Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS JURNAL

1. Judul
Pertolongan Pertama dengan Kejadian Kejang Demam Pada Anak
2. Nama Peneliti
Ketut Labir, N.L.K Sulisnadewi, Silvana Mamuaya
3. Tempat Penelitian
Di ruang Triage Anak RSUP Sanglah Denpasar
4. Alamat Jurnal
http://download.portalgaruda.org/article.php.Pertolongan_Pertama_dengan_kejadian_kejang_
demam_pada_Anak

5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pertolongan pertama dengan
kejadian kejang demam pada anak.
6. Latar Belakang
Saat ini 70% kematian balita disebabkan karena pneumonia, campak, diare, malaria,
dan malnutrisi. Ini berarti bahwa penyakit infeksi masih menjadi penyebab kematian
balita (Hasan, 2007).
Selanjutnya tingginya kasus kejang demam di Bali khususnya di RSUP Sanglah
Denpasar sepanjang tahun 2011, terdapat 1.178 kunjungan ke Triage anak, dengan
berbagai permasalahan seperti panas, kejang, sesak dan tidak sadar. Tahun 2010
terdapat 342 kasus anak dengan kejang demam dan meningkat menjadi 386 kasus
pada tahun 2011 sebesar 32 kasus (RSUP Sanglah, 2010).
7. Metodelogi
Pada penelitian ini metodelogi yang digunakan adalah analitik korelasi. Pendekatan
yang digunakan adalah Cross Sectional dimana peneliti hanya sekali melakukan
pengukuran terhadap subyek penelitian.
8. Subjek
Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua anak dengan kejang demam
yang berobat di Triage Anak RSUP Sanglah. Yang menjadi sampel pada penelitian ini
adalah orang tua anak dengan kejang demam yang berobat di Triage Anak RSUP
Sanglah yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. Pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik consecutive sampling.
9. Pembahasan
Kejang demam biasanya terjadi pada awal demam dimana anak akan terlihat aneh
untuk beberapa saat, kemudian kaku, kelojotan, dan memutar matanya. Anak tidak
responsif untuk beberapa waktu, napas akan terganggu, dan kulit akan tampak lebih
gelap dari biasanya. Faktor resiko berulangnya kejang demam adalah riwayat kejang
demam dalam keluarga. Kejang demam anak perlu diwaspadai, karena kejang yang
lama (lebih dari 15 menit) dapat menyebabkan kecacatan otak bahkan kematian.

Sehingga pertolongan pertama untuk menangani korban segera dilakukan untuk


mencegah cedera dan komplikasi yang serius pada anak (Candra, 2009).
10. Hasil
Hasil penelitian didapatkan dari 30 responden sebagian besar orang tua yang
melakukan pertolongan pertama dengan baik memiliki anak dengan kejadian kejang
demam sederhana sebesar 75,0% dan ada hubungan bermakna antara pertolongan
pertama dengan kejadian kejang pada anak dengan demam dengan p value sebesar
0,016, didapatkan rankspearmans hitung (0,636), menunjukkan kekerapan antara
kedua variable, koefisien korelasi (0,636) menunjukkan korelasi yang kuat antara
kedua variabel (0,5-0,75).
11. Kekurangan
- Peneliti tidak mencantumkan tempat dan tanggal penelitian pada judul penelitian.
- Dalam abstrak terdapat lebih dari 250 kata.
- Hasil penelitian disajikan dalam bentuk persentasi sehingga sulit untuk dipahami
12. Kelebihan
- Abstrak tersaji dalam bahasa Inggris dan terjemahan berbahasa Indonesia
- Dalam jurnal sudah terdapat penelitian lain yang mendukung penelitian ini
- Dalam jurnal sudah banyak teori-teori yang mendukung penelitian ini
13. Implikasi Keperawatan
- Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan baru dalam ilmu kesehatan
-

terutama bidang keperawatan.


Diharapkan untuk petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang
penatalaksanaan dan penanganan kejang demam pada anak dirumah. Meyakinkan
bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik.
1. Memberitahukan cara penanganan kejang.
2. Memberi informasi mengenai risiko kejang berulang.
3. Pemberian obat untuk mencegah rekurensi efektif, tetapi harus diingat risiko

efek samping obat


Diharapkan kepada orang tua dapat mengetahui cara penanganan kejang demam
pada anak dirumah dengan cepat dan segera, yang perlu diketahui adalah :
1. Tetap tenang dan tidak panik.
2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
3. Bila tidak sadar, posisikan anak telentang dengan kepala miring.
Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun lidah
mungkin tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
4. Ukur suhu, observasi, catat lama dan Tetap bersama pasien selama kejang.
5. Berikan diazepam rektal. Jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
6. Bawa ke dokter atau ke rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau

lebih.
Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar dapat menjaga kesehatannya dan
memeriksakan kesehatan ke Puskesmas atau Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai