PENGANTAR USAHATANI “Resume Artikel Jurnal dan Analisis Pernyataan”
Oleh: Kelompok 3 Teguh Dharmawan Aprilianto (185040200111004) Ahmad Ismail Ridho (185040207111044) Setya Puji Raharja (185040200111222)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020 RESUME JURNAL “Analisis Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara” Indonesia merupakan negara agraris yang bergerak dibidang pertanian dan kebanyakan masyarakatnya bekerja sebagai petani. Hal ini dilatarbelakangi dari letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis sehingga memiliki iklim yang sesuai untuk mengembangkan potensi pertanian. Pendayagunaan sumber daya pertanian menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian sehingga sumber daya yang terbatas itu harus dialokasikan seefisien mungkin. Sumber daya pertanian yang terdiri dari lahan, tenaga kerja, air dan unsur-unsur lainnya yang terkandung didalamnya merupakan sumber daya yang utama untuk kelangsungan hidup manusia. Pengelolaan yang tidak bijaksana akan berakibat menurunnya kualitas sumber daya itu sendiri yang akhirnya berpengaruh terhadap produktivitas pertanian. Sektor pertanian sangat penting peranannya sebagai sumber pendapatan yang utama bagi masyarakat petani, umumnya para petani memproduksi hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya . Sektor pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi yang penting untuk terus dikembangkan dalam upaya meningkatkan pembangunan perekonomian wilayah di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Pendapatan petani di Kecamatan Mlonggo saat ini tergolong rendah karena pendapatannya masih dibawah UMR Kabupaten Jepara sehingga sangat mempengaruhi kesejahteraan petani. Rendahnya kesejahteraan petani karena banyak penduduk yang tinggal di desa yang bergerak disektor pertanian yaitu sektor tanaman pangan yang salah satunya adalah tanaman padi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat pendapatan usahatani padi serta faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani padi di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2018 di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode survei yaitu dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner secara langsung kepada petani padi yang ada di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel yaitu dengan Accidental Sampling. Accidental Sampling digunakan untuk menentukan responden petani sebanyak 100 petani secara langsung menemui yang berada di sawah yang ada di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Faktor produksi yang ada dan yang mempengaruhi pendapatan usahatani padi di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara terdiri dari luas lahan dan jumlah hasil produksi serta biaya-biaya yang dikeluarkan sewaktu proses budidaya padi yang terdiri dari biaya pestisida, biaya pupuk, biaya bibit dan upah tenaga kerja. Biaya-biaya yang dikeluarakan oleh petani akan digunakan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan petani di Kecamatan Mlonggo. Hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Rata-rata produksi padi 1.947 kg/mt/ 0,5 ha. Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani adalah Rp 7.529.623,-/ 0,5 ha. Rata-rata penerimaan petani padi adalah Rp 16.454.048,-/ 0,5 ha. 2. Rata-rata pendapatan petani padi di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara per musim tanam adalah Rp 8.924.425,-/ 0 ,5 ha. Rata-rata pendapatan petani per bulan adalah Rp 1.487.404,- lebih rendah dibandingkan upah minimum regional (UMR) Kabupaten Jepara yaitu Rp 1.600.000,-. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani padi adalah biaya pestisida (X1) dan biaya lahan (X5). Sementara itu, faktor biaya pupuk (X2), biaya bibit (X3) dan tenaga kerja (X4) tidak mempengaruhi pendapatan petani padi di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. ANALISA PERNYATAAN A. Faktor Produksi Modal Mempunyai Pengaruh yang Searah dengan Hasil Produksi Didalam ilmu ekonomi dikenal dengan adanya fungsi produksi yang menunjukkan adanya hubungan antara hasil produksi (output) dengan faktor produksi (input). Yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan hasil produksi dengan baik. Hal tersebut terdapat didalam artikel yang berjudul Analisis Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara dimana jumlah hasil produksi dipengaruhi oleh faktor produksi modal. Didalam produksi pertanian, faktor produksi memang menentukan besar kecilnya produksi yang akan diperoleh. Untuk menghasilkan produksi (output) yang optimal maka penggunaan faktor produksi tersebut dapat digabungkan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Soekartawi (1991) yang menyatakan bahwa faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi terpenting diantara faktor produksi yang lain terhadap hasil produksi suatu pertanian. B. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi, maka akan semakin banyak pula output yang dapat dihasilkan dalam proses produksi. Pada kegiatan produksi, dikenal suatu teori produksi yaitu “hukum tambahan hasil yang semakin berkurang” atau “law of diminishing return”. Teori ini menyatakan “apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya. Namun, setelah mencapai suatu tingkatan tertentu, maka produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif.” Dalam teori produksinya ini, menunjukkan bahwa ketika kita menambah terus menerus salah satu unit input dalam jumlah yang sama, sementara unit input yang lain bernilai tetap maka pada awalnya akan terjadi tambahan output yang lebih dari proporsional (Janah, 2017). Namun, pada suatu titik tertentu hasil yang kita peroleh justru akan semakin berkurang (diminishing returns). Contohnya, pada suatu pengembangan produksi pertanian dapat dilakukan dengan menambah faktor produksi tenaga kerja untuk mengolah suatu lahan pertanian. Dengan demikian maka hasil yang diperoleh akan meningkat. Peningkatan hasil ini akan terus berjalan hingga mencapai kombinasi faktor- faktor produksi yang paling tepat, yaitu pada saat diperoleh tambahan hasil tertinggi. Jika hal ini sudah tercapai, maka penambahan tenaga kerja selanjutnya justru akan mengakibatkan penambahan hasilnya jadi semakin menurun atau bahkan tidak memberikan hasil sama sekali dan pada akhirnya menjadi negatif. C. Ketersediaan lahan akan meningkatkan produktivitas dan pada akhirnya mempengaruhi keberlanjutan pembangunan pertanian. Penyediaan pangan merupakan isu paling strategis dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, upaya untuk membangun ketahanan pangan yang kokoh selalu menjadi fokus utama pembangunan pertanian nasional sejak zaman penjajahan Belanda. Salah satu unsur penting dalam memproduksi pangan adalah ketersediaan lahan karena lahan merupakan faktor produksi utama untuk memproduksi pangan. Lahan merupakan sumber daya ekonomi yang ketersediaannya relatif tetap, tetapi kebutuhannya terus meningkat akibat kebutuhan pembangunan. Di samping itu, lahan juga memiliki karakteristik yang spesifik (topografi, kemiringan, tekstur tanah, kandungan kimia, dsb.), sehingga kesesuaian pemanfaatannya akan sangat tergantung pada kebutuhan kegiatan ekonomi yang dikembangkan. Oleh karena itu, pemanfaatan lahan perlu diarahkan pada kegiatan yang paling sesuai dengan sifat fisiknya serta dikelola agar mampu menampung kegiatan masyarakat yang terus berkembang (Dardak, 2005). Lahan pertanian secara garis besar dapat dibedakan atas lahan kering dan lahan sawah. Dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional penyediaan lahan sawah sangat penting karena sebagian besar produksi beras yang merupakan bahan pangan pokok dihasilkan dari lahan sawah. Bahan pangan lainnya seperti jagung, kedelai, kacang tanah, dan sayuran juga banyak dihasilkan dari lahan sawah di samping dari lahan kering. PUSTAKA Dardak, H. 2005. Pemanfaatan Lahan Berbasis Rencana Tata Ruang sebagai Upaya Perwujudan Ruang Hidup yang Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan. Makalah Seminar Nasional “Save Our Land for Better Environment”. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Janah, N. 2017. Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Dan Teknologi Terhadap Hasil Produksi Monel (Studi Kasus Industri Monel di Kabupaten Jepara). Skripsi. Universitas Negeri Semarang Listiani, R., Agus, S. dan Siswanto I. S. 2019. Analisis Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 3(1): 50-58, ISSN 2580-0566, EISSN 2621-9778 Soekartawi. 1991. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.