Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK DENGAN DEMAM KEJANG

Kelompok 3:

ANALIN PAKAGE (2020081024144)

ELISABETH MAMBRASAR(2020081024178)

MARTHA KEDEIKOTO (202008102)


Defenisi

Kejang demam adalah perubahan aktivitas motorik atau behavior yang bersifat
paroksimal dan dalam waktu terbatas akibat dari adanya aktifitas listrik
abnormal di otak yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (Widagno, 2012).
Kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada suhu badan tinggi
(kenaikkan suhu tubuh diatas 38⁰C) karena terjadi kelainan ektrakranial. Kejang
demam atau febrile convulsion adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikkan suhu tubuh yang disebabkan oleh proses ekstrakranium
(Lestari,2016).
Etiologi
Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kejang demam. Demam sering disebabkan
infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, pneumonia, dan infeksi saluran kemih
(Lestari, 2016).

Menurut Ridha (2014), mengatakan bahwa faktor resiko terjadinya kejang demam
diantaranya :

a. Faktor-faktor prinatal

b. Malformasi otak congenital

c. Faktor genetika

d. Demam
Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah
menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan
dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal
membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah ion kalium (K+ ) dan sangat
sulit dilalui oleh ion Natriun (Na+ ) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida
(CI- ). Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi
Na+ rendah, sedang diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena
perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan luar sel, maka terdapat
perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron.
Untuk menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan energi dan
bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.
Manifesatasi Klinis
Dewanto (2009), mengatakan gambaran klinis yang dapat dijumpai pada pasien
dengan kejang demam diantaranya :

a. Suhu tubuh mencapai >38⁰C

b. Anak sering hilang kesadaran saat kejang

c. mata mendelik, tungkai dan lengan mulai kaku, bagian tubuh anak berguncang
(gejala kejang bergantung pada jenis kejang)

d. Kulit pucat dan membiru

e. Akral dingin
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik anak dengan kejang demam, selain


adanya peningkatan suhu, biasanya normal atau sesuai
dengan penyebab demam, penting melihat tanda dari
meningitis dan ensefalitis untuk menyingkirkan diagnosis
banding
Pemeriksaan Penunjang

EEG

01 (electroencephalogram)
02 Punksi lumbal

Pemeriksaan

03 Neuroimaging
04 Laboratorium
Penatalaksanaan
1) Memberantas kejang secepat mungkin Bila pasien datang dalam keadaan status konvulsivus (kejang), obat pilihan
utama yang diberikan adalah diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis yang diberikan pada pasien kejang
disesuaikan dengan berat badan, kurang dari 10 kg 0,5-0,75 mg/kgBB dengan minimal dalam spuit 7,5 mg dan
untuk BB diatas 20 kg 0,5 mg/KgBB. Biasanya dosis rata-rata yang dipakai 0,3 mg /kgBB/kali dengan maksimum
5 mg pada anak berumur kurang dari 5 tahun, dan 10 mg pada anak yang lebih besar. Setelah disuntikan pertama
secara intravena ditunggu 15 menit, bila masih kejang diulangi suntikan kedua dengan dosis yang sama juga
melalui intravena.
2) Pengobatan penunjang Sebelum memberantas kejang tidak boleh dilupakan pengobatan penunjang yaitu semua
pakaian ketat dibuka, posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung, usahakan agar jalan
napas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen. Fungsi vital seperti kesadaran, suhu, tekanan darah, pernapasan
dan fungsi jantung diawasi secara ketat.
3) Memberikan pengobatan rumat Setelah kejang diatasi harus disusul pengobatan rumat. Daya kerja diazepan sangat
singkat yaitu berkisar antara 45-60 menit sesudah disuntikan, oleh karena itu harus diberikan obat antiepileptik
dengan daya kerja lebih lama.
4) Mencari dan mengobati penyebab Penyebab kejang demam sederhana maupun epilepsi yang diprovokasi oleh
demam biasanya adalah infeksi respiratorius bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang adekuat
perlu untuk mengobati penyakit tersebut.
02
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 11 Juni 2019 pada klien An.K dengan Kejang Demam Sederhana
yang dirawat di ruang perawatan anak Anggrek B Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, diperoleh data-
data sebagai berikut :
1. Biodata
Identitas Klien Nama klien An.K berumur 1 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, beragama islam, alamat
Beringin. Dengan diagnosa medis Kejang Demam Sederhana (KDS).
2. Keluhan Utama
 Ibu klien mengatakan anaknya demam sudah 2 hari.
3. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu klien mengatakan klien demam kemudian mengalami kejang 1 kali, ibu
klien mengatakan tidak tahu mengenai penanganan yang harus dilakukan saat anaknya mengalami kejang, ibu
klien mengatakan memberikan paracetamol pada anaknya, ibu klien mengatakan selera makan klien menurun,
ibu klien mengatakan tidak tahu masalah penyakit anaknya.
 Riwayat Kesehatan Masa Lalu

 Prenatal

Ibu klien mengatakan rutin melakukan pemeriksaan kandungannya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan

 Natal
Ibu klien mengatakan melahirkan di RSUD Tarakan, persalinan spontan dan penolong persalinan Bidan, ibu klien
mengatakan tidak mengalami komplikasi saat persalinan.
 Post Natal
Kondisi bayi dengan keadaan normal BB 3000 gram PB 50 cm, warna badan klien pada saat lahir yaitu merah dan spontan
menangis, tidak mengalami penyakit kuning, ibu klien mengatakan tidak pernah memberikan obat bebas untuk dikonsumsi
klien, tidak ada masalah dalam menysusui.

 Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu klien mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis, keluarga tidak
memiliki penyakit jantung, stroke dan DM. Ibu klien mengatakan ayahnya semasa kecil memiliki riwayat penyakit kejang
demam, penyakit yang pernah dialami keluarga adalah demam, batuk, pilek.
Diagnosa
Keperawatan
1) Hipetermia berhubungan dengan proses
penyakit
2) Resiko cidera berhubungan dengan perubahan
sensasi

3) Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan


menurunnya selera makan
4) Kurang pengetahun berhubungan dengan
kurang terpapar informasi
Intervensi
Hipetermi berhubungan dengan proses penyakit Tujuan dan kriteria hasil: setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2×24 jam, diharapkan masalah hipetermia tidak efektif dapat teratasi dengan
• kriteria hasil:
a) Suhu tubuh dalam batas normal 36,5° C -37,5° C
b) Klien terlihat rileks

• Intevensi keperawatan:

a) Observasi tanda tanda vital


b) Monitor suhu tubuh
c) Anjurkan kompres air hangat
d) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
2).Resiko cedera berhubungan dengan perubahan sensasi Tujuan dan kriteria hasil: setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 2×24 jam, diharapkan masalah resiko cedera dapat teratasi dengan
• kriteria hasil:
a) Klien terbebas dari cedera
b) Mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah cedera
c) Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah cedera
d) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
• Intevensi keperawatan:
a) Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kongnitif pasien
dan riwayat penyakit terdahulu pasien
b) Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
c) Pasang side rail tempat tidur
d) Anjurkan keluarga untuk menemani pasien
3). Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan menurunnya selera makan Tujuan dan kriteria
hasil: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan masalah resiko
defisit nutrisi dapat teratasi dengan

• kriteria hasil:
a) Selera makan klien meningkat
b) Porsi makan dihabiskan
c) Berat badan tidak mengalami penurunan
d) Ibu memahami anjuran yang diberikan
• Intervensi keperawatan :
a) Identifikasi intake nutrisi
b) Identifikasi penyebab selera makan klien menurun
c) Anjuran ibu klien untuk memberi makan sedikit tapi sering
d) Kolaborasi pemberian obat suplemen sesuai indikasi
4). Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi Tujuan
dan kriteria hasil: setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 2×24 jam,
diharapkan masalah kurang pengetahuan dapat teratasi dengan
• kriteria hasil :
a) Keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, dan pengobatan
b) Keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat
• Intevensi keperawatan :
a) Identifikasi tingkat pengetahuan ibu klien
b) Berikan penyuluhan tentang penyebab, tanda dan gejala serta pencegahan
c) Beri kesempatan ibu klien untuk bertanya
d) Anjurkan ibu klien mengulangi kembali informasi yang diberikan
Sekian dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai