Anda di halaman 1dari 30

Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI MUDA BY "X" UMUR 1 BULAN


DENGAN KEJANG DEMAM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Sri Indarwati
2. Sulis Setyowati
3. Sulistyani
4. Sunah Widayati
5. Suparti

PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN AHLI


ANGKATAN II
LATKESMAS MURNAJATI MALANG
TAHUN 2022

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 1


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas atas 380C) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling dijumpai
pada anak. Pada percobaan binatang suhu yang tinggi dapat menyebabkan kejang
demam (Ngastiyah, 2014). Menurut Terjani NR (2013), kejang demam terjadi pada 2
- 4% berumur 6 bulan sampai 5 tahun. kejang demam terjadi usia 3 bulan sampai 5
tahun, dan insiden tertinggi pada umur 18 bulan, dari semua kasus kejang demam
sekitar 80% merupakan kejang sederhana dan 20% kejang demam kompleks, kejang
pertama terbanyak di usia 17 – 23 bulan, kebanyakan anak laki-laki lebih sering
mengalami kejang demam dibandingkan dengan anak perempuan (Anurogo dan
Wulandari, 2012)
Kejang merupakan hal yang menakutkan, tetapi biasanya tidak membahayakan,
kejang demam biasanya terjadi pada awal demam, anak akan terlihat aneh untuk
beberapa saat, kemudian kaku kelojotan dan memutar matanya, anak tidak responsif
untuk beberapa waktu, nafas akan tergangu dan kulit tampak lebih gelap dari
biasanya. Setelah kejang anak akan segera normal kembali, kejang biasanya berakhir
kurang dari 1 menit tetapi walaupun jarang dapat terjadi selama lebih dari 15 menit
(Maharani sabrina, 2012).
Kejang demam jarang terjadi lebih dari 1 kali dalam 24 jam, kejang karena
sebab lain (kejang yang tidak disebabkan oleh demam) akan berlangsung lebih lama,
dapat terjadi pada salah satu bagian tubuh saja dapat tejadi berulang. Kejang demam
tampaknya timbul secara familiar, resiko terjadinya kejang pada episode demam yang
lain tergantung dari usia anak, anak yang berumur kurang dari 1 tahun pada saat
kejang pertama memiliki resiko 50% untuk mengalami kejang demam lagi, anak yang
berusia lebih dari 1 tahun pada saat kejang pertama hanya memiliki resiko 30% untuk
mengalami kejang demam lagi (Maharani sabrina, 2012).
Resiko berulang yang dihadapi oleh penderita kejang demam tergantung dari
faktor riwayat keluarga dengan kejang demam, usia <18 bulan, suhu tubuh saat
kejang, semakin tinggi suhu tubuh sebelum demam, makin pendek jarak antara

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 2


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
mulainya demam dengan terjadinya kejang demam, makin besar resiko berulangnya
kejang demam (Anurogo dan Wulandari 2012)
Kejadian kecacatan atau kelainan neurologis sebagai kejang demam tidak
pernah dilaporkan dan kematian karena kejang demam juga tidak pernah dilaporkan.
Kejang demam dilaporkan di Indonesia mencapai 2 - 4% dari 1000 kejadian kejang
demam. Propinsi Jawa Tengah kematian karena kejang demam mencapai 0,01%
(Dinkes, 2020) berdasarkan penelitian Yuana dkk (2011) di RSUP dr. Kariadi
diperoleh 36 anak berusai <5 tahun mengalami kejang demam, laki-laki 52,8%
danperemouan 47,2%.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan
“Bagaimana Asuhan Kebidanan pada bayi muda By. "X" umur 1 Bulan dengan
Kejang Demam"

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan umum
Memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi muda umur 1 bulan dengan
Kejang Demam dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan
di dokumentasikan dengan SOAP.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada bayi muda By. "X" umur 1 Bulan dengan
Kejang Demam
b. Menganalisa dan menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosa
pada bayi muda By. "X" umur 1 Bulan dengan Kejang Demam
c. Mengidentifikasi diagnosa potensial terhadap bayi muda By. "X" umur 1
Bulan dengan Kejang Demam
d. Melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada bayi muda By. "X"
umur 1 Bulan dengan Kejang Demam
e. Melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan pada bayi muda By. "X"
umur 1 Bulan dengan Kejang Demam
f. Melaksanakan perencanaan dan implementasi pada bayi muda By. "X"
umur 1 Bulan dengan Kejang Demam

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 3


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
g. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada bayi muda By. "X" umur 1
Bulan dengan Kejang Demam
h. Mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada bayi muda By. "X" umur
1 Bulan dengan Kejang Demam

1.4 MANFAAT
1.4.1 Manfaat teoritis
a. Bagi penulis
Sebagai referensi dalam penerapan pemberian asuhan kebidanan pada bayi
muda dengan kejang demam.
b. Bagi tenaga kesehatan
D apat dimanfaatkan sebagai referensi dalam penerapan pemberian asuhan
kebidanan pada bayi muda dengan kejang demam.
1.4.2 Manfaat praktis
a. Bagi Peneliti
Menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh dalam pelatihan jabatan
fungsional Bidan ahli dan sebagai masukan bagi peserta pelatihan
selanjutnya dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi muda dengan
kejang demam.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil pemberian asuhan kebidanan ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk
meningkatkan kualitas pemberian asuhan kebidanan pada bayi muda dengan
kejang demam.
c. Bagi Institusi
Hasil pemberian asuhan kebidanan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan dalam pemberian asuhan kebidanan pada bayi muda dengan
kejang demam.

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 4


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP TEORI


2.1.1 Definisi Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan
(Rudolph, 2015). Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir 
(neonatus), lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan
tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan
antara 2500-4000gram. Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama
diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat
besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini
terjadi pematangan organ hampir pada semua system.
Ciri Neonatus Neonatus memiliki ciri berat badan 2700-4000gram,
panjang, panjang 4853 cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry, 2009).
Neonatus memiliki frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan 40-
60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku
agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk
dengan baik (Dewi, 2010).

2.1.2 Definisi Kejang


Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus
atau dalam 28 hari sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak). Menurut Brown
(1974) kejang adalah suatu aritma serebral. Kejang adalah perubahan secara
tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi motorik maupun fungsi otonomik
karena kelebihan pancaran listrik pada otak (Buku Pelayanan Obstetric
Neonatal Emergensi Dasar). Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini merupakan
gejala gangguan syaraf dan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai
penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang menetap
di kemudian hari. Bila penyebab tersebut di ketahui harus segera di obati.
Hal yang paling penting dari kejang pada bayi baru lahir adalah
mengenal kejangnya, mendiagnosis penyakit penyebabnya dan memberikan

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 5


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
pertolongan terarah, bukan hanya mencoba menanggulangi kejang tersebut
dengan obat antikonvulsan.

2.1.3 Insidensi Kejang


Pembagian Kejang : Volve (1977) membagi kejang pada bayi baru
lahir sebagai berikut :
1. Bentuk kejang yang hampir tidak terlihat (Subtle) yang sering tidak di
insafi sebagai kejang. Terbanyak di dapat pada neonatus berupa :
a. Deviasi horizontal bola mata.
b. Getaran dari kelopak mata (berkedip-kedip).
c. Gerakan pipi dan mulut seperti menghisap, mengu- nyah,
mengecap, dan menguap.
d. Apnea berulang.
e. Gerakan tonik tungkai
2. Kejang klonik multifokal (miogratory) : Gerakan klonik berpindah-
pindah dari satu anggota gerak ke yang lain secara tidak teratur, kadang-
kadang kejang yang satu dengan yang lain dapat menyerupai kejang
umum.
3. Kejang tonik : Ekstensi kedua tungkai, kadang-kadang dengan flexi
kedua lengan menyerupai dekortikasi.
4. Kejang miokolik : Berupa gerakan flexi seketika seluruh tubuh, jarang
terlihat pada neonatus.
5. Kejang umum: Kejang seluruh badan, sianosis, kesadaran menurun.
6. Kejang fokal:Gerakan ritmik 2-3 x/detik. Sentakan yang di mulai dari
salah satu kaki, tangan atau muka (gerakan mata yang berputar-putar,
menguap, mata berkedip- kedip, nistagmus, tangis dengan nada tinggi).

2.1.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor,
hiperaktif, kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang di
ertai atau tidak dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang tidak me- nentu
(involuntary movements) nistagmus atau mata mengedip-edip proksismal,
gerakan seperti mengunyah dan menelan. Oleh karena itu Manifestasi klinik

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 6


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
yang berbeda-beda dan bervariasi, sering kali kejang pada bayi baru lahir tidak
di kenali oleh yang belum berpengalaman. Dalam prinsip, setiap gerakan yang
tidak biasa pada bayi baru lahir apabila berangsur berulang-ulang dan
periodik, harus di pikirkan kemungkinan manifestasi kejang.
1. Kejang tersamar
a. Hampir tidak terlihat
b. Menggambarkan perubahan tingkah laku
2. Bentuk kejang :
a. Otot muka, mulut, lidah menunjukan gerakan menyeringai
b. Gerakan terkejut-kejut pada mulut dan pipi secara tiba-tiba
menghisap, mengunyah, menelan menguap
c. Gerakan bola mata ; deviasi bola mata secara horisontal,
kelopak mata berkedip- kedip, gerakan cepat dari bola mata
d. Gerakan pada ekstremitas : pergerakan seperti berenang,
mangayuh pada anggota gerak atas dan bawah
e. Pernafasan apnea, BBLR hiperpnea
f. Untuk memastikan : pemeriksaan EEG
3. Kejang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus
badan dan tungkai
a. Kejang klonik
 Berlangsung selama 1-3 detik, terlokalisasi dengan baik,
tidak disertai gangguan kesadaran
 Dapat disebabkan trauma fokal
 BBL dengan kejang klonik fokal perlu pemeriksaan USG,
pemeriksaan kepala untuk mengetahui adanya perdarahan
otak, kemungkinan infark serebri
 Kejang klonik multifokal sering terjadi pada BBL,
terutama bayi cukup bulan dengan BB>2500 gram
 Bentuk kejang : gerakan klonik pada satu atau lebih
anggota gerak yang berpindah-pindah atau terpisah secara
teratur, misal kejang klonik lengan kiri diikuti kejang
klonik tungkai bawah kanan
b. Kejang tonik

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 7


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
 Terdapat pada BBLR, masa kehamilan kurang dari 34
minggu dan pada bayi dengan komplikasi perinatal berat
 Bentuk kejang : berupa pergerakan tonik satu ekstremitas,
pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan
tungkai, menyerupai sikap deserebasi atau ekstensi
tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk
dekortikasi
c. Kejang mioklonik
Gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota
gerak yang berulang dan terjadinya cepat, gerakan menyerupai
refleks moro
d. Gemetar
 Sering membingungkan
 Kadang terdapat pada bayi normal yang dalam keadaan lapar
(hipoglikemia, hipokalsemia, hiperiritabilitas neuromuscular)
 Gerakan tremor cepat
 Tidak disertai gerakan cara melihatabnormal atau gerakan
bola mata
 Dapat timbul dengan merangsang bayi, sedangkan kejang
tidak timbul dengan perangsangan
 Gerakan dominan adalah gerakan tremor
 Pergerakan ritmik anggota gerak pada gemetar dihentikan
dengan melakukan fleksi anggota gerak
e. Apnea
 Pada BBLR pernafasan tidak teratur, diselingi dengan
henti nafas 3-6 detik, sering diikuti dengan hiperapnea 10-
15 detik
 Berhentinya pernafasan tidak disertai perubahan denyut
jantung, tekanan darah, suhu badan, warna kulit
 Bentuk pernafasan disebut pernafasan periodik
disebabkan belum sempurnanya pusat pernafasan di
batang otak
 Serangan apnea tiba-tiba disertai kesadaran menurun pada

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 8


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
BBLR dicurigai adanya perdarahan intracranial
 Perlu pemeriksaan USG
f. Manifestasi kejang pada BBL
 Tremor/gemetar
 Hiperaktif
 Kejang-kejang
 Tiba-tiba menangis melengking
 Tonus otot hilang diserati atau tidak dengan hilangnya
kesadaran
 Pergerakan tidak terkendali
 Nistagmus atau mata mengedip ngedip paroksismal
(Juliana Br. Sembring, 2019)

2.1.5 Etiologi Kejang


Penyebab kejang bisa di sebabkan karena adanya pengaruh metabolik
dan adanya perdarahan intrakranial, yang masing-masing dijelaskan sebagai
berikut :
1. Metabolik :
a. Hipoglikemia :
 Bila kadar darah gula kurang dari 30 mg% pada neonatus
cukup bulan dan kurang dari 20 mg% pada bayi dengan berat
badan lahir rendah.
 Hipoglikemia dapat dengan / tanpa gejala.
 Gejala dapat berupa serangan apnea, kejang sia- nosis, minum
lemah, biasanya terdapat pada bayi berat badan lahir rendah,
bayi kembar bayi dari ibu penderita diabetes melitus, asfiksia.
yang kecil.
b. Hipokalsemia :
 Hipokalsemia, yaitu keadaan kadar kalsium pada plasma
kurang dari 8 mg / 100 ml atau kurang dari 8 mg / 100 ml atau
kurang dari 4 MEq / L.

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 9


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
 Gejala : Tangis dengan nada tinggi, tonus berkurang, kejang
dan di antara dua serangan bayi dalam keadaan baik.
c. Hipomagnesemia :
 Hipomagnesemia, yaitu kadar magnesium dalam da- rah
kurang dari1,2 mEg / 1. biasanya terdapat bersama- sama
dengan hipokalsemia, hipoglikemia dan lain-lain.
 Gejala kejang yang tidak dapat di atasi atau hipokalsem- tidak
dapat sembuh dengan pengobatan yang ia yang adekuat.
d. Hiponatremia dan hipernatremia :
 Hiponatremia adalah kadar Na dalam serum kurang dari 130
mEg /1. gejalanya adalah kejang, tremor.
 Hipertremia, kadar Na dalam darah lebih dari 145 mEg/l.
Kejang yang biasanya di sebabkan oleh karena trombosis vena
atau adanya petekis dalam otak.

Menurut Manuaba (2009), Penyebab kejang bayi baru lahir antara lain:

1. Komplikasi persalinan, yaitu asfiksia yang menimbulkan hipoksia


ensefalopi, trauma langsung susunan saraf akibat tindakan operasi
transvaginal/forcep/vakum ekstraksi, perdarahan intrakanial terutama
bayi kurang bulan
2. Gangguan metabolisme, yaitu hipoglikemia yang terjadi pada bayi
kurang bulan, bayi kecil untuk usia kehamilan dan bayi dengan diabetes
mellitus.
3. Gangguan elektrolit, yaitu hipokalsemia (kurang dari 7 mg/dl) yang
terjadi pada bayi kurang bulan, bayi kecil untuk usia kehamilan,
hipertiroid, hiponatremia (<130 mg/dl) atau hypernatremia (>130 mg/dl),
hiperbilirubinemia, kekurangan vitamin B6
4. Infeksi (tetanus neonatorum, meningitis)
5. Bayi dengan kelainan kongenital.
(Ida Bagus Gde Manuaba, 2009)

2.1.6 Patogenesis Kejang

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 10


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
Patogenesis Kejang pada neonatus seringkali tidak dikenali kerena
bentuknya yang berbeda dengan kejang orang dewasa dan anak-anak.
Penyelidikan sinemotografi dan EEG menunjukkan bahwa kelainan pada EGG
sesuai dengan twitching dari muka, kedipan muka, menguap, kaku tiba-tiba
dan sebagainya. Oleh karena itu, kejang pada bayi baru lahir tidak spesifikasi
dan lebih banyak digunakan istilah “fit” atau “seizure”. Manifestasi yang
berbeda-beda ini disebabkan morfologi dan organisasi dari korteks serebri
yang belum terbentuk sempurna pada neonatus (Froeman, 1975). Demikian
pula pembentukan dendrit, synopsis dan mielinasasi. Susunan syarat pusat
pada neonatus terutama berfungsi pada medulla spinalis dan batang orak.
Kelainan lokal pada neuron tidak disalurkan kepada jaringan berikutnya
sehingga kejang umum jarang terjadi. Batang otak berhubungan dengan
gerakan-gerakan seperti menghisap, gerakan bola mata, pernafasan dan
sebagainya, sedangkan fleksi umum atau kekakuan secara fokal atau umum
adalah gejala medula spinalis.

2.1.7 Diagnosis Kejang pada Bayi Baru Lahir


Penilaian untuk membuat diagnosis antara lain dilakukan denga urutan
sebagai berikut :
1. Anamnesis
a. Anamnesa lengkap mengenai keadaan ibu pada saat hamil
b. Obat yang diminum oleh ibu saat hamil
c. Obat yang diberikan dan yang diperlukan sewaktu persalinan
d. Apakah ada anak dan keluarga yang sebelumnya menderita kejang
dan lain-lain
e. Riwayar persalinan : bayi lahir prematur, lahir dengan tindakan,
penolong persalinan, asfiksia neontorum
f. Riwayat imunisasi tetanus ibu, penolong persalinan bukan tenaga
kesehatan
g. Riwayat perawatan tali pusat dengan obat tradisional
h. Riwayat kejang, penurunan kesadaran, ada gerakan abnormal pada
mata, mulut, lidah, ekstremitas
i. Riwayat spasme atau kekakuan pada ekstremitas, otot mulut dan perut

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 11


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
j. Kejang dipicu oleh kebisingan atau prosedur atau tindakan
pengobatan
k. Riwayat bayi malas minum sesudah dapat minum normal
l. Adanya faktor infeksi
m. Riwayat ibu mendapatkan obat, misalnya : heroin, metadon,
propoxypen, alkohol
n. Riwayat perubahan warna kulit (kuning)
o. Saat timbulnya dan lama terjadinya kejang
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kejang
 Gerakan normal pada wajah, mata, mulut lidah dan ekstremitas
 Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti mengayuh
sepeda, mata berkedip berputar, juling
 Tangisan melengking dengan nada tinggi, sukar berhenti
 Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar
menonjol, suhu tidak normal
b. Spasme
 Bayi tetap sadar, menangis kesakitan
 Trismus, kekakuan otot mulut pada ekstremitas, perut, kontraksi
otot, tidak terkendali dipicu oleh kebisingan, cahaya atau
prosedur diagnostik
 Infeksi tali pusat
3. Pemeriksaan laboratorium
Gula darah, kalsium, fosfor, magnesium, natrium, bilirubin, fungsi lumbal,
darah tepi, dan kalau mungkin dibiakan darah dan cairan serebrospinal
foto kepala dan EEG, pemeriksaan sedapat mungkin terarah.

2.1.8 Penanganan Awal Kejang


1. Tetap tenang
2. Berfikir secara logis
3. Pastikan perhatian pada kebutuhan bayi
4. Jangan tinggalkan bayi sendirian tanpa ada yang menjaga

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 12


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
5. Ambillah tanggungjawab, hindari kebingungan dengan menugaskan
seseorang sebagai penanggungjawab
6. Segera cari pertolongan, salah penolong mencari pertolongan atau
bantuan oranglain untuk mengambil alat, obat atau O2
7. Jika bayi tak bernafas segera kaji ABC (airway, breathing, circulation),
lalu jika ditemukan kejang, maka segera cari tahu apa penyebabnya
8. Jika terjadi syok, segera lakukan penatalaksanaan syok
9. Posisikan anak sesuai dengan kebutuhannya.
10. Bicaralah dengan keluarga dan bantu agar keluarga tetap tenang.
11. Tanyakan apa yang terjadi (kronologis kejadian)
12. Lakukan pemeriksaan secara cepat lalu segera lakukan penatalaksanaan
kegawatan.
(Liva Maita, 2014)

2.1.9 Penatalaksanaan Kejang pada Bayi Baru Lahir


a. Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat. Pastikan bahwa bayi tidak
kedinginan. Suhu bayi dipertahankan 36,50 – 370C
b. Jalan nafas bayi dibersihkan dengan tindakan penghisapan lendir
diseputar mulut, hidung sampai nasofaring.
c. Bila bayi apnea, dilakukan pertolongan agar bayi bernafas lagi dengan
alat bantu balon dan sungkup, dibeikan O2 (oksigen) dengan kecepatan
2 liter/menit
d. Dilakukan pemasangan infus intra vena di pembuluh darah perifer ; di
tangan, kaki atau kepala. Bila bayi diduga dilahirkan oleh ibu
berpenyakit diabetes mellitus, dilakukan pemasangan infus melalui
vena umbilikalis.
e. Bila infus sudah terpasang, diberi obat anti kejang Diazepam 0,5
mg/kg supositoria/i.m. setiap 2 menit sampai kejang teratasi.
Kemudian ditambah luminal (fenobarbital) 30 mg i.m/i.v.
f. Nilai kondisi bayi selama 15 menit. Perhatikan kelainan fisik yang ada.
g. Bila kejang sudah teratasi, diberi cairan infus Dekstrose 10% dengan
kecepatan 60 ml/kgbb/hari.

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 13


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
h. Dilakukan anamnesis mengenai keadaan bayi untuk mencari faktor
penyebab kejang (perhatikan riwayat kehailan, persalinan dan
kelahiran) :
 Apakah kemungkinan bayi dilahirkan oleh ib berpenyakit
diabetes milletus.
 Apakah kemungkinan bayi premature
 Apakah kemungkinan bayi mengalami asfiksia
 Apakah kemungkinan ibu bayi pengidap/menggunakan bahan
narkotika.
i. Bila kejang sudah teratasi, diambil bahan untuk pemeriksaan
laboratorium untuk mencari faktor penyebab kejang, misalnya :
 Darah tepi
 Elektrolit darah
 Gula darah
 Kimia darah (kalsium, magnesium)
 Kultur darah
 Pemeriksaan TORCH, dll.
j. Bila ada kecurigaan kearah sepsis, dilakukan pemeriksaan pungsi
lumbal.
k. Obat diberikan sesuai dengan hasil penilaian ulang.
l. Apabila kejang masih berulang, Diazepam dapat diberikan lagi sampai
2 kali.
 Bila masih kejang terus, diberi Fenitoin (Dilatin) dalam dosis
15 mg/kgbb sebagai bolus i.v. diteruskan dalam dosis 2
mg/kgbb i.v. setiap 12 jam.
 Untuk hipokalsemia (hasil dextrostix/gula darah < 40 mg%)
diberi infus Dekstrose 10%.
 Untuk hipokalsemia (hasil kasium darah < 8 mg%) diberi
kasium glukonas 10%
2 ml/kgbb dalam waktu 5-10 menit.
 Apabila belum teratasi juga, diberi piridoksin 25-50 mg i.v.

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 14


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022

2.1.10 Alur Penatalaksanaan Kejang Demam pada Bayi Muda

KEJANG DEMAM

Posisikan secara aman, hindari gigitan lidah

Pasang OKSIGEN, Kompres air hangat

Masukan Obat Diazepam/ Stesolid Per Rectal

iya TIDAK

BB< 12 kg: 5 mg
BB> 12 kg : 10 mg

Dalam 15 mnt msh kejang ?

TIDAK iya PASANG IV

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 15


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022

- Beri obat Demam RUJUK


- Anti biotik
- Pemeriksaan Lab.

2.2 TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN


2.2.1. Konsep Manajemen Asuhan Varney
Konsep manajemen asuhan varney 7 langkah varney, langkah-
langkahnya :
1. Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk mengkaji pasien
2. Pengembangan data dasar, interpretasi data menetukan diagnosa
3. Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain
4. Evaluasi kebutuhan intervensi segera
5. Perencanaan
6. Implementasi
7. Evaluasi/penilaian
 Langkah 1 (pertama) : Pengumpulan data dasar secara komperhensif
untuk mengkaji pasien
Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk megkaji pasien. Data dasar
tersebut termasuk riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik dan panggul serta
tinjauan catatan saat ini atau catatan lama dari Rumah Sakit/RB/Puskesmas.
Pengumpulan data ini mencakup Data Subjekti dan Objektif.
a. Data Subyektif
1) Identitas Bayi
a) Nama : Untuk mengenal bayi.
b) Jenis Kelamin: Untuk memberikan informasi pada ibu dan keluarga
serta memfokuskan saat pemeriksaan genetalia.
c) Anak ke- : Untuk mengkaji adanya kemungkinan sibling rivalry.
2) Identitas Orangtua
a) Nama: Untuk mengenal ibu dan suami.
b) Umur: Usia orangtua mempengaruhi kemampuannya dalam mengasuh
dan merawat bayinya.

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 16


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
c) Suku/Bangsa : Asal daerah atau bangsa seorang wanita berpengaruh
terhadap pola pikir mengenai tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat
istiadat yang dianut.
d) Agama: Untuk mengetahui keyakinan orangtua sehingga dapat
menuntun anaknya sesuai dengan keyakinannya sejak lahir.
e) Pendidikan: Untuk mengetahui tingkat intelektual orangtua yang dapat
mempengaruhi kemampuan dan kebiasaan orangtua dalam mengasuh,
merawat dan memenuhi kebutuhan bayinya.
f) Pekerjaan: Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian
status gizi (Hidayat dan Uliyah, 2008). Hal ini dapat dikaitkan dengan
pemenuhan nutrisi bagi bayinya. Orangtua dengan tingkat sosial
ekonomi yang tinggi cenderung akan memberikan susu formula pada
bayinya.
g) Alamat: Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam
melakukan follow up terhadap perkembangan bayi.
3) Data Kesehatan
a) Riwayat Kehamilan: Untuk mengetahui beberapa kejadian atau
komplikasi yang terjadi saat mengandung bayi yang baru saja
dilahirkan. Sehingga dapat dilakukan skrining test dengan tepat dan
segera.
b) Riwayat Persalinan: Untuk menentukan tindakan segera yang
dilakukan pada bayi baru lahir.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum: Baik
b) Tanda-tanda Vital: Pernapasan normal adalah antara 30-50 kali per
menit, dihitung ketika bayi dalam posisi tenang dan tidak ada tanda-
tanda distress pernapasan. Bayi baru lahir memiliki frekuensi denyut
jantung 110-160 denyut per menit dengan rata-rata kira-kira 130
denyut per menit. Angka normal pada pengukuran suhu bayi secara
aksila adalah 36,5-37,5° C (Johnson dan Taylor, 2005).
c) Antropometri : Kisaran berat badan bayi baru lahir adalah 2500-4000
gram, panjang badan sekitar 48-52 cm, lingkar kepala sekitar 32-37

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 17


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
cm, kira-kira 2 cm lebih besar dari lingkar dada (30-35 cm)
(Ladewig, London dan Olds, 2005). Bayi biasanya mengalami
penurunan berat badan dalam beberapa hari pertama yang harus
kembali normal pada hari ke-10. Sebaiknya bayi dilakukan
penimbangan pada hari ke-3 atau ke-4 dan hari ke-10 untuk
memastikan berat badan lahir telah kembali (Johnson dan Taylor,
2005).
d) Apgar Score: Skor Apgar merupakan alat untuk mengkaji kondisi
bayi sesaat setelah lahir dalam hubungannya dengan 5 variabel.
Penilaian ini dilakukan pada menit pertama, menit ke-5 dan menit
ke-10. Nilai 7-10 pada menit pertama menunjukkan bahwa bayi
berada dalam keadaan baik (Johnson dan Taylor, 2005).
2) Pemeriksaan Fisik Khusus
a) Kulit: Seluruh tubuh bayi harus tampak merah muda,
mengindikasikan perfusi perifer yang baik. Bila bayi berpigmen
gelap, tanda-tanda perfusi perifer baik dapat dikaji dengan
mengobservasi membran mukosa, telapak tangan dan kaki. Bila bayi
tampak pucat atau sianosis dengan atau tanpa tanda-tanda distress
pernapasan harus segera dilaporkan pada dokter anak karena dapat
mengindikasikan adanya penyakit. Selain itu, kulit bayi juga harus
bersih dari ruam, bercak, memar, tandatanda infeksi dan trauma
(Johnson dan Taylor, 2005).
b) Kepala: Fontanel anterior harus teraba datar. Bila cembung, dapat
terjadi akibat peningkatan tekanan intracranial sedangkan fontanel
yang cekung dapat mengindikasikan adanya dehidrasi. Moulding
harus sudah menghilang dalam 24 jam kelahiran. Sefalhematoma
pertama kali muncul pada 12 sampai 36 jam setelah kelahiran dan
cenderung semakin besar ukurannya, diperlukan waktu sampai 6
minggu untuk dapat hilang. Adanya memar atau trauma sejak lahir
harus diperiksa untuk memastikan bahwa proses penyembuhan
sedang terjadi dan tidak ada tanda-tanda infeksi (Johnson dan Taylor,
2005).

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 18


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
c) Mata: Inspeksi pada mata bertujuan untuk memastikan bahwa
keduanya bersih tanpa tanda-tanda rabas. Jika terdapat rabas, mata
harus dibersihkan dan usapannya dapat dilakukan jika diindikasikan
(Johnson dan Taylor, 2005).
d) Telinga: Periksa telinga untuk memastikan jumlah, bentuk dan
posisinya. Telinga bayi cukup bulan harus memiliki tulang rawan
yang cukup agar dapat kembali ke posisi semulai ketika digerakkan
ke depan secara perlahan. Daun telinga harus berbentuk sempurna
dengan lengkungan-lengkungan yang jelas pada bagian atas. Posisi
telinga diperiksa dengan penarikan khayal dari bagian luar kantung
mata secara horizontal ke belakang ke arah telinga. Ujung atas daun
telinga harus terletak di atas garis ini. Letak yang lebih rendah dapat
berkaitan dengan abnormalitas kromosom, seperti Trisomi 21.
Lubang telinga harus diperiksa kepatenannya. Adanya kulit
tambahan atau aurikel juga harus dicatat dan dapat berhubungan
dengan abnormalitas ginjal (Johnson dan Taylor, 2005).
e) Hidung: Tidak ada kelainan bawaan atau cacat lahir.
f) Mulut: Pemeriksaan pada mulut memerlukan pencahayaan yang baik
dan harus terlihat bersih, lembab dan tidak ada kelainan seperti
palatoskisis maupun labiopalatoskisis (Bibir sumbing) (Johnson dan
Taylor, 2005).
g) Leher: Bayi biasanya berleher pendek, yang harus diperiksa adalah
kesimetrisannya. Perabaan pada leher bayi perlu dilakukan untuk
mendeteksi adanya pembengkakan, seperti kista higroma dan tumor
sternomastoid. Bayi harus dapat menggerakkan kepalanya ke kiri dan
ke kanan. Adanya pembentukan selaput kulit mengindikasikan
adanya abnormalitas kromosom, seperti sindrom Turner dan adanya
lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher
mengindikasikan kemungkinan adanya Trisomo 21 (Johnson dan
Taylor, 2005).
h) Klavikula: Perabaan pada semua klavikula bayi bertujuan untuk
memastikan keutuhannya, terutama pada presentasi bokong atau
distosia bahu, karena keduanya berisiko menyebabkan fraktur

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 19


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
klavikula, yang menyebabkan hanya mampu sedikit bergerak atau
bahkan tidak bergerak sama sekali (Johnson dan Taylor, 2005).
i) Dada: Tidak ada retraksi dinding dada bawah yang dalam (WHO,
2013).
j) Umbilikus: Tali pusat dan umbilikus harus diperiksa setiap hari
untuk mendeteksi adanya perdarahan tali pusat, tanda-tanda
pelepasan dan infeksi. Biasanya tali pusat lepas dalam 5-16 hari.
Potongan kecil tali pusat dapat tertinggal di umbilikus sehingga
harus diperiksa setiap hari. Tanda awal terjadinya infeksi di sekitar
umbilikus dapat diketahui dengan adanya kemerahan disekitar
umbilikus, tali pusat berbau busuk dan menjadi lengket (Johnson dan
Taylor, 2005).
k) Ekstremitas: Bertujuan untuk mengkaji kesimetrisan, ukuran, bentuk
dan posturnya. Panjang kedua kaki juga harus dilakukan dengan
meluruskan keduanya. Posisi kaki dalam kaitannya dengan tungkai
juga harus diperiksa untuk mengkaji adanya kelainan posisi, seperti
deformitas anatomi yang menyebabkan tungkai berputar ke dalam,
ke luar, ke atas atau ke bawah. Jumlah jari kaki dan tangan harus
lengkap. Bila bayi aktif, keempat ekstremitas harus dapat bergerak
bebas, kurangnya gerakan dapat berkaitan dengan trauma (Johnson
dan Taylor, 2005).
l) Punggung: Tanda-tanda abnormalitas pada bagian punggung yaitu
spina bifida, adanya pembengkakan, dan lesung atau bercak kecil
berambut (Johnson dan Taylor, 2005).
m) Genetalia: Pada perempuan vagina berlubang, uretra berlubang dan
labia minora telah menutupi labia mayora. Sedangkan pada laki-laki,
testis berada dalam skrotum dan penis berlubang pada ujungnya
(Saifuddin, 2006).
n) Anus: Secara perlahan membuka lipatan bokong lalu memastikan
tidak ada lesung atau sinus dan memiliki sfingter ani (Johnson dan
Taylor, 2005).

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 20


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
o) Eliminasi: Keluarnya urine dan mekonium harus dicatat karena
merupakan indikasi kepatenan ginjal dan saluran gastrointestinal
bagian bawah (Johnson dan Taylor, 2005).
3) Pemeriksaan Refleks
a) Morro: Respon bayi baru lahir akan menghentakkan tangan dan kaki
lurus ke arah luar sedangkan lutut fleksi kemudian tangan akan
kembali ke arah dada seperti posisi dalam pelukan, jari-jari nampak
terpisah membentuk huruf C dan bayi mungkin menangis (Ladewig,
dkk., 2005). Refleks ini akan menghilang pada umur 3-4 bulan.
Refleks yang menetap lebih dari 4 bulan menunjukkan adanya
kerusakan otak. Refleks tidak simetris menunjukkan adanya
hemiparises, fraktur klavikula atau cedera fleksus brakhialis.
Sedangkan tidak adanya respons pada ekstremitas bawah
menunjukkan adanya dislokasi pinggul atau cidera medulla spinalis
(Hidayat dan Uliyah, 2005).
b) Rooting: Setuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala menoleh
ke arah sentuhan (Ladewig, dkk, 2005). Refleks ini menghilang pada
3-4 bulan, tetapi bisa menetap sampai umur 12 bulan khususnya
selama tidur. Tidak adanya refleks menunjukkan adanya gangguan
neurologi berat (Hidayat dan Uliyah, 2008).
c) Sucking: Bayi menghisap dengan kuat dalam berenspons terhadap
stimulasi. Refleks ini menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi
selama tidur tanpa stimulasi. Refleks yang lemah atau tidak ada
menunjukkan kelambatan perkembangan atau keaadaan neurologi
yang abnormal (Hidayat dan Uliyah, 2008).
d) Grasping: Respons bayi terhadap stimulasi pada telapak tangan bayi
dengan sebuah objek atau jari pemeriksa akan menggenggam (Jari-
jari bayi melengkung) dan memegang objek tersebut dengan erat
(Ladewig, dkk, 2005). Refleks ini menghilang pada 3-4 bulan. Fleksi
yang tidak simetris menunjukkan adanya paralisis. Refleks
menggenggam yang menetap menunjukkan gangguan serebral
(Hidayat dan Uliyah, 2008).

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 21


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
e) Startle: Bayi meng-ekstensi dan mem-fleksi lengan dalam merespons
suara yang keras, tangan tetap rapat dan refleks ini akan menghilang
setelah umur 4 bulan. Tidak adanya respons menunjukkan adanya
gangguan pendengaran (Hidayat dan Uliyah, 2005).
f) Tonic Neck: Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke
satu sisi, lengan dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala dan
fleksi pada sisi yang berlawanan. Normalnya refleks ini tidak terjadi
pada setiap kali kepala diputar. Tampak kira-kira pada umur 2 bulan
dan menghilang pada umur 6 bulan (Hidayat dan Uliyah, 2008).
g) Neck Righting: Bila bayi terlentang, bahu dan badan kemudian
pelvis berotasi ke arah dimana bayi diputar. Respons ini dijumpai
selama 10 bulan pertama. Tidak adanya refleks atau refleks menetap
lebih dari 10 bulan menunjukkan adanya gangguan sistem saraf pusat
(Hidayat dan Uliyah, 2008).
h) Babinski: Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi,
dijumlah sampai umur 2 tahun. Bila pengembangan jari kaki
dorsofleksi setelah umur 2 tahun menunjukkan adanya tanda lesi
ekstrapiramidal (Hidayat dan Uliyah, 2008).
i) Merangkak: Bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan
kaki bila diletakkan pada abdomen. Bila gerakan tidak simetris
menunjukkan adanya abnormalitas neurologi (Hidayat dan Uliyah,
2008).
j) Menari atau melangkah: Kaki bayi akan bergerak ke atas dan ke
bawah bila sedikit disentuhkan ke permukaan keras. Hal ini dijumpai
pada 4-8 minggu pertama kehidupan. Refleks menetap melebihi 4-8
minggu menunjukkan keadaan abnormal (Hidayat dan Uliyah, 2008).
k) Ekstruasi: Lidah ekstensi ke arah luar bila disentuh dan dijumpai
pada umur 4 bulan. Esktensi lidah yang persisten menunjukkan
adanya sindrom Down (Hidayat dan Uliyah, 2008).
l) Galant’s: Punggung bergerak ke arah samping bila distimulasi dan
dijumpai pada 48 minggu pertama. Tidak adanya refleks
menunjukkan adanya lesi medulla spinalis transversa (Hidayat dan
Uliyah, 2008).

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 22


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022

 Langkah II (kedua): Pengembangan data dasar, interpretasi dat


menentukan diagnosa
Pengembangan data dasar, interpretasi data, menentukan diagnosa. Ada
beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi atau ditetapkan sebagai dianosa,
tetapi perlu dipertimbangkan untuk pengembangan rencana pelayanan
komprehensif. Data yang dikumpulkan dilakukan intrepetasiuntuk menentukan
diagnosa, mengidentifikasi masalah /kebutuhan tindakan segera dan pemantauan
pada bayi baru lahir. Dasar subjektif pada BBL kejang antara lain mengenai
pernyataan orang tua pasien tentang biodata yang berhubungan dengan umu
pasien, demam,frekuensi dan lama waktu kejanh, riwayat kejang sebelumnya,
kondisi medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala-gejala infeksi,
keluhan neurologis baik maupun fokal, nyeri maupun cedera akibat kejang
(Mangunatmaja,2011)
Data objektif dapat berupa hasil pemeriksaan fisik dengan inspeksi untuk
melihat mata cekung atau tidak, palpasi untuk memeriksa turgor kulit, perkusi
untuk memeriksa abdomen kram atau tidak (Nursalam,2008), pemeriksaan
tanda-tanda vital (nadi, respirasi,suhu), pemeriksaan kejang dengan EEG,
pungsi lumbal, CT, dan MRI (Muscari,2005)

 Langkah ke III (ketiga): Identifikasi masalah-masalah potensial atau


diagnosa lain
Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain. Tahapan ini penting
untuk mengantisipasi masalah, pencegahan bila memungkinkan guna keamanan
pelayanan. Kemudianmenentukan tindakan pencegahan dan persiapan
kemungkinan terjadinya kegawatdaruratan. Diagnosa atau masalah Bayi Baru
Lahir sampai umur 28 hari : meliputi neonatal dengan kriteria sesuai usia
kehamilan, usia bayi (jam/hari) dan diikuti kondisi bayi. Dapat dituliskan :
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan/Kurang Bulang/Lebih Bulan Usia .....
Jam…. Atau Hari ke …….. dengan……
(sesuai dengan diagnosa klinis atau masalah bayi yang menyertai)

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 23


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
 Langkah ke IV (ke empat): Evaluasi kebutuhan intervensi segera/
identifikasi kebutuhan segera
Evaluasi kebutuhan intervensi setelah diagnosis dan masalah ditetapkan.
Evaluasi kebutuhan ini mencakup konsultasi, kolaborasi dengan petugas
layanan kesehatan lain dan melakukan rujukan segera pada kondisi bayi yang
mengalami kegawatdaruratan. Lakukan asuhan kebutuhan segera berdasarkan
acuan buku MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda) pada bayi kejang.
Diberikan penanganan obat anti kejang yaitu :
a. Obat pilihan pertama : Fenobarbital
Dosis 5-10 mg/kgbb i.v. disuntikkan perlahan-lahan selama beberapa
menit. Apabila kejang berlanjut, fenobarbital dapat diulang dengan dosis
maksimal 20 mg/kgbb. Dosis pemeliharaan ialah 5-8 mg/kgbb/hari
dibagi dalam 2 dosis.
b. Obat anti kejang pilihan kedua : Diazepam
Dosis 0,1-0,3 mg/kgbb i.v. disuntikkan perlahan-lahan sampai kejang
berhenti. Dapat diulang pada kejang berulang, tetapi tidak dianjurkan
untuk digunakan pada dosis pemeliharaan.
c. Obat anti kejang pilihan ketiga : Fenitoin (Dilantin)
Dosis 5-10 mg/kgbb i.v. disuntikkan dalam 5-10 menit. Dapat diulang
lagi dalam 5-10 menit. Fenitoin diberikan apabila kejang tidak dapat
diatasi dengan fenobarbital dosis 10-20 mg/kgbb. Sebaiknya fenitoin
diberikan 10-15 mg/kgbb i.v. pada hari pertama, dilanjutkan dengan
dosis peeliharaan 4-7 mg/kgbb i.v. atau oral dalam 2 dosis.

 Langkah ke V (lima): Perencanaan


Rencana pelayanan komprehensif ditentukan berdasarkan tahapan terdahulu
(langkah pertama, kedua, ketiga, dan keempat) untuk mengantisipasi masalah
serta diagnosa. Selain itu perlu untuk mendapatkan data yang belum diperoleh
atau tambahan informasi data dasar. Menurut Bobak, dkk. (2005), penanganan
bayi baru lahir antara lain bersihkan jalan napas, potong dan rawat tali pusat,
pertahankan suhu tubuh bayi dengan cara mengeringkan bayi dengan handuk
kering dan lakukan IMD, berikan vitamin K 1 mg, lakukan pencegahan infeksi

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 24


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
pada tali pusat, kulit dan mata serta berikan imunisasi Hb-0. Monitoring TTV
setiap jam sekali terdiri dari suhu, nadi, dan respirasi.
Kategori Kegiatan
Bayi dengan kelainan/sakit 1. Lakukan asuahan bayi baru lahir
2. Bila bayi terpaksa dirawat
terpisah, haus ada persetujuan dari
ibunya
3. Bayi dirawat sesuai dengan
masalahnya
(Herawani, 2003)

 Langkah ke VI (keenam): Implementasi


Implementasi rencana asuhan yang telah dirumuskan. Rencana yang telah
dirumuskan mungkin semuanya dapat dilaksanakan oleh bidan secara mandiri
atau sebagian dilaksanakan oleh ibu atau tim kesehatan lainnya.
 Langkah ke VII (ketujuh): Mengevaluasi
Evaluasi merupakan suatu penganalisaan hasil implementasi asuhan yang telah
dilaksanakan dalam periode untuk menilai keberhasilannya apakah benar-benar
memenuhi kebutuhan untuk dibantu.Tujuan dari evaluasi atau penilaian adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan implementasi asuhan berdasarkan analisa.

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 25


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022

BAB 3
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 15 MARET 2022 JAM 10.00 WIB


A. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
Identitas Bayi Baru Lahir
Nama : Bayi "X"
Tanggal lahir : 15 Februari 2022 jam 01.00 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke : Pertama

Identitas Orang Tua


Nama Ibu : Ny "S"
Umur : 24 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Penghasilan :-
Alamat Rumah : Jln. S. No 20 Malang

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 26


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
Nama Ayah : Tn "Y"
Umur : 25 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasra
Penghasilan : Rp. 1.500.000,-
Alamat Rumah : Jln. S.No 20 Malang

2. ANAMNESA :
1. Keluhan utama (tgl 15 Maret 2022 jam 10.00 Wib
Ibu mengatakan anaknya tadi di dirumah kejang1x sebentar , anak terlihat lemah, ba
dan teraba panas , tidak mau menyusu, ibu kwatir terjadi kejang lagi.
2. Riwayat Kesehatan Ibu
a. Usia Kehamilan : Aterm (39 minggu)
b. Riwayat penyakit selama kehamilan : Tidak ada
c. Riwayat Antenatal : Gerakan janin selama hamil aktif,
status TT ibu :T5, penyakit/masalah kesehatan selama hamil tidak ada, ibu biasa
periksa di Puskesmas 4x kali selama hamil
d. Persalinan : Bayi lahir spontan letak belakang kepala, hidup, laki-laki, tanggal
14-02-2022 jam 01.00 WIB, APGAR SCORE 1 menit pertama : 7, 5 menit
kedua : 9 ; kelahiran bayi normal; tidak ada lilitan tali pusat, tidak ada kelainan
tali pusat, tempat lahir di BPM.
e. Kebiasaan merokok : Ibu tidak memiliki kebiasaan merokok
f. Kebiasaan minum jamu : Ibu tidak pernah mengkonsumsi minum jamu

B. DATA OBYEKTIF
1. KEADAAN UMUM : LEMAH
a. Suhu Tubuh : 39 oC
b. RR : 32/menit
c. Nadi : 98 x/mnt
d. Refleks : Lemah

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 27


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
e. Berat : 4.000 gram (Berat lahir 2800g)
f. Panjang badan: 53 cm
g. BAB : + BAK : +

2. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE


a. Kepala :
Fontanel mayor : Teraba lunak dan berdenyut, batasnya tegas, datar dan tidak
menonjol/cekung
Sutura Sagitalis : Teraba tepat/rapat dan tidak terpisah/menjauh
Lingkar kepala: 35 cm
b. Mata : simetris kanan kiri, tampak berputar-putar,konjungtiva pucat, sklera
ikterik.
c. Telinga : Telinga normal, simetris
d. Mulut : simetris atas dan bawah, tidak ada labia skizis,gusi merah , tidak ada
laserasi, tidak ada bintik putoh di lidah,mulut keluar saliva
e. Dada : Simetris, pergerakan dinding dada bergerak waktu bernapas, bunyi
jantung dangkal, cepat dan tidak teratur
f. Abdomen :
Bentuk : Simetris, perut teraba lunak/lembek, tidak ada kelainan
Pusar : normal,tidak ada hernia
g. Genetalia : keluar air kencing dari kemaluan
Scrotum : Testis sudah turun
h. Anus : + normal,keluar BAB ,konsistensi lembek,kekuningan
i. Ekstremitas :
Atas : simetris, kulit tampak biru,teraba panas , tidak ada kelainan
Bawah : simetris, kulit tampal biru, teraba panas,tidak ada kelainan
Kuku : lengkap, warna kebiruan
Pergerakan : ekstensi/ fleksi tonik pada ekstremitas, gerakan seperti mengayuh
sepeda, kaku otot pada ekstremitas
j. Kulit : turgor + ada, warna kebiruan

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG : -

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 28


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022
C. ANALISA :
Bayi muda By. "X" umur 1 bulan dengan kejang demam

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberikan penjelasan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan dan kondisi
bayi Muda By. "X" bayi saat ini
2. Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tindakan yang akan diberikan
kepada bayi muda By. "X"
3. Menjelaskan dan meminta ibu / keluarga untuk mengisi dan menandatangani inform
consent
4. Meletakkan By "X" dalam tempat yang datar,terang dan hangat.
5. Memastikan bahwa By "X" tidak kedinginan.
6. Membersihkan Jalan nafas bayi dengan tindakan penghisapan lendir diseputar
mulut, hidung sampai nasofaring.
7. Memberikan oksigen nasal
8. Kolaborasi dengan dokter Puskesmas untuk pemberian terapi :
a. Pemberian cairan infus / Intravena
b. Steolid perrectal
c. Cek gula darah
9. Memberi obat anti kejang dan terapi sesuai advis dokter
10. Menilai kondisi bayi selama 15 menit, memperhatikan kelainan fisik yang ada.
11. Apabila kejang sudah teratasi, diberi cairan infus Dekstrose 10% dengan
kecepatan 60 ml/kgbb/hari dan ambil bahan untuk pemeriksaan laboratorium
untuk mencari faktor penyebab kejang.
12. Menyiapkan rujukan ke RS
a. Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang tindakan rujukan untuk by
"X" dan menyiapkan inform consent tindakan rujukan
b. Menyiapkan dokumentasi rujukan, tindakan yang sudah dilaksanakan : SOAP
c. Menyiapkan dokumen kelengkapan pembiayaan (BPJS,Jampersal,Umum)
d. Kolaburasi dengan RS tujuan rujukan,untuk kesiapan fasilitas, ketenagaan /
dokter Spesialis
e. Kolaburasi dengan tenaga perujuk(Bidan, Persawat) dan ambulance
f. Melakukan rujukan dengan BAKSOKUDA.

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 29


Askeb By "X" umur 1 bln dengan Kejang Demam 2022

KELOMPOK 4 _ PELATIHAN JABFUNG BIDAN AHLI ANGKATAN II 30

Anda mungkin juga menyukai