( TEPID SPONGE )
Disusun Oleh :
Kelompok 3 (1B)
PENDAHULUAN
Hipertermi merupakan masalah yang umum menjadi keluhan utama dari berbagai penyakit
di berbagai lapisan umur, mulai dari bayi, anak-anak, dewasa hingga lansia. Ketika tubuh
mengalami infeksi umumnya tubuh akan merespon dengan demam. Hipertermi adalah keadaan
suhu tubuh di atas suhu normal, yaitu suhu tubuh di atas 38º Celsius. Menurut Maita (2014)
hipertermi merupakan peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus akibat dari
mekanisme pengeluaran panas yang terganggu karena obat-obatan maupun penyakit. Anak
dikatakan mengalami hipertermi atau demam bila ia memiliki suhu > 37,5 oC.
Hipertermi atau demam yang tinggi dan risiko terjadinya penyakit berat yang akan
berakibat fatal seperti bakterimia, hipertensi patologis ataupun infeksi susunan saraf pusat sentral
harus dicegah dengan tindakan penurunan suhu tubuh. Penurunan suhu tubuh dapat dilakukan
dengan cara farmakologis yaitu dengan pemberian obat penurun panas seperti memberikan
parasetamol atau ibuprofen serta dapat pula ditangani dengan tindakan nonfarmakologis. Salah
satu penurunan suhu secara nonfarmakologis dapat dilakukan dengan cara tepid sponge.
Tepid sponge atau kompres air hangat merupakan suatu kompres sponging dengan air
hangat. Penggunaan kompres air hangat ini diterapkan di lipatan ketiak dan lipatan selangkangan
(inguinal) selama 10-15 menit yang akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar
lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan. Penanganan dengan metode ini bisa disatukan
dengan pemberian obat penurun panas untuk menurunkan pusat pengatur suhu di susunan saraf
otak bagian hipotalamus, kemudian dilanjutkan kompres tepid sponge ini (Karyanti, 2014).
Penurunan panas dengan metode ini telah banyak diteliti, baik oleh peneliti di dunia
Internasional maupun di Indonesia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Thomas dan Riegel
pada managemen penanganan anak dengan demam di unit kegawatdaruratan di United States
diketahui bahwa sebanyak 79,8 % perawat memilih memberikan intervensi berupa pemberian
tepid sponge untuk mengurangi demam, mencegah kejang dan memberikan rasa nyaman bagi
anak. Diketahui alasan para perawat memilih metode ini untuk pencegahan kejang sebesar 58%,
penurunan suhu lebih cepat sebesar 56,8%, dan pengobatan demam tidak responsif terhadap
antipiretik sebesar 45,6% (Thomas, 1994).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Aryanti menyatakan bahwa metode tepid sponge
lebih efektif dibandingkan dengan kompres hangat untuk penurunan suhu tubuh anak, dimana
dengan metode tepid sponge rata-rata penurunan suhu 0,8oC sedangkan dengan kompres hangat
rata-rata suhu turun sebesar 0,5oC (Wardiyah, 2016). Hasil yang didapatkan berdasarkan The
Indonesian Journal Of Health Science sebesar 0.94 0C suhu dapat turun dengan penggunaan
tepid sponge pada anak demam (Efendi, 2012).
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Ketera
mpilan Dasar Keperawatan”, juga sebagai bahan ajar bagi mahasiswa mengenai metode Tepid
Sponge untuk mengatasi masalah Hipertermi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Tepid sponge adalah melakukan kompres dengan air hangat untuk menurunkan demam.
2. Tujuan
a. Untuk membuat pembuluh darah tepi Melebar danmengalami vasodilatasi sehingga pori-
pori akan membuka dan mempermudah pengeluaran panas.
b. Memberikan rasa nyaman.
3. Pengkajian
a. Mengkaji kembali program/instruksi medik.
b. Mengkaji kembali suhu tubuh klien.
c. Mengkaji pengetahuan klien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
4. Persiapan alat
a. Baskom mandi 2 buah.
b. Sarung tangan (bila perlu).
c. Air bersuhu normal.
d. Selimut mandi 2 buah.
e. Termometer.
f. Waslap 2 buah.
g. Perlak.
5. Persiapan pasien
a. Memberikan salam therapeutic.
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga.
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
d. Mengatur pencahayaan.
e. Menyiapkan posisi pasien Mengatur pencahayaan.
f. Menjaga privacy.
6. Pelaksanaan
a. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan bila perlu.
b. Ukur suhu tubuh klien dan catat jenis serta waktu pemberian antipireutik.
c. Pastikan sudah menutup pintu dan tirai.
d. Letakkan perlak dibawah anak dan lepaskan pakaian anak.
e. Pertahankan selimut mandi dibagian tubuh yang tidak dikompres.
f. Basahi washlap dengan air hangat kemudian letakkan masing-masing dibawah aksila da
n lipatan paha.
g. Kemudian dengan perlahan kompres ekstremitas selama 5 menit dan Periksa respon klie
n.
h. Selanjutnya kompres pada bagian bokong dan punggung selama 5 menit, kemudian lap
seluruh tubuh.
i. Kaji ulang suhu tubuh setiap 15 menit.
j. Ganti air dan lakukan kembali kompres pada aksila dan lipatan paha sesuai kebutuhan.
k. Keringkan ekstremitas dan bagian tubuh secara menyeluruh. Selimuti klien dengan selim
ut mandi serta Pakaikan klien baju yang tipis dan mudah menyerap keringat,
l. Buang perlahan dan ganti linen tempat tidur bila basah.
m. Ukur suhu tubuh anak.
n. Rapikan alat dan mencuci tangan.
PERHATIAN: Hentikan prosedur jika klien kedinginan atau menggigil atau segera setelah suhu t
ubuh klien mendekati normal.
7. Dokumentasi
a. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.
b. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah tindakan prosedur.
c. Dokumentasi ditulis dengan tinta hitam.
d. Jika salah coret dan beri paraf tidak boleh dikoreksi.
e. Nama dan tanda tangan perawat.
Nama : An. A
Umur : 1 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa :-
Tanggal masuk :-
No regiter :-
Diagnosa medis :-
Nama :-
Umur :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
2. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan An. A mengalami peningkatan suhu tubuh 39◦C, panas tidak turu
n-turun selama 3 hari dan ibu mengatakan pasien sulit makan.
2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
klien menglami peningkatan suhu tubuh diseluruh tubuh temperatur 39 c selama 3 hari, d
engan wajah kemerahan dan mukosa bibir kering.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
2. Pernah dirawat
3. Alergi
Ibu An. A mengatakan klien hanya diberikan imunisasi BCG saat lahir
Migrain dan di redakan oleh obat warung dan 2 tahun yang lalu anak pertama meninggal
yang diakibatkan oleh demam
e. Pola eliminasi
1. BAB
Bab lancar 1 k/ali sehari
Feses keras berwarna coklat
Tidak ada perdarahan
Tidak pernah menggunakan obat pencahar
2. BAK
Jarang Bak
Sedikit kuning dan bau khas
Tidak ada riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih
Tidak pernah penggunaan diuretik
Perbanyak minum air putih
f. Pola aktivitas dan latihan
1. Aktivitas
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
Diri
Makan dan minum
Mandi
Toilet
Berpindah
Mandi
Mencuci rambut
0: mandiri
1: alat bantu
2:dibantu orang lain
3:dibantu orang lain dan alat
4: tergantung total
1) Keadaan umum
Composmentis
2) Tanda tanda vital
a. Suhu tubuh : 39 c
b. Td : 95/65 Mmhg
c. Nadi : 94x/menit
d. Rr : 24x/menit
e. Tb :
f. Bb :
3) Keadaan fisik
KEPALA
a. Bentuk normal dan simetris
b. Kulit kepala : tidak ada peradangan dan bekas luka
RAMBUT
a. Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran pertumbuhan rambut rata dan warna hitam
b. Bau : -
c. Warna kulit : kuning langsat
MATA
a. Mata dalam keadaan simetris
b. Tidak ada kelainan dalam palpebra
c. Pupil dalam keadaan simetris dan isokor
d. Kornea dan iris dalam keadaan simetris
e. Visus dalam keadaan normal
f. Normal pada tekanan bola mata
HIDUNG
a. Tulang hidung dan posisi septum nasal simetris
b. Lubang hidung simetris dan bersih
TELINGA
a. Bentuk telinga simetris
b. Ukuran telinga simetris
c. Lubang telinga cukup bersih dan tidak terdapat kelainan
MULUT DAN FARING
a. Mukosa bibir kering dan pecah pecah
b. Gusi keadaan bersih dan merah muda gigi belum lengkap
c. Lidah keadaan baik
d. Orofaring keadaan baik dan berwarna merah muda
LEHER
a. Trakea dalam keadaan baik
b. Tidak ada pembengkakan tyroid
c. Suara klien terdengar normal tetapi sedikit lemah
d. Tidak ada pembengkakan kelenjar limfa
e. Vena juguralis teraba
f. Frekuensi denyut radialis dan karotis teraba sama
PEMERIKSAAN INTEGUMEN
a. Kebersihan : cukup bersih tidak ada ruam, jejas
b. Warna : kuning langsat
c. Turgor : tidak ada kelainan
d. Kelembapan : lembab
e. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN KETIAK
a. Ukuran dan bentuk : -
b. Warna : -
c. Kondisi payudara dan puting : -
d. Aksila dan clavicula : tidak ada benjolan
PEMERIKSAAN TORAKS/DADA
a. Inspeksi : keadaan normal tidak ada kelainan
b. Pernafasan : 24x/menit
c. Tanda kesulitan bernafas : tidak ada
d. Palpasi : getaran suara teraba sama
e. Perkusi : sonor
f. Auskultasi : tidak ada nafas tambahan
PEMERIKSAAN JANTUNG
a. Inspeksi : normal
b. Palpasi : tidak ada bengkak
c. Perkusi : suara pekak
d. Tidak ada suara tambahan
PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL/EKSTERMITAS]
a. Ekstermitas atas : normal dan simetris
b. Ekstermitas bawah : normal dan simetris
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
a. Nervus olfaktoris : klien mampu mengenali bau
b. Nervus optikus : klien mampu melihat dengan baik
c. Nervus okulomotoris : klien mampu menggerakan bola mata
d. Nervus tigeminus : -
e. Nervus fasalis : wajah simetris
f. Nervus vestibulocochlearis : klien masih bisa mendengar dengan baik
g. Nervus glossopharingeus : klien mampu menelan makanan
h. Nervus aksesorius : mampu menggerakan makanan
DO :
Temperature klien 39c peningkat
an suhu di seluruh tubuh dan bad
an lemas serta bibir mukosa keri
ng.
Kesadarab : composmentis
TD : 95/96 MmHg
Rr : 24x/menit
Nadi : 94x/menit
Conjungtiva pasien tampaka nem
is
Wajah pasien kemerahan dan be
rkeringat
2 DS : Asupan Makan Tidak Defisit nutrisi
Mencukupi
Ibu klien mengatakan klien sulit
makan atau nafsu makan ↓
berkurang
Nafsu Makan Menurun Karna
Deman
DO : ↓
V. INTERVENSI KEPERAWATAN
1 Hipertemi b.d proses infeksi di Setelah dilakukan tindakan kep Manajemen hipertermia
tandai dengan ibi pasien men erawatan selama 2 x 24 jam dih
gatakan demam sudah berlan arapkan demam berkurang den
gsung 3 hari, suhu tubuh 39°C gan kriteria hasil : Observasi
n) b hipertermia
k) olit
Terapeutik
Sediakan lingkunga
n yang dingin
longgarkan atau lep
askan pakaian
melakukan pendingi
nan eksternal (mis,
selimut hipotermia a
tau kompres dingin
pada dahi, leher, da
da, abdomen, aksil)
hindari pemberian a
ntipiretik atau aspirin
Edukasi
kolaborasi
pemberian cairan da
n elektrolit intravena,
Jika perlu
2 Defisit nutrisi b.d kurang asup Setelah dilakukan tindakan kep Manajemen Nutrisi
an makanan anne-marie tand erawatan selama 2 x 24 jam def
ai dengan pasien tampak puc isit nutrisi membaik dengan an Observasi
at dan lemas kriteria hasil :
Identifikasi status
ningkat) anan
Edukasi
kolaborasi
kolaborasi dengan a
hli gizi untuk menent
ukan jumlah kalori d
an jenis nutrisi yang
dibutuhkan, Jika per
lu
BAB III
ANALISIS
Tepid sponge atau kompres air hangat merupakan suatu kompres sponging dengan air
hangat. Penggunaan kompres air hangat ini diterapkan di lipatan ketiak dan lipatan selangkangan
(inguinal) selama 10-15 menit yang akan membantu menurunkan panas dengan cara panas
keluar lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan. Penanganan dengan metode ini bisa
disatukan dengan pemberian obat penurun panas untuk menurunkan pusat pengatur suhu di
susunan saraf otak bagian hipotalamus, kemudian dilanjutkan kompres tepid sponge ini
(Karyanti, 2014).
Melalui berbagai penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian tepid sponge lebih efektif
dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam dibandingkan dengan kompres air
hangat. Hal ini disebabkan adanya seka pada teknik tersebut akan mempercepat vasodilitasi
pembuluh darah kapiler di sekujur tubuh sehingga evaporasi panas dari kulit ke lingkungan sekitar
akan lebih cepat dibandingkan hasil yang diberikan oleh kompres air hangat yang hanya
mengandalkan reaksi dari stimulasi hipotalamus.
1.3 Ringkasan Hasil Penelitian
a. Indikasi
b. Kontra indikasi :
1. Buerger disease
3. Gangguan sensibilitas
c. Langkah langkah:
Persiapan pasien
5. mengatur pencahayaan
6. Menjaga privacy
Pelaksanaan
2. Ukur suhu tubuh klien dan catat jenis serta waktu pemberian antipireutik
6. Basahi washlap dengan air hangat kemudian letakkan masing-masing dibawah aksila
dan lipatan paha.
7. Kemudian dengan perlahan kompres ekstremitas selama 5 mnt dan Periksa respon
klien.
8. Selanjutnya kompres pada bagian bokong dan punggung selama 5 menit, kemudian
lap seluruh tubuh.
10. Ganti air dan lakukan kembali kompres pada aksila dan lipatan paha sesuai
kebutuhan.
11. Keringkan ekstremitas dan bagian tubuh secara menyeluruh. Selimuti klien dengan
selimut mandi serta pakaikan klien baju yang tipis dan mudah menyerap keringat,
12. Buang perlahan dan ganti linen tempat tidur bila basah
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari berbagai hasil penelitian yang sudah banyak dilakukan baik di Indonesia maupun
penelitian di dunia, menyatakan bahwa pemberian tepid sponge efektif dalam menurunkan suhu
tubuh dengan menerapkan aturan standar operasional prosedur yang baik dan benar, sehingga
bisa mempercepat proses penyembuhan pasien yang menderita hipertermi. Selain itu juga,
pemberian tepid sponge pada pasien hipertermi lebih efektif dibandingkan dengan pemberian
kompres hangat.
1.2 Saran
2) Bagi Perawat
Diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat ataupun kepada orang tua
tentang teknik tepid sponge untuk menurunkan suhu tubuh anak yang demam.
Diharapkan meggunakan metode ini pada anaknya yang sedang demam di rumah sebelum
membawa ke pelayanan kesehatan