LAPORAN
Oleh
Hani Rahmawati
NIM G1A160020
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Hani Rahmawati
G1A160020
Bandung,……………………..2019
Menyetujui :
3
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................1
LAPORAN PENDAHULUAN BRONCHOPNEUMONIA..............................................1
A. Definisi.......................................................................................................................1
B. Etiologi.......................................................................................................................2
C. Manifesfestasi Klinis..................................................................................................3
D. Faktor Risiko..............................................................................................................8
E. Masalah yang Lazim Muncul.....................................................................................9
F. Discharge Planning..................................................................................................10
G. Patofisiologi.............................................................................................................11
.........................................................................................................................................12
H. Intervensi..................................................................................................................13
BAB II.............................................................................................................................21
LAPORAN KASUS.........................................................................................................21
LAPORAN KASUS PROGRAM ORIENTASI KLINIK KEPERAWATAN ANAK II DI
RUANG KENANGA RSUD SOREANG KABUPATEN BANDUNG.........................21
I. Pengkajian................................................................................................................21
II. Riwayat Kesehatan...................................................................................................23
III. Pemeriksaan Fisik................................................................................................32
IV. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0-6 Tahun)................................................39
V. Data Penunjang........................................................................................................40
VI. Analisa Data.........................................................................................................42
VII. Rencana Asuhan Keperawatan.............................................................................44
VIII. Catatan Perkembangan.........................................................................................75
DISCHARGE PLANNING..............................................................................................79
ii
BAB III............................................................................................................................80
PENUTUP.......................................................................................................................80
A. Kesimpulan..............................................................................................................80
B. Saran........................................................................................................................80
LAMPIRAN- LAMPIRAN..............................................................................................82
SATUAN ACARA PENYULUHAN BRONCHOPNEUMONIA...................................83
Lampiran Materi..............................................................................................................85
iii
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbercak, teratur dalam salah satu atau lebih area
terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan
di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002)
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya
menyerang di bronbkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat
mokopurulen yang bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh
eksudat mokopurulen yang membentuik bercak-bercak konsolidasi di lobuli
yang berdekatan. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi
saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit yang
melemahkan daya tahan tubuh. (Sudigdio dan Imam Supardi, 1998)
Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan
oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
melibatkan bronkus atau bronkiolus berupa distribusi berbentuk bercakbercak
(patchy distribution) (Bradley et al., 2011). Bronkopneumonia merupakan
inflamasi paru yang terfokus pada inflamasi paru pada area bronkiolus dan
memicu produksi eksudat mukopurulen yang dapat mengakibatkan obstruksi
saluran respiratori berkaliber kecil dan menyebabkan konsolidasi yang merata
ke lobulus yang berdekatan (Marcdante et al., 2014). Bronkopneumonia
1
adalah radang saluran pernapasan yang terjadi dari bronkus sampai alveolus
paru (Samuel, 2014).
2
2
B. Etiologi
Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme pathogen. Orang normal dan
sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan
yang terdiri atas : reflek glottis dan batuk, adanya lapisan mucus, gerakan silia
yang menggerakkan kuman keluar dari organ dan sekresi humoral setempat.
1. Faktor infeksi
Di negara berkembang pneumonia pada anak terutama disebabkan
oleh bakteri. Bakteri yang sering menyebabkan pneumonia adalah
Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenzae, dan
Staphylococcus aureus. Sedangkan di negara maju, pneumonia pada anak
paling sering disebabkan oleh virus, selain bakteri atau campuran virus
dan bakteri.Virus yang terbanyak ditemukan adalah Respiratory
Syncytical Virus (RSV), Rhinovirus, dan virus Parainfluenza. Bakteri
3
C. Manifesfestasi Klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada awal, penderita
bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil,
demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas
menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis. (Barbara C. Long,
1996 : 35)
4
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboraturium
- Pemeriksaan darah
- Pemeriksaan sputum
- Analisa gas darah
6
- Kultur darah
- Sampel darah, sputum dan urin
2. Pemeriksaan Radiologi
- Rontgenogram Thoraks
- Laringoskopi / bronkospi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan antara lain :
1. Menjaga kelancaran pernafasan
2. Kebutuhan Istirahat
Pasien ini sering hiperpireksia maka pasien perlu cukup istirahat, semua
kebutuhan pasien harus ditolong di tempat tidur.
3. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pasien bronchopneumonia hampir selalu mengalami masukan makanan
yang kurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan
cairan yang kurang dapat menybabkan dehidrasi. Untuk mencegah
dehidrasi dan kekurangan kalori dipasang infus dengan cairan glukosa 5 %
dan NaCl 0,9 %.
4. Mengontrol Suhui Tubuh
5. Pengobatan
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Akan tetapi,
karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka
biasanya dibnerikan Penisilin ditamhbah dengan Cloramfenikol atau
diberikan antibiotik yang mempunyai spectrum luas seperti Ampisilin.
Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari. Karena sebagian
besar pasien jatuh ke dalam asidosis metabolic akibat kurang makan dan
hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas
darah arteri.
D. Faktor Risiko
Banyak faktor risiko yang menyebabkan tingginya angka mortalitas
bronkopneumonia di negara berkembang. Faktor risiko tersebut antara lain
adalah : pneumonia yang terjadi pada masa bayi, berat badan lahir rendah
(BBLR), tidak mendapat imunisasi campak, tidak mendapat ASI eksklusif,
malnutrisi, defisiensi vitamin A, tingginya prevalensi kolonisasi bakteri
patogen di nasofaring, dan tingginya pajanan terhadap polusi udara (polusi
industri atau asap rokok) (Rahajoe, Supriyanto dan Setyanto, 2010).
9
F. Discharge Planning
1. Berhenti merokok
2. Minum banyak air putih dan berhenti minum minuman yang beralkohol
3. Hindari iritan atau allergen yang dapat memperparah penyakit seperti asap
rokok
4. Tingkatkan imunitas tubuh dengan makan makanan yang mengandung
nutrisi seimbang, berolahraga dan cukup istirahat serta mengurangi stress
5. Jika penyakit bertambah parah segera berkonsultasi dengan dokter.
11
G. Patofisiologi
Anoreksia
Eksplorasi meningkat
Ketidakseimbangan nutrisi
Intake kurang kurang dari kebutuhan tubuh Peningkatan metabolisme
H. Intervensi
DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
Respiratory status : Ventilation Airway Suction
Respiratory status : Airway patency
Ketidakefektifan bersihan - Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
jalan nafas b.d inflamasi Kriteria Hasil : - Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
trakeobronkial, pembentukan - Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara
edema, peningkatan produksi - Minta klien nafas dalam sebelum suctioning dilakukan
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
sputum. - Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction
dyspnea (mampu mengeluarkan sputum,
nasotrakeal
mampu bernafas dengan mudah, tidak pursed
- Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
lips)
- Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam setelah kateter
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien
dikeluarkan dari nasotrakeal
tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
- Monitor status oksigen pasien
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
- Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suction
suara nafas abnormal)
- Hentikan suction dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan
Mampu mengidentifikasi dan mecegah faktor
bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
yang dapat menghambat jalan nafas
Airway Management
14
- Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila perlu
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
- Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Keluarkan secret dengan batuk atau suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Lakukan suction pada mayo
- Berikan bronkodilator bila perlu
- Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
- Monitor respirasi dan status O2
dari tanda distress pernafasan - Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara - Lakukan suction pada mayo
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan - Berika bronkodilator bial perlu
dyspnea (mampu mengeluarkan sputum,
- Barikan pelembab udara
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
pursed lips)
- Monitor respirasi dan status O2
Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
Respiratory Monitoring
Nutrition Monitoring
Energy psikomotor
Level kelemahan
Mampu berpindah : dengan atau tanpa
bantuan alat
Status kardiopulmonari adekuat
Sirkulasi status baik
Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi
adekuat
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas - Dorong keluarga pasien untuk membantu pasien makan
turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, - Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
tidak ada rasa haus yang berlebihan. Hypovolemia Management
- Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
- Monitor tingkat Hb dan hematocrit
- Monitor TTV
- Monitor BB
- Monitor adanya tanda gagal ginjal
21
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN KASUS
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
1. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama / Nama panggilan : Willy Azka Putra
2. Tempat tgl lahir / usia : Bandung 16 Maret 2016
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Belum sekolah
6. Alamat : Kp. Sekartejo RT : 02
RW : 03. Desa Pasirhuni
Kecamatan Cimaung
Kabupaten Bandung.
7. Tgl masuk : 04 April 2019 (Jam 10.30
22
23
WIB)
8. Tgl pengkajian : 04 April 2019
9. Diagnosa medik : Bronchopneumonia
10. Rencana terapi :
Kecamatan Cimaung
Kabupaten Bandung.
- - - - -
Keterangan:
= Laki-laki = Perempuan
F. Riwayat Nutrisi
1. Pemberian ASI : 1 kali diberikan sejak lahir namun ASI tidak keluar.
2. Pemberian susu formula
a. Alasan pemberian : ASI tidak keluar
b. Jumlah pemberian : Tidak tentu
c. Cara pemberian : Diberikan susu formula melalui botol susu
(DOT)
d. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
G. Riwayat Psikososial
1. Anak tinggal bersama : Orang tua, di : rumah
2. Lingkungan berada di : Kp. Sekartejo RT : 02 RW : 03. Desa
Pasirhuni Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung.
3. Rumah dekat dengan : Pesawahan, tempat bermain : di sekitar
rumah
4. Kamar klien : Bersama orang tuanya.
5. Rumah ada tangga : Tidak
6. Hubungan antar anggota keluarga : Baik
7. Pengasuh anak : Oleh orang tuanya.
H. Riwayat Spiritual
1. Support sistem dalam keluarga : Orang tua dan keluarga.
2. Kegiatan keagamaan : Anaknya terkadang suka ikut
mengaji di masjid.
I. Reaksi Hospitalisasi
1. Pengalaman keluarga tentang sakit dan riwayat inap
a. Ibu membawa anak ke RS karena : Klien demam naik turun
selama 4 hari dan batuk berdahak 3 hari sebelum masuk RS,
dahak berwarna putih.
b. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak :
Dokter mendiagnosa Bronchopneumonia.
c. Perasaan orang tua saat ini : Cemas dan sedih
29
1. NUTRISI
A. Makan
B. Minum
2. ELIMINASI
4. A. Mandi
B. Oral Higiene
A. Olah Raga
Palpasi
7. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak : Simetris
b. Bentuk wajah : Oval
c. Gerakan abnormal : Taka ada keluhan
d. Ekspresi wajah : Terlihat murung
Palpasi
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : Tidak edema, tidak radang
b. Sclera : Tidak icterus
c. Conjungtiva : Tidak radang, tidak anemis.
d. Pupil : Isokor, refleks pupil terhadap
cahaya
normal membesar dan mengecil
e. Posisi mata : Simetris / tidak : Simetris
f. Gerakan bola mata : Normal
g. Penutupan kelopak mata : Normal
h. Keadaan bulu mata : Tipis
i. Keadaan visus : Normal ( penglihatan tajam)
j. Penglihatan : Tidak kabur
Palpasi :
benjolan.
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga : Normal (sejajar dengan ujung mata)
b. Ukuran / bentuk telinga : Melengkung sempurna
c. Aurikel : Daun telinga sempurna
d. Lubang telinga : Bersih
e. Pemakaian alat bantu : Tidak
Palpasi
Nyeri tekan / tidak : Tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne : Normal
b. Weber : Normal
c. Swabach : Normal
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
35
c. Lidah
Kotor / tidak : Tidak kotor
d. Bibir
Auskultasi
Peristaltik :-
Perkusi
a. Tympani :-
b. Redup/pekak : -
c. Data lain :-
17. Genetalia dan anus : Tidak ada kelainan
18. Ekstermitas
Ekstermitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : Baik
- Pergerakan abnormal : Tidak ada pergerakan abnormal
- Kekuatan otot kanan/kiri : Kekuatan otot tangan kanan dan kiri
baik
- Tonus otot kanan/kiri : Tonus otot tangan kanan dan kiri
baik
- Koordinasi gerak : Koordinasi gerak sesuai
b. Reflex
- Biceps kanan/kiri : Baik
- Triceps kanan/kiri : Baik
c. Sensori
- Nyeri : Tidak ada nyeri
- Rangsang suhu : Baik
- Rasa raba : Normal
Ekstrermitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan : Berjalan pelan-pelan
- Kekuatan kanan/kiri : Kekuatan otot kaki kanan dan kiri
baik.
- Tonus otot kanan/kiri : Tonus otot kaki kanan dan kiri baik
b. Refleks
38
- KPR kanan/kiri :-
- APR kanan/kiri :-
- Babinsky : Baik
c. Sensori
- Nyeri : Tidak ada nyeri
- Rangsang suhu : Baik
- Rasa raba : Baik
Data lain : Tidak ada
19. Status Neorologin
Saraf-saraf cranial
a. Nervus I (olfactorius) :penghidu : Klien dapat membedakan
bau
b. Nervus II (opticus) :penglihatan : Normal
c. Nervus III,IV,VI (oculomotorius, Trochlearis,Abducens)
- Konstriksi pupil : Refleks pupil mengecil saat terkena
cahaya senter
- Gerakan kelopak mata : Mata dapat digerakan ke atas
ke bawah mengikut objek
- Pergerakan bola mata : Mata dapat di gerkana lateral ke kiri
dan kanan mengikuti objek
- Pergerakan mata ke bawah & dalam : Mata dapat digerakan ke
bawah dan kedalam
mengikuti objek
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori : Klien dapat menampakan
ekspresi meringis
- Refleks dagu : Klien dapat mengatupkan
rahang dan mengunyah
dengan baik.
- Refleks cornea : Reflex kornea baik
39
a. Kaku kuduk :-
b. Kerning sign :-
c. Reflex brudzinski :-
d. Reflex lasegu :-
Data lain :-
40
1. Personal sosial :
1) Gosok gigi tanpa bantuan =p
2) Bermain ular tangga =p
3) Bermain tanpa bantuan =p
4) Memakai T-Shirt =p
2. Motorik halus :
1) Menggunakan jari =p
2) Menara dari kubus =p
3) Meniru jenis vertical =p
4) Menara dari 5 kubus =p
3. Bahasa :
1) Mengetahui 3 kata sifat =p
2) Mengartikan 5 kata =p
3) Menyebut 6 warna =p
4) Mengerti 4 kata depan =p
4. Motorik kasar :
1) Berdiri 1 kaki 3 detik =p
2) Melompat dengan 1 kaki =p
3) Berdiri 1 kaki 2 detik =p
4) Berdiri 1 kaki 1 detik =p
41
V. Data Penunjang
A. Laboraturium
Hematokrit 37 % 37-43
Kimia Klinik
B. Rontgen
1. DS : Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
- Ibu klien - Penderita yang dirawat di RS
mengatakan - Penderita yang mengalami
supresi sistem pertahanan
anaknya sesak
tubuh
- Ibu klien - Kontaminasi peralatan RS
mengatakan
anaknya batuk
berdahak
- Ibu klien Jamur, virus, bakteri,
mengatakan protozoa
anaknya sulit
tidur karena
rewel Saluran pernapasan atas
- Ibu klien
mengatakan
anaknya demam
Kuman berlebih dibronkus
DO :
- Keadaan umum
klein tampak Proses peradangan
lemah
- Kesadaran klien
composmentis Akumulasi secret
- GCS : E = 4, M dibronkus
= 6, V = 5.
- Klien tampak
terpasang O2 Ketidakefektifan bersihan
- Klien tampak jalan nafas
sesak
- Klien tampak
43
batuk berdahak
- Tidak tampak
sianosis
- TTV :
N = 112x/menit
R = 45x/menit
Suhu : 38 oC
- Klien
tampak
rewel
DS : bersihan jalan nafas dapat teratasi jika klien demam pada 2. Untuk mengetahui
- Ibu klien mengatakan dengan orangtuanya masuknya cairan ke dalam
anaknya sesak Kriteria hasil : 5. Identifikasi pasien perlunya tubuh.
- Ibu klien mengatakan Menunjukkan jalan nafas yang pemasangan alat jalan nafas 3. Untuk mengetahui keadaan
anaknya batuk berdahak paten (klien tidak merasa tercekik, buatan umum klien
- Ibu klien mengatakan
irama nafas, frekuensi pernafasan 6. Auskultasi suara nafas, catat 4. Untuk mengurangi panas
anaknya sulit tidur
dalam rentang normal, tidak ada adanya suara tambahan karena air hangat
karena rewel
suara nafas abnormal) 7. Kolaborasi mengontrol pemindahan
- Ibu klien mengatakan
anaknya demam Mampu mengidentifikasi dan Beri obat : panas secara perlahan.
DO : mecegah faktor yang dapat 1) Cefotaxime 300 mg IV / 3 x 5. Untuk mengetahui pilihan
- Keadaan umum klein menghambat jalan nafas 2) Amikasin 30 mg IV / 3 x terapi yang tapat
tampak lemah 3) Dexa methasone 4 mg IV / 3 x 6. Untuk mengetahui bunyi
- Kesadaran klien 4) Nebulisasi ½ amp Combivent suara nafas abnormal seperti
45
IMPLEMENTASI
3 x, dexa methasone 4 mg IV / 3 x.
Respon : Klien mau diberikan injeksi obat dan klien tampak meringis ketika di berikan injeksi
IV
Hasil : Klien sudah diberikan obat cefotaxime 300 mg IV / 3 x, amikasin 30 mg IV / 3 x, dexa
methasone 4 mg IV / 3 x via IV Chateter.
10. Operan dinas
= 15.
5. Menganjurkan kompres jika klien demam pada orangtuanya
Respon : Orangtua klien dapat diajak bekerjasama
Hasil : Orangtua klien mengatakan akan mengompres anaknya jika demam.
6. Mengidentifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Respon : Klien dapat diajak bekerjasama
Hasil : Klien akan mendapatkan terapi sesuai advis dokter
7. Mengauskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Respon : Klien dapat diajak bekerjasama
Hasil : Ada suara nafas tambahan ronchi +/+
8. Berkolaborasi dengan dokter pemberian terapi nebulisasi ½ amp Combivent inhalasi / 3 x setiap
8 jam
Respon : Klien dapat diajak bekerjasama
Hasil : Klien sudah diberikan nebulisasi ½ amp Combivent inhalasi
9. Berkolaborasi dengan dokter pemberian obat cefotaxime 300 mg IV / 3 x, amikasin 30 mg IV /
3 x, dexa methasone 4 mg IV / 3 x.
Respon : Klien mau diberikan injeksi obat dan klien tampak meringis ketika di berikan injeksi
IV
Hasil : Klien sudah diberikan obat cefotaxime 300 mg IV / 3 x, amikasin 30 mg IV / 3 x, dexa
methasone 4 mg IV / 3 x via IV Chateter.
54
8 jam
Respon : Klien dapat diajak bekerjasama
Hasil : Klien sudah diberikan nebulisasi ½ amp Combivent inhalasi
8. Berkolaborasi dengan dokter pemberian obat cefotaxime 300 mg IV / 3 x, amikasin 30 mg IV /
3 x, dexa methasone 4 mg IV / 3 x.
Respon : Klien mau diberikan injeksi obat dan klien tampak meringis ketika di berikan injeksi
IV
Hasil : Klien sudah diberikan obat cefotaxime 300 mg IV / 3 x, amikasin 30 mg IV / 3 x, dexa
methasone 4 mg IV / 3 x via IV Chateter.
9. Operan dinas
Hasil : Keadaan umum klien terlihat lemah, kesadaran compos mentis, GCS E : 4, M : 6, V : 5
= 15.
5. Mengidentifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Respon : Klien dapat diajak bekerjasama
Hasil : Klien akan mendapatkan terapi sesuai advis dokter
6. Mengauskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Respon : Klien dapat diajak bekerjasama
Hasil : Ada suara nafas tambahan ronchi +/+
7. Berkolaborasi dengan dokter pemberian terapi nebulisasi ½ amp Combivent inhalasi / 3 x setiap
8 jam
Respon : Klien dapat diajak bekerjasama
Hasil : Klien sudah diberikan nebulisasi ½ amp Combivent inhalasi
8. Berkolaborasi dengan dokter pemberian obat cefotaxime 300 mg IV / 3 x, amikasin 30 mg IV /
3 x, dexa methasone 4 mg IV / 3 x.
Respon : Klien mau diberikan injeksi obat dan klien tampak meringis ketika di berikan injeksi
IV
Hasil : Klien sudah diberikan obat cefotaxime 300 mg IV / 3 x, amikasin 30 mg IV / 3 x, dexa
methasone 4 mg IV / 3 x via IV Chateter.
9. Operan dinas
57
IV
Hasil : Klien sudah diberikan obat cefotaxime 300 mg IV / 3 x, amikasin 30 mg IV / 3 x, dexa
methasone 4 mg IV / 3 x via IV Chateter.
8. Operan dinas
EVALUASI KEPERAWATAN
Kamis 14.00 Ketidakefektifan S : Ibu klien mengatakan sesak anaknya masih ada
04-04-2019 bersihan jalan nafas O : TTV ; N = 110 x/menit, RR = 44x/menit, Suhu = 37,6 oC, infusan terpasang, infusan terpasang,
klien terlihat sesak, keadaan umum klien terlihat lemah, kesadaran compos mentis, GCS E : 4,
M : 6, V : 5 = 15
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
06-04-2019 14.00 bersihan jalan nafas O : TTV ; N = 110 x/menit, RR = 41x/menit, Suhu = 36,4 oC, infusan terpasang, klien terlihat sesak,
keadaan umum klien terlihat lemah, kesadaran compos mentis, GCS E : 4, M : 6, V : 5 = 15
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Minggu Ketidakefektifan S : Ibu klien mengatakan sesak anaknya batuk dan masih sesak
07-04-2019 08.00 bersihan jalan nafas O : TTV ; N = 100 x/menit, RR = 43x/menit, Suhu = 35,8 oC, infusan terpasang, klien terlihat sesak,
keadaan umum klien terlihat lemah, kesadaran compos mentis, GCS E : 4, M : 6, V : 5 = 15
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Minggu Ketidakefektifan S : Ibu klien mengatakan sesak anaknya batuk dan masih sesak
07-04-2019 14.00 bersihan jalan nafas O : TTV ; N = 100 x/menit, RR = 40x/menit, Suhu = 36,5 oC, infusan terpasang, klien terlihat sesak,
keadaan umum klien terlihat lemah, kesadaran compos mentis, GCS E : 4, M : 6, V : 5 = 15
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
Senin 08.00 Ketidakefektifan S : Ibu klien mengatakan batuk dan sesak anaknya berkurang
08-04-2019 bersihan jalan nafas O : TTV ; N = 110 x/menit, RR = 33x/menit, Suhu = 36,2 oC, infusan terpasang, klien terlihat sesak,
keadaan umum klien terlihat lemah, kesadaran compos mentis, GCS E : 4, M : 6, V : 5 = 15
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Sabtu Ketidakefektifan S : Ibu klien mengatakan batuk dan sesak anaknya berkurang
08-04-2019 16.00 bersihan jalan nafas O : TTV ; N = 110 x/menit, RR = 33x/menit, Suhu = 36,2 oC, infusan terpasang, klien terlihat sesak,
keadaan umum klien terlihat lemah, kesadaran compos mentis, GCS E : 4, M : 6, V : 5 = 15
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas sudah teratasi
P : Hentikan intervensi
75
x, dexa methasone 4 mg IV / 3 x.
Sabtu 16.00 S : Ibu klien mengatakan batuk dan sesak anaknya berkurang
08-04-2019 O : TTV ; N = 110 x/menit, RR = 33x/menit, Suhu = 36,2 oC, infusan terpasang, klien terlihat sesak,
1 keadaan umum klien terlihat lemah, kesadaran compos mentis, GCS E : 4, M : 6, V : 5 = 15
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas sudah teratasi
P : Hentikan intervensi
79
DISCHARGE PLANNING
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Petugas Kesehatan
terbaik pada setiap pasien di Rumah Sakit dari awal pasien masuk sampai
pasien pulang.
2. Mahasiswa
3. Instutusi
80
81
LAMPIRAN- LAMPIRAN
83
3. Pokok Materi
1. Pengertian bronchopneumonia
2. Tanda dan gejala bronchopneumonia
3. Penyebab bronchopneumonia
4. Pencegahan bronchopneumonia
- https://www.alodokter.com/kenali-bronkopneumonia-pada-anak-dan-cara-
mencegahnya
- http://gizi.depkes.go.id/download/pedoman%20gizi/pgs%20ok.pdf?opwvc=1
- https://www.alodokter.com/komunitas/topic/pantangan-makanan-pneumonia
5. Metode
Ceramah, tanya jawab
bronchopneumonia
4 2 menit Terminasi
1. Mengucapkan terimakasih atas 1. Mendengarkan
peran serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam
Lampiran Materi
A. Pengertian
Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam salah satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer &
Suzanne C, 2002)
Batuk berdahak
Demam
Sesak nafas atau naeas menjadi cepat
Menggigil
Dada terasa sakit
Rewel atau sulit untuk tidur
Kehilangan nafsu makan
Gelisah
Muntah
Wajah terlihat pucat
Perubahan warna di bagian bibir dan kuku yang menjadi kebiruan
Mengi
86
C. Penyebab
D. Pencegahan
Berikut beberapa langkah sederhana untuk mencegah brokopneumonia pada anak,
seperti:
1. Minum banyak air putih.
2. Usahakan untuk selalu menjaga kebersihan tangan anak untuk mengurangi
penularan penyakit.
3. Hindari iritan / allergen yang dapat memperparah penyakit seperti asap rokok.
4. Tingkatkan imunitas tubuh dengan makan makanan yang mengandung nutrisi
seimbang, cukup istirahat.
5. Jika penyakit bertambah parah segera berkonsultasi dengan dokter.
Nutrisi seimbang yang bagus untuk penderita bronchopneumonia
1) Buah dan sayuran berwarna-warni
Buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah dan beragam adalah
sumber antioksidan yang akan membantu tubuh melawan infeksi dan
penyakit. Meningkatkan asupan diet ini juga dapat membantu mencegah
komplikasi infeksi.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Public Health Nutrition pada 2010
yang melibatkan 1.034 wanita menunjukkan bahwa wanita yang
mengonsumsi diet kaya buah-buahan dan sayuran tidak mudah
mengembangkan infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia, selama
kehamilan.
87