Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FARMASI KLINIK

KASUS GANGGUAN ASAM BASA

OLEH :

NAMA : NURFITRIANA MAGFIRAH PUDO

NIM : O1A1 17 047

DOSEN : SUNANDAR IHSAN, S. Farm., M. Sc., Apt.

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2020
GANGGUAN ASAM BASA

Keseimbangan asam-basa dikendalikan secara seksama karena perubahan pH


dapat memberikan pengaruh terhadap beberapa organ tubuh. Keseimbangan asam-
basa terkait dengan pengaturan konsentrasi ion hidrogen bebas dalam cairan tubuh.
Konsentrasi ion hidrogen sangat mempengaruhi proses metabolisme yang
berlangsung dalam tubuh karena hampir semua aktivitas enzim dipengaruhi oleh
konsentrasi ion hidrogen. Menurunnya pH urin menunjukkan bahwa tubuh
mengalami keadaan asidosis metabolik yaitu gangguan keseimbangan asam-basa
yang ditandai dengan penurunan pH darah sebagai akibat rendahnya kadar bikarbonat
dalam darah atau peningkatan konsentrasi ion hydrogen (Jauharany dan Nurmasari,
2017).
Menurut Marino, (2017:309) tipe gangguan asam basa sebagai berikut:
1. Gangguan asam basa respiratorik, adalah perubahan dari H+ yang disebabkan
perubahan PCO2. Dimana peningkatan PCO2 akan meningkatkan ion H+, dan
akan menyebabkan asidosis respiratorik. Demikian juga dengan keadaan
sebaliknya dimana penurunan PCO2 akan menyebabkan penurunan H+ yang
menyebabkan alkalosis respiratorik.
2. Gangguan asam basa metabolik adalah perubahan dari H+ yang disebabkan
perubahan HCO3, dimana jika terjadi peningkatan HCO3, akan mengurangi H +,
sehingga menyebabkan alkalosis metabolik. Demikian juga dengan keadaan
sebaliknya, bila HCO3 menurun maka akan diikuti dengan peningkatan H + yang
bisa menyebabkan asidosis metabolik.
3. Gangguan asam basa bisa bersifat primer atau sekunder.
Mengidentifikasikan Gangguan Asam Basa :
a. Bila nilai PaCO2 dan pH keduanya abnormal kearah yang sama, maka
gangguannya adalah metabolik
b. Bila nilai PaCO2 dan pH keduanya abnormal dengan arah yang berlawanan, maka
gangguannya adalah respiratorik.
c. Contoh bila PaCO2 23mmHg dan pH 7,23 maka gangguannya adalah asidosis
metabolik
Asupan berkontribusi terhadap keseimbangan asam basa melalui metabolisme
sulfur yang mengandung asam amino sistein dan metionin dengan menghasilkan ion
H+ dan menurunkan pH. Asupan yang berkontribusi terhadap acid load adalah sulfat
(hasil dari metabolisme protein) dan fosfor sedangkan asupan yang bermuatan basa
biasanya berkaitan dengan kation mineral kalium, magnesium, dan kalsium. Daging,
ikan, keju, serealia, tepung, dan beras merupakan makanan yang relatif kuat dalam
mengasamkan tubuh sedangkan buah, legume, sayuran, anggur merah, dan kentang
merupakan makanan yang relatif kuat sifat basanya dalam tubuh. Diet Western yang
kaya produk makanan hewani dan menghasilkan asam saat proses metabolisme dapat
menyebabkan berlebihnya asam dalam tubuh atau disebut dietary acid load. Dietary
acid load yang tidak diimbangi dengan konsumsi buah dan sayur dalam jangka waktu
lama, dapat menyebabkan metabolisme asidosis ringan hingga kronis. Dietary acid
load dapat dihitung menggunakan formula potential renal acid load (PRAL). Selain
itu, pH urin juga digunakan sebagai indikator status asam-basa tubuh karena mudah,
tidak invasif, dan murah. pH urin dapat secara cepat berubah dalam merespon asupan
seseorang (Jauharany dan Nurmasari, 2017).
KASUS GANGGUAN ASAM BASA
CR seorang perempuan umur 27 tahun BB 60 kg ke RS untuk mengecek kondisi
lemahnya. Dia memiliki riwayat gangguan afektif bipolar dan baru saja memakan cat
tembok dinding rumahnya. Obat yang dikonsumsi saat ini adalah litium karbonat 300
mg 3 kali sehari. Selama minum obat dia merasa lemah dan apatis dan mengeluh
anoreksia.
Hasil tes lab:
Serum Na, 143 mEq/L
K, 3.0 mEq/L
Cl, 121 mEq/L
Albumin, 4.4 g/dL
pH, 7.28
PaCO2, 26 mmHg
HCO3-, 12 mEq/L
pH urin, 5.5

pH urin menjadi < 5,1 setelah tambahan NH4Cl 0,1 g/kg i.v. Lalu di infus i.v
bikarbonat 1 mEq/kg selama 1 jam menyebabkan bikarbonaturia (pH urin 7,0) dan
serum potassium menurun menjadi 2,0 mEq/L. pH darah meningkat menjadi 7,31.

Pertanyaann :
1. Apa jenis gangguan asam-basa yang terjadi pada CR…?
2. Apa penyebab gangguan tersebut…??

Jawaban :
1. Jenis gangguan asam-basa yang terjadi pada CR adalah Asidosis metabolic. Hal ini
karena pH darah CR < 7,35 yaitu 7, 28 dan meningkat menjadi 7, 31 (asidosis),
serta HCO3- CR 12 mEq/L< 24 mEq/L (metabolik), HCO3 - (bikarbonat) menurun
dan pH menurun berarti pasien menderita asidosis metabolik.
2. Pada pasien dengan asidosis metabolik, perhitungan dari AG (AG = Na + - (Cl- +
HCO3-)) berfungsi sebagai langkah pertama dalam mengklasifikasikan asidosis
metabolic dan memberikan informasi tambahan tentang kondisi yang mungkin
terjadi. Dihitung AG pasien CR adalah 10 mEq / L (AG = 143 mEq/L - (121
mEq/L + 12 mEq/L = 10 mEq/L)) Konsentrasi anion yang tidak terukur biasanya
melebihi konsentrasi kation tak terukur sebesar 6 sampai 12 mEq / L.
Jadi, CR memiliki asidosis metabolik hiperkloremik dengan AG normal.
Asidosis metabolik AG normal biasanya disebabkan oleh hilangnya bikarbonat
gastrointestinal (diare, penyakit fistula, pengalihan ureter); sumber klorida eksogen
(infus garam normal); atau perubahan ekskresi ion hidrogen (ginjal asidosis
tubular). CR melaporkan riwayat kedua konsumsi cat (mungkin cat berbahan dasar
timbal) dan penggunaan litium kronis. Keduanya memimpin dan lithium telah
dikaitkan dengan perkembangan ginjal asidosis tubular (RTA). Penyebab paling
mungkin dari RTA proksimal CR adalah keterpaparannya pada cat berbahan dasar
timbal. Patogenesis akibat timbal RTA tipe 2 tidak jelas. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa defisiensi karbonat anhidrase di tubulus proksimal adalah
faktor utama, tetapi data ini tidak meyakinkan (Koda-kimble & youngs, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Alldredge, Brian dkk., 2013, Koda-kimble & youngs : Applied Therapeutics The
Clinical Use of Drugs 10th edition, LIPPINCOTT WILLIAMS & WILKINS, a
WOLTERS KLUWER : Philadelphia

Jauharany, Firdananda Fikri, dan Nurmasari Widyastuti, 2017, Keseimbangan asam-


basa tubuh dan kejadian sindrom metabolik pada remaja obesitas, Jurnal Gizi
Klinik Indonesia, Vol. 14 (1).

Marino P. The Little ICU Book. In : Acid Base Analysis. 2017. Mascevicius, Dubin.
Has Stewart Approach Improved Our Ability to Diagnose AcidBase Disorder
in Critically Ill Patients?, World Journal of Critical Care Medicine.; 4(1):62-
70.

Anda mungkin juga menyukai