Anda di halaman 1dari 12

LOGBOOK KASUS 1

BLOK KEPERAWATAN ANAK I

Dosen Pengampu :

Suryati, M.Kep., Ners., Sp.Kep.An.

Disusun Oleh :

Dwita Rahmadani Passela

G1B120035

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022

SKENARIO I

An. S, Perempuan, usia 48 bulan, masuk RS dengan keluhan demam tinggi sejak tadi
malam dan mengalami kejang tonik klonik 1 kali selama +10 menit, anak S juga mengalami
muntah saat dirumah. Pada saat terjadi bangkitan kejang badan anak kaku dan tidak sadar,
lalu saat kejang berhenti anak sadar kembali dan seperti drowsiness. Ibu mengatakan tidak
mengetahui suhu anak saat kejang. Saat dirawat anak S tidak mengalami kejang lagi.
Menurut penjelasan ibu anak S pernah dirawat sebelumnya. kerena mengalami penyakit
yang sama pada saat usianya 36 bulan, ibu mengatakan kondisi anak saat kejang dahulu
sama dengan sekarang. Ibu mengatakan ada anggota keluarga dari ibu yang mempunyai
riwayat kejang demam dan ibu mengatakan tidak memahami tentang penyakit anaknya
secara medis. Hasil pemeriksaan fisik akral teraba hangat, vital: suhu 39 c. N 100x/menit,
pernafasan 22x/menit. BB pasien 15 kg. TB 124 cm. Hasil px lab Hb;11,8 g/dl,HT; 31,5%,
Lekosit 13.820/mm3, trombosit 465.000/mm3. Terapi saat ini: Kaen 1B 20 tts/i, pct syrup 3
x 250 mg, diazepam 3 x 2 mg.

STEP 1

1. Kejang Tonik Klonik


Kejang tonik klinik atau kejang grand mal adalah jenis kejang yang melibatkan
seluruh tubuh, karena melibatkan kedua sisi otak. Kondisi ini muncul saat adanya
sinyal listrik yang menyebar ke otak secara tidak tepat ke otot, saraf, maupun
kelenjar tubuh

Jenis kejang ini memiliki dua tahap berbeda. Pada tahap tonik, otot Anak akan
menegang. Kondisi ini menyebabkan Anak terjatuh atau hilang kesadaran saat
melakukan aktivitas. Sementara pada tahap klonik, otot akan berkontraksi dengan
cepat dan ini disebut dengan kejang. Biasanya kejang ini berlangsung selama 1-3
menit. Jika berlangsung lebih dari waktu tersebut, ini merupakan tanda darurat dan
membutuhkan pertolongan medis segera

2. Drowsiness
Menurut kamus bahasa Inggris terjemahan Indonesia drowsy adalah mengantuk.
Kantuk (drowsiness) adalah keadaan ketika seseorang ingin tidur. Sayangnya,
kondisi kantuk ini dapat terjadi pada saat yang tidak tepat. Akibatnya orang tersebut
akan tertidur pada saat yang juga tidak tepat, misalnya di tengah-tengah aktivitasnya
saat melakukan pekerjaannya. Perasaan mengantuk yang berlebihan pada siang hari
dapat menjadi sebuah tanda adanya gangguan tidur. Meskipun terkesan sebagai
masalah yang sederhana, tapi keluhan kantuk berlebihan dapat menyebabkan
berbagai gangguan lain, seperti gangguan produktivitas kerja atau penurunan
prestasi sekolah.

3. Trombosit
Keping darah, lempeng darah, trombosit (bahasa Inggris: platelet, thrombocyte) adalah sel
anuclear nulliploid (tidak mempunyai nukleus pada DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan
dengan ukuran diameter 2-3 µm yang merupakan fragmentasi dari megakariosit. Trombosit
adalah salah satu komponen darah yang berupa fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak
berinti, dengan ukuran yang lebih kecil dari sel darah merah atau sel darah putih. Trombosit
berfungsi sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan
perdarahan.

4. Leukosit
Leukosit atau sel darah putih merupakan sel darah yang berfungsi untuk mendeteksi adanya
infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus serta dapat melihat kekebalan tubuh serta
mendeteksi potensi terjadinya alergi karena leukosit berperan dalam sistem pertahanan tubuh
(Rahman dkk, 2018).
Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis
bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak bergranula
(mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi (Sutedjo, 2006)

5. Diazepam
Diazepam adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan, meredakan kejang,
kaku otot, atau sebagai obat penenang sebelum operasi. diazepam termasuk
golongan obat benzodiazepine

6. KAEN 1B
KA-EN 1B mengandung natrium, kiorida, glukosida. KA-EN 1B digunakan untuk
membantu menyalurkan atau mengganti cairan dan elektrolit pada kondisi, seperti:
dehidrasi pada pasien yang kekurangan karbohidrat, penyakit yang belum diketahui
penyebabnya, sebelum dan sesudah operasi.

7. Akral
Akral adalah ujung dari ekstremitas (tangan dan kaki), artinya akral merupakan
ujung dari jari-jari kaki dan tangan manusia. Istilah akral sering disebut dalam dunia
medis untuk mengetahui bagaimana perfusi(pengangkutan) oksigen ke jaringan-
jaringan perifer (jauh dari sumbu tubuh).

8. Hematokrit (HT)
Melansir dari jurnal Clinical Methods tahun 1990, hematokrit merupakan jumlah
persentase sel darah merah dalam total volume darah. Hematokrit (hct) dinyatakan
sebagai persentase. Misalnya, hematokrit 25% berarti ada 25 mililiter sel darah
merah dalam 100 mililiter darah.
STEP 2

1. Apa diagnosa keperawatan yang tepat untuk kasus tersebut?


2. Apa tindakan yg dilakukan perawat pada ibu dan pasien?
3. Berdasarkan kasus diatas, apakah hasil pemeriksaan fisik dan labor pada anak S
normal atau tidak, jelaskan ?
4. Apakah kejang yang dialami klien dipengaruhi faktor genetic?
5. Bagaimana penanganan pertama kali yang seharusnya dilakukan pada anak
yang mengalami kejang tonik klonik?
6. Apa Implementasi Keperawatan dalam kasus tersebut ?
7. Diketahui pada kasus anak mengalami kejang didahului demam. Mengapa anak
bisa mengalami kejang setelah demam yang tinggi?

STEP 3

1. Diagnosa yang dapat ditarik dari scenario kasus yaitu


1) Hipetermia berhubungan dengan peroses penyakit. Data
yang mendukung :
a) Ibu klien mengatakan klien demam tinggi
b) Ibu klien mengatakan klien kejang tonik klonik.
c) Suhu 39⁰C
d) Akral teraba hangat
2) Resiko cidera berbubungan dengan perubahan sensasi Data
yang mendukung :
a) Ibu klien mengatakan klien demam tinggi
b) Ibu klien mengatakan klien kejang tonik klonik.
c) Suhu 39⁰C
d) Akral teraba hangat
3) Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan proses penyakit Data
yang mendukung :
a) Klien muntah di rumah
b) BB 15kg
c) TB 124cm
4) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
d) Data yang mendukung :
e) Ibu klien mengatakan tidak mengetahui suhu anak saat kejang
f) Ibu klien mengatakan tidak memahami tentang penyakit anaknya secara
medis

2. Jelaskan pada ibu dan pasien tentang demam tinggi dan kejang tonik klonik
a) Menjelaskan tentang faktor penyebab anak demam tinggi dan kejang biasanya
terjadi karena jatuh atau komplikasi kehamilan
b) Ajarkan ibu tindakan apa yang dilakukan saat anak demam dan
mengalami kejang
c) Ajarkan ibu untuk mengetahui dan mengingat suhu tubuh anak saat kejang
d) Apabila pasien demam berikan obat penurun panas yang dimasukkan lewat anus
e) Apabila anak telah sadar dari kejang dan mengalami drowsiness biarkan
anak tidur dan selalu awasi saat sedang tertidur
f) Apabila anak mengalami demam tinggi dan kejang berlebihan segera bawa anak
kerumah sakit untuk memeriksakan keadaan

3. TTV normal
a) Suhu 39 c : suhu normal anak usia 4 thn berkisar antara 35,5 sampai 37,8
derajat Celcius (TN)
b) Nadi 100x/menit : Usia 3 hingga 4 tahun: 80 hingga 120. (normal)
c) RR 22x/menit: Frekuensi napas anak usia 3-6 tahun: 22-34 napas per menit. (N)
d) BB: 15 KG: berat badan ideal anak usia empat tahun, ada pada angka 16,1-18,2
kg untuk anak perempuan (TN)
e) TB :124 CM: sia 4 tahun: 83 – 96 cm (tidak normal (kurus)
f) Hb 11,8 : Anak usia 2 hingga 6 tahun: 11,5 hingga 13,5 g/dL (N)
g) Hematokritt :31,5% Usia 1 tahun – 10 : 29%–41% (normal)
h) Leukosit 13.820/mm3 : Balita (3-5 tahun): 4.000 – 12.000.( tidak normal)
i) Trombosit : 465000/mm3: Nilai trombosit yang normal pada anak adalah
150.000 hingga 450.000 trombosit ( tidak normal)
4. Memang benar, faktor genetik dapat menjadi salah satu faktor yang mendasari
seorang anak rentan mengalami kejang demam. Faktor genetik ini mempengaruhi
insidens kejang demam sebanyak 24%.
Kejang ini merupakan kelainan yang diturunkan secara autosomal dominan, yakni
gen pembawa kelainan kejang demam ini bersifat dominan. Jadi, bila ada salah satu
dari orang tua memiliki riwayat kejang demam waktu kecil, kemungkinan besar
anaknya juga akan mewarisi kelainan serupa.

5. Pada pasien kejang tonik klonik harus segera dibawa ke rumah sakit, Pasien ini
dianjurkan untuk rawat inap dengan terapi epilepsi berupa penitoin 100 miligram
sebanyak 4 kali sehari dengan cara pemberian diencerkan dalam 20 cc NaCl 0,9%
secara intravena dengan kecepatan pemberian 5 menit. Pasien dengan kejang umum
tonik-klonik diberikan terapi asam valproat atau lamotrigine sebagai terapi lini
pertama. Dapat diberikan fenitoin dengan dosis 300-600 mg/hari per oral dibagi
menjadi satu atau dua dosis (Kristanto, 2017).
Menurut (Sofyan et al., 2016) penanganan pertama saat anak mengalami kejang
adalah:

a) Tetap tenang dan tidak panik.


b) Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
c) Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. Bila terdapat muntah, bersihkan
muntahan atau lendir di mulut atau hidung. 4) Walaupun terdapat
kemungkinan (yang sesungguhnya sangat kecil) lidah tergigit, jangan
memasukkan sesuatu kedalam mulut.
d) Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama kejang.
e) Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang.
f) Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit.
Jangan berikan bila kejang telah berhenti. Diazepam rektal hanya boleh
diberikan satu kali oleh orangtua.
STEP 4
STEP 5

Anda mungkin juga menyukai