RANI NURAENI
C.0105.16.031
A. Definisi
B. Etiologi
1. Factor genetic
2. Factor-faktor imunilogi
3. Faktor lingkungan
C. Manifestasi Klinis
b. Polyuria
c. Polydipsia
d. Polyphagia
Penumpukan asam lemak keton dalam darah dan urin terjadi akibat
katabolisme abonormal lemak sebagai sumber energy. Ini dapat
mengakibatkan asidosis dan koma
i. Mata kabur
a. Immune mediated
b. Idiopatik
2. DM tipe 2
3. DM tipe lain
d. Gangguan endokrin
Biasanya, diabetes tipe ini sering terjadi pada anak dan remaja
tetapi kadang-kadang juga terjadi pada orang dewasa, khususnya yang
non obesitas dan mereka yang berlanjut usia ketika hiperglikemia
tampak pertama kali. Keadaan tersebut merupakan suatu gangguan
katbolisme yang disebabkan karena hampir tidak terdapat insulin
dalam sirkualsi, glukogen plsma meningkatkan dan sel-sel B pancreas
gagal merespon semua stimulus insulinogenik. Oleh karena itu,
diperlukan pemberian insulin eksogen untuk memperbaiki
katabolisme, mencegah ketosis, dan menurunkan hiperglukagonemia
dan peningkatan kadar glukosa darah (Tandra,2007)
F. Pathway
Faktor genetik
Ketidak seimbangan Gula darah tidak dapat
Infeksi virus Kerusakan sel beta
produksi sel insulin dibawa masuk oleh sel
Pengrusakan imunologik
Dieresis osmotik Vikositas darah meningkat Syok hiperglikemik Kerusakan pada antibodi
Resiko gannguan
Resiko syok Kehilangan kalori Ganggrene
integritas kulit/jaringan
Polidipsia
Asam lemak Keton ureum
Polipagia
Defisit Nutrisi
Keteadosis
G. Pemeriksaan penunjang
e. Elektrolit :
H. Discharege Planning
I. Komplikasi
1) Hipoglikemia
2) Koma diabetic
Koma diabetic ini timbul karena kadar darah dalam tubuh terlalu
tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dl. Gejala koma diabetic
yang sering timbul adalah :
Nafsu makan menurun (biasanya diabetisi mempunyai
nafsu makan yang besar )
2) Katarak
4) heoatomegali
A. Pengkajian
a. Identitas
Merupakan identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomer
register, tanggal pengkajian, dan doagonsa medis. Identitas ini
digunakan untuk membedakan klien satu dengan yang lain.
b. Keluhan utama
Data objektif
c. Kedaan Umum
Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat
kesadaran kualitatif atau GCS dan respon verbal klien.
d. Tanda-tanda Vital
Meliputi pemeriksaan :
1. Tekanan darah
2. Pulse rate
3. Respirate rate
4. Suhu
e. Pemeriksaan fisik
1. Insfeksi
2. Palpasi
3. Aukultasi
C. Diagnosa
1. Defisit Nutrisi
2. Resiko Syok
3. Resiko Infeksi
4. Retensi Urine
7. Keletihan
8. Ansietas
D. Interventasi
1. Defisit Nutrisi
Intervensi Utama :
Manajemen Nutrisi
Definisi Tindakan
Mengidentifikasi Observasi
dan mengelola - Identifikasi status nutrisi
asupan nutrisi yang - Identifikasi alergi dan intoleransi
seimbang makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutrient
- Identifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastric
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Teraupetik
- Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitas menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuia
- Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
protein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetic). Jika perlu
- Kolablrasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah untuk
menetukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika
perlu
2. Resiko Syok
Intervensi Utama :
Pencegahan Syok
Definisi Tindakan
Mengindentifikasi Obervasi
dan menurunkan - Monitor status kardiopulmonal
resiko terjadiya (frekuensi dan kekuatan nadi,
ketidakmampuan frekuensi napas, TD, MAP)
tubuh - Monitor status oksigenasi
menyediakan (oksimetri nadi, AGD)
oksigen dan - Monitor datus cairan (masukan dan
nutrient untuk haluaran, turgor kulit, CRT)
mencukupi - Monitor tingkat kesadaran dan
kebutuhan jaringan respon pupil
- Periksa riwayat alergi
Teraupetik
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen
>94%
- Persiapkan intubasi dan ventialsi
mekanis, jika perlu
- Pasang jalur IV, jika perlu
- Pasang kateter urine untuk menilai
produkis urine, jika perlu
- Lakukan skintest untuk mencegah
reaksi alergi
Edukasi
- Jelaskan penyebab/ factor resiko
syok
- Jelaskan tanda dan gejala awal
syok
- Anjurkan melapor jika
menenmukan/merasakan tanda dan
gejala awal syok
- Anjurkan memperbanyakan asupan
cairan oral
- Anjurkan menghindari allergen
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian IV, jika
oerlu
- Kolaborasi pemberian transfuse
darah, jika perlu
- Kolaborasi pemberian
antiimflamsi, jika perlu
3. Resiko Infeksi
Intervensi Utama :
Pencegahan Infeksi
Definisi Tindakan
Mebgidentifikasi Observasi
dan menurunkan - Monitor tanda dan gejala infeksi
resiko terserang local dan sistemik
organisme Teraupetik
patogenik - Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada area
edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptic pada
pasien berisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara memncuci tangan
dengan benar
- Anjurkan menibgkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
caira
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu
4. Retensi Urine
Intervensi Utama :
Kateterisasi Urine
Definisi Tindakan
Memasukan selang Observasi
kateter urine ke - Periksa kondisi pasien (mis.
dalam kandung Kesadaran, tanda-tanda vital,
kemih daerah perineal, distensi kandung
kemih, inkontinesia urine, reflex
berkemih)
Teraupetik
- Siapkan peralatan, bahan-bahan
dan ruangan tindakan
- Siapkan pasien, bebaskan pakaian
bawah dan posisikan dorsal
rekumben (untuk wanita, dan
supine (untuk laki-laki)
- Pasang sarung tangan
- Bersihkan daerah perineal atau
preposium dan cairan NaCl atau
aquades
- Lakukan insersi kateter urine
dengan menerapkan perisnsip
aseptik
- Sambunhkan kateter urine dengan
urine bag
- Isi balon dengan NaCl 0.9% sesuai
anjuran pabrik
- Fiksasi selang kateter diatas
simpisis atau paha
- Pastikan kantung urine ditempatkan
lebih rendah dari kandung kemih
- Berikan label waktu pemasangan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemasangan kateter urine
- Anjurkan menarik nafas saat insersi
selang kateter
Perawatan Sirkulasi
Definisi Tindakan
Observasi
- Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi
perifer, edema, pengisian kapiler,
warna, suhu, angkle brachial index)
- Identifikasi factor resiko gangguan
sirkulasi (mis. Diabetes, perekok,
orang tua, hipertensi, dan kadar
kolestrol tinggi)
- Monitor panas, kemerahan, nyeri,
atau bengkak pada ekstermitas
Teraupetik
- Hindari pemasangan infus atau
pengmabilan drah diatrea
keterbatasan perfusi
- Hindari pengukuran tekanan darah
pada estermitas pada keterbatasan
perfusi
- Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada area
yang cedera
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan pearwatan kaki dan kuku
- Lakukan hidrasi
Edukasi
- Anjurkan berolahreaga rutin
- Anjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis.
Rendah lemak jenuh, minyak ikan,
omega 3)
- Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan (mis.
Rasa sakit yang tidak hilang saat
istirhat, luka tidak sembuh,
hilangnya rasa)
Intervensi Utama :
Definisi Tindakan
Mengidentifiaksi Observasi
dan merawat kulit - Identifikasi penyebab gangguan
untuk menjaga integritas kulit (mis. Perubahan
keutuhan, sirkualsi, perubahan status nutrisi,
kelembaban dan penurunan kelembaban, suhu
mencegah lingkungan ekstrem, penurunan
perkembangan mobilitas)
mikroorganisme Teraupetik
- Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
baring
- Lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang, jika perlu
- Bersihkan perineal dengan air
hangat, terutama selama periode
diare
- Gunakan produk berbahan
petroleum atau minyak pada kulit
kering
- Hindarai produd berbahan dasar
alcohol pada kulit kering
Edukasi
- Anjurkan menggunakan pelembab
(mis. Lotion, serum)
- Anjurkan minum air yang banyak
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Asupn meningkatkan asupan buah
dan sayur
- Anjurkan menghindari terppar suhu
ekstrem
- Anjurkan mandi menggunakan
sabun secukupnya
7. Keletihan
Intervensi Utama :
Edukasi aktivitas/istirahat
Definisi Tindakan
Mengajarkan Obervasi
pengaturan - Identifikasi kesiapan dan
aktivitas dan kemampuan menerima informais
istirahat Teraupetik
- Sediakan materi dan media
pengaturan aktivitas dan istirahat
- Jadwalkan pemberian pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan kepada pasien
dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan pentingnya melakukan
aktifitas fisik / olahraga secara rutin
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok, aktivitas bermain, atau
aktivitas lainnya
- Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (mis.
Kelelahan, sesak nafas saat
aktivitas)
- Ajarkan cara mengidentifikasi
target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
8. Ansietas
Intervensi Utama :
Terapi Bermain
Definisi Tindakan
Menggunakan Observasi
mainan atau media - Identifikasi perasaan anak yang
untuk memfasilitasi diungkapkan selama bermain
anak adalam - Monitor penggunaan peralatan
mengkomunikasika bermain anak
n persepsi, - Monitor respons anak terhadap
pengetahuan dan terapi
penugasan anak - Monitor tingkat kecemasan anak
terhadap selama terapi
lingkungannya Teraupetik
- Ciptakan lingkungan yang aman
dan nyaman
- Sediakan waktu yang cukup untuk
memungkinkan sesi bermain
efektif
- Atur sesi bermain untuk
menfasilitasi hasil yang
diinginkan
- Tetapkan batasan untuk sesi
latihan teraupetik
- Sediakan peralatan bermain yang
aman, sesuai kreatif, tepa guna,
peralatan yang merangsang
perkembangan anak, yang dapat
mendorong ekspresi pengetahuan
dan perasaan anak
- Motivasi anak untuk berbagi
perasan, pengetahuan, dan
persepsi
- Komunikasikan penerimaan
perasaa, baik positif maupun
negatif, yang diungkapkan melalui
permainan
- Lanjutkan sesi bermain secara
teratur untuk membangun
kepercayaan dan mengurasi rasa
takut akan peralatan atau
perawatan yang tidak dikenal
- Dokumentasikan pengamatan
yang dilakukan selama sesi
bermain
Edukasi
- Jelaskan tujuan bermain bagi anak
dan orang tua
- Jelaskan prosedur bermain kepada
anak dan atau orang tua dengan
Bahasa yang mudah dipahami
DAFTAR PUSTAKA
1. [Online]
https://id.scribd.com/document/428714784/asuhan-keperawatan-anak-2-
juvenile-diabetes-dock.
2. [Online]
https://www.academia.edu/15996339/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_ANAK_
DENGAN_DM_JUVENILE.
3. [Online]
HTTPS://kupdf.net/download/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-
dm=1_5af3c38ce2b6f5f80efbfeb8_pdf.
4. Nurarif, Amin Huda and Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta :
MediAction, 2015.
5. PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Indonesia, 2016.
6. PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi I Cetakan II. Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2018.