DISUSUN OLEH:
PUTRI AINUN Z
YUNI RIZKI AMALIA
1
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahiim.
Assalamu’allaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas segala
nikmat dan berkah yang tak terhingga dianugrahkan kepada kita semua,
karena berkat ridho dan magfiroh-Nya, penyusun dapat menyelsaikan
Laporan Kasus yang berjudul “Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan
gangguan sistem pencernaan : akibat Tifoid.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan dapat
menular pada orang lain melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
(Nurarif, 2015)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
3
2. Tujuan Khusus
berikut:
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
4
pengetahuan perawat tentang cara edukasi dalam perawatan
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Salmonella typhi, yaitu penderita demam tifoid dan karier. Seseorang yang
karier adalah orang yang pernah menderita demam tifoid dan terus membawa
dalam sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan dapat
menular pada orang lain melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
(Nurarif, 2015)
B. Etiologi
Menurut Inawati (2009) Demam tifoid timbul akibat dari infeksi oleh
6
melalui saluran pencernaan (Inawati, 2009). Sumber utama yang terinfeksi
penyakit tersebut, baik ketika ia sedang sakit atau sedang dalam masa
sedangkan 2 persen yang lain akan menjadi karier yang menahun. Sebagian
besar dari karier tersebut merupakan karier intestinal (intestinal type) sedang
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Masa Inkubasi
umumnya adalah 10-12 hari. Gejala pada anak – anak inkubasi antara 5
a. Anoreksia
b. rasa malas
d. nyeri otot
e. lidah yang berselaput ( kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta
tremor )
7
g. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal pada bayi muda sebagai
i. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari
2. Gejala Khas
a. Minggu Pertama
pada awalnya sama dengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti
Pada akhir minggu pertama, diare lebih sering terjadi. Khas lidah
pada penderita adalah kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta
b. Minggu Kedua
kemudian meningkat pada sore atau malam hari. Karena itu, pada
8
peningkatan suhu, saat ini relatif nadi lebih lambat dibandingkan
c. Minggu Ketiga
akhir minggu. Hal itu jika terjadi tanpa komplikasi atau berhasil diobati.
inkontinensia urin.
Minggu Keempat
d. Minggu keempat
D. Patofisiologi
dalam tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar.
9
mesentrium menggandakan/multiplikasi (bacterium). Biasanya pasien belum
tampak adanya gejala klinik (asimptomatik) seperti mual, muntah, tidak enak
badan, pusing karena segera diserbu sel sistem retikulo endosetual. Tetapi
mengeluarkan sel piogon akibatnya terjadi lekositopenia. Dari sel piogon inilah
demam dan apabila demam tinggi tidak segera diatasi maka dapat terjadi
Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses (tinja). Feses dan muntah
dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini
kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel
10
Perubahan pada jaringan limfoid didaerah ileocecal yang timbul
gejala intestinal yaitu nyeri perut, diare, perdarahan dan perforasi. Diare
dari 50% kasus dan biasanya timbul pada minggu kedua. Karena respon
mononuklear maka keterlibatan sel poli morfo nuclear hanya sedikit dan
aktivasi adenil siklase. Hal ini menerangkan mengapa pada serotipe invasif
tidak didapatkan adanya diare. Tetapi bila terjadi diare seringkali hal ini
dapat terjadi oleh karena toksin yang berhubungan dengan toksin kolera dan
rasa nyeri. Selain itu rasa nyeri dapat disebabkan karena peregangan kapsul
darah. Konstipasi dapat terjadi pada ulserasi tahap lanjut, dan merupakan
11
meninggalkan jaringan parut, tetapi ulkus dapat menembus lapisan serosa
12
E. Pathway
Mulut
Kurang
pengetahuan
Saluran pencernaan
kurang terpapar
Typhus Abdominalis
informasi
Usus
Peningkatan asam lambung
Intoleransi
Hipertermia Tirah baring
aktivitas
Sumber: Suriadi 2006
13
F. Penatalaksanaan
1. Medis
antara lain:
normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas
merangsang dan tidak menimbulkan gas. Susu dua gelas sehari, bila
lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga
dosis tinggi, yaitu 100 mg/kg berat badan/hari (makanan 2 gram per
hari), diberikan empat kali sehari per oral atau intravena. Pemberian
14
f. Medikasi yang digunakan untuk demam typhoid menurut Rampengan
2. Keperawatan
merendam pakaian kotor dan pot atau urinal bekas pakai pasien. Yang
nutrisi atau cairan sehingga kebutuhan nutrisi yang penting untuk masa
Selain hal itu, pasien typhoid menderita kelainan berupa adanya tukak-
15
tukak pada usus halus sehingga makanan harus disesuaikan. Diet yang
keadaan pasien.
dengan lauk pauk dicincang (hati, daging), sayuran labu siam atau
wortel yang dimasak lunak sekali. Boleh juga diberi tahu, telur
16
cairan, karena perspirasi yang meningkat. Pasien dapat menjadi
gelisah, selaput lendir mulut dan bibir menjadi kering dan pecah-pecah.
menurunkan suhu tubuh yang biasanya pada sore hari dan malam hari
lebih tinggi jika suhu tinggi sekali cara menurunkan lihat pada
banyak minum boleh sirup, teh manis, atau air kaldu sesuai kesukaan
anak.
17
di tempat tidur, jika ia sudah dalam penyembuhan. Khusus pada
makan. Untuk itu pasien perlu dilakukan perawatan mulut 2 kali sehari,
mulut dan tenggorok tidak kering. Selain itu sebagai akibat lama
Katakan bahwa gangguan itu akan hilang setelah 2-3 hari mobilisasi.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Rutin
khusus.
18
3. Kultur Darah
c. Riwayat vaksinasi.
4. Uji Widal
salmonella typhi. Pada uji widal terjadi suhu reaksi aglutinasi antara
Antigen yang digunakan pada uji widal adalah untuk menentukan adanya
kuman ini.
e. Riwayat vaksinasi.
19
f. Reaksi anamnestik.
20
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Identitas
agama, alamat)
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
dan anoreksia, klien merasa sakit diperut dan diare, klien mengeluh
nyeri otot.
(penularan).
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
dan koma.
21
2) Keadaan umum : sakit ringan, sedang, berat
3) Tanda-tanda vital:
d) Respirasi : normal
2. Pemeriksaan fisik
Kaji nilai warna, turgor, tekstur dari kulit dan rambut pasien
pada indera.
c. Pemeriksaan dada
1) Paru-paru
hipersonor, timpani)
2) Jantung
d. Pemeriksaan abdomen
22
Inspeks : keadaan kulit, besar dan bentuk
abdomen, gerakan
tekan
e. Pemeriksaan ekstremitas
alat bantu.
23
mudah / tidak akarnya dicabut, gigi (14- 16 biji), ada tidaknya
f. Riwayat imunisasi
lain.
tuanya.
24
Yang perlu dikaji adalah pola makan biasa dan masukan
c. Pola eliminasi
persepsi klien.
emosional, citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan
25
peran diri. Biasanya anak akan mengalami gangguan
26
B. Analisa Data
terkontaminasi
DO:
normal Mulut
- Kulit merah
- Takipnea
Typhus Abdominalis
- Kejang
Usus
terminalis
Perdarahan dan
perforasi intestinal
limfe mesentrial
27
Jaringan tubuh (limfa)
Peradangan
Hipertermia
2. DS: Minuman dan makanan yang Nyeri akut
terkontaminasi
DO:
- tampak meringis
- gelisah Mulut
- sulit tidur
Typhus Abdominalis
Usus
terminalis
28
Perdarahan dan
perforasi intestinal
limfe mesentrial
Hipertrofi
(hepatosplenomegali)
Nyeri Akut
terkontaminasi
29
DO: Mulut
- Akral dingin
Typhus Abdominalis
Hipovelemia
terkontaminasi
DO:
Mulut
- BB menurun minimal 10%
Defisit nutrisi
terkontaminasi
DO :
30
Klien tampak lemah Mulut
Typhus Abdominalis
Usus
terminalis
Perdarahan dan
perforasi intestinal
limfe mesentrial
Peradangan
Hipertermia
Tirah baring
Intoleransi aktivitas
terkontaminasi
- Nyeri/kram abdomen
31
DO: Mulut
dalam 24 jam
Typhus Abdominalis
- Feses lembek/ cair
meningkat
Proses infeksi
- Bising usus hiperaktif
Merangsang peningkatan peristaltic
usus
Diare
terkontaminasi
DO:
Mulut
Orangtua klien tampak selalu
Typhus Abdominalis
penyakit
Defisit pengetahuan
C. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermi b.d proses penyakit (infeksi salmonella thypi d.d peningkatan suhu tubuh)
2. Nyeri akut b.d inflamasi di hati dan linfa d.d terdapat nyeri tekan dibagian abdomen
32
4. Defisit nutrisi b. d peningkatan kebutuhan metabolism d.d mual muntah
5. Diare b.d inflamasi gastrointestinal d.d BAB > 3 kali / hari dan cair
7. Defisit pengetahuan orang tua b.d kurang terpapar informasi mengenai penyakit d.d
33
34
D. Intervensi Keperawatan
35
elektrolit intravena tubuh
2. Nyeri akut b.d inflamasi Tupan: Observasi:
di hati dan limfa d.d
Setelah diberikakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 1. Untuk mengetahui tingkat skala
terdapat nyeri tekan
tindakan keperawatan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan nyeri
dibagian abdomen
selama 3 x 24 jam skala nyeri
diharapkan nyeri akut 2. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan 2. Untuk mengetahui
dapat teratasi. tentang nyeri pengertian/pengetahuan klien
dan keluarga tentang nyeri
Tupen:
Terapeutik:
Setelah diberikakan
tindakan keperawatan 1. Berikan teknik nonfarmakologis 1. Untuk membantu dalam
selama 1 x 7 jam mengurangi nyeri
diharapkan nyeri dapat 2. Membuat klien merasa nyaman
2. kontrol lingkungan yang memperberat
teratasi. Dengan kriteria dan aman
rasa nyeri (suhu ruangan, pencahayaan,
hasil:
kebisingan)
Tidak terdapat nyeri
tekan dibagian
abdomen
Edukasi: 1. Agar klien dan keluarga dapat
Skala nyeri berkurang
mengerti dan berpartisasi dalam
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
tindakan
nyeri
36
Kolaborasi: nyeri
Kolaborasi:
1. Membantu meningkatkan nafsu
39
kebutuhan cairan
1. Untuk mencegah/mengursngi
Kolaborasi:
diare yang berkelanjutan
1. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas.
Kolaborasi :
1. Peningkatan asupan makanan
1. kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
dapat memperbaiki kelemahan
meningkatkan asupan makanan
Terapeutik :
Tupen :
Setelah dilakukan 1. Sediakan materi dan media pendidikan 1. Untuk memaksimalkan
tindakan keperawatan kesehatan penyampaikan informasi
selama 1 x 24 jam
2. Untuk menggali minat orangtua
diharapkan informasi
41
mengenai penyakit dapat 2. Berikan kesempatan untuk bertanya dalam memahami informasi
tersampaikan
Dengan kriteria hasil :
1. Orangtua mengatakan
pemahamannya
tentang informasi
2. Orangtua mengikuti
anjuran perawat
Edukasi : 1. Menambah informasi bagi
orangtua dan dapat
1. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
memandirikan orangtua
2. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
2. Membantu meningkatkan dan
untuk meningkatkan perilaku hidup
mempermudah dalam
bersih dan sehat
pengaplikasian
42
BAB IV
A. Simpulan
informasi kepada keluarga untuk merawatnya di rumah dikarenakan gejala sisa yang
sehingga klien bisa mendapatkan kesembuhan dengan gejala sisa yang minimal.
B. Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Rampengan, T.H. 2008. Penyakit Infeksi Trofik pada Anak: Edisi. 2. EGC. Jakarta.
Rohim Abdul.2002 . Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa & Penatalaksanaan: Edisi 1. Jakarta.
M,Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak: Edisi 1. Jakarta
S.Poorwo Soedarmo, Sumarmo. 2008. Buku Ajar Ilmu Penyakit Anak. Jakarta.
Valman Bernad. 2006. Gangguan & Penyakit Yang Sering Menyerang Anak Serta Cara
44