apabila didapatkan tanda - tanda gangguan keseimbangan

asam basa.

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Fosfat (Nurarif & Kusuma,

2015).
H. Penatalaksanaan

1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah

2. Berikan tablet Zinc.

3. Teruskan pemberian ASI, makanan.

4. Berikan antibiotic secara selektif

5. Pemberian edukasi pada Ibu / keluarga tentang pencegahan diare (Sujana, 2013).

I. Pengkajian

1. Anamnese

a. Identitas pasien

Identitas pasien meliputi nama, tanggal lahir, umur, alamat, nomor register, tanggal

masuk Rumah Sakit, diagnose media.

b. Keluhan utama

Pada umumnya keluhan utamanya yaitu BAB lebih dari 3 kali sehari, konsistensi

encer, mual, muntah, perut sakit.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya pasien masuk ke Rumah Sakit dengan keluhan utama frekuensi BAB

meningkat dengan bentuk dan konsistensi yang lain dari biasanya dapat cair dan

berlendir / berdarah dan dapat pula disertai gejala lain seperti panas, mual, muntah.

d. Riwayat kesehatan dahulu

Bila disebabkan infeksi parenteral.

e. Riwayat kesehatan keluarga

Diare yang disebabkan karena alergi terhadap makanan.


f. ADL

1) Nutrisi : anoreksia, mual, muntah

2) Eliminasi : BAB lebih dari 4x (pada bayi), BAB lebih dari 3x (pada anak)

dapat cair, lendir, berdarah serta frekuensi BAK menurun.

3) Personal hygiene : iritasi pada sekitar anus

4) Aktivitas : lemas

2. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum: sakit sedang, kesadaran compos mentis, keadaan lebih lanjut apatis,

somnolent, coma.

b. Sistem kardiovaskuler: tekanan darah menurun, nadi cepat, suhu tubuh meningkat.

c. Sistem respirasi: pernapasan cepat, dalam dan teratur.

d. Sistem pencernaan: peningkatan frekuensi BAB dan peningkatan peristaltik usus,

kembung, distensi abdomen.

e. Sistem perkemihan: produksi urine menurun.

f. Sistem integumen: turgor menurun, pucat, kapilary refill > 3 detik, warna kemeraahan /

lecet (terutama sekitar anus).

g. Sistem muskuloskeletal: kejang bila panas meningkat pada hipoglikemi

tremor.

3. Studi Dokumentasi

J. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar kapiler.

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi.

4. Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan intake makanan.

5. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit.

6. Diare berhubungan dengan proses infeksi


K. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
1 Diare berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi 1. Mengetahui penyebab
dengan proses infeksi keperawatan selama 3x24 penyebab diare diare
jam, diharapkan diare bisa 2. Monitor jumlah 2. Mengetahui jumlah
terkontrol dengan kriteria pengeluaran diare pengeluaran cairan
hasil: 3. Berikan asupan selama diare
- Kontrol pengeluaran cairan oral 3. Untuk mencegah
feses meningkat 4. Anjurkan kekurangan cairan
- Distensi abdomen melanjutkan 4. Untuk menceah
menurun pemberian ASI kekurangan cairan
- Konsistensi feses 5. Kolaborasi 5. Cairan intravena dapat
membaik pemberian cairan menambah cairan dan
- Rekuensi defekasi intravena menganti cairan yang
membaikperistaltik usus keluar selama diare
membaik
2 Gangguan integritas Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
kulit/ jaringan keperawatan selama 3x24 penyebab gangguan penyebab dan
berhubungan dengan jam, diharapkan integritas integritas kulit bagaimana
kekurangan/kelebihan kulit/ jaringan membaik 2. Bersihkan perineal penanganannya
volume cairan dengan kriteria hasil: dengan air hangat, 2. Untuk menghindari
- Kerusakan jaringan terutama selama terjadinya iritasi pada
menurun periode diare. daerah perineal
- Kerusakan lapisan 3. Hindari produk 3. Bahan dasar alkohol
kulit menurun berbahan dasar pada kulit kering bisa
- Elastisitas alkohol pada kulit digunakan dapat
meningkat kering menambah terjadinya
- Hidrasi meningkat 4. Anjurkan iritasi pada kulit
menggunakan 4. Pelembab dapat
pelembab mengurangi rasa nyeri
5. Kolaborasi bila terjadi iritasi pada
pemberian medikasi kulit
5. Untuk mengurangi
nyeri dan mencegah
infeksi bila terjadi
iritasi pada kulit

L. Discharge Planning

1. Ajarkan pada orangtua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan minuman

(misal: oralit).

2. Ajarkan pada orangtua mengenai tanda - tanda dehidrasi (ubun - ubun dan mata cekung,

turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa kering) dan segera bawa ke Dokter.

3. Jelaskan obat - obat yang diberikan, efek samping dan kegunaannya.

4. Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah atau meminimalkan gangguan gizi yang

terjadi.

5. Hindari produk susu dan makanan berlemak, tinggi serat atau manis
6. Biasakan cuci tangan seluruh bagian dengan sabun dan air setiap kali sesudah buang air

besar dan sebelum menyiapkan makanan untuk mencegah penularan diare (Nurarif &

Kusuma, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC - NOC. Yogyakarta: Mediaction.

Sujana. (2013). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Diare. Diakses pada 12 Oktober 2020
dari https://id.scribd.com

Syaifuddin. (2011). Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan
Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.

Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan. Diakses pada 12 Oktober 2020 dari


https://anatomidanfisiologimanusia.com/2016/10/

Bagian Usus Besar. Diakses pada 12 Otober 2020 dari https:// manusia/bagian-bagian-usus-besar
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI A
DI PICU RS. BETHESDA YOGYAKARTA

Tanggal Pengkajian : 19 /10/ 2020 Jam 07.30 WIB


Oleh : Donatus Newo
Pengkajian diperoleh dari status klien dan keluarga.
A. IDENTITAS PASIEN

Nama : By A

Tgl lahir, jam / umur : 17/ 10 / 2020, jam 09.00/ usia 1 tahun 2 hari
Agama : Islam
Nama bapak/Ibu : Bp. A/ Ibu I
Pendidikan Bapak/Ibu : SMA/SMA
Pekerjaan Bapak/Ibu : Scurity / Karyawan swasta
Alamat : Yogyakarta
Tanggal/jam masuk RS : 18 Oktober 2020 jam 02.40
No. RM : 02089xxx
Kelas : III
Diagnosis Medis : GEA, Fibris hari ke 7, Anemia bisitopenia,

B. KELUHAN PASIEN
1. Keluhan utama saat dikaji
BAB cair > 4x dalam 24 jam.
2. Keluhan tambahan saat dikaji
Tidak mau makan
3. Alasan utama Saat masuk Rumah Sakit
Bayi tidak ada respon.tidak menangis, diambil darah diam saja.
4. Riwayat Penyakit Sekarang:
Bayi demam mulai hari sabtu malam 10/10/2020, diare sejak hari minggu pagi
11/10/2020, minggu BAB cair pagi 1x, sore BAB cair 3x. hari Senin pagi
12/10/2020 periksa di puskesmas, BB 7kg, mendapat obat (ibu tidak tahu
namanya), bayi masih diare, kemuadian hari Senin 12/10/2020 jam 17.00 WIB
opname di RS.PR, mulai hari Kamis15/10/2020 bayi tidak ada respon, diambil
darah tidak menangis. Terapi yang sudah diberikan di RS PR tanggal 17/10/2020
jam 10 WIB koreksi KCL 13meg dalam KN4B 50cc habis dalam 4 jam, tanggal
17/10/2020 jam 10.00WIB pasang NGT no 10. infus KN4B 18cc/jam. Hari sabtu
17/10/2020 malam pasien dirujuk ke RS Bethesda Yogyakarta, sampai IGD jam
02:40 WIB. Dilakukan pemeriksaan Laborat PDL, Na, K, Ureum, Creatinin, urin
rutin, feces rutin. Hasil laborat HB 6,6, HCT 21,1 Lekosit:15.190 Trombosit :
35.000 CRP: 93,16 Kalium: 2,9
Opname di PICU masuk jam 05.30 WIB. Terapi yang diberikan oleh dr. SPA:
injeksi Ceftriaxon 2 x 300mg IV, Zinc 1 x 20mg, KCL 2 x 250mg peroral, pamol
4 x 3,5cc (bila demam).Tranfusi PRC ( (12 – 6,6) x 80 x 6,5) / 22 = 127 cc  125
cc selama 4 jam

C. RIWAYAT KELAHIRAN
1. Ante natal
Penyulit kehamilan: kehamilan letak lintang, keluhan ibu saat makan perut terasa tidak
nyaman.
Penyakit yang menyertai kehamilan: tidak ada penyakit yang menyertai kehamilan.
Penambahan BB, sebelum hamil 39kg, saat akan melahirkan BB: 58,5kg
Obat yang dikonsumsi saat hamil: penambah darah, kalsium, DHA
Periksa hamil di bidan dan dokter setiap 20 hari sekali.
2. Intra natal

Riwayat persalinan umur kehamilan ( 36 mg). Penolong persalinan oleh dokter, persalinan
Sectio caesaria di RS. PR. Komplikasi waktu melahirkan tidak ada
3. Post Natal
Lamanya di Rumah Sakit 3 hari,
BBL: 2500gram PB: 46 cm
Trauma lahir: tidak ada
Bayi menangis keras saat dilahirkan
BB seminggu turun menjadi 2,3 kg, badan kuning, opname 3 hari untuk fototherapi

D. RIWAYAT KESEHATAN LALU


Penyakit yang pernah diderita: saat bayi usia satu minggu
BB seminggu turun menjadi 2,3 kg, badan kuning, opname 3 hari untuk fototherapi
Tidak ada riwayat operasi, tidak ada alergi terhadap makanan .
Immunisasi semua sudah diberikan sesuai jadwal imunisasi.

E . R IW A Y A T TU M BU H K EM BA N G SAAT INI
Bayi bisa tengkurap usia 4 bulan, nglasut usia 6 bulan, merangkak usia 10 bulan, usia 11 bulan
bayi bisa duduk dan rambatan
F. RIWAYAT KELUARGA
Bayi tinggal satu rumah dengan kedua orang tua dan kakek neneknya
Tidak ada riwayat penyakit keturunan atau penyakit menular dalam keluarga

G. RIWAYAT SOSIAL
Bayi diasuh oleh simbah, hubungan dengan anggota keluarga yang lain baik, dilingkungan
rumah bayi tidak ada teman sebaya, anak anak tetangga usia > 3 tahun, pembawaan / tingkah
laku secara umum aktif, kebiasaan bermain didalam rumah.
H. RIWAYAT PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Pola Nutrisi
Saat ditinggal bekerja dari jam 07.00 – 13.00 bayi diberi susu formula SGM, 4 x 75cc.
saat ibu dirumah bayi diberikan asi sesuai kemauan bayi.
Bayi diberikan makan sehari 3x, berupa Bubur nasi, sayur serta lauk..
Makanan selingan marie regal 2- 3 keping puding, buah pisang pagi dan sore hari.
Minuman tambahan air putih
Bayi kurang berselera saat makan
Jam makan pagi 06.00 WIB siang jam 12.00WIB sorejam 16.00 WIB
2. Pola tidur
Kebiasaan sebelum tidur: minum susu menggunakan dot / netek ibu
Tidur siang : jam 07.00 WIB – 09.00 WIB, jam 11.00 WIB – 13.00 WIB
Tidur malam : jam 18.30 sampai pagi jam 05.00 terbangun minta netek ASI 3 – 4x.
3. Pola Eliminasi
BAB : 2x sehari pagi dan siang,konsistensi agak keras diawal, kemudian lembek. Warna
kuning
BAK: pagi 4 -5 x, sore 3 x, bila malam menggunakan pampers, warna kuning
4. Pola kebersihan diri
Mandi , keramas, kebersihan mata dan telinga 2 x sehari, dengan dibantu ibu,
menggunakan produk untuk perawatan bayi, potong kuku bila kuku terlihat agak panjang.
5. Aktifitas
Bermain, bayi suka bermain alat yang mengeluarkan bunyi.
KEADAAN SAAT INI
1. Status Nutrisi
Diet Bubur wortel/ Bubur Tim/ LLM = 8 X 50 – 75 cc
Bayi tidak mau makan, Bubur wortel dimasukkan melalui NGT.
2. Cairan
Kebutuhan cairan:100 cc/kgBB/hari= 650cc/hari
Diberikan Infus RL: KaeN 4B = 12 cc /jam= 288 cc/24 jam
Sisanya diberikan melalui peroral/OGT 362cc/24 jam
3. Eliminasi :
BAB: semalam 3x, cair ada ampas, warna kehijauan dan seperti dempul
BAK: terpasang dcath nomer 6, urine keluar 50cc kuning jernih
4. Kebutuhan tidur
Tidur siang: jam 07.00 WIB – 09.00 WIB, 10.00 WIB – 12 .00 WIB
Tidur malam: jam 18.30WIB sampai pagi
5. Pola kebersihan diri
Mandi sehari 1 x, gosok gigi 2x sehari dibantu oleh perawat, di RS belum keramas
6. Aktifitas
Bayi lebih banyak tidur, saat terbangun menangis
7. Data Psikologis
Pasien menangis saat dikaji
8. Data Spiritual
Ibu mengatakan sakit anaknya merupakan ujian dari Tuhan, yang harus diterima. Ibu dan
Bapak berusaha dan berdoa untuk kesembuhan anaknya.
9. Data intelektual
Ibu mengatakan kemungkinan bayi diare karena sebelumnya hari sabtu pagi 10/10/2020
diberi semangka oleh tetangga, Ibu mengatakan tidak tahu semangkanya bersih atau tidak
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Antropometri
 Berat Badan (BB) 7000 gram
Berat Badan saat masuk RS 6500 gram
Berat Badan ideal = (umur (bulan) + 4) : 2
12+ 4 = 16 : 2= 8 kg
 Tinggi Badan (TB) 46 cm
 Lingkar Kepala (LK) 42cm
 Lingkar Dada (LD) 43 cm
 Lingkar Lengan Atas (LLA) 11 cm
2. Tanda-tanda vital
 Heart Rate (HR) 132 /menit
 Respirasi Rate (RR) 40 /menit

 Suhu 37o C

 SpO2 100 %
 Tensi
 Nyeri: bayi menangis setiap BAB, bayi gelisah tiap BAB
Dengan alat ukur FLAC dengan skor 5
3. Tingkat Kesadaran. Composmentis
 GCS: E= 4, V= 5, M=6
4. Kulit: kuning langsat, tekstur lembut, turgor kurang elastis, dingin di ekstremtas, tidak
ada lesi.
5. Kepala
 Bentuk: normal
 Sutura: tepat
 Fontanela anterior: cekung
 Kelainan bawaan: tidak ada
Mata:
 Konjungtiva: anemis
 Bentuk: simetris
 Sklera putih
 Pupil isokor
 Strabismus tidak ada
Telinga: ketika ada suara, bayi terbangun, ketika mendengar suara bayi melhat ke arah
sumber suara.
Hidung : septum ditengah,tidk ada septum deviasi, tidak ada sekret
Mulut : mukosa mulut kering
 Bentuk mulut : normal
 Reflek hisap : kuat
 Reflek menelan : kuat
Muka: tidak biru
Leher
 ada gerakan pada leher bayi
 Trauma tidak ada
 tidak ada bengkak
6. Dada
a) Paru – paru
Inspeksi : Gerakan paru simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi dada
saat bernafas dan tidak ada penggunaan otot otot saat bernafas.
Auskultasi: Suara nafas vesikuler di semua lapang paru
b) Jantung
Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis
Auskultasi Bunyi jantung: normal
Palpasi: Nadi: frekuensi 132 x/menit, reguler, keras
7. Perut
Inspeksi: perut bulat, tidak ada luka
Auskultasi : bising usus lemah
Palpasi : tegang, lunak
Perkusi: tympani
8. Genitourinaria

Kemerahan di kulit scrotum, Terpasang dcath no 6

9. Anus
paten, kemerahan di sekitar anus, bayi menangis tiap BAB
10. Punggung
Tidak ada kelaianan tulang belakang
11. Ekstremitas
Atas: Bentuk normal sama panjang
ROM: bayi bergerak bebas
Bawah: Bentuk normal ukuran sama panjang
ROM : bayi bergerak terbatas karena terpasang infus di kaki kiri

J. TINGKAT PERKEMBANGAN
1. Kemandirian dan bergaul
Bayi belum mandiri saat bergaul dengan orang lain masih takut takut.
2. Motor /gerak halus
Bayi sudah bisa memegang benda yang agak besar seperti sisir, botol, sendok.untuk
benda benda yang kecil seperti pencil masih sering lepas / terjatuh
3. Bicara bahasa dan kognitif
Bayi belum bisa bicara, tapi saat menginginkan sesuatu mampu menunjukkan
keinginannya.
4. Motor/ gerak kasar
Bayi sudah mampu merangkak, duduk, dan rambatan

K. Pemeriksaan Penunjang/ Diagnostik :


DATA PENUNJANG:
HASIL LABORAT
Tgl Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

18/10/ HB 6,6 g/dl 16.5-21.5


20 HCT 21,1 % 48.0 – 68.0
Trombosit 35.000 Ribu/ 150-450
Lekosit 15.190 ribu
mmk 9.0 – 37.00
CRP 93,16 Mg/L <5
kalium 2,92 Mmol 3.5 – 5.1
/L
18/10/ FECES Hasil Nilai normal
20 Makroskopi
Warna kuning
Bau Khas
Konsistensi lembek
Lendir Negatif
SEL
Sel lekosit Negatif
Sel eritrosit Negatif
Sel Epitel Negatif
Telur Cacing
Ascaris Lumbricoides Negatif
Ankylostoma duodenale Negatif
Trichuris Trichiuria Negatif
Sisa Makanan
Serat daging Negatif
Granula amilum Negatif
Globul lemak Negatif
Sisat tumbuhan Negatif
AMUBA
Entamuba Histolitica Negatif
Entamuba Coli Negatif
Giardia Lamblia Negatif
Kista Negatif

19/10 Kimia Darah


Kalium 3,50 mmol//L 3,5-5,1
Natrium 144,1 mmol/L 136-146
Hematologi
19/10 Haemoglobin 10,4 g/dl 10,8-15,0
Lekosit 13,06 ribu/mmk 5,5-17,5
Eosinofil 0,8 % 1-5
Basofil 0,2 % 0-1
Segment neutrofil 58,8 % 32-52
Limfosi 26,8 % 29-65
Monosit 13,7 % 2-11
Limfosit total 3,5 10A3/ul 3,7-10,7
Rasio neutrofil limfosit 2,20 % <3,13
Hematokrit 32,1 % 35,0-49,0
Eritrosit 4,91 juta/mmk 4,00-5,30
MCV 65,4 fl 78,0-94,0
MCH 21,2 pg 26,0-32,0
MCHC 32,4 g/dl 32,0-36,0
Trombosit 32 ribu/mmk 150-450
L. PROGRAM TERAPI
Infus RL : KaeN4B : 12 cc/ jam
Injeksi ceftriaxon 2 x 300mg
KCL 2 x 250 mg (PO)
Zinc 1 x 20mg (PO)
Injeksi Pamol 4 x 3,5cc (bila demam)
Tranfusi darah PRC 125 cc selama 4 jam sudah diberikan 18/10 /2020 jam
ANALISA OBAT
No Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Implikasi
samping keperawatan
1 Ceftriaxone antibiotik hipersensitif reaksi obs. TTV dan
dengan efek samping
alergi,
ceftriaxone obat
mual,
muntah,
pusing
2 Zinc defisiensi zinc hipersensitif, sakit perut, obs. TTV dan
gangguan ginjal, mual, rasa efek samping
reaksi alergi obat panas di obat
dada,
muntah,
diare, sakit
kepala,
pusing
3 KCL untuk hipersensitif sakit perut, obs. TTV dan
mencegah mual, efek samping
atau muntah, obat
mengatasi diare, perut
hipokalemia kembung,
nyeri saat
menelan,
4 Pamol analgesik hipersensitif mual obs. TTV dan
muntah, efek samping
antipiretik
diare, obat
pusing,
anoreksia
M. Rencana program tindakan
1. Tranfusi FFP: 125 cc / 2 jam
Ulang PX PDL dan Kalium 4jam post tranfusi FFP
Diet : BBW/LLM: 8 x50 – 75cc

N. Discharge Planning
1. Berikan asupan ASI sesering mungkin untuk meningkatkan berat bayi.
2. Mengetahui tanda bahaya untuk mencari pertolongan
3. Timbang berat badan secara umum setiap hari hingga BB bayi mencapai BB
ideal
4. Hand hygene sebelum dan sesudah memberikan makan dan minum untuk
bayi
5. Hand hygene sebelumdan sesudah membantu BAB/BAK pada bayi
O. ANALISIS DATA
N DATA MASALAH PENYEBAB
O
1 DS - Diare Iritasi gastrointestinal
DO :
- BAB cair > 4x/ 24
jam
- Feces cair warna
kehiajauan
- Bayi menangis saat
BAB
- Perut tegang, lunak

2 DS:- Defisit nutrisi Ketidakmampuan


DO:
mengabsorbsi nutrien
- BB Ideal 8 kg
- BB saat ini 7 kg
- HB : 6,6
- Bayi tampak kurus
- Turgor tidak
elastis
- Konjungtiva
anemis
- Bayi tidak mau
makan

3 DS: - Ketidak seimbangan Diare


DO: Kalium 2,92 Mmol elektrolit
Satu minggu BAB cair

4 DS:- Gangguan integritas kulit Kelembapan


DO: Bayi menangis saat
BAB
Kemerahan diScrotum
dan sekitar anus

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Tanggal : 19 Oktober 2020
1. Diare berhubungan dengan iritasi gastrointestinal, yang dibuktikan dengan:
DS: -
DO :
- BAB cair > 4x/ 24 jam
- Feces cair warna kehiajauan
- Bayi menangis saat BAB

2. Defisit Nutrisi berhubunngan dengan Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien,


yang dibuktikan dengan
DS:-
DO:
- BB Ideal 8 kg
- BB saat ini 7 kg
- HB : 6,6
- Bayi tampak kurus
- Turgor tidak elastis
- Konjungtiva anemis
- Bayi tidak mau makan
- Perut tegang, lunak
3. Ketidak seimbangan elektrolit berhubungan dengan diare yang dibuktikan
dengan:
DS:-
DO: satu minggu BAB cair
Kalium : 2,92 Mmol

4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembapan yang ditandai


dengan:
DS: -
DO: - Bayi menangis saat BAB
- Kemerahan di scrotum dan kulit sekitar anus
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : By.A
Ruangan : PICU
Tanggal : 19-10-2020 Jam 07.45
Nama Mahasiswa : Donatus Newo
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN
TUJUAN & KRITERIA HASIL TINDAKAN
& DATA PENUNJANG

19/10/2020 jam 07.45 19/10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45
1. Diare (D.0020) berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Diare (I. 03101)
keperawatan selama 3x 24 1. Monitor warna, volume, frekuensi 1. Mengetahui karakteristik
dengan iritasi diharapkan eliminasi fecal dan konsistensi tinja feses untuk menentukan
gastrointestinal, yang membaik dengan kriteria: intervensi selanjutnya.
( L.04033) 2. Untuk memenuhi
dibuktikan dengan: 1. Kontrol pengeluaran feces 2. Berikan asupan cairan oral 8 X 50 – kecukupan cairan
DS: - Meningkat 75 cc sebagai pengganti
2.Distensi abdomen menurun cairan yang hilang
DO : 3. Pasien tidak menangis saat 3. Agar cairan dan
BAB cair > 4x/ 24 jam BAB 3. Anjurkan melanjutkan pemberian nutrisi tetap
Feces cair warna kehiajauan 4. konsistensi feses membaik ASI. terpenuhi
Bayi menangis saat BAB (lembek) 4. sebagai pengganti
5.Frekuensi BAB 1-2 xsehari 4. Berikan cairan intravena sesuai ciran yang hilang,
program medis: Zinc untuk
- KaeN4B / RL 12 tetes/jam pengobatan diare
- Zinc 1 x 20 mg/peroral pada anak

newo newo

newo newo
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : By. . A
Ruangan : PICU
Tanggal : 19-10-2020 Jam 07.45
Nama Mahasiswa : Donatus Newo
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN
TUJUAN & KRITERIA TINDAKAN
& DATA PENUNJANG
HASIL

19/10/2020 jam 07.45 19/10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45
2.Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi (I.03119) 1. Penambahan berat badan dan
(D.0019) berhubungan keperawatan selama 3x 24 1. Idetifikasi penambahan berat antropometri merupakan
dengan jam status nutrisi bayi badan dan antropometri setiap hari indikator kecukupan gizi
ketidakmampuan membaik dengan kriteria: 2. Monitor asupan makanan bayi
mencerna Nutrien (L.03031). 3. Pantau hasil HB 2. untuk mengetahui asupan
dibuktikan dengan - Berat badan meningkat 4. Berikan Bubur wortel 3 x 50- 75cc nutrisi
DS:- - Turgor kulit elastis via NGT jika bayi menolak 3. Hasil HB berkorelasi dengan
DO: - Konjungtiva tidak makan . kecukupan nutrisi
A: BB Ideal 8 kg anemis 5. Edukasi ibu tentang Nutrisi bagi 4. untuk mencukupi kebutuhan
BB saat ini 7 kg - HB 16 gr/dl bayi yang sedang diare nutrisi.
B: HB : 6,6 6. Berikan tranfusi darah dan FFP 5. Nutrisi bayi diare rendah
C: Bayi tampak kurus sesuai program medis: lemak
Turgor tidak elastis FFP 125cc/2jam 6. Memenuhi kebutuhan
Konjungtiva anemis 7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk defisiensi protein plasma
Perut tegang, lunak menentukan jumlah kalori dan jenis 7. Agar diberikan kecukupan
D: Bayi tidak mau nutrien yang diperlukan kalori dan jenis nutrien sesuai
makan

newo newo
newo newo
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : By. Ny. A
Ruangan : NICU PICU
Tanggal : 12-10-2020 Jam 07.45
Nama Mahasiswa : Donatus Newo
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN
TUJUAN & KRITERIA HASIL TINDAKAN
& DATA PENUNJANG

19/10/2020 jam 07.45 19/10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45
3. Ketidak seimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tanda dan gejala 1. agar bisa segera diberikan
elektrolit (D.0037) keperawatan selama 3x 24 jam penurunan kadar kalium intervensi.
berhubungan dengan diare diharapkan keseimbangan ( kelemahan otot, penurunan 2. Kehilangan cairan berlebihan
yang dibuktika dengan: elektrolit meningkat, dengan reflek) karena diare bisa
DS:- kriteria: 2. Identifikasi penyebab hipokalemia menyebabkan penurunan
DO: satu minggu BAB Kadar serum kalium meningkat: 3. Monitor kadar kalium serum serum kalium
cair 3.5 Mmol 4. Pasang monitor jantung
3. penurunan kadar serum
- Kalium : 2,92 Mmol 5. Edukasi diet tinggi kalium
kalium perlu dikoreksi dengan
(pisang,
6. Berikan KCL 1x250 mg/peroral cepat.
4. rendahnya kadar serum
kalium berpengaruh terhadap
kelistrikan otot jnatung
5. untuk mencukupi kebutuhan
kalium

newo newo newo


newo
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : By. Ny. A
Ruangan : NICU PICU
Tanggal : 12-10-2020 Jam 07.45
Nama Mahasiswa : Donatus Newo
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN
TUJUAN & KRITERIA HASIL TINDAKAN
& DATA PENUNJANG

19/10/2020 jam 07.45 19/10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45 19/ 10/2020 jam 07.45
4.Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab gangguan 1. Untuk mengetahui penyebab
kulit (D.0192) keperawatan selama 3x 24 jam integritas kulit dan bagaimana
berhubungan dengan diharapkan integritas kulit 2. Bersihkan perineal dengan air penanganannya
kelembapan yang meningkat dengan kriteria hasil: hangat, terutama selama periode 2.Untuk menghindari terjadinya
dibuktikan dengan: (L.14125)
diare. iritasi pada daerah perinea
DS:- Kemerahan pada scorum dan
sekitar anus menurun / hilang 3. Hindari produk berbahan dasar
DO: Kemerahan di kulit 3. Bahan dasar alkohol pada
alkohol pada kulit kering
scrotum dan di sekitar anus, kulit kering bila digunakan
dapat menambah terjadinya
bayi menangis tiap BAB
4. Anjurkan segera mengganti iritasi pada kulit
pempers jika basah
4.untuk mencegah kelembapan .
5. Berikan terapi sesuai program
medis: 5. Untuk mengurangi nyeri dan
mencegah infeksi bila terjadi
iritasi pada kulit

newo newo newo

newo
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : By Ny. A


Ruangan : NICU PICU
Diagnosis Medis : Diare Cair Akut

NO Dx TGl/WAKTU PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


TANGAN
1 1 19/10/2020 I
08.30 1. Memonitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
BAB 50cc warna hijau

08.30 2. Menganjurkan melanjutkan pemberian ASI newo

09.00 3. Memberikan terapi ZINC 1x20mg/peroral


E
10.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya masih BAB cair
O: BAB cair, feses warna kehijauan
A: masalah diare belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi 1,2, 3 dan 4
2 I
08.30 1. Mengidentifikasi penambahan berat badan dan antopometri
setiap hari
BB= 7kg
09.00 2. Memonitor asupan makanan newo
bubur wortel 3x50-75cc
09.00 3. Memberikan bubur wortel via NGT
bubur wortel 75cc
E
10.00 S:-
O: - BB= 7kg, bayi tampak kurus, turgor tidak elastis,
konjungtiva anemis, perut tegang, lunak, tidak mau makan
A: masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,4, 5 dan 7

3 I
08.30 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala penurunan kadar kalium
pasien lemah
08.30 2. Mengidentifikasi penyebab hipokalemia
BAB cair selama 1 minggu newo
08.30 3. Memonitor kadar kalium serum
Kalium : 2,92 mmol
E
10.00 S: -
O: Satu minggu BAB cair, Kalium : 2,92 mmol
A: Masalah Ketidakseimbangan elektrolit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
4 I
08.00 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit
adanya iritasi pada kulit sekitar skrotum karena diare
08.00 2. Menganjurkan segera menganti pempers jika basah
pempers di ganti ketika basah dan BAB
08.10 3. Memberikan terapi sesuai program medis newo
Ceradan 1 oles tiap kali setelah selesai BAB
E
10.00 S: -
O: kemerahan di kulit sekitar skrotum dan anus, bayi menangis
saat BAB
A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : By Ny. A


Ruangan : NICU PICU
Diagnosis Medis : Diare Cair Akut

NO Dx TGl/WAKT PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


U TANGAN
1 1 20/10/2020
07.30 S: ibu pasien mengatakan anaknya masih BAB cair
O: BAB cair, feses warna kehijauan
A: masalah diare belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi 1,2, 3 dan 4 newo
I
08.30 1. Memonitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
BAB 50cc warna hijau

08.30 2. Menganjurkan melanjutkan pemberian ASI

09.00 3. Memberikan terapi ZINC 1x20mg/peroral


E
10.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya masih BAB cair
O: BAB cair, feses warna kehijauan
A: masalah diare belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi 1,2, 3 dan 4
2 07.30 S:-
O: - BB= 6,090kg, bayi tampak kurus, turgor tidak elastis,
08.30 konjungtiva anemis, perut tegang, lunak, tidak mau makan
A: masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,4, 5 dan 7 newo
09.00
I
09.00 1. Mengidentifikasi penambahan berat badan dan
antopometri setiap hari
BB= 6,090kg
10.00 2. Memonitor asupan makanan
bubur wortel 3x50-75cc
3. Memberikan bubur wortel via NGT
bubur wortel 75cc
E
S:-
O: - BB= 6,090kg, bayi tampak kurus, turgor tidak elastis,
konjungtiva anemis, perut tegang, lunak, tidak mau makan
A: masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,4, 5 dan 7

3 07.30 S: -
O: Satu minggu BAB cair, Kalium : 3,50 mmol
A: Masalah Ketidakseimbangan elektrolit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
I newo
08.30 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala penurunan kadar kalium
pasien lemah
08.30 2. Mengidentifikasi penyebab hipokalemia
BAB cair selama 1 minggu
08.30 3. Memonitor kadar kalium serum
Kalium : 3,50 mmol
E
10.00 S: -
O: Satu minggu BAB cair, Kalium : 3,50 mmol
A: Masalah Ketidakseimbangan elektrolit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
4 07.30 S: -
O: kemerahan di kulit sekitar skrotum dan anus, bayi menangis
saat BAB
A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5
I newo
08.00 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit
adanya iritasi pada kulit sekitar skrotum karena diare
08.00 2. Menganjurkan segera menganti pempers jika basah
pempers di ganti ketika basah dan BAB
08.10 3. Memberikan terapi sesuai program medis
Ceradan 1 oles tiap kali setelah selesai BAB
E
10.00 S: -
O: kemerahan di kulit sekitar skrotum dan anus, bayi menangis
saat BAB
A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : By Ny. A


Ruangan : NICU PICU
Diagnosis Medis : Diare Cair Akut

NO Dx TGl/WAKT PERKEMBANGAN (SOAPIE) TANDA


U TANGAN
1 1 21/10/2020
07.30 S: ibu pasien mengatakan anaknya masih BAB cair
O: BAB cair, feses warna kehijauan
A: masalah diare belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi 1,2, 3 dan 4 newo
I
08.30 1. Memonitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
BAB 60cc warna hijau

08.30 2. Menganjurkan melanjutkan pemberian ASI

09.00 3. Memberikan terapi ZINC 1x20mg/peroral


E
10.00 S: ibu pasien mengatakan anaknya masih BAB cair
O: BAB cair, feses warna kehijauan
A: masalah diare belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi 1,2, 3 dan 4
2 07.30 S:-
O: - BB= 6,520kg, bayi tampak kurus, turgor tidak elastis,
konjungtiva anemis, perut tegang, lunak, tidak mau makan
A: masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,4, 5 dan 7 newo

I
08.30 1. Mengidentifikasi penambahan berat badan dan
antopometri setiap hari
BB= 6,520kg
09.00 2. Memonitor asupan makanan
diet cair tinggi protein rendah serat 3x50-75cc
09.00 3. Memberikan bubur tinggi protein rendah serat via NGT
bubur cair tinggi protein rendah serat 75cc
E
10.00 S:-
O: - BB= 6,090kg, bayi tampak kurus, turgor tidak elastis,
konjungtiva anemis, perut tegang, lunak, tidak mau makan
A: masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,4, 5 dan 7

3 07.30 S: -
O: Satu minggu BAB cair, Kalium : 3,50 mmol
A: Masalah Ketidakseimbangan elektrolit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
I newo
08.30 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala penurunan kadar kalium
pasien lemah
08.30 2. Mengidentifikasi penyebab hipokalemia
BAB cair selama 1 minggu
08.30 3. Memonitor kadar kalium serum
Kalium : 3,50 mmol
E
10.00 S: -
O: Satu minggu BAB cair, Kalium : 3,50 mmol
A: Masalah Ketidakseimbangan elektrolit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
4 07.30 S: -
O: kemerahan di kulit sekitar skrotum dan anus, bayi menangis
saat BAB
A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5
I newo
08.00 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit
adanya iritasi pada kulit sekitar skrotum karena diare
08.00 2. Menganjurkan segera menganti pempers jika basah
pempers di ganti ketika basah dan BAB
08.10 3. Memberikan terapi sesuai program medis
Ceradan 1 oles tiap kali setelah selesai BAB
E
10.00 S: -
O: kemerahan di kulit sekitar skrotum dan anus, bayi menangis
saat BAB
A: masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5

Anda mungkin juga menyukai