PENGANTAR USAHATANI FAKTOR SOSIAL DAN KOMUNIKASI DALAM USAHATANI
Oleh: Kelompok 3 Ahmad Ismail Ridho (185040207111044) Setya Puji Raharja (185040200111222) Teguh Dharmawan Aprilianto (185040200111004)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “penyuluhan pertanian sebagai suatu sistem pemberdayaan petani”? Penyuluhan pertanian sebagai sebagai suatu sistem pemberdayaan petani merupakan suatu sistem pendidikan non formal bagi keluarga petani yang bertujuan membantu petani dalam meningkatkan keterampilan teknis, pengetahuan, mengembangkan perubahan sikap yang lebih positif dan membangun kemandirian dalam mengelola lahan pertaniannya. Penyuluhan pertanian sebagai perantara dalam proses alih teknologi maka tugas utama dari pelayanan penyuluhan adalah memfasilitasi proses belajar, menyediakan informasi teknologi, informasi input dan harga input-output serta informasi pasar (Badan SDM Pertanian, 2003).
2. Jelaskan statement berikut, setujukah anda bahwa “sistem penyuluhan
kurang terpadu dan tenaga penyuluh lapangan masa kini kurang berfungsi sehingga petani kehilangan partner kerja dalam proses alih teknologi”? Setuju, Karena petani perlu meningkatkan kemampuannya terutaman kemampuan tentang teknologi pertanian saat ini. Dengan perkembangan zaman yang cepat pasti akan ada teknologi pertanaian yang lebih efektif dan efisien. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa penerapan teknologi cenderung melambat sehingga timbul berbagai permasalahan yang rumit. Hal tersebut disebabkan oleh lambannya perkembangan inovasi yang ada selama ini. Sistem penyuluhan pertanian harus berinovasi agar proses penyampaian dan adopsi teknologi pertanian dapat berlangsung lebih cepat, efektif dan efisien. Karakteristik petani yang beragam menuntut pentingnya suatu penyelenggaraan penyuluhan yang lebih tepat sasaran dengan pendekatan-pendekatan baru yang lebih objektif. Penentuan sasaran terkait penyuluhan maupun difusi inovasi pertanian dapat dilakukan dengan pendekatan yang mengedepankan fenomena atau gejala-gejala yang terjadi dalam struktur komunitas petani. Fenomena ini dapat terdeskripsi dengan jelas dalam serangkaian pola interaksi dan komunikasi yang terjadi di dalamnya (Purnomo et. al, 2015). Dalam menumbuhkan Komunikasi yang baik dibutuhkan sarana untuk berkomunikasi yang bisa dijangkau oleh semua kalangan petani. Sarana yang diperlukan berbeda – beda dilihat dari situasi dan kondisi di lapangan, misalnya diperlukan komunitas bagi petani yang sudah lanjut usia sehingga penerapan penyuluhan dapat lebih efektif dengan mengutus penyuluh pertanian yang bertugas untuk memberikan inovasi teknologi sekaligus membimbing dalam komunisa tersebut. Berbeda kasus dengan petani yang sudah lanjut usia, petani modern yang masih muda bisa dengan mudah mengakses berbagai macam informasi tentang teknologi pertanian masa kini dengan memanfaatkan gadget sehingga bisa lebih efektif dalam penerapan sistem penyuluhan terpadu (Yuantari et. al, 2016). Berdasarkan hasil analisis oleh (Purnomo et. al, 2015), menyatakan bahwa metode penyuluhan yang paling efektif adalah sekolah lapang, temu lapang dan demplot. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani lebih menyukai penyuluhan yang dipraktekan secara langsung di tempat. Dengan demikian petani menjadi percaya dengan hasil dari penyuluhan dan juga mau melakukan hal yang sama di masing – masing lahan mereka. 3. Sebut dan jelaskan kelembagaan dan sistem penyuluhan di Indonesia! Sejak berlakunya otonomi daerah dengan wewenang penuh pada pemerintah kabupaten/kota melakukan perubahan kelembagaan penyuluhan yang disatukan dengan Dinas Pertanian mengakibatkan penyelenggaraan penyuluhan pertanian mengalami stagnasi. Sistem penyuluhan terdiri dari metode-metode, pendekatan-pendekatan dan kelembagaan atau organisasi. Secara makro sistem penyuluhan terdiri dari dua bagian yaitu sistem penyaluran/penyampaian (delivery system) dan sistem penerimaan/penerapan (receiving/adopsion system(Badan Litbang Pertanian, 2001). Kelembagaan penyuluhan merupakan faktor penting dalam sistem penyuluhan, tanpa kelembagaan penyuluhan maka penyelenggaraan penyuluhan tidak bisa berjalan dengan baik. Lembaga penyuluhan berperanan dalam menyelenggarakan program penyuluhan dengan melakukan penyebarluasan teknologi dari sumber teknologi kepada pengguna (petani) atau klien di dalam sistem sosial. Oleh karena itu lembaga penyuluhan mulai dari pusat, propinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan tingkat desa harus menjalin hubungan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program, baik secara fungsional maupun secara operasional dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Penyelenggaraan kegiatan penyuluhan di Indonesia masih berdiri sendiri dan belum ada suatu model atau sistem penyuluhan pertanian yang disepakati bersama. Kondisi penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang telah berjalan saat ini belum merupakan suatu kesatuan sistem secara koordinasi, sinkronisasi program dan integrasi. Hubungan antara sumber teknologi sebagai pemasok pengadaan inovasi (generating system) dengan lembaga penyuluhan yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab pada sistem penyampaian (delivery system) dan sistem penerimaan (receiving system) masih berdiri sendiri dalam merancang pola pengembangan inovasi teknologi yang dibutuhkan masyarakat petani atau sistem sosial. Badan Pengembangan SDM Pertanian (2003), menguraikan beberapa kondisi menyangkut program dan penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Indonesia. 1. Penyusunan program penyuluhan pertanian di kabupaten/kota dan penyusunan program di BPP/kecamatan tidak dilakukan menyebabkan pemerintah kabupaten/kota tidak mempunyai program yang jelas untuk memfasilitasi penyelenggaraan penyuluh di BPP/kecamatan. Penyuluh pertanian di BPP/kecamatan dengan tidak adanya program penyuluhan pertanian tidak dapat mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi petani yang berada di wilayah kerja BPP (WKBPP). 2. Kegiatan penyuluhan pertanian masih berdiri sendiri, belum diperlakukan sebagai bagian dari suatu sistem pemberdayaan atau bagian dari “delivery system”. Hal ini menyebabkan terputusnya jaringan kerjasama antara penyuluh pertanian dengan kegiatan pemberdayaan petani lainnya (penelitian, penyediaan sarana produksi pertanian, pengolahan hasil dan pemasaran). 3. Sering dilaksanakan tidak memenuhi prinsip-prinsip penyuluhan, menyebabkan tidak efektifnya penyelenggaraan penyuluhan pertanian. 4. Penyelenggaraan penyuluhan pertanian masih dalam nuansa keproyekan belum ke nuansa keberlanjutan (sustainablelity); menyebabkan tidak terjaminnya kontinuitas penyelenggaraan penyuluhan pertanian sebagai bagian dari pembangunan pertanian. 5. Masing-masing Dinas mempunyai kegiatan penyuluhan sendiri walaupun “beneficiaris”nya sama sehingga sering membingungkan beneficiaris (petani/kelompoktani). 6. Belum mendorong kemitraan dengan swasta dan petani (kontaktani, organisasi profesi, assosiasi petani, LSM/NGO perusahaan swasta). Keadaan ini menyebabkan keterlibatan dan penumbuhan penyuluh pertanian swasta dan swakarsa, sebagai bagian dari jaringan penyuluhan pertanian, kurang berjalan dengan baik. 4. Sebut dan jelaskan hambatan-hambatan petani dalam berkomunikasi! Menurut anda apakah ICT dapat membantu penyuluhan pertanian di Indonesia? Hambatan petani dalam berkomunikasi karena komunikasi yang dilaksanakan oleh orang yang lebih tinggi pangkat atau derajatnya terhadap bawahan (downward communication) tidak banyak mengalami kesulitan, tetapi sebaliknya komunikasi yang berjalan ke atas (upward communication) besar kemungkinan akan mengalami hambatan. Komunikasi ke atas lebih sulit dibandingkan komunikasi ke bawah. Ada empat alasan yang mendasari mengapa komunikasi ke atas terlihat sangat sulit. Pertama, adanya kecenderungan petani menyembunyikan pikiran mereka. Kedua, petani cenderung melihat orang lain yang lebih tinggi tidak akan tertarik dengan masalah yang sedang mereka hadapi. Selanjutnya, sering orang yang lebih tinggi tidak berhasil memberi penghargaan (prestasi kerja) kepada petani yang telah melakukan komunikasi ke atas. Terakhir, adanya perasaan bahwa orang yang lebih tinggi tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan petani. Petani merasa dirinya tidak memiliki kuasa untuk menyampaikan sesuatu kepada orang yang lebih tinggi. Kalaupun ada, itupun adalah sesuatu yang mereka terima dari sesama petani lainnya. Petani merasa kesulitan untuk berkomunikasi ke atas karena alasan adanya perasaan bahwa orang yang lebih tinggi tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai. Dan juga penyebab terjadinya hambatan dalam berkomunikasi yaitu lemahnya sumberdaya manusia yang tersedia, pola pikir, sikap, dan tindakan terhadap lingkungan hidup dapat menjadi penghambat dalam komunikasi karena petani yang sudah berpengalaman, rata‐rata telah berumur tua dan telah mengenal budidaya tanaman secara turun menurun sehingga bagi mereka informasi yang diberikan oleh para penyuluh bukanlah hal yang baru untuk mereka. Petani tidak akan mencari sebuah informasi mengenai usahatani karena petani berfikir bahwa dengan pengalaman yang dimiliki telah cukup untuk menjalankan usahataninya. Pola pikir tersebut yang menghambat komunikasi antara petani dan penyuluh. Di sisi lain petani yang telah berpengalaman merasa sudah sering mendapatkan penyuluhan dari instansi terkait tapi hanya sebatas pemberitahuan sehingga mereka menganggap bahwa penyuluh datang ke tempat mereka hanya untuk melaksanakan program kerja penyuluh saja. (Alawiyah, 2016) Dan untuk permasalahan pada petani yang pertama yaitu penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian. Dari segi kualitas, faktanya lahan dan pertanian kita sudah mengalami degradasi yang luar biasa, dari sisi kesuburannya akibat dari pemakaian pupuk an-organik. Masalah kedua yang dialami saat ini adalah terbatasnya aspek ketersediaan infrastruktur penunjang pertanian. masalah ketiga adalah adanya kelemahan dalam sistem alih teknologi. Ciri utama pertanian modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas pasokan yang terus menerus harus selalu meningkat dan terpelihara. Produk-produk pertanian kita baik komoditi tanaman pangan (hortikultura), perikanan, perkebunan dan peternakan harus menghadapi pasar dunia yang telah dikemas dengan kualitas tinggi dan memiliki standar tertentu. Tentu saja produk dengan mutu tinggi tersebut dihasilkan melalui suatu proses yang menggunakan muatan teknologi standar. masalah keempat, muncul dari terbatasnya akses layanan usaha terutama di permodalan. Yang terakhir menyangkut, masalah kelima adalah masih panjangnya mata rantai tata niaga pertanian, sehingga menyebabkan petani tidak dapat menikmati harga yang lebih baik, karena pedagang telah mengambil untung terlalu besar dari hasil penjualan. Saat ini teknologi informasi telah berkembang sangat cepat, hampir disemua sektor telah memanfaatkan teknologi informasi untuk dan laporan serta evaluasi. tidak hanya itu saja, teknologi informasi juga dipakai sebagai media komunikasi antar individu ataupun dengan lembaga, baik formal ataupun informal. media sosial sebagai sarana komunikasi yang sekarang telah berkembang pesat telah mematahkan sekat sekat kota dan desa, menembus batas teretorial negara serta bisa diterima dengan berbagai bahasa. sehingga sering penguasaan serta kebutuhan teknologi informasi ini dikaitkan dengan komunikasi, sehingga sering orang menyebutnya dengan istilah teknologi informasi dan komunikasi. dalam era globalisasi yang semakin menguat, penguasaan terhadap teknologi komunikasi dan informasi merupakan keharusan yang tak lagi bias ditawar. teknologi diyakini sebagai alat pengubah. sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya. ICT diyakini berperan penting dalam pengembangan bisnis, kelembagaan organisasi, dan juga mampu mendorong percepatan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat. teknologi juga memegang peranan penting dalam pengembangan pertanian. teknologi dimafaatkan dalam tiga cabang utama pertanian yaitu penanaman, peternakan, dan perikanan. salah satu contoh teknologi informasi komunikasi yaitu internet. internet menyajikan dunia secara tanpa batas. lewat sarana inilah diharapkan dapat digunakan untuk mencari segala informasi yang dibutuhkan dan dapat pula digunakan oleh masyarakat desa untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian melalui korespondensi dengan orang lain atau perusahaan di berbagai penjuru dunia baik informasi terkini maupun informasi terlama bisa didapat dan dikirimkan dengan cepat. selama ini masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa disebabkan kurangnya informasi yang baru dan tepat. informasi dari internet berfungsi sebagai langkah awal untuk menyelesaikan masalah yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan yang lain. internet memberi informasi kepada para petani dalam pemeliharaan tanaman dan hewan, pemberian pupuk, irigasi, ramalan cuaca dan harga pasaran. manfaat internet menguntungkan para petani dalam hal kegiatan advokasi dan kooperasi. internet juga bermanfaat untuk mengkoordinasikan penanaman agar selalu ada persediaan di pasar, lebih teratur dan harga jual normal. jika para petani memerlukan informasi khusus yang tidak dapat segera dilayani para petugas penyuluhan pertanian, maka mereka bisa mendapatkan informasi tersebut dari internet. 5. Jelaskan pernyataan berikut: “aktivitas interaksi sosial dan tindakan komunikasi itu dilakukan baik secara verbal, non verbal maupun simbolis”! Setiap individu yang berinteraksi dengan individu lain tentu di dalamnya melakukan komunikasi. Komunikasi tidak hanya sebatas kata-kata yang secara lisan maupun tulisan saja, namun juga melibatkan komunikasi dengan bahasa tubuh atau body language, dalam bahasa komunikasinya dikenal dengan komunikasi secara non verbal (Aprianti, 2017). Individu berkumpul dan membentuk suatu kebiasaan, memiliki kecenderungan minat yang sama, tujuan yang sama, serta membutuhkan informasi yang kemudian terjalin suatu komunikasi hingga akhirnya menjadi wadah berkumpul dalam sebuah kelompok. Sebuah kelompok lahir karena memiliki minat yang sama, tujuan yang sama dan membutuhkan lingkungan yang mendukung minatnya. Seperti halnya kelompok tani yang beranggotakan orang-orang yang berprofesi sebagai petani. Mempelajari dan membagikan informasi mengenai pertanian serta penggunaan istilah- istilah pertanian sebagai salah satu bentuk komunikasi. Dalam komunikasinya anggota kelompok melibatkan komunikasi verbal dan non verbal, bahkan simbol yang mana banyak mengadopsi bahasa atau istilah dalam dunia pertanian yang maknanya mungkin hanya dipahami oleh para anggota kelompok. DAFTAR PUSTAKA Alawiyah, W. 2016. Perbedaan metode komunikasi pertanian yang diberikan terhadap pengetahuan dan keterampila petani dalam penerapan teknologi pertanian di Desa Teluk Dawan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. J. Ilmiah. 16 (1) : 148- 152. Aprianti, A. 2017. Perilaku Komunikasi Verbal Dan Non Verbal Pecinta Kereta Api (Studi Pada Komunitas Edan Sepur Indonesia). Jurnal Liski, Vol. 3. No. 1 Badan Litbang Pertanian. 2001. Rancangan Dasar Prima Tani (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta. Badan Pengembangan SDM Pertanian. 2003. Nasional Pengembangan Penyuluh Pertanian. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Purnomo, Eddy., N. Pangarsa., K. B Andri., M. Saeri. 2015. Efektivitas Metode Penyuluhan Dalam Percepatan Transfer Teknologi Padi di Jawa Timur. Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran. 1(2): 192-204. Yuantari, MG. Catur., A. Kurniadi., Ngatindriatun. Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Pemasaran Hasil Pertanian di Desa Curut Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Jurnal Techno.COM. 15(1): 43 – 47.