Anda di halaman 1dari 19

KEJANG DEMAM

PADA ANAK
Oleh Kelompok 8

- NADIATUL HILMIA (P17212225039) - NAUFA SAHIROH (P17212225040) –


- NOVI INTAN DWIRIZKY (P17212225057) - ROSA DEWI MILANIA (P17212225058) -
Bab 1
Pendahuluan
Latar Belakang

Kejang demam pada anak merupakan masalah pada kesehatan yang perlu dihindari oleh para
orang tua karena adanya bahaya yang akan datang jika tidak segera ditangani. Kejadian kejang
demam setiap tahunnya mengalami peningkatan. WHO (World Health Organization)
memperkirakan pada tahun 2015 terdapat lebih dari 18,3 juta penderita kejang demam dan lebih
dari 154 ribu diantaranya meninggal.

Kejadian kejang pada anak yang sedang demam umumnya kelainan neurologis yang terjadi
sebagai akibat dari infeksi perifer, di mana sistem kekebalan bereaksi dengan menghasilkan
respons inflamasi sehingga memicu demam dan kemudian meningkatkan suhu inti tubuh sehigga
rangsangan saraf meningkat yang mengakibatkan kejang. Kejang demam dikategorikan menurut
durasi dan berapa kali kejang terjadi dimana semakin sering kejang demam terjadi serta sekin
lama kejang demam terjadi akan mengakibatkan sel sel yang otak yang ada pada anak akan
mengalami kerusakan yang bertambah.

Pada kasus kejang demam pada anak perlu dilaksanakan penanganan yang cepat dan tepat agar
dapat menghindari resiko adanya kerusakan sel otak. Pada hal tersebut orang tua memiliki peran
yang penting dalam pencegahan kejang demam sehingga diharapkan orang tua mampu mencari
banyak informasi, mengikuti penyuluhan tentang penatalaksanaan anak demam dan dapat
mencegah terjadinya kejang yang berulang.
Rumusan Masalah

Bagaimana penatalaksanaan atau penanganan medis untuk kejang demam pada anak
dengan studi literature review?

Tujuan

Untuk mengetahui penatalaksanaan atau penanganan medis untuk kejang demam


pada anak dengan studi literature review.
Bab 2
Tinjauan Pustaka
Definisi
Kejang demam atau febrile convulsion adalah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikkan suhu tubuh yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium (Lestari, 2016).

Klasifikasi
Menurut Widagdo (2012) kejang demam dibagi menjadi 3 :

1. Kejang demam sederhana 2. Kejang demam kompleks 3. Kejang demam simtomatik


Etiologi

Penyebab kejang demam belum diketahui Kejang demam dapat disebabkan oleh:
• infeksi saluran napas,
secara pasti, namun kejang demam yang • otitis media
disebabkan oleh hipertermia yang • pneumonia dan
• infeksi saluran kemih
berkaitan dengan infeksi virus biasanya • faktor prenatal
berlangsung singkat dan terdapat • malformasi otak conginetal
• faktor genetik
predisposisi familiar. • demam
• gangguan metabolisme
• trauma
• neoplasma
• gangguan sirkulasi
Patofisiologi

Pada keadaan demam dengan kenaikan suhu 1 C dapat mengakibatkan peningkatan


metabolisme basal 10-15% dan meningkatkan kebutuhan oksigen sebesar 20%. Pada anak
usia 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan orang dewasa
hanya 15%. Oleh karena itu kenaikan suhu dapat mengubah keseimbangan dari membran sel
neuron dalam waktu yang singkat dan akan terjadi difusi dari ion kalium maupun natrium yang
mengakibatkan terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik terjadi secara besar
sehingga meluas keseluruh sel maupun membran sel dengan batuan “neurotransmitter” dan
terjadi kejang (Lestari, 2016)
Pathway
Manifestasi Klinis Pemeriksaan Penunjang

• Suhu tubuh mencapai >38 C • Pemeriksaan laboratorium (darah


• Anak sering hilang kesadaran saat perifer, elektrolit, dan gula darah)
kejang • Pungsi lumbal (Pemeriksaan cairan
• Kejang umumnya diawali kejang tinik serebrospinal dilakukan untuk
kemudian klonik berlangsung 10-15 menegakkan atau menyingkirkan
menit, bisa juga lebih kemungkinan meningitis).
• Mata mendelik, tungkai dan kai mulai • Elektroensefalografi (EEG)
kaku, bagian tubuh anak berguncang • Pemeriksaan neuroimaging (CT scan
(gejala kejang bergantung pada jenis atau MRI kepala)
kejang)
• Kulit pucat dan membiru
• Akral dingin
Penatalaksanaan

1. Tetap tenang dan tidak panik.


2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
3. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. Bila terdapat muntah, bersihkan
muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
4. Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguhnya sangat kecil) lidah tergigit,
jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.
5. Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama kejang.
6. Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang.
7. Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit.
Jangan berikan bila kejang telah berhenti. Diazepam rektal hanya boleh
diberikan satu kali oleh orangtua.
8. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih,
suhu tubuh lebih dari 40 derajat Celsius, kejang tidak berhenti dengan diazepam
rektal, kejang fokal, setelah kejang anak tidak sadar, atau terdapat kelumpuhan.
Bab 3
Pembahasan
Metode
Desain penelitian : studi literature review dengan database pencarian menggunakan artikel
berbahasa Indonesia yang diterbitkan di Google Scholar pada tahun 2012-2022.

Strategi pencarian : PICO framework dengan


• Population : pasien anak dengan kejang demam.
• Intervention : membaringkan ditempat yang rata, melonggarkan pakaian, tidak memberikan
makan/minum, memiringkan posisi kepala, dan tidak memasukkan apapun ke mulut.
• Comparison : -
• Outcome : tertanganinya kejang demam.

Study design : cross sectional study, cohort study, dan case control.

Keyword : Manajemen Keperawatan OR Intervensi Keperawatan AND Kejang Demam (step)


AND Anak OR Balita.
Hasil
Dari hasil seleksi didapatkan empat artikel yang digunakan.

Seluruh artikel yang ditemukan membahas mengenai penanganan kejang demam anak dirumah.

Jumlah responden yang digunakan dalam keempat artikel bervariasi yakni 40, 52, 30, 20 dengan
total responden sebanyak 142 klien.

Penanganan kejang deman anak dirumah dari artikel yang ditemukan menggunakan assesment
yang sama. Empat artikel menjadikan orang tua yang anaknya mengalami kejang demam
sebagai responden.
Pembahasan
Tabel 1.2 Ringkasan Artikel
Penulis Judul Dan Objektif Desain Studi, Sampel, Variabel, Instrumen, Analisis Hasil

Nuryani et al., 2020 Judul: Hubungan Pengetahuan Keluarga Desain Studi:Cross-Sectional Study Perilaku Keluarga Dalam Penanganan
Tentang Kejang Demam Dengan Perilaku Sampel: 40 Responden Kejang Demam Sebelum Dibawa Ke
Penanganan Kejang Demam Sebelum Variabel: Rumah Sakit Dibagi Menjadi Dua
Dibawa Ke Rumah Sakit Independen, Pengetahuan Kejang Demam Yaitu Perilaku Positif Dan Perilaku
Objektif: Untuk Mengetahui Hubungan Dependen, Perilaku Penanganan Kejang Demam Negatif. Dari 40 Responden Diketahui
Pengetahuan Keluarga Tentang Kejang Instrumen: Bahwa Sebagian Besar Responden
Demam Sebelum Pasien Dibawa Kerumah Kuisioner, Jenis Pertanyaan Ini Yaitu Positif Dan Berperilaku Positif Yaitu 27 Responden
Sakit. Negatif Sebanyak 20 Soal. 10 Soal Untuk Perilaku Dengan Prosentase 67,5% Dan 13
Keluarga Dalam Penanganan Kejang Demam Pada Responden Dengan Prosentase 32,5%
Anak Berupa Pilihan Ganda, Dan 10 Soal Untuk Diketahui Berperilaku Negatif.
Pengetahuan Keluarga Tentang
Kejang Demam Serta Penangan Pertama Kejang
Demam Pada Saat Di Rumah Berupa Pernyataan.
Analisa: Uji Validitas
Dengan Tingkat Signifikasi Untuk Uji Dua Arah Dan
Uji Reability

Resti et al., 2020 Judul: Gambaran Penanganan Pertama Desain Studi: Cross-Sectional Study Orang Tua Dapat Melakukan
  Kejang Demam Yang Sampel: 52 Responden Penanganan Kejang Demam Sebelum
Dilakukan Ibu Pada Balita Variabel: Dirujuk Ke Rumah Sakit.
Objektif: Untuk Menentukan Penanganan Independen, Penanganan Kejang Demam
Pertama Kejang Demam Pada Balita Dependen, Kejang Demam Pada Balita
Instrumen: Edukasi Kejang Demam Pada Ibu
 
Damanik Et Al., 2021 Judul: Penerapan Upaya Pencegahan Desain Studi: Cross-Sectional Study Banyak Ibu Sudah Mengetahui
  Dan Penanganan Aspirasi Benda Asing Sampel: 30 Responden Penanganan Kejang Demam Sesuai
Dan Kejang Demam Pada Anak Di Variabel: Literatur Yang Berkembang.
Rumah Independen: Penanganan Kejang Demam
Observasi: Untuk Menentukan Dependen, Kejang Demam Pada Anak
Penerapan Pencegahan Dan Instrumen: Ceramah, Diskusi Dan Tanya Jawab,
Penanganan Kejang Demam Anak 10 Butir Pertanyaan Pretest Yang Berupa Soal
Pilihan Ganfa (Multiple Choice).
Analisa: Uji Beda Pre-Post
 
Munawaroh Et Al., 2019 Judul: Penanganan Kejang Demam Desain Studi: Cross-Sectional Study Penanganan Orangtua Dalam Kejang
  Pada Balita Di Puskesmas Lubuk Baja Sampel: 20 Responden Demam Meningkat
Kota Batam Variabel:
Observasi: Untuk Menentukan Independen: Penanganan Kejang Demam
Penanganan Kejang Demam Pada Dependen, Kejang Demam Pada Balita
Balita Instrumen: Ceramah, Diskusi Dan Tanya Jawab
 
Bab 4
Penutup
Kesimpulan

“Berdasarkan hasil review dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar studi menunjukkan penanganan kejang demam pada anak
bergantung pada perilaku orang tua yang dipengaruhi oleh
pengetahuan dan budaya yang berlaku di masyarakat setempat.
Semua studi menunjukkan penatalaksanaan kejang demam pada
anak yaitu membaringkan anak di tempat tidur, mengendorkan
pakaian, tidak memberikan obat lewat mulut, memiringkan kepala,
dan tidak menahan gerakan anak saat kejang.”
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai