Anda di halaman 1dari 13

“Kejang demam“

Dosen Pengampu : Ns. Putri eka sudiarti, m.kep


Disusun:Riana atira

KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT


Pengertian

Febris confulsif atau sering disebut kejang demam adalah terjadinya peristiwa kejang
pada anak setelah usia satu bulan, terkait dengan penyakit demam, tidak disebabkan
oleh infeksi pada sistem saraf pusat, tanpa kejang neonatal sebelumnya atau kejang
neonatal tanpa alasan sebelumnya dan tidak memenuhi kriteria untuk gejala kejang
akut lainnya (International League Against Epilepsy(ILAE)dalam (Puspitasari et al.,
2020).
Etiologi
Beberapa teori dikemukan mengenai penyebab terjadinya kejang
demam yaitu Faktor keturunan memegang peranan penting untuk
terjadinya kejang demam, 25-50% anak dengan kejang demam
mempunyai anggota keluarga yang pernah mengalami kejang
demam sekurang- kurangnya sekali. Faktor penting lainnya
terjadinya kejang demam pada anak adalah suhu badan(Arifuddin
Adhar, 2016).
Patofisiologi
Patofisiologi kejang demam masih belum jelas, tetapi faktor genetik memainkan peran
utama dalam pengambilan sampel darah dilakukan saat pasien datang di kerentanan
kejang. Kejadian kejang demam dipengaruhi oleh usia dan maturitas otak. Postulat ini
didukung oleh fakta bahwa sebagian besar (80-85%) kejang demam terjadi antara usia 6
bulan dan 5 tahun, dengan puncak insiden pada 18 bulan.(Nurindah et al., 2014)
Manifestasi klinis
Namun pada beberapa kasus
tertentu antara lain:

1).Kejang demam terjadi sebagai gejala dari 4).Anak tidak responsif untuk beberapa waktu,
penyakit meningitis atau masalah serius napas akan terganggu, dan kulit akan tampak
lainnya. lebih gelap dari biasanya. Setelah kejang, anak
2).Selain demam yang tinggi, kejang-kejang juga akan segera normal kembali.
bisa terjadi akibat penyakit radang selaput 5).Kejang biasanya berakhir kurang dari 1 menit.
otak, tumor, trauma atau benjolan di kepala 6).Kejang sendiri terjadi akibat adanya kontraksi
serta gangguan elektrolit dalam tubuh. otot yang berlebihan dalam waktu tertentu
3).Kejang demam biasanya terjadi pada awal tanpa bisa dikendalikan
demam dimana anak akan terlihat aneh 7).Timbulnya kejang yang disertai demam ini
untuk beberapa saat, kemudian kaku, diistilahkan sebagai kejang demam (convalsio
kelojotan dan memutar matanya. febrillis) atau stuip/step.(Labir & Mamuaya,
2017)
Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan penunjang demam pada anak(Arief,
2015):

 Pemeriksaan Laboratorium

 Pungsi Lumbal

 Elektroensefalografi

 Pencitraa
komplikasi
Menurut Wulandari & Erawati, 2016 komplikasi pada kejang
demam adalah sebagai berikut:

-Kelainan anatomis di otak


- Epilepsi
- Kemungkinan mengalami kematian
- Mengalami kecacatan atau kelainan neurologis karena disertai
demam.
- Serangan kejang berlangsung lama dapat menjadi matang di
kemudian hari, sehingga terjadi serangan epilepsi spontan.
Penatalaksanaan
*Pada anak-anak penatalaksaan kejang demam terdiri dari(Irdawati, 2009):

1.Penatalaksana Medis
2. Penatalaksanaan keperawatan
-Membuka pakaian klien
-Posisikan kepala miring untuk mencegah aspirasi

Isi lambung
-Menjaga kepatenan jalan nafas untuk menjamin
kebutuhan oksigen
-Monitor suhu tubuh
-Memberikan Obat untuk penurun panas
-Berikan Kompres Hangat
-Menaikkan Asupan Cairan Anak
Pengkajian
Dari pengkajian yang telah di lakukan penulis pada hari
Rabu tanggal 02 Februari 2021 Pukul 12.30 WIB
ditemukan pasien An. A dengan diagnosa medis kejang
demam atau febris confulsif.
Dari pengkajian fisik yang didapat klien lemas,mukosa
kering,dan tubuh teraba panas dan menurut Djamaludin
(2010),
ANALISA DATA

Pada tanggal 02 Februari 2021 pukul 12.00 WIB, didapatkan data subyektif yang pertama
yaitu ibu pasien mengatakan anaknya badan anaknya panas sudah 4 hari. Sedangkan data
obyektif yaitu tanda- tanda vital suhu 39 ℃, tampak lemas, mukosa kering, tubuh teraba
panas. Berdasarkan data yang didapatkan penulis menegakkan diagnosa keperawatan yaitu
hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme.
Masalah keperawatan yang kedua didapatkan data subyektif yaitu ibu klien mengatakan
anaknya kejang 2 kali dirumah selama kurang lebih 15 menit kurang dari 24 jam saat
kejang badan anak kaku dan tidak sadar.
ibu klien mengatakan saat dirawat klien tidak ada kejang lagi S:39 ℃, N:94x/menit,
RR:24x/menit. Berdasarkan data yang didapatkan penulis menegakkan diagnosa
keperawatan yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kuangr terpapar informasi.
Diagnosa keperawatan
Intervensi
* Diagnosa pertama : Hipertermia
PRIORITAS MASALAH
berhubungan dengan peningkatan laju
- Hipertermia berhubungan dengan
metabolisme, penulis menetapkan masalah
peningkatan laju metabolisme.
tersebut dengan tujuan setelah dilakukan
- Defisit pengetahuan berhubungan
tindakan 3x24 jam diharapkan suhu tubuh
dengan kurang terpapar informasi
normal 360C- 370C, kulit tidak teraba panas
klien, klien tidak lemas.
* Diagnosa kedua : Defisit pengetahuan
berhubungan dengan kurang terpapar
informasi, Adapun rencana keperawatan yang
telah disusun penulis yaitu mengidentifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi,
menyediakan materi Adapun rencana
keperawatan yang telah disusun penulis yaitu
mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi, menyediakan materi dan
media pendidikan kesehatan, menjadwalkan
pendidikan.
Implementasi Evaluasi
“Setelah penulis menyusun
rencana keperawatan *Evaluasi diagnose pertama tgl 02 feb (15.30 wib):
kemudian penulis melakukan S:ibu klien mengatakan suhu badan anaknya panas
implementasi selama 3 hari. O: tubuh klien teraba panas,wajah klien tampak gelisah
Implementasi dimulai pada dan lemas
A:masalah belum teratasi
hari :
P:lanjutkan intervensi
 menerima informasi.
*Evaluasi diagnose kedua tgl 02 feb (15.45 wib): 
 diagnosa ke-3 yaitu
mengajarkan perilaku hidup s:ibu mengatakan tidak memahami tentang penyakit
bersih dan sehat. anaknya secara medis
  diagnosa ke-1 yaitu O: ibu klien tampak cemas dengan kondisi klien
memantau monitor suhu A: masalah teratasi sebagian
 diagnosa ke-2 yaitu P: pantau bila kejang kembali terjadi
mengidentifikasi kesiapan dan *Evaluasi diagnose ketiga tgl 03 feb (15.15):
kemampuan s: ibu klien mengatakan suhu anaknya sudah mulai
menurun
O: tubuh klien teraba hangat,wajah tampak gelisah
S: 37℃, N:90x/menit, RR:24x/menit
A: :masalah teratasi sebagian
P: pantau TTV.
Thanks!
DO YOU HAVE ANY QOUESTION ?

Anda mungkin juga menyukai