Anda di halaman 1dari 3

1. Apa hubungan hipertensi dan diabetes melitus dengan kondisi pasien?

2. Apa hubungan riwayat pasien pernah dirawat dengan kondisi pasien?


3. Apa yang sekiranya menyebabkan kondisi pasien dahulu?
4. Apa penyebab kondisi yang dialami pasien?
5. Interpretasi px fisik?

 Mempertahankan kesadaran memerlukan fungsi yang utuh dari kedua hemisfer otak dan
mekanisme arousal di reticular activating system (RAS) atau yang disebut juga dengan
ascending arousal system yaitu jaringan luas yang terdiri dari nuclei dan serat yang saling
terhubung pada upper pons, midbrain, dan posterior diencephalon.
 Berarti mekanisme gangguan kesadaran harus melibatkan dari disfungsi hemisfer otak atau
sistem RAS
 Selain itu, untuk menyebabkan gangguan kesadaran, disfungsi serebral harus bersifat
bilateral, karena dikatakan kalau disfungsi serebral unilateral tidak cukup untuk
menyebabkan gangguan kesadaran, walaupun dapat menyebabkan deficit neurologis berat
 Meskipun begitu, namun jarang, adanya lesi fokal hemisfer unilater yang massif (stroke
arteri middle cerebral kiri) dapat menyebabkan gangguan kesadaran jika hemisfer
kontralateralnya memang sudah mengalami compromised atau karena disebabkan
penekanan pada hemisfer kontralateralnya (pada edema)
 Biasanya disfungsi RAS disebabkan oleh kondisi yang memiliki efek diffuse (menyebar),
seperti racun atau gangguan metabolic (hipoglikemia, hiperglikemia, hipoksia, uremia,
overdosis obat2an)
 Disfungsi RAS juga dapat disebabkan oleh iskemia fokal (infark upper brain stem),
haemorrhage, atau adanya gangguan mekanik
 Kondisi apapun yang menyebabkan peningkatan TIK dapat menyebabkan penurunan
tekanan perfusi serebral, yang menyebabkan iskemia otak sekunder. Iskemia otak sekunder
dapat mempengaruhi RAS maupun kedua hemisfer otak yang menyebabkan gangguan
kesadaran
 Ketika kerusakan otak sudah luas, akan terjadi herniasi otak yang akan menyebabkan
kelainan neurologis akibat :
1. Secara langsung menekan jaringan otak
2. Nge block suplai darah ke area otak
3. Meningkatkan TIK
4. Dapat menyebabkan hidrosefalus melalui obstruksi sistem ventricular serebral
5. menyebabkan disfungsi sel saraf dan vascular
 Selain efek langsung dari peningkatan icp pada sel saraf dan vaskular, jalur seluler apoptosis
dan autofagi (yang merupakan bentuk kematian atau kerusakan sel terprogram) akan
teraktifkan.
 Dengan adanya apoptosis dan autofagi, seseorang dapat mengalami gangguan kesadaran,
kemudian koma, dan berujung pada kematian
Pemeriksaan pada orang koma

1. GCS

2. Respirasi
 Kontrol saraf dari respirasi terutama diatur oleh refleks di tingkat pons dan medula
 Selain berada di bawah control secara volunteer, pusat-pusat ini menerima masukan melalui
saraf vagus dan glossopharyngeal dan mengontrol refleks pernapasan yang bertujuan untuk
menjaga oksigenasi jaringan dan keseimbangan asam-basa.
 pada pasien tertentu, pola pernapasan yang tidak teratur dapat memberikan petunjuk
tentang etiologi koma
 Adanya pernapasan Cheyne-stokes dapat mengindikasikan koma pasien disebabkan oleh
adanya disfungsi otak akibat uremia, ensefalopati hepatic, hipoperfusi serebral, dan stroke
hemisfer yang besar atau bilateral
 Cheyne-stokes : ditandai dengan periode hiperpne dan apnea, terjadi karena adanya
penundaan dalam tanggapan umpan balik kemoreseptor otak dan ventilasi alveolar
 Intinya dengan melihat apakah pasien dapat bernapas secara normal dan spontan atau tidak
dapat menilai apakah ada kerusakan pada pusat pernapasan di batang otak

3. Ukuran dan reaksi pupil


 Refleks cahaya pupil sangat penting untuk menentukan apakah koma disebabkan oleh lesi
struktural di otak atau tidak
 Hal ini karena reflek pupil dikendalikan oleh sistem simpatis dan parasimpatis yang
penjalarannya di batang otak itu terkait erat dengan komponen sistem reticular activating
system (RAS)
 Pada pasien dengan keadaan koma, adanya reflex cahaya pupil yang normal sangat
menunjukkan koma disebabkan oleh gangguan metabolic
 Dengan tampaknya pinpoint pupil juga menunjukkan adanya lesi di batang otak
4. Pergerakan mata dan respon okulovestibuler
 Gerakan mata dikendalikan oleh serangkaian jalur kompleks yang melibatkan sirkuit kortikal
dan batang otak yang beragam dan saling berhubungan
 Pada pasien koma, identifikasi respon gerakan mata dan kelopak mata yang asimetris
menunjukkan kemungkinan adanya kerusakan pada batang otak
 Refleks kornea dilakukan dengan mendekatkan gumpalan kapas secara lembut di
permukaan kornea. Respon yang utuh ditunjukkan dengan penutupan refleks simetris pada
kedua kelopak mata
 Gerakan mata yang abnormal seperti pada nystagmus vertical juga menunjukkan adanya
kerusakan pada batang otak
 Respon vestibuloocular : doll’s eye

5. Respon motoric
 Dilihat apakah pasien berespon terhadap rangsang nyeri atau tidak
 Kemampuan untuk menarik anggota tubuh secara tepat dari stimulus menunjukkan fungsi
pyramidal tract yang utuh
 Postur fleksor dan ekstensor sebagai respons terhadap nyeri menunjukkan lesi saluran
piramidal

Anda mungkin juga menyukai